BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
ini
dilaksanakan
di Badan
Kepegawaian
Daerah
Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.
3.2
Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, jenis penelitiannnya adalah survei dengan metodenya, yaitu deskriptif analitis. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan pengisian angket.
3.3
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pria dan wanita di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara yang berjumlah 46 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian yaitu seluruh karyawan baik pria maupun wanita yang berjumlah 46 orang yang juga merupakan populasi dari penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik sensus yaitu dengan menetapkan sampel sebanyak jumlah pegawai namun untuk menghindari adanya keakuratan data dan netralitas maka penulis dan Kepala BKD tidak
69
dimasukkan sebagai sampel sehingga total sampel yang digunakan yaitu 44 orang.
3.4
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara: a) Wawancara yang dilakukan dengan pihak yang berkompeten atau berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan yang sesuai yang dibutuhkan peneliti. b) Penyebaran angket kepada para responden dalam hal ini adalah karyawan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. c) Dokumentasi
dengan
mengumpulkan
berbagai
informasi
yang
berhubungan dengan objek penelitian yang diperoleh dari perusahaan.
3.5
Jenis dan Sumber Data Sumber-sumber data dalam penelitian ini, yaitu: a) Data Primer, adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil kuesioner. b) Data Sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan pihak lain, bukan oleh peneliti sendiri. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumen Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara.
70
3.6
Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel bebas (independent variable) yaitu, Kompetensi (X1), dan Kecerdasan Emosi (X2) dan satu variabel terikat (dependent variable), yaitu kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara (Y). Definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1) Kompetensi (X1) merupakan kemampuan yang terbentuk dari sinergi watak, motif, konsep diri, pengetahuan dan keterampilan yang diimplementasikan dalam bentuk sikap atau perilaku dalam bekerja. (Spencer & Spencer, 1993: 9). Ada lima karakteristik utama dari kompetensi yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja individu karyawan, yaitu : 1. Motif (motives), yaitu sesuatu yang dipikirkan atau diinginkan oleh seseorang
secara
konsisten
dan
adanya
dorongan
untuk
mewujudkannya dalam bentuk tindakan-tindakan. 2. Watak (traits), yaitu karakteristik mental dan konsistensi respon seseorang terhadap rangsangan, tekanan, situasi, atau informasi. 3. Konsep diri (self concept), yaitu tata nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seseorang, yang mencerminkan tentang bayangan diri atau sikap diri terhadap masa depan yang dicita-citakan atau terhadap suatu fenomena yang terjadi di lingkungannya. 4. Pengetahuan (knowledge), yaitu informasi yang memiliki makna yang dimiliki seseorang dalam bidang kajian tertentu.
71
5. Keterampilan (skill), yaitu kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan fisik atau mental. 2) Kecerdasan Emosi (X2) menurut Goleman (1999) adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dimensi-dimensi kecerdasan emosional yaitu 1. Motivasi Diri 2. Ketahanan menghadapi kegagalan 3. Pengendalian emosi 4. Penundaan Kepuasan 5. Pengendalian Jiwa 3) Pengukuran Kinerja Pegawai (Y) merupakan cara pengukuran kinerja yang mempertimbangkan kuantitas, kualitas, pemanfaatan waktu, dan kerja sama (Mathis, 2002:78). Varibel kinerja diukur dengan indikator sebagai berikut: 1. Kuantitas, jumlah yang harus diselesaikan/dicapai 2. Kualitas, mutu yang harus dihasilkan 3. Pemanfaatan waktu, sesuai tidaknya dengan waktu yang direncakanan 4. Kerja sama dengan rekan kerja
72
3.7
Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji kualitas terhadap instrumen yang dipakai untuk mengukur variable penelitian perlu dilakukan sebelum melakukan analisis terhadap pokok masalah. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahikan suatu alat ukur (Riduwan, 2005: 109). Untuk menguji validitas alat ukur, dengan menggunakan rumus Pearson Product-Moment yang terdapat dalam pengolahan data SPSS. Jika instrumen itu valid, maka kriteria yang digunakan atau batas minimum suatu instrumen/angket atau bahan tes dinyatakan valid dianggap memenuhi syarat, jika harga koefisien rhitung >- 0,300 (Sudarmanto, 2005: 88). 2. Uji Reliabilitas Jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya realibilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang tidak bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Sudarmanto, 2005: 89). Menurut Malhotra (1999:282), jika koefisien alpha > 0,600 mengindikasikan konsistensi internal reliabilitas alat ukur yang baik. Konsistensi internal reliabilitas adalah sebuah pendekatan untuk menilai konsistensi internal kumpulan butir ketika beberapa butir dijumlahkan
73
sehingga menghasilkan total nilai (skor) untuk pengukuran (Malhotra, 1999: 282). Untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bentuk skala 1-5 menggunakan teknik dari Cronbach dalam penelitian ini pengolah data SPSS 19.
3.8
Metode Analisis Data Data
yang
sifatnya
berupa
dokumen-dokumen
dari
Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara, dianalisis secara kualitatif dengan mengungkapkan peningkatan kualitas Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Adapun data yang diperoleh dari pendekatan empiris dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan teknik pengujian correlation (korelasi) dan multiple regression (regresi berganda) yang dihitung dengan menggunakan program SPSS 19. a) Perhitungan Persentase Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka secara garis besar menurut Sugiyono (2002:74) langkah-langkah pengolahan data yaitu: 1) Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh. 2) Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap option dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola
74
pembobotan untuk coding tersebut adalah menggunakan skala Likert. Untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi orang atau sekelompok orang digunakan skala Likert. Dengan skala Likert, variabel yang di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator
tersebut
dijadikan
titik
tolak
untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini skala Likert yang digunakan adalah sebagai berikut: Sangat Setuju (SS)
diberi skor 5
Setuju ( S)
diberi skor 4
Ragu-Ragu (RR)
diberi skor 3
Tidak Setuju (TS)
diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS)
diberi skor 1
3) Tabulating, dalam hal ini hasil coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. 4) Data yang diperoleh kemudian di olah, maka diperoleh rincian skot dan kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing-masing variabel X dan Y.
b) Uji Multiple Regression Penggunaan model uji multiple regression, akan membantu untuk melakukan identifikasi setiap variasi independen yang diteliti, sehingga nampak variabel mana dari variabel bebas yang sangat berpengaruh terhadap variabel dependen, baik secara parsial maupun secara
75
serempak. Adapun rumus uji multiple regression yang akan di uji adalah: Y = b0 + b1X1 + b2X2 ei Dimana : Y
= Kinerja Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara
X1
= Kompetensi
X2
= Kecerdasan Emosi
b0
= Konstansta (intercept)
b1b2
= Koefisien regresi (parameter yang akan ditaksir)
e
= Faktor kesalahan (galat/error estimate)
Selanjutnya untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut: 1. Uji – F (Fisher) Uji F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2005). Langkah–langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1) Derajat kepercayaan = 5 % 2) Derajat kebebasan F tabel (α, k, n-k-1) α
= 0,05
k
= jumlah variabel bebas
76
n
= jumlah sampel
3) Menentukan kriteria pengujian H0 ditolak apabila F hitung > F tabel Ha ditolak apabila F hitung < F table 4) Menentukan F dengan rumus : R2 / k
F =
(1-R2) / (n – k – 1) Dimana : R2 =
koefisien determinan berganda
n
=
jumlah sampel
k
=
jumlah variabel bebas
Kesimpulan: Apabila F hitung < F tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh secara simultan. Apabila F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh secara simultan. Gambar 3.1 Gambar Kurva Distribusi F
Daerah Penerimaan Ho
0
Daerah Penolakan Ho
F
77
2. Uji – t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi
variabel
dependen.
Langkah-langkah
pengujiannya adalah sebagai berikut: 1) Menentukan formasi H0 dan Ha H0 : bi = 0, berarti variabel independen bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Ha : bi ≠ 0, berarti variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependent. 2) Level of significant Sampel 44 orang, maka t tabel = t ( α = 0,05) 3) Menentukan kriteria pengujian Ho diterima apabila t hitung > t tabel Ha ditolak apabila t hitung < t tabel 4) Tes statistik Kesimpulan: Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh positif Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh.
78
Gambar 3.2 Gambar Kurva Dustribusi t
3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2005)
79