BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang dijadikan sampel berasal dari Pasar L, Pasar S dan toko swalayan H di Kota Gorontalo. Pengujian karakteristik kimia dan mikrobiologi, yaitu uji kadar air, uji kadar abu tak larut asam, uji kadar garam, uji kandungan formalin, uji kapang dan TPC di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Provinsi Gorontalo (LPPMHP). 3.2 Alat Dan Bahan a). Alat Alat-alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah oven, erlenmeyer, beaker glass, hot plate, magnetic stirer, autoclave, label, bunsen, timbangan analitik, plastik steril, pinset/gunting,tang, blender/stomacher, tanur, rak tabung reaksi, tabung reaksi, labu kjedal, colony counter, cawan aluminium, cawan petri, cawan porselen/platina, kertas saring tak berabu, desikator, inkubator 35 ± 1ºC, oven, waterbath, pipet, spatula, dan botol pengencer. b).Bahan-bahan 1. Bahan untuk uji Mikrobiologi TPC dan Kapang : ikan teri (Stolephorus sp) asin kering, aquades, larutan Butterfield Phosphate (BFP), kertas pH, kertas wathman 41, PCA (Plate Count Agar), Potato Dextrose Agar (PDA). 3. Bahan untuk Uji Kimiawi Kadar Air, Kadar Abu tak larut asam, Kadar Garam. Formalin yaitu sampel ikan teri (Stolephorus sp), aquades, 25 ml HCl 10%,
24
kalium khromat 5% , AgNO3 0,1 N, larutan asam fosfat 10%, asam kromat 0,5% dan asam sulfat 60%. 3.3 Prosedur Penelitian a. Persiapan pengambilan sampel yaitu dilakukan observasi terdahulu pada tempat pengambilan sampel. b. Pengambilan sampel dilakukan di tiga Pasar yang ada di Kota Gorontalo yaitu Pasar S, Pasar L dan toko swalayan H Gorontalo. c.
Kuisioner di Pasar S diberikan hanya pada salah satu penjual, karena dari 3 penjual ikan teri (Stolephorus sp) yang ada di Pasar S berasal dari satu sumber yang sama. Di Pasar L hanya 1 orang penjual yang menjual jenis ikan teri (Stolephorus sp) yang dijadikan sampel demikian juga di Toko swalayan H.
d. Teknik pengambilan sampel yaitu dilakukan dengan mengambil satu sampel dari jenis ikan teri (Stolephorus sp) yang sama sebanyak 1 kg pada masing-masing lokasi
penjualan.Kemudian
sampel
dari
masing-masing
lokasi
tersebut
dihaluskan. Setelah itu sampel yang telah halus dilakukan pengujian sesuai parameter serta takaran yang diperlukan. 3.3.2 Prosedur Pengujian a). Pengujian mikrobiologis nilai TPC (Total Plate Count) berdasarkan (SNI 01– 2332–3–2006) dengan tahapan sebagai berikut. 1. Alat-alat yang digunakan disterilkan dalam oven pada suhu 170ºC selama 2 jam. 2. Media PCA (Plate Count Agar) ditimbang seberat 3,5 gram (untuk pengujian 1 sampel), kemudian PCA dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi 200 ml aquades.
25
3. Plate Count Agar dipanaskan pada hot plate yang dilengkapi dengan magnetic stirer sampai larutan menjadi jernih. Kemudian semua media dimasukkan kedalam autoklaf selama 2 jam. 4. Sampel Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering ditimbang secara aseptik sebanyak 25 gram. 5. Sampel Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam plastik steril yang sudah berisi larutan Butterfield Phosphate (BFP) sebanyak 225 ml, kemudian dihomogenkan pada alat stomacher 6. Sampel Ikan teri (Stolephorus sp) kering dan larutan BFP yang sudah homogen, diambil sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet steril lalu masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml BFP (10-2), kemudian diambil 1 ml dari pengenceran 10-2 dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan BFP sebanyak 9 ml
(10-3) sampai pada pengenceran 10-5. Banyak sedikitnya
pengenceran disesuaikan dengan keperluan penelitian. 7. Satu ml dari setiap pengenceran dipipet ke dalam cawan petri steril (dilakukan secara duplo untuk setiap pengenceran), kemudian dituangkan media Plate count agar (PCA) yang sudah dingin (sampai suhu 45ºC) sebanyak 12-15 ml ke dalam cawan petri yang berisi pengenceran tadi, kemudian dikocok sampai tercampur dan didiamkan sampai membentuk agar. 8. Cawan petri tersebut dimasukkan ke dalam inkubator, selama 24 – 48 jam dengan toleransi selama kurang lebih 2 jam. 9.Koloni yang tumbuh pada cawan petri dihitung dengan menggunakan colony counter. 26
10. Jumlah koloni bakteri yang dihitung pada cawan petri adalah 25 – 250 koloni. Cara perhitungan koloni bakteri adalah menggunakan rumus sebagai berikut : N=
∑C [(1 x n1) + (0,1 x n2)] x (d)
b). Pengujian Kapang (SNI 2332.7:2009) Metode cawan agar tuang (Pour Plate Methode) 1.
Alat-alat yang digunakan disterilkan dalam oven pada suhu 170ºC selama 2 jam.
2.
Media PDA (Potato Dextro Agar) ditimbang seberat 3,5 gram (untuk pengujian 1 sampel), kemudian PDA dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi 200 ml aquades.
3.
PDA dipanaskan pada hot plate yang dilengkapi dengan magnetic stirer sampai larutan menjadi jernih. Kemudian semua media dimasukkan ke dalam autoklaf selama 2 jam.
4.
Sampel Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering ditimbang secara aseptik sebanyak 25 gram.
5.
Sampel Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam plastik steril yang sudah berisi larutan Butterfield Phosphate (BFP) sebanyak 225 ml, kemudian dihomogenkan pada alat stomacher.
6.
Sampel Ikan teri (Stolephorus sp)
kering dan larutan BFP yang sudah
dihomogen, diambil sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet steril lalu masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml BFP (10-2), kemudian diambil 1 ml dari pengenceran 10-2 dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
27
larutan BFP sebanyak 9 ml
(10-3) sampai pada pengenceran 10-5. Banyak
sedikitnya pengenceran disesuaikan dengan keperluan penelitian. 7.
Media PDA 15 ml - 20 ml dituangkan ke dalam cawan-cawan petri steril dan dinginkan. Pipet 0,1 ml dari setiap pengenceran 10-1,10-2 dst ke dalam cawan petri yang telah berisi media PDA diatas dan ratakan dengan menggunakan batang gelas bengkok. Lakukan secara duplo untuk setiap kali pengenceran.
8.
Media agar didiamkan sekurang-kurangnya 1 jam. Untuk penentuan mokroorganisme aerob dilakukan inkubasi cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik dan dimasukkan ke dalam inkubator selama 5 hari.
9.
Dilakukan pembuatan kontrol tanpa contoh dengan mencampur larutan pengencer dengan media PCA.
N=
∑C [(1 x n1) + (0,1 x n2)] x (d)
Keteranga : N
= jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per ml atau per g.
∑C
= jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung
n1
= jumlah cawan pada pengenceran pertama dihitung
n2
= jumlah cawan pada pengenceran kedua dihitung
d
= jumlah cawan pengenceran pertama dihitung
28
c). Pengujian Kadar Air (SNI 01-2354-2006) Penentuan kadar air dilakukan dengan metode pengeringan dalam oven. Cawan aluminium kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven pada suhu 1300C selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Cawan ditimbang menggunakan neraca analitiK. Sampel sebanyak 2 gram (B) yang sudah dihomogenisasi dimasukkan ke dalam cawan tersebut, kemudian cawan beserta sampel ditimbang dengan neraca analitik (B1), tutup cawan diangkat, dan cawan beserta isi dan tutupnya ditempatkan dalam oven pada suhu 130ºC selama 1 jam. Kemudian cawan berisi sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Setelah itu, cawan berisi sampel dikeringkan kembali dalam oven selama 15-30 menit, lalu ditimbang kembali (B2). Pengeringan diulangi hingga diperoleh bobot konstan (selisih bobot ≤ 0.005 gram). Penentuan kadar air dilakukan sebanyak 2 kali. Hasil penentuan tersebut kemudian diratakan. Kadar air diukur dengan cara sebagai berikut:
% Kadar air =
B2 - B1 B
Keterangan : B = Berat sampel (gram) B1 = Berat (sampel + cawan) sebelum dikeringkan B2 = Berat (sampel + cawan) setelah dikeringkan
29
X 100%
d). Pengujian Kadar Abu Tak Larut Asam (SNI 2354.1:2010) 1. Abu hasil penetapan kadar abu dilarutkan dengan 25 ml HCl 10% dan didihkan selama 5 menit. 2. Larutan disaring dengan kertas saring tak berabu, (whatman 41) dan dicuci dengan air suling beberapa kali sampai bebas klorida/bebas asam. Buangan diteteskan ke kertas pH. Jika nilai pH 7 berarti sudah bebas asam. 3. Kertas saring yang berisi abu tak larut asam dikeringkan dalam oven (100 ±2)°C. 4. Cawan porselen/platina kosong ditimbang sampai konstant ( A g) dan dimasukkan kertas saring kering yang berisi abu tak larut asam. 5. Cawan abu porselen dipindahkan ke tungku pengabuan, temperatur dinaikkan secara teratur dan bertahap sampai suhu mencapai 550°C dipertahankan selama 16 jam sampai 24 jam. 6. Setelah selesai, suhu pengabuan diturunkan sampai mencapai sekitar 40 °C, cawan porselin dikeluarkan dengan menggunakan penjepit dan dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit. 7. Berat akhir ditimbang beratnya (C g) sampai diperoleh berat konstant. Rumus perhitungan :
Kadar abu tak larut asam (%) = Keterangan : A = berat cawan porselen kosong B= berat cawan+ abu tak larut dalam asam
30
x 100%
f). Pengujian Kadar Garam SNI 01-2359-1991 Pengujian kadar garam menggunakan metode kohman. Ikan yang telah dihalukan ditimbang sebanyak 5 gr. diekstrak dengan menggunakan aquades panas 10-20 ml, ditunggu beberapa lama sehingga semua garam (NaCl) larut dan terpisah dengan lemak. Cairan hasil ekstraksi ditampung dalam wadah kemudian ditambah 3 ml kalium khromat 5% dan dititrasi dengan AgNO3 0,1 N secara perlahan-lahan sampai warna menjadi merah bata. Perhitungan presentase NaCl menggunakan rumus sebagai berikut. NaCl % = (AgNO3 ml x AgNO3 N x 58,46) x 100% (bahan gr x 1000) e). Pengujian Kandungan Formalin (Hastuti,2010) Sampel ditimbang masing-masing sebanyak 10 gr dimasukkan ke dalam gelas ukur dan ditambahkan aquades masing-masing sebanyak 25 ml, masukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian teteskan larutan fosfat 10% sebanyak 5 tetes dan masukkan kedalam alat sentrifusi selama 15 menit. Larutan 1-5 ml dari sentrifusi di tampung dalam gelas ukur, kemudian teteskan larutan sulfat 60% dan larutan kromat 0.5% sebanyak 5 tetes. Larutan tersebut akan dites dengan menggunakan tes kit apabila akan berubah menjadi ungu diduga terdapat formalin dalam bahan tersebut.
31
Pasar Gorontalo
Pasar S
Pasar L
Toko Swalayan H
Diambil 1 Kg Sampel ikan teri
Diambil 1 Kg Sampel ikan teri
Diambil 1 Kg Sampel ikan teri
Analisis Pengujian Di LPPMHP Prov.Gorontalo
Analisis mutu Mikrobiologi: - TPC dan Kapang Analisis Mutu Kimiawi: - Kadar air, kadar Abu tak larut Asam, Kadar garam, dan formalin
Karakterisrik Kimia dan Mikrobiologi ikan teri di pasar Gorontalo
Gambar 2. Skema Penelitian Karakteristik Kimia dan Mikrobiologi pada ikan teri (Stolephorus sp) di Kota Gorontalo 32
3.4 Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung ke lokasi tempat pengambilan sampel penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti, Nawawi (2003) dalam Siswantoro, (2008). Penelitian data ini dilakukan dengan cara : a) Observasi (observation) yaitu pengamatan langsung pada suatu objek yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran yanng tepat mengenai objek peneliti. b) Kuesioner (questionaire) yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau angket yang telah disediakan kepada responden. Kuesioner yang diberikan kepada responden adalah tertutup dalam artian mengharapkan pertanyaan singkat atau memilih pilihan jawaban yang tersedia. c) Pengujian di Laboratorium yaitu untuk mendapatkan karakteristik kimia dan mikrobiologi ikan teri (Stolephorus sp) asin kering di Kota Gorontalo. 3.5 Analisis data Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang memberikan pengamatan secermat mungkin terhadap suatu individu, keadaan atau sifat-sifat secara sistematis dan aktual, Suryabrata (1994) dalam Bawangun (2003). Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang diambil dari beberapa tempat penjualan di Kota Gorontalo.
33