BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kausal yaitu penelitian dengan
karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih (Erlina, 2011:20). Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating. 3.2
Tempat dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 – 2014. Adapun jadwal bagi penulis melakukan penelitian ini yaitu :
No
Kegiatan
1
Pengajuan Judul
2
Pembuatan Proposal
3
Bimbingan Proposal
4
Seminar Proposal
5
Pengumpulan Data dan Pengerjaan Skripsi
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian 2015 Okt
Nov
Des
2016 Jan
Feb
Mar
32 Universitas Sumatera Utara
6
Bimbingan dan Penyelesaian Skripsi
7
Sidang Meja Hijau Sumber : Diolah oleh peneliti
3.3
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi
operasional
variabel
adalah
definisi-definisi
yang
akan
dipergunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memberikan arah dan batasan dalam penyelesaian masalah. Pada penelitian ini, akan dijelaskan definisi operasional variabel yang akan digunakan di dalam penelitian. 3.3.1
Variabel Independen
Variabel independen (variabel bebas) yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel yang lain. Menurut Sarwono dan Suhayati (2010:31), variabel independen adalah variabel yang pengaruhnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang berkaitan dengan variabel lain. Penelitian ini menggunakan Corporate Social Responsibility (X1) sebagai variabel independen. Pengukuran kinerja CSR yang dilakukan melalui laporan tahunan memerlukan acuan informasi (information guideline). Acuan informasi laporan CSR yang saat ini mendominasi adalah Sustainability Reporting Guidelines (SRG), yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Dalam SRG tersebut terdapat 6 indikator kinerja, dengan SRG inilah pengungkapan informasi CSR pada laporan tahunan perusahaan diukur melalui pemberian skor (Gunawan, 2009).
33 Universitas Sumatera Utara
Perhitungan variabel ini dilakukan oleh peneliti dengan mengukur pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan dengan asumsi setiap yang diungkapkan pasti telah dilakukan. Penghitungan CSR dilakukan dengan cara sebagai berikut: Score 0 : apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan. Score 1 : jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan. Metode pengukuran ini dinamakan dengan Checklist data. Pada variabel ini, perhitungan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus indeks informasi sosial untuk menghitung pengungkapan sosial perusahaan, yaitu :
Indeks CSR =
3.3.2
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐂𝐒𝐑 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥
Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain (Situmorang dan Lutfi, 2012:185). Variabel moderating dalam penelitian ini adalah profitabilitas, simbol yang digunakan untuk variabel tersebut adalah X2. Profitabilitas diukur dengan rasio return on asset (ROA) yang didapatkan dari laporan keuangan tahunan perusahaan pertambangan di BEI selama periode penelitian. Dipilihnya ROA,
34 Universitas Sumatera Utara
menunjukkan perbandingan net income dan total assets perusahaan. Rumus Profitabilitas : 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
ROA =
3.3.3
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐚𝐬𝐬𝐞𝐭
x 100%
Variabel Dependen
Variabel dependen (variabel terikat) merupakan sesuatu yang dipengaruhi atau yang dihasilkan oleh variabel independen (variabel bebas). Menurut Sarwono dan Suhayati (2010:32), variabel dependen adalah variabel yang keberadaannya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah nilai perusahaan (Y). Nilai perusahaan biasa diproksikan dengan PBV yaitu membandingkan price (harga saham saat closing price) dengan nilai buku dengan rumus sebagai berikut : PBV =
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐱 𝟏𝟎𝟎% 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦
35 Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Variabel Penelitian
Definisi Operasional
Indikator Pengukuran Variabel
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Indeks CSR = Corporate Responsibility) social 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐂𝐒𝐑 responsibility adalah kewajiban 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥 manajemen untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan yang akan meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta perusahaan. Profitabilitas Variabel Moderating: adalah kemampuan Profitabilitas perusahaan untuk ROA = 𝐋𝐚𝐛𝐚𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 x 100% menghasilkan 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥𝐚𝐬𝐬𝐞𝐭 laba berdasarkan dari total asset perusahaannya.
Skala
Variabel Independen:
Variabel Dependen: Nilai perusahaan
Diproksikan dengan Price Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku.
PBV =
Rasio
Rasio
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐱 𝟏𝟎𝟎% Rasio 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦
Sumber: Diolah oleh peneliti
36 Universitas Sumatera Utara
3.4
Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1
Populasi
Menurut Erlina (2011:81) populasi merupakan sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syaratsyarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Jumlah populasi perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI ada sebanyak 38 perusahaan. 3.4.2
Sampel
Menurut Erlina (2011:82) sampel merupakan bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sedangkan ukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan suatu penelitian. 3.4.3
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan pertimbangan atau kriteria tertentu. Adapun pertimbangan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah : 1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan tahunan berturut-turut tahun 2012, 2013, dan 2014.
37 Universitas Sumatera Utara
2. Perusahaan pertambangan yang mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dalam laporan tahunan berturut-turut dari tahun 2012, 2013, dan 2014. 3. Perusahaan pertambangan yang memiliki laba positif. Dari 38 populasi perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI, diperoleh 14 perusahaan pertambangan yang memenuhi kriteria diatas sebagai sampel penelitian :
No
Kode
1 2 3
ADRO ARII ATPK
4
BORN
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
BRAU BSSR BUMI BYAN DEWA DOID GEMS GTBO HRUM ITMG KKGI MBAP MYOH PKPK
19
PTBA
20 21
PTRO SMMT
22
ARTI
Tabel 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Perusahaan Pertambangan Kriteria Nama Perusahaan Sektor 1 2 3 Adaro Energy Tbk Batubara √ √ √ Atlas Resources Tbk Batubara √ × × ATPK Resources Tbk Batubara √ √ × Borneo Lumbung Batubara × × √ Energy&Metal Tbk Berau Coal Energy Tbk Batubara √ √ × Baramulti Suksessarana Tbk Batubara × √ √ Bumi Resources Tbk Batubara √ × × Bayan Resources Tbk Batubara √ √ √ Darma Henwa Tbk Batubara √ √ √ Delta Dunia Makmur Tbk Batubara × √ √ Golden Energy Mines Tbk Batubara √ √ √ Garda Tujuh Buana Tbk Batubara √ × × Harum Energy Tbk Batubara √ √ √ Indo Tambangraya Megah Tbk Batubara √ √ √ Resource Alam Indonesia Tbk Batubara √ √ √ Mitrabara Adiperdana Tbk Batubara √ × √ Samindo Resources Tbk Batubara √ √ × Perdana Karya Perkasa Tbk Batubara √ × √ Tambang Batubara Bukit Asam Batubara √ √ √ Tbk Petrosea Tbk Batubara √ √ × Golden Eagle Energy Tbk Batubara √ × √ Ratu Prabu Energi Tbk
Minyak & Gas Bumi
√
×
Sampel 1 × × × × × × × × × 2 × 3 4 5 × × × 6 × ×
√
×
38 Universitas Sumatera Utara
No
Kode
Nama Perusahaan
23
BIPI
Benakat Integra Tbk
24
ELSA
Elnusa Tbk
25
ENRG
Energi Mega Persada Tbk
26
ESSA
Surya Esa Perkas Tbk
27
MEDC
Medco Energi International Tbk
28
RUIS
Radiant Utama Interinsco Tbk
29
ANTM
Aneka Tambang Tbk
30
CITA
Cita Mineral Investindo Tbk
31
CKRA
Cakra Mineral Tbk
32
DKFT
Central Omega Resources Tbk
33
INCO
Vale Indonesia Tbk
34
PSAB
J Resources Asia Pasifik Tbk
35
SMRU
SMR Utama Tbk
36
TINS
Timah (Persero) Tbk
37
CTTH
Citatah Tbk
38
MITI
Mitra Investindo Tbk
Sektor Minyak & Gas Bumi Minyak & Gas Bumi Minyak & Gas Bumi Minyak & Gas Bumi Minyak & Gas Bumi Minyak & Gas Bumi Logam & Mineral Lainnya Logam & Mineral Lainnya Logam & Mineral Lainnya Logam & Mineral Lainnya Logam & Mineral Lainnya Logam & Mineral Lainnya Logam & Mineral Lainnya Logam & Mineral Lainnya BatuBatuan BatuBatuan
1
Kriteria 2 3
Sampel
√
×
×
×
√
√
√
7
√
√
√
8
√
√
√
9
√
√
×
×
√
√
√
10
√
√
×
×
√
×
√
×
√
×
×
×
√
×
√
×
√
√
√
11
√
√
×
×
√
√
×
×
√
√
√
12
√
√
√
13
√
√
√
14
Sumber : Diolah oleh peneliti
39 Universitas Sumatera Utara
3.5
Jenis dan Sumber Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studistudi sebelumnya, atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi (Situmorang dan Lutfi, 2012:3). Sifat data adalah data deret waktu (time series), yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan tahunan yang dipublikasikan, diambil dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan referensi dari jurnal ilmiah dan penelitian-penelitian sebelumnya. 3.6
Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data eksternal, yaitu data
yang dilakukan dengan studi pustaka dan pengumpulan data sekunder yaitu diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan referensi dari peneliti sebelumnya. 3.7
Teknik Analisis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah analisis
statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis. Data yang siap diolah akan dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan program SPSS. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis data sebagai berikut:
40 Universitas Sumatera Utara
3.7.1
Statistik Deskriptif
Statistik
deskriptif
berfungsi
sebagai
penganalisis
data
dengan
menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini menjabarkan jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi. 3.7.2 Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan uji analisis regresi linear berganda, maka hal yang pertama dilakukan adalah uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, and Estimator), yang artinya nilai estimator yang terbaik, estimator yang linear, dan estimator yang tidak bias, maka data-data yang digunakan dalam analisis regresi terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. 3.7.2.1
Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng. Dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal (Erlina, 2011:101). Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data
41 Universitas Sumatera Utara
normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis yaitu : H0 : data residual berdistribusi normal, dan Ha : data residual tidak berdistribusi normal. 3.7.2.2
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen) (Ghozali, 2009:91). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:
42 Universitas Sumatera Utara
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, 2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan tidak adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. 3.7.2.3
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2009:125) Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika: 1. titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol, 2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah,
43 Universitas Sumatera Utara
3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. 3.7.2.4
Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Menurut Ghozali (2009:99) autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu: 1. nilai DW lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif, 2. nilai DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. nilai DW lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif. 3.7.3
Analisis Regresi
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan alatanalisis statistik yakni : 1. Analisis regresi linear sederhana (simple regression analysis).
44 Universitas Sumatera Utara
Y = α + β1X1 + e 2. Analisis regresi dengan variabel moderasi (Moderated Regression Analysis). Dalam penelitian ini, digunakan uji Moderated Regression Analysis atau uji interaksi. Ghozali (2009:164) menyatakan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X1X2 + e Keterangan : Y = Nilai Perusahaan α = Konstanta β1-β3 = Koefisien Regresi X1 = Corporate Social Responsibility X2 = Profitabilitas X1-X2 = Interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan Profitabilitas E= Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian 3.7.4
Uji Hipotesis 3.7.4.1
Uji Statistik t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara parsial atau individual dalam menerangkan variasi
45 Universitas Sumatera Utara
variabel terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual. Dasar pengambilan keputusannya adalah : 1. Jika nilai -thitung > -ttabel atau thitung < ttabel, maka Ho diterima, yang artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. 2. Jika nilai thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel, maka Ho ditolak, yang artinya ada pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. 3. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% atau 0,05, dengan kata lain jika P>0,05 maka dinyatakan tidak signifikan, dan sebaliknya jika P<0,05 maka dinyatakan signifikan. 3.7.4.2
Uji Koefisien Determinan (R2 )
Pengujian koefisien determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan
dengan
melihat
nilai
koefisien
determinan.
Koefisien
determinan (R2) merupakan besaran non negatif dan besarnya koefisien determinasi adalah (𝟎 ≤ 𝑹𝟐 ≤ 𝟏 ). Jika koefisien determinan bernilai 0, maka tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika koefisien determinan bernilai 1, maka ada keterikatan sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat.
46 Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Analisis Hasil Penelitian 4.1.1
Analisis Statistik Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai ratarata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan sampel perusahaan pertambangan dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel dari penelitian ini terdiri CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai variabel independen, ROA (Return On Asset) sebagai variabel moderating, dan nilai perusahaan yaitu PBV (Price Book Value) sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan pertambangan selama periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini:
47 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2012 – 2014 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CSR
42
.50
1.00
.7157
.16506
ROA
42
.15
30.01
8.3895
7.60988
PBV
42
.05
6.19
2.0026
1.46423
Valid N (listwise)
42
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2016 Tabel
diatas
menunjukkan
variabel
CSR
(Corporate
Social
Responsibility), ROA (Return On Asset) dan PBV (Price Book Value) memiliki nilai minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah: a. variabel CSR memiliki nilai minimum 0.50 dan nilai maksimum 1.00 dengan rata-rata CSR 0.7157 dengan jumlah data sebanyak 42. b. variabel ROA memiliki nilai minimum 0.15 dan nilai maksimum 30.01 dengan rata-rata ROA 8.3895 dengan jumlah data sebanyak 42. c. variabel PBV memiliki nilai minimum 0.05 dan nilai maksimum 6.19 dengan rata-rata PBV 2.0026 dengan jumlah data sebanyak 42. 4.1.2
Uji Asumsi Klasik 4.1.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual
berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafik Histogram, dan grafik Normal Plot. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :
48 Universitas Sumatera Utara
H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu: 1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal, 2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal. Hasil uji kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test CSR N Normal Parametersa,,b
PBV
42
42
42
.7157
8.3895
2.0026
.16506
7.60988
1.46423
Absolute
.323
.190
.161
Positive
.323
.190
.161
Negative
-.200
-.139
-.097
2.096
1.234
1.044
.104
.095
.226
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
ROA
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2016
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai KolmogorovSmirnov adalah CSR 0.104, ROA (Return On Asset) 0.095, PBV 0.226, maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena p > 0.05. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data berikut ini:
49 Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Histogram Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram tersebut berbentuk lonceng yang artinya menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri ataupun ke kanan. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot dibawah ini :
Gambar 4.2 Grafik P-Plot
50 Universitas Sumatera Utara
Pada grafik normal p-plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi normal. 4.1.2.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antara variabel independent. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinearitas sehingga model regresi tidak dapat digunakan. Mendeteksi Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas dan apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas, atau nilai tolerance > 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian multikolonearitas : Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) CSR
.999
1.001
ROA
.999
1.001
a Dependent Variable: Y
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2016 Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas,
dapat disimpulkan bahwa
dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas dengan dasar nilai VIF untuk setiap variabel independen tidak ada yang melebihi 10 dan nilai
51 Universitas Sumatera Utara
tolerance tidak ada yang kurang dari 0.1. Nilai tolerance CSR adalah 0.999, ROA adalah 0,999. Nilai VIF dari kedua variabel independen juga lebih kecil dari 10 yaitu untuk CSR sebesar 1.001, dan ROA sebesar 1.001. 4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS, dengan ketentuan : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas, 2. Jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas. Berikut ini dilampirkan gambar scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar berikut:
52 Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model layak dipakai dalam penelitian ini. 4.1.2.4 Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Untuk uji Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut: 1. nilai DW lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,
53 Universitas Sumatera Utara
2. nilai DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. nilai DW lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
Model
R
1
.651a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.423
.394
1.14014
Durbin-Watson 1.353
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2016 Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.353 (d). Nilai ini akan peneliti bandingkan dengan nilai ketentuan untuk uji autokorelasi yaitu nilai 1.353 (DW) di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. Berdasarkan pengamatan ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif. 4.1.3
Analisis Regresi
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut : 4.1.3.1 Persamaan Regresi Sederhana Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier sederhana, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara
54 Universitas Sumatera Utara
variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh CSR terhadap PBV. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) CSR
Std. Error .170
.986
2.560
1.343
Coefficients Beta
t
.289
Sig. .173
.864
1.906
.064
a. Dependent Variable: PBV
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2016 Berdasarkan tabel diatas didapatlah persamaan regresi sebagai berikut : PBV = 0.170 + 2.560CSR Keterangan : 1) Konstanta sebesar 0.170 menunjukkan bahwa apabila variabel independen (X=0) maka nilai PBV sebesar 0.170. Artinya, Jika nilai variabel X tetap atau tidak mengalami kenaikan, maka nilai PBV sebesar 0.170. 2) β1 sebesar 2.560 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CSR sebesar 1% akan diikuti oleh peningkatan PBV sebesar 2.560 dengan asumsi variabel lain tetap. Artinya, jika variabel X mengalami kenaikan 1 poin (1%), maka variabel Y mengalami peningkatan.
55 Universitas Sumatera Utara
4.1.3.2 Analisis Regresi Dengan Variabel Moderating Tabel 4.6 Hasil Regresi Variabel Moderating Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -1.325
1.138
CSR
3.309
1.511
ROA
.175 -.085
Moderat
Coefficients Beta
t
Sig.
-1.165
.251
.373
2.191
.035
.110
.908
1.588
.121
.146
-.338
-.582
.564
a. Dependent Variable: PBV
Sumber : Diolah oleh peneliti,2016 Tabel diatas dapat menunjukkan persamaan Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi yaitu: PBV= -1.325 + 3.309 CSR + 0.175 ROA -0.085 CSR*ROA Hasil tampilan output SPSS menunjukkan bahwa secara individu variabel CSR memberikan nilai koefisien 3,309 dengan probabilitas signifikansi 0,035. Hal ini mengindikasikan bahwa secara parsial variabel CSR berpengaruh signifikan terhadap PBV, yaitu 0,035 < 0,05. Sedangkan ROA bernilai 0,175 dengan signifikansi 0,121 mengartikan bahwa secara parsial nilai ROA tidak berpengaruh terhadap PBV. Karena nilai signifikansi variabel ROA tersebut 0,121 > 0,05. Demikian pula variabel moderating
(x1x2)
tidak
berpengaruh
signifikan,
karena
nilai
probabilitasnya > 0,05 yaitu 0,564 > 0,05.
56 Universitas Sumatera Utara
4.1.3.3 Analisis Koefisien Regresi Koefisien determinasi pada intinya digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai R Square memiliki kelemahan yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 Koefisien Determinasi Std. Error of the Model 1
R
R Square .654a
Adjusted R Square
.428
.383
Estimate 1.14993
a. Predictors: (Constant), moderat, ROA, CSR
Sumber : Data diolah peneliti, 2016. Hasil pengujian dengan menggunakan koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R = 0,654 berarti hubungan antara CSR, ROA, terhadap PBV sebesar 65.4%. Artinya hubungannya erat, semakin besar nilai R berarti hubungannya semakin erat. R Square sebesar 0,428 berarti 42.8% PBV dipengaruhi oleh CSR, ROA. Sisanya 57.2% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.
57 Universitas Sumatera Utara
Adjusted R Square sebesar 0,383 berarti 38.3% CSR, ROA mempengaruhi PBV sementara sisanya 61.7% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini. 4.1.4 Uji t (Uji Parsial) Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 18, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Uji t Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -1.325
1.138
CSR
3.309
1.511
ROA
.175 -.085
Moderat
Coefficients Beta
t
Sig.
-1.165
.251
.373
2.191
.035
.110
.908
1.588
.121
.146
-.338
-.582
.564
a. Dependent Variable: PBV
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2016 4.1.4.1 Pengaruh CSR Terhadap PBV Dari tabel 4.8 dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel CSR sebesar 2.191 dengan nilai signifikan 0.035, sedangkan ttabel adalah 1.681, sehingga th i t u n g > tt a b e l (2.191 > 1,681), maka CSR secara parsial mempengaruhi PBV. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka <0,05 yaitu 0,035 < 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya CSR berpengaruh signifikan terhadap PBV.
58 Universitas Sumatera Utara
4.1.4.2 Pengaruh ROA Sebagai Variabel Moderating Dalam Hubungan Antara CSR Terhadap PBV ROA memiliki thitung sebesar 1.588 dengan nilai signifikan 0,121, sedangkan ttabel adalah 1,681, sehingga th i t u n g < tt a b e l (1.589 < 1,681), artinya ROA secara individual (parsial) tidak berpengaruh terhadap PBV. Signifikansi penelitian menunjukkan angka > 0,05 (0,120 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan CSR dengan PBV. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa nilai variabel moderating memiliki thitung -0.582 dengan nilai signifikan 0.564 yang artinya bahwa variabel ROA tidak memperkuat hubungan antara variabel CSR dengan PBV. 4.2
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, diketahui bahwa
CSR (Corporate Social Responsibility) berpengaruh signifikan terhadap PBV. Dikarenakan sebagian perusahaan pertambangan telah banyak melakukan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan berturut-turut setiap tahunnya, yang memberikan manfaat atau berdampak positif dalam jangka panjang untuk perusahaan itu sendiri. Dimana hasilnya menunjukkan bahwa,
th i t u n g >
tt a b e l (2.191 > 1,681), maka CSR secara parsial mempengaruhi PBV. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 yaitu (0,035 < 0,05), artinya CSR berpengaruh signifikan terhadap PBV. Kemudian,
untuk
hasil
penelitian
dengan
variabel
moderating
menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap
59 Universitas Sumatera Utara
hubungan antara CSR dengan PBV. Dimana hasil analisis regresinya menunjukkan bahwa, th i t u n g < tt a b e l (1.589 < 1.681), Signifikansi penelitian menunjukkan angka > 0,05 yaitu (0,120 > 0,05), artinya variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan CSR dengan PBV. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumadilaga (2010), yang menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dan profitabilitas tidak dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan. Untuk nilai perusahaan itu sendiri, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan baik secara internal maupun secara eksternal. Faktor internal bersifat controllable artinya dapat dikendalikan oleh perusahaan seperti kinerja perusahaan, keputusan keuangan, struktur modal, biaya ekuitas, dan faktor lainnya. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa tingkat suku bunga, fluktuasi nilai valas, dan keadaan pasar modal.
60 Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian pada bab sebelumnya, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. CSR secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya H1 dapat diterima, bahwa CSR berpengaruh terhadap PBV. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kusumadilaga (2010), yang menyatakan pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Profitabilitas (ROA) sebagai variabel moderating, memiliki hubungan negatif terhadap PBV dan tidak dapat mempengaruhi hubungan CSR dengan nilai perusahaan, maka H2 pun ditolak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya Agustine (2014), yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat diberikan
berkaitan dengan hasil penelitian ini antara lain: 1. Perusahaan disarankan untuk lebih memaksimalkan lagi kegiatan CSR nya, agar dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Dari penelitian ini diketahui bahwa kegiatan CSR berpengaruh terhadap PBV.
61 Universitas Sumatera Utara
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah variabel bebas dalam pengaruhnya terhadap nilai perusahaan, dan juga peneliti sebaiknya menggunakan sampel yang lebih banyak serta tahun pengamatan yang lebih lama agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.
62 Universitas Sumatera Utara