1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 a.
Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian Latar penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi
yang berlokasi di jalan Palma Kelurahan Libuo Kecamatan Dungingi Kora Gorontalo. SDN NO. 26 Dungingi merupakan salah satu sekolah inti yang ada di kecamatan Dungingi, dan merupakan sekolah terbesar yang ada di kelurahan libuo. Sekolah ini dibangun pada tahun 1956 dengan NSS: 101306005026 dan NSB: 072168205003, NIS: 100300 serta NPSN: 40501035, Kode pos 96136. SDN NO. 26 Dungingi yang awalnya adalah bernama SDN II Libuo. Pada tahun 1982 berubah nama menjadi SDN NO. 31 Kota Barat dan akhirnya pada tahun 2006 berubah nama lagi menjadi SDN NO. 26 Dungingi. Sekolah ini memiliki 7 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang dewan guru, 1 ruang sholat, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang Laboratorium IPA, dan 1 ruang Laboratorium Matematika. Keadaan guru berjumlah 14 orang,terdiri atas 10 orang PNS, 3 orang guru honor dan 1 orang tenaga computer. Dari 14 orang tersebut 1 orang laki–laki dan 13 orang perempuan. Siswa SDN NO. 26 Dungingi berjumlah 186 orang siswa terdiri dari 93 siswa laki–laki dan 93 siswa perempuan. b.
Subyek Penelitian Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II yang
berjumlah 15 orang, yang terdiri dari laki–laki 10 orang dan perempuan 5 orang.
20 42 4
2
3.2
Variabel Penelitian Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel input,
variabel proses dan varialel output. a.
Variabel Input Variabel input dalam penelitian ini yaitu menyangkut perlakuan yang
diberikan guru kepada siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi Kota Gorontalo terkait dengan meningkatkan pemahaman konsep sudut melalui media konkrit. Variabel–variable tersebut meliputi sumber belajar yang dipergunakan, prosedur evaluasi dan alat–alat pendukung kegiatan pembelajaran yang akan diuraikan sebagai berikut: 1. Siswa yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi Kota Gorontalo. 2. Guru yang bertindak sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran adalah peneliti sendiri. 3. Bahan ajar yang digunakan adalah meteri pelajaran matematika kelas II semester II dengan materi sisi dan sudut bangun datar. 4. Sumber belajar adalah tes tertulis yang terdapat pada buku matematika kelas II. 5. Prosedur evaluasi yang dilakukan adalah tes tertulis dan tes perbuatan berdasarkan aspek yang diamati untuk melihat pemahamn siswa pada materi sudut melalui media konkrit.
3
b.
Variabel Proses Variabel proses dalam penelitian ini menyangkut proses pelaksanaan
pembelajaran seperti keterampilan guru dalam bertanya, gaya guru memberikan pertanyaan, cara siswa mengemukakan pertanyaan/pendapat, serta implementasi media pembelajaran, yang diuraikan sebagai berikut: 1. Keterampilan guru dalam bertanya: memberikan stimulus kepada siswa untuk merespon pertanyaan–pertanyaan. 2. Gaya guru memberikan pertanyaan: memberikan pertanyaan–pertanyaan sesuai tingkat kesulitan siswa. Apabila siswa belum paham dengan pertanyaan–pertannyaan
yang
diberikan,
maka
guru
mengubah
pertanyaan–pertanyaan tersebut dalam bentuk lebih sederhana atau mencari kesamaan arti yang mudah dipahami oleh siswa. 3. Cara siswa mengemukakan pertanyaan/pendapat: pertanyaan siswa masih sangat sederhana guru harus meluruskan maksud dan tujuan siswa, sehingga siswa tersebut paham dengan maksud pertanyaannya. 4. Implementasi media pembelajaran: Guru menjelaskan tentang media pembelajaran sehingga siswa mengetahui media tersebut. c.
Variabel Output Variabel output adalah variabel yang menggambarkan peningkatan
pemahaman konsep sudut melalui media konkrit pada siswa kelas II SDN NO. 26 Dunginngi Kota Gorontalo yang dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: 1. Menjelaskan konsep sudut 2. Menunjukkan sudut
4
Dengan indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila tingkat pemahaman konsep sudut siswa meningkat yang ditunjukkan minimal 80% siswa atau 12 siswa memperoleh nilai 69 ke atas untuk materi sajian. 3.3
Prosedur Penelitian Untuk memperoleh data dalam penelitian tindakan kelas ini, maka
penelitian dilaksanakan 2 siklus, penulis melakukan prosedur–prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 4 tahap yakni: (1) Tahap Persiapan, (2) Tahap Pelaksanaan, (3) Tahap Pemantauan dan Evaluasi, (4) Tahap Analisis dan Refleksi. Untuk lebih jelasnya mengenai prosedur penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: a.
Persiapan
1.
Melakukan observasi awal ke lokasi penelitian
2.
Mengkaji permasalahan yang diteliti
3.
Meminta surat pengantar ke lokasi penelitian
4.
Meminta rekomendasi kesediaan sekolah untuk disajikan lokasi penelitian
b.
Perencanaan
1.
Menyusun RPP
2.
Menyusun lembar observasi
3.
Menyusun instrument penilaian
4.
Menyusun jadwal pelaksanaa kegiatan penelitian
5
c.
Pemantauan dan Evaluasi Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti dibantu oleh guru mitra/teman
sejawat yang bertinda sebagai pengamat (observer), pengamatan dilakukan dengan berpandu pada lembar observasi, aspek–aspek yang diamati meliputi: 1. Menjelaskan konsep sudut 2. Menunjukkan sudut Aspek tersebut sesuai dengan lembar pengamatan pemahaman siswa. Pada tahap ini peneliti bersama pengamat berkolaborasi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap hasil observasi yang diperoleh pada tindakkan pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga dengan melalui kegiatan ini dapat diketahui apakah kegiatan tindakan pembelajaran telah terlaksana sesuai yang direncanakan atau belum. Selain itu, dapat ditentukan pula aspek–aspek apa yang belum dikembangkan secara optimal oleh guru pada saat pembelajaran. d.
Analisis dan Refleksi Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan pengamat untuk menganalisis
dan mengadakan refleksi terhadap tindakan pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi yang diperoleh. Sehingga melalui kegiatan pada tahap ini dapat ditentukan kegiatan perbaikan yang perlu dilakukan serta bagaimana cara melakukan kegiatan perbaikan tersebut untuk refleksi pembelajaran siklus berikutnya.
6
3.4 a.
Teknik Pengumpulan Data Teknik Observasi Observasi yaitu peneliti melihat kejadian, gerak atau suatu proses
pembelajaran. Oleh karena itu peneliti dengan menggunakan media konkrit ini tidak hanya sekedar mencatat, tetapi melihat langsung kejadian yang benar–benar terjadi sesuai dengan masalah yang di teliti. Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk mendapatkan data tentang aspek–aspek pemahaman siswa dalam memahami konsep sudut melalui media konkrit. b.
Teknik Wawancara Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi secara
tepat. Kegiatan wawancara dilakukan dengan siswa, dan siswa itu sendiri terkait dengan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk mendapatkan informasi bagaimana pelaksanaannya di rumah maupun di sekolah. c.
Teknik Tes Tes adalah alat untuk mengukur kemampuan siswa, baik hasil awal,
perkembangan atau peningkatan kemampuan siswa selama dikenai tindakan dan kemampuan pada akhir siklus tindakan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa perangkat tes dalam bentuk isian. d.
Teknik Dokumentasi Dokumentasi yaitu penulis mengambil sejumlah data pendukung dalam
penelitian
berupa
dokumen–dokumen
yang
ada
hubungannya
dengan
permasalahan yang dalam ini penulis lebih tekankan pada data yang sifatnya tertulis.
7
3.5
Teknik Analisis Data Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan setelah melaksanakan kegiatan
belajar mengajar adalah menganalisis pembelajaran untuk keperluan perbaikan lebih lanjut. Hasil pengamatan dan tes serta refleksi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa, peneliti menggunakan rumus teori Aunurrahman, dkk (2009:910) yang dikonversikan dalam skala nilai 0-100. Dengan demikian rumus yang digunakan sebagai berikut,
Nilai Siswa
Skor Yang Diperoleh x 100 Total Skor
Nilai yang diperoleh siswa selanjutnya akan dikonversikan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yaitu 69. Dengan demikian untuk mengetahui ketuntasan siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1: Kriteria Ketuntasan Nomor
Nilai
Keterangan
1
N ≥ 69
Tuntas
2
N < 69
Belum Tuntas
Setelah dilakukan penetapan ketuntasan siswa, selanjutnya untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator kinerja, data yang diperoleh akan di analisis dengan menggunakan persentase (%)