Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh
BAB III KESULITAN BELAJAR
faktor- faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan.
A. Pengertian Kesulitan Belajar
B. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang
untuk
mencapai
kinerja
akademik
(academic
Kesulitan belajar seseorang dapat tampak jelas dari munculnya:
performance) yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-
1. Menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya.
hari tampak jelas bahwa siswa memiliki perbedaan dalam hal
2. Kelainan perilaku (misbehaviour), seperti suka berteriak-
kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang
teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering
keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang
tidak masuk sekolah, sering minggat/ kabur dari sekolah.
sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya
Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolahsekolah kita pada umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang
berkemampuan
rata-rata,
sehingga
siswa
kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yakni: 1. Faktor intern siswa, yaki hal-hal atau keadaan-keadaan
yang
berkemampuan lebih atau yang berkemampuan kurang
yang muncul dari dalam diri siswa sendiri 2. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan
terabaikan. Dengan demikian, siswa-siswa yang berkategori "di
yang datang dari luar diri siswa
luar rata-rata" itu (sangat pintar dan sangat bodoh) tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Dari sini kemudian timbullah apa yang disebut kesulitan belajar (learning difficulty) yang tidak hanya menimpa siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi. 119
Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain tersebut di bawah ini. 1. Faktor Intern Siswa Faktor
intern
siswa
meliputi
kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yakni: 120
gangguan
atau
a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/ inteligensi siswa;
faktor khusus ini ialah sindrom psikologis berupa learning disability (ketidakmampuan belajar). Sindrom (syndrome) yang
b. Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;
berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar itu
c. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain
terdiri atas:
seperti terganggunya alat-alat indera pengelihatan dan
1) Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar
pendengar (mata dan telinga).
membaca; 2) Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar
2. Faktor Ekstern Siswa
menulis;
Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi
3) Diskalkulia
lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar
(dyscalculia),
yakni
ketidakmampuan
belajar matematika.
siswa. Faktor lingkungan ini meliputi: a. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan
Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-
hubungan antara ayah dengan ibu, dengan rendahnya
sindrom di atas secara umum sebenarnya memiliki potensi IQ
kehidupan ekonomi keluarga.
yang normal bahkan di antaranya ada yang memiliki
b. Lingkungan perkampungan / masyarakat, contohnya:
kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar
wilayah perkaampungan kumuh (slum area), dan teman
siswa yang menderita sindrom- sindrom tadi mungkin hanya
sepermainan (peer group) yang nakal.
disebabkan oleh adanya minimal brain dysfuction, yaitu
c. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi
gangguan ringan pada otak. C. Diagnosis Kesulitan Belajar
guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah
Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, ada
kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan untuk terlebih
pula faktor-faktor lain yang menimbulkan kesulitan belajar
dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala dengan
siswa. Di antara faktor- faktor yang dapat dipandang sebagai
cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan
121
122
adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya
Secara umum, langkah- langkah tersebut di atas dapat
seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan "jenis
dilakukan dengan mudah oleh guru kecuali langkah ke-5 (tes
penyakit" yakni jenis kesulitan belajar siswa.
IQ). Untuk keperluan tes IQ, guru dan orangtua siswa dapat
Dalam
adanya
berhubungan dengan klinik psikologi. Dalam hal ini, yang
prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang
sangat perlu dicatat adalah apabila siswa yang mengalami
diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis
kesulitan belajar itu ber-IQ jauh di bawah normal (tuna grahita),
tertentu yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal
orangtua hendaknya mengirimkan siswa tersebut ke lembaga
sebagai "diagnostik" kesulitan belajar.
pendidikan khusus anak-anak tuna grahita (sekolah luar biasa),
Banyak
melakukan
diagnosis
langkah-langkah
diperlukan
diagnostik
yang
dapat
karena lembaga/ sekolah biasa tidak menyediakan tenaga
ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur
pendidik dan kemudahan belajar khusus untuk anak-anak
dari Weener & Senf (dalam Syah, 2003) sebagai berikut:
abnormal.
1) Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran; 2) Memeriksa
pengelihatan
dan
siswa
khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar; 3) Mewawancarai mengetahui
hal
orangtua ihwal
atau
wali
keluarga
siswa
yang
para
siswa
yang
nyata-nyata
menunjukkan misbehavior berat seperti perilaku agresif yang berpotensi
pendengaran
Selanjutnya,
antisosial
atau
kecanduan
narkotika,
harus
diperlakukan secara khusus pula, umpamanya dimasukkan ke lembaga pemasyarakatan anak-anak atau ke "pesantren" khusus
untuk
pecandu narkotika.
mungkin
menimbulkan kesulitan belajar;
Adapun untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pengidap
sindrom
disleksia,
disgrafia,
dan
diskalkulia
4) Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu
sebagaimana yang telah diuraikan di atas, guru dan orangtua
untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang
sangat dianjurkan untuk memanfaatkan support teacher (guru
dialami siswa;
pendukung). Guru khusus ini biasanya bertugas menangani
5) Memberikan tes kemampuan inteligensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar. 123
para siswa pengidap sindrom-sindrom tadi di samping melakukan remedial teaching (pengajaran perbaikan). 124
Sayangnya di sekolah-sekolah kita, tidak seperti kebanyakan
sekolah
di
negara-
negara
maju,
1. Analisis Hasil Diagnosis
belum
Data dan informasi yang diperoleh guru melalui
menyediakan guru- guru pendukung. Namun, untuk mengatasi
diagnotik kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa,
kesulitan karena tidak adanya support teachers itu orangtua
sehingga jenis kesulitan khusus yang dialami siswa yang
siswa dapat berhubungan dengan biro konsultasi psikologi dan
berprestasi rendah itu ddapat diketahui secara pasti. Contoh:
pendidikan yang biasanya terdapat pada fakultas psikologi dan
Rizki mengalami kesulitan khusus dalam memahami konsep
fakultas keguruan yang terkemuka di kota- kota besar tertentu.
kata polisemi. Polisemi adalah sebuah istilah yang menunjuk kata
D. Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam
yang memiliki dua maakna atau lebih. Kata "turun",
mengatasi kesulitan belajar siswanya. Aakan tetapi, sebelum
umpamanya, dapat dipakai dalam berbagai frase seperti turun
pilihsn tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih
harga, turun ranjang, turun tangan, dan seterusnya. Contoh
dahulu melakukan beberapa langkah penting yang meliputi:
sebaliknya, kata "naik" yang juga dapat dipakai dalam banyak
1. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagin-bagin
frase seperti: naik daun, naik darah, naik banding, dan
masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk
sebagainya.
memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan
2. Menentukan Kecakapan Bidang Bermasalah
belajar yang dihadapi siswa; 2. Mengidentifikasi
dan
menentukan
Berdasarkan hasil analisis tadi, guru diharapkan dapat bidang
kecakapan
tertentu yang memerlukan perbaikan; 3. Menyusun
program
perbaikan,
menentukan
khususnya
program
selanjutnya,
tertentu
yang
dianggap
kecakapan bermasalah ini dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu:
Setelah langkah-langkah di atas selesai, barulah guru langkah
kecakapan
bermasalah dan memerlukan perbaikan. Bidang- bidang
remedial teaching (pengajaran perbaikan).
melaksanakan
bidang
yakni
a.
melaksanakan
oleh guru sendiri;
program perbaikan.
b. 125
bidang kecakapan berrmasalah yang dapat ditangani
126
Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani
c.
oleh guru dengan bantuan orangtua;
learning
Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat
mengalami multihandycap.
ditangani baik oleh guru maupun orangtua.
disabilities/kesulitan belajar, tetapi anak yang
Beberapa hal gangguan fungsi neurologis yangdapat
Bidang kecakapan yang tidak dapat ditangani atau
menyebabkan gangguan fungsi intelegensia pada dasarnya
terlalu sulit untuk ditangani baik oleh guru maupun orangtua
dilakukan pengamatan pada gejala-gejala yang ditimbulkannya,
dapat bersumber dari kasus- kasus tunagrahita (lemah mental)
menurut Aldenkamp dkk (dalam Van Tiel, 2007), dapat dibagi
dan kecanduan narkotika. Mereka yang termasuk dalam
menjadi:
lingkup dua macam kasus yang bermasalah berat ini dipandang
1. Gangguan pada tempo urutan unit bahasa, yaitu gangguan
tidak berketrampilan (unskilled people). Oleh karenanya, para
pada pencandraan dan mengingat urutan huruf, suku kata
siswa yang mengalami kedua masalah kesulitan belajar yang
dan bunyian;
berat tersebut tidak hanya memerlukan pendidikan khusus,
2. Gangguan
tetapi juga memerlukan perawatan khusus.
diskriminasi
auditif,
yaitu
pada
membedakan bunyian; 3. Gangguan pada seleksi pencandraan/seleksi perhatian, yaitu
E. Disleksia Seorang
pada
anak
dapat
dianggap
atau
membedakan mana latar belakang dan mana figur utama;
dikatakan
menyandang disleksia jika terdapat perbedaan yang signifikan
4. Gangguan pada visio-spatial organisasi, misalnya kiri kanan, orientasi ruang;
antara prestasi yang diperoleh dan kapasitas yang dimiliki. Para ahli neurolog juga sudah meletakkan batasan, bahwa disleksia
5. Gangguan pada pengenalan melalui pancaindera taktil, yaitu pengenalan figur melalui perabaan.
hanya bisa terjadi andaikan anak-anak tersebut juga mengalami gangguan neurologis yang dapat menyebabkan gangguan pada
Pada setiap aspek membaca, gangguan bisa saja erjadi
satu atau lebih area intelegensia, namun keadaan disleksia ini
yang tampak pada tugas membaca yang agak sulit, si anak
juga hanya dikenakan pada anak-anak dengan intelegensia
kelihatan sulit mengaitkan antara apa yang dia dengar dengan
normal sampai tinggi. Pada anak-anak yang mempunyai
apa yang dia lihat. Pada stadium awal, kelihatan jika ia
intelegensia rendah tidak disebut sebagai anak yang mengalami
kesulitan mengasosiasikan antara bunyi dengan simbol, serta
127
128
kesulitan menangkap dengan cepat berbagai bunyian itu agar
kemampuan
intelektual.
Umumnya
berkaitan
dengan
bisa segera diwujudkan dalam bentuk kata-kata yang
manipulasi kali-bagi-tambah-kurang yang merupakan dasar-
dikeluarkannya.
dasar ilmu matematika dalam bilangan puluhan. Berhitung
Pada anak-anak seperti ini selalu saja terdapat keraguan
adalah merupakan bagian dari kemampuan dimensi dan
dalam memilih huruf, misalnya apakah ini huruf b atau h
berpikir ilmu matematika, yang mensyaratkan siswa siap untuk
(terutama dalam fonetik bu atau hu). Pilihandan keraguan ini
mengerjakan kali-bagi-tambah-kurang yang membutuhkan
selalu muncul dalam tingkat kesadarannya dan menyita waktu
kemampuan sistem abstraksi. Dapat dikatakan juga bahwa
banyak, yang jika anak-anak ini harus mengikuti pelajaran
seorang anak bisa mencapai kemampuan abstraksi, bergantung
sistem klasik tidak akan bisa mengikutinya.
pada tingkat perkembangan dan kemampuan intelektualnya.
Anak-anak
ini
mengalami
kesulitan
mensintesa
Gangguan berhitung terjadi umumnya disebabkan
sejumlah huruf yang terlepas-lepas. Baginya akan menyita
karena adanya gangguan pada fungsi dasar (syarat umum
energi untuk membentuk kata-kata dalam sebuah bunyian yang
berketerampilan belajar). Terutama gangguan pada kemampuan
berarti, karena itu wujud kata-kata tidak mudah untuk
penyususnan dan perangkaian skema. Sebgai contoh, anak kecil
ditampilkan. Itulah sebabnya selalu saja terjadi kelambatan
selalu belajar dari pengalaman apa yang dijumpainya,
dalam pelajaran membaca. Pada tingkat tinggi, anak-anak ini
bagaimana menyebrangi suatu ruangan dan mempelajarinya.
akan tetap saja tersandung dalam pelajaran mengeja, sekalipun
Mula-mula ia secara hati-hati ia mengamati sekeliling, lalu
sudah duduk di sekolah lanjutan, ia akan tetap kesulitan untuk
(pada anak yang cerdas) segera ia mampu menguasai ruangan
membaca teks dengan baik apalagi mengingat isinya.
secara sistematis. Mulailah ia bergerak dengan tujuan tertentu. Yang pada akhirnya sekalipun dengan mata ditutup segera ia
F. Diskalkulia Pengertian diskalkulia memang agak kurang dikenal
akan tahu harus kemana dan menemukan apa yang dicarinya,
daripada disleksia. Diskalkulia adalah gangguan pada pelajaran
ke berbagai permainan, di mana, dan bagaimana susunannya
berhitung. Berhitung adalah pelajaran yang berkaitan dengan
(pasangan permainan yang cocok, susunan menurut besar
berpikir logis dan penguasaan, artinya berkitan dengan
kecilnya). Hal ini semua akan memberi kemungkinan
129
130
berkembangnya cara pemecahan masalah, yang merupakan
bilangan. Pemhaman bilangan adalah merupakan dasar-dasar
syarat berkembangnya sensomotorik secara baik.
dari kemampuan dan keterampilan lainnya. Bilangan juga yang
Pada pendidikan di sekolah dasar, anak-anak mulai mengerjakan kegiatan ini dengan cara melakukan hitungan
akan memberikan pengerian tentang ukuran, benda satu lebih besar daripada benda lainnya.
berurutan, seleksi, dan klasifikasi (dalam kelompoknya
Memahami bilangan dan pemahaman cara kerja
mengikuti kualitas misalnya merah berpasangan dengan merah).
merupakan dua hal yang saling menutupi. Pemahaman bilangan
Kegiatan ini adalah fase pertama dari pengembangan
berawal
kemampuan abstraksi. Bekerja dengan berapa banyak atau
membedakan panjang, lebar, dan tinggi. Perbedaannya akan
penjumlahan dan bagaimana cara melakukan penjumlahan itu,
dipengaruhi oleh bilangan, misalnya tiga kali lebih besar, yang
adalah merupakan dasar-dasar berhitung. Pengerjaan kegiatan
merupakan ukuran panjang dari sesuatu. Kita bisa saja
ini juga membutuhkan penggunaan kata-kata. Penguasaan
mengukur dengan beberapa cara pengukuran, tetapi orang lain
bahasa berhitung adalah merupakan syarat agar seorang siswa
jelas tidak akan mengerti yang kita maksud, karena itu
mampu menyampaikan bagaimana cara mengerjakan suatu
diperlukan alat ukur objektif, seperti meter, centimeter, dan
hitungan.
sebagainya.
dari
kegiatan
mengukur,
membandingkan
dan
Pada anak-anak yang mengalami handycap atau karena
Pada awal belajar berhitung seorang anak memerlukan
suatu sebab sehingga fase yang sangat sensitif ini dilaluinya
pelajaran menghitung (kali-bagi-tambah-kurang). Pada anak
dengan tidak baik, maka bisa jadi ia mengalami cara belajar
yang terlalu banyak atau terlalu kurang berkemampuan
yang tidak sistematis, ia kehilangan cara-cara yang esensial
berhitung, tergantung dari kemampuan awal menghitung
dalam suatu pelajaran berhitung.
bilangan dalam deret angka.
Anak-anak yng tidak siap dengn beberpa bentuk untuk
G. Disgraphia
dihitung, karena mereka pikir kita toh tak memberikan contoh
Masalah dalam pelajaran menulis sebetulnya tidak
untuk menghitung berapa buah apel dan pir untuk dihitung,
termasuk dalam kelompok masalah kognitif dalam belajar
maka ia juga tidak akan siap dengan pemahaman apa artinya
sebagaimana dalam masalah gangguan belajar membaca
131
132
(disleksia) dan berhitung (diskalkulia). Dalam hal teknik menuli lebih banyak masalahnya disebabkan karena adanya
ia bisa mengendalikan pena. 2. Keluwesan sendi dan gerakan lengan yang arah datangnya dari pundak yang mempengaruhi gerak-gerak selanjutnya.
gangguan fisiologis terutama pada gangguan sensorimotorik.
Sementara itu jika tangan tidak ikut bergerak, maka gerakan
Gangguan menulis kebanyakan disebabkan karena
menulis juga terganggu.
gangguan motorik halus pada lengan, sendi tangan, dan jari-jari, Jika
3. Kontinuitas menulis. Pada anak-anak dengan ganguan
gangguannya terdapat pada keduanya, maka gangguan itu
koordinasi justru kontinuitass menulis ini sangat sulit
menjadi gangguan pada koordinasi mata-tangan. Padahal
dicapai. Karena ia mengalami gerak yang sangat cepat
koordinasi mata-tangan ini merupakan hal yang sangat esensial.
antara membaca dan menuliskannyaa kembali di kertas. Ia
juga
gangguan
pada
pencandraan
secar
visual.
juga mengalami gangguan kecepatan menulis karena
Mata haruslah mengatur tangan untuk bekerja, menunjukkan
kesulitan dalam kontinuitas dalam menulis. Keteraturan dan
jalaan, sehingga terjadilah kegiatan menulis dengan bentuk
ritme menulis juga terganggu. Metode Le Bon Depart
tertentu dan besar tertentu. Pada umumnya, anak-anak di masa
merupajkan salah satu metode yang bisa membantu
pra-sekolah telah melakukan coret-coret dan menggambar. Pada
mengatasi gangguan ini. Dengan metode ini anak-anak
fasse ini perkembangan motorik belum berkembang betul untuk
dilatih dengan gerak menulis yang spesifik (figur dasar).
kegiatan dengan motorik halusnya seperti halnya pada kegiatan
Setiap figur dasar Le Bon Depart mempunyai nyanyiannya
menulis.
sendiri-sendiri, dengan teks dan ritme yang pas dengan
Pada pelajaran menulis ada beberapa keterampilan dasar (agar anak tidak mengalami gangguan motorik) yang bisa
bentuk dan gerak. 4. Kekuatan tangan mana yang tak jelas. Setiap anak
dikategorikan:
mempunyai perkembangan motorik masing-masing. Pada
1. Cara menyanggah ibu jari. Telunjuk dan ibu jari dibutuhkan
umumnya pada fase awal perkembangan seorang anak
untuk menekan. Pena terletak pada jari tengah, antara ibu
menunjukkan perkembangan kekuatan tangan yang sama
jari dan telunjuk. Si anak harus belajar merasakan bahwa
antara kiri dan kanan. Pada usia enam atau tujuh tahun,
ada tenaga antara ibu jari dan ujung jari-jari, dengan begitu 133
perkembangan akan menjadi normal dan terlihat tangan 134
yang sebelah mana yang kuat. Bila perkembangan normal
arah kiri.
ini tidak terjadi, kelaknya akan terjadi gerakan motorik
Menulis dengan tangan kiri memang tidak pas dengan
yang sulit. Impuls gerak tidak akan terjadi secara otomatis
metode dan sistem yang tersedia. Karena pada anak-anak
menjadi gerakan yang sangat reaktif. Ia akan tidak mengerti
yang menggunakan tangan kiri harus mempunyai kesadaran
tangan mana yang harus memegang pena, kiri atau kanan.
ekstra untuk melakukan penyesuaian diri dengan sistem
Ia juga tidak mengerti harus menulis dari kiri atau kanan.
yang ada. Dahulu orang memang tidak memperhatikan
Begitu juga arah dari huruf-huruf, misalnya angka 6 atau 9,
benar akan adanya reaksi alamiah pada anak-anak.
huruf b atau d.
Pokoknya mereka harus menulis dengan tangan kanan dan
5. Menulis dengan tangan kiri. Kebanyakan metode menulis
harus menyesuaikan dengan sistem. Pada akhirnya anak-
adalah menggunakan metode tangan kanan. Tapi sekarang
anak itu mengalami kebingungan antara impuls alamiah
orang mulai memperhitungkan juga anak-anak yang
dengan pilihan, yang kemudian menyebabkan berbagai
menulis dengan tangan kiri. Pena juga ada yang didesain
masalah yang tidak bisa dijelaskan darimana asalnya. Pada
untuk anak bertangan kiri. Kadang juga ada anak yang
kondisi
menggunakan tangan kiri dan juga sekaligus tangan kanan.
psikosomatis, seperti kehilangan nafsu makan, sakit perut,
Kondisi ini disebut ambidextrisitas. Di dalam kelas sering
sering sakit kepala, gangguan tidur, dan sebagainya. Hal ini
terjadi, guru justru memaksa anak-anak untuk menulis
memang bukan masalah gangguan menulis, tetapi reaksi
dengan tangan kanan. Hal ini tentu saja akan menentang
emosional yang muncul terhadap berbagai reaksi alamiah
pola perkembangan alamiah dan akan berpengaruh pada
tubuh yang terhambat.
yang
lanjut
ia
akan
mengalami
gangguan
kemampuan menulis dan membacanya. Karena itu orang
Anak-anak dengan gangguan koordinasi sensomotorik
harus memperhatikannya. Baik tangan kiri maupun tangan
tidak pernah akan baik menulis. Setelah periode di mana anak-
kanan, yang mana yang paling memudahkan poros tubuh
anak tidak dipaksa lagi untuk menulis dengan tangan kanan
bergerak keluar. Pada anak dengan tangan kanan, tangannya
melawan perkembangan alamiahnya (sesudah tahun 70-an)
diatas kertas dengan kemiringan ke arah kanan, sebaliknya
menunjukkan bahwa anak-anak tidak perlu lagi mengeluarkan
pada anak bertangan kiri kertasnya miring dari kanan ke
tenaga ekstra untuk belajar menulis yang baik.
135
136