38
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Objek Penelitian
3.1.1
Sejarah Perkembangan Perusahaan Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring
dengan adanya tuntunan jaman yang setiap waktu dirasakan semakin tinggi, dan sering pula meningkatnya kebutuhan dari masyarakat baik primer maupun sekunder, maka timbullah suatu inisiatif untuk mendirikan suatu usaha yang bergerak dibidang produksi yang diberi nama CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo yang berpusat di Kota Gorontalo, Jalan Yusuf Hasiru Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo. CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo ini berdiri pada tahun 2000 yang dipimpin oleh Bapak Alm. Drs. Mujiharjono dan masa jabatanya hanya sampai pada tahun 2005, setelah bapak I Wayan Sudiartha, SE menyelesaikan magang ke Jepang, kemudian CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo dialihkan kepada beliau hingga sekarang. Pada awalnya usaha ini bergerak dibidang pengelasan dan pembubutan, pada tahun 2007 CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo mengalami perubahan, tidak hanya bergerak di bidang pengelasan dan pembubutan tetapi bisa memproduksi mesin-mesin, seperti : a. Alat pertanian misalnya : mesin perontok padi b. Alat perkebunan misalnya : mesin perontok jagung, mesin penghancur serabut kelapa mesin pembelah durian c. Alat peternakan misalnya : mesin coper/mesin pemotong rumput gajah
39
d. Mesin gergaji, mesin planer scap, mesin lembar seri, mesin penebal, mesin perata Dengan dukungan dari beberapa pihak maka dilakukan peletakan batu pertama pembangunan CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo di areal dengan luas tanah 15x70 m2 yang berlokasi di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo pada tanggal, 9 Mei 2000. CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo ini mulanya mempunyai tenaga kerja berjumlah 4 orang, tetapi semakin hari permintaan konsumen semakin meningkat sehingga tenaga kerja bertambah hingga 8 orang untuk meningkatkan produksi dan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Demikian seterusnya hingga CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo dengan usaha pengelasan dan pembubutan mengembangkan pemasarannya kedaerah-daerah diseluruh Propinsi Gorontalo maupun luar daerah gorontalo, untuk daerah gorontalo antara lain Kabupaten Pohuwato Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kabupaten Boalemo. Untuk luar daerah gorontalo antara lain Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
40
3.1.2
Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang ada di CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo
ditunjukan pada gambar dibawah ini: PIMPINAN I Wayan Sudiartha
BAGIAN ADM. & KEUANGAN Fitrianti
BAGIAN PRODUKSI
BAGIAN PEMASARAN
K. Martan
Wayan Muliawan
KARYAWAN
Sumber : dok CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo, 2012
Gambar 3.1 Struktur Organisasi CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo 3.1.3
Deskripsi Tugas dan Fungsi Masing-Masing Bagian Job description atau pembagian tugas adalah penempatan personal
dalam suatu unit organisasi kerja sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh personal serta jenjang karier yang di tempuh dalam unit organisasi tersebut. 3.1.3.1 Pimpinan Pemimpin jalannya perusahaan dengan memberikan gambaran dan pengarahan dalam menjalankan perusahaan, serta dapat mengontrol kegiatan produksi, administrasi dan keuangan, serta penjualan dan promosi.
41
3.1.3.2 Bagian administrasi dan keuangan 1.
Berkewajiban menangani urusan administarasi dalam perusahaan,
2.
Membuat perencanaan anggaran berdasarkan rencana kerja
3.
Menyusun rencana penggunaan anggaran berdasarkan rencana kerja operasional
4.
Membuat bukti pembayaran dan kelengkapannya
5.
Mengawasi pengeluaran anggaran
6.
Membuat laporan bulanan
7.
Membuat jurnal transaksi
8.
Membuat laporan berkala
3.1.3.3 Bagian produksi 1.
Membuat perencanaan dan menetapkan kapasitas bahan baku dari produk-produk yang diproduksi per hari, per minggu, per bulan dan per tahun.
2.
Bekerjsama melakukan koordinasi baik dengan bagian pemasaran tentang kapasitas produksi per hari guna pendataan penjualan produk
3.
Melakukan pengecekan peralatan dan mesin untuk kelayakan operasi sebelum produksi
4.
Membuat laporan maintenance peralatan dan mesin secara harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
3.1.3.4 Bagian Pemasaran 1.
Menyusun anggaran yang berhubungan dengan penjualan dan segala aktivitas yang berhubungan dengan pemasaran
42
2.
Melakukan survey dan pengontrolan tentang kepastian dan fluktuasi harga untuk setiap jenis produk
3.
Melakukan kerjasama/koordinasi dengan bagian produksi tentang permintaan dan hasil penjualan produk
4.
Senantiasa melakukan pelatihan pengembangan skill secara berkala terhadap tenaga pemasaran
5.
Pendelegasian kegiatan pemasaran terhadap para staff sesuai dengan jenis produk
6.
Membuat laporan hasil penjuan harian, mingguan, bulanan dan tahunan
7.
Merencanakan dan melakukan analisa pasar terhadap jenis produk
3.1.3.5 Karyawan 1.
Bertugas melaksanakan kegiatan proses produksi.
2.
Membersihkan mesin dan peralatan setelah bekerja
3.
Saling
bekerjasama
dengan
kepala
mempermudah kegiatan proses produksi 4.
Bertanggung jawab atas pekerjaannya
bagian
produksi,
demi
43
3.2. Pengolahan Dan Analisa Data 3.2.1. Pengamatan Awal Sebelum memulai penelitian, pengamatan awal dilakukan untuk mengenal dan mendapatkan gambaran awal mengenai spesifikasi mesin perontok jagung, dan informasi mengenai operator di CV. Catur Tunggal Jaya. Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin Perontok Jagung Spesifikasi Tipe mesin Dimensi Kapasitas Diesel Tali vambel Merek Harga
: PJ-150 : 70 x 30 x 130 : 100-185 kg/ jam : 5,5 HP : B-61 dan A-33 : Dijang dong (home industri) : Rp. 3.500.000,-juta
Sumber : CV. Catur Tunggal Jaya Gorontalo 2012
3.2.2. Pengamatan Kondisi Tenaga Kerja CV. Catur Tunggal Jaya memiliki sistem non-shift dengan jam kerja dari jam 08.00 – 17.00. Pada tugas akhir ini, pengamatan dilakukan pada operator pembuatan mesin perontok jagung. Pengamatan dilakukan pada dari jam 08.00 – 17.00. CV. Catur Tunggal Jaya memiliki jam kerja selama 8 jam, hal ini dikarenakan jam kerja yang seharusnya 9 jam telah di kurangi jam istrahat selama 1 jam. sedangkan operator memiliki jam kerja 8.5 jam, karena kerja yang seharusnya 9 jam telah dikurangi jam istrahat selama 0.5 jam. Jam istrahat operator tidak di tentukan oleh perusahaan, biasanya mereka beristrahat secara bergantian. 3.2.3. Data Waktu Elemen Kerja Setelah melakukan pengamatan awal produksi pembuatan mesin perontok jagung maka langkah selanjutnya penulis melakukan pengambilan data
44
waktu untuk tiap elemen kerja yang dikerjakan oleh operator. Pengambilan data waktu
menggunakan
metode
pengukuran
waktu
secara
berulang-ulang
(repetitive timming atau metode snap back) dan data waktu proses tiap elemen kerja yang diambil sekitar 48 yang berasal dari kerja seorang operator yang sama pada setiap elemen kerja. Adapun elemen kerja yang diambil pada pembuatan mesin perontok jagung sebagai berikut : 1. Pembuatan rangka kaki Perhitungan waktu elemen kerja rangka kaki dimulai dari pengukuran besi siku 3 x 3 cm, kemudian pemotongan, dilanjutkan dengan pemeriksaan ukuran dan hasil pemotongan dan perhitungan berakhir saat pengeboran besi siku dengan menggunakan mata bor diameter 10 mm. 2. Membuat penutup bawah saringan Perhitungan waktu elemen kerja membuat penutup bawah saringan dimulai saat seng plat di mal, kemudian di potong dengan menggunakan gunting plat dan perhitungan berakhir saat bagian penutup bawah saringan di mal kembali. 3. Membuat penutup samping bawah (kiri dan kanan) Perhitungan waktu elemen kerja membuat penutup samping bawah (kiri dan kanan) dimulai saat seng plat di mal, kemudian di potong dengan menggunakan gunting plat dan perhitungan berakhir saat bagian penutup bawah saringan di mal kembali. 4. Saringan Jagung Perhitungan waktu elemen kerja rangka kaki dimulai dari pengukuran, kemudian pemotongan, dilanjutkan dengan pengeboran menggunakan mata bor diameter 10 mm kemudian dilanjutkan dengan melengkungkan.
45
5. Penutup Atas Perhitungan waktu elemen kerja rangka kaki dimulai dari pengukuran, kemudian pemotongan, kemudian dilanjutkan dengan melengkungkan. 6. Penutup Samping Atas Perhitungan waktu elemen kerja penutup samping atas dimulai dengan membuat mal kemudian dilanjutkan dengan pemotongan. 7. Penutup Pembuangan Tongkol Perhitungan waktu elemen kerja penutup pembuangan tongkol dimulai dengan membuat mal kemudian dilanjutkan dengan pemotongan kemudian dimal kembali hasil pemotongan tersebut. 8. Penutup Pembuangan Tongkol Perhitungan waktu elemen kerja penutup pembuangan tongkol dimulai saat pengukuran kemudian dipotong setelah dipotong kemudian dimal. 9. Cerobong Perhitungan waktu elemen kerja pembuatan cerobong dimulai saat di mal kemudian dilanjutkan pemotongan setelah itu dimal kembal. 10. Penutup Cerobong Perhitungan waktu elemen kerja penutup cerobong
dimulai dengan
pengukuran kemudian di potong setelah itu dilengkungkan. 11. Pluit Perhitungan waktu elemen kerja pembuatan pluit dimulai dengan di mal kemudian dilanjutkan pemotongan setelah itu dimal kembal. 12. Penadah Jagung Perhitungan waktu elemen kerja penadah jagung dimulai dari pengukuran, kemudian pemotongan, kemudian di mal.
46
13.
Kipas
Perhitungan waktu elemen kerja kipas dimulai dari pengukuran, kemudian pemotongan, kemudian pembuatan alur spie. 14. Baling-baling Pemukul Perhitungan waktu elemen kerja baling-baling pengukuran,
kemudian
pemotongan,
kemudian
pemukul dimulai dari dilanjutkan
dengan
pengeboran dan terakhir diratakan. 15. Dudukan mesin Perhitungan waktu elemen kerja dudukan mesin dimulai dari pengukuran, kemudian pemotongan, kemudian dilanjutkan dengan pengeboran. 16. Perakitan Perhitungan waktu elemen kerja perakitan dimulai dari pengelasan, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kemudian digerinda. 17. Finishing Perhitungan waktu elemen kerja finishing dimulai dari pendempulan, penghalusan kemudian pengecatan. Selanjutnya akan dilakukan pengolahan data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian keseragaman, dan kecukupan data dengan menggunakan Microsoft Excel. Bila data waktu tersebut sudah seragam, dan cukup maka datadata tersebut akan diolah dengan mempertimbangkan performance rating dan allowance dari tiap-tiap operator dan tiap-tiap element kerja yang diamati sehingga diperoleh waktu baku. Pengambilan data waktu proses untuk mesin perontok jagung tiap elemennya dapat dilihat pada Lampiran 1.
47
3.3. Pengumpulan dan Pengolahan Data dengan Metode Jam Henti Data-data yang dibutuhkan dalam melakukan metode jam henti meliputi data waktu proses dari tiap elemen, data waktu mesin, data waktu performance dan allowance dari setiap operator. Pengambilan data berasal dari pembuatan mesin perontok jagung. Pengujian data terhadap data yang telah diambil dengan menggunakan software Microsoft Excel. Di bawah ini merupakan contoh pengujian data waktu elemen kerja pembuatan rangka kaki pada saat pemotongan besi siku. a. Uji keseragaman data Untuk mengetahui apakah data yang ada saat ini seragam atau tidak maka dilakukan suatu uji keseragaman data. Data yang digunakan dalam perhitungan di bawah ini adalah elemen kerja pembuatan rangka kaki pada saat pemotongan besi siku menggunakan rumus sebagai berikut:
BKA x k BKB x k Keterangan : BKA
=
Batas kendali atas, yaitu batas maksimum dimana data yang tidak lebih dari batas tersebut masih tergolong data yang seragam.
BKB
=
Batas kendali bawah, yaitu batas minimum dimana data yang tidak kurang dari batas tersebut masih tergolong data yang seragam.
x
=
Rata-rata data
K
=
Nilai Z dari
=
Standar deviasi dari data waktu
BKA x k
(diperoleh dari tabel distribusi normal) 2
48
BKA 132,0625 1,96 7,9664
BKA 147,6767 BKB x k BKB 132,0625 1,96 7,9664
BKB 116,4482
BKA
146 Waktu Pemotongan
136 Mean
126 BKB
116 Banyaknya Data
Gambar 3.2. Hasil Uji Seragam Elemen Kerja Pemotongan Rangka Kaki
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012
Berdasarkan
hasil
pengolahan
data
dengan
menggunakan
excel
didapatkan bahwa semua data tidak ada yang keluar dari batas kendali atas maupun batas kendali bawah, sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut seragam. Untuk hasil pengujian seragam tiap elemen kerja yang lain dapat dilihat di dalam Lampiran 2. b. Uji kecukupan data Untuk mengetahui apakah data yang ada saat ini cukup atau tidak maka dilakukan suatu uji kecukupan data. Karena data yang ada saat ini lebih dari 30 maka menggunakan rumus sebagai berikut:
40 N xi 2 xi 2 ' N 30 N 2 xi
2
49
Keterangan : N’
= Jumlah pengamatan yang diperlukan untuk elemen kerja yang diukur
N
= Jumlah pengamatan yang telah dilakukan
Xi
= Data ke-i
N ≥ N’, maka jumlah pengamatan telah cukup (data dikatakan cukup) N < N’, maka harus dilakukan tambahan pengamatan karena data kurang Dari rumus dan hasil penolahan di atas maka dilakukan uji kecukupan data untuk elemen kerja pembuatan rangka kaki pada saat dilakukan pemotongan besi siku 3 x 3 :
40 48 840127 6339 2 N 6339 '
N ' 5,7 N ' N
2
data cukup
Dari hasil pengolahan data diatas, untuk elemen kerja pemotongan sebelum membuat rangka kaki didapat bahwa untuk uji kecukupan data, jumlah data yang diperlukan cukup. Untuk hasil pengujian kecukupan tiap elemen kerja yang lain dapat dilihat di dalam Lampiran 3. c. Penentuan faktor-faktor penyesuaian (p) Di bawah ini merupakan salah satu contoh dari perhitungan faktor-faktor penyesuaian (performance rating) yang dikategorikan berdasarkan metode westinghouse untuk seorang operator pemotongan pada elemen kerja pembuatan rangka kaki yaitu:
50
Tabel 3.2 Faktor Penyesuaian Metode Westinghouse Operator pemotongan pada elemen kerja pembuatan rangka kaki No 1 2 3 4
Faktor SKILL EFFORT CONDITION CONSISTENCY
Total Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012
Kelas Good Good Good Good
Lambang C1 C1 C C
Penyesuaian 0,06 0,05 0,02 0,01 0,14
P = 1 + 0,14 = 1,14 Dari hasil pengolahan data di atas dapat dilihat bahwa performance rating seorang operator pemotongan pada elemen kerja pembuatan rangka kaki adalah 1,14. Hasil penentuan performance rating untuk elemen-elemen kerja yang lain dapat dilihat dalam Lampiran 4. d. Penentuan allowance Di bawah ini merupakan salah satu contoh dari perhitungan kelonggaran (allowance) untuk seorang operator pemotongan pada elemen kerja pembuatan rangka kaki yaitu:
51
Tabel 3.3. Penentuan Allowance operator pemotongan pada elemen kerja pembuatan rangka kaki
No
Faktor
Tenaga Yang Dikeluarkan Ringan Sikap Kerja B. Membungkuk Gerakan Kerja C. Normal Kelelahan Mata D. Pandangan yang hampir terus menerus Keadaan suhu tempat kerja E. Normal Keadaan atmosfer F. Cukup Keadaan Lingkungan yang baik G. Bersih,sehat, cerah, Kebutuhan Pribadi H. Laki-laki Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012 A.
Kelonggaran Ref %
Kelonggaran (%)diambil
7.5 - 12,0
10,00
4.0 - 10
7,00
0
0,00
6.0 -7.5
7,00
0-5
5,00
0-5
2,00
0
0,00
0- 2,5
2,00
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dapat dilihat bahwa allowance untuk elemen kerja pemotongan pada pembuatan rangka kaki adalah 33%. Hasil penentuan allowance untuk elemen-elemen kerja yang lain dapat dilihat dalam Lampiran 5. a. Perhitungan waktu siklus Ws = ∑x / n Ws = 2636 / 48 Ws = 54,92 detik b. Perhitungan waktu normal Wn = Ws x p Wn = 54,92 x 1,14 Wn = 62,61 detik
52
c. Perhitungan waktu baku
Wb Wn
100% 100% allowance %
Wb 62,61
100 100 33
Wb 93,44 detik Dari hasil pengolahan data diatas, dapat dilihat bahwa perhitungan waktu baku untuk elemen kerja pemotongan pada pembuatan rangka kaki adalah 93,44 detik. Hasil perhitungan waktu baku untuk elemen-elemen kerja yang lain dapat dilihat dalam Lampiran 5.
3.4 . Pembahasan Dari hasil pengolahan data diatas diperoleh total waktu baku tiap elemen kerja sebagai berikut :
53
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Standart Dan Waktu Baku Elemen Kerja Pembuatan Mesin Perontok Jagung No.
Elemen Kerja
1
RANGKA KAKI
2
PENUTUP BAWAH SARINGAN
3
PENUTUP SAMPING BAWAH (KIRI DAN KANAN)
4
SARINGAN JAGUNG
5
PENUTUP ATAS
6
PENUTUP SAMPING ATAS
7
PEMBUANGAN TONGKOL
8
PENUTUP PEMBUANGAN TONGKOL
9
CEROBONG
10
PENUTUP CEROBONG
PENGUKURAN DIPOTONG DIPERIKSA DIBOR DIMAL DIPOTONG DIMAL DIMAL DIPOTONG DIMAL PENGUKURAN DIPOTONG DIBOR DILENGKUNGKAN PENGUKURAN DIPOTONG DILENGKUNGKAN DIMAL DIPOTONG DIMAL DIPOTONG DIMAL PENGUKURAN DIPOTONG DIMAL DIMAL DIPOTONG DIMAL PENGUKURAN DIPOTONG DILENGKUNGKAN
Ws (detik) 54,92 132,06 226,63 226,63 65,10 115,17 175,17 62,69 122,75 192,04 61,85 132,31 646,63 132,06 72,06 133,04 131,92 62,69 72,21 72,04 122,65 185,06 72,73 132,67 166,42 71,50 132,02 191,92 72,73 131,96 73,54
Wn (detik) 62,61 150,55 258,35 258,35 74,22 131,29 199,69 71,46 139,94 218,93 70,51 150,84 737,15 150,55 82,15 151,67 150,39 71,46 82,32 82,13 139,82 210,97 82,91 151,24 189,72 81,51 150,50 218,79 82,91 150,43 83,84
Wb (detik) 77,87 224,70 339,94 346,78 97,14 195,96 261,37 93,54 208,86 286,55 87,70 225,13 989,47 210,86 102,18 226,37 210,62 93,54 122,86 107,50 208,68 276,14 103,12 225,73 248,32 106,69 224,63 286,37 103,12 224,53 117,42
54
No.
Elemen Kerja
11
PLUIT
12
PENADAH JAGUNG
13
KIPAS
14
BALING - BALING PEMUKUL
15
DUDUKAN MESIN
16
PERAKITAN
17
FINISHING
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012
DIMAL DIPOTONG DIMAL PENGUKURAN DIPOTONG DIMAL PENGUKURAN DIPOTONG ALUR SPIE PENGUKURAN DIPOTONG DIBOR DIRATAKAN PENGUKURAN DIPOTONG DIBOR PENGELASAN PEMERIKSAAN DIGERINDA PENDEMPULAN PENGHALUSAN PENGECATAN
Ws (detik) 71,77 165,69 192,00 73,48 107,56 166,63 61,90 72,73 133,17 175,40 167,31 1092,00 123,31 55,04 132,38 191,92 5164,67 131,17 308,67 310,33 978,67 1206,50
Wn (detik) 81,82 188,88 218,88 83,77 122,62 189,95 70,56 82,91 151,81 199,95 190,74 1244,88 140,58 62,75 150,91 218,79 5887,72 149,53 351,88 353,78 1115,68 1375,41
Wb (detik) 107,09 281,92 286,49 104,19 183,02 248,63 87,76 123,75 216,87 248,70 284,68 1670,98 184,00 78,04 225,24 293,67 7323,03 199,37 472,32 505,40 1593,83 1964,87
Sehingga total waktu yang digunakan untuk membuat 1 unit produk mesin perontok jagung adalah sebagai berikut : Tabel 3.5 Total waktu pembuatan 1 unit produk perontok jagung. Produk Mesin Perontok Jagung
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012
Ws (detik) 15325,42
Wn (detik) 17470,98
Wb (detik) 23317,54
Berdasarkan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa waktu baku pengerjaan mesin perontok jagung selama 23317,54 detik atau 6 jam 28 menit 38 detik.