BAB III DESKRIPSI PEMBUATAN BUSHING
3. Deskripsi Pembuatan Bushing Pada proses pembuatan bushing yaitu menggunakan mesin bubut. Gambar 3.1 Bushing
Universitas Mercubuana
18
3.1 Deskripsi Mesin Bubut Proses bubut adalah proses pengurangan logam dengan tujuan agar logam tersebut memiliki nilai fungsi yang di inginkan dengan bantuan mesin bubut. Prinsip kerja dari mesin bubut secara umum adalah benda kerja bergerak rotasi pada poros atau spindelnya melakukan gerak pemotongan, sedangkan pahat bergerak translasi terhadap sumbu X atau Y melakukan langkah pemakanan. Gerak rotasi dari benda berasal dari putaran poros motor listrik yang dihubungkan mengunakan belt dengan spindel utama mesin. Pada spindel utama inilah kita mencekam benda kerja. Proses pemesinan dengan mesin bubut secara umum menghasilkan bentukan-bentukan silindris. Meskipun secara garis besar mesin ini diprioritaskan untuk bentukan silinder namun tidak menutup kemungkinan untuk pengerjaan bentukan kotak. Tetapi untuk bentukan kotak pengerjaan menggunakan mesin bubut tidaklah efisien karena memakan banyak waktu khususnya pada proses pencekamanya. Mesin bubut mengurangi dimensi dari benda kerja, mampu melakukan pengerjaan silinder dalam maupun luar. Dengan gerakan rotasi dari benda kerja serta langkah pemakanan pahat perpaduan kedua gerakan ini yang menghasilakan penyayatan tentu saja pahat harus memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi.
3.2 Pemilihan Pahat bubut Bahan Pahat Bubut 3.1.1. HSS (high speed steel) Merupakan pahat yang terbuat dari baja yang dicampur dengan karbon, kromium, vanadium dan mobylenium. Biasanya pahat ini digunakan untuk proses finishing atau penghalusan benda kerja. Sifat umumnya adalah : 1) Bahan lunak, berarti pahat ini tidak dianjurkan untuk pengerjaan kasar. 2) Murah, berarti menghemat biaya atau efisien. 3) Ulet, pahat ini tidak mudah patah. 4) Tidak tahan panas, pahat ini tidak mampu menerima suhu yang terlalu panas agar sisi potongnya tidak cepat aus. Universitas Mercubuana
19
3.1.2. Carbide Brazed Pahat jenis ini dituntut dapat menyelesaikan pengerjaan kasar, oleh sebabnya konstruksinya dibuat kuat, pahat bubut carbide mengandung wolfram-carbide dan cobalt dengan presentase berkisar 94% wolfram-carbide dan 6% cobalt. Pahat ini cocok untuk pengerjaan besi cor. Pahat ini mempunyai sifat yang bertolak belakang dengan HSS, yaitu 1) Keras, pahat ini dapat digunakan untuk pengerjaan kasar. 2) Mahal, kurang efisien dari segi biaya dan pengadaan. 3) Getas, berarti mudah patah 4) Tahan panas, mampu menahan suhu tinggi dan tidak mudah aus 3.1.3. Insert Tip Pada dasarnya materi pembentuknya sama dengan pahat carbide, perbedaanya terletak pada pemasanganya, sesuai namanya insert tip maka pahat ini dipasang dengan bantuan baut dan diselipkan pada holder pahat. Lebih efisien karena mata sisi yang sudah aus bisa dibalik sisi yang lainnya.
Gambar 3.2 Jenis Pahat Insert Tip
Sumber : www.jenis-jenis pahat bubut.com
Universitas Mercubuana
20
Tabel 3.1 Jenis Pahat Carbide JENIS
FUNGSI
GAMBAR
.
digunakan untuk pembubutan
ISO 1
memanjang dengan plan angle
Carbide
75°.
.
digunakan untuk pembubutan
ISO 2
memanjang dengan plan angle
Carbide
. ISO 3 Carbide
45°.
digunakan untuk pembubutan memanjang
dan
(menjauh dari
melintang centrebenda
kerja) dengan plan angle 93°. . ISO 4 Carbide
digunakan untuk pembubutan memanjang
dengan
kedalaman pemakanan yang kecil (proses finishing) dengan plan angle 0. digunakan untuk pembubutan
ISO 5 Carbide
melintang
menuju
centre
benda kerja dengan plan angle nol.
Universitas Mercubuana
21
digunakan untuk pembubutan ISO 6 Carbide
memanjang dengan plan angle 90°.
digunakan untuk pembubutan ISO 7 Carbide
melintang
menuju
centre
benda kerja dengan plan angle 0°.
Digunakan ISO 8 Carbide
memperbesar
untuk lubang
pada
proses pembubutan dengan plan angle 75 °. Biasanya untuk lubang yang tembus.
Digunakan ISO 9 Carbide
memperbesar
untuk lubang
pada
proses pembubutan dengan plan
angle
92°.
Biasanya
untuk lubang yang berstep / tidak tembus.
Sumber : www.jenis-jenis pahat bubut.com
Universitas Mercubuana
22
3.3. Cara Setting Pahat Yang Benar Penyiapan awal mesin dilkukan dengan cara memeriksa semua eretan mesin, putaran spindel posisi kepala lepas alat pencekam benda kerja dan pemegang pahat. Pastikan centre kepala lepas tidak bergeser dan tetap satu garis sumbu dengan centre kepala tetap. Setelah itu barulah mulai pemasangan pahat, setting pahat daapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut : 1. Lakukan setting tool dengan bantuan centering tool 2. Pasang live center pada tail stock 3. Setting centering tool dengan ketinggian live center 4. Lakukan penyetingan pahat. Sebagai langkah awal penyetingan pahat, cekam pahat pada tool holder. Pemasangan pahat pada pemegangpahat (tool holder)hekdaknya tidak terlalu panjang menjulur keluar sehingga terhindar dari getaran dan patah pada waktu digunakan. 5. Letakkan tool holder pada tool post 6. Setting pahat dengan bantuan centering tool yang telah disetting sebelumnya. Setelah penyetingan selesai, pahat dapat digunakan.
Pemasangan di atas centre benda kerja, maka : Sudut a menjadi lebih kecil, sehingga getaran yang terjadi di antara permukaan bebas dari pahat dengan benda kerja menjadi lebih besar dan sudut y menjadi lebih besar sehingga chip yang lebih tebal pun dapat dihilangkan dengan mudah. Pemasangan pahat di atas center kira - kira sampai dengan 2% dari diameter benda kerja . Pemasangan di bawah centre benda kerja, maka : Sudut a menjadi lebih besar , sehingga menggerakkan getaran di antara permukaa bebas dan permukaan potong menjadi lebih kecil, chip sukar dihilangkan.
Universitas Mercubuana
23
Pahat bubut bisa dipasang pada tempat pahat tunggal, atau tempat pahatyang berisi empat buah pahat ( quick change indexing square turret). Apabila pahat yang akan digunakan pada proses pemesinan lebih dari satu misalnya, pahat rata, alur,ulir, maka sebaiknya digunakan tempat pahat yang bisa digunakan untukempat pahat secara bersamaan. Lakukan setting pada semua pahat terlebih dahulu supaya dalam proses pembubutan tidak makan banyak waktu untuk penggantian pahat.
3.3 PERHITUNGAN RPM MESIN Sebelum kita melakukan proses pembubutan, alangkah baiknya apabila kita mempersiapkan work preparation terlebih dahulu. Salah satu hal penting yang harus dicacat dalam work preparation adalah menghitung kecepatan mesin yang ditunjukkan pada suatu titik yang berputar dalam satuan waktu. Hal ini sangat penting karena bisa sangat berpengaruh terhadap hasil kerja, kondisi mesin dan kondisi alat potong. Dibawah ini adalah rumus perhitungan kecepatan putaran mesin (spindle)
n = 1000 x Cs πxd Sumber : doddi_y.staff.gunadarma.ac.id
n
= kecepatan putaran mesin
Cs = kecepatan potong D
= diameter benda kerja rata-rata ( rata-rata dari D.awal-D.bakalan)
N = 1000 X 120 = 1.350 rpm 3,14 X 28,3
Universitas Mercubuana
24
3.3.1 Kecepatan Potong Kecepatan Potong biasa dinyatakan dalam satuan m/menit, kecepatan potong adalah kecepatan dimana pahat melintasi benda dengan kata lain adalah panjang tatal bubut yang dihasilkan persatuan waktu m/menit. Untuk mendapatkan hasil bubutan yang baik maka pilih kecepatan yang sesuai. Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi kecepatan potong :
= Sumber : www.rumusteknik.com V = kecepatan potong D = diameter
** Angka 1000 diperoleh dari konversi satuan mm ke m**
N = jumlah putaran benda kerja
V = 3,14 X 28,3 X 1350 = 120 m/min 10000 1. Kekuatan material benda kerja yang dikerjakan. 2. Ukuran bagian tatal yang dipotong ( dalamnya pemotongan x kecepatan pemakanan) 3. Tingkat kehalusan yang dikehendaki 4. Material pahat yang dipakai 5. Bentuk pahat 6. Pencekaman benda kerja 7. Macam dan keadaan benda kerja Universitas Mercubuana
25
Tabel 3.2 Tabel Pembuatan Ulir
Sumber : www.engineershansbook.com
3.3 Tabel Kecepatan Potong Mesin Bubut Material
kp/mm2
Discription
Cutting speed (m/min) HSS
St 50, SS41, MS St 60, S45C, S50C
50-60 60-70
St 70 cAssab 709, 708
70-90 90-100
Durex wz / Assab M4 Sp K5 XW 41 Veresta V DF 2
Universitas Mercubuana
70 75 66
Low carbon steel medium carbon steel high carbon steel high tensile strength tool steel wrought cold work steel cold work tool steel
Carbide
30-40 30-36
Brazed 120 145
Insert 145 190
22-30 21-27
100-125 90-100
120-160 110-140
27-32
100-130
120-160
27-32 23-26
110-130 85-97
120-160 100-120
26
Sp KNL , XW 41
75
cold work tool steel
23-26
85-97
100-120
assab 8407
60
27-32
105-125
125-160
Cast iron 200 HB
15
hot work tool steel grey cast iron
27-42
110-130
120-160
cast iron 200-250 HB Brass Al alloy
25 35 40
pearlitic non ferrous non ferrous
24-36 40-80 80-150
42-100 45-100 100-200
102-123 100-120 120-220
Sumber : www.ravajar.mywaplog.com
Tabel 3.4 SOP (STANDART OPERATION PROSEDURE) NO 1
2
URUTAN KERJA Lakukan inventaris mesin
STANDART
terhadap
mengoperasikan ada
standart
mesin
kepada
aktual
instruktur eretan Harian sebelum Dengan
kain
spindle bersih mengoperasikan (majun)
Periksa level olie pada Diatas kepala tetap
bila
penyimpangan
terdata secara
dan kering 3
KETERANGAN
Penyimpangan Harian sebelum Laporkan
Bersihkan mesin dari olie, Meja debu dan chips
SIRKULASI
mesin
lower Harian sebelum Kenis
level
olie
:
mengoperasikan TELLUS mesin
46(penggantian olie tiap 6 bulan)
4
Beri pelumas pada niple- 3-4 kali pompa Harian sebelum Jenis niple
olie
:
hingga muncul mengoperasikan TONNA
68
rembesan
oli
9terdaapat
mesin 8
(gunakan pump)
niple) Universitas Mercubuana
27
5
Check
kondisi
karet Harus
transmisi pada niple
Bulanan
Dengan rabaan
memiliki
tangan
ketegangan
majun
dan
yang baik dan kering 6
Beri pelumas pada gear Gear
harus Bulanan
dengan grease dan check terlumas kondisi pemasangan gear
Jenis
olie
:
grease
grease
dan
TITANINUM
terpasang dengan kekocakan yang cukup 7
Gunakan clamping system Pilih yang diperlukan
8
sesuai Harian sebelum
dengan
mengoperasikan
keperluan BK
mesin
Check ulang kondisi baut Baut-baut
Harian sebelum Dengan rabaan
pengikat
mengopersikan
tangan
mesin
spaner
pencekam
maupun pencekaman mengikat
dan
dengan kuat 9
Bersihkan tail stock, chuck, Sebelum
Harian sebelum Dengan rabaan
jaws, live centre
mengopersikan
dipakai
tangan
mesin 10
Gunakan Rpm dan feed Menggunakan
Harian sebelum Lihat tabel Cs
rate yang sesuai pada saat perhitungan
mengopersikan
proses
Rpm benar
Universitas Mercubuana
yang mesin
dan tepat
D
yang putaran
maksimum mesin
yang
diijinkan
1200
28
Rpm 11
Perhatikan
keselamatan Gunakan kaca Harian sebelum Perhatikan sikap
dan kerapihan kerja
mata
dan mengopersikan
sepatu safety
mesin
kerja penempatan alat dan keselamatan kerja
12
Cleaning mesin
Mesin
MTC Harian sebelum Dengan
dan
mengopersikan
kain majun dan
lingkungan
mesin
karet , dengan
sekitar bersih,
kuas
bagian
bekas,
mesin
Lakukan inventaris mesin
dan
oli
tombol
yang
tidak
emergency aktif,
dicat
harus
main
diberi oli tipis 13
kuas
dalam posisi off
Penyimpangan Harian sebelum Laporkan terhadap
switch
mengopersikan
standar terdata mesin
hasil
inventaris pada instruktur
secara aktual
Sumber : en.wikipedia.org/wiki/SOP
Universitas Mercubuana
29