BAB III Data Plagiarisme Dalam Penyusunan Karya Ilmiah Mahasiswa Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013
A. Data Penyusunan Karya Ilmiah Mahasiswa Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013 Data ini diambil dari makalah individu mahasiswa Tarbiyah PAI angkatan 2013 pada mata kuliah hadits tarbawi II. Dalam makalah hadits tarbawi II mahasiswa seringkali menggunakan internet sebagai sumber datanya. Internet merupakan jejaring yang dapat diakses oleh siapa saja dan alamat-alamat situs web tertentu seperti wordpress.com, blogspot.com dan lain-lain kredibilitasnya kurang karena seringkali satu tema dengan isi yang sama dapat ditemukan dari beberapa situs yang berbeda. Oleh karena itu penulis menggunakan makalah hadis tarbawi II sebagai penelitian. 1.
Mengutip tanpa sumber Makalah pertama, pada poin terakhir (poin C) pemakalah sama sekali tidak menyertakan sumber didalamnya. Setelah ditelusuri ternyata isinya
sama
dengan
http://lppkk-
umpalangkaraya.blogspot.co.id/2014/09/materi-7-macam-macam-
57
58
akhlak.html.1 Pada poin A makalah kedua bagian pembahasan dalam makalah ini pemakalah tidak mencantumkan sumber sama sekali.2 Pada makalah ketiga halaman dua poin A kutipan hadis tentang tidak dikabulkannya do’a tidak disertai dengan sumber. Selain itupada penjelasan hadis penulis tidak menuliskan footnote, sumber yang ada ditulis dengan bodynote namun tidak secara lengkap. Pada poin B dibagian penjelasan hadis tidak dicantumkan sumber sama sekali.3 Makalah keempat, makalah ini berisi tentang cara menghindari sifat minder. Pada halaman 4-6 tidak dicantumkan sumber atau footnote sama sekali. Dan selanjutnya pada halaman sembilan poin C pada pembahasan hadis pendukung juga tidak dicantumkan footnote nya.4 Pada makalah kelima halaman 2 pada bagian hadis pendukung penulis tidak menyebutkan sumbernya.5
1
Pemakalah pertama, “ZB”, “Memelihara Hak-hak Orang Lain”. Makalah disampaikan dalam presentasi pada mata kuliah Hadis Tarbawi II Prodi PAI jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan semester Genap tahun ajaran 2014-2015, 23 April 2015, hlm. 5-6. 2
Pemakalah ke dua, “BD”, “Masjid Sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan”. Makalah disampaikan dalam presentasi pada mata kuliah Hadis Tarbawi II Prodi PAI jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan semester Genap tahun ajaran 2014-2015, hlm. 1. 3
Pemakalah ke tiga, “AM”, “Hadis tentang Tidak Dikabulkan do’anya”. Makalah disampaikan dalam presentasi pada mata kuliah Hadis Tarbawi II Prodi PAI jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan semester Genap tahun ajaran 2014-2015, hlm 2-4. 4
Pemakalah ke empat, “IK”, “Hadis Mencegah Sifat Minder”. Makalah disampaikan dalam presentasi pada mata kuliah Hadis Tarbawi II Prodi PAI jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan semester Genap tahun ajaran 2014-2015, hlm. 4-6 dan 9. 5
Pemakalah ke lima, “HS”, “Hadis tentang Korupsi”. Makalah disampaikan dalam presentasi pada mata kuliah Hadis Tarbawi II Prodi PAI jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan semester Genap tahun ajaran 2014-2015
59
Makalah keenam, pada poin C tidak dicantumkan sumbernya.6 Pada makalah ketujuh poin ketiga tepatnya halaman 5-6 pemakalah tidak memaparkan sumber sama sekali. Dan pada bagian refleksi hadis disini pemakalah juga tidak mencantumkan sumbernya.7 Makalah kedelapan pada halaman 8 pada bagian 2 dan 3 (biografi imam muslim dan arti mufradat) disini pemakalah tidak mencantumkan sumbernya, selanjutnya pada paragraf kedua refleksi hadis pemakalah tidak mencantumkan sumbernya dan pada aspek tarbawi paragraf ke empat dan ke lima pemakalah tidak mencantumkan sumber.8 Pada makalah kesembilan poin ke 2 paragraf kedua pemakalah tidak mencantumkan sumbernya. Selanjutnya pada poin ke 3 disini pemakalah mengutip hadis namun tidak disertakan sumbernya. Dan pada refleksi hadis dan aspek tarbawi disini pemakalah tidak menyertakan sumbernya.9 Makalah kesepuluh, pada poin C (materi hadis) pemakalah mengutip hadis dengan keterangan setelah hadis tanpa diberi footnote dan pada poin ke tiga dan ke empat (perkembangan fisik pada remaja, dan perkembangan
6
Pemakalah ke enam, “SN”, “Ilmu Fisika-Kimia”. Makalah disampaikan dalam presentasi pada mata kuliah Hadis Tarbawi II Prodi PAI jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan semester Genap tahun ajaran 2014-2015, hlm. 5. 7
Pemakalah ke tujuh, “EF”, “Mengonsumsi dan Mengelola Harta”. Makalah disampaikan dalam presentasi pada mata kuliah Hadis Tarbawi II Prodi PAI jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan semester Genap tahun ajaran 2014-2015, hlm 5-7. 8
Pemakalah ke delapan, “TM”, “Makhluk Metafisik: Malaikat”. Makalah disampaikan dalam presentasi pada mata kuliah Hadis Tarbawi II Prodi PAI jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan semester Genap tahun ajaran 2014-2015, hlm. 5-7. 9
Pemakalah ke sembilan, “YW”, “Alam Raya (Anjuran Riset)”. Makalah disampaikan dalam presentasi pada mata kuliah Hadis Tarbawi II Prodi PAI jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan semester Genap tahun ajaran 2014-2015, hlm. 5-7.
60
masa dewasa dan masa tua) pemakalah tidak mencantumkan sumbernya sama sekali.10 2.
Mengutip dari buku Makalah pertama, pada poin pertama pemakalah mengutip secara langsung dari buku Ihya’ Ulumiddin karya Imam Al Ghazali tepatnya pada halaman 3-4.11 Makalah kedua, pada poin B bagian pembahasan teori pendukung
pemakalah
Amiruddin, Manajemen
mengutip Masjid
dalam
dari
Supardi
Pembangunan,
&
teuku
(UU
Press:
Yogyakarta, 2001), h. 132. Selanjutnya bagian C halaman 4-6 (materi hadits), pemakalah hanya mencantumkan satu footnote, yaitu pada bagian setelah terjemah hadis. Dari buku Sunan Ibnu Majah halaman 186. Pada poin D (refeksi hadis) pemakalah memencantumkan sumber dari buku Wawasan Al-Qur’an karya Quraish Shihab tanpa mencantumkan halamannya.12 Kemudian pada makalah ketiga bagian aspek tarbawi footnote pertama penulis mengutip dari buku Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah karya Mustofa Hasan dan Beni Ahmad Saebaeni halaman 264. Pada footnote kedua penulis mengutip secara langsung dari buku Ayat-ayat Korupsi halaman 129. Dan pada footnote terakhir penulis mengutip secara
10
Pemakalah ke sepuluh, “TY”, “Manusia (Aspek Fisik-Biologis)”. Makalah disampaikan dalam presentasi pada mata kuliah Hadis Tarbawi II Prodi PAI jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan semester Genap tahun ajaran 2014-2015, hlm. 11
Pemakalah pertama, “ZB”, op. cit., hlm. 2.
12
Pemakalah ke dua, “BD”, op. cit., hlm. 1-5.
61
langsung dari buku Hukum Pidana Islam karya Zainuddin Ali halaman 7172.13 Makalah keempat, pada footnote pertama penulis mengutip hadis dari buku Hadis Tarbawi karya Suryani pada halaman 123. Pada footnote kedua penulis mengutip hadis buku Sunan at-Tirmidzi juz III pada halaman 452-453.14 Selanjutnya makalah kelima, pada footnote pertama penulis mengutip secara langsung dari buku Korupsi Dalam Perspektif Agama-agama karya Yunahar Ilyas pada halaman 110. Pada footnote ke dua penulis mengutip secara langsung dari buku Materi Hadis tentang Hukum, Ekonomi, sosial, dan Lingkungan karya Bariyah Oneng Nurul tepatnya pada halaman 131-132. Pada footnote ketiga penulis mengutip dari buku yang sama yaitu buku Materi Hadis tentang Hukum, Ekonomi, sosial, dan Lingkungan karya Bariyah Oneng Nurul tepatnya pada halaman 138. Dan pada footnote terakhir penulis mengutip hadis dari buku Al-Wafi Syarah Hadits Arba’in halaman 173.15 Makalah keenam pada poin A paragraf pertama pemakalah mengutip dari buku Al-‘Aqlu wal ilmu fil qur’anil-karim karya Yusuf Qardhawi pada halaman 88. Selanjutnya pada footnote ke dua pemakalah mengutip dari buku Janice Van Cleave yang berjudul Sains dari Masa ke Masa pada hlaman 61. Pada footnote ke tiga pemakalah mengutip dari
13
Pemakalah ke tiga, “AM”, op.cit., hlm. 4-5.
14
Pemakalah ke empat, “IK”, op. cit., hlm. 8-9.
15
Pemakalah ke lima, “HS”, op. cit., hlm. 1-4.
62
buku Ilmu Alamiah Dasar karya Masoeri Jasin halaman 36-37. Pada poin B paragraf pertama pemakalah mengutip dari buku Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan karya Afzalur Rahman halaman 72 dan pada footnote ke lima pemakalah mengutip pada buku yang sama namun pada halaman yang berbeda yaitu halaman 347.16 Makalah ketujuh Pada poin pertama paragraf pertama pemakalah mengutip secara langsung dari buku Agar Harta Berkah dan Bertambah karya Didin Hafiduddin halaman 8 dan buku Fiqh Ekonomi Syariah: Mualamalah karya Mardani halaman 59. Selanjutnya pada paragraf ke dua dan ketiga pemakalah mengutip dengan meringkas isi dari buku Agar Harta Berkah dan Bertambah karya Didin Hafiduddin halaman 8-19. Pada poin kedua paragraf pertama dan kedua pemakalah mengutip secara langsung dari buku Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an di Bawah Naungan AlQur’an karya Sayyid Quthb halaman 250. Kemudian pada paragraf terakhir pemakalah mengutip dari buku Tafsir Al-Azhar juz XV pada halaman 48-49.17 Makalah kedelapan, pada poin pertama (poin 1) paragraf pertama dan kedua pemakalah mengutip secara langsung dari buku Islam Spiritual karya M. Samsul Hady halaman 125 dengan sedikit perubahan kata. Pada paragraf ke tiga pemakalah mengutip dari buku Syarhu Ushulil Iman karya Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin halaman 35. Pada paragraf ke empat
16
Pemakalah ke enam, “SN”, op. cit., hlm. 2-3.
17
Pemakalah ke tujuh, “EF”, op. cit., hlm. 2-5.
63
pemakalah mengutip dari buku Islam Spiritual karya M. Samsul Hady halaman 132. Pada paragraf terakhir poin 1 (footnote ke empat) dan poin 2 (footnote ke lima) pemakalah mengutip dari buku Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin halaman 37 dan 35. Pada poin ke 2 (materi hadits) halaman 58 pemakalah mengutip dari buku Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits karya Tengku Muhammad Hasby ash-Shiddieqy halaman 254-255. Selanjutnya pada bagian refleksi hadis paragraf pertama pemakalah mengutip dari buku Syarah Hadits Qudsi karya Wawan Djunaedi Soffandi halaman 28.18 Makalah kesembilan, pada poin 1 paragraf satu sampai tiga pemakalah mengutip dari buku Memahami Metode Penelitian karya Andi Prastowo halaman 17-18. Pada paragraf ke empat pemakalah mengutip dari buku Metode Penelitian Kuantitatif karya Deni Darmawan halaman 3. Dan pada poin ke 2 paragraf pertama pemakalah mengutip dari buku Ilmu Alamiah Dasar karya Ahmad Ta’rifin, namun halamannya tidak disebutkan. Pada poin 4 (teori pendukung) pemakalah mengutip dari buku Tafsir Al-Qurtubhi karya Imam Al-Qurtubi halaman 768-769.19 Makalah kesepuluh pada poin B pemakalah mengutip surat AlMu’minun, ayat 12-14 dari buku Tafsir Ayat-ayat Pendidikan (Tafsir alAyat al-Tarbawi) karya Abuddin Nata halaman 45-46. Selanjutnya pemakalah memaparkan perkembangan manusia dari masa prenatal sampai dewasa. Pada poin pertama (konsepsi dan awal kehidupan)
18
Pemakalah ke delapan, “TM”, op. cit., hlm. 5-10.
19
Pemakalah ke sembilan, “YW”, op. cit., hlm. 2-5.
64
pemakalah mengutip secara langsung dari buku Psikologi Perkembangan karya Desmita halaman 69. Pada poin kedua (perkembangan anak-anak) pemakalah mengutip dari buku Memahami Perkembangan Anak halaman 8-9 karya Carolyn Meggit. Selanjutnya poin D (refleksi hadis) pemakalah mengutip secara langsung dari buku Tafsir al-Azhar Juz 13-14 karya Hamka halaman 269 dan 274-275.20
3.
Mengutip dari internet Pada poin kedua makalah pertama (poin B kandungan hadis) pemakalah
mengutip
http://hideyeidelwysh.blogspot.com/2012/07/hadist-tarbawi.html
dari tanpa
menyertakan nama penulis artikel dan judul artikel.21 Makalah kelima, pada footnote keempat penulis menggunakan sumber dari http//www.elhasanysoftware/com/p/blog-page.html tanpa menyertakan nama penulis artikel dan judul artikel.22 Pada paragraf terakhir makalah keenam pemakalah mengutip secara langsung dari http://ilyasak.blogspot.co.id/2010/08/perumpamaan-bagi-mukmin-yangbaik.html. Penulisan footnote dari web ini tidak dicantumkan nama penulis artikel dan judul artikelnya dan juga waktu aksesnya.23
20
Pemakalah ke sepuluh, “TY”, op. cit., hlm. 3-7.
21
Pemakalah pertama, “ZB”, op. cit., hlm. 3.
22
Pemakalah ke lima, “HS”, op. cit., hlm. 4.
23
Pemakalah ke enam, “SN”, op. cit., hlm. 4-5.
65
Makalah kedelapan pada bagian aspek tarbawi paragraf 1-3 pemakalah mengutip dari http://www.penerbitakbar.com/syahadat/66keutamaan-dzikir-kepada-Allah-ta’ala-dan-kalimat-Tauhid-Hadis
Qudsi
tanpa disertai nama penulis artikel dan judul artikel.24 Selanjutnya makalah kesepuluh pada pembahasan poin A paragraf pertama pemakalah mengutip dari
http://wongdarjo.com/2014/03/pengertian-manusia-sebagai-
makhluk.html tanpa menyertakan penulis artikel dan judul artikel dan pada paragraf ke dua dan ketiga pemakalah mengutip secara langsung dari http://cahyomuhajir.blogspot.com/2011/04/pengertian-manusia-danbudaya.html tanpa menyertakan nama penulis artikel dan judul artikel.25
B. Data Pandangan Mahasiswa Tarbiyah PAI Angkatan 2013 STAIN Pekalongan tentang Plagiarisme dalam Penyusunan Karya Ilmiah Penyusunan makalah identik dengan pengutipan, dan dalam pengutipan tentunya dibutuhkan buku sebagai sumber. Dalam berbagai mata kuliah dosen mempunyai peraturan yang berbeda dalam membuat ketentuan
karya
ilmiah
(makalah).
Cara
mahasiswa
melakukan
penyusunan makalah biasanya dilakukan dengan menggunakan pedoman sesuai dengan panduan yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah tersebut. Hal ini seperti yang dikatakan oleh HS: “Yang pertama ya bikin pendahuluan, isi, penutup. Cari referensi dahulu. Biasanya tergantung dosen, sesuai aturan dosen. Kalau cari 24
Pemakalah ke delapan, “TM”, op. cit., hlm. 7.
25
Pemakalah ke sepuluh, “TY”, op. cit., hlm. 2-3.
66
referensi sering kesulitan, kadang bukunya tinggal sedikit atau habis. Kalau copas pernah, kadang referensi kurang. Kadang juga males cari referensi.”26 Kemudian sama halnya yang dikatakan IK: “Kalau biasanya dosen mempunyai aturan sendiri, saya sesuaikan dengan aturan dari dosen. Kalau mencari referensi kadang mengalami kesulitan, kadang masing-masing dosen kadang ada yang memberikan referensi wajib. Kadang di perpus habis karena banyak yang nyari. Biasanya kalau susah nyari usahanya ke temen dulu yang sudah pinjam, tapi nanti ujung-ujung nya kalau tidak ada nyari di internet. Kalau copas dari internet pernah, biasanya karena susah cari referensi. Biasanya kalau ada sub-sub yang susah liat footnote nya dari web terus nyari bukunya dulu kalau nggak ada baru copas. Kalau untuk alamat web selama ini masih bebas tidak memilah milih alamat web”27 Hal yang sama dikatakan oleh EF: “Pertama saya lihat temanya dulu, lalu saya cari sub-sub yang dibahas berpedoman pada silabus, kalau disilabus belum ada pembahasannya saya cari pandangan dari jurnal atau tanya langsung sama dosen lalu saya cari referensi bukunya. Kalau untuk mencari referensi sering sulit sih tidak, tapi pernah ada kesulitan. Saya kan absen awal jadi biasanya dapat bagian-bagian tema awal yang masih mudah dicari referensinya. Kalau untuk copas dari internet pernah, karena kebetulan dibuku susah dicari. Tapi saya biasanya pake sumber dari jurnal. Kalau blogspot saya nggak berani.”28 Sebagian besar narasumber mengakui bahwa mereka pernah melakukan plagiarisme. Hal ini seperti yang dikatakan oleh AM:
26
HS, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 18 April 2016 27
IK, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 17 April 2016 28
EF, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 14 April 2016
67
“Kalau melakukan plagiarisme pernah. Seperti saat dikejar deadline karena mepet nggak ada buku. Pernah liat makalah lain. Alasannya ya karena mepet waktu, buku yang dicari nggak ada.”29 Adapula beberapa mahasiswa yang mengaku tidak melakukan plagiat karena merasa sudah mencantumkan sumbernya, hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh SN, bahwa ia mengatakan belum pernah melakukan plagiat, karena biasanya ia mencantumkan sumber pada kalimat yang ia kutip.30 Mahasiswa kurang memahami mengenai plagiat dan sanksinya, hal ini seperti yang diungkapkan oleh TY: “Mungkin kalau buat makalah langsung copas dari internet tanpa ngasih sumber. Kalau dari buku tanpa ngasih sumber kayaknya bukan. Untuk sanksinya saya nggak tau mbak”31 Kemudian AM mengungkapkan: “Ya meniru, mencontek. Sanksinya kalo ketahuan dicoret. Kalau undang-undangnya tidak tau”32 Hal yang sama juga diungkapkan oleh ZB: “Sedikit, plagirisme itu mencontoh karya orang tanpa menyertakan sumber, tidak tahu sanksinya.”33
29
AM, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 20 April 2016 30
SN, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 26 April 2016 31
TY, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 21 April 2016 32
AM, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 20 April 2016 33
ZB, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 17 April 2016
68
Selanjutnya mengenai tindakan plagiarisme ada dua pandangan yang berbeda, yaitu: 1. Plagiarisme merupakan tindakan yang tidak baik Beberapa
mahasiswa
mengakui
bahwa
tindakan
plagiat
merupakan tindakan yang buruk seperti yang diungkapkan oleh EF: “Menurut saya ya tindakan tersebut sebenarnya tidak baik, intinya plagiarisme itu kita tidak mau usaha gitu ya. Apa kita bangga dengan milik orang lain? Menurut saya mending seadanya dari pada berbuat seperti itu, ketika ada jalan lain yang lebih baik yang bisa ditempuh kenapa harus menjiplak.”34 Juga yang diutarakan oleh SN bahwa plagiarisme menurutnya suatu tindakan yang kurang baik karena dapat merugikan orang lain.35 Hal yang sama diungkapkan pula oleh ZB, Plagiarisme itu tindakan tidak baik, pengennya si bener-bener mencari buku dan mengembangkan sendiri, mengasah kreativitas diri sendiri.36 Sedangkan TM mengatakan: “Ya sebenarnya plagiarisme itu nggak boleh, ya tapi semua kembali kepada individu masing-masing, kurang baik sih jadi kita nggak punya wawasan sendiri cuman copas aja.”37 Lebih dari itu plagiat merupakan hal yang harus dihindari, hal ini seperti yang diungkapkan olah IK: 34
EF, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 14 April 2016 35
SN, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 26 April 2016 36
ZB, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 17 April 2016 37
TM, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 19 April 2016
69
“Plagiarisme sebenarnya tidak baik, karena ada undangundangnya sebaiknya itu dikurangi. Tapi mungkin karena belum jelas tindakannya (belum tegas) sehingga masih banyak yang seenaknya melakukan dan mungkin juga tidak sadar yang melakukan itu karena ketidakpahamannya.”38 Sedangkan AM mengatakan: “Walaupun saya pernah melakukan tapi menurut saya kurang bagus, karena tanpa usaha sendiri tinggal mencontoh saja mending pakai pemikiran sendiri”39 2. Plagiarisme merupakan tindakan yang wajar Dari hasil wawancara, ada satu mahasiswa yang mengatakan bahwa plagiarisme merupakan hal yang wajar dilakukan. Hal ini diungkapkan oleh BD: “Fine-fine saja si, saya kira tidak apa-apa itu juga referensi. Tergantung situasi seseorang tersebut. Saya kira ketika seseorang membutuhkan juga tidak apa-apa, saya kira dia juga bertujuan untuk menggugurkan kewajiban bukan mencari nilai. Dalam kuliah ilmu itu tidak diambil dari membuat makalah.”40 Selain itu ia juga memaparkan: “Setahu saya itu mencontek tapi saya tidak tau yang jelas seperti apa tindakan dikatakan plagiarisme, apa dikutip persis apa gimana. Saya kira plagiarisme itu suatu hal yang lumrah dilakukan mahasiswa. Saya kira sepandai-pandainya mahasiswa itu juga pernah melakukan plagiarisme.”41 Lebih lanjut ia mengatakan sering melakukan plagiat:
38
IK, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 17 April 2016 39
AM, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 20 April 2016 40
BD, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 14 April 2016 41
Ibid.
70
“Sering mbak. Ketika kita mencari sesuatu referensi baik itu makalah atau pekerjaan apapun. Saya kira itu pasti melihat apapun dari seseorang, ya itu bisa dikatakan plagiarisme karena mencontek. Saya juga mencari wawasan yang sangat luas dari kehidupan ini.”42
C. Faktor Mahasiswa Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013 Melakukan Tindakan Plagiarisme Dari
data-data
yang
penulis
dapat
mengenai
plagiarisme
mahasiswa, sebagian dari mereka mengakui bahwa mereka pernah melakukan plagiat. Dan berberbagai alasan mereka ungkapkan, antara lain: 1. Tidak adanya atau tidak ditemukannya buku referensi Dalam menyusun makalah diperlukan buku referensi, dan ini membuat sebagian mahasiswa menempuh tindakalan plagiarisme apabila buku referensi yang mereka cari tidak ditemukan, alasan itu ditambah dengan waktu pengumpulan tugas yang sudah dekat. Seperti yang dikatakan oleh EF: “... ketika saya mencari sumber dibuku tidak ada, dikejar banyak tugas dan waktu pengumpulan tugas mepet juga alasannya”43 Dengan alasan “kepepet” EF mengatakan pernah melakukan plagiarisme, hal ini juga sama dengan yang dikatakan oleh IK: “... karena mepet biasanya, susah cari referensi.”44
42
Ibid.
43
EF, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 14 April 2016 44
IK, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 17 April 2016
71
Hal yang sama juga dikatakan oleh ZB: “... karena kepepet, terus tugas banyak juga nyari referensinya susah.”45 Hal ini juga diungkapan oleh AM: “Pernah. Seperti saat dikejar deadline karena mepet nggak ada buku. Pernah liat makalah lain.”46 Adapula jalan lain yang ditempuh saat kepepet yaitu dengan mencari referensi di internet, seperti yang diungkapkan oleh YW: “Kalau deadline banyak tugas ya di google (internet). Kalau minta bantuan temen ya pernah, kadang kurang paham minta dijelasin, bukan minta dibuatin.”47 Selain itu BD juga mengungkapkan: “Itu hasil karomah. Ketika deadline ya ada dua pilihan dikerjakan atau tidak. Ketika dikerjakan ya apa adanya, saya kira semuanya hasil plagiasi mau dari buku atau dari internet secara tidak langsung itu plagiasi, itu semua sama. Kalau minta bantuan temen pernah kalau satu kelompok. Kalau tugas individu saya lupa mbak.”48 2. Ketidakpahaman
mahasiswa
terhadap
plagiarisme
dan
tatacara
pengutipan Sebagian besar mahasiswa tidak mengetahui sejauh mana sebuah tindakan dikatakan plagiarime, seperti yang diungkapkan oleh TY:
45
ZB, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 17 April 2016 46
AM, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 20 April 2016 47
YW, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 18 April 2016 48
BD, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 14 April 2016
72
“Nggak tau mbak. Kalau susah kadang cari di internet, tapi kan nggak dicantumkan semua. Kalau untuk pemilihan biasanya pake yang alamat wordpress. Untuk footnote dari internet paling alamat web di copas sama waktu akses”49 Selanjutnya yang dikatakan oleh SN: “Kurang tau mbak. Kalau mengutip belum begitu paham. Biasanya kalau ngutip dari buku sering persis kayak buku terus di kasih footnote terkadang juga disimpulkan sendiri”50 Selain itu mahasiswa hanya mengartikan plagiarisme hanya sebatas copas tanpa disertakan sumbernya, hal ini seperti yang di ungkapkan oleh EF: “Kurang tau mbak, setahu saya plagiarisme itu ketika seseorang menjiplak karya orang lain seluruhnya tanpa diolah, tanpa menyertakan sumbernya.”51 Juga yang diungkapkan oleh HS yang menurutnya plagiarisme itu ketika mengutip sama persis pemikiran orang tanpa memberi sumber.52 Selanjutnya hal yang hampir sama juga diutarakan oleh IK menurutnya mengenai plagiarisme ia hanya paham apabila seseorang mengambil atau mengutip tanpa menyertakan sumber.53 Juga yang dipaparkan oleh TM yang masih sedikit ragu mengenai plagiarisme menurut yang ia 49
TY, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 21 April 2016 50
SN, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 26 April 2016 51
EF, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 14 April 2016 52
HS, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 18 April 2016 53
IK, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 17 April 2016
73
katakan kalau plagiarisme itu sepertinya kalau jiplak atau copas semua.54 Lebih lanjut menurut YW mengungkapkan bahwa kalau untuk sejauh mana tindakan dikatakan plagiarisme ia kurang paham. Kadang kalau ia mengutip persis seperti buku kemudian diberi footnote.55 Jadi disini sebagian besar mahasiswa tidak tahu sejauhmana tindakan dikatakan plagiat, mereka hanya mengetahui apabila seseorang mengutip tanpa menyertakan sumber. Selain pemahaman terhadap plagiarisme, juga kurangnya pemahaman terhadap teknik pengutipan yang benar. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh TY: “Nggak tau. Kalau ngutip dari buku ngutip persis kayak buku biasanya terus dikasih footnote. Kalau ngutip persis spasinya tetep 1,5. Kalau istilah parafrasa nggak tau mbak.” 56 Hal ini juga yang diutarakan oleh HS: “Kurang paham. Biasanya kalau mengutip dari buku kadang ditambahin kata-kata sendiri, sering juga persis seperti buku cuman kan kalau persis kayak buku kan bahasanya agak kaku. Kalau parafrasa kayaknya pernah denger tapi saya nggak tau mbak.”57 Kemudian yang dikatakan oleh TM: “Kurang tau, kalau biasanya saya ngutip tergantung kalau misal lagi nggak ngebleng gitu ya dikembangkan tapi kalau lagi ngebleng pikirannya ya saya kutip persis dengan footnote juga. 54
TM, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 19 April 2016 55
YW, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 18 April 2016 56
TY, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 21 April 2016 57
HS, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 18 April 2016
74
Kalau untuk spasinya tetep sama 1,5. Kalau parafrasa nggak tau.”58 3. Unsur kesengajaan Dari beberapa faktor penyebab plagiarisme, unsur kesengajaan merupakan yang paling sedikit diakui oleh mahasiswa. HS misalnya, ia mengakui malas menjadi alasan ia sengaja melakukan plagiarisme, seperti yang diungkapkannya bahwa dari pada pusing-pusing membuat atau mengerjakan tugas, lebih baik ia melakukan cara yang mudah.59
58
TM, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 19 April 2016 59
HS, Mahasiswa PAI STAIN Pekalongan Angkatan 2013, Wawancara Pribadi, STAIN Pekalongan, 18 April 2016