BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan Masalah 1. Permasalahan Perpajakan Wajib Pajak Badan Sebagai Klien Konsultan Independen Akuntax
Nama Klien K1
Tabel 3.1 Permasalahan Perpajakan Klien Konsultan Independen Akuntax Bidang Usaha Alamat Tahun Permasalahan Bergabung Rumah Makan Karanganyar 2012 Peraturan perpajakan dan perhitungan pajak
K2
Jasa Perhotelan
Solo
2012
Peraturan perpajakan
K3
Industri Plastik
Grogol, Sukoharjo
2013
Peraturan perpajakan dan PPh final bulanan
K4
Advertising
Manahan, Solo
2013
Peraturan perpajakan dan pembukuan
K5
Garmen
Kebonbimo, Boyolali
2015
Tidak paham perpajakan untuk wajib pajak badan
Sumber : Data Primer yang diolah Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa secara garis besar permasalahan klien sama yaitu masalah tidak mengerti peraturan perpajakan disertai permasalahan lain yang berbeda-beda dengan jenis
25
26
bidang usaha yang berbeda. K1 merupakan wajib pajak badan dengan usaha dibidang rumah makan yang berdiri sejak tahun 2011, K1 telah bergabung sebagai klien Konsultan Independen Akuntax sejak tahun 2012 dan berdasarkan rekomendasi dari pihak lain yang memberikan saran untuk menjadi klien dari Konsultan Independen Akuntax. Permasalahan yang dihadapi adalah belum mengerti peraturan perpajakan dan kewajiban perpajakannya untuk pajak restoran. K2 merupakan wajib pajak badan dengan usaha di bidang jasa perhotelan yang berdiri sejak tahun 2012, K2 telah bergabung sebagai klien Konsultan Independen Akuntax sejak tahun 2012 dan mendapatkan rekomendasi dari pihak lain yang menyarankan untuk bergabung menjadi klien Konsultan Independen Akuntax dengan permasalahan belum mengerti peraturan perpajakan secara umum dan peraturan perpajakan yang mengatur tentang pajak hotel. K3 merupakan wajib pajak badan dengan usaha di bidang industri plastik yang berdiri sejak tahun 2010, K3 telah bergabung sejak tahun 2013 dan bergabung sebagai klien dari Konsultan Independen Akuntax berdasarkan pilihan sendiri. Permasalahan yang dihadapi adalah peraturan perpajakan tentang PP 46 atau mengenai pajak final bulanan yang harus dibayarkan. K4 merupakan wajib pajak badan dengan usaha di bidang advertising atau periklanan yang berdiri sejak 2007, K4 telah bergabung
27
sejak tahun 2013, dan memutuskan untuk bergabung sebagai klien Konsultan Independen Akuntax karena mendapatkan rekomendasi dari pihak
lain.
Masalah
perpajakan
yang
dihadapi
adalah
kurang
dimengertinya mengenai peraturan perpajakan atas kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi dan masalah permbukuan. K5 merupakan wajib pajak badan dan mempunyai usaha di bidang garmen yang berdiri sejak tahun 2015, K5 telah bergabung sejak tahun 2015 atau dapat dikatakan baru bergabung dengan Konsultan Independen Akuntax karena mendapatkan rekomendasi dari pihak lain untuk mengatasi masalah perpajakannya. Dan masalah perpajakan yang dihadapi adalah tidak pahamnya peraturan perpajakan yang mengatur mengenai hak dan kewajiban wajib pajak badan.
2. Penyelesaian Atas Permasalahan Perpajakan Wajib Pajak Badan Sebagai Klien Konsultan Independen Akuntax Dari berbagai permasalahan perpajakan klien berikut adalah upayaupaya yang dilakukan pihak Konsultan Independen Akuntax dalam melakukan penyelesaian atas permasalahan perpajakan secara umum yang dihadapi oleh para klien : a.
Memberikan pengarahan dan pengertian mengenai peraturan dasardasar perpajakan sesuai peraturan perpajakan yang berlaku dan terbaru
mulai
dari
Undang-Undang
Perpajakan,
Peraturan
28
Pemerintah,
Keputusan
Presiden,
Surat
Keputusan
Menteri
Keuangan sampai dengan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak beserta penerapannya di dalam praktik bisnis baik secara lisan maupun secara tertulis. b.
Setelah memberikan peraturan dasar perpajakan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku dan terbaru, kemudian menjelaskan mengenai peraturan perpajakan sesuai dengan hak dan kewajiban bidang usaha, dengan harapan wajib pajak sadar dan mengerti atas hak dan kewajiban pajaknya.
c.
Memberikan penjelasan dan diskusi langsung yang dilakukan diruang rapat kerja dengan harapan membuat klien nyaman dan merasa aman demi menjaga privasi klien untuk memaparkan permasalahan yang dihadapi beserta solusi-solusi terbaik dengan berbagai pertimbangan.
d.
Untuk permasalahan yang lebih mendalam Konsultan Independen Akuntax telah mempunyai karyawan sesuai bidangnya, seperti perizinan, pengarsipan, perhitungan. Berkaitan dengan perhitungan, Konsultan Independen Akuntax mempunyai karyawan sebagai analis ahli dalam bidang perpajakan yang akan membantu klien menghitungkan pajak agar dapat membayar pajaknya dengan tidak melanggar peraturan perpajakan yang berlaku.
29
Selain adanya upaya secara umum, Konsultan Independen Akuntax juga mempunyai upaya penyelesaian masalah perpajakan klien sesuai dengan deteksi masalah yang dihadapi oleh para klien.
Nama Klien K1
Tabel 3.2 Upaya Penyelesaian Masalah Perpajakan Klien Konsultan Independen Akuntax Bidang Usaha Permasalahan Penyelesaian Rumah Makan
Peraturan perpajakan Penjelasan peraturan dan perhitungan perpajakan dan menjadi pajak klien atas jasa rutin bulanan.
K2
Jasa Perhotelan
Peraturan perpajakan Penjelasan perpajakan
peraturan
K3
Industri Plastik
Peraturan perpajakan Penjelasan dan PPh final perpajakan bulanan
peraturan
K4
Advertising
Peraturan perpajakan Penjelasan peraturan dan pembukuan perpajakan dan melakukan pembukuan yang sistematis
K5
Garmen
Tidak paham Penjelasan peraturan perpajakan untuk perpajakan dan wajib pajak badan penjelasan wajib pajak badan. Sumber : Data Primer yang diolah Berdasarkan tabel 3.2 di atas dapat diketahui bahwa dari permasalahan utama yang dihadapi klien adalah masalah tidak mengerti peraturan perpajakan. Dan upaya pertama yang dilakukan oleh Konsultan Independen Akuntax adalah
menjelaskan secara rinci peraturan
30
perpajakan berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku dan terbaru. Kemudian, memberikan solusi atas permasalahan lain setelah klien memamahami peraturan perpajakan. Berikut adalah contoh permasalahan yang berkaitan dengan perhitungan pajak K1 dan penyelesaiannya yang dilakukan oleh Konsultan Independen Akuntax. K1 adalah klien yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sejak tahun 2012. Permasalahan yang dihadapi adalah tidak mengerti peraturan perpajakan dan perhitungan pajak. Konsultan memberikan penjelasan tentang peraturan perpajakan mulai dari dasar yaitu Undang-Undang No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan hingga peraturan perpajakan yang berkaitan dengan usaha rumah makan yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pajak Restoran. Untuk masalah perhitungan kewajiban pajaknya, klien diberikan ilustrasi dan penjelasan cara menghitung dan juga disarankan untuk bergabung di jasa rutin bulanan yang bertujuan untuk mengambil alih pekerjaan yang menyangkut pelaporan pajak mulai dari perhitungan, pengisian semua formulir perpajakan sampai review pelaporan pajak berdasarkan laporan keuangan dan data klien setiap bulannya dan memberikan konsultasi berupa saran atau pendapat atas kasus dan permasalahan perpajakan yang dihadapi berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku. Perhitungan pajak restoran berdasarkan domisili usaha K1 adalah Karanganyar.
31
TARIF X OMSET Tarif yang berlaku di daerah Kabupaten Karanganyar adalah 10% dikalikan jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima restoran (DPP) berdasarkan Peraturan Daerah Karanganyar No 5 Tahun 2010 tentang Pajak Restoran. K1 merupakan pajak restoran kategori rumah makan dan restoran. Tabel 3.3 Ilustrasi Perhitungan Pajak Restoran K1 Rata-Rata
Omset/
Lama
Omset/
Omset/
Potensi
Potensi
Pembeli/
Jam (Rp)
Buka
Hari (Rp)
Bulan (Rp)
Pajak/
Pajak/
Bulan (Rp)
Tahun (Rp)
8.118.000
97.416.000
Jam
13
(jam)
225.500
12
2.706.000
81.180.000
Selain itu, pihak konsultan juga akan membuat tax plan untuk tahuntahun berikutnya dan dapat menghemat pajak dengan cara mengatur perhitungan penghasilan yang lebih kecil yang dimungkinkan oleh perundang-undangan perpajakan yaitu dengan cara legal. K2 adalah klien yang telah ber NPWP sejak tahun 2012. Permasalahan yang dihadapi oleh K2 adalah tidak mengerti peraturan perpajakan tertutama tentang pajak hotel yang menjadi bidang usahanya. Konsultan memberikan upaya penjelasanan dan penggambaran tentang peraturan dasar perpajakan yang berdasarkan Undang-Undang No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Dan peraturan yang sesuai dengan bidang usaha dan domisili usahanya, yaitu
32
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah dan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pajak Hotel. K3 adalah klien yang mempunyai NPWP sejak tahun 2010. Permasalahan perpajakan yang dihadapi oleh klien adalah kurang paham tentang peraturan perpajakan yang berlaku dan kewajibannya atas PPh final yang harus dibayar dan dilaporkan setiap bulannya. Upaya penyelesaian dari Konsultan adalah yang utama selalu memberikan penjelasan tentang peraturan dasar perpajakan berdasarkan UndangUndang No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Dan menjelaskan mengenai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu disertai dengan penerapannya sesuai dengan yang dibutuhkan oleh klien. K4 adalah klien yang mempunyai NPWP sejak tahun 2007. Klien mempunyai masalah perpajakan yaitu kurangnya pemahaman klien tentang peraturan perpajakan dan pembukuan. Upaya yang dilakukan oleh Konsultan adalah tentu yang utama menjelaskan mengenai peraturan berdasarkan Undang-Undang No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Dalam masalahnya yang kedua yaitu mengenai
pembukuan,
Konsultan
memberikan
penjelasan
dan
penerapannya secara sistematis sesuai dengan Standar Akuntansi
33
Keuangan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan serta memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan laporan keuangan. K5 adalah klien yang mempunyai NPWP sejak tahun 2014. Masalah perpajakan yang dihadapi oleh K5 adalah kurangnya pemahaman klien mengenai peraturan perpajakan terutama mengenai hak dan kewajiban wajib pajak badan. Upaya yang dilakukan oleh Konsultan adalah memberikan penjelasan peraturan perpajakan berdasarkan UndangUndang No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dengan penjelasan lebih detail dan lebih luas mengenai hak dan kewajiban perpajakan wajib pajak badan. Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui masalah yang paling sering dihadapi klien adalah kurang pahamnya mengenai peraturan perpajakan dan hal ini membuat Konsultan Independen Akuntax selalu memberikan penjelasan mengenai peraturan perpajakan secara detail supaya klien dapat dengan mudah memahami dan menjadi sadar pajak.
3. Perkembangan Jumlah Wajib Pajak Badan Klien Konsultan Independen Akuntax Berikut penulis sajikan tabel tentang jumlah wajib pajak badan sebagai klien dari Konsultan Independen Akuntax pada tahun 2013 – 2015.
34
Tabel 3.4 Jumlah Wajib Pajak Badan Klien Konsultan Independen Akuntax Tahun 2013-2015 Tahun 2013 Kenaikan 2014 Kenaikan Jumlah Wajib 50 250% 175 14% Pajak Sumber : Data Primer yang diolah
2015 200
Grafik perkembangan jumlah klien Konsultan Independen Akuntax.
Gambar 3.1 Perkembangan Jumlah Wajib Pajak Badan Klien Konsultan Independen Akuntax Sumber : Data Primer yang diolah Berdasarkan tabel 3.4 dan gambar grafik 3.1 di atas dapat disimpulkan bahwa wajib pajak badan klien dari Konsultan Independen Akuntax dari tahun 2013-2015 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 jumlah klien sebanyak 50 klien kemudian mengalami peningkatan yang signifikan atau dapat dikatakan peningkatan tertinggi menjadi 175 atau terjadi peningkatan 250% klien pada tahun 2014. Pada tahun 2015 terjadi penambahan klien sebanyak 25 klien sehingga total menjadi 200 klien atau terjadi peningkatan 14% dari tahun 2014.
35
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis, wajib pajak badan sebagai klien mempunyai pendapat dan permasalahan yang
berbeda-beda.
Kemudian,
Konsultan
Independen
Akuntax
mempunyai penyelesaian permasalah yang berbeda sesuai dengan masalah yang dialami oleh para klien secara mendetail sampai klien benar-benar memahami dan merasakan manfaat yang besar setelah bergabung menjadi klien dari Konsultan Independen Akuntax. Hal tersebut ditegaskan dengan kutipan wawancara bahwa: “Dulu saya pernah bergabung dengan konsultan pajak lain namun ternyata konsultan tersebut tidak mempunyai izin resmi dan justru masalah saya tidak terselesaikan sama sekali bahkan tunggakan pajak saya semakin tinggi. Setelah mendapat rekomendasi dari teman, saya menemukan Konsultan Independen Akuntax sebagai partner saya dalam hal kewajiban dan hak perpajakan perusahaan saya, Akuntax sangat responsif dan saya sangat puas.” K4 “Saya bergabung menjadi klien Akuntax karena pilihan saya sendiri. Jika saya bermasalah dalam masalah perpajakan, Akuntax selalu memberikan penyelesaian dengan diskusi yang memuaskan.” K5 Dari hasil wawancara, klien telah merasakan manfaatnya setelah bergabung menjadi klien Konsultan Independen Akuntax dengan jasa pelayanannya yang sangat responsif, mendetail, mudah dimengerti serta sabar dalam menghadapi klien yang benar-benar tidak mengerti perpajakan.
4. Manfaat Bergabung Menjadi Klien Konsultan Independen Akuntax Dari hasil wawancara dengan klien, para klien merasakan manfaat setelah bergabung menjadi klien Konsultan Independen Akuntax atas
36
permasalahan perpajakan yang dialami , yaitu: a.
Mengetahui peraturan dan informasi perpajakan yang terbaru dengan penjelasan detail yang sebelumnya belum diketahui oleh klien.
b.
Dapat menjadi partner diskusi tentang permasalahan perpajakan klien.
c.
Konsultan Independen Akuntax memberikan pelayanan yang responsif.
d.
Memberikan solusi terbaik dan membantu menjelaskan perhitungan kewajiban pajak yang harus disetorkan dan dilaporkan.
e.
Konsultan Independen Akuntax menyediakan berbagai macam jasa lain yang dapat mengatasi permasalahan perpajakan klien yang lain pula.
B. Temuan Setelah penulis melakukan penelitian di Kantor Konsultan Independen Akuntax mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan perpajakan klien dan upaya penyelesaiannya, penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan kelemahan yang ditemukan terkait dengan hal tersebut. Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka kelebihan dan kelemahan yang berkaitan dengan
37
Peran Konsultan Independen Akuntax Dalam Memberikan Pelayanan Jasa Konsultasi Kepada Wajib Pajak Badan adalah: 1. Kelebihan a.
Terjadi penambahan jumlah wajib pajak badan sebagai klien dari Konsultan Independen Akuntax dari tahun 2013 jumlah klien sebanyak 50 klien kemudian mengalami peningkatan menjadi 175 klien atau terjadi peningkatan 250% pada tahun 2014. Pada tahun 2015 terjadi penambahan klien sebanyak 25 klien sehingga total menjadi 200 klien atau terjadi peningkatan 14% dari tahun 2014.
b.
Kantor Konsultan Independen Akuntax selalu berusaha memberikan pelayanan prima yang sangat ramah dan responsif atas penyelesaian permasalahan perpajakan yang dihadapi oleh klien.
c.
Dengan membantu para klien dalam menyelesaikan permasalahan perpajakan menumbuhkan kesadaran klien sebagai wajib pajak yang harus melaksanakan kewajiban pajaknya, maka dapat membantu berpartisipasi membangun negara dengan membayar pajak.
2. Kelemahan a.
Sulitnya akses data baik dari pihak wajib pajak dan dari pihak Konsultan karena data atas permasalahan perpajakanan bersifat rahasia.
38
b.
Rendahnya tingkat pemahaman wajib pajak badan sebagai klien atas peraturan perpajakan yang terus mengalami perbaruan dan pentingnya membayar dan melaporkan pajaknya.
c.
Masih adanya klien yang membayar pajak tidak dengan sukarela dengan berbagai alasan, salah satunya karena uang pajak yang mereka bayarkan akan tetap dikorupsi oleh oknum-oknum curang.