BAB III ANALISA SISTEM DAN PERANCANGAN
3.1
MENGIDENTIFIKASI MASALAH
Sebelum mulai melakukan analisa perlu diketahui data-data sebagai berikut ini, dalam perluasan wilayah operasional perusahaan radio swasta membutuhkan pelayanan dalam hal aplikasi audio streaming secara full duplex. Dan dibutuhkan akses jarak jauh ke area diluar jangkauan pengiriman audio melalui frekwensi transmisi pesawat radio. Akibat pada meningkatnya kebutuhan akan jaringan komunikasi yang handal demi kelancaran bisnis kepenyiaran. Serta perlunya peningkatan kerjasama antara perusahaan radio swasta dengan supplier dan distributor layanan dan fasilitas jaringan yang tersebar di wilayah Indonesia untuk mempermudah komunikasi data dengan biaya yang efisien. Masalah yang sedang dihadapi oleh radio swasta dalam rangka perancangan program siaran luar pada khususnya adalah apa yang telah tertuang dalam tujuan penelitian ini. Agar nilai efektifitas dan sisi efisiensi waktu pada saat program acara luar dapat tercapai, maka diperlukan sebuah cara kerja dengan pendekatan ilmu komputer yang dapat dioperasikan oleh semua personel crew radio. Dengan spesifikasi yang sesuai standarisasi suara siaran radio yaitu kualitas setara CD Audio secara terus menerus dan real time dari kedua arah percakapan, sekaligus dengan melakukan perhitungan investasi yang ekonomis dan masuk akal.
3.2
MEMEHAMI SISTEM KERJA YANG ADA
Pada prinsipnya pengiriman data jarak jauh terutama data dari signal audio dapat dipenuhi dengan perantara media sebagai seperti STL (Studio to Transmision Link), jaringan FO (Fiber Optic), jalur PSTN (Public Service Telephony Network), Internet atau bentuk fisik kabel audio dan kabel data lainnya. Tabel 3.1 Perbandingan media transmisi MEDIA
KELEBIHAN
KEKURANGAN
STL
Jarak cukup jauh sesuai power RF dan tanpa delay
Ijin alat dan frekwensi mahal serta kendala line of sight
FO
Jaminan kehandalan jaringan, delay rendah dan bandwidth lebar
Perangkat keras dan sewa jaringan masih mahal
PSTN
Cukup mudah dijumpai, suara bagus jika ada hardware codec dan delay bisa ditolerir
Ada biaya sewa jaringan dan hardware codec mahal, jika tanpa codec suara
INTERNET LAN / 3G
Mudah dijumpai dan kualitas suara relatif baik jika ada hardware codec
Ada biaya koneksi, delay tinggi dan tidak ada jaminan bandwidth atau signal yang stabil
KABEL
Biaya cukup murah, mudah Gangguan RFI atau EMI jika instalasi, real time koneksi terlalu panjang dan batasan dan suara jarak dan area
WIRELESS
Mudah, murah, tidak perlu Terbatas jarak, perlu ijin, hasil suara baik karena pengguat RF dan antena bandwidth lebar dan delay khusus rendah
Cara kerja dari sistem pengiriman suara mengguanakan wireless adalah dibutuhkan dua buah perangkat wireless sebagai pengirim dan penerima untuk menjadi media komunikasi data suara sesuai dengan
standarisasi kepenyiaran radio. Untuk mengurai sistem pengiriman data sampai kepada penerima dapat dijelaskan beberapa prinsip kerja masingmasing sesuai fungsi dan bagiannya. Pada umumnya cara kerja dari sebuah piranti lunak codec audio yang disimulasikan adalah sebagai berikut:
3.2.1
PENGERTIAN IP CODEC
Teknologi yang digunakan dalam komunikasi suara dua arah adalah sistem kompresi berbentuk paket melalui jaringan (IP). Pada mulanya kemampuan mengirimkan suara melalui internet hanya merupakan eksperimen dari beberapa orang dan beberapa perusahaan kecil. Pada saat itu jaringan internet masih sangat lambat dan bandwidth yang sempit. Masalah rumit tentang pengubahan signal suara yang dimampatkan kebentuk digital dan kemudian dikembalikan lagi ke bentuk semula terjawab dengan standarisasi perangkat audio codec. Tabel 3.2 Sandard Audio Codec STANDARD ALGORITMA
BIT RATE (Kbps)
DELAY (ms)
QUALITY
G.711
PCM
48, 56, 64
1
Excellent
G.723
MPE/ACELP
5.3, 6.3
67-97
Fair
H.728
LD-CELP
16
2
Good
G.729
CS-ACELP
8
25-35
Fair
G.722
Sub-ADPCM
48, 56, 64
2
Good
G.726
ADPCM
16, 24, 32, 40 60
Good
G.727
AEDPCM
16, 24, 32, 40 60
Good
Dalam mentransmisikan data pada lapis transport ada dua protokol yang berperan yaitu TCP (Transmision Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol). TCP merupakan protokol yang connection-oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end to end dan melakukan perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau salah kirim. Sedangkan UDP merupakan transport protokol yang lebih sederhana, karena digunakan untuk situasi yang lebih mementingkan kecepatan pengiriman data pada tujuan. Beberapa hal untuk mengetahu sebuah kualitas koneksi (IP) dapat melalui beberapa metode antara lain, delay (penundaan), jitter, echo (gema suara), congestions (kemacetan data) dan packet loss (data yang hilang). IP audio codec digunakan untuk mengirim sekaligus menerima suara dengan kualitas siaran radio melalui (IP) dari lokasi-lokasi studio bergerak tanpa batas ke studio utama. IP audio codec sangat ideal untuk layanan distribusi suara antar studio atau jaringan suara studio transmisi. Saat ini IP audio codec yang tersedia di pasaran adalah berbentuk perangkat lunak dan perangkat keras.
Gambar 3.1 Contoh perangkat lunak IP codec di Laptop
Perangkat lunak IP audio codec seperti dalam gambar adalah contoh paling sederhana yang dapat dipasang di sebuah laptop atau hampir semua jenis komputer desktop. Pengguna diperbolehkan siaran langsung dengan pilihan kualitas suara sesuai dengan ketersediaan lebar jalur internet atau interkoneksi data ditempat tersebut. Perangkat lunak IP audio codec ini sangat cocok bagi para reporter, komentator dan wartawan pemberitaan lain yang membutuhkan layanan liputan siaran langsung ke studio tanpa batasan jarak. Pengguna dimungkinkan memilih koneksi jaringan (IP) melalui koneksi internet seperti jaringan DSL (Digital Subscriber Line), WiFi Hotspot, modem 3G dan media internet kecepatan tinggi lainnya. Untuk kualitas terbaik disarankan untuk dapat mencari koneksi internet dengan kecepatan rata-rata 64 kbps download dan upload. Tidak menutup kemungkinan penggunaan perangkat lunak IP audio codec pada jaringan LAN dan WAN di perkantoran. Misalkan apabila ruang pemberitaan yang berbeda lantai atau bangunan dengan studio utama .
Gambar 3.2 Contoh perangkat keras IP codec Perangkat keras IP codec mengirimkan suara baik mono maupun
stereo melalui jaringan PSTN, wireless, 3G sellular dan layanan satelit. Tantangan terberat dalam kehandalan koneksi melalui layanan public internet adalah tetap dengan performa real time. Keuntungan dari perangkat keras dibanding dengan perangkat lunak IP audio codec antara lain adalah tidak diperlukan tenaga ahli komputer untuk koneksi data. Karena perangkat keras ini dibentuk untuk tujuan set and forget, sehingga pengguna tidak perlu konfigurasi menu kontrol yang terlalu rumit. Meski demikian pengguna tingkat lanjut dapat mengaturnya melalui tampilan web browser hasil pengalamatan jaringan LAN. Keunggulan lain pada perangkat keras IP audio codec adalah dapat merubah pilihan menu dan aturan koneksi delay tanpa memutus hubungan distribusi suara yang sedang berlangsung. Kemudahan
interkoneksi
multi
input-output
juga
banyak
ditemukan seperti tersedia digital input-output suara, internal RJ45 dan RJ11 serta serial port untuk komunikasi data lainnya. Jaminan keamanan IP codec, biasanya sudah tersedia dengan menggunakan authorisasi dan enkripsi oleh algoritma AES protokol untuk keamanan tingkat tinggi. Keying Manager akan membuat kunci pengamanan enkripsi menjadi lebih terjaga dan mengijinkan akses kepada setiap pengguna menunjuk secara mudah sesuai nama masing-masing.
Gambar 3.3 Contoh Tampilan Keying Manager Built in keying manager mempermudah dalam pengaturan beberapa jumlah individual 256-bit encryption keys, pengguna dapat menunjuknya sesuai nama. Kunci enkripsi dapat dihasilkan dari susunan kata-kata atau ketikan secara acak, meskipun suara telah di enkripsi namun tidak mengubah kualitas dan kehandalannya.
3.2.2 KUALITAS SUARA
Kualitas suara adalah kualitas suara sebagai hasil keluaran dari sebuah proses berbagai macam perangkat elektronik yang memproses suara. Kualitas suara itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keakuratan dari hasil proses keluaran penguat suara terhadap keaslian sumber suara.
Secara spesifik kualitas suara sangat tergantung dari kualitas koneksi data yaitu tingkat stabilitas data rate hubungan internet atau jaringan wireless. Contoh kebanyakan rata-rata koneksi jalur PSTN akan memberikan layanan bit rate antara 19 kbps sampai 28 kbps dari kualitas koneksi data. Dimana untuk kebutuhan kepenyiaran radio sudah cukup baik mewakili kualitas suara manusia seperti reporter radio dan moderator talkshow. Berikut adalah tabel perbandingan kualitas suara dengan bit rate. Tabel 3.3 Tabel kualitas suara Kualitas Suara
Bandwidth Mode
Bit Rate
Reduks i
Suara Telepon
2,5 KHz Mono
8 kbps
96:1
Melebihi suara radio SW
4,5 KHz Mono
16 kbps
48:1
Melebihi suara radio AM
7,5 KHz Mono
32 kbps
24:1
Suara radio FM
11 KHz Stereo
Mendekati suara CD
15 KHz Stereo
96 kbps
16:1
>15 KHz Stereo
128 kbps
12:1
CD
54,64 kbps 16,24:1
Cara kerja pengaturan kualitas suara dapat dilakukan dengan manual dan otomatis oleh perangkat IP audio codec. Apabila koneksi jaringan komputer, internet atau wireless terlalu lambat maka secara otomatis server akan menurunkan kualitas suara (bandwidth turun maka bit-rate akan turun). Beberapa takaran yang akan mempengaruhi kualitas suara adalah tingkat kehilangan paket data dan waktu tunda penerimaan suara. Untuk itu ketersediaan sumber daya jaringan dalam bentuk lebar pita (bandwidth) yang digunakan untuk mengirim data menjadi penting untuk menentukan hasil kualitas suara.
3.2.3
PRINSIP DASAR ANTENA
Secara teknik antenna paling dasar adalah sebuah isotropic radiator atau penyinar isotrop secara harafiah dapat menyerupai sebuah lampu pijar yang bersinar ke segala arah. Tujuan dari penggunaan antena sendiri adalah untuk mendapatkan arah pancaran dan penerimaan yang sempurna dengan meminimalisir resiko gangguan frekwensi dari pancaran perangkat lain. Serta mendapatkan peningkatan gain dari daya keluaran (RF) dari sebuah sistem transmisi. Sehingga pada akhirnya dapat menambah jarak tempuh signal elektrognetik yang dipancarkan. Antena pemancar dan antenna penerima secara fisik akan banyak persamaan. Sesuai fungsinya yaitu memancarkan atau menangkap gelombang elektromaknetik, maka dalam perancangannya ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Informasi tersebut adalah: 9. Bentuk dan arah radiasi antenna yang diinginkan 10. Polarisasi yang dihasilkan 11. Frekwensi kerja 12. Lebar pita (bandwidth) dan impedansi input yang dimiliki
3.2.4
PILIHAN TIPE WIRELESS CARD
Kartu jaringan merupakan salah satu perangkat jaringan yang berkerja pada lapis fisik dan Data Link dalam model referensi OSI. Pada umumnya kartu jaringan sudah tersedia dalam motherboard dari komputer
atau laptop, akan tetapi tidak semua produsen memasangnya. Piranti keras berbentuk kartu wireless yang digunakan untuk mendukung sebuah komputer dapat terhubung dengan satu komputer laun atau jaringan komputer tanpa melalui fisik kabel tetapi berbentuk gelombang frekwensi radio (RF) dan terkadang berfungsi juga sebagai antenna. Beberapa masalah akan sering timbul pada piranti lunak codec bila menggunakan built in atau WinWiFi, untuk itu sebaiknya dihindari. Dengan penggunaan wireless card PC, USB card, PCI, PCMCIA dengan merk terkenal dan type kualitas terbaik sewajarnya tidak mengalami gangguan dan bekerja dengan baik. Disarankan wireless adapter yang digunakan sebaiknya menggunakan produk keluaran dari pabrikan yang sama, sebab jika dicampur dengan merk yang berbeda-beda maka proses negoisasi antar piranti tersebut akan menuntun kepada kebanyakan denominator terendah. Bentuk umum sebuah kartu jaringan yang sering digunakan adalah sebagai berikut: 1. PCI Adapter PCI (Peripheral Component Interconnect) adalah jalur yang dipakai dalam sistem komputer desktop. Instalasi mekanik pada slot PCI mainboard saat kondisi catu daya komputer dimatikan. 2. USB Adapter USB (Universal Serial Bus) adalah standard bus serial dengan design port yang sangat praktis. Kemampuannya membaca dan mengenali keberadaan perangkat baru tanpa booting awal 3. Express Card
Kartu jaringan yang mempunyai koneksi langsung ke jalur X1 Express PCI dan khusus ExpressCard Gigabit menggunakan konektor RJ-45. 4. Card Bus / PCMCIA Slot PCMCIA paling sering ditemukan pada notebook atau laptop.
Gambar 3.4 Contoh bentuk kartu jaringan wireless
Untuk itu penting jika dapat memenuhi persyaratan standard IEEE terbaru 802.11n untuk frekwensi 2.4 GigaHertz dan 5 GigaHertz seperti contoh spesifikasi: maksimal koneksi hingga 600 Mbps pada jarak 10 meter, mudah terintegrasi dengan berbagai platform peralatan multimedia streaming,
pengaturan
tenaga
keluaran
sesuai
kebutuhan
untuk
menghemat konsumsi daya, teknologi MIMO (Multiple Input Multiple Output) dan pilihan multi kanal dan tetap adanya enkripsi data untuk alasan keamanan.
Beberapa merek yang memenuhi standard WECA (Wireless Ethernet Compatibility Alliance) dan sertifikasi Wi-Fi (Wireless Fidelity standard) tersebut antara lain produk: Belkin, Linksys, TRENDnet, Netgear, Buffalo dan D-Link.
3.2.5 PENUNDAAN SUARA DALAM PROSES CODING
Delay audio atau penundaan suara yang timbul dipengaruhi dari beberapa faktor, pengertiannya adalah wahtu yang dibutuhkan oleh sebuah paket data terhitung dari saat pengiriman oleh pemancar sampai saat diterima oleh alamat tujuan. Total jumlah pemundaan suara tersebut setidaknya dipengaruhi oleh: 1. delay prosesing (terdiri dari delay codec, delay paketisasi, delay algoritma dan delay antrian) 2. delay switching (traffic load packet switching by provider) 3. delay transmisi (waktu yang dibutuhkan untuk mengirim keseluruhan paket ke jaringan, dipengaruhi oleh data-rate jaringan dan panjang paket) 4. delay propagasi (rasio antara jarak panjang jaringan dan kecepatan perambatan gelombang pada media tertentu) Ukuran baku sebuah total penundaan suara akibat proses encode-decode tidak dapat dihindari namun yang dapat ditolerir pada sebuah percakapan dua arah idealnya adalah dibawah 150 milidetik.
Tabel 3.4 Tabel Algoritma codec delay Algoritma
Encode Rate
Network Rate
Bandwidth
Delay
Linear 48 kHz Mono
768 kbps
818 kbps
22 kHz
25 ms
Linear 48 kHz Stereo
1536 kbps
1586 kbps
22 kHz
25 ms
Linear 44.1 kHz Mono 705.6 kbps
751.6 kbps
20 kHz
27 ms
Linear 44.1 kHz Stereo 1411 kbps
1457 kbps
20 kHz
27 ms
Linear 32 kHz Mono
512 kbps
546 kbps
15 kHz
31 ms
Linear 32 kHz Stereo
1024 kbps
1058 kbps
15 kHz
31 ms
FLAC 48 kHz Mono
540 kbps
572 kbps
22 kHz
30 ms
FLAC 48 kHz Stereo
1080 kbps
1112 kbps
22 kHz
30 ms
AAC Mono
56-64 kbps
72-80 kbps
20 kHz
100 ms
AAC Stereo
96-256 kbps
112-272 kbps
20 kHz
100 ms
HE-AAC Mono
16-48 kbps
25-56 kbps
15-20 kHz
210 ms
HE-AAC Stereo v2
24-48 kbps
32-56 kbps
15 kHz
250 ms
BRIC-HQ1 Mono
19 kbps
28 kbps
15 kHz
100 ms
BRIC-HQ2 Stereo
24-48 kbps
32-56 kbps
15 kHz
100 ms
BRIC-ULB
7 kbps
10 kbps
7 kHz
250 ms
GSM
7 kbps
9.6 kbps
5 kHz
120 ms
POTS
21.6 kbps
24 kbps
12 kHz
100 ms
ISDN MP3 Stereo
32-56 kbps
56-64 kbps
15 kHz
310 ms
ISDN MP2 Stereo
96-256 kbps
112-272 kbps
15 kHz
12 ms
Variasi delay antara lain adalah jitter, pengertiannya adalah perbedaan selang waktu kedatangan antar paket diterminal tujuan. Besarnya nilai jitter sangat dipengaruhi oleh beban traffic dan kongesti (tumbukan antar paket).
Ukuran jitter yang dapat ditolerir adalah
dibawah 30 milidetik. Banyaknya paket yang hilang selama proses pengiriman sampai kepada tujuan dapat ditolerir tidak lebih dari 5 persen. Paket yang hilang akan membuat percakapan suara terbata-bata dan lebih parah bila jeda lebih dari satu kalimat.
Gambar 3.5 Alur delay dalam pengiriman data suara Waktu yang dibutuhkan untuk sebuah signal suara yang sudah dikompres dengan codec audio menjadi sebuah paket (IP) disebut delay paketisasi. Jenis delay lainnya yang memiliki nilai konstan adalah delay serialisasi atau antrian sebelum masuk urutan paket yang akan dikirim. Besaran delay serialisasi akan dipengaruhi oleh clocking speed interface. Berikut adalah tabel ilustrasi waktu tunda sesuai dengan kecepatan jaringan. Tabel 3.4 Tabel ilustrasi serialization delay Frame size (bytes)
Interface speed (Kbps) 19.2
56
64
128
256
384
512
768
38
15.83
5.43
4.75
2.38
1.19
0.79
0.59
0.4
48
20
6.86
6
3
1.5
1
0.75
0.5
64
26.67
9.14
8
4
2
1.33
1
0.67
128
53.33
18.29
16
8
4
2.67
2
1.33
256
106.67
36.57
32
16
8
5.3
4
2.67
512
213.33
73.14
64
32
16
10.67
8
5.33
1024
426.67
149.29
128
64
32
21.33
16
10.67
Terakhir adalah delay propagasi, yaitu waktu tempuh yang dibutuhkan sebuah signal listrik atau elektromagnetik untuk mencapai tujuannya. Umumnya pada satuan waktu kecepatan cahaya, namun dapat diproyeksikan sebagai acuan tidak tertulis adalah 10 ms per kilometer. Cara pengukuran paling sederhana dapat menggunakan aplikasi Ping
3.2.6
MEMADUKAN DENGAN PERANGKAT LUNAK LAIN
Para pengembang piranti lunak audio codec kebanyakan menggunakan coding algorithms dari masing-masing identitas industri. Sehingga komunikasi antar piranti lunak IP audio codec berbeda merk dagang untuk saat ini tidak dapat saling mendukung atau tidak kompatibel. Maka dari itu sangat dianjurkan untuk tingkat keberhasilan yang tinggi dengan mengguanakan sistem kerja dan algoritma yang sama dalam satu jaringan end-to-end.
3.3
MENGANALISA SISTEM
Hampir setiap kegiatan industri distribusi produk dan pelayanan menggunakan perangkat lunak dalam sistem jaringan mereka. Dalam hubungannya
dengan
perancangan
sistem
program
menggunakan sistem wireless meliputi beberapa hal:
siaran
luar
3.3.1
TAHAPAN PERANCANGAN SISTEM
Perancangan adalah suatu proses dan bukan keadaan. Untuk itulah diperlukan adaptasi dan fleksibilitas dalam menentukan tahapan-tahapan perancangan antara lain : 1. Perancangan komunikasi data Menggali teori dan modifikasi dari model perangkat lunak VOIP (Voice Over Internet Protocol) yang sudah pernah digunakan publik. Minimal secara fisik ada dua macam pilihan komunikasi data, salah satunya adalah dengan menggunakan jaringan wireless adhoc dengan antenna eksternal atau jaringan wireless internet dengan modem. Aliran data diupayakan sedemikian rupa memenuhi ukuran kualitas sebuah jaringan komputer, yakni dengan memperhatikan besaran bandwidth, delay, jitter dan packet lost. 2. Perancangan proses Menempatkan fungsi perangkat keras sebagai sarana program siaran luar radio dengan kebutuhan pengguna secara umum. Terutama tampilan muka dari aplikasi yang mudah dipelajari dan dioperasikan, stabilitas sistem yang terkendali baik secara manual dan kemampuan pilihan cadangan koneksi otomatis saat terjadi gangguan jaringan. Instalasi perangkat oleh seorang operator sehingga dapat bekerja dengan normal sewajarnya tidak lebih lama dari 30 menit dan apabila terjadi gangguan selama proses
memperbaiki kualitas suara sewajarnya tidak lebih lama dari 30 detik.
3.2.2 CRITICAL LEVEL ISSUE
Beberapa isu dan sudut pandang penting terkait proses pengiriman suara melalui jaringan komputer dan perangkat lunak antara lain: 1. Teori keraguan perihal ketahanan uji operasi alat dan keleluasaan pergerakan posisi alat (mobilisasi). 2. Kualitas suara keluaran dan hasil proses penundaan suara. Apakah dapat menjawab kebutuhan untuk percakapan dua arah secara interaktif atau hanya satu arah informasi (downlink relay) 3. Keraguan dukungan fihak ketiga sebagai penyedia layanan jaringgan wireless. Baik dari tuntutan coverage area maupun keleluasaan bandwidth yang dapat dilalui paket suara sesuai standar kepenyiaran dalam satuan waktu tertentu.
3.2.3
BIAYA YANG DIKELUARKAN
Perhitunga akan pembiayaan sistem perencanaan program siaran luar menggunakan sistem wireless adalah sebagai berikut : 1. Penyediaan perangkat keras sesuai spesifikasi yaitu dua buah personal komputer multimedia, perangkat antenna, saluran transmisi dan wireless card.
2. Lisensi perangkat lunak yang akan digunakan, dalam tahapan uji coba penulis menggunakan versi freeware. 3. Jasa layanan ISP (Internet Service Provider) bila menggunakan modem. 4. Persiapan biaya operasional lain yang tidak terduga
3.2.4
WAKTU PENGUJIAN
Sebagai bagian dari proses perancangan maka pembuatan jadwal distribusi tugas penggadaan akan diatur dalam tempo waktu kurang lebih dua minggu, sementara itu uji coba piranti lunak berbasis IP Network dioptimalkan selama 2 minggu menggunakan media ruang tertutup dan diluar ruang.
3.4
MEMBUAT LAPORAN HASIL ANALISIS
Dengan pemikiran dan tujuan untuk memperbaiki kualitas suara yang dihasilkan menggunakan teknologi alternatif ini. Maka penilis melakukan analisa sebuah cara pengiriman suara dari satu lokasi ke lokasi lain yang sifatnya mobile dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada serta dengan biaya yang seminimal mungkin. Berdasarkan atas batasan diatas maka terpilih beberapa usulan antara lain dengan menggunakan sebuah komputer sebagai media codec transmisi dan sebuah komputer yang berfungsi sebagai penerima melalui jaringan wireless.
Codec adalah kependekan dari compression decompression. Dapat diartikan juga sebagai suatu metode atau algoritma yang terdapat pada sebuah streaming player yang fungsinya adalah untuk melakukan proses pengkompresan volume file pada saat pengiriman ke komputer client dan proses dekompresi atau pengembalian file seperti pada asal media. Titik berikutnya adalah masalah akses wireless yang haruslah memiliki bandwidth yang memadai dan kualitas signal yang kuat pula. Bukan sekedar dari tipe akses yang kita gunakan, saat tulisan ini dibuat PT. Telekomunikasi Indonesia menyewakan saluran 2 MegaBit per detik seharga 10 juta rupiah per bulan pada setiap titik akses tunneling, padahal dengan menggunakan peralatan wireless internet yang ada di pasaran, kita dapat mengoperasikan saluran berkecepatan 11 MegaBit per detik dengan investasi yang sangat relatif murah, tentu dengan batasan-batawan tertentu, seperti wilayah operasi dan sebagainya. Peralatan kunci yang dibutuhkan adalah sebuah kartu WaveLAN yang pada hari ini umumnya berbentuk USB adapter, card PCMCIA dan mini PCI card adapter serta sebuah Access Point. Beberapa situs di Internet yang memuat banyak informasi tentang WaveLAN ini antara lain adalah: www.ieee802.org, onno.vlsm.org, http://www.wavelan.com dan www.wireless.org.au. Untuk menambah jarak jangkau pancaran dan penerimaan wireless tersebut dibutuhkan antena luar (yang diletakan di luar gedung). Umumnya untuk jarak tanpa antena hanya 200 meter sampai 400 meter, sedangkan dengan antenna eksternal dapat menjangkau radius area sampai 4 kilometer. Apabila dipesan melalui internet harga
antenna wireless eksternal berkisar antara 750 ribu rupiah. Karena umumnya kartu wavelan tersebut berdaya rendah sekitar 20 miliWatt, maka jarak antara kartu wavelan dengan antennanya tidak bisa terlalu jauh. Gambaran secara umum instalasi sistem pengiriman suara menggunakan system wireless yang dibangun adalah sebagai berikut.
Gambar 3.5 Blok Diagram Implementasi Sistem Sumber suara sebagai input audio dapat dihasilkan dari sebuah microphone atau perangkat elektronik lainnya, seperti pemutar CD. Signal audio yang sudah diperkuat sedemikian rupa oleh audio mixer kemudian dimasukan kedalam port koneksi audio input kartu suara pada komputer. Dari perangkat komputer inilah proses kompresi berlangsung dan sistem piranti lunak audio codec yang telah terkonfigurasi akan mendapatkan koneksi Public IP melalui kartu wireless sesuai dengan ketersediaan layanan otomatis atau konfigurasi manual antar perangkat kartu wireless. Oleh karena keterbatasan jarak dari beberapa tempat acara atau lokasi acara yang telah disurvey sebelumnya, maka penulis menyajikan pembahasannya melalui fakta dan kondisi yang pernah ada
dengan mengoptimalkan koneksi wireless dan jaringan komputer saja. Penerapan sistem jaringan komputer ini menggunakan jaringan komputer peer to peer atau adhoc, dimana setiap host dapat menjadi server dan juga menjadi client secara bersamaan. Aplikasi mode komunikasi yang digunakan full duplex supaya dapat berkomunikasi dua arah pada saat yang sama. Interface dari keseluruhan sistem seharusnya cukup mudah disatukan, contoh instalasi sumber suara atau perangkat elektronik yang umum dijumpai dipusat perbelanjaan seperti konektor audio dan stereo miniphone serta perangkat keras jaringan komputer seperti USB Adapter atau Access Point pun mudah ditemukan dan dilakukan instalasi melalui port RJ45 atau port USB. Proses pengujian stabilitas sistem yang terkendali cukup sederhana saja. Yaitu dengan mencoba koneksi antara kedua perangkat wireless atau titik akses dengan jarak maksimum sesuai dengan spesifikasi alat tersebut. Jika pada cakupan tersebut dapat terpantau kualitas signal yang cukup baik maka perangkat keras wireless dianggap bekerja dengan sempurna. Berbanding lurus dengan hal itu maka proses audio codec pun demikian halnya sewajarnya dapat berkomunikasi dengan baik pula. Keraguan perihal ketahanan uji operasi alat dan keleluasaan pergerakan posisi alat dapat dilakukan dengan percobaan dari dua titik lokasi pengujian yang berbeda serta masing-masing pengujian dilakukan minimal tiga kali selama durasi waktu tertentu yang dianggap cukup mewakili. Misalnya dilakukan pengambilan sample disebuah titik A
dengan jarak 100 meter dengan durasi 10 menit dan dititik B dengan jarak 500 meter dengan durasi 10 menit. Dari sisi kualitas suara keluaran dan hasil proses audio codec yang menimbulkan penundaan suara tentu akan sangat bergantung pada hasil pengambilan contoh diatas. Karena kekuatan signal, bandwidth dan transfer rate dari jaringan wireless akan sangat mempengaruhi pilihan-pilihan algoritma codec yang mungkin bisa digunakan untuk menekan faktor penundaan suara (delay) tanpa mengorbankan kualitas rentang frekwensi suara itu sendiri. Berikutnya pertimbangan akan gangguan fihak ketiga sebagai penyedia layanan wireless tertentu atau pengguna perangkat lain yang sejenis dan menggunakan frekwensi kerja yang sama akan memperpadat lalu lintas dan mempersempit fokus untuk pointing. Salah satu solusi interfrensi antar frekwensi adalah apabila disebuah lokasi sudah padat pengguna di frekwensi 2.4 GHz maka 5.8 GHz masih dianggap yang paling menjanjikan. Oleh karena penggunaan kedua frekwensi tersebut tidak memerlukan ijin operasional dari organisasi tertentu atau pemerintah, maka penggunanya belum akan terbatasi. Jalan keluar dari permasalahan berikutnya adalah dengan memperkuat posisi dan pointing dari gain antena pengarah serta pengguat daya (RF) jika diperlukan.. Untuk memenuhi kebutuhan perangkat jaringan komunikasi secara keseluruhan diperlukan biaya infestasi awal sebuah perlengkapan siaran luar radio menggunakan wireless. Biaya tersebut termasuk perhitungan asset yang sudah ada. Berikut diantaranya :
6. Microphone (sudah tersedia)
Rp.
0
7. CD Player
(sudah tersedia)
Rp.
0
8. Audio mixer (sudah tersedia)
Rp.
0
9. Laptop
Rp.
0
(sudah tersedia)
10. Akses Point
Rp. 1.800.000
11. Antena kalengbergerak
Rp.
250.000
12. Kabel Pigtail dan UTP
Rp.
250.000
13. USB Wifi Adapter
Rp.
150.000
14. Antena kaleng tetap
Rp.
150.000
15. Kabel Pigtail dan UTP
Rp.
250.000
16. Lisensi Audio Codec (freeware)
Rp.
0
17. Modem (bila langganan tiap bulan) Rp.
200.000
18. Biaya tak terduga
100.000
Rp.
______________+ Total pembiayaan
Rp. 3.150.000
Investasi tersebut diatas, dapat diproyeksikan kembalinya modal awal pembiayaan terhadap hasil penjualan program acara. Kurang lebih 1 bulan dari hari pertama operasional siaran luar dengan rata-rata harga normal program radio siaran swasta. Dibandingkan dengan menggunakan STL yaitu total awal aset sekitar 60 juta rupiah, belum termasuk sertifikasi dan biaya perijinan frekwensi. Maka pendekatan teknologi komputer jauh lebih ekonomis. Proyeksi atas waktu persiapan bahan, kegiatan survey dan uji coba, tersusun dalam time line tabel dibawah ini.
Tabel 3.5 Tabel Time Line rencana kerja mingguan Kegiatan
Catatan
1
2
3
4
Total
Perencanaan sistem
4 hari
4
Pengajuan biaya
2 hari
2
Pembelian bahan
2 hari
2
Uji coba perangkat
2 hari
2
Instalasi indoor
1 hari
1
Evaluasi analisa
1 hari
1
Konfigurasi codec
3 hari
3
Evaluasi analisa
1 hari
1
Instalasi codec
2 hari
2
Uji coba outdoor
2 hari
2
Evaluasi analisa
1 hari
1
Uji coba akhir
1 hari
1
Dokumentasi report
2 hari
2 24 hari kerja
Dengan estimasi waktu sekitar sebulan atau 24 hari kerja, maka diharapkan dapat menghasilkan suatu rujukan sistem pengiriman suara yang baru menggunakan teknologi komputer berbasis (IP) melalui wireless. Berikut adalah contoh algoritma dari piranti lunak audio codec via IP menggunakan koneksi wireless. Dimana terdapat rincian masalah dan penyelesaiannya seperti di bawah ini: 1. Setelah aplikasi audio codec Audio TX terbuka, pilih input audio dengan menekan kembol ‘select’ input untuk memilih kartu suara dan input channelnya. Pada kebanyakan kartu audio akan memberi pilihan input audio dari microphone atau line in. 2. Pilih output dengan tombol ‘select’ guna memilih salah satu kartu audio yang terinstalasi dengan benar.
3. Atur volume menggunakan potensio geser untuk mengatur besar kecilnya suara yang masuk. 4. Set profesional kartu audio dengan sample rate tertinggi 48 kHz untuk meyakinkan bahwa external clock yang terkoneksi dapat berjalan dengan sample rate diatas. 5. Memilih type koneksi antara lain MPEG layer II atau MPEG layer III atau audio tanpa kompresi tergantung dari bandwidth network 6. Pilih sample rate tertinggi 48 kHz sampai terendah 24 kHz dan bandingkan hasilnya. 7. Pilih audio mode sesuai kebutuhan baik stereo untuk musik atau mono untuk suara percakapan. 8. Outgoing connection, secara detail di masukan cukup sekali kedalam phone book Network IP 9. Pilih nomer atau alamat yang akan dituju dan dial tombol connect 10. Incoming connection secara default otomatis akan menerima panggilan masuk Network IP 11. Network mode dapat dipilih very low delay untuk koneksi yang sempurna atau low delay untuk kebanyakan kualitas koneksi internet perkantoran atau extra safe apabila koneksi jaringan mempunyai bandwidth sempit dan sering bermasalah 12. Pastikan kolom new entry telah disorot dan klik tombol connect sehingga terjadi proses koneksi 13. Connecting (IP) 192.168.1.50 dari nama user atau IP address. 14. Indikator status terkoneksi ke alamat (IP) Studio
15. Tahap terakhir adalah indikator lampu meter mulai bergerak jika ada audio input atau jika belum ada input audio hanya lampu hijau paling bawah yang hidup. Indikator Transmitting menyala. 16. Overload CPU atau komputer dengan prosesor yang lambat akan menghasilkan audio yang terputus-putus dan suara seperti CD jumping. Selain daripada itu perlu diperiksa pengaturan audio buffering dan lakukan rekoneksi hubungan. 17. Sebelum
menjalankan
program
atau
aplikasi
Audio
TX
Communicator sebaiknya kemampuan kartu suara di uji coba terlebih dahulu dengan cara melakukan play dan record secara bersamaan menggunakan aplikasi yang sudah ada di dalam sistem operasi Windows 18. Kemungkinan kegagalan koneksi juga disebabkan oleh aplikasi lain yang berjalan bersamaan dengan audio codec IP. Sebagai contoh piranti lunak Win Fax Pro. Penyelesaian lain dapat di telusuri dengan memeriksa driver wireless card yang wajib memenuhi standard. Pengertian algoritma secara umum adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah. Mulai dari sumber suara yang dikirim adalah signal dari microphone dan sumber suara lain dari perangkat seperti CD Player, sampai koneksi jaringan yang disesuaikan dengan batas minimum koneksi suara manusia dalam percakapan yang dapat diterima dengan baik dikedua titik. Berikut adalah gambar flowchart koneksi dari sebuah audio codec melalui konfigurasi Network IP
Gambar 3.6 Flow chart koneksi Audio TX melalui Network IP