BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Diagnosa Penyakit
Analisis sistem ini diperoleh melalui wawancara dan studi pustaka yang akan ditemukan beberapa data dan fakta yang akan dijadikan bahan uji dan analisis menuju penerapan dan pengembangan sebuah aplikasi sistem yang diusulkan.
Dokter hewan akan mendiagnosa penyakit pada anjing dan kucing berdasarkan gejala-gejala yang diderita oleh anjing dan kucing tersebut. Penyakit yang dibahas hanya penyakit penyebab virus, bakteri dan parasit Dimana dari gejala-gejala tersebut akan didapat nama penyakit dan solusi pengobatan untuk mengobati penyakit tersebut. Berikut ini akan dijelaskan penyakit pada anjing dan kucing yang akan dibahas pada sistem yang akan dibangun:
a. Penyakit Anjing
1. Rabies
Rabies Penyakit ini disebabkan oleh virus yang sangat berbahaya dan mematikan, menyerang sistem syaraf pusat pada semua hewan berdarah panas termasuk manusia. Penyakit ini sangat berbahaya karena bersifat zoonosis. Cara penularan melalui air liur/gigitan dari hewan yang terinfeksi rabies. Masa inkubasi (dari masuknya bibit penyakit
54
55
sampai timbulnya gejala) bervariasi antara 15-50 hari. Masa inkubasi bisa panjang bila tempat luka/gigitan jauh dari otak. Berikut fase-fase yang dilalui saat hewan terpapar rabies bentuk ganas (furious rabies), yaitu: a. Fase Prodormal (fase awal): ditandai dengan bersikap tidak normal, tempat yang gelap, gelisah, tidak dapat tidur, refleks keaktifan meningkat, anoreksia, nyeri pada gigitan, temperatur meningkat sedikit. b. Fase Eksitas : setelah 1-3 hari, agresif, cenderung menggigit barang, hewan dan manusia termasuk pemiliknya sendiri. Bahkan kadang kadang menggigit dirinya sendiri. Hewan mengalami hipersalivasi karena hewan tidak bisa menelan salivanya sendiri akibat paralisa otot untuk menelan, gonggongannya berubah karena paralisa sebagaian syaraf vokal, hewan cenderung meninggalkan rumah dan lari jauh, seringkali menyerang anjing dan hewan lain. c. Fase Paralisis : konvulsi, diikuti inkoordinasi otot dan kelumpuhan. Selain bentuk ganas bisa juga dijumpai rabies bentuk diam dengan gejala kelumpuhan, fase eksitasi sangat pendek kadang kadang tidak ada, kelumpuhan mulai otot kepala dan leher. Hewan sulit menelan kemudian diikuti total dan berakhir dengan kematian. Rabies adalah penyakit yang belum ada obatnya, karenanya anjing yang terkena rabies harus segera dibunuh sebelum menulari anjing yang lain dan menjadia ancaman bagi manusia. Pencegahannya
56
melalui vaksinasi rabies harus dilakukan agar anjing memiliki kekebalan terhadap penyakit berbahaya ini. 2. Parvovirus Parvovirus disebabkan oleh virus yang menyerang sistem kerja usus, sel darah putih, dan hati. Penyakit ini tergolong jenis baru. Mulamula muncul di Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Kemudian di Australia. Penyakit ini kini telah menyebar keseluruh dunia seiring dengan globalisasi dalam segala hal. Gejala muncul 5-7 hari setelah terjangkit virus, gejala awal muntahmuntah dan diare yang dapat mengakibatkan dehidrasi, kotoran anjing berwarna kelabu atau kuning keabu-abuan,suhi naik, nafsu makan turun. Hingga kini obat yang efektif untuk penyakit ini belum ditemukan pencegahan dapat dilakukan dengan Vaksinasi dan mencuci hama kandang menggunakan sodium hypoklorite.
3. Distemper Biang keladi penyakit ini adalah virus distemper. Penyakit ini menyerang anjing semua umur, tetapi yang paling rentan adalah anak anjing berumur 2-3 bulan. Masa inkubasi atau kurun waktu masuknya virus kedalam tubuh sampai menimbulkan gejala Muntah-muntah, batuk kering sampai berlendir, selaput putih mata menjadi merah, suhu mendadak naik. pengobatanya yaitu dengan Serum dan antibiotik dengan dosis cepat dan pencegahanya dengan Perawatan yang baik
57
meliputi pemberian pakan yang bergizi,pembersihan kandang, dan vaksinasi distemper I dan II.
4. Brucellosis Brucellosis adalah penyakit pada anjing yang disebabkan oleh bakteri brucella canis. Penyakit ini ditemukan pada tahun 1887 oleh Sir David Bruce penyakit ini menyebabkan ketidak suburban pada anjing jantan dan keguguran pada anjing betina yang sedang bunting muda. Keguguran biasanya terjadi pada umur kebuntingan 45-55 hari. Gejala klinis muncul berupa Pembengkakkan jaringan limpa. Penularan penyakit terjadi melalui kontak langsung anjing sehat dengan bendabenda yang terkontaminasi bakteri ini. Sampai sekarang belum ada obat yang efektif untuk mengatasi brucellosis karenanya, jika anjing diketahui menderita penyakit ini sebaiknya dibunuh untuk mencegah penularan. Pencegahannya yaitu dengan menjaga kebersihan kandang setiap hari.
5. Salmonelosis
Salmonelosis penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang biasanya berhubungan dengan telur mentah tetapi dapat ditemukan di jenis makanan lain sekarang. Salmonellosis menyebabkan diare, demam dan sakit perut pada manusia dan pada anjing yang sehat sekalipun. Pada manusia, biasanya gejala tersebut akan mereda dalam jangka waktu seminggu, meskipun infeksi tersebut sebenarnya dapat menyebar ke
58
organ-organ
tubuh
lain,
sehingga
membutuhkan
perawatan
medis.Bakteri salmonella pernah ditemukan di beberapa jenis dog food dan cemilan anjing pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga Journal of the Veterinary Medical Association menerbitkan rekomendasi mereka tentang cara untuk mencegah infeksi salmonella pada anjing dan manusia. Penulis Report, Kate S. KuKanic, D.V.M., Ph.D., Dipl. ACVIM, dari Kansas State University. Dapat di Obati dengan Cotrimazine. Pencegahannya dapat dilakukan dengan
Mengecek
kemasan makanan dan cemilan agar selalu tertutup rapat sebelum dibeli. Kembalikan produk-produk yang terlihat kotor, berubah warna atau berbau aneh. Ikutilah label instruksi tentang cara menyimpan makanan, cemilan dan produk-produk untuk anjing anda, lebih baik jika disimpan di tempat yang sejuk dan kering . Cucilah tangan anda dengan sabun dan air sebelum dan setelah memegang makanan, cemilan dan produk bernutrisi lainnya. Gunakanlah sendok yang bersih untuk meletakkan dog food pada mangkuk makan anjing anda, sehingga sentuhan langsung antara tangan anda dan dog food tidak terjadi. Secara rutin cucilah sendok dan mangkuk dengan air panas dan sabun. Jika memungkinkan, cucilah didalam wastafel, daripada di dapur ataupun di dalam kamar mandi. Sisa-sisa makanan dapat mengandung jejak salmonella yang berakumulasi seiring bertambahnya waktu di dalam mangkuk makan anjing anda dan bakteri tersebut dapat menyebar pada
59
dapur dan wastafel anda. persiapan yang baik dan kebersihan dapur yang terjaga dapat menghindari kontaminasi bakteri salmonella.
6. Letospirosis Letospirosis adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri Gejala klinis timbul setelah 4-12 hari sejak awal terinfeksi. Mulanya timbul demam diikuti injeksi konjungtiva (mata merah), nyeri otot (anjing tampak depresi), muntah, mencret, batuk, yang khas adanya ikterus (Selaput konjungtiva mata tampak kuning), hati & ginjal membesar, perdarahan yang keluar melalui hidung, mulut, urin dan feses, meningitis (kejang), Pretibial fever (bercak merah yang menimbul dari permukaan kulit pada kedua kaki). Pengobatannya diberi antibiotik secepatnya karena bila melewati 7 hari sejak mulai timbul gejala kurang bermanfaat. Antibiotik pilihan utama kombinasi antara penicilin dan streptomycin, dan diberikan obat lainnya untuk mengatasi gejala yang timbul. Pencegahannya yaitu dengan menghindari kontak langsung dengan binatang yang terinfeksi atau sumber air dan bendabenda yang terkontaminasi oleh air kencing binatang yang terinfeksi. Pemberian imunisasi leptospirosis.
7. Demodecosis Tungu yang kerap menjadi parasit pada anjing adalah demodex folliculorum var. canis menyebabkan penyakit yang disebut dengan demodecosis. Tungau ini bersembunyi dikelenjer lemak dibawah kulit.
60
Hamper diseluruh jenis anjing dapat ditemukan tungau penyebab demodecosis ini, tetapi tidak semuanya menimbulkan penyakit. Munculnya penyakit biasanya disebabkan oleh kekebalan tubuh yang menurun akibat kekurangan gizi. Gejala penyakit demodecosis adalah munculnya rasa gatal di daerah sekitar mata dan mulut, lipatan telinga, kaki epan dan belakang, serta pangkal ekor, rambut pada daerah yang digaruk
menjadi
rontok
dan
kulit
terkelupas.
Pengobatannya
memberikan obat penahan gatal, vitamin A, dan antibiotik dan cara pencegahannya Membersihkan kandang dan pemberian pakan yang bergizi serta menjaga kebersihan hewan dengan memandikan secara rutin.
8. Scabies Kutu Sarcopetes Scabiei adalah jenis penyakit parasit yang menyerang anjing mengakibatkan penyakit seperti kudis yang disebut dengan Scabies. Gejala Penyakit ini menyerang segala jenis anjing dari anakan sampai dewasa. Gejala yang timbul pada penyakit scabies adalah Radang pada kulit yang berlanjut menjadi mengeras dan berwarna kemerah-merahan, rasa gatal yang menyengat pada malam harikutu ini juga mengeluarkan sejenis racun yang mengakibatkan kulit mengalami iritasi Dapat diobati dengan sampo khusus untuk menghilangkan kutu (Sarcoptes scabiei) dan pencegahanbisa dilakukan dengan mencegah anjing bergaul dengan anjing penderita Scabies
61
karena pasti akan tertular memandikan secara rutin, dan menjaga kebersihan kandang.
9. Cacingan Cacing adalah parasit pada anjing yang berada ditubuh bagian dalam. Cacing yang bersarang di usus halus ini hanya menghisap darah, tetapi juga sari-sari pakan, sehingga kerugian yang ditimbulkan jauh lebih besar. Ada dua jenis cacing yang bisa menjadi parasit bagi anjing, yaitu cacing pita (Taxocara canis) dan cacing tambang (Ancylostoma Canis). Gejala anjing cacingan antara lain badannya kurus, perutnya buncit dan keras, serta kotorannya lunak berwarna kehitaman. Lama kelamaan anjing menjadi lemah, lesu, dan pucat. Anjing yang memperlihatkan gejala cacingan harus segera diobati menggunakan obat cacing seperti combantrin atau upixon. Pencegahannya Menjaga kebersihan pakan dan kandang, memberika obat anti cacing secara rutin. b. Penyakit Kucing 1. Distemper Distemper atau radang usus menular (feline infectious enteritis atau agranulocitosis) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus golongan parvo (panleucopenia). Tingkat kematian kucing akibat penyakit ini cukup tinggi, terutama pada kucing muda. Kucing yang terserang penyakit ini ditandai dengan gejala demam tinggi dengan
62
suhu tubuh bisa mencapai 41-42°C, depresi hebat, menceret, muntah, nyeri pada lambung, dan mengalami dihidrasi. Kucing yang terserang distemper harus ditangani dokter hewan dan dirawat secara intensif. Umumnya pengobatan dan perawatan ditunjukan untuk mengatasi dehidrasi dan infeksi sekunder, yaitu dengan pemberian antibiotik spektrum luas serta infus pakan, vitamin, dan mineral. Cara terbaik untuk mencegah distemper pada kucing adalah vaksinasi. Pencegahan kucing perlu diberi suntikan vaksin. Khusus untuk anak kucing dapat diberikan vaksin dari sekitar 8 sampai 10 minggu usianya. Kucing memerlukan dosis yang cukup setiap tiga tahun tergantung pada vaksin yang diberikan. 2. Flu Kucing Flu kucing juga sering disebut juga penyakit alat pernapasan atas (feline upper respiratory disease, FRUD) dan ingus jahat pada kucing (feline rhinotracheitis infectiosa). Penyakit ini menular sangat cepat, terutama pada anak –anak kucing. Biasanya, penyakit ini disebabkan virus golongan herpes (Calicivirus) yang menginfeksi secara kompleks bersama virus mikloplasma lainnya (Clamydia) di dalam alat pernapasan kucing. Gejala awal penyakit ini adalah kucing selalu bersin, demam tinggi hingga suhu badannya mencapai 40 - 41°C, nafsu makan hilang, dan depresi. Gejala lanjutannya adalah terjadi peradangan pada mata dan hidung, air liur keluar secara berlebih, dan
63
ingus yang keluar dari hidung mengental. Di samping itu, mulai terlihat luka di selaput hidung, bibir, atau lidah. Obat-obatan yang diberikan biasanya tergantung gejala. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi sekunder akibat bakteri. Obat tetes atau salep mata diberikan untuk mengurangi penyakit pada mata. Dekongestan diberikan untuk mengurangi lendir berlebihan pada saluran
pernafasan.
Pemberian
Lysin
dapat
mengganggu
perkembangbiakan (replikasi virus) dan dapat meningkatkan nafsu makan serta mempercepat kesembuhan. Vaksinasi rutin untuk pencegahan dapat dilakukan untuk mencegah penyakit yang parah. Kitten sebaiknya divaksinasi pada umur 8-10 minggu, kemudian diulang pada umur 12-14 minggu, setelah itu baru diulang setiap tahun. 3. Feline Calicivirus Disease (FCD) Feline Calicivirus Disease (FCD), penyakit ini biasa menyerang kucing, menyebabkan gangguan pernafasan, luka sekitar bibir dan mulut seperti sariawan (ulkus oral), kadang disertai sakit persendian. Penyakit ini menyebabkan flu yang agak berat tetapi jarang menyebabkan komplikasi serius. Calicivirus termasuk salah satu penyebab gangguan pernafasan pada kucing. Penyakit saluran pernafasan bisa disebabkan sekelompok virus dan bakteri seperti Virus Feline
Rhinotracheitis
dan
bakteri
Chlamydia
(sekarang
Chlamydophila). Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan pilek dan mata berair. Tanda-tanda kucing sakit yang umum berupa bersin (tidak
64
sebanyak Feline Rhinotracheitis), batuk, pilek, cairan berlebih dari mata dan hidung. Luka (ulkus) seperti sariawan pada hidung, mulut, lidah atau bibir yang menyebabkan kucing tidak mau makan karena kesakitan saat mengunyah makanan. Kadang-kadang ulkus juga terjadi di sela-sela cakar. Demam, sulit bernafas akibat radang paru-paru (pneumonia). Konsultasikan penanganan dan obat yang tepat dengan dokter hewan anda. Isolasi kucing yang sakit, jauhkan dari kucing lain, sebaiknya ditempatkan di ruangan yang terpisah aliran udaranya dari kucing lain yang sehat. Beri makanan yang lunak, suapi bila kucing tidak mau makan. Beri nutrisi yang baik, bersihkan kotoran pada mata dan hidung. Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri. Pada kasus penyakit yang berat diperlukan rawat inap dan infus. Satu-satunya cara pencegahan adalah vaksinasi kucing secara teratur setiap tahun. Meskipun tidak 100 % melindungi kucing dari penyakit, namun kucing yang sudah divaksinasi mempunyai kemungkinan sembuh yang lebih tinggi dan cepat. 4. Feline Infectious Peritonitis FIP (Feline Infectious Peritonitis) adalah penyakit serius, hampir selalu berakibat kematian bagi kucing. Penyakit ini disebabkan oleh coronavirus (feline corona virus/FcoV), yaitu sejenis keluarga virus yang menyerang anjing dan babi dan beberapa spesies virus ini dapat menyerang manusia. Tetapi virus yang menyebabkan FIP pada kucing, tidak dapat menyerang manusia. Ada dua strain virus penyebab
65
penyakit ini, yaitu FcoV–1 dan FcoV-2, sekitar 85 % penyakit FIP disebabkan oleh strain pertama. Penyakit ini biasa menyerang kucing, terutama kucing-kucing cattery penampungan hewan, dimana terdapat sejumlah besar kucing dewasa & anakan hidup bersama. Selama infeksi ini, gejala yang muncul bisa berupa bersin-bersin, mata berair, lendir hidung yang berlebihan, diare, berat badan berkurang, lemah & lesu. Gejala yang muncul bisa juga non spesifik seperti : hilang nafsu makan, depresi, rambut kasar dan demam. Pada bentuk basah terjadi akumulasi cairan di rongga perut dan rongga dada, menyebabkan menyebabkan pembengkakan daerah perut (biasanya tanpa rasa sakit) disertai kesulitan bernafas. Pengobatan sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini. Pengobatan yang ada masih berupa pengobatan suportif untuk mengurangi gejala dan mengurangi rasa sakit kucing. Kucing yang sakit dapat bertahan hidup 1 minggu – 1 tahun tergantung kekebalan tubuh dan keparahan penyakit. Pencegahan Jaga kebersihan kandang & peralatan, dicuci dengan sabun, deterjen atau desinfektan. Bahan yang murah meriah & cukup efektif adalah larutan kaporit/pemutih + 3 %. Jaga kesehatan kucing dengan pemberian nutrisi yang cukup dan baik. Vaksin FIP pertama digunakan tahun 1991 di USA. Sampai saat ini efektivitas vaksin masih diperdebatkan. 5. Feline Panleucopenia Penyakit ini disebut juga Feline Parvovirus, Feline Infectous Enteritis/FIE (radang usus menular). Panleucopenia adalah penyakit
66
serius yang cukup berbahaya pada kucing. Penyakit ini diakibatkan oleh virus. Hingga saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus di dalam tubuh kucing. Kesembuhan kucing sangat tergantung kekebalan tubuh kucing tersebut. Obat yang diberikan hanya bertujuan mencegah infeksi lain yang disebabkan bakteri dan meningkatkan kondisi tubuh kucing. Perawatan intensif diperlukan agar kucing tetap makan dan memperoleh nutrisi yang cukup untuk melawan virus. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi yang teratur. Anak kucing dapat divaksinasi pada umur 8-10 minggu. Agar kekebalan yang terbentuk lebih terjamin sebaiknya vaksinasi diulang 1 bulan kemudian. Setelah itu vaksinasi dianjurkan diulang setiap tahun. Untuk kucing dewasa atau berumur lebih dari 6 bulan yang belum pernah divaksinasi, vaksinasi bisa dilakukan tiap tahun. 6. Leukemia Leukemia adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh virus gelaja leukemia belum menunjukan hingga berumur 3 - 36 bulan sindrom yang muncul kucing mengalami kesulitan bernapas kucing akan mengalami anemia hebat akibat kekurangan oksigen pencegahannya berikan gizi seimbang menjaga kesehatan mulut dan gigi dan vaksinasi leukemia kemoterapi.
secara
teratur.
Pengobatan
dapat
dihambat
dengan
67
7. Rabies Rabies atau anjing gila sudah lama dikenal di Indonesia lebih dari satu abad, tetapi baru sebatas namanya. Bahaya penyakit ini masih belum diketahui benar. Buktinya, meskipun setiap tahun dilakukan vaksinasi secara missal, penyakit ini tetap saja belum berhasil secara total. Rabies disebabkan virus golongan Rhabdovirus akut yang bisa menular keseluruh mahluk hidup berdarah panas, termasuk manusia. Bentuk rabies dibagi menjadi tiga, yaitu rabies membabi buta ( furious form), rabies diam (dump form), dan tanpa bentuk (atypical form). Pencegahan terhadap penyakit rabies bisa dilakukan dengan cara vaksinasi. Saat ini sudah banyak vaksin anti rabies yang beredar. Namun,
waktu,
cara,
dosis,
dan
merek
vaksinasi
sebaiknya
dikonsultasikan denga dokter hewan. a. Rabies Membabi Buta Kucing yang menderita rabies membabi buta menunjukan gejala cenderung berlarian kesana kemari tanpa tujuan, gelisah, mudah terangsang dan cepat bereaksi, menyerang dan menggigit bendabenda yang bergerak, refleks pada kornea mata hilang, nada suara rendah dan kasar, lidah menjulur, keluar air liur berlebih, sempoyongan, bergerak tak terkendali, lumpuh, dan akhirnya mati. b.
Rabies Diam Kucing yang menderita rabies diam biasanya menunjukan gejala apatis, kehilangan vitalitas, suka menyendiri dan bersembunyi,
68
jarang menggigit, tidak mudah terangsang, tubuhnya gemetaran, mengalami kelumpuhan, dan mati. c.
Rabies Tanpa Bentuk Tubuh kucing yang terkena rabies tanpa bentuk akan mengalami gatal, kaku, kejang otot (spasmus), dan sembelit (kontipasi). Disamping itu, juga menampakan gejala yang bersipat individual seperti perilakunya menjadi aneh dan tidak seperti biasanya.
8. Chlamydiosis Feline
chlamydiosis,
dikenal
juga
dengan
sebutan
feline
pneumonitis (Radang paru-paru pada kucing), biasanya menyebabkan gangguan saluran pernafasan bagian atas yang relatif ringan tetapi kronis (lama). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia psitacii. Tandatanda utama penyakit ini biasanya radang/sakit pada mata, disertai cairan kotoran mata berlebihan. Infeksi ini menyebabkan juga pilek, bersin dan kesulitan bernafas yang disebabkan radang paru-paru. Bila tidak diobati, infeksi bisa menjadi kronis, berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik tetrasiklin. Mata yang sakit dapat diobati dengan salep mata yang mengandung tetrasiklin. Umumnya pengobatan berlangsung selama beberapa minggu sampai 6 minggu tergantung keparahan penyakit. Selalu bersihkan mata dan hidung yang kotor, ini dapat mempercepat kesembuhan. Suapi kucing bila nafsu makannya hilang. Kucing yang sakit harus diisolasi agar penyakitnya tidak menulari kucing lain. Pencegahan Vaksinasi tidak
69
harus selalu 100 % melindungi kucing, tetapi dapat mengurangi keparahan Penyakit. 9. Kudis
Pemilik kucing yang belum berpengalaman pada umumnya kurang menaruh perhatian apabila hewan kesayangan mereka menggaruk-garuk tubuhnya. Mereka mengira perbuatan menggaruk bagian tubuh adalah hal yang biasa dilakukan oleh kucing. Biasanya, kalau sudah mulai terlihat kelainan pada kulit, misalnya bulu pada bagian yang digaruk menjadi gundul dan kucing makin sering meggaruk bagian tubuhnya, barulah mereka mencurigai bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan hewan kesayangan mereka. Reaksi menggaruk pada kucing pada umumnya disebabkan oleh timbulnya rasa gatal. Penyebab rasa gatal ini tidak semuanya disebabkan oleh bakteri, jamur, atau parasit. Ada kalanya rasa gatal tersebut disebabkan oleh reaksi alergi karena makanan atau penyebab lain. Selain kegatalan yang disebabkan oleh bakterim jamur, atau parasit, perbuatan menggaruk terutama pada anjing dapat pula disebabkan oleh rasa jemu atau stress akibat sendirian, tidak dapat bermain misalnya karena selalu dikurung. Untuk mengetahui penyebab kucing menggaruk tubuhnya, sebaiknya kita membawa kucing kita ke dokter hewan. Ada kemungkinan hewan kesayangan kita terserang kudis yang dapat menular kepada kita atau mereka yang suka bermain dengan mereka. Pada scabies, rasa gatal ditimbulkan oleh bahan beracun yang diproduksi oleh tengau (mange), allergen (bahan yang menimbulkan
70
alergi) yang dikeluarkan oleh tungau, dan reaksi mekanis oleh tungau itu sendiri. Pemeriksaan kerokan kulit pada daerah yang gatal atau mengalami kegundulan akan memberikan gambaran bagi dokter hewan sekiranya kucing terserang scabies. Scabies atau secara umum sering disebut sebagai kudis pada kucing sangat mudah menular ke pemilih hewan kesayangan tersebut. Meskipun penyakit ini tidak bersifat parah, tetapi bagi penderita cukup mengganggu karena menimbulkan kegatalan dan mengurangi kecantikan akibat timbulnya bintik-bintik merah pada bagian kulit yang terserang. Scabies tidak hanya menyerang anjing dan kucing, tetapi dapat pula terjadi pada hewan lain seperti marmot, kelinci, babi, kerbau, kambing, dll.Umumnya, orang tertular kudis anjing atau kucing lewat kontak langsung, misalnya karena memegang anjing atau kucing tertular penyakit ini, atau dapat pula lewat kontak tidak langsung melalui alat-alat seperti kandang, sikat, atau alat lain yang dipakai oleh anjing tertular scabies.Kepekaan orang terhadap penularan scabies tidak sama. Ada yang mudah terasa gatal-gatal, namun ada pula yang tidak merasakan apa-apa. Akibat dari reaksi menggaruk, sebagian kulit anjing atau kucing akan terkelupas. Kulit yang terkelupas tersebut dapat terbawa penyebab scabies yang sewaktu-waktu dapat menular ke manusia. Di luar tubuh hewan, parasit penyebab scabies dapat hidup dalam jangka waktu relatif lama, tergantung pada suhu, kelembaban, pengaruh sinar matahari secara langsung, dsb.
71
Ciri – ciri gejala yang di timbulkan: a.
Goresan kucing
b.
Tegas lokal atau luas
c.
Scabs muncul di beberapa bagian tubuh
d. Jika telinga kucing kudis mungkin memiliki sejumlah lilin dan gelap e. Terus-menerus untuk mengangkat bahu dan menggelengkan kepala mereka f. Memar telinga internal
Dapat dicegah dengan Perawatan kucing (dimandikan, bersihkan kotoran,dll) dan menjaga kebersihan kandang. Penyakit ini dapat diobati dengan anti parasit.
10. Periodontal Periodontal berasal dari dua kata yunani yaitu Peri yang berarti pinggiran atau sekitar, dan dontal yang berarti gigi. Penyakit periodontal adalah gangguan pada gigi dan daerah sekitarnya yang biasanya disertai peradangan. Penyakit ini dapat mengganggu jaringan penahan yang terdapat di sekitar gigi, akibatnya gigi menjadi goyah dan mudah lepas. Bakteri dan sisa-sisa makanan tertinggal dan menumpuk disekitar perbatasan gigi membentuk plak. Bila plak tidak segera dibersihkan, mineral dan senyawa yang berasal dari air liur akan bereaksi dan menyebabkan plak menempel lebih kuat ke pinggiran gigi dan membentuk tartar gigi dalam waktu 3-5 hari sejak plak terbentuk.
72
Tumpukan tartar dapat mengiritasi gusi dan menyebabkan peradangan pada gusi (gingivitis). Keadaan ini disebut penyakit periodontal dan bila tidak segera diatasi dapat berlanjut menjadi rasa sakit, gigi longgar, abses dan infeksi yang menyebar ke seluruh badan. Lebih lanjut lagi, tulang rahang bisa berlubang-lubang dan rusak. Dalam perkembangan penyakit, beberapa gejala seperti berikut bisa saja muncul :
a.
Cairan/lelehan nanah disekitar gigi
b.
Nafas berbau busuk berkepanjangan
c.
Gusi yang mudah luka dan berdarah
d.
Daerah sekitar mulut sakit atau sensitif bila di pegang
e.
Mencakar-cakar daerah sekitar mulut
f.
Gusi yang bengkak, berwarna merah atau bentuknya tidak normal
g.
Gigi longgar atau lepas
h.
Hilangnya nafsu makan
i.
Gangguan pencernaan
j.
Air liur menetes
k.
Kesulitan mengunyah atau makan
Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini tergantung derajat keparahan penyakit. Pada tahap awal, biasanya hanya diperlukan pembersihan karang gigi yang lazim disebut Scalling. Scalling gigi kucing diakukan dengan kucing dalam keadaan terbius total.
73
Dianjurkan untuk melakukan scalling rutin 1-2 kali setiap tahunnya. Pada tingkatan lebih parah, diperlukan tindakan operasi seperti cabut gigi atau membuang
sebagian
jaringan
gusi
yang
sudah
rusak
parah
(gingivectomy). Pencegahan Apapun jenis makanan kucing, baik itu makanan basah/kalengan ataupun makanan kering, gigi kucing perlu dibersihkan minimal 2 kali dalam seminggu. Scalling/pembersihan gigi rutin dapat dilakukan 1-2 kali dalam setahun. Dilakukan oleh dokter hewan dalam keadaan kucing terbius total. Bagaimanapun juga sikat gigi rutin lebih baik untuk pencegahan daripada scalling yang membutuhkan biaya relatif lebih banyak.
11. Cacing pada Kucing Cacing merupakan endoparasit (parasit yang hidup dalam tubuh) yang dapat menyerang kucing, anjing, dan hewan lainnya. Sebagian besar kucing yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala. Kucing banyak makan tetapi tetap kurus atau perut buncit merupakan salah satu gejala cacingan. Beberapa jenis cacing dapat menular melalui pinjal (kutu kucing) atau tikus. Ada 2 jenis cacing yang sering menyerang kucing, yaitu cacing gelang (gilig) dan cacing pita. Sesuai dengan namanya cacing gelang berbentuk seperti batang berwarna putih atau krem dengan ekor dan kepala meruncing. Panjang cacing bervariasi mulai dari beberapa milimeter hingga puluhan centimeter. Cacing pita berbentuk seperti pita putih atau krem dengan diameter beberapa milimeter. Panjang cacing pita pada kucing bisa mencapai 70 cm.
74
a. Cacing Pita Pinjal Kucing adalah salah satu parasit kucing yang dapat menyebarkan cacing pita. Segera basmi pinjal dan beri obat cacing secara berkala. Ada beberapa spesies cacing pita yang sering terdapat di pencernaan kucing, yaitu : Dipylidium caninum, Taenia taeniaeformis dan Echinococcus multilocularis. Cacing pita hanya bisa dibasmi dengan obat cacing yang mengandung Prazyquantel, dichlorphen atau febendanzole. b. Cacing Gelang Ada banyak spesies cacing gelang yang dapat menyerang kucing. Yang paling sering adalah Toxascaris leonina dan Toxocara cati. Cacing gelang berbentuk seperti tambang, dengan bagian ekor dan kepala yang lebih kecil dari bagian perut. Toxocara cati paling sering menyerang kucing bila dibandingkan cacing gelang lainnya. Kebanyakan cacing gelang dapat dibasmi oleh obat cacing yang mengandung bahan aktif pyrantel, febendazole, mebendazole atau piperazine. 12. Toxoplasma Toxoplasma adalah Sebagian besar infeksi toxoplasma pada hewan bersifat sub klinis, pada infeksi nyakit yang disebabkan oleh parasit yang akut dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar pertahanan (limfoglandula) yang terdapat disekitar leher, ketiak, Pada infeksi yang parah dapat menyebabkan diare dan cacat pada fetus kucing atau hewan
75
lainnya. Dapat diobati
dengan Antibiotic, pengobatan khusus
toxoplasma (sampai TORCH dikatakan negative). Pencegahanya dengan Mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum makan dan setelah memegang daging mentah.Tempat pembuangan tinja kucing harus selalu bersih dan dikosongkan setiap hari. Pekerjaan ini jangan di lakukan oleh wanita hamil. Orang yang senang berkebun sebaiknya memakai sarung tangan, tangan di cuci dengan air dan sabun agar tidak terkontaminasi dengan ookista infektif. Mencuci sayuran mentah dan buah – buahan segar dengan bersih sebelum di makan. Memasak jaringan hewan mamalia dengan sempurna. Kista akan rusak pada suhu diatas 50° C. Wanita hamil harus menghindarkan diri dari kotoran kucing, tanah dan jaringan mentah. Wanita yang akan hamil dan yang sudah hamil sebaiknya di periksa darahnya untuk mengetahui adanya toxoplasmosis. Bila di ketahui terkena toxoplasmosis, harus segera di obati agar tidak terjadi penularan secara pasif. 3.1.2 Analisis Data Proses ini dilakukan untuk memperoleh data gejala, penyakit serta solusi dari penyakit pada anjing dan kucing. Agar memperoleh keberhasilan suatu sistem pakar terletak pada bagaimana mengolah pengetahuan agar dapat ditarik kesimpulan. Setiap penyakit pasti memiliki gejala yang bisa kita tentukan jenisnya sehingga antara penyakit satu dengan yang lainnya pasti terdapat perbedaan, demikian pula penyakit pada anjing dan kucing. Untuk mempermudah aturan yang
76
dijadikan basis pengetahuan sistem pakar ini, dibentuknya sebuah tabel keputusan yang berfungsi untuk menghubungkan gejala-gejala dengan nama penyakitnya. Cara representasi pengetahuan diperlukan untuk membuat suatu sistem pakar agar dapat melakukan penalaran yang baik. Perancangan basis pengetahuan (knowledge base) ini dimulai dengan membuat table gejala dan pohon keputusan (decisiontree). 3.1.3 Data Penyakit Tabel penyakit berfungsi untuk merepresentasikan pengetahuan tentang nama penyakit ke dalam bentuk kode-kode. Tabel 3.1 dan 3.2 berikut ini
merupakan tabel penyakit dari sistem pakar diagnosa
penyakit pada anjing dan kucing yang akan dibangun.
Kode PA001 PA002 PA003 PA004 PA005 PA006 PA007 PA008 PA009 PA010 PA011
Tabel 3.1 Tabel Penyakit Anjing Jenis Penyakit Anjing Letospirosis Parvivirus Distemper Salmonelosis Demodecosis Cacingan Rabies Stadium Prodromal Rabies Stadium Eksitasi Rabies Stadium Paralisis Scabies Brucellosis
77
Tabel 3.2 Tabel Penyakit Kucing Kode Jenis Penyakit Kucing PK001 Distemper PK002 Felin Panleucopenia PK003 Chlamydiosis PK004 Leukemia PK005 Felin Infectious Peritonitis PK006 Felin Calicivirus Disease (FCD) PK007 Rabies Membabi Buta PK008 Rabies Diam PK009 Rabies Tanpa Batuk PK010 Toxoplasma PK011 Flu Kucing PK012 Kudis PK013 Periodental
3.1.4 Data Gejala Tabel 3.3 dan 3.4 berikut ini merupakan tabel gejala dari sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing yang akan dibangun. Tabel 3.3 Tabel Gejala Anjing Kode GA001 GA002 GA003 GA004 GA005 GA006 GA007 GA008 GA009 GA010 GA011 GA012
Gejala Diare Muntah-muntah Perdarahan yang keluar melalui hidung, mulut, urin dan feses, meningitis (kejang) Hati & ginjal membesar Nyeri otot (anjing tampak depresi) Ikterus (Selaput konjungtiva mata tampak kuning) Demam ikuti injeksi konjungtiva (mata merah) Pretibial fever (bercak merah yang menimbul dari permukaan kulit pada kedua kaki) Batuk Demam Nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali Kotoran anjing berwarna kelabu atau kuning keabu-abuan
78
Kode GA013 GA014 GA015 GA016 GA017 GA018 GA019 GA020 GA021 GA022 GA023 GA024 GA025 GA026 GA027 GA028 GA029 GA030 GA031 GA032 GA033 GA034 GA035 GA036 GA037 GA038 GA039 GA040 GA041
Gejala Batuk kering sampai berlendir Selaput putih mata menjadi merah Sakit perut Gatal dikaki epan dan belakang serta pangkal ekor Gatal didaerah sekitar mata dan mulut Gatal dilipatan telinga Rambut pada daerah yang digaruk menjadi rontok dan kulit terkelupas Badan kurus Perut buncit dan keras Kotoran lunak berwarna kehitaman Perubahan temperamen yang masih ringan Hewan mulai mencari tempat-tempat yang dingin/gelap dan menyendiri Refleks kornea mata berkurang Pupil melebar dan hewan terlihat acuh terhadap tuannya Mudah terkejut dan cepat berontak bila ada provokasi Perubahan perilaku mulai diikuti oleh kenaikan suhu badan Menjadi sangat perasa Suara parau Mengalami kesulitan menelan Sempoyongan Lumpuh Menyerang hewan lain ataupun manusia yang dijumpai dan hipersalivasi Hewan mulai garang Dalam keadaan tidak ada provokasi hewan menjadi murung terkesan lelah Selalu tampak seperti ketakutan Hewan mengalami fotopobi atau takut melihat sinar sehingga bila ada cahaya akan bereaksi secara berlebihan Rasa gatal yang menyengat pada malam hari Radang pada kulit yang berlanjut menjadi mengeras dan berwarna kemerah-merahan Pembengkakan jaringan limpa
79
Tabel 3.4 Tabel Gejala Kucing Kode GK001 GK002 GK003 GK004 GK005 GK006 GK007 GK008 GK009 GK010 GK011 GK012 GK013 GK014 GK015 GK016 GK017 GK018 GK019 GK020 GK021 GK022 GK023 GK024 GK025 GK026 GK027 GK028 GK029 GK030 GK031 GK032 GK033 GK034 GK035 GK036 GK037 GK038 GK039 GK040
Gejala Anemia Mengalami dihidrasi Muntah Depresi Lemah & lesu Nyeri pada lambung Demam tinggi suhu tubuh bisa mencapai 41-42C° Diare Nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali Cairan berlebih dari mata dan hidung Radang/sakit pada mata Tidak mudah terangsang Cairan kotoran mata berlebihan Cairan/ lelehan nanah disekitar gigi Kesulitan bernafas Kekurangan oksigen Rambut kasar Bersin-bersin Lendir hidung yang berlebihan Pembengkakan daerah perut (biasanya tanpa rasa sakit) Pilek Tegas lokal atau luas Jika telinga kucing kudis mungkin memiliki sejumlah lilin dan gelap Sariawan pada mulut Kadang-kadang ulkus juga terjadi di sela-sela cakar Sariawan pada hidung Radang mulut Mata merah dan berair Berat badan berkurang Lumpuh Menyerang dan menggigit benda-benda yang bergerak Sempoyongan Refleks pada kornea mata Nada suara rendah dan kasar Gelisah Mudah terangsang dan cepat bereaksi Berlarian kesana kemari tanpa tujuan Lidah menjulur Keluar air liur berlebih Bergerak tak terkendali
80
Kode GK041 GK042 GK043 GK044 GK045 GK046 GK047 GK048 GK049 GK050 GK051 GK052 GK053 GK054 GK055 GK056 GK057 GK058 GK059 GK060 GK061 GK062 GK063 GK064 GK065 GK066 GK067 GK068 GK069
Gejala Suka menyendiri dan bersembunyi Tubuhnya gemeteran Kehilangan vitalitas Jarang menggigit Kaku Gatal Kejang otot (spasmus) Sembelit (kontipasi) Perilakunya menjadi aneh dan tidak seperti biasa Pembengkakan kelenjer pertahanan (limfoglandula) yang terdapat pada leher dan ketiak Cacat pada petus kucing Sariawan lidah atau bibir Bersin-bersin berkelanjutan Sariawan pada mulut dan menyebabkan kesakitan bila makan Demam Batuk Goresan pada kucing Terus-menerus untuk mengangkat bahu dan menggelengkan kepala Memar telinga internal Scabs muncul dibeberapa bagian tubuh Gigi longgar atau lepas Air liur menetes Gusi yang mudah luka dan berdarah Gusi yang bengkak, berwarna merah atau bentuknya tidak normal Daerah sekitar mulut sakit atau sensitif bila di pegang Gangguan pencernaan Mencakar-cakar daerah sekitar mulut Kesulitan mengunyah atau makan Nafas berbau busuk berkepanjangan
81
3.2 Pemodelan Sistem Pemodelan sistemakan disajikan dalam bentuk SSAD atau terstruktur. 3.2.1 Data FlowDiagram (DFD)
data_login data_login data_konsultasi data_pesan
data_user datapenyakit_anjing datapenyakit_kucing
Dataartikel_yang dicari
datagejala_anjing
ADMIN
Data_pendaftaran
datagejala_kucing data_artikel data_pesan
USER SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANJING DAN KUCING
infokonfirmasi_login info_user infopenyakit_anjing infopenyakit_kucing infogejala_anjing infogejala_kucing
info_pendaftaran
infoupdate_user info_datapenyakit info_artikel info_pesan
info_artikel
infohasil_konsultasi
info_pesan
infokonfirmasi_login
Gambar 3.1 Diagram Konteks Sistem pakar diagnosa penyakit pada Kucing dan Anjing Diagram konteks di atas menerangkan alur secara keseluruhan dari sistem pakar yang di bangun, adapaun penjelasannya yaitu sebagai berikut : a. User : merupakan pengguna atau penggunjung aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing sehingga pengguna dapat melakukan diagnosa. Dalam entitas user terdapat aliran data yang mengalir ke dalam sistem yaitu login, data pendaftaran, data konsultasi, data pesan, data artikel. b. Pakar / admin : merupakan pengelola aplikasi ini baik dari segi informasi tentang aplikasinya atau seputar sistem pakarnya, admin mempunyai peranan yang sangat penting untuk dapat melakukan beberapa pengelolaan data di dalamnya, admin dapat menambah, menghapus atau mengedit data yang mengalir pada sistem.
82
1. DFD Level 0 DFD level 0 penjabaran dari proses yang terjadi pada diagram konteks. Di bawah ini adalah DFD level 0 dari aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing dapat terlihat pada gambar.
info_konfirmasilogin
data_login 1 Login
data_login
info_konfirmasilogin USER datalengkap_user
User
infoupdate user
Data_user 5 Pendaftaran user
ADMIN datapenyakit_anjing datagejala_anjing
Gejala Anjing
info pendaftaran
data konsultasi
Penyakit Anjing
infopenyakit_anjing infopenyakit_anjing datapenyakit_kucing
info hasil konsultasi 2 Kelola Data Master
datagejala_kucing
Penyakit Kucing 6 Konsutasi
Gejala Kucing
infopenyakit_kucing infogejala_kucing Solusi data_artike Yang dicari 3 Kelola Arttikel
data_artikel info_artikel
data_pesan info_pesan
4 Kelola Pesan
Artikel
Pesan
7 artikel
8 Melihat Pesan
Gambar 3.2 DFD Level 0 Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Anjing dan Kucing
info_artikel
Data pesan
83
2. DFD level 1 proses 1 Login Proses login merupakan DFD level 1 pada proses 1 yang terdiri dari beberapa proses dilihat pada pada gambar 3.3 Di bawah ini
data_login
Admin
1.1 Login
user
data_login
User
Validasi Data
infokonfirmasi_login
1.2 Olah data proses autentifikasi
infokonfirmasi_login
Gambar 3.3 DFD level 1 proses 1 Login sistem pakar diagnosa penyakit pada penyakit anjing dan kucing
84
3. DFD Level 1 proses 2 Kelola Master Proses kelola master merupakan DFD level 1 pada poses 2 yang terdiri dari beberapa proses lagi seperti proses 2.1 kelola penyakit anjing, proses 2.2 kelola gejala anjing, proses 2.3 kelola penyakit kucing, proses 2.4 kelola gejala kucing lebih jelas bisa dilihat pada dfd level 1 proses 2 pada gambar 3.4 Di bawah ini.
Datapenyakit_anjing
2.1 Kelola Penyakit Anjing
Penyakit Anjing
2.2 Kelola Gejala Anjing
Gejala Anjing
2.3 Kelola Penyakit Kucing
Penyakit Kucing
Infopenyakit_anjing
datagejala_anjing ADMIN
Infogejala_anjing
Datapenyakit_kucing Infopenyakit_kucing
data_pesan info_pesan
2.4 Kelola Gejala kucing
Gejala Kucing
Gambar 3.4 DFD level 1 proses 2 kelola master sistem pakar diagnosa penyakit pada penyakit anjing dan kucing
85
4. DFD level 1 proses 3 Kelola Artikel Proses artikel merupakan DFD level 1 pada poses 3 yang terdiri dari beberapa proses lagi seperti proses 3.1 tambah artikel, proses 3.2 edit artikel dan proses 3.3 hapus artikel Untuk lebih jelas bisa dilihat pada dfd level 1 proses 3 pada gambar 3.5 di bawah ini.
Data artikel ditambah
3.1 Tambah Artikel
Data artikel ditambah Info data artikel ditambah
Infodata tambah artikel
Data artikel di edit ADMIN
Info data edit artikel
Data artikel di hapus Infodata hapus artikel
3.2 Edit Artikel
3.3 Hapus Artikel
Data artikel di edit
artikel
Info data edit artikel
Data artikel dihapus Info data artikel dihapus
Gambar 3.5 DFD level 1 proses 3 kelola artikel sistem pakar diagnosa penyakit pada penyakit anjing dan kucing
86
5. DFD level 1 proses 4 Kelola Pesan Proses pesan merupakan DFD level 1 pada poses 4 yang terdiri dari beberapa proses lagi seperti proses 4.1 kelola lihat pesan, proses 4.2 kelola balas pesan dan proses 4.3 kelola hapus pesan DFD ini menjelaskan tentang proses user untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada dfd level 1 proses 4 pada gambar 3.6 Di bawah ini.
Data pesan dilihat
4.1 Lihat Pesan
Data pesan di lihat Info data artikel ditambah
Infodata tambah artikel
Data pesan di balas ADMIN
Info data balas pesan
Data pesan di hapus Infodata hapus pesan
4.2 Balas Pesan
4.3 Hapus Pesan
Data pesan di balas Info data pesan dibalas
pesan
Data pesan dihapus Info data pesan dihapus
Gambar 3.6 DFD level 1 proses 4 kelola pesan sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing
87
6. DFD level 1 proses 5 Pendaftaran User Proses pesan merupakan DFD level 1 pada poses 5 yang terdiri dari beberapa proses lagi seperti proses 5.1 input pendaftaran 5.2 update profil DFD ini menjelaskan tentang proses user untuk masuk konsultasi. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada dfd level 1 proses 5 pada gambar 3.7 Di bawah ini.
Data_pendaftaran
User
Info_pendaftran
5.1 Input pendaftaran
Info Data daftar user data Daftar user
User Dataupdate_user
InfoUpdate_user
Info update user
5.2 Update profil
Gambar 3.7 DFD level 1 proses 5 pendaftaran user sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing
88
7. DFD level 1 proses 6 Konsultasi Proses konsultasi merupakan DFD level 1 pada poses 6 yang terdiri dari beberapa proses lagi seperti proses 6.1 pilih jenis anjing, proses 6.2 jawab pertanyaan dan proses 6.3 hasil konsultasi DFD ini menjelaskan tentang proses user untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada dfd level 1 proses 6 pada gambar 3.8 Di bawah ini.
6.1 Pilih Jenis Hewan
Data_konsultasi
Datagejala anjing
Gejala Anjing USER
Datapenyakit anjing Penyakit Anjing
Datapenyakit_kucing
Datagejala kucing
Gejala Kucing
Datagejala anjing
Datagejala anjing
6.2 Jawab Pertanyaan
Datagejala kucing Datagejala kucing Data_jawaban
Infohasil_konsultasi
Penyakit Kucing
6.3 Hasil Konsultasi
Solusi
Data_Solusi
Gambar 3.8 DFD level 1 proses 6 konsultasi sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing
89
8. DFD level 1 proses 7 Artikel Proses artikel merupakan DFD level 1 pada poses 7 yang terdiri dari beberapa proses lagi seperti proses 7.1 Pilih artikel dan proses 7.2 Lihat artikel. DFD ini menjelaskan tentang proses user untuk mendapatkan info yang diinginkan. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada dfd level 1 roses 7 pada gambar 3.9 Di bawah ini.
Data artikel yang dicari USER
7.1 Pilih artikel
Informasi Data artikel artikel Data artikel
Artikel
Informasi artikel
Info_artikel
Gambar 3.9 DFD level 1 proses 7 artikel sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing
7.2 Lihat artikel
90
9. DFD level 1 proses 8 Pesan Proses pesan merupakan DFD level 1 pada poses 8 yang terdiri dari beberapa proses lagi seperti proses 8.1 lihat pesan dan proses 8.2 hapus pesan DFD ini menjelaskan tentang proses user untuk mendapatkan info yang diinginkan. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada dfd level 1 proses 8 pada gambar 3.10 Di bawah ini.
Data pesan USER
Info_ pesan
8.1 Buat Pesan
Informasi Data pesan pesan
Pesan
Informasi pesan Hapus pesan
Gambar 3.10 DFD level 1 proses 8 pesan sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing
8.2 hapus Pesan
91
3.2.2 Flowchart (Bagan Alir) Berikut merupakan Flowchart saat melakukan proses konsultasidari sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing yang tergambar pada gambar 3.11 berikut :
Mulai Konsultasi
Pilih Jenis Hewan
Anjing
Kucing
Lihat Pertanyaan
Menjawab Pertanyaan
tidak
Hasil Akhir Jawaban
ya Tampil Diagnosa Penyakit
Tampil Solusi
Akhir
Gambar 3.11 Flowchart Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Anjing dan Kucing
92
3.2.3 Entity Relationship Diagram (ERD) Berikut merupakan Entity Relationship Diagram dari sistem pakar diagnosa id_solusi
pengobatan
keterangan
SOLUSI
gejala
N
N
id_solusi
id_gejala
id_penyakit
pencegahan
id_user
1
id_konsultasi
penyebab 1
id_gejala
id_penyakit
id_gejala
jenis
id_penyakit penyakit
N
1
N
GEJALA
id_penyakit
id_solusi
kode_gejala
KONSULTASI
1
PENYAKIT
ya N
id_user
tidak
hasil
start pic end id_user
id_pesan
1
email
username nama_anggota
id_user
judul Isi_balasan
password
created_by USER
1
tgl_lahir
N
PESAN
level alamat
jk
dari date
no_tlp created_date
1
jenis_hewan isi
id_user
N
ARTIKEL
content
path
created_date
judul id_artikel
Gambar 3.12 ERD Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Anjing dan Kucing
93
3.3 Perancangan Basisdata Basis data digunakan untuk menyimpan data-data gejala penyakit, jenis penyakit beserta solusinya sebagai inputan sistem dan kemudian diolah menjadi output sistem serta digunakan untuk menyimpan data-data pengguna. Basis data yang dibuat pada sistem yang akan dibangun yaitu menggunakan MySql. 3.3.1 Skema Diagram Berikut ini adalah sekema diagram dari sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing
Konsultasi id_konsultasi : int(25) id_user : int(30) id_penyakit : varchar(11) id_solusi : varchar(25) id_gejala : int(10)
Penyakit id_penyakit : varchar(25) jenis : varchar(20) penyebab : text penyakit : text
Gejala id_gejala : int(10) kode_gejala : varchar(6) gejala : text ya : varchar(10) tidak : varchar(10) start : varchar(2) end : varchar(5) hasil : varchar(25) pic : varchar(25)
Solusi id_solusi : varchar(30) id_penyakit : varchar(30) keterangan : text pengobatan : text pencegahan : text
User id_user : int(30) username : varchar(30) password : varchar(50) email : text nama_anggota : varchar(30) tgl_lahir : varchar(30) alamat : text no_tlp : varchar(30) jk : varchar(30) jenis_hewan : varchar(30) created_by : varchar(30) created_date : datetime level : varchar(15)
Artikel id_artikel : int(20) judul : varchar(40) content : text path : varchar(50) created_date : date id_user : int(30)
Pesan id_pesan : int(20) dari : varchar(30) id_user : int(30) judul : varchar(40) isi : text isi_balasan : text date : date
Gambar 3.13 Skema Diagram Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Anjing dan Kucing
94
3.3.2 Kamus Data (Data Dictionary) Berikut merupakan kamus data dari sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing yang terdiri dari 7 tabel , yaitu : a. User = @id_user + Username + password +email + nama_anggota + tgl_lahir +alamat + no_hp + jk + create_by + create_date + level b. Konsultasi= @id_konsultasi+ id_user + id_penyakit + id_solusi + id_gejala c. Gejala= @id_gejala + kode_gejala +gejala+ ya + tidak + start + end + hasil + pic d. Penyakit= @id_penyaki + jenis + penyebab + penyakit
e. Solusi= @id_solusi + id_penyakit + solusi
f. Artikel= @id_artikel + judul + content + path + id_user + created_date
g. Pesan= @id_pesan + dari + id_user + judul + isi + isi_balasan + date 3.3.3 Struktur Tabel Berikut adalah tabel-tabel yang dibutuhkan pada sistem yang akan dibangun. 1. Tabel Solusi Tabel solusi digunakan untuk menyimpan data solusi setiap penyakit yang diderita oleh user. Nama tabel
: solusi
Primary key
: id_solusi
Foreign key
: id_penyakit
Struktur tabel :
95
Tabel 3.5 Tabel Solusi No
Field
1 2 3 4 5
Tipe
id_solusi id_penyakit keterangan pengobatan pencegahan
varchar (30) varchar (30) text text text
Keterangan Primary key Foreign key Keterangan penyakit kosong kosong
2. Tabel Artikel Tabel artikel digunakan untuk menyimpan data yang membahas seputar tentang anjing dan kucing. Nama tabel
: artikel
Primary key
: id_artikel
Foreign key
:-
Struktur tabel : Tabel 3.6 Tabel Artikel No
Field
Tipe
1
id_artikel
int (20)
2 3 4 5 6
judul
varchar (40) text varchar (50) varchar (20)
content path id_user created_date
date
Keterangan Primary key, id artikel anjing dan kucing Jenis hewan peliharaan Isi tentang artikel Hari ditagnya artikel Yang megepos artikel Tanggal di posnya artikel
3. Tabel Konsultasi Tabel konsultasi digunakan untuk menyimpan data konsultasi user yang berisi tentang pertanyaan dan jawaban.
96
Nama tabel
: konsultasi
Primary key
: id_konsultasi
Foreign key
: id_penyakit, id_gejala
Struktur tabel : Tabel 3.7 Tabel Konsultasi No 1 2 3 4 5
Field id_konsultasi id_user id_penyakit id_solusi id_gejala
Tipe int (25) varchar (10) varchar (11) varchar (25) int (10)
Keterangan Primary key, id konsultasi Nama user Foreign key, penyakit Cara mengatasi penyakit Foreign key, gejala
4. Tabel penyakit Tabel penyakit digunakan untuk menjawab pertanyaan yang akan diberikan user oleh admin. Nama tabel
: penyakit
Primary key
: id_penyakit
Foreign key
:-
Struktur tabel : Tabel 3.8 Tabel Penyakit No
Field
Tipe
1 2 2
id_penyakit jenis penyebab
varchar (25) varchar (20) text
3
penyakit
text
Keterangan Primary key, id_penyakit Jenis penyakit Penyebab dari suatu gejala penyakit penyakit adalah solusi dari masalah
97
5. Tabel User Tabel User dibuat untuk menyimpan data user dari form pendaftaran. Nama tabel
: user
Primary key
: id_user
Foreign key
:-
Struktur tabel : Tabel 3.9 Tabel User No
Field
Tipe
1
id_user
int (30)
2
username
varchar (30)
3
password
varchar(50)
4
email
text
5 6
nama_anggota tgl_lahir
varchar(30)
7
alamat
8 9
no_hp jk
10
jenis_hewan
11
create_by
12
create_date
varchar(30) datetime
13
level
varchar(15)
varchar(30) text varchar(30) varchar(30) varchar(30)
Keterangan Primary key, id user aplikasi sitem admin Nama user yang akan menggunakan aplikasi system pakar Password sebagai kata kunci yang menggunakan aplikasi sistem pakar Email sebagai syarat pengguna untuk regis Nama anggota sebagai data regis Tgl lahir sebagai syarat data regis Tgl alamat sebagai syarat data regis no_hp sebagai syarat data regis jk sebagai syarat data regis jenis_hewan sebagai syarat data regis create_by sebagai syarat data regis create_date sebagai syarat data regis level sebagai syarat data regis
98
6. Tabel Pesan Tabel Pesan dibuat untuk menyimpan data user dari form pendaftaran. Nama tabel
: pesan
Primary key
: id_pesan
Foreign key
:-
Struktur tabel : Tabel 3.10 Tabel Pesan No
Field
Tipe
1
id_pesan
2
dari
varchar (30)
3
id_user
varchar (30)
4
Judul
varchar (40)
5
Isi
text
6
Isi_balasan
text
7
date
date
int(20)
Keterangan Primary key, id user aplikasi sitem pakar Dari yaitu user akan menggunakan aplikasi sistem pakar id_user yaitu pesan ditujukan untuk admin. Judul yaitu tema yg dibuat oleh user Isi yaitu pokok bahasan yang akan di tulis user Isi_balasan ditunjukan kepada user dari admin. tanggal
7. Gejala Tabel Gejala dibuat untuk menyimpan data gejala yang akan diajukan oleh user. Nama tabel
: gejala
Primary key
: id_gejala
Foreign key
:-
Struktur tabel :
99
Tabel 3.11 Tabel Gejala No
Field
Tipe
1
id_gejala
int (10)
2 3
kode_gejala gejala
varchar (6) text
4 5 6 7
ya tidak start end
varchar (10) varchar (10) varchar (2) varchar (5)
8
hasil
varchar (25)
9
pic
varchar (40)
Keterangan Primary key, id user aplikasi sitem pakar kode gejala penyakit gejala digunakan untuk diajukan user Ya digunakan untuk jawaban Tidak digunakan untuk jawaban Start dimulainya awal pertanyaan End adalah berakhirnya pertanyaan Hasil digunakan sebagai hasil dari diagnosa penyakit Pic digunakan sebagai jawaban yang sudah benar
3.4 Rancangan Representasi Pengetahuan Pengetahuan yang diperoleh dari pakar atau dari sekumpulan data harus dipresentasikan dengan format yang dapat dipahami oleh manusia dan dapat dieksekusi pada komputer. Untuk melakukan representasi pengetahuan dalam sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing adalah dengan pohon keputusan, tabel keputusan dan kaidah aturan. 3.5 Tabel Keputusan Tabel keputusan digunakan untuk melihat hubungan langsung antara gejala dengan penyakit. Dari tabel ini juga bisa diketahui ada beberapa penyakit dengan gejala yang sama.Berdasarkan materi dari buku sumber penyakit, pengurutan penyakit dan gejala didasarkan pada isi buku, namun untuk penyesuaian dengan sistem, harus dicari gejala mana yang paling sering muncul dan umum di penyakit
100
yang berbeda, guna menentukan gejala yang akan muncul pertama kali saat konsultasi.
GA001 GA002 GA003 GA004 GA005 GA006 GA007 GA008 GA009 GA010 GA011 GA012 GA013 GA014 GA015 GA016 GA017 GA018 GA019 GA020 GA021 GA022 GA023 GA024 GA025 GA026 GA027 GA028 GA029 GA030 GA031 GA032 GA033 GA034
X X X X X X X X X
X X
X X
X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
PA011
PA010
PA009
PA008
PA007
PA006
PA005
PA004
PA003
PA002
PA001
Penyakit/ Gejala
Tabel 3.12 Tabel Keputusan Penyakit Anjing
GA035 GA036 GA037 GA038 GA039 GA040 GA041
PA011
PA010
PA009
PA008
PA007
PA006
PA005
PA004
PA003
PA002
PA001
Penyakit/ Gejala
101
X X X X X X X
GK001 GK002 GK003 GK004 GK005 GK006 GK007 GK008 GK009 GK010 GK011 GK012 GK013 GK014 GK015 GK016 GK017 GK018 GK019 GK020 GK021 GK022 GK023 GK024 GK025 GK026
X X X X X X X
X X
X
X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X
PK013
PK012
PK011
PK010
PK009
PK008
PK007
PK006
PK005
PK004
PK003
PK002
PK001
Penyakit/ Gejala
Tabel 3.13 Tabel Keputusan Penyakit Kucing
GK027 GK028 GK029 GK030 GK031 GK032 GK033 GK034 GK035 GK036 GK037 GK038 GK039 GK040 GK041 GK042 GK043 GK044 GK045 GK046 GK047 GK048 GK049 GK050 GK051 GK052 GK053 GK054 GK055 GK056 GK057 GK058 GK059 GK060 GK061 GK062 GK063 GK064 GK065 GK066
PK013
PK012
PK011
PK010
PK009
PK008
PK007
PK006
PK005
PK004
PK003
PK002
PK001
Penyakit/ Gejala
102
X X X X X X X X X X X X X X
X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
PK013
PK012
PK011
PK010
PK009
PK008
PK007
PK006
PK005
PK004
PK003
PK002
PK001
Penyakit/ Gejala
103
GK067 GK068 GK069
X X X
3.6 Pohon keputusan START
GA 1
GA 2
GA 16 GA 15
GA 3
GA 4
GA 5
GA 6
GA 7
GA 17
PA004
GA 13
GA 23
GA 21
GA 18
GA 10 GA 11
GA 20
GA 24
GA 22
GA 19
GA 34
GA 31
GA 25
PA006 GA 12
GA 30
PA005 GA 14
PA002
GA 35
GA 32
GA 26
PA003
GA 8
GA 36
GA 33
GA 27
GA 37
PA008 GA 28
GA 9
GA 38 PA001
GA 29
PA009
PA007
Gambar 3.14 Pohon Keputusan Anjing
GA 39
GA 40 GA 41
PA010
PA011
104
Start GK 1
GK 2
GK 17
GK 3
GK 4
GK 8
GK 5
GK 6
GK 11 GK 12
GK 9
GK 30
GK 18
GK 15
GK 16
GK 13
PK002
GK 19
GK 23
GK 44
GK 35
GK 24
GK 36
GK 25
GK 51
GK 47
GK 43
GK 34
PK010 GK 49
GK 58
GK 56
PK008 PK009
PK011
GK 64
PK012
GK 65
PK005 GK 40 GK 66 PK007 GK 67
GK 68
GK 69
PK013
GK 63
GK 60
GK 61
GK 62
GK 59
GK 39
Gambar 3.15 Pohon Keputusan Kucing
GK 57
GK 55
GK 38
GK 27
GK 53
GK 54
GK 52
GK 48
GK 37
GK 26
GK 50
GK 46
GK 42
GK 33
PK006
GK 45 GK 41
GK 32
GK 29
GK 22
PK003
GK 31
GK 28
GK 20
GK 21
PK004
GK 14
GK 7
PK001
GK 10
105
3.7 Kaidah Aturan Representasi kaidah aturan adalah menghadirkan pengetahuan yang ada sebagai kaidah aturan dalam bentuk aksi yaitu pasangan IF kondisi (premis) terjadi THEN aksi (konklusi atau kesimpulan). Berikut adalah kaidah aturan untuk sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing: Tabel 3.14 Kaidah Aturan Pada Anjing NO 1
2
3
4
5
6
Kaidah Aturan IF Diare AND Muntah-muntah AND Perdarahan yang keluar melalui hidung, mulut, urin dan feses, meningitis (kejang) AND Hati & ginjal membesar AND Nyeri otot (anjing tampak depresi) AND Ikterus (Selaput konjungtiva mata tampak kuning) AND Demam ikuti injeksi konjungtiva (mata merah) AND Pretibial fever (bercak merah yang menimbul dari permukaan kulit pada kedua kaki) AND Batuk THEN Letospirosis IF Diare AND Muntah-muntah AND Demam AND Nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali AND Kotoran anjing berwarna kelabu atau kuning keabu-abuan THEN Parvivirus IF Diare AND Muntah-muntah AND Batuk kering sampai berlendir AND Selaput putih mata menjadi merah THEN Distemper IF Diare AND Sakit perut THEN Salmonelosis IF Gatal dikaki epan dan belakang serta pangkal ekor AND Gatal didaerah sekitar mata dan mulut AND Gatal dilipatan telinga AND Rambut pada daerah yang digaruk menjadi rontok dan kulit terkelupas THEN Demodecosis IF Badan kurus AND Perut buncit dan keras AND Kotoran lunak berwarna kehitaman THEN Cacingan
106
NO 7
8
9
10
11
Kaidah Aturan IF Perubahan Tempramen masih ringan AND Hewan mulai mencari tempat-tempat yang dingin/gelap dan menyendiri AND Refleks kornea mata berkurang AND Pupil melebar dan hewan terlihat acuh terhadap tuannya AND Mudah terkejut dan cepat berontak bila ada provokasi AND Perubahan perilaku mulai diikuti oleh kenaikan suhu badan AND Menjadi sangat perasa THEN Rabies Stadium Prodromal IF Menyerang hewan lain ataupun manusia yang dijumpai dan hipersalivasi AND Hewan mulai garang AND Dalam keadaan tidak ada provokasi hewan menjadi murung terkesan lelah AND Selalu tampak seperti ketakutan AND Hewan mengalami fotopobi atau takut melihat sinar sehingga bila ada cahaya akan bereaksi secara berlebihan THEN Rabies Stadium Eksitasi IF Suara parau AND Mengalami kesulitan menelan AND Sempoyongan AND Lumpuh THEN Rabies Stadium Paralisis IF Rasa gatal yang menyengat pada malam hari AND Radang pada kulit yang berlanjut menjadi mengeras dan berwarna kemerah-merahan THEN Scabies IF Pembengkakan jaringan limpa THEN Brucellosis
Tabel 3.15 Kaidah Aturan Pada Kucing NO 1
2
3
Kaidah Aturan IF Anemia AND Mengalami dihidrasi AND Muntah AND Depresi AND Lemah lesu AND Nyeri pada lambung AND Demam tinggi suhu tubuh bisa mencapai 41-42C° THEN Distemper IF Anemia AND Mengalami dihidrasi AND Diare AND Nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali THEN Felin Panleucopenia IF Bersin AND Pilek
107
NO
4
5
6
7
8
Kaidah Aturan AND Kesulitan bernafas AND Radang/sakit pada mata AND Cairan kotoran mata berlebihan THEN Chlamydiosis IF Depresi AND Lemah & lesu AND Nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali AND Mata merah dan berair AND Demam AND Rambut kasar AND Bersin-bersin AND Lendir hidung yang berlebihan AND Berat badan berkurang AND Pembengkakan daerah perut (biasanya tanpa rasa sakit) AND Kesulitan bernafas AND Diare THEN Felin Infectious Peritonitis IF Kesulitan bernafas AND Anemia AND Kekurangan oksigen THEN Leukemia IF Demam tinggi suhu tubuh bisa mencapai 41-42C° AND Bersin AND Pilek AND Cairan berlebih dari mata dan hidung AND Sariawan pada mulut AND Kadang-kadang ulkus juga terjadi di sela-sela cakar AND Sulit bernafas akibat radang paru-paru (pneumonia) AND Sariawan lidah atau bibir AND Sariawan pada hidung AND Batuk AND Radang mulut THEN Felin Calicivirus Disease (FCD) IF Menyerang dan menggigit benda-benda yang bergerak AND Sempoyongan AND Refleks pada kornea mata AND Nada suara rendah dan kasar AND Gelisah AND Mudah terangsang dan cepat bereaksi AND Berlarian kesana kemari tanpa tujuan AND Lidah menjulur AND Keluar air liur berlebih AND Bergerak tak terkendali AND Lumpuh THEN Rabies Membabi Buta IF Suka menyendiri dan bersembunyi AND Tidak mudah terangsang AND Tubuhnya gemeteran AND Kehilangan vitalitas AND Jarang menggigit
108
NO 9
10
11
12
13
Kaidah Aturan AND Lumpuh THEN Rabies Diam IF Kaku AND Gatal AND Kejang otot (spasmus) AND Sembelit (kontipasi) AND Perilakunya menjadi aneh dan tidak seperti biasa THEN Rabies Tanpa Batuk IF Diare AND Pembengkakan kelenjer pertahanan (limfoglandula) yang terdapat pada leher dan ketiak AND Cacat pada petus kucing THEN Toxoplasma IF Lemah & lesu AND Bersin-bersin berkelanjutan AND Nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali AND Mata merah dan berair AND Sariawan pada mulut dan menyebabkan kesakitan bila makan AND Demam AND Batuk THEN Flu Kucing IF Tegas lokal atau luas AND Goresan pada kucing AND Jika telinga kucing kudis mungkin memiliki sejumlah lilin dan gelap AND Terus-menerus untuk mengangkat bahu dan menggelengkan kepala AND Memar telinga internal AND Scabs muncul dibeberapa bagian tubuh THEN Kudis IF Nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali AND Gigi longgar atau lepas AND Cairan/ lelehan nanah disekitar gigi AND Air liur menetes AND Gusi yang mudah luka dan berdarah AND Gusi yang bengkak, berwarna merah atau bentuknya tidak normal AND Daerah sekitar mulut sakit atau sensitif bila di pegang AND Gangguan pencernaan AND Mencakar-cakar daerah sekitar mulut AND Kesulitan mengunyah atau makan AND Nafas berbau busuk berkepanjangan THEN Periodental
109
3.8 a.
Perancangan Antar muka (Interface) Menu Untuk User Menu user atau pasien adalah menu yang dapat dipilih oleh user. Menu
user dalam program sistem pakar diagnosa penyakit pada anjing dan kucing terdiri dari home, data penyakit, artikel, registrasi, login dan about. 1. Home Halaman home user terdapat enam menu utama yakni Home, Artikel, Penyakit, Galery, About dan Login. Form Artikel adalah menu untuk menampilkan artikel seputar tentang Anjing dan Kucing, Form Penyakit untuk melihat penyakit detail kucing dan anjing, Form Galery adalah menu yang menampilkan gambar hewan anjing dan kucing. Form About adalah menu sekilas tentang sistem pakar Form Login digunakan untuk masuk kedalam konsultasi.
Gambar 3.16 Rancangan Menu Home
110
2. Artikel Pada menu artikel disini membahas seputar anjing dan kucing. Setelah user memilih salah satu jenis artikel maka akan menampilkan halaman artikel penuh
Gambar 3.17 Rancangan Menu Artikel 3. Penyakit Pada menu penyakit terdapat daftar nama- nama penyakit Anjing dan Kucing.
Gambar 3.18 Rancangan Menu Penyakit
111
4. Galery Pada menu Galery disini menampilkan gambar anjing dan kucing.
Gambar 3.19 Rancangan Menu Galery
5. About Pada menu about disini menampilkan sekilas tentang sistem pakar.
Gambar 3.20 Rancangan Menu About
112
6. Login Menu login digunakan untuk user masuk kedalam halaman konsultasi setelah user regis terlebih dahulu, bagi user yang belum daftar user diharapkan membuat akun baru.
Gambar 3.21 Rancangan Login 7. Registrasi Sebelum user melakukan konsultasi atau diagnosa, user diharuskan registrasi atau daftar terlebih dahulu yaitu dengan cara mengisi user name, email, password dll.
Gambar 3.22 Rancangan Registrasi
113
8. User Setelah Login Menu User setelah login digunakan user untuk melakukan konsultasi
Gambar 3.23 Rancangan Menu User 9. Konsultasi User harus menjawab semua pertanyaan sampai mendapat kesimpulan tentang jenis penyakit yang menyerang. Jika user sudah menjawab semua pertanyaan maka akan muncul tampilan yang berisi hasil analisa.
Gambar 3.24 Rancangan Menu Konsultasi
114
Gambar 3.25 Rancangan Menu Hasil Konsultasi 10. Pesan Halaman Pesan digunakan untuk user berinteraksi langsung dengan admin seputar tentang anjing dan kucing.
Gambar 3.26 Rancangan Pesan
115
b. Menu Admin Sebelum menginput, mengedit dan mendelet
jenis penyakit,
artikel,
jawaban, penanganan, pertanyaan, pesan dan user. Admin harus masuk terlebih dahulu dengan mengisi username dan password yang telah tersimpan di dalam database. 1.
Login
Sebelum admin melakukan manipulasi data seperti input, edit dan delet, admin diharuskan memasukan username dan password terlebih dahulu.
Gambar 3.27 Halaman login 2.
Admin Tampilan Menu utama admin
Gambar 3.28 Halaman Utama Admin
116
3. User/ pengguna Halaman User/ Pengguna adalah halaman yang menampilkan data pengguna, user, admin. Secara keseluruhan dan hanya bisa dimanipulasi oleh admin.
Gambar 3.29 Halaman Utama Data Pengguna/User 4. Penyakit Halaman Penyakit adalah halaman admin untuk memanipulasi data tentang penyakit.
Gambar 3.30 Halaman Utama Penyakit Anjing
117
Gambar 3.31 Halaman Utama Penyakit Kucing 5. Gejala Halaman Gejala adalah halaman admin untuk memanipulasi data tentang gejala.
Gambar 3.32 Halaman Utama gejala Anjing
118
Gambar 3.33 Halaman Utama gejala Kucing 6. Artikel Halaman Artikel adalah halaman admin untuk memanipulasi data artikel sekilas tentang kucing dan anjing .
Gambar 3.34 Halaman Utama Artikel
119
7. Pesan Halaman Pesan adalah halaman admin untuk memanipulasi data pesan.
Gambar 3.35 Halaman Utama Pesan