BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN PROGRAM
3.1
Perspektif Sistem Program Monitoring Sinyal RBS ini merupakan sebuah aplikasi yang dibuat khusus untuk seorang teknisi selular. Alat ini memiliki kemampuan untuk membaca dan menterjemahkan isi dari sebuah sinyal frekuensi yang dipancarkan oleh RBS pada jaringan GSM. Komponen-komponen yang dibutuhkan oleh aplikasi ini adalah ponsel lengkap dengan SIM card, sebuah kabel data dengan konektor sesuai ponsel yang digunakan, serta laptop untuk menyimpan program. Sehingga mampu untuk mengukur kekuatan sinyal RBS. Berikut ini adalah ilustrasi sistem secara keseluruhan :
Gambar 3.1 Ilustrasi Sistem
30
Sebuah pesawat telpon selular atau ponsel yang diinject software logo manager dan telah dilengkapi dengan SIM Card akan mampu untuk mengakses jaringan GSM. Ponsel akan menerima sinyal dari RBS dan umumnya akan menampilkan logo operator selular serta besarnya sinyal yang diterima dalam bentuk bar signal. Program Monitoring pada sebuah laptop yang terhubung dengan ponsel yang terinstall program logo manager melalui port RS-232,yang akan membaca sinyal RBS tersebut dan menampilkan informasi-informasi dalam bentuk angka-angka yang menunjukkan data kualitas sinyal RBS. Pengukuran dapat dilakukan baik pada saat ponsel dalam keadaan diam / stanby / idle maupun sedang tersambung dengan pesawat telepon yang lain. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan database sehingga mampu untuk menyimpan data pengukurannya yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dan menampilkannya kembali sebagai bahan analisa bagi seorang teknisi selular untuk meningkatkan kualitas jaringannya.
3.2
Informasi Yang Ditampilkan Ibaratkan seperti sebuah kendaraan yang mengangkut penumpang, akan ada informasi tentang jenis kendaraan dan penumpangnya. Begitu pula halnya dengan sinyal RBS, akan memiliki 2 jenis informasi, yaitu : a. Parameter dari sinyal itu sendiri sebagai container antara lain seperti : frekuensi dalam satuan Hertz serta kuat pancarnya dalam satuan dBm. b. Data atau informasi yang dibawa oleh sinyal tersebut.
31
Program ini dirancang untuk bisa menampilkan kedua jenis informasi dari sinyal RBS tersebut. Adapun bentuk informasinya adalah : 3.2.1
BCCH-ARFCN ( Broadcast Control Channel – Absolute Radio Frequency Channel Number) Nilai yang ditunjukkan oleh BCCH-ARFCN adalah sebuah angka yang mewakili frekuensi dari sinyal RBS. Sesuai dengan namanya, BCCH bersifat broadcast. Artinya semua ponsel yang sedang berada diarea cakupan RBS ini akan menerima BCCH yang sama. Data BCCH itu sendiri menempati slot waktu pertama dari delapan slot waktu yang ada pada satu frekuensi sedang sisanya dipakai oleh data lain termasuk traffic atau pembicaraan. Sinyal ini yang diterima ponsel pada saat keadaan idle mode. Hanya saja nilai frekuensi tersebut tidak langsung dalam satuan hertz, melainkan sebuah angka absolut yang mewakili satu frekuensi. Berikut ini adalah rumus konversi ARFCN ke MHz frequency :
Frekuensi = 890 + n * 0.2 MHz ( n = ARFCN)
3.2.2
(3.1)
TCH-ARFCN ( Traffic Channel – ARFCN) Nilai ARFCN yang menunjukkan frekuensi yang digunakan oleh sebuah ponsel pada saat melakukan percakapan atau menduduki kanal pembicaraan. Perlu diketahui bahwa TCH dan BCCH dapat saja sama bila ponsel menempati salah satu slot waktu yang berada pada frekuensi yang sama dengan BCCH.
32
3.2.3
CGI ( Cell Global Identity ) CGI merupakan identitas dari suatu cell yang diberikan oleh suatu jaringan GSM. Sebuah cell RBS yang memancarkan sinyal akan dibedakan oleh CGI dengan RBS manapun juga. Adapun Struktur CGI adalah = MCC MNC LAC CI. (a) MCC (Mobile Country Code), yaitu kode yang menunjukkan identitas jaringan GSM suatu negara. Contoh : Kode GSM Indonesia = 510 (b) MNC (Mobile Network Code), yaitu kode identitas operator GSM pada satu negara. Setiap operator akan memiliki kode MNC yang berbeda. Contoh : Kode GSM Excelcomindo (Pro XL) = 11. (c) LAC (Location Area Code), yaitu kode yang menunjukkan identitas suatu wilayah cakupan GSM. (d) CI (Cell Idetity), yaitu kode identitas suatu cell RBS pada suatu operator GSM.Penomorannya tergantung keinginan operatornya. CI terdiri atas NoRBS + No.Cell . Misalnya CI = 13811, maka no.RBS = 1381 dan no.cell/sektor = 1.
3.2.4
(TS) Time Slot TS adalah nilai yang menunjukkan slot waktu yang digunakan sebuah ponsel saat berkomunikasi. Sebuah TCH ARFCN dibagi menjadi 8 TS. Sehingga sebuah TCH ARFCN dapat dipakai oleh delapan ponsel untuk berkomunikasi pada saat yang bersamaan. Pendudukan Time Slot diatur oleh BSC. Biasanya secara random tergantung ponsel mana yang lebih dulu melakukan panggilan.
33
3.2.5
TA (Time Advance) TA merupakan suatu nilai yang menunjukkan lamanya waktu yang disediakan untuk sebuah sinyal dari ponsel untuk mencapai RBS dan sebaliknya. Pada pengembangannya, TA dapat digunakan untuk mengetahui posisi MS walaupun kurang begitu akurat.
3.2.6
MS (Mobile Station) Transmit Power MS Tx Power adalah angka referensi yang digunakan oleh ponsel untuk menunjukkan kuat sinyal yang dipancarkannya pada saat melakukan pembicaraan. Nilai ini dapat saja berubah-ubah tergantung pada jarak antara ponsel dengan RBS. Semakin dekat jaraknya maka semakin kecil power yang digunakannya.
3.2.7
Rx Level Adalah besarnya sinyal yang diterima dari RBS yang terukur dalam satuan dBm. Perubahan nilai Rx Level cukup dinamis mengingat sedikit saja pergeseran posisi ponsel maka sinyal yang diterimapun akan berubah. Akan ada dua Rx Level yang terukur: yaitu Rx Level dari cell RBS yang diduduki dan Rx Level dari cell RBS tetangganya. Idealnya Rx Level dari cell yang sedang diduduki oleh ponsel harus lebih baik dibandingkan dengan Rx Level dari cell RBS yang ada disekitarnya atau yang disebut Neighbour Cell. Biasanya Rx Level yang baik berkisar pada -50 dBm s.d. -75 dBm. Rx Level yang sudah lemah akan menjadi dasar bagi BSC untuk memerintahkan ponsel untuk segera berpindah cell atau hand-off menuju cell yang Rx level yang terukur lebih baik. Tapi bila tidak ada lagi hand-off target cell maka kemungkinan besar akan terjadi drop call. Hal ini sering terjadi pada daerah-daerah pinggiran kota.
34
3.2.8
Rx Quality Adalah angka referensi yang menunjukkan kualitas sinyal yang diterima dari RBS. Angka ini berkisar pada skala 0-7 dengan kondisi terbaik diwakili oleh angka 0 sedangkan kondisi sinyal dengan kualitas terjelek diwakili angka 7. Besarnya Rx level tidak mutlak sejalan dengan RX Quality. Artinya sinyal terima yang kuat belum tentu berkualitas baik. Adakalanya Rx Level berkisar pada -50 dBm tetapi memiliki Rx Quality 7. Hal itu kadang terjadi akibat adanya pantulan sinyal dari gedung-gedung tinggi.
3.2.9
Neighbour Information. Nilai-nilai ini menunjukkan pengukuran yang dilakukan terhadap cell RBS yang ada disekitar ponsel selain cell RBS utama yang sedang diduduki kanalnya oleh ponsel tersebut. Pengukuran ini penting untuk membandingkan kuat sinyal yang ada disuatu tempat. Informasi yang ditampilkan antara lain BCCH, Rx Level serta C1 dan C2 . Kedua informasi terakhir dipakai untuk menunjukkan selisih actual RxLevel dengan minimum RxLevel yang diperbolehkan untuk mengakses jaringan GSM.
3.2.10 Hoping dan Roaming Roaming adalah suatu kondisi yang menunjukkan pelanggan tidak berada pada lokasi asalnya. Sedangkan hoping merupakan suatu cara untuk mengurangi frequency interference dimana sebuah ponsel akan dilayani oleh satu grup frekuensi yang akan terus bergantian.
35
3.2.11 Channel Type Informasi ini berupa tipe logical channel yang sedang diterima oleh ponsel. BCCH SDCH TCH merupakan urutan logical channel yang akan dipakai ponsel atau MS mulai dari kondisi idle sampai melakukan percakapan.
3.3
Rancangan Layar Rancangan Layar sangat penting dalam pembuatan suatu aplikasi. Kesan yang timbul pada pemakai tentang suatu aplikasi sangat tergantung pada rancangan layar. 3.3.1
Rancangan Tampilan Menu Utama Menu Utama akan tampil pada saat program mulai dijalankan. Pada menu utama akan terlihat hal-hal yang dapat dilakukan pengguna dalam melanjutkan program. Tampilan menu utama ini tidak akan pernah hilang dari monitor komputer walaupun pemakai telah memilih sub-sub program. Rancangan tampilannya terlihat pada gambar 3.2.
36
Gambar 3.2 Rancangan tampilan Menu Utama
Pada menu utama terdapat lima grup sub menu yang bisa dipilih, yaitu : 1)
File ; pada grup ini terdapat menu-menu digunakan untuk
menyimpan data pengukuran ataupun membuka data pengukuran yang pernah tersimpan. 2)
Setting ; Grup Sub menu yang dipakai dalam membangun
komunikasi antara ponsel dan laptop. 3)
Start Recording, sub menu yang akan menampilkan data
pengukuran sinyal RBS yang merupakan inti dari pembuatan program aplikasi ini. 4)
About, sub menu yang berisi tentang keterangan yang
berhubungan dengan pemrogram.
37
3.3.2
Rancangan Tampilan sub menu File Pada sub menu File hanya ada dua tampilan baru yaitu saat Open Log File dan Start Recording. Sub program Open Log File dipakai untuk menampilkan rekaman pengukuran yang pernah tersimpan dalam database. Setelah membuka satu file data, hasil pengukuran yang pernah dilakukan akan terlihat pada jendela menumenu Presentation Start Recording digunakan untuk merekam pengukuran yang diawali dengan mempersiapkan nama file yang akan digunakan untuk menyimpan data pengukuran tersebut ke dalam database. Rancangan tampilan Open Log File dan Start Recording tersebut terlihat pada gambar 3.3 dan gambar 3.4.
Gambar 3.3 Rancangan Tampilan Open Log File
38
Gambar 3.4 Rancangan Tampilan Start Recording
3.3.3
Rancangan Tampilan Sub Menu Setting Pada sub menu setting terdapat satu sub menu yaitu ponsel connection. Menu ponsel connection digunakan untuk melakukan pemilihan port komunikasi antara laptop dengan ponsel, ditunjukkan pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Ponsel Setting
39
seperti
3.3.4
Rancangan Tampilan Measurement Pada tampilan measurement ada tiga macam pengukuran yang ditampilkan yaitu Neighbour, Current Channel, Serving Cell, dan bisa dilengkapi dengan Measurement Map dan GPS (Global Positioning System ) tetapi dengan bantuan aplikasi lain sejenis Map Info dan alat GPS. Neighbour Data akan menampilkan informasi tentang sinyalsinyal dari RBS-RBS yang berada di sekitar posisi ponsel seperti pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 Neighbour Data
Serving Cell berisi tampilan data tentang informasi umum dari sinyal dari RBS yang sedang diterima atau dipakai oleh ponsel. Informasi tersebut berupa BCCH ARFCN Channel ( Data frekuensi yang digunakan dalam bentuk ARFCN Channel). Rx Level ( besar sinyal terima dalam satuan dBm), serta C1/C2 yang merupakan referensi untuk channel selection maupun handoff selection.
40
Selain itu ada Cell Global identity (informasi yang antara lain berisi asal sinyal RBS : Country, Network, Cell ID, dan Location Area. Rancangan tampilannya sesuai dengan gambar 3.7.
Gambar 3.7 Serving Cell
Pengukuran ketiga dari Measurement adalah Current Channel. Menu ini akan menampilkan informasi yang dikandung dalam sinyal RBS yang sedang dipakai oleh ponsel. Informasi tersebut berupa Channel Type, dan Time slot, Time Advance, Tx Power, Rx Quality, Hoping Frequency serta kondisi roaming. Tampilannya seperti terlihat pada gambar 3.8.
41
Gambar 3.8 Current Channel
Tampilan untuk Measurement Map jika digunakan akan terlihat berupa titik-titik pengukuran yang dari GPS. Titik-titik tersebut nantinya bisa dibandingkan dengan peta asli. Tiap titik akan mewakili satu tempat dan mempunyai data pengukuran dari sinyal RBS. Tapi untuk program ini Measurent Map dan GPS tidak akan dtampilkan.
42
3.4
Flowchart Secara garis besar proses yang terjadi pada program monitoring ini dapat dilihat pada gambar-gambar flowchart berikut :
Gambar 3.9 Flowchart Menu Utama
43
Input Pilih
Gambar 3.10 Flowchat Menu File
44
Gambar 3.11 Flowchart Setting
3.5
Algoritma Berikut ini adalah algoritma-algoritma sederhana yang digunakan untuk menjelaskan alur-alur program. /* Algoritma untuk Open Log File */
1. ’Menyiapkan koneksi database. 2. Set Conn = CreateObject (“adodb.Connection”). 3. Set Rs = CreateObject (“adodb.recordset”). 4. Conn.Open “MS Access Database” 5. ‘Menampilkan Namafile yang ada dalam database 6. sql = “select * from Pengukuran” 7. If Rs.Recordcount < 1 then 8. Menampilkan pesan “ No Record File “
45
9. Exit Sub 10. End If 11. ‘Menampilkan List Record File + Keterangan 12. lstNama.Additem NamaFile +”:” + Rs.fields(“keterangan”) 13. ‘Memilih namafile 14. txtNama.text=NamaFile(lstNama.ListIndex) 15. ‘Mengecek namafile dalam database 16. sql = ”Select * from Pengukuran where Nama File =” & txtNama 17. If namafile tidak ada 18. ‘Menampilkan pesan “ File not Found” 19. else 20. ‘Menampilkan rekaman pengukuran 21. frmUtama.Timer1.Enable = True 22. End If /* End Algoritma */ /* Algoritma untuk Setting : ponsel port connection */
1. ‘Menampilkan port yang belum terpakai 2. For i = 1 to 16 3.
cmbPort.AddItem "Com" & i
4. Next 5. For i = 0 to cmbPort.ListCount – 1 6.
if cmbPort.List(i) = “Com” & PONSEL_PORT then _
7.
cmbPort.ListIndex = i
8. Next 9. ‘Memilih port untuk ponsel 10. PONSEL_PORT = Mid(cmbPort.List(cmbPort.ListIndex), 4) 11. If port untuk ponsel terpakai aplikasi lain pada computer
46
12. Menampilkan pesan “Port terpakai aplikasi lain, Silahkan pilih port lain atau tutup aplikasi tersebut” 13. End If
/* End Algoritma */
/* Algoritma untuk Start Recording (create Log File)*/
1. Input namafile 2. Input Keterangan 3. If Len(Trim(txtNama.Text))< 1 Then 4. ‘Menampilkan pesan “ Please Fill filename” else 5. ‘Check namafile dalam database 6. Set Conn = CreateObject (“adodb.connection”) 7. Set Rs = CreateObject(“adodb.recordset”) 8. Conn.Open “MS Access Database” 9. sql= “Select Namafile from Pengukuran where Namafile =” &_ 10. txtNama 11. If Namfile sudah ada 12. Menampilkan pesan “ File Already exist “ 13. end if 14. ‘Menyimpan namafile kedalam database 15. sql = “Insert into Pengukuran (NamaFile,Keterangan) Values_ 16. (“&txtNama&”,”txtKeterangan&”)” 17. start recording data /* End Algoritma */
47
/* Algoritma untuk function data recording */
1.If Recording = True 2.‘Membaca data dari ponsel 3.CountryName = FBUS.ProviderCountry 4.ProviderCode = FBUS.ProviderCode 5.ProviderName = FBUS.ProviderName 6.CellID = FBUS.CellID 7.LAC = FBUS.LAC 8.For i = 1 To 5 9.NetMonitorScreen(i) = FBUS.NetMonitorScreen(i) 10. Next 11. ‘Menyimpan data kedalam database 12. sql = "insert into Parameter(ID_File, Country_Name, _ 13. Provider_Name, Provider_code, CellID, LAC, Lattitude, _ 14. Longitude, [DateTime], Screen1, Screen2, Screen3, Screen4, _ 15. Screen5) values(" & FileID & ",'" & CountryName & "','" & _ 16. ProviderName & "','" & ProviderCode & "','" & CellID & "','" _ 17. & LAC & "','" & Latitude & "','" & Longitude & "','" & Date & _ 18. " " & Time & "','" & NetMonitorScreen(1) & "','" & _ 19. NetMonitorScreen(2) & "','" & NetMonitorScreen(3) & "','" _ 20. & NetMonitorScreen(4) & "','" & NetMonitorScreen(5) & "')"
/* End Algoritma */
48
/* Algoritma untuk function data measurement */
1. ‘Jika tidak sedang membuka record data, maka program membaca data dari ponsel 2. If Not Playing Then 3. CountryName = FBUS.ProviderCountry 4. ProviderCode = FBUS.ProviderCode 5. ProviderName = FBUS.ProviderName 6. CellID = FBUS.CellID 7. LAC = FBUS.LAC 8. For i = 1 To 5 9. NetMonitorScreen(i) = FBUS.NetMonitorScreen(i) 10. Next 11. Else 12. ‘Mengambil data dari database 13. CountryName = Rs.fields("Country_Name") 14. ProviderCode = Rs.fields("Provider_Code") 15. ProviderName = Rs.fields("Provider_Name") 16. CellID = Rs.fields("CellID") 17. LAC = Rs.fields("LAC") 18. For i = 1 To 5 19. NetMonitorScreen(i) = Rs.fields("Screen" & i) 20. Next 21. Latitude = Rs.fields("Lattitude") 22. Longitude = Rs.fields("Longitude") 23. lblDurasi.Caption = Rs.fields("DateTime") 24. Rs.movenext 25. End If
49
26. ‘Menampilkan Data Pengukuran 27. lblSCC.Caption = CountryName 28. lblSNC.Caption = ProviderCode & " (" & ProviderName & ")" 29. lblSCI.Caption = CStr(CInt("&H" & Escape(CellID))) 30. lblSLA.Caption = CStr(CInt("&H" & Escape(LAC))) 31. Current = NetMonitorScreen(1) 32. lblNCH.Caption = currents(10) 33. lblNTA.Caption = currents(5) 34. lblNTS.Caption = currents(4) 35. lblNTX.Caption = currents(3) 36. lblNRX.Caption = currents(6) 37. Screen2 = NetMonitorScreen(2) 38. If Mid(Screen2, InStr(1, Screen2, "H=") + 2, 1) = "1" Then 39. lblNH.Caption = "Yes" 40. Else 41. lblNH.Caption = "No" 42. End If 43. If Mid(Screen2, 6, 1) = "R" Then 44. lblNR.Caption = "Yes" 45. Else 46. lblNR.Caption = "No" 47. End If 48. NeData = Replace(Left(NetMonitorScreen(3), 39) _ 49. & Left(NetMonitorScreen(4), 39) _ 50. & Left(NetMonitorScreen(5), 39), vbLf, vbCrLf) 51. 'Menghilangkan karakter yang tak perlu 52. BadChars = "B,x,-" 53. ReDim BadChar(4)
50
54. BadChar = Split(BadChars, ",") 55. For i = 0 To 2 56. NeData = Replace(NeData, BadChar(i), " ") 57. Next 58. txtNeighbour.Text = NeData 59. lblSRX.Caption = currents(2) 60. lblSCH.Caption = Mid(NeData, 1, 3) 61. lblSC.Caption = Mid(NeData, 5, 2) & " / " & Mid(NeData, 11, 2)
/* End Algoritma */
3.6
Rancangan Database Entity Relation Diagram (ERD) untuk rancangan database terlihat pada gambar 3.12 berikut :
Gambar 3.12 ERD
51
Selanjutnya sebelum menjadi LRS, ERD terlebih dahulu harus ditransformasikan berikut transformasinya :
Gambar 3.13 Transformasi ERD ke LRS
52
Bentuk LRS baru dapat ditentukan setelah proses transformasi ERD ke LRS seperti pada Gambar 3.13 dilakukan. Bentuk dari LRS hasil transformasi adalah seperti pada Gambar 3.14.
Gambar 3.14 LRS (Logical Record Structure)
Pada aplikasi program monitoring ini semua data pengukuran yang di terima
dari
ponsel
di
tampung
kedalam
sebuah
database
yaitu
DataSkripsi.mdb. Aplikasi database yang digunakan adalah Microsoft Access 2003. Dalam database tersebut terdapat dua tabel yaitu tabel Parameter dan tabel Pengukuran Adapun struktur database-nya adalah:
53
TABEL 3.1 Parameter Field Name
Data Type
Field Size
Auto Number
Long Integer
Number
Long Integer
Country_Name
Text
10
Provider_Name
Text
15
Provider_code
Text
8
CellID
Text
5
LAC
Text
8
Lattitude
Text
15
Longitude
Text
15
DateTime
Date/Time
*ID_Parameter ID_File
Screen1
Text
50
Screen2
Text
50
Screen3
Text
50
Screen4
Text
50
Screen5
Text
50
54
TABEL 3.2 Pengukuran Field Name
Data Type
Field Size
*ID_File
Number
Long Integer
NamaFile
Text
10
Keterangan
Text
30
Tabel Parameter berisi semua data pengukuran yang diterima dari ponsel. Sedangkan Tabel Pengukuran adalah tabel yang digunakan untuk menyimpan nama-nama log file. Kedua tabel ini dihubungkan oleh ID_File sebagai Key_field Untuk menyimpan satu file pengukuran, mula-mula program akan meminta untuk menentukan nama file serta keterangan pengukuran. Data tersebut kemudian disimpan pada tabel Pengukuran dan akan diberi Id oleh database. Selanjutnya pengukuran akan mulai direkam dan dimasukkan kedalam tabel Parameter tapi dengan Id yang sesuai dengan tabel Pengukuran.
3.7
Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras yang dibutuhkan : 1) Sebuah pesawat telpon genggam atau ponsel lengkap dengan SIM card . Untuk Program kali ini digunakan ponsel merk Nokia 3530 dan SIM Card dari XL.
55
2) Sebuah Laptop atau portable computer dengan minimum spesifikasi : Processor pentium 1 atau yang selevel. Memory 64 Mbyte. Hard Disk 500 Mbyte. Antarmuka yang digunakan antara lain : a) Input device pada komputer : mouse, keyboard. b) Output device yang dipakai : monitor. c) Kabel data yang menghubungkan ponsel dengan laptop
3.8
Spesifikasi Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan pada pembuatan program aplikasi ini adalah : a) Sistem Operasi Microsoft Windows XP b) Microsoft Access 2003. c) Microsoft Visual Basic 6.0
3.9
Fungsi Untuk Mengakses Serial Port 3.9.1
Serial Port Objek pada Visual Basic 6.0 Pada Microsoft Visual Basic 6.0 telah disediakan sebuah komponen untuk mengakses serial port pada komputer kita. Komponen tersebut disebut MSComm. Komponen ini mendukung dua metode untuk mempergunakan port serial tersebut, yaitu: 1)
Even drivent Metode yang menggunakan pesan untuk menggerakkan sebuah program. Pesan-pesan ini diatur oleh sistem operasi
56
Windows.
Pesan
merupakan
informasi-informasi
yang
diberikan oleh Windows ketika terjadi perubahan, misalnya kita menggerakkan mouse, menekan keyboard, dan lain sebagainya. Windows akan memberikan respon terhadap semua kejadian tersebut, dan melakukan tindakan yang sesuai dengan kejadian tersebut. Pendekatan ini dilakukan agar suatu resourse dapat digunakan secara bersama-sama oleh beberapa aplikasi. Kembali ke MSComm, jika ada data yang masuk atau indikator Carrier Detect menyala, maka Windows akan mengirimkan pesan tersebut ke semua aplikasi yang aktif saat ini. Sehingga kita cukup membuat prosedur yang akan menangani pesan yang dikirimkan oleh Windows tersebut, dalam hal ini adalah fungsi untuk membaca data dari serial port. 2)
Serial Port Checking Metode yang kedua adalah dengan cara melakukan check serial port tersebut pada saat kita butuhkan. Pendekatan ini dapat diterapkan pada rancangan program monitoring ini. Hal tersebut dikarenakan sifat dari program ini adalah menunggu data yang dikirimkan dari ponsel. Adapun fungsi-fungsi yang disediakan komponen ini antara lain: a) Input, berfungsi untuk mengambil alih data dari serial port b) Output, berfungsi untuk mengirimkan data ke serial port c) Setting, untuk menentukan kecepatan, parity, stop ,data, dan lain-lain.
57
d) DTREnable, berfungsi untuk mengirimkan sinyal DTR ke modem. e) InBufferCount, berfungsi untuk mengetahui banyaknya data yang diterima oleh serial port. f) Dan lain sebagainya, ada sekitar 30 fungsi yang disediakan. Namun tidak semua fungsi tersebut akan dipergunakan pada program.
3.9.2
FBUS Driver untuk ponsel Nokia Berbagai macam, bentuk, merek dan model hand phone ada di pasaran, salah satunya adalah hand phone NOKIA. Untuk keperluan semacam ini NOKIA dilengkapi dengan 3 macam saluran untuk berkomunikasi dengan komputer. Yang pertama dan kedua adalah saluran komunikasi dengan media infra merah dan bluetooth, namun tidak semua jenis ponsel Nokia dilengkapi dengan saluran infra merah dan bluetooth ini. Saluran yang lain terdiri atas 2 macam saluran dinamakan sebagai saluran MBUS dan FBUS. MBUS merupakan saluran data seri yang pertama dikenalkan oleh Nokia, saluran ini hanya terdiri dari satu jalur, merupakan saluran dua arah untuk transmisi data secara half-duplex (komunikasi dua arah secara gantian).Kecepatan transfer data lewat MBUS hanya 9.600 baud. Setelah MBUS, Nokia mengenalkan jenis saluran data seri lain yang dinamakan sebagai FBUS yang memakai 2 jalur komunikasi yaitu Rx dan Tx, dipakai untuk transmisi data secara full duplex (komunikasi dua arah secara bersamaan). Kecepatan trasfer data lewat FBUS dapat mencapai 115.200 baud. MBUS lebih banyak digunakan
58
untuk pengaturan ponsel seperti membaca IMEI, menampilkan security code dan lain-lain. FBUS digunakan untuk pertukaran data yang mencakup pertukaran data phone book, logo, ring tone. Dengan memanfaatkan saluran ini Nokia Network Monitor dapat menampilkan parameter sinyal GSM. Namun parameter yang dimaksud di sini adalah parameter downlink atau parameter yang arahnya dari jaringan/BTS/RBS ke ponsel, untuk uplink tentunya hanya dimonitor di sisi operator. Parameter downlink juga dikirimkan ke RBS oleh ponsel untuk melakukan kontrol dan berbagai keputusan. Seperti kontrol kuat sinyal, keputusan handover dan lain sebagainya.
Gambar 3.15 Nokia Network Monitor
Contoh data GSM RF Parameter yang dapat diambil dari sebuah ponsel Nokia terlihat pada gambar 3.15.
59