Bab III Analisa dan Kerangka Usulan III.1 III.1.1
Perencanaan Strategis dalam Pengembangan CIF Kendala Pengembangan CIF
Pembangunan dan pengembangan CIF tentunya melibatkan banyak sekali aspek dan kepentingan dalam perusahaan, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan akan informasi dan pengetahuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa tim pengembang CIF harus mampu mengakomodasi semua departemen dalam perusahaan. Masing-masing departemen tersebut memiliki kepentingan berbeda terhadap CIF. Selain itu, departemen yang berbeda kemungkinan besar memiliki sudut pandang yang berbeda pula terhadap informasi yang ada pada komponen-komponen CIF.
Hal tersebut mengakibatkan satu departemen dan departemen lain tidak bekerja secara harmonis, mengakibatkan konflik antar personel maupun departemen. Jika masing-masing
mengembangkan
sistem
tanpa
mempedulikan
kepentingan
departemen lain, akan mengakibatkan sistem tidak berjalan secara efektif dan sumber daya yang dikeluarkan menjadi tidak efisien. Konsekuensinya, sistem yang demikian akan berjalan tidak terintegrasi dan penuh kebingungan. Pihak manajemen akan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan yang didasarkan dari informasi yang kacau. Untuk itu, dalam pengembangan CIF dibutuhkan suatu kesamaan visi dan strategi di semua level dan departemen dalam perusahaan. Hal ini dilakukan agar pengembangan CIF dapat mendukung tujuan perusahaan.
III.1.2
Menentukan Rencana Strategis
Hal pertama yang dilakukan dalam pengembangan CIF adalah memahami kompetensi yang menentukan arah bisnis perusahaan, dengan kata lain menentukan rencana strategis perusahaan. Kompetensi bisnis tersebut mewakili area keahlian yang dibutuhkan untuk mendukung proses bisnis yang akan ada dalam lingkup bisnis di masa datang. Kompetensi ini biasanya merupakan perpaduan antara manusia, proses dan sistem.
22
Langkah selanjutnya adalah menyelaraskan komponen-komponen berbeda dalam CIF dengan kompetensi inti. Dengan begitu, kita dapat melihat bagaimana kompetensi tersebut diposisikan untuk mendukung proses bisnis. Paparan kompetensi dalam proses bisnis mewakili visi bisnis perusahaan[6].
Selain rencana strategis, pengembangan CIF juga ditentukan oleh aksi strategis yang diperoleh dari kebutuhan taktis yang krusial untuk dapat bertahan dalam ekosistem bisnis. Dengan aksi strategis, CIF berevolusi, dalam bentuk dan fungsi, untuk menghasilkan nilai tambah pada bisnis secara terus-menerus[6].
III.2
CIF dan Kerangka Kerja Zachman
Kerangka kerja Zachman menyediakan konstruksi arsitektural dalam pengembangan metodologi maupun keseluruhan strategi. Metodologi ini dapat digunakan dalam pengembangan DWH, ODS, maupun sistem lain. Dengan memetakan metodologi pada kerangka kerja Zachman, berbagai keputusan dapat diambil dengan memperhatikan area titik berat dan urutan aktivitas. Metodologi ini akan menyediakan identifikasi aktivitas utama dan bagaimana kesesuaiannya dalam kerangka kerja Zachman[5].
Kerangka kerja Zachman menganjurkan untuk memandang secara global kebutuhan lintas departemen dalam perusahaan sebelum membangun apapun. Kerangka kerja Zachman juga menekankan bahwa kebutuhan arsitektural harus diseimbangkan dengan seluruh komponen-komponen penting. Kerangka kerja ini kemudian menjadi panduan bagaimana mengembangkan cetak biru (blue-print) dari informasi perusahaan. Dengan cetak biru perusahaan yang diusulkan oleh Zachman, perusahaan memiliki kesempatan untuk membuat dan kemudian merencanakan lingkungan sistem informasi yang kohesif dan terintegrasi. Salah satu aspek terpenting dari kerangka kerja Zachman adalah konsep ini mengizinkan orang yang berbeda melihat sesuatu hal dari perspektif berbeda. Hal ini menciptakan pemandangan holistik dari
23
lingkungan tersebut. Dengan cara pandang terhadap sistem yang holistik, satu sama lain dapat bekerja sama sebagai satu kesatuan[8].
Kerangka kerja Zachman dan CIF bekerja sama secara harmonis dalam menciptakan arsitektur perusahaan yang dibutuhkan untuk melengkapi sistem perusahaan yang besar dan kompleks. Arsitektur informasi perusahaan merupakan representasi deskriptif yang relevan dalam menggambarkan keadaaan perusaan saat ini dan di masa datang, sedangkan arsitektur CIF merupakan salah satu komponen dalam arsitektur tersebut. Kerangka kerja Zachman menunjukkan bahwa perusahaan butuh kerangka kerja, sedangkan CIF menunjukkan struktur dan konten yang dibutuhkan dalam kerangka kerja tersebut, sehingga semua kepentingan perusahaan akan informasi dan pengetahuan baik di level strategis, manajerial, maupun departemental dapat terpenuhi. [gambar di gifzach ttg zachman + gif] III.3
Kerangka Kerja Usulan
III.3.1
Fase Utama Pengembangan CIF
1. Perspektif Planner Komitmen[5]. Keputusan berkaitan dengan proyek pengembangan ditentukan pada fase ini. Aktivitas ini termasuk definisi global dari lingkup dan konfirmasi dari ketersediaan dana dan sumber daya. Pada fase ini, konsep dasar dari CIF diformulasikan. Dari perspektif planner, ditinjau apa yang harus dilakukan untuk pengembangan bisnis perusahaan. Melalui kerja sama dengan departemen TI, dapat dipahami peranan apa yang dapat didukung oleh CIF untuk kebutuhan tersebut. Peluang bisnis diidentifikasi berdasarkan dimensi-dimensi dalam kerangka kerja Zachman sebagai berikut: •
identifikasi visi-misi perusahaan serta tujuan yang ingin dicapai,
•
definisi tujuan bisnis dan perkiraan waktu serta siklus pencapaian,
•
identifikasi kelompok-kelompok bisnis dalam perusahaan dan pelaku bisnis di luar perusahaan,
24
•
lokasi di mana kelompok-kelompok bisnis tersebut berada,
•
identifikasi proses bisnis utama dan yang berhubungan dengan aktivitas pengambilan keputusan yang akan didukung oleh CIF, dan
•
identifikasi hal-hal yang penting bagi perusahaan.
2. Perspektif Owner Analisa Model Data[5]. Beberapa aspek dari fase komitmen sudah menjelaskan perspektif ini, namun fase dominan dalam perspektif ini adalah analisa model data. Langkah-langkah pada fase ini menggambarkan keputusan yang jelas untuk menekankan pada kolom data. Keenam dimensi dari perspektif ini didapat dengan menjawab pertanyaanpertanyaan berikut: •
informasi apa yang dilibatkan dalam report dan query yang diproses oleh CIF,
•
siapa yang menerima dan menggunakan informasi tersebut,
•
di mana orang-orang tersebut berada,
•
kapan data dan informasi tersebut dieksekusi,
•
proses apa saja yang terl;ibat dalam menghasilkan informasi tersebut, dan
•
mengapa analisa perlu dilakukan dan apa yang menjadi keberhasilan pengembangan CIF bagi perusahaan.
3. Perspektif Designer Analisa Sumber Daya[5]. Pada fase ini, sumber daya yang dibutuhkan diestimasikan. Analisa ini menekankan pada kondisi yang harus dipenuhi agar CIF dapat berjalan dengan baik. Analisa sumber daya juga membantu dalam menentukan konten dari berbagai level arsitektur CIF. Penilaian teknis[5]. Pada fase ini, kemampuan lingkungan teknis dalam menangani aktivitas CIF terkait dengan waktu respon ditinjau. Analisa ini dibutuhkan untuk meninjau
25
kemampuan pemrosesan data dan informasi dalam CIF maupun kinerja aksesibilitas yang diharapkan. Analisa area subyek[5]. Proses ini mencakup tinjauan terhadap lingkup area subyek dan determinasi kebutuhan potensial. Analisa ini meninjau ulang lingkup dari CIF dalam arahan informasi dari fase-fase lainnya. Berdasarkan hasil analisa sebelumnya, informasi yang dibutuhkan untuk pengembangan CIF dihasilkan. Pemodelan pada fase ini merupakan bagian dari perancangan data warehouse.
Fase analisa sumber daya dan penilaian teknis meninjau lingkungan yang harus dirancang sedemikian rupa sehingga CIF dapat menampilkan kinerja yang diharapkan. Analisa area subyek meninjau ulang lingkup data warehouse. Analisa sumber daya menjelaskan item dimensi data dan lokasi, sedangkan fase penilaian teknis mencakup dimensi lokasi, waktu, dan manusia. Selain itu, aspek kinerja yang dibutuhkan dibangun pada dimensi motivasi.
4. Perspektif Builder Pada perspektif ini analisa sistem utama dan perancangan detil dilakukan, serta spesifikasi program dikembangkan. Analisa sumber sistem[5]. Sumber data dianalisa pada proses ini. Proses ini termasuk peninjauan struktur kunci, pemetaan transformasi, dan penanganan variasi waktu. Analisa sangat penting untuk mendapatkan sistem yang terintegrasi dan time-variant. Perancangan[5]. Fase ini mencakup transformasi model data dasar, yang kemungkinan berorientasi pada operasional, untuk disesuaikan dengan paradigma CIF yang akan dikembangkan. Fase ini dilakukan pada sudut pandang builder.
26
Persiapan lingkungan teknis[5]. Pada fase ini, aksi dimulai untuk menyediakan kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, dan fasilitas komunikasi. Fase ini merupakan tindak lanjut dari fase penilaian teknis. Aksi-aksi pada fase ini dimaksudkan untuk memenuhi setiap dimensi dalam kerangka kerja Zachman. •
Dimensi motivasi menyediakan informasi berkaitan dnegan kriteria kinerja yang akan dicapai
•
Dimensi waktu mempengaruhi waktu eksekusi dan urutan proses
•
Dimensi manusia mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan fasilitas untuk masing-masing pengguna tersebut
•
Dimensi lokasi mempengaruhi fasilitas komunikasi
•
Dimensi fungsi menunjukkan kemampuan sistem (proses-proses yang ada dalam sistem)
•
Dimensi data mengacu pada basis data sistem itu sendiri
Spesifikasi[5]. Pada fase ini, spesifikasi program untuk migrasi data dibuat. Untuk setiap komponen CIF, data sumber dan hasilnya didokumentasikan.
5. Perspektif Programmer Implementasi program[5]. Pada fase ini, kode program dikerjakan. Proses ini mencakup pengkodean, kompilasi dan pengujian.
27
Planner
Komitmen
Owner
Analisa Model Data
Designer Builder
Analisa Sumber Daya Analisa sumber sistem
Penilaian teknis
Perancangan
Programmer
Analisa area subyek
Persiapan lingkungan teknis
Spesifikasi
Implementasi program Gambar III.1 Pemetaan fase pengembangan CIF.
III.3.2
Pemetaan Artefak CIF dalam Zachman Framework Kerangka kerja Zachman dan CIF bekerja sama secara harmonis dalam menciptakan arsitektur perusahaan yang dibutuhkan untuk melengkapi sistem perusahaan yang besar dan kompleks. Kerangka kerja Zachman ini menjadi panduan bagaimana mengembangkan cetak biru (blue-print) dari informasi perusahaan, sedangkan CIF menunjukkan struktur dan konten yang dibutuhkan dalam kerangka kerja tersebut[8].
Dari penjelasan pemetaan fase-fase pengembangan CIF dalam perspektif kerangka kerja Zachman pada subbab III.3.1 dapat didefinisikan dokumen yang perlu dikembangkan
dalam
menjelaskan
setiap
pengembangan CIF, sebagai berikut:
28
dimensi
pada
setiap
pespektif
Tabel III.1 Pemetaan artefak CIF dalam kerangka kerja Zachman. DATA
FUNCTION
NETWORK
PEOPLE
TIME
MOTIVATION
Objective/Scope:
What Produk dan Layanan
How Value Chain
Where Lokasi Bisnis
Who Struktur organisasi
When Milestone
Why Visi-Misi
Contextual
Kandidat Entitas
Bisnis proses utama
Unit organisasi
Arahan Bisnis
Bisnis proses yang didukung CIF
Supplier
Profil Bisnis
Pelanggan
Tujuan Bisnis
Role: Planner
Enterprise Model
Identifikasi Dimensi
Hirarki Fungsi
Diagram Konsep Bisnis
Diagram Proses CIF
Conceptual
Competitor Diagram Proses CIF
Rencana Pengembangan CIF
Tujuan Pengembangan CIF
Pengguna CIF CSF
Identifikasi Aplikasi
Periode Data
Role: Owner System Model
Model Data Logis (ER/Star Schema)
Diagram Use-case
Arsitektur Sistem
Diagram Use-case (aktor)
Jadwal Maintenance
Diagram kolaborasi
System Requirement
Diagram Kelas
Pengetahuan yang diharapkan (data mart)
Technology Model
Model data fisik
Physical
Diagram kelas
Logical
Diagram Menu
Diagram sekuens
Rencana Pengujian Sistem Kriteria Performansi
Aturan Akses
Jadwal Refreshment data (metadata)
Rencana Pengujian Teknologi
Schedule
Goal
Role: Designer Diagram kelas(method)
Topologi jaringan
Role: Builder Detailed Representation Out of Context
Skema basis data
Kode Program
Kode Menu dan Tampilan
Pengindeksan (metadata)
Role: Programmer Functioning Enterprise
Data
Fungsi
Sistem
Sumber Daya
Role: User
29
III.4
Tahapan Perancangan
Secara garis besar, penyusunan rancangan CIF dapat dibagi menjadi empat tahapan utama, yaitu: -
identifikasi profil perusahaan
-
pemodelan bisnis
-
pemodelan sistem
-
perancangan arsitektur CIF
Gambar III.2 Tahapan perancangan.
30
Identifikasi Profil Perusahaan Tahapan ini meliputi identifkasi profil bisnis dan strategi perusahaan. Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai bisnis perusahaan secara umum. •
Identifikasi Profil Bisnis Deskripsi profil bisnis perusahaan meliputi produk, layanan, pelanggan, supplier, kompetitor, segmen bisnis dimana perusahaan beroperasi dan aspek lainnya yang mempengaruhi bisnis.
•
Analisa Strategi Bisnis Analisa strategi bisnis meliputi visi bisnis di masa yang akan datang, langkahlangkah strategis yang diambil untuk mencapai visi tersebut. Analisa strategi bisnis terdiri dari: identifikasi visi dan misi, tujuan bisnis, serta arahan bisnis perusahaan.
Pemodelan Bisnis Pada tahapan proses ini dilakukan identifikasi rantai nilai, proses bisnis, serta hirarki fungsi yang ada di perusahaan. Pemodelan bisnis bertujuan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai aktivitas bisnis yang dilakukan di dalam perusahaan. Hal ini diperlukan untuk dapat melihat peluang di proses bisnis mana CIF dapat memegang peranan penting dalam memberikan dukungan berupa data maupun pengetahuan.
Pemodelan Sistem Tahapan proses ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai latar belakang dan tujuan pengembangan CIF perusahaan. Pada pemodelan sistem diidentifikasi fungsionalitas yang diharapkan ada pada CIF yang dapat mendukung proses bisnis, serta interaksi antara aplikasi CIF dengan pengguna maupun aplikasi lain. Pemodelan ini dilakukan dengan menggunakan diagram konsep bisnis, diagram, alur proses, use-case dan diagram interaksi.
31
Perancangan Arsitektur CIF Tahapan ini meliputi perancangan arsitektur data dan perancangan arsitektur sistem. Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh detail mengenai data yang dikelola oleh CIF serta gambaran mengenai lingkungan di mana CIF berada. •
Arsitektur Data Perancangan arsitektur data meliputi identifikasi kandidat entitas, identifikasi dimensi, diagram entity-relationship, diagram star-schema, dan diagram kelas.
•
Arsitektur Sistem Perancangan arsitektur sistem meliputi perancangan arsitektur aplikasi dan topologi jaringan.
32