BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP HAIKU 2.1. Konsep Haiku Haiku merupakan jenis puisi yang paling singkat yang pernah ada. Puisi ini mewakili
kesusastraan
Jepang
dalam
memberikan
kontribusi
terhadap
kesusastraan puisi di dunia. Hal ini terjadi karena haiku membuktikan bagaimana seni dalam membuat sajak dapat dibuat menjadi indah dan memiliki makna yang mendalam hanya dengan penggunaan kata – kata yang minimum. Meskipun puisi ini sangat pendek dalam penggunaan kata – kata, Jepang dan masyarakat dunia pada saat ini menganggap haiku sebagai salah satu hasil karya terbesar yang pernah ada. Tetapi sebelum masuk lebih jauh membahas mengenai haiku, terlebih dahulu perlu diketahui mengenai pengertian puisi itu sendiri. Jika melihat pengertian puisi itu sendiri secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang berarti penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah peoetry yang erat dengan –poet dan –poem. Mengenai kata poet, Coulter ( dalam Tarigan, 1986:4 ) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari yunani yang berarti “ membuat atau mencipta “. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang – orang yang hampir – hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa – dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sedangkan jika melihat pengertian puisi itu sendiri secara umum, puisi sebagai bagian dari genre sastra merupakan jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan satu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama dan makna khusus ( Zubeirsyah, 1992:184 ). Haiku( 俳句 ) adalah jenis puisi Jepang yang memiliki keringkasan dalam penggunaan kata – kata. Haiku merupakan puisi yang hanya tersusun dari 17 suku kata. Penulisannya dilakukan dalam 3 baris ( alinea ) yang masing – masing terdiri dari 5, 7, dan 5 suku kata. Penghitungan jumlah suku kata pada haiku terlihat pada contoh di bawah ini : U ma o sa e
= 5 suku kata
Na ga mu ru yu ki no = 7 suku kata A shi ta ka na
= 5 suku kata
Namun tidak semua haiku mematuhi aturan yang berlaku, ada yang kurang ataupun lebih dari 17 suku kata. Seperti contoh berikut : Ka me war u ru
= 5 suku kata
Yo ru no ko ri no
= 6 suku kata
Ne za me ka na
= 5 suku kata
Haiku di atas berjumlah 16 suku kata. Sebagian penyair ada yang menggunakan pola suku kata lebih atau kurang dari 17 suku kata. Namun aturan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
haiku yang sebenarnya adalah 17 suku kata, dan pada umumnya haiku menggunakan aturan 17 suku kata. Selain dari pengertian 17 suku kata, menurut wellek dan Austin, ( 1995:3 ) sastra merupakan suatu kegiatan kreatif karya seni. Dengan demikian haiku bisa dikatakan sebagai salah satu kegiatan kreatif karya seni yang mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman yang penataannya dipilih dan ditata dengan cermat dan mampu disampaikan dalam 17 suku kata sebagai seni yang indah, dan menurut Higginson ( 1996 : 28 ) menyatakan bahwa haiku merupakan pengungkapan ( rekaman ) dari suatu peristiwa yang melibatkan kemampuan pengarang dalam memahami kekuatan alam. Hal ini terlihat dari puisi – puisi Jepang sebelum haiku yang banyak menggunakan tema dan kata – kata yang berhubungan dengan alam, seperti waka dan renga, dan sama halnya dengan haiku yang ditulis oleh para penyair terkenal sampai sekarang mempergunakan tema alam. Pada masa lampau, sebahagian besar orang – orang Jepang hidup sangat dekat dengan alam. Para penyair pada saat itu sering membuat analogi antara musim dengan keadaan yang terjadi di sekitarnya dalam membuat syairnya masing - masing, seperti memadukan keadaan yang sangat sepi dan sengsara dengan musim dingin, alasannya adalah karena di musim dingin, cuaca sangat dingin, matahari tidak bersinar, sehingga membuat orang tidak mau keluar dari rumahnya, dan oleh karena itu jarang ditemui adanya kegiatan yang dilakukan oleh orang secara berkelompok, yang dapat ditemukan hanyalah suasana sepi dan muram. Namun, dengan banyaknya ditemukan puisi yang menggunakan tema dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kata – kata yang berhubungan dengan alam dalam mencitrakan keadaan yang dialami, maka hal ini menjadi suatu kebiasaan untuk menghasilkan syair – syair menurut keadaan musim – musim yang ada di Jepang. Tema alam yang paling umum digunakan dalam haiku yaitu berupa pergantian musim, dimana di Jepang terdapat empat musim. Masing – masing musim ini memiliki keindahan yang berbeda yang dapat dituangkan dalam puisi, salah satunya seperti mekar dan gugurnya bunga sakura dan lain sebagainya. Mulai sejak zaman dahulu, kata – kata khusus dan ungkapan – ungkapan harus mengandung makna – makna tentang empat musim tersebut. Sekarang ini masyarakat Jepang menyebut kata – kata dan ungkapan penggunaan tema empat musim ini disebut juga dengan Kigo. Karenanya makna haiku terkadang diidentikkan dengan puisi yang memerlukan kemampuan penyair dalam memahami alam. 2.2. Keistimewaan Haiku Haiku sebagai sebuah puisi memiliki pengaruh besar dalam kesusastraan Jepang dan internasional. Selain sebagai sebuah warisan budaya yang bernilai tinggi, juga memiliki keistimewaan tersendiri yang membuatnya digemari banyak penyair dari Jepang maupun non Jepang. Keistimewaan tersebut antara lain sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Merupakan Salah Satu Puisi yang Memiliki Keringkasan dalam Penggunaan Kata – Kata. Haiku merupakan salah satu puisi tersingkat di dunia dengan 17 suku kata dengan pola 5 – 7 -5 dalam tiga baris. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi para penyair dalam menulis haiku. Bagaimana menuangkan ekspresi hanya dalam tiga baris. Keringkasan haiku membuat para penyair harus lebih megadakan pendekatan yang lebih disiplin dalam berbahasa dari pada jenis puisi lain. Keringkasan dengan kata lain membuang sesuatu yang tidak perlu membuat haiku memiliki beberapa keuntungan yang tidak dapat selalu ditemukan di jenis puisi yang lain. Keringkasan mengharuskan seorang penyair membuang tata bahasa yang tidak diinginkan dan kata sambung. Kekurangan dalam penggunaan kata sambung membuat objek yang digambarkan dalam haiku menyatu dengan yang lainnya seperti makna, rasa, dan lain – lain. Pada awalnya haiku adalah renga yang memiliki pola 5 – 7 – 5 – 7 – 7 yang popular pada abad ke 17, renga popular di masyarakat dan banyak diperlombakan pada masa itu. Tapi seiring perkembangan zaman, orang – orang mulai merasa jenuh menulis saja yang panjang dan penuh dengan peraturan. Selain itu haikai no rengayang merupakan variasi dari renga mulai berkembang dan popular di masyarakat, pada awalnya haikai no renga, cara penulisannya mengikuti peraturan yang sudah pakem, tetapi kemudian banyak penyair tertarik untuk menulis hanya sajak pembuka pada renga yang berjumlah tiga baris, tiga baris tersebut disebut dengan hokku, yang pada saat ini kita kenal sebagai haiku, situasi seperti ini disebabkan karena para penyair pantun lebih mudah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menuangkan gagasan dalam tiga baris hokku yang singkat, daripada menulis puisi panjang sesuai dengan peraturan pada masa itu. Dan keadaan ini berlanjut terus sampai pada saat ini dimana haiku telah terkenal di seluruh dunia. 2. Memiliki Kigo yang Merupakan Kata Penanda Musim, Juga Mampu Melukiskan Keindahan Alam, dan Sebagai Analogi dari Imajinasi dan Emosi Penyair Terhadap Suatu Keadaan
atau Situasi
yang
Digambarkan dalam Setiap Baris Haiku. Kigo adalah sebuah kata atau frase yang diasosiasikan dengan musim – musim yang digunakan pada haiku – haiku Jepang. Kigo sering digunakan di dalam haiku, untuk mengindikasikan musim di dalam bait. Kigo sangat berharga dalam mengungkapkan ekspresi pada haiku. Pemakaian kigo dalam haiku Jepang merupakan hal yang sangat penting semenjak pertengahan abad ke – 8. Di dalam buku man’yoshu, terdapat beberapa _____ ___
haiku yang memiliki kigo, lalu di dalam Kokinshu, lebih banyak terdapat haiku yang memiliki kigo. Pada zaman Heian, renga berkembang dan setelah memasuki abad ke 13, dalam penulisan renga telah ditetapkan peraturan yang mengharuskan di dalam renga harus terdapat kigo. Hal ini terus berlanjut sampai pada zaman populernya hokku, dimana dalam menulis hokku juga harus terdapat kigo. Salah satu variasi dari renga yaitu haikai no rengadiperkenalkan pada akhir abad 15. Haikai adalah puisi yang isinya lebih ringan dan penuh humor dengan Matsuo Basho dan penyair lain mempopulerkannya. Pada awal abad 20, Masaoka
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Shiki memisahkan hokku dari rantai haikai dan memberikana nama haiku pada puisi yang sebelumnya tidak memiliki nama tersebut yang memuat kigo sebagai unsur intern di dalamnya. Ketika berbicara tentang musim, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menggunakan elemen dari alam untuk membuat suatu gambaran yang dapat mengungkapkan ekspresi dan ide. Cara seperti itu adalah cara khas dalam menggunakan kigo ketika menulis haiku. Kigo merupakan kata – kata yang menunjuk kepada musim. Di Jepang terdapat empat musim, yaitu musim semi, gugur, panas, dan dingin. Semua musim tersebut meemiliki kigo masing – masing yang terdapat di dalam haiku. Kigo di dalam haiku selain memiliki fungsi sebagai penunjuk waktu kapan haiku ditulis, juga mampu melukiskan keindahan alam melalui setiap kata – katanya. Setiap musim memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Jepang, sehingga kigo pun disesuaikan dengan keadaan itu. Ada kigo yang merupakan kejadian alami yang muncul pada musim – musim tertentu, misalnya : Kawazu yang berarti katak yang menunjukkan musim semi, saat musim semi merupakan saat dimana katak-katak muncul ke sawah, dan ada kigo yang merupakan kebudayaan yang dilakukan masyarakat Jepang pada musim – musim tertentu, misalnya : Shigure yang berarti mandi hujan, shigure adalah suatu budaya mandi hujan saat akhir musim gugur atau awal musim dingin. Jadi Shigure juga adalah kigo yang menandakan musim dingin.Para penyair haiku kerap memasukkan kigo untuk menunjukkan ekspresinya. Dengan kata lain, kigo menjadi analogi dan symbol dari ekspresi sang penyair dalam haikunya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Di bawah ini terdapat makna dari masing – masing musim bagi masyarakat Jepang beserta contoh kigo dan contoh haiku yang memiliki kigo yang dikutip dari http://www.wikipedia.org/ sebagai berikut : Musim dingin : Musim dingin diumpakan dengan kesedihan, hubungan yang renggang, kesepian, kemuraman, dingin, suasana tahun baru dan ketenangan. Contoh kigo : ochiba, fuyu, yuki, samusa, yukimi, fugujiru dan lain– lain. Fuyu no hi ya
Matahari musim dingin
Bajou ni kouru
Di punggung kuda
Kageboshi
Bayanganku membeku
Musim panas : musm panas diumpamakan dengan kegembiraan hidup, kehangatan, cinta, kemarahan, dan nafsu. Contoh kigo : natsu, satsuki, atsushi, semi, hototogisu, tsuyu, dan lain – lain. Shizukasa ya
Didalamketenangan
Iwa ni shimi iru
Suarajangkrik
Semi no koe
Menembus bebatuan
Musim gugur : musim gugur diumpamakan dengan kehilangan, rasa curiga, penyesalan, kehilangan, dan sebuah akhir. Hal – hal ini ditunjukkan oleh kata – kata yang menggambarkan sesuatu yang bersifat misteri.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Contoh kigo : aki, hazuki, taifu, kaminari, amanogawa, tsuki, mushi, nashi, momiji, kakashi, akimatsuri, dan lain – lain. Tsuki zo shirube
Bulan akan membimbingmu
Konata e irase
Jalan ini pengembara, datanglah
Tabi no yado
Ke dalam penginapan disini
Musim semi : musim semi diumpamakan dengan jiwa muda, jiwa yang murni, harapan baru, dan semangat yang meluap – luap. Contoh kigo : haru, kisaragi, atatakashi, kasumi, ume, uguisu, sakura, hanamatsuri, kawazu, hibari, hinamatsuri, dan lain – lain. Furuike ya
Kolam tua
Kawazu tobikomu
Katak melompat
Mizu no oto
Suara air
Buku yang paling popular yang berisikan daftar – daftar kigo adalah buku bernama “ Saijiki “, yang dibagi atas empat volume, disesuaikan dengan empat musim. Pada setiap musim, kita dapat menemukan berbagai kategori seperti bumi, langit, binatang, tumbuhan dan kemanusiaan. Setiap kategori terdiri dari daftar kigo yang berkaian dengan subjek tersebut. Saijiki adalah salah satu tipe buku yang membuat penulis dapat menemukan penjelasan mengenai kigo beserta dengan kata – kata yang berkaitan yang dapat digunakan. Buku ini juga memuat contoh haiku yang terdapat kigo.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kigo adalah cara yang efektif untuk menyampaikan ide, pikiran, dan emosi kepada para pembaca. Ketika menulis haiku, sangat direkomendasikan untuk memasukkan kigo untuk mendapatkan efek yang terbaik bagi penyair dan pembacanya. 3. Terdapat Pengaruh dan Konsep Zen yang Membentuk Haiku Menjadi Puisi yang Indah Juga Menjadi Pencerahan Hidup dan Pedoman Untuk Melihat Dunia. Zen merupakan salah satu dari ajaran Budhisme yang berasal dari India, yang menyebar melalui Cina dan Korea. Terdapat beberapa pendapat yang bertentangan apakah Zen itu termasuk agama atau filsafat. Hal ini dikarenakan Zen telah terlebih dahulu bercampur dengan kebudayaan China. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa Zen merupakan filosofi bukan sebuah agama. Karena percampuran yang terjadi pada saat Zen memasuki wilayah Cina terutama di Cina bagian selatan. Di dalam Zen, tidak dikenal adanya simbol, dewa, hari – hari besar, ritual keagamaan, dan kitab khusus, pemikiran Zen selalu diajarkan turun – temurun dari seorang ahli Zen kepada murid – muridnya. Apapun ajaran yang terdapat dalam Zen, ajaran tersebut keluar dari pemikiran seseorang. Dalam arti setiap orang mengajari dirinya sendiri, karena kebutuhan setiap orang itu berbeda dan hanya masing – masing pribadi yang mengetahuinya. Selain itu jika menyangkut apa yang ada di dalam Zen, Suzuki ( 1934 : 6 ) menyatakan bahwa pengalaman pribadi adalah segalanya di dalam Zen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengalaman merupakan hal yang paling mendasar dalam Zen, pengalaman merupakan jawaban dari segala teka – teki kehidupan. Seperti halnya dalam menjalankan hidup. Seseorang akan paham dengan kehidupan apabila ia telah menjalaninya, dan selama menjalani kehidupan tersebut akan begitu banyak pembelajaran yang didapat. Apabila membahas mengenai hubungan antara haiku dan Zen, maka hal tersebut merupakan hal yang tak dapat dipisahkan. Pada dasarnya haiku dan Zen menekankan pada satu hal atau dapat dikatakan sebagai persamaan, yaitu haiku dan Zen merupakan bagian dari suatu pengalaman. Dalam haiku dan Zen, pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga, agar kita dapat mengambil hikmah daripadanya sehingga tidak melakukan hal yang salah dan mengambil intisari terbaik agar dapat melihat hidup lebih baik lagi. Di dalam haiku, terdapat beberapa konsep Zen, seperti : - Satori, adalah sebuah pengalaman akan pencerahan, - Mu – shin, adalah mengurangi atau membatasi segala ego, - Jiyu, adalah kebebasan, - Shokokyaka, adalah melihat ke yang peling dasar yang merupakan sumber dari dirimu sendiri. Apabila Zen dikaitkan dengan dunia seni, terdapat 5 konsep Zen dari seni Zen yang biasa digunakan untuk menggambarkan kualitas dari kesusasteraan Jepang :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Wabi, adalah prinsiip moral yang mengajarkan untuk menikmati kehidupan yang tenang tanpa harus mengkhawatirkan kehidupan duniawi, - Sabi, adalah ketenangan, dan keindahan dari kesunyian. - Mono no aware adalah apresiasi terhadap keindahan yang berlansung sesaat pada alam, kehidupan manusia, dan sebuah hasil karya seni. Dan biasanya ditunjukkan dengan rasa terharu luar biasa, bahkan sampai menangis. - Yugen adalah konsep yang menunjuk kepada keindahan dan kedalaman dari suatu misteri, dan sering dikombinasikan dengan hal – hal lain seperti keanggunan, kemurnian, kegelapan, ketenangan, dan lain – lain. - Makoto secara sederhana dapat diartikan sebagai keikhlasan seperti sifat yang bersemangat, dan reaksi emosional yang terjadi secara spontan. Hal – hal diatas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya nilai Zen dalam sebuah haiku. Keberadaan konsep Zen dalam haiku selain mampu membuat haiku menjadi lebih indah, juga mampu membuat para pembacanya mendapatkan pencerahan hidup dan cara untuk memandang dunia lebih luas. 4. Penggunaan Diksi ( Pilihan Kata ) yang Sederhana Sehingga Ekspresi dan Imajinasi dari Penyair Lebih Mudah Disampaikan.
Menurut Wikipedia, diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “ diksi ” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)
Segala pembicaraan bahasa dan unsur-unsurnya dalam penulisan haiku hakikatnya terkait dengan diksi. Diksi sebagai satu unsur yang ikut membangun keberadaan haiku berarti pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak dan menggejala dalam dirinya. Peranan diksi di dalam penulisan haiku memiliki arti penting karena kata-kata adalah segala-galanya dalam haiku. kata-kata tidak sekadar berperan sebagai sarana yang menghubugkan pembaca dengan gagasan penyair. Dalam haiku kata-kata sekaligus sebagai pendukung dan penghubung pembaca dengan dunia intuisi penyair. Dapat dikemukakan bahwa diksi merupakan esensi penulisan haiku. Pilihan kata yang tepat dan cermat dapat mengukuhkan pengalaman penyair di dalam haiku yang ditulisnya. Pilihan kata yang tepat dan cermat memungkinkan katakata tidak sekedar merekat dan menempel satu sama lain, tetapi kata-kata itu dinamis dan bergerak serta memberikan kesan yang hidup. Kata-kata seperti itu tidak sekadar menjadi penanda, tetapi sekaligus menjadi dunia puitik itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menulis haiku siapapun tidak boleh meremehkan atau mengabaikan unsur diksi ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Meskipun diksi dalam penulisan puisi memiliki arti penting, Sanusi Pane pernah mengingatkan bahwa kata-kata yang dipilih dalam penulisan puisi tak serta merta menggunakan kata-kata indah semata, kata-kata yang pelik hanya mengejar estetika (kata-kata yang rumit hanya mengejar keindahan menurut versi penyair dan menjadi asing di mata pembaca), penyair disarankan untuk membuang segala kata yang cuma mempermainkan mata, hanya dibaca sepintas lalu karena katakata itu tidak keluar dari sukma (jiwa, batin, pikiran dan perasaan) penyair. Dalam penulisan haiku, diksi dan gaya bahasa yang digunakan cenderung kepada pemilihan yang sederhana dalam berbagai aspek. Pada haiku jarang ditemukan kata – kata yang tingkat pemahamannya sulit, kata – kata yang sederhana dan umum dalam kehidupan sehari - hari lebih sering kita jumpai, seperti pada haiku yang berjudul “ Furuike ”, yang menggunakan kata – kata seperti “ Kawazu “ yang berarti “ katak “, “ Furuike “ yang berarti “ kolam tua “, dan “ Tobikomu “, yang berarti “ melompat “. Kata – kata seperti ini sangat lazim ditemukan, sangat sederhana, namun di tangan para penyair terkemuka seperti Matsuo basho,
kata “ Furuike “ dan lain – lain menjadi sesuatu yang memiliki
nilai keindahan yang tinggi. Selain itu kata – kata yang terangkai dalam haiku ini hamper terdengar dalam kehidupan sehari – hari dan tidak memiliki makna ambiguitas, sehingga para penyair terdahulu dan orang yang ingin menulis haiku dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Menggambarkan Keadaan atau Realita yang Nyata dengan Jelas tanpa Hal – Hal yang Bersifat Abstrak, Metafora, Perbandingan, dan Personifikasi sehingga Maksud dan Tujuan Lebih Mudah Dipahami. Haiku adalah puisi yang bersifat mengambil tema berdasarkan realita yang ada. haiku berusaha menangkap momen sesaat yang terekam dalam memori, dirasakan oleh tubuh, seperti pada saat terkena hembusan angin ketika membuka jendela, mendengar suara tetesan air di tempat yang sepi dan erbagai macam kejadian lainnya. Pada saat merasakannya hanya sebentar, tapi efek yang dirasakan luar biasa, seperti berada di dunia lain atau terasa seperti menyatu dengan alam sekitar. Oleh karena itu, ketika seorang penyair menulis haiku, penyair berusaha untuk menulis haiku berdasarkan realita yang dialami. Hal ini untuk menghindari terjadinya ambiguitas yang sering terjadi dalam penulisan puisi. Suatu hal yang menjadi fokus si penyair adalah momen yang dirasakan sebagai sebuah pengalaman, sehingga haiku menjadi puisi yang jujur terhadap realitas karena tidak adanya “ center of interest “ ( Pusat kepentingan ) di dalamnya. Dan karena sebab itu, dalam penulisan haiku sangat dihindari penggunaan abstrak, metafora, perbandingan, dan personifikasi. Karena hal tersebut dapat menjauhkan haiku dari realitas yang berupa momen sebagai sebuah pengalaman. Dan juga agar haiku dapat lebih mudah dipahami oleh para pembaca.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Haiku adalah Puisi yang Membuat Seorang Penyair Berusaha Menangkap Momen Sesaat dan Menjadikannya Sebagai Sarana untuk Berbagai Pengalaman sehingga Para Pembaca Seolah – Olah Dapat Merasakan Kembali Pengalaman dari Momen Sesaat Tersebut. Membaca haiku membuat kita data menghargai pengalaman dari orang lain terutama penyair. Melalui haiku kita dapat mengetahui sensasi dan kejadian yang terjadi dalam kehidupan manusia. Kita dapat mengerti betapa dalam perasaan manusia pada waktu dan tempat mereka hidup dan berbagai macam jenis kehidupan yang ada dengan mereka pada saat itu. Seorang penyair menulis haiku sebagai pembenaran terhadap apa yang dirasakannya, dan berharap orang lain dapat mengambil hikmah dari membacanya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Blyth dalam Higginson ( 1985 : 244 ) yaitu : “ Hampir semua emosi yang kita miliki adalah sesuatu yang singkat. Mereka muncul tiba – tiba dan menghilang. Mereka adalah bagian dari cara berpikir kita yang ringkas….haiku menceritakan semua tanpa melipat kepada hal yang lain. Oleh karena itu, haiku lebih ringan dari puisi panjang dan lebih memiliki kegembiraan…Di dalam haiku…penyair membawa pembaca ke sebuah sisi jurang dan melihat seekor ibu elang membawa sarangnya dan kemudian menjatuhkannya. Pembaca dengan imjinasi yang kuat akan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menikmatinya, dan mendapati diri mereka seperti sedang terbang. Pihak yang lain jatuh ke batu dan terbunuh saat itu juga “ Penyair haiku mengundang para pembaca secara tidak langsung terlibat dalam pengalaman yang disampaikan dalam haiku. Dan berhasil menjadikan haiku menjadi sarana yang tepat untuk berbagi pangalaman sebagai sesuatu yang berharga kepada para pembaca. 2.3. Tokoh – Tokoh yang Mempopulerkan Haiku 2.3.1. Empat Guru Besar Haiku _
1. Matsuo Basho ------------
Matsuo Munefusa atau lebih dikenal dengan nama Matsuo Basho , dilahirkan pada tahun 1644 di Ueno, yaitu daerah yang terletak di propinsi Iga ( saat ini dikenal dengan prefektur Mie ). Tidak terdapat keterangan pasti tentang ------------
tanggal lahirnya. Namun ada yang menyebutkan bahwa Basho lahir pada tanggal 15 September, bertepatan pada saat bulan purnama. Ia memiliki seorang kakak laki – laki dan empat orang saudara perempuan. Ayahnya, Matsuo Monzaemon, adalah seorang samurai dari kelas bawah yang hidup bertani selama masa damai. ------------
Nama Basho bukanlah nama yang dimilikimya sejak kecil. Nama tersebut diberikan oleh muridnya dikarenakan tanaman yang tumbuh di dekat podok ------------
kecilnya yang sederhana. Dalam bahasa Jepang, Basho diartikan sebagai “ pohon ------------
pisang “. Pondok atau lebih tepatnya gubuk kecil yang dihuni oleh Basho
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dikelilingi banyak tanaman pohon pisang yang memang sengaja ditanam oleh para ------------
muridnya. Sehingga nama Basho merupakan julukan yang diberikan oleh orang – orang yang berada di sekitarnya. ------------
Pada tahun 1656, setelah beberapa tahun kematian ayahnya, Basho yang dikenal dengan Munefusa, bekerja melayani Todo Yoshikiyo yang masih kerabat dengan daimyo ( penguasa daerah ) yang menguasai provinsi Iga. Tidak terdapat ------------
catatan tentang kegiatan Basho selama bekerja. Namun beberapa pendapat menyebutkan bahwa jabatannya rendah dan tugasnya sangat sedikit Selanjutnya ia bergabung dalam kegiatan anak Yoshikiyo, yaitu Yoshitada, yang berumur dua tahun lebih tua darinya. Yoshitada merupakan seorang penulis haikai di waktu senggangnya dengan nama samaran Sengin. Nama Sengin merupakan pemberian dari guru Yoshitada, yaitu Kitamura Kingin. Kingin merupakan salah seorang penyair haikai terbaik dari sekolah Teimon. Namun ------------
------------
ketika Basho bergabung dengan Sengin, Basho tidak menggunakan nama aslinya, ia menggunakan nama samaran Sobo. Ia mulai menulis puisi pertamanya pada tahun 1662, namun puisi pertamanya yang tercatat yaitu pada Februari 1663 dalam Makoto Ueda ( 1992 : 19 ) yang isinya sebagai berikut : Haru ya koshi
Apakah musim semi yang datang
Toshi ya yukiken
Apakah tahun yang telah berlalu
Kotsugumori
Dua hari terakhir
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
------------
Dari sinilah awal mula Basho menyenangi dunia haiku dan mempelajari Teimon, sebelum akhirnya ia menemukan alirannya tersendiri. ------------
Kehidupan Basho
yang sesungguhnya dimulai pada saat ia mulai
bergabung dengan Yoshitada. Kehidupannya sebagai samurai ia jalani sambil ------------
membuat puisi. Tetapi pada musim panas tahun 1666, Basho mengalami masa yang sulit ketika gurunya Yoshitada ( Sengin ) tiba – tiba meninggal di usia yang ------------
sangat muda. Karena kejadian ini Basho memutuskan untuk meninggalkan tempat kelahirannya dan mulai mempelajari Zen di sebuah biara ( Kinpukuji ) di dekat Kyoto diantara tahun 1666 – 1671. Di biara ini Ia juga mempelajari tentang kesusastraan Cina dan kaligrafi. Meskipun Ia telah meninggalkan kampong ------------
------------
halamannya, Basho masih terus menulis haikai. Pada tahun 1672 Basho pindah ke Edo ( Tokyo ), dimana Ia semakin aktif menulis puisi. Selama keberadaannya di ------------
Edo, di kota ini ( 1673 – 1684 ) Ia juga berlatih / mempelajari meditasi Basho di bawah arahan Bucho, seorang pendeta Zen yang tinggal di kuil Chokeji. ------------
Pada musim panas tahun 1684, Basho memulai salah satu dari perjalanan panjangnya dari Edo menuju Kyoto. Tidak seperti perjalanannya sebelumnya, perjalanan ini tidak untuk suatu perjalanan spiritual. Adapaun tujuan dari perjalanan ini adalah untuk mengunjungi makam ibunya, mengunjungi muridnya di Ogaki, dan mendisiplinkan dirinya melalui perjalanan yang sulit ini. Perjalanan ini sangat sulit karena ia harus melewati beberapa daerah yang berada antara Edo ------------
dan Kyoto. Dari perjalanan ini Basho mulai menemukan dan menciptakan gaya puisinya sendiri. Selama perjalanan berlangsung sama seperti seorang Bhiksu,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
------------
Basho mengenakan jubah hitam yang biasa digunakan pendeta Budha, sebuah kebiasaan yang akan terus digunakan sampai akhir hayatnya. Setelah kembali ke Edo dari perjalanannya yang panjang,dan mendapatkan ------------
beberapa kemajuan dalam membuat haiku. Basho memutuskan untuk melakukan perjalanan kembali. Ia ingin mengenalkan dasar pemikiran ataupun gaya puisinya yang baru yaitu Karumi kepada para penyair di luar Edo. Makoto Ueda ( 1992:428 ) menjelaskan bahwa Karumi memiliki pengertian “ ringan atau menerangi “, menunjukkan kepada sebuah kesederhanaan, yaitu kesederhanaan akan keindahan yang muncul ketika penyair menemukan tema puisinya pada hal – hal yang umum dan mengekspresikannya dalam bahasa yang sederhana. ------------
Pada akhirnya Basho memutuskan untuk melakukan perjalanan lain pada musim panas 1694. Namun karena meninggalnya salah seorang teman ------------
terdekatnya, sehingga perjalanan Basho harus terhenti dan harus kembali ke Edo. ------------
Selanjutnya Basho kembali lagi ke Ueno pada awal musim semi untuk isitirahat selama sebulan. Selanjutnya ia melanjutkan perjalanan ke Osaka dengan ------------
beberapa teman dan sanak saudara. Tetapi selama perjalanan kesehatan Basho mulai menurun dengan drastis, meskipun begitu ia terus menulis beberapa syair – syair yang sangat indah. Tetapi, selang beberapa waktu karena sakit perut yang dideritanya ia berada di tempat tidur, dan tidak pernah sembuh sejak itu. Begitu banyak muridnya yang berdatangan ke Osaka dan berkumpul di samping tempat ------------
------------
tidurnya. Bashoterlihat begitu tenang dihari – hari terakhirnya. Basho wafat pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
November 1694 pada usia 50 tahun. Haiku terakhir yang berhasil Ia tulis yang penulis kutip dari Makoto Ueda ( 1992 : 413 ) adalah : Tabi ni yande
Sakit di dalam perjalanan
Yume wa kareno wo
Mimpiku berkelana
Kakemeguru
Mengitari padang rumput yang kering ------------
Haiku karangan Basho bersifat dramatis, berisi mengenai hal – hal tentang kehidupan sehari – hari seputar humor atau depresi, kegembiraan atau ------------
kebingungan. Haiku karangan Basho memiliki karakter semakin banyak dia menjelaskan perbuatan manusia, semakin kecil eksistensi manusia di dunia ini, ------------
sehingga membuat kita sadar akan kekuatan alam. Contoh haiku karangan Basho yang terkenal yang penulis kutip dari Makoto Ueda ( 1992 : 140 ) adalah : Furuike ya
Kolam tua
Kawazu Tobikomu
Katak Melompat
Mizu no oto
Suara air
2. Yosa Buson Secara umum banyak orang percaya bahwa Yosa Buson lahir pada tahun 1716 di Kema, desa yang sangat dekat dengan kota Osaka. Hanya sedikit yang diketahui mengenai orang tua Buson, bahkan namanya saja tidak diketahui, walaupun diketahui bahwa Buson memakai nama Tani dan Taniguchi pada awal karirnya. Salah seorang muridnya, Takai Kito, dalam manuskrip yang dia tulis, Ia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjelaskan bahwa ayah Buson adalah seorang kepala desa, dan juga seorang pahlawan desa. Mengenai ibu Buson, banyak yang percaya bahwa Ibu Buson berasal dari daerah semenanjung dekat Kyoto. Kemudian datang dan mencari kerja ke desa Kema, dan bekerja sebagai pembantu di rumah kepala desa yang dipercayai sebagai ayah dari Buson, maka banyak orang yang menganggap Buson sebagai anak tidak sah, dan itu menjadi alasan bagi Buson untuk merahasiakan kelahirannya. Keadaan desa Kema yang berada di antara Osaka dan Kyoto, dua kota besar yang merupakan tepat berkumpulnya banyak orang dipercaya banyak berpengaruh kepada pendidikan Buson. Sejak kecil, Buson lebih tertarik kepada kegiatan berpuisi dan melukis daripada bertani atau berdagang. Oleh karena itu, Buson meninggalkan desanya dan pergi ke kota Edo, sebuah kota baru dan berkembang, tempat yang bagus bagi para anak muda untu meraih mimpinya. Pada awalnya, dia bertahan hidup dengan menggunakan talenta yang dia miliki, yaitu melukis, sampai musim semi tahun 1737, dia menjadi murid dari seorang master Haikai, Hayano Hajin ( 1676 – 1742 ), lalu ia pun menulis puisi dengan nama samaran Saicho. Bushon memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi master Haikai, sehingga Ia yang memiliki masalah finansial harus menetap di rumah sang master Haikai, dan membantu segala urusan rumah tangga dan menyusun arsip gurunya setelah menulis puisi. Guru Buson, Hayano Hajin adalah murid dari master haikai,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Takarai Kikaku ( 1661 – 1701 ) dan Hattori Ransetsu ( 1654 – 1707 ), dua orang ------------
murid Basho . Ia dikenal dengan julukan Master Yahantei ( pertapa tengah malam ) , julukan ini berasal ketika Ia tinggal di Nihonbashi di sebuah pavilion yang memiliki bel yang selalu berbunyi pada tengah malam, waktu ketika Ia sedang menulis puisi. Suatu malam dia berkata kepada Buson, “ Dalam membuat haikai, berusahalah untuk tidak mengikuti gaya gurumu. Ubahlah gayamu sendiri dengan waktu dan kesempatan, susunlah dengan jelas dan nyata terpisah dari apa yang sudah terjadi dan juga sebelum apa yang mungkin akan terjadi “. Di bawah asuhan Hayano Hajin, kemampuan Bason dalam membuat puisi semakin meningkat, salah satu puisi pertamanya yang berhasil dicatat yang epnulis kutip dari Makoto Ueda (
: 9 ) adalah :
Shirami toru
Menangkap kutu
Kojiki no tsuma ya
Seorang istri pengemis
Ume ga moto
Di bawah pohon plum
Pada tahun 1741, Buson berkelana ke gunung Tsukuba untuk mempertajam kemampuannya, namun setelah Ia kembali, gurunya Hayano Hajin meninggal pada 7 Juli 1742. Oleh karena itu, buson kehilangan seorang pelindung, modal, dan rumah yang nyaman. Dan kemudian setelah itu terinspirasi dari perjalanan ------------
Basho, Buson pergi meninggalkan Edo berkelena mengelilingi Jepang selama 10 tahun berikutnya. Selama masa 10 tahun ini puisi Buson lebih menekankan kepada apa yang telah ia lihat dan kemudian melukisnya, hal seperti ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dinamakan haiga ( campuran antara lukisan dan haiku ), cara menciptakan puisi inilah yang membedakan antara Buson dan para penyair haiku lainnya. Pada tahun 1751, Buson tiba di Kyoto, dia aktif dalam komunitas puisi Mochizuki Sooku ( 1688 – 1766 ) dan juga aktif melukis terisnspirasi dari gaya Bunjinga dari China. Dengan berlatih melukis dan berpuisi, dia bercita – cita untuk mencapai idealisme dari Bunjin. Pada tahun 1770, dia mengambil nama Master Yahantei yang kedua mengikuti jejak gurunya sebagai Master Yahantei yang pertama, dan ketika melukis dia menggunakan nama Sha – Co – Koh, Shunsei dan lain – lain pada masa saat dia berada di Tokyo. Grup puisi yang dia dirikan mempublikasikan buku pertamanya pada tahun1772. Puisinya menunjukkan gaya lukisan yang lebih objektif daripada puisi ------------
Basho yang meliputi banyak hal tentang manusia. Haiku karya Buson berbeda ------------
dengan Basho, tidak terdapat semacam Filosofi ataupun tanda – tanda empati, ekspresinya begitu lembut, seolah – olah seseorang yang membacanya dapat merasakan menyatu dengan alam hanya dengan memperhatikan lukisannya. Buson selalu mengekspresikan esensi dari suatu hal bukan luarnya. Buson dalah penyair yang karyanya diilhami dengan sensibilitas yang timbul setelah merasakan suatu pengalaman. Meskipun Buson cemerlang dalam bidang puisi, tapi Ia lebih dikenal sebagai pelukis yang handal sampai Masaoka Shiki dan Hagiwara Sakutaro menulis essay tentang dirinya, sehingga membangkitkan kembali kenangan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tentang dirinya. Selain berpuisi, Buson juga menulis puisi yang bergaya China dan Jepang klasik. ------------
Buson tidak menulis jurnal perjalannya seperti Basho , karena perjalanan Buson lebih berat, Ia sering mengalami kelaparan dan kesengsaraan, sebab Buson tidak memilki keuangan yang baik dan kenalan yang bisa memberikannya tumpangan. Buson menikah pada usia 45, dan mempunyai seorang puteri bernama Kuno. Buson meninggal dunia pada usia 68 dan dimakamkan di Kuil Konpuku di Kyoto.
Contoh
haikunya
yang
terkanal
yang
penulis
kutip
dari http://www.wikipedia.org/ adalah : Sumizumi ni
Di sudut – sudut
Nokoru samusa ya
Dingin yang tersisa
Ume no hana
Bunga Ume
3. Kobayashi Issa Kobayashi Issa adalah seorang Penyair Jepang dan seorang pendeta Budha beraliran Joudo Shinshuu yang dikenal melalui haiku dan jurnal perjalanannya. Dia lebih dikenal sebagai Issa ( 一茶 ), sebuah nama pena yang berarti pegangan cangkir. Dia dianggap sebagai empat master haiku di Jepang, bersama dengan Bashō, Buson dan Shiki. Sebagai gambaran akan popularitas Issa sebagai seorang manusia dan penyair, buku di Jepang yang membahas mengenai Issa melampaui jumlah buku yang membahas mengenai Buson, dan hampir sama dengan buku ------------
yang membahas mengenai Basho.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Issa dilahirkan dengan nama Kobayashi Yataru, pada tanggal 15 Juni 1763, di desa kecil bernama Kashiwabara di Provinsi Shinano ( Distrik Nagano sekarang ), 150 mil sebelah barat laut Tokyo, desa Kashiwabara adalah desa kecil yang terpencil dan sering bersalju. Ayah Issa bernama Yagobei adalah seorang petani, dan ibu Issa bernama Kuni berasal dari kasta yang lebih tinggi dari golongan ayahnya. Sayangnya, ibu Issa meninggal pada saat Issa masih berumur dua tahun. Kemudian dia diasuh oleh neneknya. Situasi berubah tidak lama kemudian, ketika ayah Issa menikah lagi dengan sorang wanita bernama Hatsu. Disinilah kehidupannya yang sulit dimulai, karena hubungan antara Ia dan ibu tirinya sama sekali tidak baik. Beberapa tahun kemudian , neneknya meninggal sehingga ayahnya mengirimnya ke kota Edo untuk bekerja, tidak banyak yang bisa diketahui dari awal kehidupan Issa di kota Edo. Setelah beberapa lama menetap di kota Edo dan menjalani kehidupan yang sulit, nama Issa dihubungkan dengan Kobayashi Chikua dari sekolah haiku Nirokuan, tapi hubungannya sama sekali tidak jelas. Pada masa ini Issa mulai belajar dan menulis puisi yang terinspirasi dari para master haikai yang ada di kota Edo, puisi pertama yang tercatat yang penulis kutip dari Makoto Ueda ( 2004 : 12 ) adalah : Kore kara mo
Di masa depan pun
Mada ikukaeri
Banyak kebahagiaan kembali
Matsu no hana
Bunga cemara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Selama tahun – tahun berikutnya, Issa mengadakan perjalanan panjang mengelilingi Jepang dan berusaha merebut harta warisan peninggalan ayahnya yang sudah meninggal dari ibu tirinya. Setelah bertahun – tahun bertengkar, Issa ingin mengamankan sebagian warisan ayahnya, sehingga dia kembali ke kampung halamannya. Di sana Ia menikah dengan seorang wanita bernama Kiku. Setelah hidup bahagia, beberapa lama kemudian tragedi terjadi. Dua anak pertama yang lahir meninggal dalam usia yang masih sangat kecil, hal ini membuat Issa sedih dan menulis haiku berikut ini yang penulis kutip dari http://www.wikipedia.org/ : Tsuyu no yowa
Dunia embun
Tsuyu no yo nagara
Sungguh dunia embun
Sari nagara
Dan masih, dan masih
Anak ketiga meninggal pada tahun 1820 dan istrinya jatuh sakit dan meninggal pada tahun 1823, pada waktu dia berumur 61 tahun. Issa kemudian menikah lagi, dan melalui masa tuanya dengan menghasilkan berbagai karya puisi. Tidak berapa lama kemudian kebakaran besar melanda desa tempat tinggal Issa pada tanggal 24 Juli 1827, Issa kehilangan rumahnya dan tinggal di gudang yang sampai saat ini masih dapat ditemui di kampung halamannya. Dia meninggal pada tanggal 19 Novermber 1827 di kampung halamannya. Semasa hidupnya Issa menulis lebih dari 20.000 haiku, membuat haibun ( campuran antara prosa dan haiku ), dan berpartisipasi dalam membuat lebih dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
250 renku ( nama lain dari haikai, semacam puisi berantai ). Haiku yang diciptakan oleh Issa menggambarkan keadaan yang sulit pada saat dia masih kecil, dan banyak berisi puisi tentang tumbuh – tumbuhan dan hewan. Issa menulis 54 haiku menngenai siput, 200 mengenai kodok, sekitar 230 mengenai kunang – kunang, lebih dari 150 mengenai nyamuk, 90 mengenai lalat, sekitar 100 megenai kutu dan hampir mencapai 90 mengenai jangkrik, membuat total jumlah puisinya mengenai tumbuh – tumbuhan dan hewan mencapai 1000 puisi, yang ------------
jauh dibandingkan dengan Basho yang hanya menulis sedikit mengenai tumbuh – tumbuhan dan hewan. Issa dengan kepribadian yang kuat dan bahasa yang lugas mampu membuat sajak yang bergairah sesuai dengan suasana hatinya pada saat itu, sehingga ------------
dianggap bahwa Issa merupakan pewaris yang tepat dari Matsuo Basho daripada penyair yang lain. 4. Masaoka Shiki
Masaoka Shiki (正岡子規), lahir di Matsuyama, 14 Oktober 1867 adalah nama pena penyair Jepang asal zaman Meiji. Nama aslinya adalah Masaoka Tsunemori, dan sewaktu kecil dipanggil Noboru.
Shiki dikenal sebagai penulis haiku, waka, puisi gaya baru ( shintaishi ), kritik sastra, dan esai. Shiki menggemari bisbol yang waktu itu merupakan olahraga baru di Jepang, dan sejumlah haiku dan tanka yang ditulisnya adalah mengenai bisbol.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Masaoka Shiki dilahirkan sebagai putra sulung di Distrik Onsen, Provinsi Iyo ( sekarang kota Matsuyama, Prefektur Ehime ). Ayahnya adalah samurai domain Matsuyama bernama Masaoka Tsunenao, sedangkan ibunya bernama Yae, putri sulung ahli Konfusianisme bernama Ohara Kanzan. Ketika berusia 5 tahun, ayahnya meninggal dunia, dan ia dibesarkan oleh kakek dan ibunya. Ketika berusia 6 tahun, Masaoka belajar menghafal sastra Cina klasik di di sekolah privat milik kakeknya, Ohara Kanzan. Selain itu, pelajaran membaca dan menulis didapatnya di sekolah kuil ( terakoya ).
Pada tahun 1875, Masaoka pindah ke Sekolah Dasar Katsuyama (sekarang Sekolah Dasar Banchō Matsuyama) Setelah kakeknya meninggal pada April 1875, Masaoka belajar sastra klasik China dari penerus kakeknya, Tsuchiya Kyūmei. Pada tahun 1878, Masaoka menulis karya pertamanya berupa puisi Cina, dan Kyūmei memberikan koreksi. Bulan Maret 1880, Masaoka melanjutkan ke Sekolah Menengah Matsuyama ( sekarang Sekolah Menengah Atas Matsuyama ). Keinginannya untuk mengikuti tes masuk sekolah tingkat persiapan ( daigaku yobimon ) Universitas Kekaisaran Tokyo membuatnya berhenti sekolah pada Mei 1883.
Bulan berikutnya (Juni 1983), Masaoka sampai di Tokyo dan memasuki bimbingan masuk universitas bernama Kyōritsu Gakkō (Sekolah Kyoritsu) yang mengajarkan bahasa Inggris untuk ujian masuk universitas. Sekarang sekolah tersebut bernama Sekolah Menengah Pertama dan Atas Kaisei.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada bulan September 1884, Masaoka diterima di sekolah tingkat persiapan Universitas Kekaisaran Tokyo, dan mulai aktif menulis haiku. Sewaktu bersekolah di sana, sekolahnya berganti nama menjadi Sekolah Menengah Atas I. Di antara teman seangkatannya terdapat Natsume Soseki, Yamada Bimyō, dan Ozaki Kōyō. Masaoka menyelesaikan kelas persiapan (yoka) Sekolah Menengah Atas 1 pada bulan Juli 1888, untuk seterusnya melanjutkan ke kelas utama (honka) yang dimulai bulan September 1888.
Masaoka mulai batuk darah pada bulan Mei 1889. Sejak itu pula, ia mulai menggunakan nama pena "Shiki". Nama pena tersebut berasal dari sebutan bahasa Mandarin klasik untuk burung yang di Jepang disebut hototogisu (Cuculus poliocephalus).
Menurut
legenda,
burung
hototogisu
bernyanyi
sampai
memuntahkan darah.
Shiki lulus Sekolah Menengah Atas I pada bulan Juli 1890, dan melanjutkan ke Jurusan Filsafat, Fakultas Budaya, Universitas Kekaisaran Tokyo. Pada bulan Januari 1891, Shiki pindah ke Jurusan Sastra Jepang. Namun pada bulan Oktober 1892, Shiki berhenti kuliah, dan selanjutnya bekerja di surat kabar Nihon Shimbun.
Sejak April 1895, Shiki bertugas sebagai wartawan perang dalam Peperangan Jiawu. Pada bulan Januari 1896, Shiki mengadakan pertemuan apresiasi haiku ( kukai ) di rumah yang diberi nama Shiki-an. Dua tahun selanjutnya, di tempat yang sama dilangsungkan pertemuan apresiasi tanka ( utakai ).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penyakit Shiki makin parah setelah pulang bertugas meliput Peperangan Jiawu. Pada bulan Mei 1895, di atas kapal yang membawanya pulang, Shiki memuntahkan darah dalam jumlah besar, dan langsung masuk rumah sakit di Kobe. Setelah beristirahat di Suma ( pinggiran kota Kobe ), Shiki pulang ke kampung halaman di Matsuyama. Ketika itu, Natsume Soseki sahabat dekatnya sedang bertugas mengajar di Sekolah Lanjutan Pertama Matsuyama. Setelah beristirahat di tempat kediaman Soseki, Shiki berangkat ke Tokyo pada bulan Oktober 1895. Di tengah perjalanan, pinggang yang sakit membuatnya sulit berjalan. Tahun berikutnya (1896), bakteri TBC sudah sampai ke tulang belakangnya. Dokter ingin mengoperasinya, namun harapan untuk sembuh sudah tidak ada.
Pada tahun 1899, Shiki sudah sulit untuk duduk apalagi berdiri. Sejak itu pula, Shiki menghabiskan sisa hidupnya terbaring di tempat tidur. Walaupun demikian, Shiki terus produktif menulis haiku, tanka, dan esai. Sewaktu terbaring sakit pun, Shiki masih memberi bimbingan kepada murid-muridnya: Kyoshi Takahama, Hekigodō Kawahigashi, Itō Sachio, dan Takashi Nagatsuka. Shiki meninggal dunia pada 19 September 1902.
Masaoka Shiki adalah orang yang memberi nama haiku pada sajak tiga baris pertama dari Haikai ( Hokku ), dan kemudian membebaskan haiku menjadi sebuah puisi tersendiri yang kita kenal sekarang. Ia juga muncul di dunia haiku ------------
------------
sebagai kritik kepada Matsuo Basho. Dia tidak menyangkal kerja Basho, tetapi dia ------------
mengkritik haiku Basho karena kurang puitis dan membosankan. Di sisi lain, dia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memuji Yosa Buson yang tidak diperhitungan sebelumnya. Dia menganggap bahwa haiku Buson sangat halus bahasanya dan mampu menyampaikan kesan dengan lebih baik terhadap para pembaca, artinya lebih mudah dimengerti.
Setelah mempelajari filosofi barat, Shiki menyatakan bahwa penyampaian yang singkat lebih efektif untuk ekspresi lukisan dan literature. Ia membuat suatu terobosan baru dalam menulis haiku, yaitu dengan “ Shasei “ atau membuat sketsa dari alam. Dia sendiri membuat bentuk baru ini dengan menggabungkan kejadian yang
berlangsung
singkat
dalam
kehidupan
manusia
yang
kemudian
diapresiasikan dalam haiku karyanya. Contoh karyanya adalah :
Shimajima ni
Di seluruh pulau
Hi wo tomoshikeri
Pelita telah menyala
Haru no umi
Laut musim semi
2.3.2. Tokoh Mancanegara yang mempopulerkan Haiku
1. Hendrik Doeff
Hendrik Doeff adalah kepala dagang dari belanda yang ditempatkan di pos perdagangan Dejima di kota Nagasaki, selama tahun – tahun pertama abad ke – 19.
Doeff lahir di Amsterdam. Sebagai seorang pria muda, dia berlayar ke Jepang untuk bekerja di Dutch East India Company, Perusahaan dagang milik Belanda yang memiliki banyak kantor cabang di Asia pada saat itu. Dia menjadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
direktur di Dejima pada tahun 1803 melanjutkan tugas dari William Wardenaar, yang merupakan direktur dari tahun 1800 samapi 1803. Doeff menetap di Jepang samapi 1817, sampai Jan Cock Blomhoff menggantikannya. Setelah Inggris mengalahkan koloni Belanda di Indonesia pada tahun 1811, Cuma Dejima yang menjadi tempat yang masih mengibarkan bendera Belanda. Doeff berusaha bertahan menghadapi Inggris yang mencoba mengambil alih Pos dagang Dejima. Belanda pulih kembali pada tahun 1815, dan Doeff kemudian diberkan penghargaan atas keberaniannya.
Doeff menulis kamus Jepang – Belanda, dan menuliskan pengalamannya selama berada di Jepang dalam buku berjudul Recollections of Japan ( Ingatan tentang Jepang ). Dia adalah tokoh terkemuka dengan perannya mempertahankan monopoli perdagangan Belanda di Jepang. Dia juga adalah orang barat pertama yang diketahui menulis haiku, dua diantaranya ditemukan dipublikasikan di Jepang pada masa dia berada di Jepang. Karena perannya, haiku mulai diketahui oleh dunia diluar Jepang, walaupun masih sedikit yang mengetahuinya. Contoh haikunya yang penulis kutip dari http://www.wikipedia.org/ adalah :
Lend me your arms
Pinjamkan aku lenganmu
Fast as thunderbolts
Yang secepat halilintar
For a pillow on my journey Untuk sebuah bantal di petualanganku
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Reginald Horace Blyth
Reginald Horace Blyth adalah seorang penulis kelahiran Inggris kelahiran 3 Desember 1908 yang mencurahkan dirinya kepada kesusastraan Jepang.
Blyth lahir di Essex, Inggris, putra dari seorang pegawai perusahaan rel kereta api. Pada tahun 1916, pada puncak perang dunia I, dia dipenjara di Wormwood Scrubs, sebagai seorang anti wajib militer, sebelum bekerja pada sebuah kantor perencanaan perumahan di Princetown Work Centre. Setelah perang dia masuk Universitas London, dimana dia lulus pada tahun 1923. Dia mengadopsi gaya hidup vegetarian sepanjang hidupnya.
Pada tahun 1925, Blyth pindah ke Korea ( pada saat itu berada di bawah kekusaan Jepang ), dimana Blyth menjadi Asisten Profesor Bahasa Inggris di Universitas Keijo di Seoul. Ketika berada di Korea, Blyth mulai mempelajari bahasa Jepang dan bahasa China, dan mempelajari Zen di bawah arahan master Hanayama Taigi di Kuil Myoushinji, Seoul.
Setelah perang dunia ke II, Blyth pindah ke Jepang setelah menikahi sorang wanita Jepang bernama Kishima Tomiko. Ini adalah pernikahan kedua Blyth setelah perceraiannya pada tahun 1935. Pada saat itu juga, Blyth telah menjadi Profesor Bahasa Inggris di Universitas Gakushuin dan mengajari bahasa Inggris kepada pangeran mahkota Akihito. Dia melakukan banyak hal untuk mempopulerkan filosofi Zen dan puisi Jepang ( terutama haiku ) di barat. Pada tahun 1954, dia diberi gelar doctor dalam bidang kesusastraan dari Universitas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tokyo, dan pada tahun 1959, dia menerima Zuihōshō ( Bintang Jasa ) tingkat empat.
Blyth meninggal pada tahun 1964 karena penyakit tumor otak dan komplikasi dengan pneumonia, di rumah sakit Seiroka, Tokyo. Dia meninggalkan puisi kematian yang penulis kutip dari http://www.wikipedia.org/ sebagai berikut : Sazanka ni
Kutinggalkan hatiku
Kokoro nokoshite
Kepada bunga Sasanqua
Tabidachinu
Pada petualangan hari ini.
Pada awalnya walaupun haiku sudah dikenal di dunia, tapi belum banyak orang yang tertarik mempelajarinya sampai akhir perang dunia II berakhir. Setelah itu banyak bermunculan buku – buku mengenai haiku, salah satu perintisnya adalah Blyth dengan mempublikasikan volume pertama dari bukunya yang berjumlah empat volume yang berjudul Haiku di Jepang pada tahun 1949, sehingga Haiku dikenal dan mulai banyak dipelajari oleh berbagai orang.
Blyth dianggap sebagai orang yang mempopulerkan kesusastraan Jepang. Banyak penulis barat mengenal haiku berkat kerja kerasnya. Penulis – penulis yang dimaksud adalah Jack Kerouac, Gary Snyder, Allen Ginsberg, dan J.D. Salinger. Banyak anggota dari komunitas haiku internasional mendapatkan pedoman mereka mengenai haiku dari buku Blyth, termasuk penulis Amerika James W. Hackett, Eric Amann, Willian J. Higginson, Anita Virgil, Jane Reichold, dan Lee Gurga.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
------------
Blyth adalah orang yang pemahaman haikunya mirip seperti Basho, yang memiliki hubungan kuat antara Zen dan haiku, suatu hubungan yang diabaikan oleh para penyair haiku modern. Walaupun Blyth tidak pernah meramalkan mengenai haiku dengan bahasa asing, dan walaupun dia tidak mendirikan sekolah haiku, hasil kerjanya mempengaruhi penulisan pada haiku dari bahasa Inggris. Pada akhir dari volume kedua dari bukunya, History of Haiku ( 1964 ), dia berkata bahwa “ Perkembangan terakhir dari sejarah haiku yang seseorangpun tidak akan terjadi adalah penulisan haiku di luar Jepang, tidak dalam bahsa Jepang.”. Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang Haiku telah ditulis dalam berbagai versi bahasa asing.
3. William J. Higginson
William J. Higginson adalah seorang penyair Amerika kelahiran 17 Desember 1938 . Ia merupakan penerjemah, dan penulis buku – buku megenai haiku dan renku. Lahir di New York, Amerika.. Dia adalah salah satu anggota kehormatan dari Haiku Society America.
Buku – buku karya Higginson terdiri dari puisi, terjemahan, esai kritik, dan non – fiksi. Hasil pekerjaannya juga muncul di berbagai majalah, dan buku buku referensi. Berbagai orang dari Quebec ke California dan Tokyo ke Osaka, telah mendengarnya, membaca hasil kerjanya, dan berbicara mengenai menulis, publikasi, dan mengajar. Dia telah muncul di radio dan televisi di Amerka dan luar negeri.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Seorang Editor dari Haiku Magazine dari 1971 – 1976, pada 1975 Higginson mendirikan “ From Here Press ”, dan mempublikasikan hasil kerjanya dengan penyair ternama seperti Allen Ginsberg dan Ruth Stone. Dia dan istrinya, penyair dan penulis puisi, Penny Harter banyak bekerja sama dalam menerbitkan buku – buku, kaset – kaset, majalah – majalah mengenai haiku.
4. Kenneth Yasuda
Kenneth Yasuda, lahir pada tahun 1914 adalah orang Amerika – Jepang yang merupakan seorang penerima beasiswa dan penerjemah. Lulus dari Universitas Washington, dan memperoleh gelar Doktor untuk kesusastraan Jepang dari Universitas Tokyo. Buku karangannya yang dikenal adalah The Japanese Haiku : It’s Essential Nature, History, and Possibilities in English, with Selected Examples ( 1957 ). Bukunya yang lain termasuk A Pepper – Pod : Classic Japanese Poems Together With Original Haikudan terjemahannya dalam bahasa Inggris, A lacquer Box, terjemahan dari tanka ( Puisi yang lebih panjang dari haiku ) dan Minase Sangin Hyakuin, koleksi terjemahan dari renga ( Puisi berantai ).
Pada tahun 1957 Yasuda menerbitkan buku yang isinya pada umumnya mengenai disertasinya, dan termasuk terjemahan dari bahasa Jepang dan Puisi karyanya yang berbahasa Inggris. Teori yang dikemukakan oleh Yasuda mengenai Haiku adalah konsep mengenai “ Momen Haiku “, yang dia katakan berasal dari pengalaman pribadi dan membuktikan motif seseorang dalam menulis haiku.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4. Sejarah Perpuisian Jepang 2.4.1. Sejarah Puisi Jepang pada Zaman Jodai. Zaman Jodai terbagi atas : -
Zaman Jomon
( 14.000 - 400 S.M. )
-
Zaman Yayoi
( 400 S.M. – 250 M )
Karya sastra puisi pertama kali muncul pada zaman Jodai dimulai dari akhir periode zaman Yayoi dan awal zaman Kofun, pada saat itu masyarakat sudah mengenal pertanian. Setelah mereka panen raya, mereka selalu bernyanyi untuk merayakan hasil panen yang melimpah. Nyanyian tersebut dinamakan kayou ( 歌
謡) dan biasanya dinyanyikan di sebuah tempat yang dinamakan utagaki (歌 垣,). Kayou biasanya berisi tentang pujian kepada dewa sebagai rasa ucapan terima kasih atas hasil panen yang melimpah, dan terkadang kayou berisikan mengenai kasih sayang dan cinta, dan biasanya ini dilantunkan oleh anak muda. Materi pengutaraan kayou beraneka ragam, tetapi selalu berada dalam cerita putaran kehidupan manusia, meskipun begitu cara mengutarakan kayou belum jelas pada saat itu. Pada saat itu masyarakat mengutarakan kayou dengan menggunakan metode : -
Kasane kotoba
: pengulangan kata, mis : bintang – bintang,
-
Tsuika
: penggunaan kata yang berbeda, mis : pria perkasa dan
wanita
yang lembut,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
-
Jensoho
: kata – kata yang menggambarkan puncak suatu keadaan,
misalnya : miskin, melarat, merana, dan hina-dina, -
Doon
: mempunyai persamaan bunyi,
-
Doogo
: penggunaan kata – kata yang sama
-
Doku
: memiliki kalimati yang sama, ada yang diulang __ __ __ _ ___
__________
2.3.2. Sejarah Puisi Jepang pada Zaman Chuko __________
__________
Zaman Chuko terbagi atas : -
Zaman Kofun
( 250 – 538 )
-
Zaman Asuka
( 538 – 710 )
-
Zaman Nara
( 710 – 794 )
-
Zaman Heian
( 794 – 1185 )
Pada zaman Kofun, kayou menjadi semakin jelas dalam pengutaraan dan isi, dan mulai merambah ke kalangan bangsawan dari kalangan rakyat biasa yang seirng melantunkannnya, dan kayou pada saat itu lebih dikenal dengan waka. Waka tertua yang ditulis pertama kali terdapat dalam buku Nihonshoki dan Kojiki. Waka sama seperti kayou mengutarakan berbagai hal dalam kehidupan manusia, seperti cinta, kesedihan,rasa senang, dan lain – lain. Waka dilihat dari bentuknya terbagi atas : -
Tanka ( sajak pendek ), merupakan syair dengan pola 5 - 7 – 5 – 7 – 7,
-
Choka ( sajak panjang ), merupakan syair dengan pola 5 – 7 – 5 – 7 – 5 – 7 – 5 – 7 – 5 – 7 -7 – 5 – 7 -7 ……..( terus diulang ),
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
-
Sedoka ( sajak gabungan ), merupakan syair gabungan antara choka dan tanka. _______
Buku kumpulan
_______
waka tertua bernama Man’yo sh u yang berjumlah 20 _______
_______
volume, kemungkinan diselesaikan pada awal periode zaman Heian. Man’yoshu pada umumnya berisi Choka dan Tanka. Tiga volume pertama Man’yoshu berisi karya – karya penyair dari abad pertengahan abad ke – 7 ke bagian awal abad ke – _______
_______
8. Waka yang ada dalam Man’yoshu adalah hasil gubahan yang mengambil waktu _______
_______
yang panjang dan kompleks. Puisi – puisi yang ada dalam Man’yo sh u dibagi berdasarkan gaya puisi dan keaktifan penyair – penyair. Semuanya dibagi atas dua golongan besar yaitu : 1. Golongan awal ( 629 – 710 ), yang terbagi atas : a. Golongan awal pertama ( 629 – 672 ) b. Golongan awal kedua ( 673 – 710 ) 1. Golongan akhir ( 711 – 733 ), yang terbagi atas : a. Golongan akhir pertama ( 711 – 733 ) b. Golongan akhir kedua ( 734 – 759 ) Yang dimaksud dengan golongan awal bagian pertama adalah merupakan masa lahirnya waka. Waka yang lahir pada tahun 629 banyak dipengaruhi oleh kayou, tetapi waka tidak mengambang seperti kayou karena telah memiliki aturan. Waka mengandung makna yang dalam, terarah dan lugas. Waka di zaman ini penuh dengan nilai estetika / keindahan kuno. Penyair – penyair pada zaman ini umumnya berasal dari keluarga istana yang mencetuskan wawasan yang membangun. Puisi – puisi pada zaman ini ditekankan pada suasana kondusif
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
untuk memakmurkan keistanaan. Penyair yang paling terkenal di antara mereka adalah Jomei Tenno, Tenchi Tenno, Nakatsu Sumeramikoto, Yamato Okisaki, Arima Namiko, Nukata no Ōkimi dan. Contoh tanka yang dikarang oleh Nukata no Ōkimi yang penulis kutip dalam Isoji Asoo ( 1983 :
) adalah :
Nikitatsu ni
Di Nikitatsu
Funanori senito
Ingin berlayar naik perahu
Tsuki mateba
Sambil menunggu bulan keluar
Shio mo kanainu
Angin laut bertiup kencang
Ima wa kagi idena
Sekarang waktunya berlayar
Golongan awal bagian kedua, wakanya lebih mendalam. Pada zaman ini, ekspresi dalam Waka lebih diutamakan, sehingga terkadang mampu menghasilkan Mono no Aware bagi para pembacanya. Penyair yang terkenal pada saat itu adalah Kakinomoto no Hitomaro. Karya – karyanya mendominasi penggubahan puisi pada zaman itu. Ia menggubah tanka dan juga choka, Ia merupakan sastrawan pertama yang mencoba menciptakan keharmonisan antara ekspresi yang indah dan melankolis yang bersifat klasik. Ciri khas lainnya adalah puisi tentang pemandangan alam yang digubah oleh Jito Tenno. Pengarang terkenal lainnya adalah Takechi no Kurohito ( pejabat istana ), sama seperti Jito Tenno, puisnya berisi tentang pemandangan alam. Pengarang lainnya seperti Yamabe Akahito, Shiki no Niko, dll.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Contoh tanka karangan Kakinomoto no Hitomaro yang penulis kutip dalam Isoji Asoo ( 1983 :
) adalah :
Omi no mi ni
Di danau Biwa
Yunami chidori de
Senja di atas ombak
Naganokeba
Bila burung camar mencicit
Kokoro mo shinoni
Hatiku pun pilu
Inishie omohaya
Mengenang masa lalu
Golongan akhir bagian pertama memiliki ciri khas pada kebudayaan yang berkembang dengan pesat, didukung oleh kondisi yang damai pada saat itu. Kesusastraan China masuk ke Jepang pada zaman ini melalui semenanjung Korea. Kesusastraan China, tulisan – tulisan sejarah, kitab suci agama, dan puisi mulai menyatu dengan kesusatraan Jepang dengan baik. Hal ini dapat dilihat di istana kaisar Temmu, beberapa bangsawan mencoba untuk membacakan puisi China. China pada saat itu dianggap memiliki tingkat pendidikan yang sangat baik, sehinnga orang Jepang pada saat itu berusaha menyerap pengetahuan mengenai berbagai hal yang mereka peroleh dari bangsa China untuk diterapkan dalam kehidupan, khususnya pengaruh kesusastraan China. Karya – karya puisi yang dipengaruhi oleh Kesusastraan China kemudian dikumpulkan dalam buku bernama Kaifuso, salah satu buku kumpulan puisi tertua di Jepang. Bentuk – bentuk puisi pada zaman ini menjadi lebih panjang. Keindahan tetap melekat pada puisi pada zaman ini. Ide – ide / gagasan – gagasan pribadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
masing – masing penyair semakin kuat dan mengakibatkan munculnya gaya puisi yang bervariasi pada saat itu. Pada tahun 710 ibukota pindah ke Nara, sehingga dimulai pada tahun tersebut zaman Nara ( 710 – 794 ) dimulai. Pada masa ini pengaruh dari China mencapai puncaknya, dapat dilihat dengan didirikannya Kuil Todaiji, dan patung The Great Buddha dibuat atas perintah kaisar Shomu. Penyair waka yang terkenal pada masa ini adalah Yamabe no Akihito, seorang sastrawan yang mengembangkan tentang puisi pemandangan alam. Kemudian Yamanoue no Okura yang mahir mebuat pantun yang menggambarkan kesusahan / kesedihan manusia. Penyair lainnya Utomo no Tabito, mahir dalam menggubah pantun yang dibacakan dalam pesta dan upacara. Takashi Mushimaro yang ahli dalam pantun yang bersumber dari hikayat dan penyair – penyair lainnya. Jenis puisi yang paling populer pada periode ini adalah puisi pemandangan alam dan puisi untuk pesta. Contoh puisi karangan Yamabe no Akihito yang penulis kutip dalam Isoji Asoo ( 1983 :
) adalah :
Nubatama no
Di malam gelap
Yonotuke yokeba
Dan semakin larut pula
Hisaki oruro
Pada pohon Hisaki
Kiwoki kawarani
Di pinggir sungai yang jernih
Chidori shibanaku
Burung Chidori berkicau sedih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
_______
_______
Man’yoshu pada saat periode ini banyak diisi oleh puisi dari para penyair wanita yang menulis puisi cinta, dan para bangsawan yang terkadang mengekspresikan perasaan mereka mengenai kesan perjalananan hidup yang terekam dan mengungkapan perasaan kepada anak dan istri mereka. Kadang – kadang puisi – puisi mereka mengkritik kegagalan politik pemerintah atau tirani pejabat lokal. Salah satu contoh puisi yang terkenal pada saat ini adalah choka yang ditulis oleh Yamanoue no Okura berjudul “ Dialog Antara Dua Orang Miskin ” yang penulis kutip dari http://www.wikipedia.org/ adalah : Yononaka o
Aku merasakan hidup ini
Ushi to yasashi to
Sedih dan tak tertahankan
Omoedemo
Walaupun
Tobitachi kanetsu
Aku tidak bisa lari menjauh
Tori ni shiarane ba
Karena aku bukan burung
_______
_______
Dalam buku Man’yoshu, selain puisi karangan bangsawan, tetapi ada juga puisi dari pengarang yang tidak diketahui namanya. Puisi ini disebut dengan _______
_______
Yomibito Shirazu. Dari semua Waka yang ditulis dalam Man’yoshu, ada waka khusus yang dinamakan dengan Azuma Uta, yang ditulis dalam dialek timur. Puisi ini dipenuhi rasa pedesaan. Ada sebuah gaya tertentu di antara Azuma Uta, yang disebut dengan Sakimori Uta. Waka ini ditulis oleh para prajurit yang dipindahkan ke daerah timur dan dipekerjakan sebagai penjaga di Kyushu selama beberapa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tahun. Kadang – kadang puisi yang mereka tulis mengungkapkan kerinduan terhadap tanah air mereka. Golongan akhir bagian kedua merupakan periode terakhir perkembangan waka yang seakan – akan mengambang tidak jelas. Hal ini karena terjadi kegoncangan politik, dan juga karena puisi China ( Kanshi ) menjadi jenis puisi yang popular pada masa itu, sehingga mengakibatkan para penyair kehilangan daya inspirasi untuk membuat waka. Zaman ini merupakan zaman kemunduran waka. _______
_______
Pada zaman Heian, diperkirakan bahwa Man’y o sh u mencapai bentuk akhirnya seperti yang kita kenal sekarang. Banyak orang mengenggap bahwa Otomo no Yakamochi adalah editor terakhir, tetapi beberapa pernyataan lain mendukung bahwa Sugawara no Michizane adalah editor terakhirnya. Pada awal zaman Heian, Kanshi ( Puisi China ), menjadi gaya berpuisi yang popular di kalangan para bangsawan. Beberapa penyair seperti Kukai belajar di China dan fasih berbahasa China. Penyair lain seperti Sugawara no Michizane dibesarkan di Jepang tetapi mengerti bahasa China dengan baik.Ketika mereka menjamu duta asing, mereka tidak berkomunikasi secara lisan melainkan secara tulisan menggunakan huruf Kanji ( Huruf China ). Pada masa ini, bidang perpuisian China mengalami masa keemasan, penyair China ternama pada saat itu adalah Li Po, yang karyanya telah dikenal sampai ke Jepang. Gaya yang paling terkenal dari Puisi China pada saat itu adalah lima atau tujuh silabel dalam empat atau delapan baris, dengan peraturan sajak yang tegas. Penyair Jepang banyak yang menjadi terampil dalam menulis puisi dengan peraturan – peraturan ini dengan baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Beberapa puisi panjang 5 sampai 7 silabel juga dibuat. kaisar Saga sendiri pandai berpuisi China, Ia memerintahkan penyusunan tiga buku kumpulan puisi China, ini adalah buku kumpulan puisi pertama yang dibuat oleh kekaisaran, dan tradisi ini berlanjut sampai zaman Muromachi. Pada zaman Heian, waka kembali popular berkat utaawase ( lomba syair ). Ada lomba toosa dan tooge yaitu lomba mencari rerumputan di hutan ( tooso ) dan bunga ( tooge ) dan akan dinilai mana yang terbaik. Terinspirasi dari lomba tersebut. Tujuan utaawase adalah kembali mempopulerkan waka yang sempat tenggelam pada akhir zaman Nara. Pada pertengahan zaman Heian, waka benar – benar dihidupkan kembali _______
_______
oleh penyusunan Kokin Wakashu. Ciri – ciri Kokin Wakashu adalah : -
Puisinya memiliki pola 5 - 7 - 5 – 7 – 5,
-
Jika puisi pada masa lampau memiliki intonasi pada pola 5 – 7 ( lamban ), _______
dan 5 – 7 – 5 ( berat ), sedangkan puisi – puisi pada Kokin Wakashu -
memiliki intonasi pada pola 5 – 7 ( ringan ), dan 5 – 7 – 5 ( lancar ),
-
Puisinya lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Man’yoshu
-
Memiliki gaya baru dalam mengekspresikan puisi,
-
Kokin Wakash u lebih halus, lebih elegan dari Man’y o sh u bersifat
_______
_______
_______
_______
_______
sederhana, mudah, lancar dan mudah dipahami, _______
-
Kokin Wakashu bersifat rasional,
-
Pemakaian engo dan kakekotoba lebih banyak dibandingkan Man’yoshu.
_______
_______
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kumpulan – kumpulan syair pada zaman Heian terdapat dalam Kokin _______
_____ ___
Wakashuatau disngkat Kokinshu yang berarti kumpulan syair – syair sejak dahulu _______
_______
( termasuk waka dari zaman Jodai yang belum tercatat dalam Man’yoshu ) sampai _______
_______
zaman Kokin Wakashu dibuat ( zaman heian ). Dalam Kokin Wakashu terdapat ± 1.100 syair / puisi dan dibagi dalam dua puluh jilid. Didominasi oleh karya para bangsawan. Penyusun dari kokinwakashu adalah kino tusrayuki dan para penyair lain pada masa pemerintahan kaisar Go – Daigo. Dalam kokinwakashu ada penyair yang disebutkan dan ada yang tidak. Sekitar 40% tidak diketahui penulisnya. Pada zaman tersebut, kebiasan bertukar puisi menjadi kebiasaan di antara para muda – mudi, kebiasaan itu disebut Kinuginu, sehingga lima dari dua _______
_______
puluh jilid Kokin Wakashu berisi puisi cinta. Kokin Wakashu sendiri dibagi atas _______
_______
dua puluh bagian, yang mencerminkan model lama seperti Man’y o sh u dan berbagai kumpulan puisi China. Bagian 1 – 6 berisi khusus mengenai empat musim, diikuti dengan Puisi yang berisi ucapan selamat, puisi perpisahan, dan puisi perjalanan. 10 bagian yang terakhir berisi mengenai nama – nama benda, cinta, ratapan, aneka puisi, dan akhirnya puisi yang sering digunakan dalam upacara – upacara. Penyair – penyair yang terkenal pada saat itu disebut empat penyair / penyunting dan satu kelompok lagi disebut rokkasen (enam penyair). Dari 1100 syair yang ada, yang mendominasi adalah karya Kino Tsurayuki yang tergabung dalam empat penyair / penyunting.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Anggota 4 orang penyair / penyunting adalah : 1.
Kino tsurayuki
2.
Oshikochi no Netsune
3.
Tomonon
4.
Todamine
Anggota rokkasen ( enam orang penyair ) adalah sebagai berikut : 1.
Ariwara no narihara
2.
Soojo Henjo
3.
Ono Komachi
4.
Otomo no Kuronushi
5.
Funyano Yasuhiae
6.
Kisen Hooshi
Anggota 4 orang penyair, Kino Tsurayuki mendominasi karya – karya di Kokin _______
Wakashu (± 220 puisi ). Kino Tsurayuki memiliki ekspresi yang tegas dan pandai menggunakan kakekotoba ( satu kata memiliki dua arti / banyak makna ) dan engo (kata yangberfungsi menghubungkan antara bait yang satu dengan yang lain). Ia dikatakan sebagai penyair yang rasional dibanding sentimental. Anggota lainnya, Oshikochi no Mistune dikenal sebagai penyair yang polos, jujur, dan apa adanya. Ia tidak banyak menggunakan teknik dan karyanya terkesan lebih ringkas. Puisinya dinilai lebih hidup. Dua penyair lainnya dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kelompok tersebut dianggap biasa – biasa saja dibandingkan dengan dua anggota lainnya. Sementara mengenai anggota rokkasen, pantun karangan Ariwara no Narihira dinilai memiliki sifat sentimental oleh para pengarang lain pada zaman itu. Ariwara dikatakan sebgai pria tampan dan senang bergaul dengan wanita. Soojo Henjo adalah seorang biksu, karya gubahannya bersifat halus dan humoris. Anggota lainnya, Ono Komachi adalah seorang wanita yang menurut Kino Tsurayuki adalah seorang wanita yang cantik. Puisinya bersifat elegan dan feminim. Ketiga pengarang lainnya dalam rokkasen dinilai biasa – biasa saja dan karyanya bersifat campuran antara humoris dan sentimentil. _______
Kokin Wakashu adalah buku kumpulan puisi pertama dari 21 koleksi buku yang dibuat atas permintaan kerajaan. Keadaannya sangat berpengaruh bagi perkembangan puisi Jepang sampai abad ke – 19. Keunggulan puisi tentang musim yang dipelopori oleh Kokin Wakashu terus berlanjut sampai hari ini dalam tradisi menulis haiku. Kata pengantar dari Kino Tsurayuki merupakan kririk pertama terhadap puisi China yang terlalu memiliki pengaruh dalam kesusastraan _______
puisi Jepang. Puisi – puisi dalam Kokin Wakashu kelak merupakan cikal bakal dari tradisi menulis renga dan haikai. _______
Selain Kokin Wakash u ,ada juga buku kumpulan puisi berjudul Gosen _______
Wakash u kumpulan pantun ini diinstruksikan oleh kaisar bernama Murakami. Kaisar Murakami lebih berkonsentrasi pada sastra dibandingkan kaisar Go -
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daigo. Selain mengarang pantun, Ia juga membangun lembaga pantun nasional yang disebut Noshitsubu. _______
Penyair yang dipilih untuk menyusun Gosen Wakashu adalah Kiyohara Motosuke, Ki no Tokibumi, Oonokatomi no Yoshinobu, Minamoto no Shitagoru, Ue
Mochiki.
Kino
Tsurayuki
juga
menyumbangkan
karyanya
dalam
gosenwakashu dan juga pengarang – pengarang lainnya. _______
Ciri – ciri Gosen Wakashu adalah : -
Banyak memiliki zootoka dan tidak ada engo, zootoka adalah puisi bersahut – sahutan,
-
Puisinya bersifat riang dan tidak sedih,
-
Puisi – puisi Gosen Wakashu menunjukkan gejala membuat puisi menjadi
_______
cerita, _______
-
Dalam Gosen Wakashu, muncul kembali Kanshi ( puisi China ), sehingga memakai kosakata kanji, _______
-
Dalam Gosen Wakash u banyak diceritakan tentang realita yang ada di dalam masyarakat. Setelah kaisar Murakami tidak berkuasa lagi, muncul kumpulan buku puisi _____ ___
bernama Shuisu yang diperintahkan untuk disusun oleh kaisar Ichijo. Pengarang yang terkenal adalah Fujiwara Kinto yang sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai peneliti puisi daripada penyair karena ia dikenal sebagai pengarang buku Shinsenzuinoo ( Teori membuat pantun ), Fujiwara Kinto juga dikenal sebagai orang yang memperkenalkan gaya Roei dalam pembacaan puisi. Gaya ini adalah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
cara membaca dalam suara dengan relatif lambat dan nada panjang. Buku yang membahsa gaya Roei ini ditulis sendiri oleh Fujiwara No Kinto berjudul Wakan _____ ___
Roeishu. _____ ___
Pada waktu penyusunan Shuis u , muncul pengarang bernama Murasaki Shikibu dan Seishonagon, keduanya adalah wanita, mereka lebih fkus pada cerita _____ ___
daripada Puisi, hal ini menyebabkan penjualan Shuisu terhenti, karena masyarakat lebih terfokus pada cerita. Tetapi dalam keadaan seperti ini tetap muncul penyair yang bagus seperti Izumi Shikibu dan Yoshitada yang mendapat julukan Sotan yang artinya penyair rendahan, julukan ini diberikan karena Yoshitada bukan bangsawan. Pada saat pemerintahan Kaisar Go - Shirakawa, atas perintah darinya, buku _______
kumpulan puisi bernama Goshuis u disusun oleh Fujiwara Michitoshi dan para penyair lain. Penyair ternama pada saat itu adalah Minamoto no Tsunenobu yang merupakan seorang pengikut Yoshitada dan karyanya sangat dominan dalam _______
_______
Goshuis u. Ciri – ciri dari Goshuisu . adalah puisinya banyak mengungkapkan tentang keindahan alam Jepang yang subur, menyegarkan, dan menyejukkan. _ _ _ _ _ _ _
Pada saat penyusunan Goshuis u , sebenranya banyak pengarang yang _ _ _ _ _ _ _
menerbitkan karyanya sendiri dan tidak bercampur dengan Goshuis u , seperti _____ ___
Minamoto no Toshiyori yang membuat buku puisi bernama Kinyo Wakashu yang _______
terbit pada tahun 1127, karyanya yang lain adalah Sanboku Kikashu yang terbit _____ ___
pada tahun 1129. Perbedaan antara keduanya adalah dalam Kinyo Wakashu, karya Tsunenobu yang merupakan ayah Toshiyori dimasukkan, sementara dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
_______
Sanboku Kikash u tidak. Pengarang lain yang menyusun buku sendiri adalah _______
Fujiwara Akisuke, bukunya berjudul Shika Wakashu ( 1151 ). Akisuke meadukan _______
gaya lama dan baru dalam berpantun. Dalam Shika Wakashu banyak terdapat karya Izumi Shikibu dan Yoshitada. _______
Setelah itu, muncul buku kumpulan puisi bernama Senzaish u yang di dalamnya berisi puisi dari Yoshitada yang selanjutnya dikembangkan oleh Minamoto no Tsunenobu dan anaknya Minamoto no Toshiyori. Penyusunnya adalah Fujiwara no Shunzei atas perintah Kaisar Go - Shirakawa. Ini adalah buku kumpulan puisi terakhir pada zaman Heian, kaisar berikutnya kaisar Sutoku tidak berkonsentrasi pada sastra karena pada saat itu tengah terjadi transisi dari zaman Heian ke zaman Kamakura. Fujiwara no Shunzei menginginkan supaya puisi pada _______
saat itu bergaya
_______
Yugentai, yaitu keindahan yang bersifat abstrak. Yugentai lalu
masuk ke dalam cerita dan drama Jepang, misalnya drama Noh. Selain penyusunan buku kumpulan puisi yang banyak dibuat pada zaman Heian, juga berkembang Uta – ai, yaitu kontes pembacaan waka yang dikembangkan di tengah – tengah periode Heian. Hal ini dimulai pada masa pemerintahan kaisar Uda, ayah dari kaisar Daigo yang memerintahkan _______
penyusunan Kokin Wakashu. Kontes ini adalah pertempuran antara dua tim yang bertarung dengan membacakan puisi sesuai dengan tema yang diperlombakan. Tim dengan skor tertinggi akan memenangkan kontes dan menerima hadiah tertentu, dan puisi karya pemenang akan dimasukkan ke dalam koleksi kekaisaran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada zaman ini terdapat sekolah untuk menulis waka yang dipimpin oleh Fujiwara no Shunzei dan setelah itu anaknya Fujiwara no Teika. Karya puisi _____ ___
mereka sangat terkenal dan terdapat dalam Shinkokin Wakashu, buku kumpulan puisi yang muncul pada zaman Kamakura. Contoh puisi Fujiwara no Teika yang penulis kutip dari Isoji Asoo ( 1983 :
) adalah :
Haru no you no
Suatu pagi di musim semi
Yume no ukihashi
Ketika aku menengadah ke langit
Todae shire
Setelah terbangun dari mimpi hampa
Mine ni Wakaruru
Gumpalan awan memanjang
Yokobumo no sora
Menjauhi gunung terbang melayang
Pada zaman ini beberapa gerakan baru puisi muncul. Yang pertama adalah Imayo ( Gaya baru ). Imayo terdiri dari empat baris dalam 8 – 5 ( atau 7 – 5 ) silebel, biasanya diikuti dengan musik dan tarian. Penari perempuan yang dikenal sebagai Shirabyoshi berdansa diiringi oleh Imayo. Karya – karya Imayo dikumpulkan dalam buku kumpulan puisi, Ryojin Hisho. Walaupun sebenarnya bahwa perempuan dan rakyat jelata dianggap menjadi pendukung genre ini, tetapi kaisar Go Shirakawa terkenal karena penguasaan Imayonya. Mengenai perkembangan kayou yang merupakan cikal bakal puisi Jepang, pada zaman Heian, kayou tetap eksis di permukaan. Namun memiliki perbedaan dibandingkan kayou pada zaman sebelumnya. Pada zaman ini, kayou mengalami perkembangan dan juga dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
-
Kagura Uta, kayou untuk pemujaan kepada dewa, digunakan oleh kaum bangsawan,
-
Saibara, kayou yang bertujuan untuk hiburan kepada masyarakat, lambat laun menjadi hiburan untuk bangsawan,
-
Azuma Asobi no Uta, kayou untuk pemujaan kepada dewa, dipakai oleh kaum sosial kelas bawah,
-
Fuzoku Uta, kayou yang bertujuan untuk hiburan, dan ditujukan untuk masyarakat kelas bawah. Kayou pada zaman Heian berbeda dengan kayou pada zaman Jodai, kayou
pada zaman ini memakai iringan musik dan tarian. ________ _
2.3.3 Sejarah Puisi Jepang pada Zaman Chusei __________
Zaman Chusei terbagi atas : -
Zaman Kamakura
( 1185 – 1333 )
-
Zaman Muromachi
( 1336 – 1573 )
-
Zaman Azuchi Momoyama ( 1568 – 1603 )
Pada zaman Kamakura masih terdapat pengaruh yang tertinggal dari zaman Heian seperti Utaawase. Ada yang dsebut Roppyakuban Utaawase yang kemudian banyak ditampilkan dan dibukukan. Ada juga yang disebut Sengohyakuban Utaawase. Pada zaman ini , muncul buku kumpulan puisi _____ ___
berjudul Shinkokin Wakashu yang terdiri dari ± 20 jilid dan berisi ± 2000 sajak. Sebagian besar diambil dari Utaawase yang sebagian puisi berupa puisi dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
zaman Heian dan hanya sedikit yang berasal dari zaman Kamakura disebabkan _____ ___
kondisi zaman tersebut yang tidak kondusif. Ciri – ciri Shinkokin Wakash u adalah : -
Terdiri dari ± 20 jilid,
-
Berisi ± 2000 puisi,
-
Tulisannya memakai huruf Kana dan Kanji,
-
Memiliki keteraturan dalam penyusunan puisi dibanding Man’yoshu dan
_______
_______
_______
Kokinshu, _____ ___
-
Puisi – puisi dalam Shinkokin Wakashu harus memiliki gaya, ada dua gaya yang dominan, yaitu : _______
-
Gaya Yugen ( gaya yang abstrak, indah, dan elegan ),
-
Gaya Ushin ( gaya yang mendekati realitas ), pelopor dari gaya ini adalah Fujiwara Sadaie, anak dari Fujiwara Shunzei. _____ ___
Pengarang – pengarang yang terkenal dalam Shinkokin Wakashu adalah : 1. Saigyo
6. Fujiwara Ietaka
2. Jien
7. Zakuren
3. Fujiwara Yoshitsune 8. Gotoba Tenno ( mantan kaisar ) 4. Fujiwara Shunzei 5. Shinno
9. Fujiwara Teika ( anak FujiwaraShunzei ) 10. Minamoto no Sanetomo
Pengarang yang paling popular pada masa itu adalah Fujiwara Ietaka, Fujiwara Teika, Jien dan Minamoto Sanetomo. Gaya puisi Fujiwara Teika lebih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kental dengan gaya Ushin. Puisi Fujiwara Teika banyak mengekspresikan kegairahan / semangat dengan rangkaian kata – kata yang halus. Contoh puisi Fujiwara Teika adalah yang penulis kutip dari Isoji Asoo ( 1983 :
) adalah :
Haru no you no
Suatu pagi musim semi
Yume no okihashi
Ketika aku menengadah ke langit
Todai Shire
Setelah terbangun dari mimpi hampa
Mine ni wakaruru
Gumpalan awan memanjang
Yokobumo no sora
Menjauhi gunung tenang melayang
Gaya Ushin dalam puisi ini tergambar dalam pencapaian harapan yang harus dicapai ketika musim semi. Musim semi dipilih sebagai setting waktu karena musim semi adalah musim di mana bunga – bunga bermekaran dan diinterpretasikan sebagai momen yang tepat untuk melakukan suatu hal yang baru. Awan merupakan gambaran rintangan. Gunung diibaratkan sebagai sesuatu yang memiliki kekuatan. Dalam puisi ini ada unsur pertaubatan. Penyair yang lain, Fujiwara Ietaka berguru kepada Fujiwara Shunzei dan dianggap memiliki kemampuan yang sama dengan Fujiwara Teika. Perbedaannya adalah bahwa Fujiwa Ietaka tidak terlalu sombong dan bersifat ramah, jujur, dan memiliki hubungan dekat dengan Kaisar Go - Toba dan sering berbalas puisi. Puisi Fujiwara Ietaka bersifat terus terang dan dalam puisinya banyak mengambil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kiasan tentang bulan. Contoh puisi Fujiwa Ietaka yang penulis kutip dari Isoji Asoo ( 1983 :
) adalah :
Ikusato ka
Angin musim semi
Tsuki no hikari mo
Bertiup membawa keharuman
Nioi ramu
Bunga Ume di lereng gunung
Ume Saku yama no
Dan menyebar ke desa – desa
Mine no haru kaze
Dan bermandikan cahaya bulan
Angin musim semi dianggap membawa kebaikan. Bertiup membawa keharuman mewakili gambaran klan Fujiwara sebagai kaum bangsawan. Bunga Ume di lereng gunung menggambarkan para bangsawan. Bermandikan cahaya _______
bulan berarti pertaubatan. Puisi Ietaka didominasi gaya Yugen. Penyair terkenal lainnya yaitu Minamoto no Sanetomo. Ia berbeda dengan _____ ___
penyair – penyair lainnya karena merupakan seorang Jenderal besar / Sh o gun _____ ___
( Shogun generasi ke – 3 pada zaman Kamakura ). Ia sangat fokus pada perpuisian Jepang dan merupakan murid dari Fujiwara Teika. Minamoto no Sanetomo tertarik pada puisi karena sejak kecil sebelum menjadi Shogun, Ia sudah _______
_______
_____ ___
mempelajari Karya – karya dari Man’y o sh u . Setelah menjadi Sh o gun, rasa ketertarikan semakin besar dan Ia mulai menggubah puisi. Puisinya fokus kepada kelembutan dan keindahan. Dan karena sebelumya Ia berguru kepada Fujiwara teika, Ia menggunakan gaya Ushin. Minamoto no Sanetomo mengumpulkan puisin puisinya yang dibuat sejak berusia 22 tahun dalam sebuah buku kumpulan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
_____ ___
_____ ___
puisi berjudul Kintai Wakash u selain dari Shinkokin Wakash u . Contoh puisi Minamoto no Sanatomo yang penulis kutip dari Isoji Asoo ( 1983 :
) adalah :
Ooumi no
Ombak besar yang menerpa
Iso no todoroni
Batu karang di pinggir di pantai
Yosuru nami
Remuk redam berkeping – keping
Warete kudakete
Dan menjadi buih – buih putih
Sakete Chiru Kamo
Lenyap menghilang entah kemana
Puisi ini berkaitan dengan klan Fujiwara karena pada saat itu sedang pada masa pengusiran klan Fujiwara yang berkuasa pada zaman sebelumnya. Ombak besar menerpa berarti militer. Ada pesan yang terkandung di dalamnya yaitu untuk mengingatkan masyrakat terhadap peristiwa pengusiran klan Fujiwara. _____ ___
__________
Selain Shinkokin Wakash u , pada zaman C h usei ada beberapa buku __ __ __ __ _
kumpulan puisi lainnya. Di antaranya adalah Shinechokusen Wakash u , yang merupakan buku khusus berisikan puisi – puisi yang digubah oleh Fujiwara Teika _____ ___
Selain penyair yang terkenal dalam Shinkokin Wakashu, ada penyair lain yang terkenal bernama Fujiwara Tameie yang merupakan anak Fujiwara Teika. Tameie juga menggubah puisi – puisi yang dikumpulkan dalam Shokugosen Wakashu. Tameie memiliki tiga orang putra bernama Tameuji, Tamenori dan Tamesuke yang kesemuanya juga adalah penyair. Mereka masing – masing
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
membuat kelompok penyair. Tameuji dengan kelompok Nijo, Tamenori dengan kelompok Kyogoku dan Tamesuke degnan kelompok Reizei. Diantara mereka, kelompok penyair yang paling terkenal adalah Nijo, milik Tameuji yang mengikuti gaya ayahnya, Tameie. Sementara kelompok yang lain mengembangkan gaya yang baru. Hal ini menyebabkan kekurangakuran antara mereka bertiga, karena Tameuji mengusung gaya klasik, dan yang lainnya gaya modern. __________
_____ ___
Buku kumpulan puisi yang lain pada zaman Chusei adalah Gyokuyoshu dan __ __ __ __ _
_____ ___
Fugashu. Gyokuyoshu adalah kumpulan puisi yang disusun oleh Tamekane yang _____ ___
merupakan slah satu penyair dari kelompok Kyogoku . Karya dalam Gyokuyoshu _____ ___
banyak yang bersifa realisme. Gyokuyoshu disusun atas perintah kaisar Fushimi. __ __ __ __ _
Sementara Fugashu dikarang oleh Hanasono Joko. Perpuisian terus berkembang dan pada pertangahan zaman Muromachi muncul penyair yang membentuk puisi dengan gaya baru bernama renga. Renga popular setelah Nanbokucho Ran ( perang antara kaisar utara dan selatan ). Renga memiliki pola 5 – 7 – 5 – 7 – 7, dimana pada pada 5 – 7 – 5 yang pertama dan 7 – 7 dimainkan oleh dua orang yang berbeda. Penyair yang mempopulerkan renga adalah Nijo Yoshimoto. Ia awalnya adalah seorang politikus dan berasal dari kalangan bangsawan kelas atas. Ia belajar membuat puisi waka yang kemudian dimodifikasi menjadi renga. Nijo Yoshimoto mempopulerkan renga karena pada saat itu para sastrawan sering mengadakan perkumpulan dan muncul keinginan untuk berkelompok. Para
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penyair lalu membuat kelompok – kelompok sendiri dan hal itu ditunjukkan dalam renga, karena renga harus dibacakan oleh sebuah kelompok ( berdua ). Dalam renga juga banyak terdapat tulisan tentang pentingnya kelompok yang terbawa sampai saat ini. Nijo Yoshimoto mengumpulkan para penyair Jige ( penyair kelas rendah ) untuk mebuat renga, dan menjadikan renga bukan hanya milik masyarakat kelas atas tetapi juga masyarakat kelas bawah. 2.3.4. Sejarah Puisi Jepang pada Zaman Kinsei Zaman Kinsei terbagi atas : -
Zaman Edo
( 1603 – 1867 )
Pada zaman Edo yang kehidupannya didominasi oleh kaum pedagang muncul variasi baru dari renga yaitu haikai atau renku atau tepatnya haikai no renga. Puisi ini dikembangkan oleh Matsunaga Teitoku. Perbedaannya dengan renga, haikai mengusung kebebasan dan tidak terikat pada pola 5 – 7 - 5. Haikai mendapat respon yang baik dari masyarakat pada saat itu karena sesuai dengan selera rakyat. Matsunaga teitoku sendiri memiliki banyak murid dan bersama dengan murid – muridnya membuat bujku kamus perpuisian haikai yang disebut Gosan, yaitu kamus yang berisi osakata yang berkaitan dengan haikai. Gosan adalah kata klasik untuk “ Kasha “ ( payung ). Murid – murid Matsunaga Teitoku yang terlibat dalam pembuatan Gosan antara lain Matsue Shigenori, Yasuhara Teishitsu, dan Kitamura Kingin, bersama gurunya mereka membuat kelompok penyair bernama kelompok Teimon, sehingga munculah isitlah Teimon no Haikai.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Contoh Haikai dari Matsunaga Teitoku yang penulis kutip dari Isoji Asoo ( 1983 :
) adalah :
Shioruru wa
Melihat bunga Anzu
Nanika Anzu no
Yang telah layu
Hana no iro
Aku teringat sesuatu
Kelompok Teimon lebih memfokuskan haikai yang berisi cerita lucu, maka lama kelamaan diitinggalkan karena bersifat monoton. Kemudian muncul aliran pantun baru yang dipelopori oleh Nishiyama Shoin. Muridnya yang terkenal adalah Ihara Saikaku. Mereka mengkritisi haikai kelompok Teimon karena dianggap terlalu monoton dan kata – katanya terlalu sederhana. Mereka kemudian menggubah puisi yang menuju kearah yang lebih bebas, tidak memakai pola 5 – 7 – 7 dan lebih banyak mengungkapkan soal rakyat jelata, sering disebut pantun pencerahan. Aliran ini dikenal dengan Danrin no Haikai. Contoh karya Shoin yang penulis kutip dari Isoji Asoo ( 1983 : Sareba koko ni
Sekarang di sini
Danin no kiari
Mekar bunga Ume
Ume no hana
Yang rindang
) adalah :
------------
Penyair lain yang terkenal pada zaman ini adalah Matsuo Basho yang merupakan murid dari Yoshitada dan merupakan murid dari Kitamura Kingin dari kelompok Teimon. Ia menyatakan bahwa kelompok Danrin terlalu bebas sekali
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
------------
menciptakan puisi, sehingga membentuk aliran tersendiri, yaitu Basho Haikai. ------------
Basho adalah seorang yang mempelajari Zen, sehingga banyak memasukkan ------------
konsep – konsep Zen ke dalam haikai karyanya. Basho juga seorang penulis terkemuka dalam haibun ( kombinasi antara prosa dan puisi ). ------------
Basho kemudian mengembangkan gaya menulis haikai dengan hanya menulis sajak pembuka yaitu tiga baris awal dari haikai yaitu hokku yang memiliki pola 5 – 7 – 5 menjadi suatu aliran tersendiri. Tetapi aliran ini belum meiliki nama. Walaupun seperti itu aliran ini populer di kalangan masyarakat karena banyak penyair yang mulai merasa bosan menulis haikai atau renga ------------
__ __ __ __ _
dengan mengikuti peraturan lama. Puisi Basho bersifat Yugentai ( keindahan yang abstrak ). ------------
Contoh puisi karya Basho adalah yang penulis kutip dari Isoji Asoo ( 1983 :
) adalah :
Horo horo to
Satu persatu
Yamabuki chiruka
Bunga Yamabuki berguguran
Taki no oto
Suara air terjun ------------
Tradisi menulis hokku terus berlanjut sampai masa sesudah kematian Basho, setelah itu tradisi antara melukis dan menggubah puisi yang dikombinasikan menjadi populer di kalangan masyarakat. Penyair dan pelukis dari sekolah Shujo dikenal sebagai penyair yang baik. Di antara mereka yang terkenal adalah Yosa Buson. Buson memulai karirnya sebagai seorang pelukis, lalu kemudian menjadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
seorang ahli haikai. Dia meninggalkan banyak lukisan disertai oleh puisi. Kombinasi seperti ini disebut haiga. Penyair lain yang terkenal adalah Kobayashi Issa dengan gaya humanisnya dalam menulis Puisi. Pada akhir zaman Edo, seorang master haikai, Karai Senryu membuat sebuah jenis puisi baru yang bernama senryu. Senryu sama dengan hokku memiliki pola 5 – 7 – 5, tetapi terkadang dalam penggubahannya, kata – katanya lebih atau kurang dari pola tersebut. Senryu biasanya bersifat humor, dan selalu berisi cerita yang menyindir sesuatu. Dalam penggubahannya, biasanya mengandalkan semacam permainan kata yang disebut Meakuzuke. Pada zaman ini, awalnya senryu biasanya dilantunkan setelah seorang master haikai melantunkan 5 – 7 – 5 yang pertama, lalu kemudian penyair amatir melanjutkan bagian 7 – 7 berikutnya. Tetapi lama kelamaan senryu memiliki polanya tersendiri. Pada saat modern sekarang ini, sebuah gelombang baru diperkenalkan oleh orang barat kepada dunia perpuisian Jepang. Jenis puisi baru dari barat ini dianggap oleh orang Jepang sebagai puisi yang memiliki bentuk tanpa batas. Jenis puisi ini terbagi atas dua, yaitu : Shintai Shi ( Puisi Baru ), dan Jiyu Shi ( Puisi bebas ). Mereka masih mengandalkan poa 5 – 7 – 5 namun sangat dipengaruhi oleh bentuk dan motif puisi dari barat. __ __ __ __ _
Kemudian pada zaman Taish o , beberapa penyair mulai menulis puisi mereka dalam metric yang lebih longgar dan tidak terikat dengan peraturan. Berbeda dengan perkembangan ini, puisi China ( Kanshi ) perlahan – lahan menghilang dari dunia perpuisian Jepang karena efek meluasnya pengaruh puis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dari Barat. Sejak perang dunia kedua, penyair dan kritikus telah menggunakan nama Gendai Shi ( Puisi Kontemporer ). Ini termasuk para penyair seperti Kusano Shimpei, Tanikawa Shuntaro, dan Ishigaki Rin. Mengenai puisi tradisional seperti hokku juga mengalami perkembangan. Penyair Masaoka Shiki memperkenalkan nama baru untuk Aliran hokku yang sebelumnya tidak memiliki nama yaitu haiku. Ia meletakkan dasar pada perkembangan puisi ini pada zaman modern. Ia dan penyair puisi tradisonal lainnya berusaha mempopulerkannya dengan berbagai cara seprti penerbitan majalah yang membahas mengenai haiku, mengadakan kontes menulis haiku dan lain – lain.
:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA