BAB II TINJAUAN UMUM PDAM TIRTA KAMUNING
2.1 Sejarah Berdirinya PDAM TIRTA KAMUNING Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kamuning Kabupaten Kuningan adalah satu-satunya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang mempunyai tugas memberikan pelayanan air bersih untuk masyarakat Kabupaten Kuningan, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor: XVII tahun 1977 dan disahkan dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 510/HK/011/SK/77 serta diubah terakhir kalinya melalui Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2005. Secara administratif, wilayah pelayanan PDAM Tirta Kamuning Kabupaten Kuningan meliputi 3 daerah otonom yaitu:
Kabupaten Bandung 56% Kota Cimahi 27% Kabupaten Bandung Barat 16%
Gambar 2.1 Wilayah pelayanan PDAM Tirta Kamuning Kabupaten Kuningan Sumber :lensakuningan.com
Sebagai salah satu pemicu perkembangan ekonomi masyarakat diharapkan PDAM Tirta Kamuning Kabupaten Kuningan dapat dijadikan salah satu parameter peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Kuningan pada sektor Kesehatan dan peningkatan taraf hidup masyarakat melalui pelayanan air minum. 2.1.1 Visi, Misi, dan PDAM Tirta Kamuning Visi Perusahaan: Profesional, Handal, dengan pelayanan prima menjadi PDAM Termaju. Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
1.
Pelayanan Prima
Dengan tenaga kerja (Sumber Daya Manusia) yang profesional dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang handal, perusahaan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan prima sehingga tingkat kepuasan pelanggan dapat tercapai dengan baik. 2.
Handal
Ditekankan
pada
sistem
produksi
dan
distribusi
serta
sarana
pendukungnya. Agar handal, sarana dan prasarana harus terawat dan terpelihara dengan baik agar dapat memberikan output yang maksimal sehingga dapat meminimalkan tingkat gangguan. 3.
Profesional
Ditekan pada SDM harus benar-benar profesional dalam menjalankan tugas pelayanan kepada pelanggan. 4.
PDAM Termaju
Kualifikasi PDAM yang sehat di kelasnya secara operasional, financial, dan marketing. Misi Perusahaan: Memberikan pelayanan air minum secara baik dengan mengacu pada kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas yang memadai dengan harga terjangkau sehingga dapat memberikan peningkatan derajat kesehatan masyarakat pengguna air minum dan mampu memberikan kesejahteraan kepada stakeholder secara proposional. 1. Kualitas Peningkatan kualitas SDM, operasi, pelayanan dan sumber daya lainnya. 2. Kuantitas Berusaha
memberikan
jaminan
ketersediaan
air
bersih
guna
meningkatkan cakupan pelayanan.
Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
3. Kontinuitas Memberikan pelayanan 24 jam sebagai komitmen terhadap pelanggan dan meningkatkan sistem pemeliharaan yang terintegrasi. 4. Profitabilitas Meningkatkan Return on Investment / Return on Equity dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 5. Dinamis Meningkatkan pola dinamis terhadap perubahan tuntutan zaman untuk bidang operasi, manajemen dan organisasi. 6. Sistem Informasi Meningkatkan teknologi informasi guna menunjang kemudahan, kecepatan dan efisiensi terhadap biaya dan waktu. 2.1.2 Tujuan 1. Meningkatkan penjualan dan Coverage 2. Melaksanakan kerjasama pihak ke 3 3. Manajemen kualitas Sumber Daya Manusia 4. Pengembangan Produk 5. Peningkatan Pelayanan 6. Penurunan Tingkat Kehilangan Air 7. Mendorong kerjasama antar daerah 8. Pemanfaatan IT untuk Proses Bisnis 2.1.3 Paradigma “Tanpa ada air, Kehidupan akan Berakhir” 2.1.4 Makna Bentuk, dan Warna Logo Logo mencerminkan identitas dari PDAM Tirta Kemuning
Gambar 2.1.4.A Logo PDAM Tirta Kamuning Sumber :lensakuningan.com
Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Bentuk 1) Adanya tetesan air
menegaskan bahwa PDAM Tirta Kamuning
bergerak dibidang pelayanan air bersih sebagai pengelola, pengawas, penyokong, pelaksana dan penanggung jawab 2) Gelombang air melambangkan ketersediaan air bersih yang melimpah di Kuningan 3) Cipratan air bermakna manfaat air yang akan dirasakan oleh seluruh masyarakat Kuningan. 4) Gunung Ciremai sebagai sumber daya alam yang menghasilkan air dengan kualitas terbaik di Kuningan 5) Kuda putih melambangkan si Windu yang menjadi ciri khas Kuningan yang menandakan PDAM Kuningan tidak kenal lelah dalam mengabdi dan melayani masyarakannya dalam memfasilitasi ketersediaan sarana air bersih 6) Siluet dua manusia menyimbolkan manusia yang bahagia dan hidup sehat sebagai dampak positif dari pemanfaatan air bersih Warna Biru tua, Biru muda, Hijau, dan Putih “Semoga dengan proses dan tahapan yang terus menerus digali, dikembangkan, PDAM bisa terus tumbuh dan maju”.
Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
2.1.5 Struktur Organisasi
Gambar 2.1.5 Struktur Organisasi PDAM Tirta Kamuning Sumber: Data Pribadi
2.2 Lokasi dan Luas Wilayah PDAM Tirta Kamuning Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirta Kamuning yang salah satunya adalah memanfaatkan waduk Darma memiliki luas 427 hektar dengan mampu menampung sekitar 38 juta meter kubik air disaat musim penghujan, saat ini rata-rata diambil sekitar 80 liter per detik untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Hampir sepanjang 9,5 km pipa ukuran besar dari Waduk Darma dibentangkan sampai Kuningan, termasuk untuk memenuhi kebutuhan warga Ciawigebang. Lebih dari 1,2 juta jiwa penduduk Kabupaten Kuningan yang tersebar di 32 kecamatan, baru 20.106 sambungan saja yang bisa dilayani PDAM meliputi 103 desa di 18 kecamatan. Pada tahun 2010 Pemkab Kuningan menerima Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
bantuan hibah dari Australia sebesar Rp 3,5 miliar untuk pembangunan 2.650 sambungan, diantaranya diproyeksikan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Desa Sukaraja Ciawigebang. 2.3 Komponen Utama dan Prinsip Kerja Komponen-komponen utama PDAM Tirta Kamuning adalah: 1. Unit Intake Berfungsi untuk menyadap air baku dari sumber untuk dialirkan ke instalasi pengolahan. Perlengkapan dan aksesoris terdiri dari: a. Pompa Submersible b. Manometer untuk mengukur tekanan pompa c. Gate Valve Ø 150mm sebanyak 3 buah d. Check Valve Ø 150mm sebanyak 3 buah e. Reducer Ø 250x150mm sebanyak 1 buah f. Reducer Ø 150x100mm sebanyak 3 buah g. Tee y Ø 250x150mm sebanyak 2 buah h. Flexible Joint 2. Bak Koagulasi Berfungsi untuk mencampurkan air baku dengan koagulan / chemical sehingga terbentuk campuran yang homogen dalam bentuk flokflok. Koagulan yang dipakai adalah Alum, dimana proses pencampurannya adalah: Al2(SO4)3.18H2O+6H2O→2Al(OH)3+H2SO4+18H2O H2SO4+3Ca/Mg(HCO3)2→3Ca/MgSO4+H2CO3+CO2 Al2(SO4)3.18H2O+3Ca/Mg(HCO3)2→2Al(OH)3+CO2+H2CO3+3Ca/MgSO4 +18H2O Dalam unit ini terjadi juga pembubuhan kaporit atau sering disebut dengan proses prechlorinasi yang tujuannya untuk menurunkan kadar organik yang cukup tinggi.
Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Dimensi dari bak koagulasi ini adalah : -
Panjang
: 6,4 meter
-
Lebar
: 1,2 meter
-
Tinggi
: 2,1 meter
Kelengkapan yang ada dalam bak koagulasi : -
Pipa inlet Ø 250 mm
-
Alat Ukur, menggunakan Cipoletti
-
Tangki pembubuh koagulan yang terbuat dari fiber glass berkapasitas 500 liter
-
Pipa Ø 1” untuk Alum
-
Pipa Ø ¾” untuk air bersih
-
Pipa outlet Ø 250 mm
Sistem pencampuran pada bak koagulasi dilakukan dengan sistem hidraulic jump/terjunan dengan menggunakan alat ukut Cipoletti dan seterusnya masuk ke unit flokulasi melalui pipa Ø 250 mm. 3. Bak Flokulasi Berfungsi sebagai bak pembentuk flok-flok dari hasil pencampuran partikel koloid dan koagulan pada unit koagulasi. Proses yang terjadi pada unit flokulasi yaitu pembentukan flok-flok dengan berat jenis tertentu sehingga dapat diendapkan pada unit sedimentasi dan dalam pengoperasiannya nanti tidak menggunakan pengaduk melainkan dengan cara mengalirkan air dari atas kebawah. Jumlah bak pada proses flokulasi ini ada 5 buah dengan bentuk segi enam (hexagonal), dimana panjang masing-masing sisi adalah 90 cm dengan tinggi 4 meter. Kelengkapan yang ada pada bak flokulasi -
Pipa inlet Ø 250 mm sebanyak 1 buah berfungsi untuk mengalirkan air dari bak pencampur.
-
Check valve.
Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
-
Pipa outlet Ø 250 mm berfungsi untuk mengalirkan air ke bak pengendap.
4. Bak Pengendap Bak pengendap yang ada pada instalasi pengolahan air bersih Waduk Darma ini berjumlah 2 buah dengan bentuk persegi panjang. Dimana tiap bak pengendap dilengkapi tube settler, gutter, saluran pengumpul dan pipa penguras. Dibawah bak pengendap ini terdapat ruang lumpur/hopper yang berfungsi untuk menampung endapan lumpur. Dimensi dari bak pengendap ini adalah: - Panjang
: 6 meter
- Lebar
: 4,5 meter
- Tinggi
: 6,5 meter
Proses yang terjadi pada bak pengendap ini digunakan dengan proses sedimentasi yaitu pemisahan flok-flok hasil proses flokulasi secara gravitasi dengan aliran keatas (up flow), karena alirannya keatas, didalam proses sedimentasi ini berlangsung juga proses flokulasi yaitu penggabungan flok. Hal ini terjadi karena ukuran flok yang beragam maka flok dengan ukuran kecil mempunyai kecepatan naik lebih besar sehingga bergabung dengan flok yang berukuran lebih besar. Semakin besar ukuran flok maka kecepatan naik flok semakin kecil dan pada saat kecepatan naik flok keatas sama dengan kecepatan turun flok akibat gaya gravitasi mengakibatkan flok melayang. Semakin banyak flok yang melayang-layang pada akhirnya akan terjadi “Sludge Blanket” yang berfungsi sebagai filter bagi flok yang naik bersama effluent, dengan demikian diharapkan proses sedimentasi dapat berlangsung degan semakin baik (air menjadi lebih jernih). Waktu detensi, sedimentasi sangat mempengaruhi proses pengendapan. Parameter lain yang mempengaruhi tadi dan sifat aliran selain besar aliran juga luas permukaan. Jika masih ada flok yang lolos dari sludge blanket, maka tube settler yang berada diatas sludge blanket akan mengendapkannya. Air yang keluar dari tube settler diharapkan sudah cukup jernih. Dari sini effluent masuk ke saluran pengumpul dan selanjutnya dialirkan ke bak filter untuk proses Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
filtrasi. Flok yang ada disekeliling tepi bak pengendap akan jatuh kedalam ruang lumpur (sludge hopper). Semakin banyak jumlah flok yang jatuh maka lumpur yang terbentuk ini harus dikeluarkan secara periodik. Didalam sludge hopper ini terdapat pipa penguras yang berfungsi untuk membuang endapan lumpur yang terbentuk. Kelengkapan yang ada pada bak pengendap - Pipa pembawa Berupa pipa baja Ø 500 mm yang dilengkapi dengan lubang Ø 100 mm. Asesoris yang digunakan adalah bend 90°, flexible joint dan pudle flange Ø 500 mm. - Pipa penguras Terbuat dari pipa baja Ø 200 mm dan dilengkapi dengan all flange gate valve - Gutter Terbuat dari plat baja dengan ketebalan 8 mm. Jumlah gutter untuk setiap bak pengendap adalah 3 buah - Tube settler Pada awalnya tube settler ini berbentuk lembaran yang terbuat dari fiber glass yang dirangkaikan satu sama lain dengan cara di lem / di keling sehingga tube settler ini berbentuk segi enam (hexagonal) dan dipasang dengan kemiringan 60°. Tube settler ini berfungsi untuk mengatur aliran air agar laminer sehingga efisiensi pemisahan flok menjadi tinggi. Untuk penempatan tube settler ini harus benar-benar diperhatikan, karena pemasangan tube settler dengan kemiringan yang tidak sama akibatnya ada flok-flok yang tidak terendapkan dan akan meningkatkan beban pengolahan pada unit selanjutnya yaitu filter sehingga pada unit filter back wash harus sering dilakukan dan ini akan mempengaruhi efisiensi pelayanan. - Saluran pengumpul Berfungsi untuk mengalirkan air yang melimpah dari gutter menuju bak filter. Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
5. Filter / SPC (Saringan Pasir Cepat) Filter berfungsi untuk menyaring flok-flok yang tidak dapat diendapkan pada unit sebelumnya yaitu bak pengendap, terutama flok-flok yang mempunyai berat jenis lebih kecil dari berat jenis air. Selama proses tersebut air akan membaik dan penyisihan sebagian materi yang tersuspensi serta pengurangan jumlah bakteri dan mikroorganisme lain. Jenis filter yang digunakan adalah saringan pasir cepat (rapid sand filter). Filter yang ada berjumlah 5 buah dengan bentuk persegi panjang dengan dimensi : -
Panjang
: 3,2 meter
-
Lebar
: 2,08 meter
-
Tinggi
: 7,55 meter
Setiap filter dilengkapi dengan 2 media penyaring dan 1 media penyangga, beton, precast inlet, outlet dan pipa penguras. Proses yang terjadi di unit filter dinamakan proses filtrasi yaitu proses pemisahan bentuk padat dan cair melalui suatu media berpori, dimana cairan dimasukkan kedalam media tersebut sehingga air terbebas dari kekeruhan dan zat organik. Dalam unit filter ini terjadi terjadi proses mekanis, dimana media yang digunakan adalah media pasir karena mempunyai ukuran pori-pori yang cukup kecil. Dengan demikian partikel yang mempunyai ukuran butir lebih besar dan pori-pori media pasir dapat tertahan, sehingga ruang antar butir akan lebih kecil. Air dari bak pengendap akan masuk ke bak filter dan partikel yang masih terbawa dari proses sedimentasi akan tertahan oleh media filter yang ada. Kelengkapan yang ada dalam bak filter -
Inlet Berupa floor valve Ø 250 mm dan menggunakan penstock operated 2060 x 750 mm.
-
Pipa penguras Berupa floor valve Ø 250 mm dan menggunakan penstock operated 2060 x 750 mm dengan stang valve yang dilindungi pipa Ø 75 mm dan terbuat dari baja.
Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
-
Media Pasir dan antrasit sebagai media penyaring serta kerikil sebagai media penyangga.
-
Beton Precast Berfungsi sebagai penahan media yang ada. Didalam beton ini terdapat pipa PVC Ø 100 mm.
-
Outlet Berupa pintu air yang terbuat dari plat baja dengan ketebalan 8 mm, pintu ini dilengkapi dengan penstock operated Ø 2060 x 750 mm dengan stang valve yang dilindungi pipa Ø 75 mm dan terbuat dari baja.
-
Pipa drain Berfungsi untuk mengalirkan kotoran yang masih tersisa pada dasar filter. Pipa terbuat dari baja Ø 100 mm dan untuk pengoperasiannya pipa dilengkapi dengan gate valve Ø 100 mm.
Media yang digunakan dari atas ke bawah adalah : -
Antrasit Media antrasit merupakan media yang paling atas yaitu berada diatas lapisan pasir. Hal ini dikarenakan media lebih kecil dari pasir. Tebal dari lapisan 45 cm dengan Ø 1,66 mm. Selain berfungsi untuk menyaring, antrasit juga menyerap senyawa yang dikandung oleh air.
-
Pasir Media pasir yang digunakan untuk filter harus berbebas dari lumpur, kapur dan unsur organik. Untuk menghindari pengikisan yang terlalu besar maka pasir yang digunakan harus keras yaitu pasir silika. Ukuran pasir juga harus sesuai karena pasir yang terlalu halus akan lebih cepat tersumbat (clogging). Sedangkan pasir silika yang terlalu besar dapat menyebabkan partikel halus dapat lolos. Tebal lapisan pasir ini 25 cm dengan Ø 0,8 mm. - Kerikil Merupakan media penyangga yang berfungsi sebagai penyangga kotoran yang masih lolos dari kedua filter diatas. Penempatan diameter dari atas ke bawah semakin besar. Diameter kerikil yang digunakan
Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
untuk lapisan paling atas 1,2 – 5 mm. Lapisan tengan 5 – 12 mm dan lapisan bawah 12 -25 mm dengan tebal tiap lapisan 10 cm. 6. Reservoir Berfungsi sebagai tempat untuk menampung air hasil olahan dari unit sebelumnya yang telah memenuhi syarat untuk didistribusikan ke daerah pelayanan. Reservoir yang ada berbentuk ground reservoir dengan kapasitas 1400 m3 dengan dimensi : -
Panjang
: 26 meter
-
Lebar
: 12 meter
-
Tinggi
: 4,4 meter
Kelengkapan yang ada pada ground reservoir
Pipa inlet Berupa pipa baja Ø 300 mm.
Pipa outlet Berupa pipa berbentuk silinder Ø 350 mm dan Ø 100 mm
Pipa penguras Ø 150 mm
Pipa distribusi, terbagi menjadi 2 -
Pipa Ø 350 mm untuk daerah pelayanan Kuningan kota dan desa Garawangi
-
Pipa Ø 100 mm untuk daerah pelayanan desa Darma dan sekitarnya
Water meter Saluran bypass Ø 250 mm yang berfungsi sebagai pengaliran air apabila masalah pada pipa distribusi Proses yang terjadi pada ground reservoir ini adalah air yang telah jernih dan telah dibubuhi dengan desinfektan yaitu kaporit yang bertujuan untuk menghilangkan bakteri patogen di unit sebelumnya, maka air dari ground reservoir ini langsung dialirkan / didistribusikan secara gravitasi karena kondisi yang memungkinkan pengaliran secara gravitasi.
Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
UNIT-UNIT TAMBAHAN
SUMPWELL Adalah bak penenang yang berada diantara intake dan flokulator. Bak sumpwell pada instalasi ini berbentuk bak persegi panjang yang mempunyai fungsi sebagai penampung air baku dari intake. Dimensi dari bak sumpwell ini:
-
Panjang
: 6,4 meter
-
Lebar
: 1,2 meter
-
Dalam
: 1,1 meter
CLEARWELL Merupakan suatu bak yang berfungsi untuk menampung aie bersih yang keluar dari unit filter. Air bersih dari clear well ini sebagian dialirkan ke ground reservoir dan sebagian lagi digunakan sebagai pencampur bahan kimia untuk proses koagulasi. Bak ini berjumlah 5 buah dengan bentuk persegi empat. Dimensi : -
Panjang
: 2,8 meter
-
Lebar
: 1,5 meter
-
Dalam
: 6,5 meter
Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
2.4 Standar Operasional Prosedur Cek koordinasi, pelajari control room dari data petugas sebelumnya
Cek pompa dalam keadaan beroperasi atau tidak, catat data
1.Cek perbandingan bahan kimia Polu Aluminium Chloride dengan
Tidak
air dari data petugas sebelumnya, lihat hasil JARTEST, catat data. 2.Cek volume campuran bahan kimia Polu Aluminium Chloride dan air di ruang kimia, harus dalam keadaan penuh, catat data. 3.Cek volume campuran bahan kimia Polu Aluminium Chloride dan air Instalasi pengolahan, harus dalam keadaan penuh, catat data.
-
4.Cek hasil flok di bak flokulator, semakin besar flok semakin baik kualitas instalasi pengolahan air, catat data. 5.Cek hasil air di bak settler, harus dalam keadaan jernih, catat data. 6.Cek kualitas bak settler, harus dalam keadaan bersih, catat data. 7.Cek semua valve inlet dan outlet instalasi pengolahan, catat data;
-
Lakukan seperti pada S.O.P. No.8 pada semua point terkecuali point “d” dan “g”. Catat kesimpulan
a. Debit cipollety.
hasil
b.Valve flokulator keadaan terbuka disesuaikan kebutuhan dan
pengolahan.
kapasitas bak flokulator (penuh). c. Valve inlet bak pasir dalam keadaan terbuka penuh. d.Valve outlet backwash dalam keadaan tertutup penuh. e. Valve outlet bak pasir dalam keadaan terbuka penuh. f. Valve inlet instalasi pengolahan 1 dan 2 dalam keadaan terbuka penuh. g.Valve inlet reservoir dalam keadaan terbuka penuh. h.Valve outlet reservoir (Valve Distribusi) terbuka disesuaikan dengan
kebutuhan
distribusi
air
atas
koordinasi
dari
Ka.Sub.Bag. Trandis. 8. Cek level reservoir harus dalam keadaan penuh, catat data. -
Cek debit distribusi air, catat data.
-
Lakukan JARTEST, hasil di korelasikan dengan S.O.P. No.3
-
Catat kesimpulan hasil pengolahan.
Koordinasi dengan Ka.Sub.Bag Trandis.
STOP, Isi Kontrol Room
Catatan: Lakukan S.O.P Instalasi Pengolahan Air Waduk Darma pada jam masuk dan jam pulang kerja bersama-sama dengan petugas berikutnya untuk koordinasi. Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2.4.1 Proses Penjernihan Proses instalasi air minum terdiri dari: Penyediaan Air Baku
Sarana Penyadap Air
Proses KoagulasiFlokulasi
Proses Sedimentasi
Proses Filtrasi
Proses Stabilisasi
Proses Desinfeksi
Selesai
A. Air Baku Air baku pada instalasi Waduk Darma merupakan jenis air danau yang secara kuantitas sangat tergantung pada debit sumber air asal, luas dan sifat daerah tangkapan, presipitasi dan infiltrasi air kedalam tanah dan secara kuantitas atau sifat yaitu komposisi zat-zat tergantung dari asal sumber dan tingkat pencemaran yang terjadi pada air danau, komposisi zat dan kekeruhan dapat berubah tergantung pada musim, akibat adanya stratifikasi atau lapisan-lapisan yang disebabkan oleh perbedaan temperatur pada kedalaman air serta keadaan air yang relatif diam, memungkinkan proses Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
fotosintesis berjalan dengan baik, sehingga mengakibatkan air pada permukaan banyak ditumbuhi lumut. Air baku tersebut dalam proses penjernihan ditangkap melalui sarana penyadap air (intace). B. Sarana Penyadap Air Sarana penyadap air adalah merupakan bagian terpenting dari seluruh sistem penyediaan air bersih apabila bagian ini tidak berfungsi, maka keseluruhan sistem tidak dapat berfungsi. Fungsi dari sarana penyadap air adalah menyediakan air baku secara terus menerus untuk memenuhi 3 faktor penting yang harus dipenuhi oleh sistem penyediaan air yaitu kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Sarana Penyadap air terdiri dari 3(tiga) bagian yaitu: 1. Kontruksi a. Bangunan penyadap air b. Bak Pengumpul c. Stasiun rumah Pompa 2. Mekanik a. Pompa b. Pipa Transmisi 3. Elektrik a. Sumber daya listrik b. Panel Air baku yang ditangkap melalui bangunan penyadap dialirkan melalui Bangunan Instalasi pengolahan dengan melalui proses Koagulasi dan proses Flokulasi.
Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
C. Proses Koagulasi-Flokulasi (Unit Pengaduk Cepat dan Lambat) 1. Fungsi Pengaduk Cepat Pengadukan cepat pada proses koagulasi adalah penting untuk mendistribusikan secara koagulan secara merata kedalam air. Kontak pertama koagulan dengan air adalah periode waktu yang sangat kritis dari seluruh koagulasi, disebabkan oleh reaksi koagulan dengan air (reaksi hidrolisa) hanya terjadi dalam beberapa detik, oleh karena itu penyebaran koagulan harus dilakukan dengan cepat dengan tujuan destabilisasi muatan negatif partikel, oleh karena itu diperlukan pengadukan cepat sehingga koagulan yang dibubuhkan dapat menyebar secara merata dalam waktu ±5 menit. 2. Fungsi Pengaduk Lambat Bahwa unit pengaduk lambat atau bisa disebut flokulator yang berfungsi sebagai tempat dimana flok tumbuh menjadi ukuran yang lebih besar dan efektif untuk diendapkan pada unit sedimentasi. Pada unit ini kecepatan dan waktu kontak antar flok memegang peranan penting. Setelah air melalui proses koagulasi-flokulasi (pengaduk lambatpengaduk cepat) dialirkan melalui sistem sedimentasi. D. Proses Sedimentasi 1. Tujuan dan Sasaran Tujuan proses sedimentasi (pengendapan) ini adalah pemisahan air dan suspensi dimana air menjadi bentuk yang lebih jernih dan suspensi menjadi larutan yang lebih pekat. 2. Pengertian Sedimentasi Sedimentasi dan flotasi adalah suatu proses penjernihan air, dimana air yang akan diolah berada pada suatu bak pada periode waktu yang dipertimbangkan. Proses sedimentasi adalah proses penghilangan Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
sebagian besar padatan yang terkandung dalam air dengan pengendapan secara gravitasi dan dalam waktu tertentu. Dengan area penampang melintang pada unit sedimentasi, kecepatan aliran dirancang rendah, menimbulkan kondisi tanpa gerak. Oleh karena itu pengaruh gaya gravitasi, partikel dengan densitas (berat jenis) lebih besar dari densitas cairan di sekelilingnya akan bergerak kebawah (mengendap) sedangkan partikel dengan densitas yang lebih kecil akan bergerak keatas (flotasi). Dengan pengertian ini air baku akan bertahan baik pada lapisan busa di permukaan atau pada lapisan endapan pada dasar bak, pada akhirnya air meninggalkan bak ini berada pada kondisi jernih. Air yang sudah melalui proses Sedimentasi, maka air yang jernih akan masuk pada proses Filtrasi. E. Filtrasi Filtrasi dalam sistem pengolahan air bersih adalah proses penghilangan partikel-partikel/flok-flok halus yang lolos dari unit sedimentasi, dimana partikel-partikel/flok-flok tersebut akan tertahan pada media penyaring selama air melewati media tersebut. 1. Filter (Penyaring) Penyaring terdiri dari bak penyaring, media penyaring dan perlengkapan lain untuk operasional penyaringan. 2. Media Filter (Media Penyaring) Media filter adalah bahan yang digunakan untuk filtrasi dan merupakan bagian dari filter yang menyebabkan efek filtrasi. Media filter terdiri dari material yang mengisi atau yang tersusun didalam filter, dimana media filter dipasang diantara aliran masuk (inlet) dan aliran keluar (outlet). Supaya air dapat melewati media filter, maka media filter harus mempunyai sistem pori terbuka. Sistem pori itu disebut sebagai permukaan luar media filter. Sebagian dari pori-pori media filter Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
diisi dengan air tidak mengalir, dimana bagian itu disebut permukaan dalam. 3. Lapisan Media Filter Semua partikel dan butiran yang ada didalam satu lapisan media filter tertentu dan berat atau densitas kerapatan tertentu disebut sebagai lapisan media filter. Komposisi Bidang Penyaring: -
Antrasit
: 0,6 s/d 1,6mm dengan Berat Jenis 1,5
-
Pasir Silika
: 0,4 s/d 0,8mm dengan Berat Jenis 2,6
-
Kerikil
: 2 s/d 3mm dan 5 s/d 7mm
Setelah air melewati proses Filtrasi dialirkan ke proses Stabilisasi atau Netralisasi. F. Proses Stabilisasi 1. Pengertian Stabilisasi/Netralisasi Adalah air yang diolah serta ditetapkan dari apakah air tersebut bersifat korosif atau membentuk kerak, dimana keadaan ini tergantung dari beberapa karakteristik kimiawi. Masalah yang ditimbulkan dari air yang tidak stabil tergantung kepada berbagai faktor material yang terlibat, beberapa karakteristik kimiawi dan biologis air serta karakteristik elektrik material dan lingkungannya. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan secara kompleks seperti halnya proses korosi atau penggerakan. Karakteristik-karakteristik tersebut perlu dimengerti untuk mengontrol stabilitas dan untuk memahami prinsip-prinsip dasar korosi dan pembentukan kerak untuk memudahkan pemilihan metode Stabilisasi. 2. Tujuan dan Sasaran Tujuan proses stabilisasi adalah untuk mengontrol kecenderungan air bersih korosif atau membentuk kerak sebelum air tersebut masuk ke jaringan pipa distribusi, untuk menghindari masalah-masalah Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
yang akan timbul. Air yang didistribusikan jika tidak stabil akan menyebabkan masalah yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat, estetika dan ekonomi. 3. Prinsip Prinsip proses Stabilisasi pada sistem penyediaan air bersih adalah upaya pencegahan penggerakan pada perlengkapan Instalasi dan Jaringan distribusi. Stabilisasi air yang diolah tergantung dari beberapa karakteristik kimiawi baik pada proses korosi maupun pembentukan kerak. Air telah melalui proses Stabilisasi dibubuhi dengan bahan kimia Kaporit G. Proses Desinfeksi 1. Prinsip Kerja Mengalirkan larutan kaporit dengan debit tertentu dari tangki pembubuh yang diletakkan pada tempat yang lebih tinggi ke titik pembubuhan dengan cara gravitasi yaitu mengandalkan beda tinggi permukaan larutan didalam tangki dengan titik pembubuhan. 2. Tujuan/Batasan Melaksanakan sistem pembubuhan kaporit yang spesifik untuk mendapatkan pembubuhan kaporit yang kontinu, akurat sehingga proses dapat berlangsung dengan baik dan akurat. Bahan/Zat Kimia yang diperlukan: - Kalsium hipoklorit (Kaporit), Ca (OCl0)2 Air sudah siap untuk dialirkan ke konsumen dengan air yang berkualitas secara fisika, Kimia dan Bakteriologik sesuai dengan Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No:
416/MENKES/PER/IX/1990
Laporan Kerja Praktek Program Studi Teknik Mesin http://digilib.mercubuana.ac.id/
25