BAB II TINJAUAN UMUM
2.1
Sejarah TPA Leuwigajah Pada Tahun 1996 Pemerintah Kota Bandung mulai membangun TPA
Leuwigajah. Leuwigajah dinilai cukup cocok untuk dijadikan TPA karena lahannya yang miring yang dapat dijadikan tempat pengumpulan sampah dan lokasinya yang jauh dengan pemukiman penduduk. Areal ini semula merupakan bekas lahan galian tanah karena secara bersamaan di lokasi sekitar dijadikan tempat pengumpul sampah dan lokasinya yang jauh dengan pemukiman penduduk. Areal ini semula merupakan bekas lahan galian tanah karena secara bersamaan di lokasi sekitar dijadikan tempat penambangan galian C. Kegiatan di TPA leuwigajah dimulai tahun 1982 dengan pembebasan tanah dan konstruksi di atas lahan 12 Ha dengan pembiayaan dari Pemda Kota Bandung. Pada tanggal 13 Januari 1987 TPA Leuwigajah resmi beroperasi (BPLHD, 2008). TPA ini menerapkan sistem Open Dumping atau penimbunan sampah secara terbuka pada lahan terbuka sehingga menyerupai gunungan sampah dengan total area sekitar 25 Ha, yang mana sebelumnya TPA Leuwigajah ini menerapkan sistem Sanitary Landfill yaitu sistem penimbunan sampah dengan cara memadatkan sampah kemudian menutupnya dengan tanah atau clay sehingga dapat meminimalisir potensi pencemaran udara. Namun karena cara ini dianggap terlalu rumit maka sistem penimbunan sampah yang diterapkan adalah Open Dumping. Seiring dengan penambahan volume sampah yang masuk setiap harinya maka luas areal penimbunan pun bertambah pula sehingga mengakibatkan jarak lokasi TPA dengan pemukiman penduduk semakin dekat. 1
repository.unisba.ac.id
TPA Leuwigajah dikelola oleh dua lembaga, yaitu Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung (PD Kebersihan) dan unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Kota Cimahi (UPTD Kebersihan). Tabel 2.1 memperlihatkan banyaknya sampah masuk TPA Leuwigajah semasa beroperasinya. Tabel 2.1 Sampah masuk ke TPA Leuwigajah tahun 2004
Kota
m3/hari
Ton/hari
Bandung
3277
1474
Kab. Bandung
725
325
Cimahi
257
116
Total
4259
1915
Sumber : BPLHD, 2008
Jika ditinjau dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampah yang masuk ke TPA Leuwigajah sebanyak 1,915 ton/harinya yang berasal dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi dengan total keseluruhan sampah dari tahun 1987 hingga tahun 2005 adalah sekitar 12,581,550 ton sampah. Sebagai akibat dari timbunan sampah yang semakin hari semakin menggunung serta pengelolaan sampah yang kurang memadai, sehingga pada tanggal 21 February 2005 sekitar jam 2 pagi terjadi longsor di TPA Leuwigajah setelah selama 3 hari berturut-turut diguyur hujan deras, 27 juta m3 sampah mulai longsor ke arah lembah yang mempunyai lebar 200 - 250 m dan panjang 900 m. Sejak TPA Leuwigajah longsor tahun 2005, pembuangan sampah di alihkan ke TPA Sarimukti. Penyebab longsornya TPA Leuwigajah, di antaranya karena tidak adanya penahan dari timbunan sampah itu sendiri, sarana yang tidak memadai,
2
repository.unisba.ac.id
kondisi alam yang tidak mendukung, terjadinya banjir, serta kurangnya monitoring dari pihak terkait.
2.2
Lokasi Daerah Penelitian Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah termasuk ke dalam
wilayah Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi. Kampung Cilimus dan Kampung Gunung Aki masuk ke dalam Pemerintah Kabupaten Bandung, sedangkan Kampung Cireundeu dan Kampung Pojok masuk ke dalam Pemerintah Kota Cimahi. Secara geografis daerah penelitian TPA Leuwigajah ini berada pada koordinat 777637 mE - 778860 ME dan 9234367 mS - 9235533 mS. Secara administratif (Gambar 2.1), lokasi TPA Leuwigajah ini berbatasan dengan :
2.3
Kecamatan Padalarang di bagian Utara
Kecamatan Cimahi Selatan di bagian Timur
Kecamatan Batujajar di bagian Selatan
Kota Cimahi di bagian Timur Laut
Keadaan Topografi dan Morfologi Keadaan topografi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah ini
berada pada ketinggian 675 - 775 mdpl yang diapit oleh dua buah gunung yaitu Gunung Leutik disebelah Utara dan Gunung Gajahlangu disebelah Tenggara (Gambar 2.2). Jika ditinjau dari klasifikasi bentang alam yang terdapat pada Tabel 2.2 maka keadaan morfologi daerah penelitian termasuk kedalam wilayah perbukitan terjal karena memiliki kemiringan lereng Iebih besar dari 30% -
3
repository.unisba.ac.id
60% dengan beda tinggi sebesar 125 meter dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.3. Tabel 2.2 Klafisifikasi Bentang Alam
Kemiringan Satuan Bentang Alam
Lereng (%)
Beda Tinggi Antara Dua Tempat (Meter)
Dataran
<2
<1
Bergelombang Lemah
1 - 10
1 - 10
Bergelombang Kuat
1 - 10
1 – 10
Bukit Kecil
>16
10 – 50
Perbukitan
>16
50 – 300
Pegunungan
>16
>300
Sumber : Desaunettes, 1972
2.4
Keadaan Geologi Daerah Penelitian Secara regional lokasi Leuwigajah terletak pada satuan batuan volkanik
dan batuan beku (Gambar 2.4), namun untuk lokasi TPA Leuwigajah sebagian besar berada di atas lapisan batuan andesit (a) yang pada umumnya berupa andesit augit hipersten hornblenda dan andesit leuko. Selain itu, pada bagian bawah TPA berada di atas lapisan endapan apung (QI) yang terdiri dari lempung tufaan, batupasir tufaan, kerikil tufaan dan membentuk bidang perlapisan serta memiliki ketebalan 0 - 125 meter. Area penelitian umumnya merupakan area intrusi lava andesit dengan sedikit sisipan breksi tufaan (Pb), Intrusi basalt (b) ditemukan di Barat area penelitian. a
: Andesit; Pada umumnya berupa andesit augit hipersten hornblende dan andesit leuko. Dalam masa dasar terdapat banyak katja dan feldspar. 4
repository.unisba.ac.id
b
: Basal; Basal andesit mengandung Olivia, dolerite, dan diorite hornblende porfir, terdapat disebelah Barat Cimahi.
d
: Dasit; Dasit horblenda, dasit hipersten horblenda. Dasit horblenda, dasit hipersten horblenda berupa retas dengan tebal antara 100-200 meter.
Pb : Breksi Tufaan, Lava Batupasir, Konglomerat; Breksi bersifat andesit, basal, lava, batupasir tufaan, dan konglomerat. Membentuk punggung-punggung tak teratur, kadang-kadang sangat curam. QI : Endapan Danau (0 - 125 m); Lempung tufaan, batupasir tufaan, kerikil tufaan. Membentuk bidang - bidang perlapisan mendatar di beberapa tempat. Mengandung kongresi-kongresi gamping, sisa - sisa tumbuhan, moluska air tawar dan tulang - tulang binatang setempat mengandung sisipan breksi. Qyt : Tufa Berbatuapung; Pasir tufaan, lapili, born-born, lava berongga dan kepingan-kepingan andesit-basal padat yang bersudut dengan banyak bongkah-bongkah dan pecahan-pecahan batuapaung. Berasal dari Gunung Tangkubanperahu dan Gunung Tampomas.
2.5
Kondisi Hidrogeologi Secara hidrogeologi TPA Leuwigajah berada di atas lapisan batuan
dengan kelulusan rendah dan endapan vlufiatil limnik yang diselingi
endapan
kipas. Sehingga potensi pencemaran air lindi yang berasal dari TPA menuju aliran air tanah cukup rendah, karena lokasi TPA Leuwigajah berada di atas batuan dengan kelulusan rendah yang memiliki nilai konduktivitas hidrolik sebesar 10-4 milidarcy. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.5.
5
repository.unisba.ac.id
2.6
Iklim Daerah Penelitian Temperatur rata - rata di TPA Sampah Leuwigajah selama lima tahun
terakhir ini adalah 23.1°C dengan temperatur rata-rata maksimum sebesar 28.5°C dan temperatur rata-rata minimum sebesar 18.2°C. Temperatur maksimum rata rata tertinggi sebesar 29.6°C terjadi pada Bulan September dan Oktober. Sedangkan temperatur rata - rata terendah sebesar 17°C terjadi pada bulan Agustus. Pentingnya mengetahui temperatur di lokasi TPA sampah adalah untuk mengetahui pengaruhnya terhadap zat organik dan penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme yang menghasilkan leachate dan gas bio. Berdasarkan keadaan temperatur di atas, maka dapat diketahui bahwa iklim di daerah penelitian khususnya dan Kabupaten Bandung pada umumnya termasuk ke dalam iklim tropis, yang dicirikan dengan adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan.
2.7
Curah Hujan Daerah Penelitian Data curah hujan yang dilakukan di daerah penelitian di ambil dari Badan
Metereologi Klimatologi dan Geofisika Bandung dari tahun 2009 sampai tahun 2014 yang dapat dilihat pada Tabel 2.3 untuk data curah hujan dan Tabel 2.4 untuk data hari hujan.
Tahun
Jan
Feb
Tabel 2.3 Data Curah Hujan (mm) selama 6 Tahun (2009 - 2014) Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov
2009 2010 2011 2012 2013 2014 Rata
208.5 353.3 63.0 82.9 216.9 309.0 205.6
200.5 505.3 76.7 304.6 250.0 89.0 237.7
365.7 562.0 89.4 155.5 305.0 419.0 316.1
165.6 92.9 381.5 290.8 286.0 218.0 239.1
183.8 350.6 193.4 267.6 171.0 177.0 223.9
101.0 131.9 117.6 60.5 231.5 195.0 139.6
24.2 220.8 77.2 34.2 159.0 181.0 116.1
0.5 105.2 3.1 74.0 120.0 60.6
24.0 430.4 102.8 26.2 171.7 1.0 126.0
243.5 292.2 103.6 124.5 233.9 65.0 177.1
234.5 401.4 321.4 534.4 164.0 297.0 325.5
Des Kumulatif 253.0 237.5 259.0 637.5 418.0 318.0 353.8
2,004.8 3,683.5 1,788.7 2,518.7 2,681.0 2,389.0 2,521.0
Sumber: BMKG Bandung (dalam Chushanni Chamid, Ir.,M.Env.,Stud, 2014)
6
repository.unisba.ac.id
Berdasarkan data curah hujan pada Tabel 2.3 terlihat bahwa jumlah rata rata curah hujan di daerah sekitar penelitian dalam kurun waktu 6 tahun adalah sebesar 2,521.0 mm, dengan rata-rata curah hujan tertinggi berada pada bulan Desember dengan intensitas curah hujan rata - rata sebesar 353.8 mm/6 tahun. Tabel 2.4 Data Hari Hujan (mm) Selama 6 Tahun (2009 - 2014) Tahun
Feb Mar
2009
19
26 I 22
23
23
15
7
3
8
21
19
19
2010
27
25
31
17
21
18
20
21
26
25
28
26
285
2011
21
16
22
26
24
9
12
5
11
16
26
27
215
2012
27
25
20
24
20
10
6
1
12
18
27
29
219
2013
26
23
24
26
23
16
16
9
10
21
19
27
240
2014
27
17
25
22
23
20
15
12
3
11
26
25
226
Rata-
Apr Mei Jun
Jul
Agt Sept
24.5 22.0 24.0 23.0 22.3 14.7 12.7 8.5
11.7
Okt Nov Des
Kurnulatif/ Tahun 205
Jan
18.7 24.2 25.5
231.7
Sumber. BMKG Bandung (dalam Chusharini Chamid, tr.,M.Env.,Stud, 2014)
Sedangkan data hari hujan yang ditunjukan pada Tabel 2.4 terlihat bahwa jumlah rata - rata hari hujan di daerah penelitian selama 6 tahun sebanyak 231.7 hari dengan rata - rata hari hujan terbanyak terdapat pada bulan Desember yaitu 25.5 hari.
2.8
Flora dan Fauna Flora atau jenis vegetasi yang ada di sekitar lokasi TPA Leuwigajah ini
adalah kebun campuran, peladangan huma (jagung, singkong, ubi, pisang) dan persawahan penduduk. Kebun campuran terdiri dari tanaman albasia, sengon, tanaman keras lainnya seperti pohon mangga, nangka, lamtoro dan jenis - jenis pohon tanaman keras lainnya (Foto 2.1).
7
repository.unisba.ac.id
Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2015
Foto 2.1 Vegetasi Daerah Penelitian
Keberadaan fauna di lokasi TPA ini sampai saat ini masih ada dan cukup beragam macamnya, dari jenis unggas seperti: ayam, bebek. Beberapa burung pemangsa masih dijumpai sebagai predator seperti : burung elang jawa, gagak. Untuk jenis hewan melata dijumpai : ular, kadal dan lain-lain (Foto 2.2).
Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2015
Foto 2.2 Fauna Daerah Penelitian
2.9
Kependudukan Aspek kependudukan memiliki potensi yang sangat penting dan
strategis.
Berbagai
aktivitas
pembangunan
dan
pelayanan
yang
dilaksanakan oleh Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, tidak akan terlepas dari aspek kependudukan. Penduduk merupakan Warga Negara
8
repository.unisba.ac.id
Indonesia dan Orang Asing yang termasuk secara sah serta bertempat tinggal di wilayah Indonesia. Jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan di Kelurahan Leuwigajah sangat bervariasi. Berdasarkan Tabel 2.5 jumlah penduduk terbesar pada bulan Mei 2015 adalah penduduk yang bekerja sebagai karyawan swasta, yaitu mencapai 8,354 jiwa sementara penduduk yang terkecil adalah penduduk yang bekerja di sektor lain dengan jumlah hanya mencapai 14 jiwa. Selain itu, terdapat pula aktivitas warga di Kampung Cireundeu yang memiliki mata pencaharian sebagai penghasil bahan makanan yang berasal dari singkong serta adanya aktivitas warga kampung yang memanfaatkan sungai Cireundeu untuk pencucian plastik - plastik yang berasal dari TPA dan bernilai ekonomis. Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Di Leuwigajah Jenis Pekerjaan Mei 2015 Juni 2015 Wiraswasta
1973
1957
Karyawan Swasta
8354
8357
Karyawan BUMN/BUMD
261
261
PNS/TNI/POLRI/Pensiunan
2163
2064
Pedagang/Perdagangan
429
420
Buruh/Industri
2869
2881
96
98
10264
2805
Kelornpok Profesi
83
418
Pertanian
43
42
Lain-lain
14
15287
26549
34590
Bidang Kesehatan Tidak Bekerja
Jumiah
Sumber: Data Agregat Kependudukan Leuwigajah, 2015
9
repository.unisba.ac.id
Jika dilihat dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang bekerja mengalami peningkatan dari 26,549 jiwa pada buian Mei 2015 meningkat menjadi 34,590 jiwa pada buian Juni 2015. Hal ini dikarenakan banyaknya industri yang terdapat di Kelurahan Leuwigajah sehingga mengakibatkan proses perpindahan penduduk dari berbagai daerah dan menetap didaerah tersebut. Terus meningkatnya pembangunan industri di Kelurahan Leuwigajah mengakibatkan laju pertambahan penduduk pun semakin meningkat setiap tahunnya. Pada Tahun 2013 jumlah penduduk yang bekerja di Kelurahan Leuwigajah sebanyak 30,892 jiwa dengan prosentase pekerja wanita Iebih besar yaitu 7.84% dibanding prosentasi pekerja laki-laki sebesar 7.81% dan pada Tahun 2015 (Juni 2015) jumlah penduduk di Kelurahan Leuwigajah sebanyak 34,590 jiwa (Dinas Kependudukan Cimahi, 2015).
10
repository.unisba.ac.id
11
repository.unisba.ac.id
Sumber : Peta Geologi Lembar Bandung, Djawa 1973
12 Gambar 2.4 Peta Geologi TPA Leuwigajah
repository.unisba.ac.id
Sumber : Badan Geologi Bandung (dalam Chusharini Chamid, Ir.,M.Env.,Stud, 2014) 13 Gambar 2.5 Peta Hidrogeologi TPA Leuwigajah
repository.unisba.ac.id
Sumber : SRTM Worlwide Elevation Data (Online)
14 Gambar 2.2 Peta Topografi TPA Leuwigajah
repository.unisba.ac.id
Sumber : SRTM Worlwide Elevation Data (Online)
15 Gambar 2.3 Peta Morfologi TPA Leuwigajah
repository.unisba.ac.id
16 Sumber : Data Base Indonesia dan Peta Aliran Sungai Daerah Leuwigajah Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah TPA Leuwigajah
repository.unisba.ac.id