RUANG DAN BENTUK
- BAB II TINJAUAN UMUM
2.1
Pengertian Umum Sekolah Judul yang diambil adalah :“ Sekolah Katolik (TK dan SD)”. Sekolah
adalah lembaga yang uang secara khusus bertugas mengatur dan mendidik siswa sehingga membantu dalam pengembangan karakter anak untuk mencerdaskan bangsa, menurut Benjamin S. Bloom”s dalam bukunya Taxonomy of Educational Objective ( 1956 ). Sekolah juga sebagai tempat menambah pengetahuan alam dan tehnologi yang berkembang agar kelak mereka dapat bersaing di Era – Globalisasi yang menjadikan informasi sebagai sumber daya percepatan. Kesimpulan dari sekolah diatas adalah sebagai institusi formal yang tidak hanya mengajar siswa membaca dan menulis tetapi mendorong agar siswa lebih aktif dan kreatif dengan dimodali pemikiran yang kritis dan adanya rasa ingin tahu yang tinggi sehingga menjadikan siswa menjadi lebih maju dan dapat bersaing pada jaman sekarang ini.
2.2
Ruang Lingkup Sekolah 2.2.1. Sistem Pendidikan Sistem pendidikan yang dipakai dalam sekolah ini memakai metode pembelajaran yang bersifat kreatif seperti menggambar, melukis, bermain musik, menari dan bernyanyi yang mampu mengembangkan karakter anak sejak dini. Dalam teori kecerdasan terdapat tujuh bagian kecerdasan dalam pendidikan, antara lain: •
Linguistic Intelligence (membaca dan menulis )
•
Logical Intelligence ( membuat Penelitian )
•
Spatial Intelligence ( menggambar, mendesign, dan melihat )
•
Musical Intelligence ( bernyanyi dan bermain musik )
•
Bodily Intelligence ( menggerakkan badan/cekatan )
1
RUANG DAN BENTUK
•
Interpersonal Intelligence ( bersosialisasi )
•
Intrapersonal Intelligence ( kepribadian )
2.2.2. Penyelenggaraan Sekolah (Yayasan) Pengembangan
sekolah
ditentukan
oleh
pengelola
ataupun
yayasan sekolah itu sendiri. Hal ini merupakan dasar utama dalam kemajuan sebuah sekolah. Yayasan berperan penting dalam pengaturan tatanan pendidikan dalan lingkup sekolah dan sekaligus menetapkan kurikulum sekolah yang di awasi oleh Departemen Pendidikan Nasional. Pada tiap sekolah, kegiatan dan kurikulum sekolah berbeda- beda sehingga sekolah memiliki visi dan misi yang berbeda juga. Visi dan misi sekolah yaitu menjadikan anak didiknya menjadi orang yang cerdas, pandai, kreatif dan membentuk karakter siswanya untuk menjadi siswa yang aktif dan berpikiran secara Kreatif.
2.2.3. Struktur dan Muatan Kurikulum Sekolah Dasar (SD) 2.2.3.1 Rasional Pada masa sekarang ini program pendidikan nasional telah dirubah
menjadi
program
pendidikan
berbasis
kompetensi,
diharapkan anak didik dapat lebih kreatif dan aktif dalam belajar untuk tujuan masa depan. Penyelanggaraan program pendidikan yang berbasis kompetensi yang didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan
kompetensi
tamatan,
kompetensi
bahan
kajian
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun antara lain agar dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk: a. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2
RUANG DAN BENTUK
b. Belajar untuk memahami dan menghayati, c. Belaiar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang efektif, kreatif, aktif dan menyenangkan. Komponen KTSP terdiri dari : a. Tujuan Pendidikan Sekolah b. Struktur dan muatan Kurikulum c. Kalender Pendidikan d. Silabus e. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2.2.3.2 Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Kurikulum
disusun
oleh
satuan
pendidikan
untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah. Visi juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan : 1. Potensi yang dimiliki oleh sekolah, 2. Harapan masyarakat yang dilayani sekolah. Visi Sekolah Katolik ” MENCIPTAKAN KARAKTER YANG CERDAS DAN KREATIF SERTA MIMILIKI NILAI KEIMANAN DAN KETAKWAAN ” Misi Sekolah Katolik Untuk mewujudkan visi tersebut, SD Negeri Karangasem menetapkan misi sebagai berikut. a. Menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif dalam upaya
meningkatkan mutu pembelajaran b. Membekali keterampilan kerja yang diperlukan siswa sesuai dengan ketunaannya.
3
RUANG DAN BENTUK
c. Menumbuhkembangkan semangat keunggulan kepada peserta didik, guru dan karyawan sehingga berkemauan kuat untuk terus maju d. Membimbing siswa untuk menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut. e. Mengembangkan
potensi
siswa
sesuai
dengan
kebutuhan
mengembangkan disiplin dari dalam diri siswa. Tujuan Sekolah Katolik 1. Mampu bersaing secara sehat dalam pengembangan ilmu pengetahuan, 2. Meningkatkan rasa kepedulian dengan sesama, 3. Mengembangkan karakter siswa secara aktif, kreatif dan berpikiran secara kritis, dan 4. Menumbuhkan nilai- nilai keimanan secara universal.
2.2.3.3
Struktur Kurikulum Pada struktur kurikulum Taman Kanak- Kanak dan pendidikan
dasar sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan kepada siswa. Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan
dalam
struktur
kurikulum.
Pemanfaatan
jam
pembelajaran tambahan mempertimbangakn kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping memanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap penting namun tidak terdapat di dalan struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Dasar pemikiran untuk menggunakan konsep kompetensi dalam kurikulum adalah sebagai berikut.
4
RUANG DAN BENTUK
(1) Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks. (2) Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk menjadi kompeten. (3) Kompeten merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran. (4)
Kehandalan
kemampuan
siswa
melakukan
sesuatu
harus
didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4. kelompok mata pelajaran estetika; 5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Tabel 1 . Struktur Kurikulum SD Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen
I, II, dan III
IV, V, dan VI
A. Mata Pelajaran 1. Pendidkan Agama 2. Pendidikan
29 – 32
Kewarganegaraan
(Pendekatan tematik)
3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam
5
30 (Pendekatan tematik)
RUANG DAN BENTUK
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Seni Budaya dan Keterampilan 8. Pendidikan Olahraga dan Kesehatan B. Muatan Lokal
2
C. Program Khusus:
2
Binadiri D. Pengembangan Diri
2*)
Jumlah
29 – 32
34
*) Disesuaikan dengan kelainan dan kebutuhan peserta didik 2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa komponen kurikulum menjadi acuan dalam pendisainnan kebutuhan ruang yang akan dikembangkan dalam proses kebutuhan ruang. Kebutuhan ruang kelas disesuaikan dari kebutuhan kurikulum sekolah. Selain ruang kelas utama ada juga ruang kelas lain yang dipergunakan sebagai pemenuhan kebutuhan kurikulum muatan lokal.
Pengaturan Beban Belajar Beban belajar menggunakan system paket dengan beban belajar maksimal 34 jam pelajaran per minggu. Satu jam pelajaran 30 menit, dengan rincian pada halaman berikut. Tabel 2. Pengaturan Beban Belajar Kelas Satu jam Jumlah jam pelajaran tatap pelajaran perminggu muka/menit I s.d. III
30
26-28
Minggu efektif pertahun ajaran 34-38
IV s.d.
30
32
34-38
6
Waktu pembelajaran/ jam per tahun 884-1064 jam pembelajaran (30940-37240 menit) 1088 – 1216 jam
RUANG DAN BENTUK
VI
pembelajaran (38080-42560 menit)
Keterangan : 1. Untuk kelas I, II, III jumlah jam pelajaran per minggu 26 – 28 jam, minggu efektif 34 – 38 minggu/tahun atau setara dengan 884 – 1.064 jam pembelajaran pertahun. Tiap jam pelajaran disediakan waktu 30’ tatap muka. 2. Untuk kelas IV, V, VI jumlah jam pelajaran perminggu 32 jam, minggu efektif 34 – 38 minggu/tahun atau setara dengan 1.088 – 1.216 jam pembelajaran. Satu jam pelajaran sama dengan 30’. Beban pembelajaran sekolah dasar maksimal 34 jam per minggu sudah termasuk jam ekstrakulikuler sekolah. Dalam pemakaian ruang dan fasilitas sekolah untuk kelas I s/d III berbeda waktunya dengan kelas IV s/d VI agar tidak terjadi bentrok antara waktu belajar dengan aktifitas lainnya. Untuk kelas I s/d III memakai ruang fasilitas pada pagi hari antara jam 8.00 wib s/d jam 10.00 wib sedangkan untuk kelas IV s/d VI memakai ruangnya jam 10.00 wib s/d 12.00 wib.
2.2.3.4 Muatan Kurikulum Muatan kurikulum TK dan SD meliputi sejumlah mata pelajaran selama dua tahun dan enam tahun mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI. Materi muatan lokal dan kegiatan ekstrakulikuler merupakan bagian dari muatan kurikulum. Pada
Masa
sekarang
ini
penyelanggaraan
Pendidikan
Prasekolah, Sekolah Dasar dan Menengah dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional telah mengikuti pendidikan berbasis kompetensi yang dibagi atas beberapa tinggkat pendidikan antara lain: ----------------------------Ketentuan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Prasekolah, Dasar, dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta,2004.
7
RUANG DAN BENTUK
1.
Sekolah Taman Kanak – Kanak (TK) Program Taman Kanan – Kanak menyediakan program pendidikan untuk balita usia 4 sampai 5 tahun dimana Taman Kanak – Kanak ini bertujuan untuk mengembangkan karakter anak yang bemoral dan
memiliki
nilai
–
nilai
agama
sebagai
pengembangan
kemampuan dasar. 2.
Pendidikan Dasar (SD) Pendidikan yang menyelanggaran program 6 Tahun.
3.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pendidikan yang menyelanggaran program 3 tahun.
4.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Pendidikan yang menyelanggaran program 3 tahun. 2.2.3.5
Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan
kesempatan
mengembangkan
dan
kepada
peserta
mengekspresikan
diri
didik sesuai
untuk dengan
kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Pengembangan Diri di sekolah meliputi program : a. Rohani Kristen
b. Kesenian
e.Olah raga
2.2.3.6 Kalender Pendidikan Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
2.2.4. Strategi Pendidikan Sementara itu strategi pendidikan yang dapat digunakan adalah: a.
Mengartikulasikan standar dan desain penilaian di lingkungan pendidikan pendidikan tinggi.
8
RUANG DAN BENTUK
b.
Mengembangkan
kemampuan
dosen
untuk
melakukan
dan
memanfaatkan proses pembelajaran c.
Mengembangkan kemampuan subyek didik untuk memanfaatkan hasil penilaian dalam meningkatkan efektifitas belajar mereka
d.
Memantau dan menilai dampak jangka panjang terhadap proses dan hasil belajar.
2.2.5. Peserta Didik dan Staf Pengajar ( Guru ) Peserta
didik
adalah
anggota
masyarakat
yang
ingin
mengembangkan dirinya dalam pembentukan karakter serta nilai- nilai moral. Usia peserta didik dapat dikelompokkan sesuai dengan jenjang pendidikan antara lain : 1.
Taman Kanak- Kanak untuk anak usia 4 sampai 5 tahun.
2.
Sekolah Dasar untuk anak usia 6 sampai 12 tahun.
Sedangkan staf pengajar adalah seorang guru yang membantu dalam proses pendidikan untuk membentuk karakter dan pola pikir yang kreatif dan berpikiran secara kritis.
2.2.6. Tata Perilaku ( Behavior Sistem ) Tata perilaku dicetuskan oleh Roger Baker dan Herbert Wright, yang difinisikan sebagai suatu kombinasi yang stabil antara aktifitas, tempat dengan kriteria antara lain :
Terdapat suatu aktifitas yang berulang, berupa suatu pola prilaku (Standing pattern of bihavior)
Dengan tata lingkungan tertentu (Sircumjacent milieu), yang berkaitan dengan pola prilaku.
Bentuk suatu hubungan yang sama antar keduanya.
Di lakukan pada periode waktu tertentu. Dalam disain behavior sistem tidak perlu dibentuk ruang- ruang
yang berpembatas maupun semitetap. Banyak ruang yang dibentuk seketika ia dibutuhkan untuk aktivitas tertentu. Pengembangan ruang-
9
RUANG DAN BENTUK
ruang kelas dapat diadaptasikan sebagai pola perilaku tanpa melakukan perubahan fisik ruang. Bangunan yang dapat diadaptasikan dan fleksibel cenderung lebih bisa bertahan terhadap perubahan walaupun tidak secara langsung. Pengembangan behavior sistem memberikan dasar dalam ruang dan lingkungan sekitar sehingga tercipta tata perilaku yang saling mendukung antara penghuni dengan lingkungan sekitar. (Joyce Laurens, Arsitektur dan Perilaku Manusia, 2004)
2.3
Ketentuan Khusus Sekolah di Kawasan Cinere 2.3.1. Lokasi Lokasi proyek terletak di kawasan Cinere, Depok. Menurut Dinas Tata kota
dan
Pemda
Depok,
jumlah
penduduk kawasan Cinere tahun 2008 berjumlah 1.503.677 jiwa yang tersebar di enam Kecamatan. Mengenai rencana pengembangan kawasan Cinere secara keseluruhan yang di bagi atas 3 (tiga) zona, yaitu zona pemukiman, zona pendidikan dan zona perdagangan. salah satunya adalah zona Pendidikan yang akan dikembangkan menjadi sebuah sekolah dan fasilitasnya untuk kawasan Cinere, Depok. (Sumber : Tata Kota Depok, 2004)
Lokasi kawasan pendidikan, seperti kawasan pendidikan lain pada umumnya harus memperhatikan hal-hal umum seperti: a)
Sistem pengairan, distribusi air bersih, system pembuangan air limbah yang membantu sarana gedung lainnya.
b)
Sumber listrik dan energi
yang merupakan bagian vital bagi
pengembangan design gedung sekolah. c)
Sistem tranportasi yang memadai demi kemudahanbagi anak – anak yang bersekolah.
D)
Sistem
keamanan
didesign
mempergunakan cctv. 10
dengan
keamanan
24
jam
RUANG DAN BENTUK
2.3.2. Site Plan Tapak kawasan Cinere
punya
potensi cukup besar, mengingat lokasinya yang mengarah ke pegunungan Kota Bogor dan sebelah Utara Jakarta. Potensi kelebihan tersebut bisa diolah secara maksimal dalam merancang unsur-unsur tapak (blok masa bangunan, selubung dan kulit bangunan, ruang luar dan elemen-elemennya). Dalam
pengolahan
site
perlu
dipertimbangkan kebutuhan ruang luar, sirkulasi orang dan kenderaan. Gambar 2.3.2. Master Plan Existing Sirkulasi dalam tapak harus (Sumber : Developer Perumahan Cinere Mas) mempertimbangakan antara sirkulasi
kenderaan, sirkulasi penghuni, dan sirkulasi pengunjung yang merupakan aksesibilitas utama dalam pencapaian antar ruang –ruang yang ada dalam satu lingkungan sekolah.Besaran ruang- ruang disesuaikan dengan kebutuhan penghuni per ruang supaya sirkulasi dalam maupun luar ruangan dapat disesuaikan dengan standar ukuran sirkulasi.
2.4
Fasilitas Yang Akan Dibangun Dalam Proyek. 2.4.1. Sarana Ibadah ( Gereja ) Sarana Gereja
,
akan
ibadah
terutama
dibuat
didalam
kawasan sekolah secara permanen, sehingga bangunannya menjadi satu kesatuan dengan masa bangunan secara
keseluruhan
yang
didalam kawasan sekolah .
Gambar 2.4.1a.Image Gereja (Sumber:Church building.com)
11
ada
RUANG DAN BENTUK
Perkembangan gereja saat ini sudah menyebar secara merata dibelahan dunia. Seiring berkembangnya jaman, kini bangunan gereja tidak lagi menjadi bangunan yang berdiri sendiri di tengah- tengan lingkungan gereja tetapi sudah dikembangkan sebagai sarana sekolah khususnya sekolah kristen dan sekolah katolik. Hal ini bertujuan dalam pengembangan visi dan misi sekolah berdasarkan iman kristen yang menjadi tujuan utama dalam pembentukan karakter anak dan nilai- nilai agama secara utuh sehingga menjadi pegangan dalam pengembangan pendidikan dan teknologi. Dalam
pengembangan
gereja
sebagai
sarana
pendidikan
membutuhkan ruang- ruang dalam proses kegiatan gereja, antara lain : a. Ruang Utama Gereja Ruang
utama
gereja
merupakan
ruang yang dipakai untuk kegiatan ibadah. Besaran ruang ini biasanya disesuaikan
dengan
kebutuhan
jumlah umat yang beribadah Jumlah Orang
Ukuran ruang
300 org
20 -25 m
300-500 org
25-30 m
500 >
30 m>
Gambar 2.4.1c:Ruang Utama dan Dimensi Tempat Duduk b. Kantor pengelolah Gereja (Sumber :Data Arsitek)
12
Gambar 2.4.1b. Dimensi Ruang Gereja (Sumber :Church Building.com)
RUANG DAN BENTUK
Ukuran standar ruang untuk Pastor 2.5 m2- 3.25 m2
Ruang Administrasi 1.5 m2 – 2.25 m2
Ukuran ruang meeting 15 m2 x 25 m2
Luas ruang musik per orang 1 m2 – 2 m2
Gambar : Ukuran Ruang (Sumber :Church Building.com)
c. Orchestra Area ( Area tempat alat musik ) Ruang untuk Orkestra musik membutuhkan luas ruang sekitar 25 m2 sudah termasuk untuk tempat perlengkapan alat- alat musik. d. Ruang Video Projection Screen Ruang video untuk screen gambar ini memiliki ukuran ruang 3 m2 x 3 m2 dimana sudah termasuk perlengkapan elektrikal lainnya. e. Education Building Ruang untuk anak sekolah minggu ini memiliki luas 2.5 m2 per anak. Jika untuk ruang kelas ini dipakai untuk sekolah seperti biasa membutuhkan ruang 3.5 m2 per anak. f. Kitchen and Fellowship Hall Kebutuhan ruang ini biasanya disesuaikan dengan kebutuhan penghuni. g. Recreation Fields Kebutuhan ruang ini biasanya disesuaikan dengan kebutuhan penghuni. h. Parking Space Dalam pengembangan gereja memiliki ukuran standar dan besaran ruang untuk dapat menampung penghuni dan pengunjung gereja, antara lain :
Gambar 2.4.1d. Tabel dan ukuran standar parkir aksesibilitas (Sumber :Kepmen.PU No.30/PRT/M/2006)
13
RUANG DAN BENTUK
Gambar 2.4.1e. Rute aksesibilitas/tipikal ruang parkir (Sumber :Kepmen.PU No.30/PRT/M/2006)
Gambar 2.4.1f. Area drop off dan variasi ruang parkir (Sumber :Kepmen.PU No.30/PRT/M/2006)
----------------------------Ernst Neufet. Sjamsu Amril. Data Arsitek : Edisi Kedua, Jilid 1,2 dan 22, Jakarta : Erlangga; 1996
14
RUANG DAN BENTUK
2.4.2. Fasilitas Olah Raga, Basket Fasilitas Lapangan bola volly dan bola basket akan menambah kreatifitas siswa dan siswi dalam mengembangkan bakat dan hobi berolah raga dengan mengikuti program ekstrakulikuler yang diadakan setelah jam sekolah sehingga tidak mengganggu proses belajar mereka. Kolam renang sebagai sarana ekstrakulikuler, dibuat untuk siswa SMP dan SMA dengan lingkungan yang
dikelilingi oleh penghijauan / rimbunnya
pepohonan, seperti gambar 2.4.2.a
Gambar 2.4.2.a Basket in Door (Sumber : Foto Survey Sekolah Kanisius)
Gambar 2.4.2b: Lapangan Basket (Sumber : Foto Survey Sekolah Kanisius)
Pada fasilitas olah raga biasanya memakai konsep bentuk yang berbentuk linier.
2.4.3. Perpustakaan dan Auditorium Semakin banyak fasilitas – fasilitas penunjang sekolah yang ditambahkan , misalnya gedung auditorium yang sering sekali dipakai untuk acara sekolah ataupun tempat pertemuan antar sekolah yang mengadakan lomba sehingga tidak perlu lagi menyewa gedung. Dengan adanya fasilitas perpustakaan ini akan menambah kualitas sekolah dari pengadaan
fasilitas
penunjang
serta
kelebihan yang mengarah kepada hal yang positif dan membangun dalam meningkatkan kwalitas membaca. Gambar 2.4.3: Auditorium (Sumber :Ruang Kelas.www.Google.com)
15
RUANG DAN BENTUK
Susunan kursi- kursi yang ada di ruangan auditorium biasanya berbentuk grid sehingga mempermuda dalam pengaturan interiornya.
2.4.4. Lab. Komputer Laboratorium Biologi, Fisika, dan Kimia merupakan fasilitas sekolah yang tidak kalah pentingnya di sekolah karena siswa dan siswi dapat mempelajari mata pelajaran Biologi, Fisika, dan Kimia secara mendalam dengan memperaktekkan teori yang mereka dapat dari guru untuk melihat kenyataannya secara eksak. Gambar 2.4.4 : Lab.Komputer (Sumber : www.Google.com)
Ruang laboratorium dan ruang komputer tidak selalu harus simetris tetapi bisa juga berbentuk kelompok dan terpusat sehingga suasana ruang menjadi menyenangkan.
2.4.5. Tempat Bermain Anak, Parkir, Penghijauan Tempat bermain anak pada sekolah dibuat seperti gambar 2.4.5. Diharapkan kawasan sekolah juga belajar
sebagai tempat untuk bermain dan
bagi anak-anak untuk mengembangkan pola pikir dan untuk
membantu proses perkembangan otak anak. Tempat bermain untuk anak dibuat tidak beraturan seperti bentuk cluster untuk meletih daya pikir anak yang semakin kreatif dalam pengembangan karakternya.
Gambar 2.4.5. Bermain anak (Sumber : Foto Survey sekolah Ursula)
16
RUANG DAN BENTUK
2.5 Mekanikal Pada bangunan sekolah
menggunakan beberapa jenis sistem
mekanikal antara lain : •
Mekanikal untuk pencahayaan.
•
Mekanikal untuk pengudaraan. Dalam pengembangan ruang sekolah keadaan ruang harus tetap
sejuk, suhu udara terkontrol, udara bersih dan ventilasi yang cukup akan membuat proses pendidikan menjadi lebih baik.
2.6 Interior Dalam pengembangan interior memiliki standar ukuran furnitur seperti ukuran kursi, ukuran meja, ukuran lemari buku. Bentuk furnitur untuk anak Tk mempergunakan bentuk- bentuk yang lucu seperti asesoris bola- bola, gambar yang lucu, dan warna yang berpariasi.
Gambar 2.6a : Standar Dimensi Interior
Gambar 2.6b :Pencahayaan
----------------------------Ernst Neufet. Sjamsu Amril. Data Arsitek : Edisi Kedua, Jilid 1,2 dan 22, Jakarta : Erlangga; 1996
17
18
19