Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
BAB II: TINJAUAN UMUM HOTEL KONVENSI
2.1. HOTEL Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITUM (bahasa latin), yang artinya ruang tamu,dalam jangka waktu lama kata HOSPITUM mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest Hoese dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar itu dinamakan HOSTEL. Rumah-rumah besar itu lalu disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristrirahat sementara waktu, selama menginap para tamu harus mematuhi segala peraturan yang ditentukan oleh pemilik. Seiring perkembangan dan tututan yang sangant banyak maka kata HOSTEL lambat laun mengalami perubahan. Hurup “ S “ pada kata HOSTEL dihilangkan lalu menjadi kata “ HOTEL “ Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel ituBerdasarkan maksud kunjungan atau reason of visit, hotel dibagi menjadi beberapa kategori yaitu, Bussiness hotel, Tourism hotel, Convention hotel, Casino hotel.
1. Bussiness hotel merupakan hotel yang kebanyakan tamunya datang untuk keperluan bisnis, berdagang atau kunjungan resmi lainnya. Hotel semacam ini umumnya terdapat di kota besar, atau di daerah pusat bisnis. Sarana yang disediakan tentunya yang menunjang kegiatan bisnis para tamu, seperti business center, perpustakaan, executive lounge serta money changer. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 15
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
2. Tourism hotel lebih banyak yang bertujuan untuk rekreasi dan refreshing, berlibur dan melakukan perjalanan pariwisata. Hotel semacam ini kebanyakan berada di Daerah Tujuan Wisata (Tourism Destination Area). Seperti halnya hotel resort, lokasi hotel dapat di dekat pantai, danau, gunung, hutan dan tempat rekreasi lainnya. Sarana penunjangnya kebanyakan mengandung unsur rekreatif. Kolam renang berbentuk ala resort, tidak terpaku pada bentuk persegi, lebih santai dan rileks dengan
bentuk bulat, berlekuk-lekuk, memanjang, di
kelilingi oleh banyak pohon. 3. Convention hotel adalah hotel yang mengkhususkan bisnisnya untuk pertemuan dan konferensi. Tamu datang untuk melakukan seminar, pameran, peluncuran produk dan pertemuan besar lainnya. Sarana utama yang di sediakan hotel semacam ini adalah gedung pertemuan, ballroom yang besar dan mewah serta sarana banquet yang lengkap dengan staff yang sangat banyak. Gedung pertemuan itu dibagi menjadi berbagai ruang meeting, dari yang mampu menampung peserta dalam jumlah ribuan, ratusan, dan sampai yang dalam jumlah kecil berbentuk board room untuk delapan orang. 4. Casino hotel mempunyai banyak ruangan untuk permainan kasino. Hotel semacam ini banyak terdapat di Amerika Serikat. Yang terkenal banyak memiliki Casino hotel adalah Las Vegas. Hotel jenis ini mempunyai departemen khusus kasino, sama seperti resort yang mempunyai departemen rekreasi (Recreation Department) sendiri. Tentu saja yang mengepalai departemen ini adalah Casino Manager, yang dibantu oleh asisten, para supervisor, dan anggota-anggotanya. Kebanyakan tamu datang ke hotel tersebut untuk bermain judi.
2.1.1.
Karakteristik Hotel
Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah : Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga pekerja yang banyak pula. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 16
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
berada. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa pelayanannya dihasilkan. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut.
2.1.2.
Jenis-jenis Hotel
Jenis hotel tidak lepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri dan sifat yang dimiliki wisatawan. Berdasarkan hal tersebut maka hotel dikelompokkan menjadi: City Hotel
Gambar 3: Sheraton Atlantic City Convention Center Hotel Sumber: NJ/Atlantic_City/Sheraton_Atlantic_City_Convention_Center_Hotel.h37520/
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 17
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Residential Hotel
Gambar 4: Residence Hotel Sumber: http://www.residence.com.my
Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama.Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.. Resort Hotel
Gambar 5: Rumput Hotel Resort Sumber: http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-hotel/budget/rumput-hotel/
Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai.Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 18
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Motel (Motor Hotel)
Gambar 6: Motel Sumber: http://www.asiarooms.com/id-id/new_zealand/napier/175071-ballina_motel.html
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri.Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.
Convensi Hotel
Gambar 7:Convensi Hotel ; Sumber: http://reddotjogja.com/
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 19
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Hotel yang dapat menampung kegiatan pertemuan skala besar maupun kecil. Biasanya hotel ini berada di kota besar maupun kota berkembang yang sangat mungkin untuk diselenggarakannya kegiatan konvensi.
2.1.3.
Klasifikasi Hotel
Klasifikasi hotel merupakan pengelompokkan hotel berdasarkan kelas atau tingkatan, yang didasarkan ukuran penilaian tertentu.Hotel dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kriteria menurut kebutuhannya. Kriteria di Indonesia pada tahun 1970, pemerintah menentukan klasifikasi hotel berdasarkan penilaian penilaian tertentu sebagai berikut : Luas bangunan Bentuk Bangunan Perlengkapan dan Fasilitas Kualitas Pelayanan Pada Tahun 1977, sistem klasifikasi yang telah ditentukan diganti menurut Surat Keputusan menteri Perhubungan No. PM.10/PW.301/Pdb 77 tentang usaha dan klasifikasi hotel, klasifikasi hotel secara minimum didasarkan oleh : Jumlah kamar Fasilitas Peralatan yang tersedia Kualitas Pelayanan Dari penilaian tersebut, maka hotel di Indonesia digolongkan menjadi 5 (lima) kelas hotel, yaitu hotel bintang 1, hotel bintang 2, hotel bintang 3, hotel bintang 4, dan hotel bintang 5. Adapun klasifikasi hotel di Indonesia yang dikeluarkan oleh peraturan pemerintah, Deparpostel dan dibuat oleh Dirjen Pariwisata dengan SK : Kep-22/U/VI/78 yaitu :
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 20
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
NO KLASIFIKASI HOTEL 1
Bintang 1
SYARAT
JUMLAH
PERATURAN
KAMAR 15 kamar
-
Taman
Kep Dirjen
-
Tempat parkir
Pariwisata
-
Lokasi
dan
lingkungan
no 14/U/II88 tgl 25
-
Olah raga
-
Bangunan
Februari
-
Kamar tamu
1988
-
Ruang makan
-
Bar
-
Lobby
-
Telepon
-
Tilet umum
-
Koridor
-
Ruang disewakan
-
Dapur
-
Area atminitrasi
-
Office
-
Kantor pengola hotel
-
Area
tata
graha
-
Ruang binatu
-
Gudang
-
Ruang karyawan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 21
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
-
Oprasional manajemen
-
Tempat makan
-
Keamanan
-
Olahraga rekreasi
2
Bintang 2
20 kamar +
-
Pelayana
-
Sama dengan Kep
1
kamar
Dirjen
fasilitas
Pariwisata no
bintang 1
14/U/II88
suite
tgl
25 Februari 1988
3
Bintang 3
30 kamar Sama +
dengan Kep
2 fasilitas
bintang
kamar
hanya
suite
penambahan:
Dirjen
1 Pariwisata no ada 14/U/II88
tgl
25
-
2 restoran
Februari
-
Parkir luas
1988
-
2
kolam
renang
-
Fasilitas penunjang
-
Tennis
-
Fitness
-
Spa
dan
sauna
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 22
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
4
Bintang 4
50 kamar Sama dengan bintang Kep
Dirjen
standar + 3
Pariwisata no
3 kamar
14/U/II88
suite
25
tgl
Februari 1988 5
Bintang 5
100
Sama dengan bintang Kep
kamar
3
Dirjen
Pariwisata no
standar +
14/U/II88
4
25
kamr
suite
tgl
Februari 1988
6
Bintang 5+
100
Sama dengan bintang Kep
kamar
3
Dirjen
dengan Pariwisata no
standar + penambahan:
14/U/II88
4 kamar
25
suite
-
Pasar malam
-
Galeri
Februari
-
Ruang
1988
tgl
konferensi
Table 1 Klasifikasi Hotel
Tujuan umum dari penggolongan kelas hotel adalah : Agar calon penghuni dapat mengerti dan mengetahui fasilitas dan pelayanan yang akan diperoleh di suatu hotel, sesuai dengan golongan kelasnya.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 23
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Untuk menjadi pedoman tekns bagi calon investor (penanam modal) di bidang usaha perhotelan Agar tercipta persaingan (kompetisi) yang sehat antara pengusaha hotel Agar terciptanya keseimbangan permintaan dan penawaran dalam suatu usaha perhotelan Perencana dan perancang bangunan yang ingin membuat suatu hotel dapat mengacu pada Ketentuan dan Kriteria Klasifikasi Hotel yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata tahun 1995.Jumlah kamar tidak diharuskan sesuai dengan golongan kelas hotel, asalkan seimbang dengan fasilitas penunjang serta seimbang antara pendapatan dan pengeluaran dari hotel tersebut.Hal ini didasarkan pada Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor, KM 3/HK 001/MKP/02. Pada golongan hotel berbintang, terdapat juga klasifikasi pembagian kamar. Kamar yang merupakan area privat dan utama bagi tamu dibedakan menjadi beberapa tipe kamar sebagai berikut : Kamar menurut jumlah tempat tidur dan fasilitas
-
Single Room, adalah kamar yang memiliki satu tempat tidur satu ruang tamu
-
Twin Room,adalah kamar yang memiliki dua tempat tidur untuk dua orang tamu
-
Double Room, adalah kamar yang memiliki satu tempat tidur besar untuk dua orang tamu
-
Triple Room, adalah kamar yang memiliki double bed untuk dua orang ditambah dengan extra bed
-
Junior Suite Room, adalah sebuah kamar besar yang terdiri dari ruang tidur dan ruang tamu
-
Suite Room, kamar yang terdiri dari dua bagian, yaitu kamar tidur untuk dua orang ditambah ruang tamu, ruang makan, dan sebuah dapur kecil
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 24
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
-
President Suite Room, adalah kamar yang terdiri dari tiga kamar besar, yaitu kamar tidur, kamar tamu, ruang makan, dan sebuah dapur kecil.
Kamar Menurut Letak dan Fasilitas
-
Connecting Room,adalah kamar yang terdiri dari dua buah kamar berdekatan, antara kamar yang satu dengan yang lain dan dihubungkan oleh sebuah pintu.
-
Adjoining Room,adalah dua buah kamar yang berdekatan dan tidak mempunyai pintu penghubung atau side by side
-
Inside Room,adalah kamar-kamar yang menghadap ke bagian belakang hotel
-
Outside Room,adalah kamar yang menghadap ke jalan raya
-
Lanais,adalah
kamar
dengan
teras/balkon
yang
berlokasi
menghadap ke kolam dan kebun
-
Cabana,adalah kamar yang berlokasi di kawasan pantai atau kolam renang. Kamar ini dilengkapi dengan tempat tidur maupun tanpa tempat tidur. Lokasi biasanya terpisah dari gedung utama.
-
House Used Room,adalah kamar yang diperuntukkan bagi staf hotel yang mempunyai otoritas dan digunakan untuk tempat tinggal dalam jangka waktu tertentu karena dinas.
2.2.
Haritage
2.2.1
Pengertian Heritage
Mengingat tema heritage belum pernah digunakan dalam perencanaan dan perancangan sebuah tempat tinggal sementara. Kegiatan pelestarian hendaknya tidak ditujukan untuk nostalgia semata. Hendaknya yang dilakukan adalah membaca ulang atau reinterpretasi warisan budaya untuk kepentingan masa mendatang. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 25
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Pendekatan yang dapat ditempuh antara lain dengan mengemasnya dalam perencanaan dan perancangan secara otentik mewakili cerita/sejarah masa lalu hingga masa kini dalam sebuah Heritage Hotel dan Konvention. Selain itu sebagai mahasiswa arsitektur semester akhir, penulis dapat ikut serta dalam pelestarian heritage melalui karya yang dituangkan dalam perencanaan dan perancangan Heritage Hotel dan Konvention, hal ini tentunya lebih menarik bagi masayarakat. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi pelestarian heritage di Indonesia karena masyarakat lebih tertarik mempelajari hal yang bersifat modern daripada mempelajari warisan leluhur di Indonesia. Menurut Ibid dalam bukunya yang berjudul World Heritage Committee, heritage dibagi menjadi dua unsur,yaitu : a. Intangible Heritage (abstrak) merupakan heritage yang tidak dapat disentuh karena bukan merupakan benda berwujud (bahasa, ritual, music, tarian, kepercyaan, dll) b. Tangible Heritage (konkrit) merupakan heritage yang berupa benda berwujud atau dapat disentuh. Heritage memiliki banyak pengertian, Menurut UNESCO heritage yaitu sebagai warisan (budaya) masa lalu, apa yang saat ini dijalani manusia, dan apa yang diteruskan kepada generasi mendatang. Pendek kata, heritage adalah sesuatu yang seharusnya diestafetkan dari generasi ke generasi, umumnya karena dikonotasikan mempunyai nilai sehingga patut dipertahankan atau dilestarikan keberadaannya. Dalam kamus Inggris-Indonesia susunan John M Echols dan Hassan Shadily, heritage berarti warisan atau pusaka. Sedangkan dalam kamus Oxford, heritage ditulis sebagai sejarah, tradisi, dan nilainilai yang dimiliki suatu bangsa atau negara selama bertahun-tahun dan diangap sebagai bagian penting dari karakter mereka. Dalam buku Heritage: Management, Interpretation, Identity, Peter Howard memaknakan heritage sebagai segala sesuatu yang ingin diselamatkan orang, termasuk budaya material maupun alam. Selama ini warisan budaya lebih ditujukan pada warisan budaya secara publik, seperti berbagai benda yang tersimpan di museum.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 26
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Merujuk pada Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia yang dideklarasikan di Ciloto 13 Desember 2003, heritage disepakati sebagai pusaka. Pusaka (heritage) Indonesia meliputi Pusaka Alam, Pusaka Budaya, dan Pusaka Saujana. Pusaka Alam adalah bentukan alam yang istimewa. Pusaka Budaya adalah hasil cipta, 11 rasa, karsa, dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di tanah air Indonesia, secara sendiri-sendiri, sebagai kesatuan bangsa Indonesia, dan dalam interaksinya dengan budaya lain sepanjang sejarah keberadaannya. Pusaka Budaya mencakup pusaka berwujud (tangible) dan pusaka tidak berwujud (intangible). Pusaka Saujana adalah gabungan Pusaka Alam dan Pusaka Budaya dalam kesatuan ruang dan waktu. Pusaka Saujana dikenal dengan pemahaman baru yaitu cultural landscape (saujana budaya), yakni menitikberatkan pada keterkaitan antara budaya dan alam dan merupakan fenomena kompleks dengan identitas yang berwujud dan tidak berwujud Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, heritage merupakan suatu tempat untuk memamerkan, menyimpan, merawat dan melindungi, serta mewadahi benda-benda bernilai sejarah manusia dan alam dengan tujuan sebagai sarana pendidikan serta pelestarian kebudayaan.
2.2.2
Pengertian Heritage
Setiap heritage memiliki sejarahnya masing-masing. Heritage tidak selalu berupa benda mati, namun dapat berupa makhluk hidup ataupun yang sejenis. Heritage dapat digunakan sebagai icon suatu daerah tertentu yang melambangkan peristiwa besar ataupun peninggalan yang ada pada suatu daerah tersebut. Heritage merupakan bukti/ tanda petunjuk aktivitas yang dimiliki dan masih terus mempunyai nilai sejarah yang penting. Heritage merupakan bagian dari nilai sosial catatan kehidupan keseharian masyarakat. Disamping itu, nilai-nilai yang dimiliki heritage juga merupakan catatan yang mengisi kenangan dan adat-istiadat masyarakat. Menurut Synder dan Catanse dalam Budiharjo (1997), terdapat enam ciri-ciri heritage, antara lain: Kelangkaan , karya merupakan sesuatu yang langka. Kesejarahan, yaitu memuat lokasi peristiwa bersejarah yang penting. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 27
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Estetika, yaitu mempunyai keindahan bentuk struktur atau ornament. Superlativitas, yaitu tertua, tertinggi, atau terpanjang. Kejamakan, yaitu karya yang mewakili suatu jenis atau ragam bangunan tertentu. Pengaruh,
yaitu
keberadaanya
akan
meningkatkan
citra
lingkungan
sekitarnya. Selain keenam cirri-ciri diatas, Kerr (1983) menambahkan tiga ciri-ciri heritage, yaitu: Nilai Sosial, yaitu mempunyai makna bagi masyarakat. Nilai Komersial, yaitu berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan ekonomis. Nilai Ilmiah, yaitu berperan dalam bidang pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
2.2.3
Heritage Di Yogyakarta
DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat.1 DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan aset-aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, merupakan embrio, dan memberi spirit bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan kebudayaan terutama dalam berseni budaya, dan beradat tradisi. Berikut adalah heritage yang terdapat di Yogyakarta, terdiri dari:
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 28
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
a. Rumah Adat Jawa Arsitektur memiliki peran penting sebagai penanda kekuatan, status, dan privasi sehubungan dengan keyakinan kosmologis. Kosmologi Jawa juga mencakup makna dikotomi, misalnya, sakral dan profan, pria dan wanita, depan dan belakang, dan privat dan publik (Ronald, 1988). Tipologi arsitektur Jawa diklasifikasi terutama dalam karakter atap dan pembagian ruang. Bentuk bangunan terbagi dalam susunan mulai dari tingkatan yang tertinggi yaitu tajug (Raja), joglo (golongan ningrat), limasan (golongan menengah), kampung (rakyat biasa), dan panggang pe (rakyat biasa). Rumah-rumah tersebut memiliki jenis atap yang berbeda untuk menunjukkan kedudukan sosial dan ekonomi pemilik rumah. Bentuk rumah tradisional Jawa dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan bentuk. Dakung (1981) mengemukakan bahwa Secara garis besar tempat tinggal orang Jawa dapat dibedakan menjadi :
Rumah Adat Jawa Bentuk Tajug
Gambar 8: Rumah adat jawa bentuk tajug Kerangka Studi Pustaka: http/ jgojareview.net.2015
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 29
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Rumah ini juga menjadi pilihan kalangan bangsawan jawa, namun biasanya memiliki kelas di atas rumah joglo, perbedaan utamanya adalah atap tajug tidak memiliki bubungan. Meskipun membagi bentuk rumah tinggal Jawa dalam 4 (empat) macam bentuk, yaitu: Panggangpe, Kampung, Limasan dan Joglo, namun Prijotomo (1996) dalam buku “Petungan, Sistem Ukuran Dalam Arsitektur Jawa” membagi bentuk Arsitektur Tradisonal Jawa dalam 5 ( lima ) tipe, yaitu: Tajug, Joglo, Limasan, Kampung dan Panggang-pe. Kedua pendapat tersebut tidak bertentangan, sebab Dakung (1981) dalam uraian selanjutnya berpendapat bahwa bentuk Tajug tidak dipakai untuk rumah tempat tinggal, tetapi dipakai untuk rumah ibadah, rumah pemujaan atau masjid. Sehingga apabila berbicara tentang rumah tinggal, maka bentuk Tajug tidak ikut di dalam kelompok bentuk rumah tinggal tradisional Jawa. Rumah Adat Jawa Bentuk Joglo
Gambar 9: Rumah adat jawa bentuk joglo ; Kerangka Studi Pustaka: http/ jgojareview.net.2015
Rumah Bentuk Joglo memiliki ciri atap terdiri dari 4 (empat) buah sisi soko guru dengan pemidangannya (alengnya) dan berblandar tumpang sari. Bangunan ini umumnya dipergunakan sebagai pendopo (R. Publik) dan juga untuk tempat tinggal/dalem (R.Privat).
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 30
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Rumah Adat Jawa Bentuk Limasan
Gambar 10: Rumah adat jawa bentuk limasan Kerangka Studi Pustaka: http/ jgojareview.net.2015
Terutama terlihat pada atapnya yang memiliki 4 (empat) buah bidang sisi, memakai dudur. Kebanyakan untuk tempat tinggal. Perkembangannya dengan penambahan emper atau serambi, serta beberapa ruangan akan tercipta bentuk-bentuk sinom, kutuk ngambang, lambang gantung, trajumas, dan lain-lain. Hanya saja yang berbentuk trajumas tidak biasa digunakan sebagai tempat tinggal. Rumah Adat Jawa Bentuk kampung
Gambar 11: Rumah adat jawa bentuk kampung Kerangka Studi Pustaka: http/ jgojareview.net.2015
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 31
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Rumah ini sebagai rumah kalangan menengah kebawah, bentuknya sederhana tetapi sudah memiliki atap yang utuh, atap menyatu dengan dua sisi, biasanya di sisi tengah atap membentuk sudut sempit atau membubung. Rumah Adat Jawa Bentuk Pagang Pe
Gambar 12: Rumah adat jawa bentuk panggangpe Sumber Pustaka ; Arsitektur Tradisonal Daerah Istimewa Jogyakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI ,Jakarta 1998
Banyak kita jumpai sebagai tempat jualan minuman, nasi dan lain-lainnya yang terdapat di tepi jalan. Apabila dikembangkan dapat berfungsi sebagai tempat ronda , tempat mobil atau garasi, pabrik, dan sebagainya.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 32
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Gambar 13 : Susunan Rumah Jawa (Sumber: Indonesia Heritage Arsitektur “Rumah Orang Jawa”)
b.
Candi
Salah satu heritage di Yogyakarta adalah candi prambanan yang merupakan candi hindu terbesar di Indonesia.
Gambar 14 : Candi Prambanan (Sumber: Dokumen Pribadi) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 33
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Pintu masuk ke kompleks bangunan ini terdapat di keempat arah penjuru mata angin, akan tetapi arah hadap bangunan ini adalah ke arah timur, maka pintu masuk utama candi ini adalah gerbang timur. Kompleks candi Prambanan terdiri dari: Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan Brahma Candi Wahana: candi Nandi, Garuda, dan Angsa 2 Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk halaman dalam atau zona inti 4 Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti 224 Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68 Maka terdapat total 240 candi di kompleks Prambanan.
Gambar 15 : Rekonstruksi Arsitektur Kawasan Candi Prambanan (Sumber: https://id.wikipedia.org)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 34
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Arsitektur candi Prambanan berpedoman kepada tradisi arsitektur Hindu yang berdasarkan kitab Wastu Sastra. Denah candi megikuti pola mandala, sementara bentuk candi yang tinggi menjulang merupakan ciri khas candi Hindu. Prambanan memiliki nama asli Siwagrha dan dirancang menyerupai rumah Siwa, yaitu mengikuti bentuk gunung suci Mahameru, tempat para dewa bersemayam. Seluruh bagian kompleks candi mengikuti model alam semesta menurut konsep kosmologi Hindu, yakni terbagi atas beberapa lapisan ranah, alam atau Loka. Seperti Borobudur, Prambanan juga memiliki tingkatan zona candi, mulai dari yang kurang suci hingga ke zona yang paling suci. Meskipun berbeda nama, tiap konsep Hindu ini memiliki sandingannya dalam konsep Buddha yang pada hakikatnya hampir sama. Baik lahan denah secara horisontal maupun vertikal terbagi atas tiga zona: Bhurloka (dalam Buddhisme: Kamadhatu), adalah ranah terendah makhluk yang fana; manusia, hewan, juga makhluk halus dan iblis. Di ranah ini manusia masih terikat dengn hawa nafsu, hasrat, dan cara hidup yang tidak suci. Halaman terlar dan kaki candi melambangkan ranah bhurloka. Bhuwarloka (dalam Buddhisme: Rupadhatu), adalah alam tegah, tempat orang suci, resi, pertapa, dan dewata rendahan. Di alam ini manusia mulai melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh candi melambangkan ranah bhuwarloka. Swarloka (dalam Buddhisme: Arupadhatu), adalah ranah trtinggi sekaligus tersuci tempat para dewa bersemayam, juga disebut swargaloka. Halaman dalam dan atap candi melambangkan ranah swarloka. Atap candi-candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan kemuncak mastaka berupa ratna (Sanskerta: permata), bentuk ratna Prambanan merupakan modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Dalam arsitektur Hindu Jawa kuno, ratna adalah sandingan Hindu untuk stupa Buddha, yang berfungsi sebagai kemuncak atau mastaka candi. Candi ini dihiasi relief naratif yang menceritakan epos Hindu; Ramayana dan Krishnayana. Relif berkisah ini diukirkan pada dinding sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama. Relief ini dibaca dari kanan ke kiri dengan gerakan searah jarum jam mengitari candi. Hal ini sesuai Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 35
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
dengan ritual pradaksina, yaitu ritual mengelilingi bangunan suci searah jarum jam oleh peziarah. Kisah Ramayana bermula di sisi timur candi Siwa dan dilanjutkan ke candi Brahma temple. Pada pagar langkan candi Wisnu terdapat relief naratif Krishnayana yang menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu awatara Wishnu. Relief Ramayana menggambarkan bagaimana Shinta, istri Rama, diculik oleh Rahwana. Panglima bangsa wanara (kera), Hanuman, datang ke Alengka untuk membantu Rama mencari Shinta. Kisah ini juga ditampilkan dalam Sendratari Ramayana, yaitu pagelaran wayang orang Jawa yang dipentaskan secara rutin di panggung terbuka Trimurti setiap malam bulan purnama. Latar belakang panggung Trimurti adalah pemandangan megah tiga candi utama yang disinari cahaya lampu.
Gambar 16 : Relief Ramayana (Sumber: https://id.wikipedia.org)
c. Pakaian Adat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 36
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Pria Yogyakarta memakai pakaian adat berupa tutup kepala (destar), baju jas dengan leher tertutup (jas tutup) dan keris yang terselip di pinggang bagian belakang. Ia juga mengenakan kain batik yang bercorak sama dengan sang wanita. Sedangkan wanitanya memakai kebaya dan kain batik. Perhiasannya berupa anting-anting, kalung, dan cincin. d. Tari-Tarian -
Tari Serimpi Sangupati, sebuah tarian keraton pada masa lalu disertai suara gamelan dengan gerak tari yang lembut dan menawan hati.
-
Tari Bedaya, merupakan tarian keraton yang ditarikan oleh 9 putri dengan irama yang lemah gemulai dan lembut.
-
Tari Beksan Nirbaya, diilhami bentuk kesenian "Edan-edanan" salah satu bagian dari upacara keraton Yogya yang berfungsi sebagai "penolak bala". Bentuk ini diangkat menjadi seni pertunjukan, yang mendapat stilirasi , tanpa meninggalkan esensi dan karakter geraknya yang unik.
-
Tari Merak, suatu tari yang mengisahkan keindahan dan kebebasan alam bebas yang dialami burung merak.
-
Tari Beksan Lawung Ageng, suatu tari yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I, sebagai sarana untuk memupuk semangat para jiwa prajurit.
e. Senjata Tradisional Di Yogyakarta pun kerus merupakan senjata tradisional yang paling terkenal. Keris-keris itu diberi pula gelar-gelar kehormatan seperti "Kanjeng Kyai Kpek" dan sebagainya. Selain keris terdapat pula tombak sebagai benda pusaka. Benda-benda itu sangat dihormati dan diberi gelar kehormatan. Antara lain "Kanjeng Kyai Ageng Plered", Kanjeng Kyai Ageng Baru", "Kanjeng Kyai Gadapan" dan "Kanjeng Ageng Megatruh". "Kyai Plered" mempunyai sejarah tersendiri, karena Untung Suropati berhasil menewaskan opsir Belanda Kapten Tack dengan menggunakan "Kyai Plered" Oleh karena itu, tombak ini dianggap keramat. Ada pula tombak dan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 37
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
keris yang disebut Tosan Aji. Tosan artinya besi dan Aji artinya dihormati karena bertuah. Benda-benda ini biasanya dirawat baik-baik dan disimpan pada tempat-tempat khusus. Pada saat-saat tertentu benda-benda itu dibersihkan dan dimandikan.
2.3.
Konvensi
Pertemuan sekelompok orang yang secara bersama-sama bertukar pikiran, pengalaman dan informasi melalui pembicaraan terbuka, saling siap untuk mendengar
dan
didengar
serta
mempelajari,
mendiskusikan
kemudian
menyimpulkan topik-topik yang dibahas dalam pertemuan dimaksud.Kelompok ini bisa terdiri dari 10 orang atau lebih. Kongres, konferensi, atau konvensi merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan,usahawan, cendekiawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
2.4.
Hotel Konvensi
Hotel konvensi dapat didefinisikan sebagai tempat yang menyelenggarakan kegiatan utama program konvensi dan pameran, baik dalam skala nasional maupun internasional. Biasanya terletak dipusat kota, dan area bisnis dan berfungsi menyediakan fasilitas, layanan dan kemudahan akomodasi yang disesuaikan dengan karakter para pelaku konvensi.
2.4.1.
Faktor Penyebab Munculnya Hotel Konvensi
Hotel konvensi yaitu sarana untuk menginap sekaligus mengadakan pertemuan bagi sekelompok orang. Timbulnya hotel konvensi disebabkan oleh bebrapa faktor sebagai berikut:
Terletak di dekat atau disekitar kota besar Letak menjadi salah satu potensi yang sangat besar dalam pendirian hotel konvensi, kota besar maupun kota yang sedang berkembang Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 38
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
sangat berpotensi jika didirikannya hotel konvensi, karena didalam kota besar banyak sekali kegiatan yang berlangsung terutama kegiatan pertemuan berbagai kelompok dengan kelompok lain.
Tujuan wisata bagi kalangan tertentu Tempat wisata juga menjadi faktor pendukung berdirinya hotel konvensi. Tujuan wisata dapat dijadikan peluang bisnis yang menjanjikan karena para wisatawan yang mencari peluang bisnis saat berwisata
akan
melihat
peluang
yang
ada.
Berwisata
juga
dimanfaatkan untuk menyegarkan pikiran dang mencari kesenangan.
Peluang bisnis yang cukup menjanjikan Peluang bisnis merupakan peran penting, karena setiap ada hal bisnis pasti
ada
pertemuan
antar
kelompok
satu
dengan
yang
lainnya.Tempat menjadi permasalahan bagi setiap kelompok yang mengadakan pertemuan, maka dari itu hotel konvensi sangat dibutuhkan.
Kelompok organisasi besar maupun kecil Kelompok organisasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, karena
dari
setiap
kelompok
munculah
kegiatan
pertemuan.Pertemuan yang besar pasti membutuhkan tempat untuk saling bertukar pendapat, maka dari itu didirkannya hotel konvensi sangat diperlukan.
2.4.2.
Tujuan Pengadaan Hotel Konvensi
Letak dan tempat masih berada di daerah kota Yogyakarta maka pengadaan hotel konvensi dapat menawarkan fasilitas-fasilitas yang lengkap berupa akomodasi, rekreasi, olahraga, pangan, kesehatan, tempat belanja, dan lain sebagainya. Penawaran fasilitas yang ada akan membuat para wisatawan dapat beraktifitas penuh.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 39
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Kawasan wisata yang menawarkan pengalaman yang unik bagi wisatawan yang berbeda dengan obyek wisata lain. Tempat atau wadah kepada masyarakat untuk mengadakan suatu pertemuan, pameran, dan berbagai aktifitas bagi suatu kelompok.Pengadaan hotel konvensi agar daerah yang terbangun dapat meningkatkan citra suatu daerah
2.4.3.
Karakteristik Hotel Konvensi
Hotel Konvensi memiliki berbagai karakteristik, diantaranya:
Memiliki fasilitas yang mendukung kegiatan bisnis seperti
ballroom dan banquet hall.
Berada di pusat kota/dekat dengan pusat kota, berdekatan
dengan pusat bisnis, dan perbelanjaan.
2.4.4.
Keberadaannya dapat menaikkan prestis dan citra kota.
Perkembangan Hotel Konvensi secara Umum
Hotel hanya digunakan sebagai tempat menginap, tetapi kini seiring berkembangnya jaman dan berbagai tuntutan, hote dapat dijadikan sebagai sarana bisnis.Tidak sedikit hotel berbintang yang menyediakan sarana bisnis, hotel seperti itu dapat dikatakan hotel konvensi.Hotel ini tersedia tempat yang dapat dipergunakan sebagai tempat pertemuan, ruang rapat, maupun ruang seminar.Pendapat yang dilakukan negara Amerika Serikat asosiasi-asosiasi yang memprogramkan kegiatan persidangan konvensi akan memilih hotel yang memiliki fasilitas 5 terbaik :
Ruang sidang yang luas dan lengkap Kualitas makanan dan minuman yang enak Kamar tamu untuk tidur dan istirahat yang nyaman Efisiensi karyawan front office Ada manajer pelayanan konvensi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 40
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
2.4.5.
Potensi Didirikannya Hotel Konvensi Di Daerah Prambanan Potensi didirikannya hotel konvensi di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat menguntungkan.Keuntungan didirikanya mulai dari segi ekonomi, perkembangan suatu wilayah, melestarikan budaya yang sudah ada, dan memberikan wadah bagi suatu kelompok yang mengadakan kegiatan konvensi
2.4.6.
Konvensi
MICE (Meeting, Incentives, Conference and Exhibition) di Indonesia dikenal juga dengan nama wisata konvensi, wisata konvensi merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, karena banyak sekali menggunakan fasilitas pariwisata dalam pelaksanaannya. Kegiatan ini dapat dikatakan kegiatan yang berkarakteristik padat karya yang memberikan kontribusi baik dari sisi ketersediaan tenaga kerja maupun dalam devisa negara. Definisi ini diberikan untuk Wisata Konvensi, seperti yang diberikan oleh Pendit (1999) yaitu Usaha konvensi, perjalanan intensif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan member jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang untuk membahas berbagai masalah bersama. Pada umumnya kegiatan konvensi berkaitan dengan usaha pariwisata lain, seperti transportasi, akomodasi, hiburan, perjalanan dan pasca konferensi.
2.4.7.
Kegiatan konvensi Berikut adalah kegiatan – kegiatan dalam lingkup konvensi
Meeting
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 41
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Meeting
berarti
rapat,
pertemuan
atau
persidangan
yang
diselenggarakan oleh sekelompok orang yang tergabung dalam suatu asosiasi, perkumpulan atau serikat dengan adanya tujuan yang hendak dicapai dalam organisasi
Incentives Menurut Surat Keputusan Menparpostel Nomor KM. 108/HM/MPPT91, Bab I Pasal 1 Ayat b adalah perjalanan intensif merupakan suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
Konferensi Konferensi didefinisikan sebagai kongres dan konvensi merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, dsb) untuk membahas tentang kepentingan bersama.
Pameran Pameran merupakan suatu kegiatan yang menyebarluaskan informasi dan
promosi
yang
ada
hubungannya dengan
penyelenggaraan konvensi.
Banquet Suatu acara atau pesta makan dan minum yang diadakan oleh seseorang
atau
sekelompok
orang yang
telah
direncanakan sebelumnya, dalam waktu tertentu.Banquet terpisah dari jasa penyedia makanan. Banquet mencangkup rapat, konferensi, pesta koktail, pernikahan, dan lain – lain. Banquet pada umumnya diadakan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 42
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
2.4.8.
Prasarana dan Sarana Wisata Konvensi Menurut (M. Kesrul, 2004:89), yang termasuk prasarana dan sarana wisata konvensi serta alat perlengkapan konvensi sebagai berikut : Prasarana dan Sarana Sistem pengaturan ruang Sistem pengaturan stand Fasilitas AV Interpretasi simultaneous Langit-langit tinggi Pasokan listrik, lampu, dan air Pasokan proyektor Podium Toilet Hiburan Entertainment Alat Perlengkapan Ruang Sidang Utama: Part and tilt cameras Video Recorder Multi disc player Komputer Scanner Ruang Pameran Microphone input mixer dengan saluran input mixer Sound system Saluran udara Saluran pembuangan Ruang Sidang Kecil Microphone input mixer Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 43
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Microphone switchboard Proyektor Layar portabel Ruang Sekretariat Komputer Printer Mesin fotocopy Telepon Mesin fax Papan tulis putih Fasilitas hotel Kolam renang Pusat kesehatan Area fitnes Lapangan parkir Televisi satelit F&B service Persewaan mobil Area perbelanjaan Fasilitas Ruang Pertemuan Peralatan presentasi Podium Meja dan kursi Perlengkapan Kamar AC kamar mandi cukup luas International direct dial telephone Radio dan taped music Mini bar Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 44
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Brankas Security key card system
2.4.9.
Daya Tarik Destinasi Konvensi Faktor daya tarik konvensi adalah : Hotel : mempunyai ruang pertemuan dan fasilitas yang lengkap dan nyaman Gedung konvensi : mempunyai fasilitas lengkap dan tidak jauh dari akomodasi (hotel) Restaurant dan makanan tradisional Ruangan pameran Biaya yang wajar untuk transportasi dan biaya umum lainnya Kemudahan transportasi bagi peserta ke lokasi konvensi dan sebaliknya Jarak tempuh rata-rata bagi peserta Cuaca dan kenyamanan lingkungan Keberadaan fasilitas sport:recreational,gol, tennis, dan kolam renang Citra lokasi dan kualitas makanan Atraksi : budaya dan keunikan lokal, tempat belanja, tempat makan dan lain-lain Pelayanan yang baik Keramahtamahan masyarakat setempat Program tur bagi para peserta konvensi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 45
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
2.4.10.
Konsep Hotel Komersial Sebagai Tujuan Wisata
Hotel yang masih terletak di daerah Yogyakarta seharusnya juga dapat memberikan tujuan wisata kepada para wisatawan.Dilihat dari tingkat kelas hotel seperti hotel bintang 3, hotel yang memiliki tingakt kelas bintang 3 seharunya juga dapat memberikan tujuan wisata bagi para wisatawan. Konsep hotel konvensional tidak luput dari penjelasan hotel yang berada di kawasan wisata di Yogyakarta.Hotel konvensional agar menjadi tempat tujuan wisata dengan mengolah keberadaan lokasi dan bangunan agar tercipta lingkungan yang meningkatkan dan menumbuhkan rasa tenang, nyaman, menyenangkan, dan mendapatkan pengalamam baru yang tak terlupakan. Perencanaan hotel konvensional harus memperhatikan beberapa hal yaitu :
Rekreasi Tamu yang berkunjung mendapatkan relaksasi dan menikmati berbagai aktifitas, hiburan, rekreasi, dan pengalaman yang ditawarkan oleh hotel konvensi.Hotel konvensi dituntut untuk menyediakan wadah kegiatan pertemuan sekaligus memberikan rekreasi dan pengisi waktu senggang.
Kepuasan Bagi Wisatawan Kepuasan wisatawan adalah dimana wisatawan dapat menikmati kegiatannya untuk berlibur atau kegiatan kerja. Tuntutan wisatawan pada sebuah hotel konvensi untuk mendapatkan suatu kepuasan dalam hotel antara lain:
2.4.11.
Karakteristik Pengunjung Hotel Konvensi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 46
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Jenis
Karakter Pengunjung
Tujuan
Tipe Kamar
Pengunjung Bisnis Grup
•
Single atau double
•
Menginap 2 – 4
•
konferensi
malam •
75% pria, 25%
•
wanita •
Harga tidak
•
Rapat pelatihan
•
Kerjasama bisnis
•
Menginap 1 – 2
•
Perdagangan
malam
•
Konvensi dan
85% pria, 15% wanita
•
•
Kamar mandi memiliki area ganti pakaian
•
Terdapat area kerja yang baik
dan perdagangan
Single
King, twin, doublebed.
Perkumpulan
•
•
•
professional
dipermasalahkan Perorangan
Konvensi dan
•
King
•
Kamar mandi standar dengan
konferensi
shower
Sangat
•
memperhitungkan
Terdapat area kerja
biaya Table 2 Karakteristik Pengunjung Hotel
2.5. Arsitektur Budaya Jawa Yang Dapat Dicampurkan Dengan Arsitektur Modern Tata Ruang Jawa Pola Tatanan ruang bangunan hotel yang mengadaptasi dari konsep tradisional Jawa yang mengacu pada pandangan makrokosmos dan mikrokosmos, yaitu pembagian dalam urutan dari yang umum menuju ke yang khusus.
Orientasi Ruang Jawa Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 47
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Orientasi terhadap sumbu kosmis dari arah utara – selatan merupakan tempat tinggal Ratu Kidul dan pelindung Kerajaan Mataram.
Penghawaan Bangunan Jawa Pengahawaan bangunan Jawa didominasi oleh penghawaan alami yang didukung dengan udara yang sejuk.Penanaman tetumbuhan memberikan udara yang masuk ke dalam bangunan menjadi lebih sejuk.
Bentuk Atap Jawa Bentuk atap Jawa yang ada di Yogyakarta didominasi oleh bentuk joglo.Joglo merupakan jenis bangunan bagi bangsawan.
Konstruksi Bangunan Jawa Konstruksi bangunan Jawa pada umunya menggunakan material kayu.Penggunaan kayu dapat di aplikasikan ke kuda – kuda, struktur penopang atap, pelapis lantai, pelapis dinding, dan ornament bangunan.
Nilai – nilai Arsitektur Jawa Nilai – nilai dalam bangunan Jawa dapat berupa nilai mistik, nilai perilaku atau sikap dan nilai simbolik dari arsitektur Jawa.
Pencahayaan Bangunan Jawa Pencahayaan pada bangunan Jawa pada umumnya menggunakan cahaya alami, tetapi untuk dalam ruangan, orang Jawa dahulu
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 48
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
menggunakan
pencahayaan berupa obor, teplok, sentir,dan lain
sebagainya.
Ornamen dan Ragam Budaya Jawa Ornamen dan ragam hias Jawa dalam dunia arsitekturnya tidak dapat dipisahkan
karena
memberikan
arti
tersendiri
bagi
bangunan
Jawa.Ornamen dapat berbentuk flora dan fauna dengan berbagai ukuran. Ragam hias budaya Jawa dapat berupa tari – tarian, musik yang berupa gamelan.Ragam hias tersebut dapat diaplikasikan ke dalam suatu bangunan dengan adanya space ruang yang cukup untuk kegiatan tersebut.
2.6.
Arsitektur Modern Yang Dapat Dicampurkan Dengan Arsitektur Budaya Jawa Konstruksi bangunan untuk arsitektur modern sudah beraneka ragam karena adanya perkembangan yang sangat pesat.Konstruksi yang dimaksudkan adalah penggunaan struktur bangunan, pelapis lantai, dinding, atap.
Jenis Penggunaan Material Jenis penggunaan material didominasi oleh percampuran berbagai material
seperti
beton,
semen,
batu
bata,
keramik,
dan
lain
sebagainya.Jenis material yang memperlihatakan konsep modernya adalah jenis material baja dan besi.
Penghawaan Bangunan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 49
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Penghawaaan pada bangunan modern dapat menggunakan AC, kipas angin, dan lain sebagainya.
Pencahayaan Bangunan Pencahayaan
bangunan
modern
menggunakan
lampu
yang
beranekaragam jenisnya, untuk penggunaan lampu yang digunakan masa kini adalah jenis lamu LED
Detail Arsitektur Bangunan Detail arsitektur modern lebih sederhana dan monoton, penggunaan warna dalam detail arsitektur modern menggunakan warna yang cenderung ke monochrome, cerah, dan terlihat bersih.
2.7.
Pencapuran Arsitektur Jawa Dengan Arsitektur Modern
Cara mencampurkan arsitektur Jawa dan modern dengan cara mencampurkan dengan tidak saling mendominasi satu dengan yang lainnya.
Percampuran Arah Hadap Bangunan Jawa, Nilai Arsitektur Jawa dan Tata Ruang Jawadengan Arsitektur Modern, Arsitektur modern tidak masalah tentang penataan arah hadap, nilai arsitektur Jawa dan tata ruang Jawa, maka untuk arsitektur modern dapat mengikuti apa yang sudah ada.
Percampuran Atap Jawa dan Modern Untuk percampuran atap Jawa dapat dikembangkan menjadi atap limasan, meskipun dalam arsitektur modern terdapat atap dak atau atap Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 50
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
datar, percampuran ketiga jenis atap ini dapat dijadikan satu jika terdapat keserasian bentuk abngunan.
Percampuran Konstruksi Percampuran konstruki pada bangunan Jawa dan modern dapat berupa percampruran struktur yang digunakan, penggunaan struktur kayu dapat dibantu dengan struktur baja dengan cara memasukkan baja ke dalam kayu. Penggunaan struktur atap limasan dan joglo dapat diganti struktur baja dengan tampilan lebih tradisional dengan cara permainan warna.
Penggunaan Sistem Penghawaan Sistem penghawaan Jawa didominasi dengan penghawaan alami dan modern menggunakan penghawaan buatan.Percampurannya dapat diaplikasikan di dalam suatu ruangan.Ruangan yang menggunakan AC tidak semuanya tertutup harus ada bukaan yang dapat mengalirkan udara, agar ruang tetap terasa sejuk.
Penggunaan Cahaya Percampuran sistem pencahayaan dapat diaplikasikan di luar bangunan dan dalam bangunan dengan bentuk yang sudah diolah. Bentuk pengolahan tersebut dapat berupa jenis objeknya seperti teplok yang dulunya menggunakan minyak tanah sebagai unsur pembuat cahaya maka dapat diganti dengan lampu yang dapat disesuaikan dengan besar dari objek tersebut.Pencahayaan dalam dunia arsitektur Jawa lebih ke cahaya temaram maka penggunaan lampu pada arsitektur modern menggunakan cahaya lampu yang sifatnya tidak jauh dari arsitektur Jawa.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 51
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Hotel Dan konvensi
Percampuran Detail Arsitektur Percampuran detail arsitektur Jaw dengan modern dapat diaplikasikan, dengan
cara
mengambil
menyederhanakannya.
Detail
jenis yang
detail
yang
sudah
sudah
ada
disederhanakan
dan dapat
menggunakan konsep perulangan, konsep perulangan dalam konsep modern sering digunakan karena lebih sederhana dan mudah.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 52