BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengertian Umum dalam Sistem Kepariwisataan Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan kata kerjanya
berwisata
artinya
bepergian
atau
melancong
untuk
bersenang-
senang.Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.(UU RI No. 10 Tahun 2009). Istilah pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata.Pari berarti banyak, berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pengertian pariwisata secara luas dapat dilihat dari beberapa definisi sebagai berikut : • Menurut Burkart, dkk pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan – kegiatanmereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan tersebut.(Soekadijo,2000:3).
• Menurut Hunzieker,dkk,
pariwisata dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
jaringan dan gejala – gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting yang memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara. (Soekadijo,2000:12). • Menurut Kuntowijoyo, pariwisata memiliki dua aspek, aspek kelembagaan dan aspek
substansial,
yaitu
sebuah
aktivitas
manusia.
Dilihat
dari
sisi
kelembagaannya, pariwisata merupakan lembaga yang dibentuk sebagai upaya manusia memenuhi kebutuhan rekreatifnya. Sebagai sebuah lembaga, pariwisata dapat dilihat dari sisi manajemennya, yakni bagaimana perkembangannya, mulai dari
direncanakan,
dikelola,
sampai
dipasarkan
pada
pembeli
yakni
wisatawan.(Wardiyanta, 2006 : 49) • Kepariwisataan adalah segala usaha, kegiatan dan macam lalu lintas wisata antar negara, atau dengan kata lain yang dilakukan dan diselenggarakan oleh wisatawan – wisatawandi luar negara asalnya. (Darmadji, 2001 : 73)
2.2 Pengertian Wisatawan Menurut undang – undang No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, disebutkan wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Wisatawan juga adalah orang–orang yang datang berkunjung pada suatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung (visitor) yang terdiri dari banyak orang dengan bermacam– macam motivasi kunjungan, termasuk didalamnya. Jadi tidak semua pengunjung adalah wisatawan. Sesuai dengan Pasal 5 Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa No. 870, yang dimaksud dengan pengunjung adalah seperti yang diuraikan di bawah ini :”Untuk tujuan statistik, yang dimaksud dengan visitor adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya yang biasa, dengan alasan apapun juga, kecuali mengusahakan sesuatu pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya”. Menurut rumusan tersebut di atas yang termasuk ke dalamnya : a. Wisatawan (tourist) yaitu pengunjung yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan ke dalam kalsifikasi sebagai berikut : •
Pesiar (leisure), seperti untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan,studi keagamaan dan olah raga.
•
Hubungan dagang (bussines), keluarga, konferensi dan missi.
b. Pelancong (exursionist) yaitu pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam dinegara yang dikunjunginya (termasuk pengunjung dengan kapal pesiar).
Menurut G.A. Schmoll, wisatawan adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan pada umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang. Sedangkan defenisi wisatawan menurut World Tourism Organization (WTO) memberi defenisi, wisatawan adalah setiap orang bertempat tinggal di suatu negara, tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan pada salah satu dari hal berikut ini : a. Memanfaatkan waktu luang untuk berkreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olah raga. b. Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga. Pengunjung dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu wisatawan dan ekskursionis. Menurut Norval, wisatawan ialah setiap orang yang datang dari suatu negara asing, yang alasannya bukan untuk menetap atau bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara dimana ia tinggal untuk sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya di lain tempat. ( Soekadijo,2000;13).
Pada tahun 1937, Komisi Ekonomi Liga Bangsa-bangsa menyebutkan motifmotif yang menyebabkan orang asing dapat disebut wisatawan. Mereka yang termasuk wisatawan adalah : •
Orang yang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang (pleasure), karena alasan keluarga, kesehatan dan sebagainya.
•
Orang yang mengadakan perjalanan untuk mengunjungi pertemuanpertemuan atau sebagai utusan (ilmiah, administratif, diplomatik, keagamaan, atletik dan sebagainya)
•
Orang yang mengadakan perjalanan bisnis.
•
Orang yang datang dalam rangka pelayaran pesiar (sea cruise), kalau ia tinggal kurang dari 24 jam. Akan tetapi istilah wisatawan tidak meliputi orang-orang berikut :
•
Orang yang datang untuk memangku jabatan atau mengadakan usaha di suatu negara
•
Orang yang datang untuk menetap.
•
Penduduk daerah perbatasan dan orang yang tinggal di negara yang satu, akan tetapi bekerja di negara tetangganya.
•
Pelajar, mahasiswa dan kaum muda di tempat-tempat pemondokan dan di sekolah-sekolah.
•
Orang yang dalam perjalanan melalui sebuah negara tanpa berhenti di situ, meskipun di negara itu lebih dari 24 jam.
Ekskursionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjunginya, tanpa bermalam.Hal tersebut juga meliputi orang-orang yang mengadakan pelayaran pesiar (cruise passanger).Di dalamnya tidak termasuk orang orang yang secara legal tidak memasuki sesuatu negara asing, seperti misalnya orang yang dalam perjalanan menunggu di daerah transit di pelabuhan udara. Menurut Swarbrooke, dkk (Ismayanti, 2010 : 3) mengidentifikasi empat jenis wisatawan yaitu: a. Wisatawan Massal kelompok atau Organized Mass Tourist b. Wisatawan Massal Individu atau Individual Mass Tourist c. Penjelajah atau Explorer d. Petualang atau Drifter Wisatawan merupakan unsur utama dalam pariwisata. Terlaksananya kegiatan pariwisata tergantung pada adanya interaksi antara wisatawan dan objek wisata, yang didukung dengan berbagai sarana prasarana pariwisata. Sebuah objek wisata akan dikatakan menarik jika banyak dikunjungi wisatawan. (Kuntowijoyo, 2006 : 55). Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan wisata. Berwisata menjadi sebuah pengalaman manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa didalam kehidupan. (Ismayanti, 2010 : 2) Menurut WTO (World Tourism Organization) definisi wisatawan adalah sebagai berikut:
•
Pengunjung adalah setiap orang yang berkunjung kesuatu negara lain dimana ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan pekerjaan yang diberikan oleh negara yang dikunjunginya.
•
Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal disuatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan pada salah satu hal berikut ini. a. Memanfaatkan waktu luang untuk untuk rekreasi, liburan kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olahraga. b. Bisnis atau mengunjungi keluarga.
•
Darmawisata atau excursionist, adalah pengunjung sementara yang menetap kurang dari 24 jam dinegara yang dikunjunginya termasuk orang yang berkeliling dengan kapal pesiar, namun tidak termasuk pesiar yang memasuki negara secara legal, contohnya orang yang hanya tinggal diruang transit pelabuhan udara.
2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata Untuk
mengembangkan pariwisata diperlukan Tourist Supply, Jadi Tourist
Supply ialah prasarana dan sarana kepariwisataan. Prasarana kepariwisataan sesungguhnya perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industry pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektor perekenomian juga. Prasarana (Infrastruktur) : adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Fungsi Prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. Yang termasuk prasarana adalah : a.
Prasarana Umum :
•
Sistem penyediaan air bersih
•
Pembangkit tenaga listrik
•
Jaringan jalan raya dan jembatan
•
Airport, pelabuhan laut, terminal, stasiun
•
Kapal tambang (ferry), kereta api, dan lain – lain
•
Telekomunikasi
b.
Kebutuhan masyarakat banyak adalah Prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak, yang termasuk dalam hal ini adalah : Rumah Sakit, Apotek, Bank, Kantor Pos, Pompa Bensin, Administration Office (Pemerintah Umum, Polisi, Pengadilan, Badan Legislatif, dan sebagainya ) Tanpa prasarana yang baik, sarana – sarana kepariwisataan tidak dapat
memenuhi fungsinya dalam memberikan pelayanan bagi wisatawan. Adapun sarana kepariwisataan, terbagi atas : a. Sarana Pokok Kepariwisataan Sarana pokok kepariwisataan ialah perubahan – perubahan yang hidup dan kehidupannya sangat bergantung pada lalu lintas wisatawan dan traveler lainnya. Fungsinya adalah untuk menyediakan fasilitas pokok yang dapat memberikan pelayanan bagi kedatngan wisatawan. Sarana Pokok Kepariwisataan terbagi atas : •
Receptive Tourist Plan : yaitu perusahaan – perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan penyelenggaraan tour seperti Travel Agent, Tour Operator, Tourist Transportation (touris bus, taxi dan sebagainya)
•
Residential Tourist Plan : yaitu perusahaan – perusahaan yang memberikan pelayanan untuk menginap, menydeiakan makanan / minuman di daerah tujuan : Hotel, Motel, Bar, Restaurant, Coffe Shop dan sebagainya.
b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan Sarana pelengkap adalah fasilitas – fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok, Fungsinya adalah untuk mengusahakan agar wisatawan dapat lebih lama tinggal di daerah yang dikunjungi. Contoh : olahraga seperti main ski dan berenang sehingga diusahakan agar tamu tidak mudah merasa bosan. c. Sarana Penunjang Kepariwisataan Sarana penunjang adalah fasilitas yang diperlukan oleh wisatawan. Fungsinya adalah sebagai beriikut : • Melengkapi sarana pokok • Melengkapi sarana pelengkap • Melengkapi sarana diatas agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya ditempat yang dikungjunginya. Ketiga sarana – sarana diatas, pembangunannya harus dilaksanakan untuk lebih banyak menarik wisatawan dan pengadaannya mutlak harus diadakan agar devisa Negara dari sektor pariwisata dapat lebih banyak dihasilkan.
Untuk jelasnya dapat dilihat skema Tourist Supply dibawah ini : Skema 2.1 Tourist Supply
T Prasarana Umum
O U Prasarana
R I
Kebutuhan Masyarakat Banyak
S T
Receptive Tourist Plan
Travel
Residential Tourist Plan
Hotel Restauran
Sarana Pokok
S U P Sarana
Sarana Pelengkap
Olahraga
P L Y
Sarana Penunjang
Night Club, Casino, Bioskop, Souvenir, dan lain
2.4 Pengertian Industri Pariwisata dan Produk Wisata Industri pariwisata memberikan kontibusi langsung terhadap devisa negara. Dalam
perkembangannya
pariwisata
telah
menjadi
industri
terbesar
dan
memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun, diketahui dari banyaknya produk wisata yang tercipta dan terhubung dalam industri ini.Dalam industri pariwisata keseluruhan rangkaian kegiatan tercipta dalam usaha menjual barang dan jasa yang diperlukan wisatawan. 2.4.1 Pengertian Industri Pariwisata Pengertian kata industri disini bukanlah suatu tempat untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Namun pengertian kata industri disini lebih cenderung memberikan pengertian industri pariwisata yang artinya kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama – sama menghasilkan barang dan jasa (good and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan biro perjalanan wisata pada umumnya. Industri pariwisata adalah industry yang menyediakan jasa, daya tarik dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit – unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area geografi, diantaranya adalah Daerah Asal Wisatawan (DAW), Daerah Transit (DT), Daerah Tujuan Wisata (DTW), sebagai contoh biro perjalanan wisata bisa ditemukan baik itu daerah asal wisatawan maupun daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di daerah tujuan wisata. (Ismayanti, 2010, 3)
Menurut Damardjati (dikutip oleh Sihite 2000 : 54) Industri pariwisata adalah rangkuman dari berbagai bidang usaha yang secara bersama – sama menghasilkan produk – produk dan pelayanan (service) yang nantinya secara langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanan. Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya yang mempunyai cerobong asap dengan menggunakan mesin dalam proses produksinya.
Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan / atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata (UU Kepariwisataan, No. 10 tahun 2009). Pariwisata merupakan kegiatan yang sifatnya dinamik, banyak memerlukan prasarana dan sarana untuk kemudahan. Karena sifatnya sementara, maka tiap waktu kemungkinan besar sering berganti pengujung yang berbeda atau mungkin saja orang / kelompok yang sama untuk menikmati kembali suasana wisata ditempat tersebut. Citra baik dari daya tarik wisata adalah membuat rasa puas orang lain sehingga orang tersebut merasa ingin kembali pada obyek wisata tersebut pada kesempatan lain. Bahkan terkadang suka mempromosikan kepada orang lain atau kerabatnya untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut, agar dapat menikmati kesenangan yang sama ditempat tersebut. Dengan demikian secara tidak langsung mereka telah bertindak sebagai agen promosi (agent of promotion) dengan menyampaikan pengalaman yang menarik dalam kunjungan wisata yang mereka lakukan kepada orang lain di daerah atau negaranya.
Bahkan terkadang pengalaman mereka akan mereka tulis pada media cetak yang ada di negerinya. Suasana demikian akan dapat menumbuh kembangkan citra wisata daerah dan akan sangat membawa dampak positif terhadap kemajuan dan perkembangan pariwisata, sehingga dalam proses modernisasi, dinamika Industri Pariwisataan akan berkembang dalam suatu konsep pendekatan dalam kegiatan ke pariwisataan yang dikategorikan menjadi salah satu kegiatan Industri jasa pariwisata, dengan jangkauan ruang lingkup yang lebih luas untuk memperkaya output dari pariwisata.
Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Pembangunan pariwisata perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan. Adapaun yang menajadi tujuan kepariwisataan diantaranya adalah : a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat; c. Menghapus kemiskinan; d. Mengatasi pengangguran; e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; f.
Memajukan kebudayaan;
g. Mengangkat citra bangsa; h. Memupuk rasa cinta tanah air; i.
Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
j.
Mempererat persahabatan antar bangsa. (UU Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009)
2.4.2 Pengertian Produk Wisata Dalam hal pariwisata, produk yang dipasarkan itu adalah dalam arti jasa atau pelayanan (service). Produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu sumber daya yang terdapat pada suatu daerah tujuan wisata, fasilitas, dan transportasi (Yoeti, 2002 : 128). Burkart dan Medlik mengatakan : yang dimaksudkan dengan produk usaha pariwisata adalah “suatu susunan produk yang terdiri dari campuran atraksi wisata, transportasi, akomodasi, dan hiburan”. Medlik dan Middleton mengatakan : Produk usaha pariwisata adalah “keseluruhan bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan, semenjak ia meninggalkan tempat kediaman dimana biasanyanya tinggal, selama di Daerah Tujuan Wisata (DTW) atau kota yang ia kunjungi, hingga ia kembali ke kota tempat tinggal semula”. Menurut Victor T. C. Middleton (1988 ; 79) dalam bukunya yang berjudul Marketing In Travel & Tourism mengatakan bahwa komponen dari total produk pariwisata sebagai suatu usaha, terutama bila dilihat dari sisi wisatawan yang ingin mengunjungi suatu Daerah Tujuan Wisata, maka pengertian produk dapat menggunkan batasan sebagai berikut : Produk Usaha Pariwisata adalah “Suatu paket atau kemasan yang terdiri dari komponen barang – barang berwujud dan tidak berwujud yang dapat digunakan untuk beraktivitas di daerah tujuan wisata dan paket itu akan dilihat atau disaksikan oleh wisatawan sebagai suatu pengalaman yang dapat dibeli dengan harga tertentu”.
Menurut batasan ini produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan dari mulai berangkat meninggalkan tempat tinggalnya hingga kembali pulang. Adapun unsur – unsur dari produk wisata yang merupakan suatu paket yang tidak terpisah, yaitu : 1.
Tourist Objects yang terdapat pada daerah daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang – orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
2.
Fasilitas yang diperlukan ditempat tujuan tersebut, seperti akomodasi, restoran, bar, entertainment, dan rekreasi.
3.
Transportsi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisata seperti transportasi ditempat tujuan ke objek – objek wisata. Ciri – ciri produk pariwisata adalah sebagai berikut :
1. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipisahkan 2. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli 3. Hasil atau produk wisata tidak dapat ditimbun 4. Hasil atau produk wisata banyak tergantung pada tenaga manusia 5. Hasil atau produk wisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang objektif’ 6. Peranan perantara tidak diperlukan kecuali biro perjalanan (travel agent) atau operator perjalanan (tour operator) 7. Dari segi kepemilikan usaha penyediaan produk wisata memerlukan biaya yang besar, resiko tinggi dan permintaan sangat peka.
Produk pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap unsure persiapkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.Berdasarkan batasan – batasan industri pariwisata itu maka secara umum dapat disimpulkan bahwa industri pariwisata adalah kumpulan dari macam – macam perusahaan yang secara bersama – sama menghasilkan barang – barang dan jasa jasa (good and servis) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanan”. Pengelompokan perusahaan yang termasuk dalam usaha pariwisata adalah : •
Travel Agent
•
Tourist Transportation
•
Hotel dan akomodasi lainnya
•
Catering Trade (Bar dan Restaurant)
•
Tour Operator
•
Tourist Object dan Tourist Attraction serta entertainment lainnya
•
Souvenir Shop Dalam pengertian sempit (micro economy) hotel dapat saja dikatakan bagian
dari industri pariwisata, tetapi lebih baik disebut saja “Usaha Pariwisata”, sedangkan dalam pengertian secara luas (macro economy) harus dilengkapi dan satu dengan yang lain saling berkaitan.
Jadi produk yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan dalam bentuk jasa yang diperlukan oleh wisatawan dapat merupakan paket wisata yang perjalanannya dapat dilaksanakan oleh Biro Perjalan Wisata (BPW). Dalam uraian diatas, maka jelas bahwa komitmen (pemakai) adalah wisatawan, sedangkan produsennya adalah Kantor Pariwisata untuk daerah dan Direktorat Jenderal Pariwisata untuk seluruh Indonesia. 2.5 Pengertian Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata merupakan fokus utama penggerak pariwisata di sebuah destinasi. Dalam arti, daya tarik wisata sebagai penggerak utama yang memotivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Contoh wisatawan akan mendatangi pesisir pantai yang memiliki ombak tinggi, pasir putih dan air biru sebagai daya tarik. Daya tarik wisata juga menjadi fokus orientasi bagi pembangunan wisata terpadu. Misalnya dengan ditemukannya situs sejarah purbakala, wisatawan yang tertarik akan datang mengunjungi dan masyarakat setempat menyediakan berbagai fasilitas untuk kebutuhan wisatawan selama berlibur, seperti akomodasi, fasilitas makan minum, dan transportasi. (Ismayanti , 2010 : 147), Daya tarik wisata merupakan kekuatan untuk mendatangkan wisatawan. Suatu objek mempunyai potensi untuk menjadi daya tarik, tetapi daya tarik tersebut baru terbentuk jika objek tersebut ditunjang oleh unsur-unsur lain seperti aksesibilitas dan fasilitas penunjang. Disamping itu, daya tarik juga akan tercipta jika lingkungan sekitar objek tersebut mendukung (dalam PA Ardiansyah dan Rosmananto, 2004).
Daya Tarik Wisata sejatinya merupakan kata lain dari objek wisata namun sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek wisata sudah tidak relevan lagi untuk menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan maka digunakanlah kata “Daya Tarik Wisata” maka untuk mengetahui apa arti dan makna dari daya tarik wisata di bawah ini adalah beberapa definisi atau pengertian mengenai daya tarik wisata menurut beberapa ahli: Dalam Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daya tarik wisata adalath sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata itu harus dikelola sedemikian rupa agar keberlangsungannya dan kesinabungannya terjamin. Adapun daya tarik wisata sebagai berikut : a. Daya tarik wisata ciptaan tuhan yang maha esa yang berwujud keadaan alam flora dan fauna. b. Daya tarik alam merupakan daya tarik alami yang telah ada dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia c. Daya tarik wisata hasil ciptaan manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, seni budaya dan tempat hiburan. daya tarik buatan manusia bisa juga merupakan perpaduan buatan manusia dan keadaan alami, seperti wisata argo, wisata buru.
Daya tarik wisata merupakan sasaran perjalanan wisata seperti berikut : 1.
Cipataan Tuhan yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang – binatang langka.
2.
Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata argo, wisata tirta, wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.
3.
Saran wisata minat khusus, seperti berburu, mendaki gung, gua, industry dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat – tempat ibadah dan tempat – tempat ziarah. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. (UU Kepariwisataan No. 10 tahun 2009). Beberapa elemen dari komponen sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi objek dan daya tarik wisata terdiri dari cuaca iklim, bentang alam, flora dan fauna, pantai, keindahan alam,keanekaragaman biota laut dan lain sebagainya. Beragam kombinasi dari elemen sumber daya alam tersebut dapat menjadi suatu daya tarik dalam mendatangkan wisatawan, yang dimaksud dengan daya tarik wisata adalah kekuatan untuk mendatangkan wisatawan.Daya tarik merupakan padanan dari kata attraction yang dapat didasarkan pada objek - objek wisata.Suatu objek
mempunyai potensi daya tarik, tetapi daya tarik tersebut dari terbentuk bila objek tadi ditunjang oleh unsur-unsur lain seperti aksesibilitas dan fasilitas penujang.Jadi obyek dan daya tarik wisata merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang meninggalkan daerah asal untuk mengunjungi suatu daerah wisata. 2.6 Wisata Alam Wisata alam merupakan kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi alam untuk menikmati keindahan alam baik yang masih alami atau sudah ada usaha budidaya, agar ada daya tarik wisata ke tempat tersebut. Wisata alam digunakan sebagai penyeimbang hidup setelah melakukan aktivitas yang sangat padat, dan suasana keramean kota. Sehingga dengan melakukan wisata alam tubuh dan pikiran kita menjadi segar kembali dan bisa bekerja dengan lebih kreatif lagi karena dengan wisata alam memungkinkan kita memperoleh kesenangan jasmani dan rohani. Dalam melakukan wisata alam kita harus melestarikan area yang masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya masyarakat setempat sehinga bias menjadi Desa wisata, agar desa tersebut memiliki potensi wisata yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti alat transportasi atau penginapan (anonimous). Wisata alam merupakan bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam