BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa Zaman dahulu manusia telah mengenal komunikasi, namun penyampaian komunikasi biasa hanya dapat dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih secara tatap muka saja, tetapi dewasa ini komunikasi bentuk penyampaiannya tidak hanya dapat diterima oleh 2 (dua) atau sekelompok orang, melainkan dapat diterima oleh semua orang dan dalam waktu yang bersamaan, komunikasi ini biasa disebut dengan komunikasi massa. Komunikasi massa kita adopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. Istilah mass communications atau communications diartikan sebagai saluran, yaitu mass media (media massa) kependekan dari media of mass communication (susanto,1974).8 Menurut
Bittner komunikasi massa didefinisikan sebagai
“mass
communicated through a mass medium to a large number of people” (komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).9 pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa merujuk pada proses dari sebuah organisasi yang kompleks yang mana menggunakan satu 8 9
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, PT. Grasindo, Jakarta, 2000, hal. 2 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 188
atau lebih alat untuk meproduksi dan mengirim pesan dalam jumlah yang banyak kepada khalayak, selain lebih mudah dan tidak memakan waktu yang lama komunikasi massa juga tidak mengenal ruang, dari berbagai belahan dunia dapat melakukan komunikasi secara serempak tanpa pindah dai tempat mereka berasal.
2.1.1 Proses Komunikasi Massa Proses komunikasi massa dapat dibahas dengan model S-M-C-R-E, atau dapat mengikuti formula Harold D.Lasswell, “Who says what in which channel to whom and with what effect?”.10 Dapat di permudah dengan proses seperti berikut: Bagan 2.1.1.1
Source
Massage
Chennel
Receiver
(sumber)
(pesan)
(media)
(penerima)
Effect (efek)
Dari proses di atas dapat dijelaskan bahwa proses komunikasi dimulai dari sumber untuk mengelola pesan melalui media atau saluran yang digunakan kepada penerima pesan dan menimbulkan suatu pengaruh atau efek.
2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Pembahasan fungsi 10
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, PT. Grasindo, Jakarta, 2000, hal. 19
komunikasi telah menjadi diskusi yang cukup penting terutama konsekuensi komunikasi melalui media massa. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (2001), terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), lingkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai), dan entertainmen (hiburan).11 Menurut Alexix S.Tan fungsi komunikasi bisa beroperasi dalam empat hal. Meskipun secara eksplisit ia tidak mengatakan fungsi komunikasi massa, tetapi ketika ia menyebut bahwa penerima pesan dalam
komunikasi bisa
kumpulan orang (a group of person) atau ia menyebut mass audiens, sedangkan pengirim pesan atau komunikatornya termasuk kelompok orang atau media massa, itu sudah dapat dijadikan bukti bahwa fungsi yang dimaksud adalah fungsi komunikasi massa. Paling tidak, itu bisa dilihat dari cirri komunikator dan audiens-nya untuk memperjelas fungsi-fungsi yang disodorkan Alexiz S.Tan menyederhanakan dalam table sebagai berikut. Tebel 2.1.2.1 No
Tujuan Komunikator
Tujuan Komunikator
(Penjaga Sistem)
(menyesuaikan dari pada sitem pemuasan kebutuhan)
11
Elvinarno Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, PT, Simbiosa Rekatama Media, 2004, hal. 1
1
2
Memberikan
Mempelajari ancaman dan peluang, memahami
informasi
lingkungan, menguji kenyataa, meraih keputusan.
Mendidik
Memperoleh pemahaman dan keterampilan yang berguna memfungsikan dirinya secara selektif dalam masyarakat, mempelajari nilai, tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyarakat.
3
Mempersuasikan
Memberikan keputusan, mengadopsi nilai, tingkah laku, dan aturan yang cocok agar diterima dalam masyarakat.
4
Menyenangkan,
Mengembirakan, mengendorkan urat syaraf,
memuaskan
menghibur, dan mengalihkan perhatian dari
kebutuhan komunikan
masalah yang dihadapi.12
Sumber: Dedi Nur Hidayat, 2007
2.2 Media Massa Komunikasi massa biasanya menggunakan media-media yang sudah ada, yang terdiri dari media cetak (surat kabar, serta majalah) dan media elektonik (radio, televise, internet) yang dikelola oleh suatu lembaga dan ditunjukkan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan bersifat umum dapat disampaikan secara cepat, serempak dan selintas. 12
Dedi Nur Hidayat, Pengantar Komunikasi Massa, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 65
Komunikasi tidak akan berlangsung lancer jika tidak adanya perantara dalam penyampaian pesan kemasyarakatan yangdituju. Penyampaian pesan oleh media-media yang ada saat ini sangat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik dalam bidang polotik, ekonomi, social, budaya, keagmaan dan hiburan. Khalayak bisa menghukum media jika informasinya tidak sesuai dengan kebutuhan mereka, inilah fase dimana media massa dan khalayak berada pada level yang sama. Ada beberapa fungsi dari media massa yaitu: 1. Fungsi menyiarkan informasi Pers adalah sarana yang menyiarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, disebut juga fungsi pers sebagai fungsi jurnalistik kerena mencari, mengelolah dan menyebarkan informasi kepada masyarakat.
2. Fungsi mendidik Media massa juga bisa sebagai sarana pendidikan massa (mass education). Tayangan pemberitaan berupa informasi perkembangan teknologi dapat menjadi sarana pemberitaan yang mendidik tentang bagaimana cara penggunaan teknologi tersebut. 3. Fungsi menghibur
Dalam contoh kasus kelahiran binatang dikebun raya ragunan ataupun informasi tentang meriahnya suatu konser musik juga dapat memberikan fungsi hiburan bagi masyarakat oleh media massa. 4. Fungsi mempengaruhi Dalam setiap kampanye pemilu, setiap partai politik berusaha memakai media massa untuk menyebarkan program-program mereka kepada masyarakat. Hal ini didasari karena kemampuan media massa yang sanggup mempenruhi masyarakat untuk bisa saja berbuat seperti yang dikehendaki oleh media massa.13
2.3 Media Televisi Televisi adalah salah satu media yang paling banyak diminati oleh masyarakat, selain penyampaian pesannya dilakukan dengan audio visualharga jual televise juga terbilang cukup terjangkau sehingga mudah untuk dimiliki oleh semua kalangan. Dari semua media komunikasi yang ada, televisi lah yang berpengaruh pada kehidupan manusia. Sebanyak 99% orang Amerika memiliki televise dirumahnya. Tayanga televisi mereka dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari (Agge, et. Al, 2001:279).14
13
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, 2000 Elvinarno Ardianto, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, PT. Simbiosa Rekatama Media, 2004, hal. 125 14
Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olah ragase-Asia IV atau Asean Games di senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (stasiun call) sampai sekarang. Selama tahun 1968-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaan. Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audio visual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengarkan kata-kata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Pesan yang akan disampaikan oleh media televisi memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan itu adalah pemirsa, waktu, durasi, dan metode penyajian. Pelaksanaan televisi didukung oleh beberapa teori komunikasi, salah satunya adalah teori stimulus-respon. Menurut teori agenda setting, media khususnya televisi merupakan sarana utama dengan mana anda dapat memperoleh informasi mengenai suatu hal yang ingin anda ketahui. Dengan adanya televisi yang mengemas suatu program yang menarik dan memberikan pengetahuan maka perhatian audiens akan tertuju kepadanya yang kemudian menimbulkan dampak terhadap perubahan pengetahuan (kognitif).
2.4 Program Televisi Televisi adalah suatu media massa yang memiliki kelebihan audio visual, untuk itu diperlukan program acara yang menarik dalam penyajiannya. Dalam dunia televisi, program acara terdiri atas: 1. Talk Show Talk Show adalah program acara televisi mengenai perbincangan, percakapan orang, perorangan atau beberapa orang tentang suatu masalah yang hangat. 2. Reportase Reportase adalah suatu program acara televisi yang menyajikan beritaberita actual 3. Feature Feature salah satu jenis program acara televisi adalah yang memiliki kekhasan dengan memadukan format dasar penyiaran, diantaranya artistic audio, wawancara, show, fox pop, puisi, music, nyanyian , dan sandiwara secara kreatif dan kapan saja karena tidak terikat dengan aktualitas. 4. Variety Musik Variety Musik berisi berbagai ragam jenis lagu dan dipadu oleh satu atau dua orang presenter. Dalam program ini disisipi lelucon, sulap, atau acara lain non music, agar acara tersebut tudak membosankan dan acara tersebut berlangsung dipanggung (stage) atau studio.
5. Sinetron Drama Sinetron drama berisikan cerita fiksi atau non fiksi (true story). Menurut istilah Festifal Film Indonesia jenis sinetron terbagi atas: a. Sinetron Seri Sinetron Drama Seri adalah sinetron yang terdiri dari beberapa episode. Episode satu dan yang lainnya berdiri sendiri, tetapi memunculkan pemain-pemain tetap. b. Drama Lepas Drama Lepas adalah drama yang terdiri dari satu episode dan panjang durasi 90 menit. c. Drama Serial Drama Serial adalah drama yang terdiri atas beberapa episode, dimana satu episode dengan episode yang lainnya berhubungan atau bersambung. Dalam drama ini penonton diajak untuk menyaksikan secara kontinyu sampai selesai, agar penonton mengetahui jalan cerita. 6. Sinetron Komedi Sinetron Komedi adalah program televisi mengenai cerita dramatik berkarekter ringan dan berisi humor. Adegan-adegan menyenakan dan happy ending. 7. Video Klip Video Klip adalah format acara mengenai lagu-lagu yang didengarkan kepada audience dan tujuannya untuk mempromosikan lagu tersebut.
8. Stage Play Stage Play adalah program televisi yang aktivitasnya berlangsung dipanggung dan para pemainny hanya berada disekitar panggung, tetapi panggung dan dekorasi bisa diganti-ganti sesuai situasi. 9. Dokumenter Program
Dokumenter
tersusun
seperti
membuat
dokumentasi,
pembuatannya direncanakan terlebih dahulu, disiapkan naskah, dilakukan pengumpulan data, survey, mencari referensi, dan topik mengenai peristiwa kehidupan, sejarah maupun perilaku yang muncul dimasyarakat. 10. Dokudrama Dokudrama adalah program dokumenter yang dramatisir, diberi peran, ada dialog, dibuat set yang sesuai dengan adegan tertentu. 11. Musik Musik adalah program televisi yang berisikan konser musik seorang penyanyi atau sebuah group band. Dapat berlangsung di studio sebuah stasiun televisi meupun ditempat lain. 12. Kuis Kuis adalah acara yang menampilkan suatu permainan dengan cara dan hadiah tertentu, acara ini juga menampilkan seorng tokoh atau penontonnya sebagai peserta kuisnya. 13. Variety Informasi Public
Program ini sama dengan variety info bisnis hanya di programkan untuk penerangan masyarakat luas atau public servis dan tidak ada unsur komersial. 14. Olahraga Program ini berisikan pertandingan olah raga baik langsung, maupun tunda dan selain itu dapat disajikan seperti berita.15
2.5 Televisi dan Anak Pengaruh media terhadap anak makin besar, teknologi semakin canggih dan intensitasnya semakin tinggi. Padahal orang tua tidak punya waktu yang cukup untuk memerhatikan, mendampingi dan mengawasi anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton TV ketimbang melakukan hal lainnya. Anak dan televisi adalah perpaduan yang sangat kuat. Seorang pakar TV dan anak, Milton Chen (1996), pernah berujar bahwa tak ada hal lain dalam kebudayaan ini yang mampu mengalahkan tayangan kartun
dalam menarik
perhatian anak.16 Adapun pengaruh televisi terhadap anak ialah: 1. Pengaruh fisik Menonton televisi sering mengganggu jadwal makan dan tidur. Pencemaran akan terganggu dan kurang tidur. 15 16
R.M Soenarto, Manajemen Penyiaran Televisi, Institut Kesenian Jakarta, Jakarta, 2002, hal.59 http//www.pasarkreasi.com
2. Pengaruh pada tingkat bermain lainnya Menonton televisi mengurangi waktu yang tersedia bagi kegiatan lainnya, terutama bermain diluar dengan anak lain. Menonton televisi juga mengurangi waktu untuk bermain, kreatif atau berbagai bentuk hiburan lainnya. 3. Pengaruh pada pekerjaan sekolah buku pelajaran tidak dapat menyainginya untuk minat anak. Akibatnya, mereka sering menganggap buku dan pekerjaan sekolah membosankan. 4. Pengaruh pada hubungan keluarga Menonton televisi sering membatasi interaksi sosial antar anggota keluarga dan membatasi percakapan. 5. Motivasi untuk memperoleh pengetahuan Beberapa anak termotivasi untuk mengikuti apa yang dilihatnya dilayar televisi dengan membaca untuk mengisi kesenjangan pengetahuan mengenai hal tersebut. 6. Pengaruh terhadap sikap Tokoh televisi biasanya digambarkan dengan berbagai stereotip. Anak kemudian berpikir bahwa semua orang dalam sekelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini mempengaruhi sikap anak terhadap mereka. 7. Pengaruh pada nilai Menu acara yang terus-menerus menunjuk adegan pembunuhan, penyiksaan dan kekejaman pada saatnya akan mengumpulkan kepekaan
dan mendorong pengembangan nilai anak yang tidak sejalan dengan nilai mayoritas sekelompok sosial. 8. Pengaruh pada perilaku Karena anak suka meniru, mereka merasa bahwa apa saja yang disajikan dalam acara televisi tentunya merupakan cara yang dapat diterima baginya dalam bersikap sehari-hari. Karena para pahlawan yang patuh kepada hukum kurang menonjol ketimbang mereka yang menenangkan perhatian dengn kekerasan dan tindakan sosial lainnya, anak-anak cendrung menggunakan cara yang terakhir untuk mengidentifikasi diri dan menirunya. 9. Pengaruh pada cara berbicara Cara berbicara anak sangat berpengaruh oleh apa yang didengarnya diucapkan orng di televisi dan bagaimana cara mengucapkannya. Ini akan meningkatkannya penghafalannya dan tata bahasa, namun belum tentu akan memberikan pola yang baik dalam pengungkapan hal-hal yang dikatakan anak. 10. Model untuk peran dalam hidup Tokoh televisi member model untuk berbagai peran dalam kehidupan, perilaku yang sesuai dengan jenis kelamin, dan karir. Hal ini member mereka wawasan mengenai apa yang diharapkan kelompok sosialmereka. 11. Pengaruh pada keyakinan Banyak anak yakin bahwa apa saja yang dikatakan ditelevisi merupakan hal yang benar dan penyiar televisi lebih mengetahui segala sesuatu
ketimbang para orang tua, guru, dan dokter. Hal ini cendrung membuat anak mudah tertipu.17
2.6 Film Kartun Film animasi biasa juga disebut film kartun. Kartun sendiri berasal dari kata cartoon, yang artinya lucu. Saat ini salah satu tayangan yang banyak menjadi pilihan stasiun televisi untuk di tayangkan adalah film kartun. Film kartun pada umumnya berdasarkan cerita-cerita fantasi, kemasan yang di buat menarik sehingga menjadi salah satu alasan bahwa film kartun banyak digemari, bukan hanya anak-anak saja yang menyukai bahkan tidak sedikit orang dewasa menyukai film ini. Kartun bermula dari karikatur, film kertun pertama kali diproduksi oleh Warney Bros (pra-1984) dan menayangkan koleksi film animasi tersebut melalui TV kabel Turner Network Television. Tayangan tersebut ternyata disenangi penonton, dan lanjut Ted Tuner dengan membeli studio animasi. Kebanyakan film animasi yang ditayangkan berdurasi setengah jam atau satu jam, seperti Down with Droopy Dog, Tom and Jerry show yang berisi kejar-kejaran kucing dan tikus.18
17 18
Elizabeth B.Harbulock, Perkembangan Anak, PT. Gelora Aksara Pratama, hal.345 http//Wikipedia.org/wiki/caetonn_network
2.7 Dampak Komunikasi Massa Hadirnya media elektronik sebagai media hiburan seperti halnya televisi membangkitkan gairah masyarakat dari berbagai penjuru, dari mulai perkotaan sampai pelosok-pelosok desa. Apalagi sekarang stasiun-stasiun televisi swasta saling bermunculan dengan sungguh-sungguh tayangan yang lebih memikat permisa, dan yang lebih mengembirakan bila dahulu televisi hanya bisa dinikmati oleh golongan atas, namun sekarang televisi telah merambah kesemua golongan. Sebab rayat jelatapun banyak sudah yang membeli sebuah pesawat televisi jadi media hiburan, seperti televisi telah merakyat dan bisa dinikamati oleh semua kalangan. Banyak segi positif yang ditayangkan televisi, diantaranya memberikan informasi actual yang sedang hangat-hangatnya terjadi, baik didalam negeri maupun luar negeri, sehingga meskipun kita berada dirumah. Namun, dapat mengetahui hal-hal yang sedang terjadi diluar rumah, bahkan luar negeri. Namun disamping masukan-masukan positif yang disuguhkan sebuah televisi, efek-efek negatifpun ada, mengurangi efek-efek positif tadi misalnya tayanagn yang memperlihatkan adegan kekerasan serta vulgar, ini jelas membawa dampak negatif didalamnya. Pada umumnya khalayak lebih tetarik bukan kepada apa yang mereka lakukan pada media, tetapi yang dilakukan media kepada mereka. Khalayak ingin tahu bukan untuk apa mereka membaca surat kabar atau menonton televisi, tetapi bagaimana surat kabar dan televisi menambah pengetahuan, mengubah sikap, atau
menggerakkan perilaku mereka yang memberikan keprihatinan atas dampak yang timbulkan dari pesan-pesan media kepada audiens. Hal ini yang disebut sebagai dampak atau efek. Dampak atau efek komunikasi itu sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Dampak kognitif. Dampak yang terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau persepsi khalayak. Dampak ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan keterampilan kepercayaan atau informasi. 2. Dampak efektif, merupakan dampak yang timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Dampak ini ada hubungannya dengan emosi sikap atau nilai. 3. Dampak behavioral, yaitu dampak yang merajuk kepada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, dan kebiasaan berperilaku.19 Selain itu dampak atau efek komunikasi juga diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri seseorang, yaitu kognitif, dimana seseorang menjadi tahu tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. Afektif yaitu terbentuknya sikap seseorang akibat pesan yang diberikan komunikator, misalnya setuju atau tidaknya seseorang terhadap sesuatu. Sedangkan konatif atau tingkah laku, yaitu membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu.20
19 20
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 217 Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Ghalia Indonesia, Bogor, 2004, hal. 27
Dampak yang akan diteliti dalam tulisan ini adalah dampak kognitif. Dampak diketahui, dipahami, dan dipersepsikan khalayak. Dampak yang menjadi penulisan ini adalah Pola Berpikir Anak di SD Negeri Slipi 18 pagi setelah menonton tayangan Upin Ipin.
2.8 Pola Berpikir Pendapat para ahli mengenai berpikir itu bermacam-macam, misalnya ahli psikologi asosiasi menganggap bahwa berpikir adalah kelangsungan tanggapantanggapan dimana subjek berpikir pasif. Plato beranggapan bahwa berpikir itu adalah pendapat yang mengatakan bahwa berpikir adalah aktivitas adeasional. Pada pendapat yang terakhir itu dikemukakan dua kenyataan yaitu: 1. Bahwa perpikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berperilaku aktif. 2. Bahwa aktivitas itu sifatnya ideasional, jadi bukan sensoris dan bukan motoris, walaupun data disertai oleh kedua hal itu, berpikir itu mempengunakan abstraksi atau “ideas”.21 Berpikir merupakan suatu proses memahami dan melihat hubungan, proses ini tidak mungkin dapat berlangsung dengan baik tanpa alat bantu, yaitu bahasa. Perkembangan kedua aspek ini saling menunjang, bahasa juga merupakan suatu alat untuk komunikasi dengan orang lain, dan komunikasi berlangsung dalam suatu interaksi sosial. Dengan demikian perkembangan kemamouan juga
21
Sumandi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hal. 24
berhubungan erat dan saling menunjang dengan perkembangan sosial, perkembangan bahasa berjalan pesat pada awal massa sekolah dasar, dan mencapai kesempurnaan pada akhir remaja.22 Perkembangan aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak (usia 3-5 tahun), agak pesat pada masa anak sekolah (usia 11-12 tahun) dam sangat pesat pada masa remaja (usia 16-18). Aspek kognitif atau intelektual perkembanganya diawali dengan perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan memecah masalah sederhana, kemudian berkembang kearah pemahaman dan pemecah masalah sederhana, kemudian bekembang kearah pemahaman dan pemecahan masalah yang pelik. Aspek ini berkembang pesat pada masa mulai masuk sekolah dasar (usia 6-7 tahun), perkembangan konstan selama massa belajar dan mencapai puncak pada massa sekolah menengah atas (usia 16-17 tahun), walaupun individu semakin pandai setelah belajar di perguruan tinggi atau pascasarjana, namun para ahli berpendapat bahwa setelah usia 17 atau 18 tahun tidak ada peningkatan kemampuan lagi, yang ada hanyalah pengayaan pendalaman dan perluasan wawasan.23 Pola berpikir adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak. (Workshop Pengembangan Jati Diri dan Pola Pikir Bagi Para Penjabat Struktur dan Fungsional 2003).24
22
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal. 115 23 ibid 24 http//Mick182.blogspot.com
Hal yang mempengaruhi terbentuknya pola pikir adalah imprinting (penanaman, pencapaian) yaitu satu reaksi tingkah laku yang diperoleh orang selama usia masih sangat muda dalam kehidupan. Namun secara normal dapat dibebaskan oleh satu perangsang atau situasi yang cepat-cepat ditembakkan atau diberikan, sehingga ada reaksi mengikuti subjek lain (J.P. Chaplin dalam Kartini Kartono kamus lengkap Psikologi, 2001).25
2.9 Khalayak Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, decoder, atau komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi, khalayak dalam studi komunikasi berupa individu, kelompok, dan masyarakat.26 Konsep khalayak (audiens) dalam konteks peristiwa telah dikenal sejak zaman yunani kuno. Pada masa itu pengertian khalayak menunjuk pada sekumpul orang yang menonton suatu pertunjukan (misalnya drama, pertandingan, dll). Dengan demikian pengertian khalayak disini adalah sekumpul orang yang dalam tempat dan waktu tertentu, dimana masing-masing secara sukarela datang kesuatu temapt karena memiliki perhatian yang sama, serta tujuan yang kurang lebih sama pula, yakni ingin memperoleh hiburan.27
25
ibid Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hal. 157 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Universitas Indonesia terbuka, 1999, hal. 221 26
Khalayak yang dimaksud dalam tulisan ini adalah anak-anak. Pada abad pertengahan muncul anggapan bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk mini sehingga diperlakukan seperti orang dewasa.28 Pandangan tentang anak menurut John Locke, bayi dilahirkan seperti tabula rasa atau kertas kosong, pikiran anak merupakan hasil dari pengalaman dan proses belajar yang diperoleh melaluai lingkungan. Pengalaman dan proses belajar yang diperoleh melalui indera berbentuk manusia menjadi individu yang unik.29 Menurut K. Avery didalam tulisannya Communication and The Media, khalayak dapat digolongkan menjadi: 1.
Selective Attention golongan ini yang termasuk mau menerima pesan-pesan tetapi yang diminati saja.
2.
Selective Perception yang termasuk golongan ini adalah mereka yang berbeda persepsi dalam menanggapi suatu pesan.
3.
Selective Retention yang terakhir merupakan golongan yang hanya mau mengingat, apa yang perlu diingat saja, terutama kalau erat kaitannya dengan kepentingan mereka.30
2.9.1 28
Tingkat Usia Khalayak
Wiwien Dinar Prasisti, Psikologi Anak, PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2008, hal. 5 Ibid, hal. 8 JB Wahyudi, Komunikasi Jurnal, Wawan Kusnansi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, hal 10 29
Khalayak terdiri dari beberapa tingkat usia, diantaranya sebagai berikut: 1.
anak-anak katagori anak-anak dibatasi pada usia 5-12 tahun atau tingkat sekolah dasar. Membuat cerita dengan sasaran penonton anak-anak haruslah menampilkan unsur-unsur pendidikan, panutan, kebajikan, bintang, fantasi, dan hiburan. Jangan memasukkan problem orang dewasa kedalam cerita anak
2.
Remaja Anak-anak yang berusia 13-17 tahun atau duduk di SMP dan SMA berada dalam katagori remaja, sama hal dengan cerita anak, dalam membuat cerita remajapun kita perlu memaskkan unsur pendidikan. Pendidikan dalam hal ini mengarah pada moral dan etika, serta ketaatan beragama, mengingat remaja adalah tingkat usia yang paling rawan, jangan sampai tontonan yang disuguhkan kepada mereka justru dapat memancing keingintahuan mereka pada hal-hal negatif, misalnya jika kita ingin berbicara tentang narkoba, sebaiknya dialog disusun dengan sangat hati-hati.
3.
Dewasa Dewasa termasuk katagori usia dewasa adalah dimana mereka yang berumur 17 tahun keatas, atau kira-kira kelas 3 SMA keatas. Tayangan untuk usia ini biasanya banyak menyisipkan adegan dewasa, pemain yang berpakaian minim atau adegan sadisme yang menjurus pembunuhan disertai penganiayaan. Tayangan jenis cerita
dewasa itu biasanya selalu dilengkapi dengan petunjuk 17 + atau BO (Bimbingan Orang tua) disudut layar televisi. 4.
Umum Tayangan untuk kategori ini mempunyai cakupan usia yang lebih luas. Cerita pun sebaiknya berbicara tentang hal-hal yang sifatnya umum serta bisa diterima oleh seluruh masyarakat, mulai dari usia anak-anak hingga orang tua.31
31
Elizabeth Lutters, Kunci sukses Menulis Skenerio, PT. Grasindo (Gramedia Widiasarana Indonesia), Jakarta, 2004, hal. 31-36