BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu :
1.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : “Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabah, duduk perkaranya), pengurangan suatu pokok atas berbagai bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”.
2.
Menurut Kamus Akuntansi (2000) : “Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul”. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis ialah langkah yang
ditempuh setelah data penelitian terkumpul dengan tujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya sebab musabab dan duduk perkaranya. 2.2
Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan media yang dapat dipakai untuk meneliti
perubahan kinerja pada perusahaan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Proses akuntansi tersebut meliputi pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan dalam menilai kinerja perusahaan.
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi berfungsi memberikan informasi yang menyangkut aktivitas ekonomi perusahaan, maka hasil dari akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip yang berlaku umum. Terdapat beberapa pengertian mengenai laporan keuangan, yaitu : 1.
Menurut Harahap (2004) : “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada jangka waktu tertentu.”
2.
Menurut Sugiono dan Edy Untung (2008) : “Laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.” Dari definisi diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa laporan
keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dirancang untuk para pembuat keputusan baik di dalam maupun di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan tersebut. 2.2.2
Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK 1) Tahun 2009, yaitu : “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dijadikan bahan pertimbangan keputusan perusahaan di masa mendatang. 2.2.3
Komponen Laporan Keuangan Pada waktu tertentu manajemen suatu perusahaan harus menyusun dan
menyajikan laporan keuangan guna memenuhi kebutuhan para pihak yang berkepentingan atas suatu perusahaan. Mengenai laporan keuangan yang disajikan dan disusun oleh manajemen sesuai Ikatan Akuntan Indonesia (2007) menyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. A.
Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal
dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Munawir, 2004). Tujuan dari neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet. B.
Laporan Laba Rugi (Income Statement) Laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang
dicapai perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau yang didapat dalam suatu periode. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) :
“Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut yaitu pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.” C.
Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan modal menjelaskan perubahan modal, laba ditahan.
Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak si pemilik yang melekat pada perusahaan (Darsono dan Ashari, 2004). D.
Laporan Arus Kas Laporan arus kas memberikan informasi tentang arus kas masuk dan
keluar dari kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama suatu periode akuntansi. E.
Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen. 2.3
Analisis Laporan Keuangan Secara teoritis, analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata, yaitu
analisis dan laporan keuangan. Ini berarti bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi kinerja (performance) perusahaan pada masa
mendatang. Analisis laporan keuangan dikatakan mempunyai kegunaan apabila dapat dipakai untuk memprediksi fenomena ekonomi. Salah satu kewajiban perusahaan yang harus dilakukan setelah akhir periode adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis berarti menginterpretasikan dan mengartikan hasil kegiatan perusahaan selama periode tertentu berdasarkan laporan keuangan yang telah dibuat sehingga data laporan keuangan tersebut lebih dimengerti. Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan perlu diadakannya interpretasi atau analisis terhadap data keuangan yang dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan dan data tersebut akan tercermin dalam suatu laporan keuangan. Analisis laporan keuangan terhadap suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisis untuk dapat mengetahui keadaan ataupun perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Selain pihak pimpinan perusahaan dan pihak manajemen perusahaan, pihak kreditor dan para investor juga perlu mengetahui hasil data keuangan dari hasil analisis laporan keuangan. Karena mereka juga berhak untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan perusahaan tersebut, serta proses dalam pengambilan keputusan. Dengan mengadakan analisis laporan keuangan tersebut dari tahun yang lalu, maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang cukup dianggap baik. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki melalui analisis laporan keuangan, maka dari itu diusahakan dalam penyusunan neraca yang akan datang kelemahan-kelemahan tersebut bisa dapat
diperbaiki, dan hasil-hasil yang sudah dianggap cukup baik harus dapat dipertahankan untuk waktu-waktu yang akan datang. 2.3.1
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Terdapat banyak pengertian analisis laporan keuangan yang dikemukakan
para pakar. Berikut pengertian analisis laporan keuangan menurut beberapa ahli antara lain, yaitu: 1.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) : “Analisis laporan keuangan adalah analisis terhadap neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya untuk mengetahui gambaran tentang posisi keuangan dan perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.”
2.
Menurut Harahap (2008) : “Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”
Dari pemaparan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan melakukan analisis laporan keuangan maka informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan mendalam. 2.3.2
Tujuan Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah
informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
a) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat pada laporan keuangan biasanya. b) Dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. c) Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya. d) Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dilakukan perusahaan di masa yang akan datang. e) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. 2.3.3
Teknik Analisis Laporan Keuangan Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan teknik analisis
yang tepat. Tujuan penentuan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal dalam proses pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan mencakup teknik yang memudahkan para analis memeriksa laporan keuangan masa lalu dan sekarang sehingga kinerja dan posisi keuangan suatu perusahaan dapat dievaluasi dan resiko serta potensi perusahaan di masa depan dapat diestimasi. Analisis laporan keuangan dimulai dengan menentukan tujuan analisis yang akan dilakukan. Hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan disimpulkan. Kesimpulan yang dibuat kemudian dilaporkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan analisis tersebut.
Dalam melakukan analisis laporan keuangan suatu perusahaan digunakan beberapa teknik analisis. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut. Munawir (2000) mengemukakan bahwa beberapa teknik yang biasa digunakan untuk menganalisis laporan keuangan yaitu : -
Analisis perbandingan laporan keuangan
-
Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan (trend percentage analysis)
-
Laporan prosentase perkomponen (common size statement)
-
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja
-
Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis)
-
Analisis rasio
-
Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis)
-
Analisis titik impas (break even point). Setiap teknik analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat
agar data dapat lebih dimengerti, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 2.4
Analisis Rasio Keuangan Seperti disebutkan sebelumnya bahwa analisis rasio keuangan merupakan
penginterpretasian dari hubungan antara pos-pos yang terdapat dalam neraca, maupun rugi laba. Hasil dari analisis rasio akan memperlihatkan bagaimana kondisi keuangan perusahaan. Kondisi baik atau buruknya suatu perusahaan akan
tercermin dari analisis yang dilakukan. Rasio keuangan merupakan salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan, sehingga dengan rasio keuangan tersebut dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2002). 2.4.1
Pengertian Analisis Rasio Analisis rasio bertujuan untuk menilai efektifitas keputusan yang telah
diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya. Analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang. Berikut ini adalah pengertian analisis rasio keuangan menurut para ahli : 1.
Menurut Harahap (2007) “Analisis rasio adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan”.
2.
Menurut Munawir (2007) “Analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.”
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan adalah perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data laporan laba rugi. 2.4.2
Keunggulan Analisis Rasio Keuangan Menurut Harahap (2008) analisis rasio memiliki keunggulan dibanding
teknik analisis lainnya. Adapun keunggulan tersebut adalah: 1. Rasio merupakan angka-angka yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dan informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan. 5. Menstandarisir ukuran perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain. 7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Syamsuddin (2007) mengatakan bahwa rasio keuangan sangat berguna bagi pihak dalam dan luar perusahaan untuk mengetahui dan menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa yang akan datang.
2.4.3
Jenis Analisis Rasio Keuangan
1.
Rasio Likuiditas/ Liquidity Ratios Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya sesegera mungkin pada saat ditagih dan dalam membiayai operasinya. Apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya tepat waktu maka perusahaan tersebut dalam keadaan likuid sedangkan bila tidak mampu memenuhinya, berarti dalam keadaan ilikuid. Yang termasuk dalam rasio likuiditas antara lain: a.
Rasio Lancar/ Current ratio Rasio lancar dapat digunakan untuk menunjukkan nilai aktiva lancar
terhadap hutang lancar. Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tagihan jangka pendeknya. Semakin besar rasio ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rumusnya sebagai berikut: Current assets Current ratio = Current liabilities Menurut Subramanyam dan John J. Wild (2010) Alasan digunakannya rasio lancar yaitu untuk kemampuan memeuhi kewajiban lancar. b.
Rasio Cepat/Quick or Acid Test Ratio Rasio cepat dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan yang dimiliki, karena persediaan memerlukan waktu yang cukup lama untuk segera dijadikan uang tunai. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rumusnya sebagai berikut: Current assets - Inventories Current liabilities
Quick or acid-test ratio = Menurut Riyanto (2001), “Apabila kita menggunakan “acid test ratio” untuk menentukan tingkat likuiditas, maka secara umum dapatlah dikatakan bahwa suatu perusahaan yang mempunyai “Quick ratio” kurang dari 1:1 atau 100% dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya. c.
Working Capital to Total Assets Ratio Working Capital to Total Assets Ratio dipergunakan untuk mengukur
likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (netto). Rumusnya sebagai berikut : Working Capital Ratio = (Aktiva Lancar - Kewajiban Lancar)/ Jumlah Aktiva 2.
Rasio Leverage Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada. Sebaiknya komposisi modal harus lebih besar dari hutang. Yang termasuk dalam rasio leverage antara lain: a.
Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva/ Debt Ratio Rasio total hutang terhadap total aktiva menunjukkan besarnya total
hutang terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini hanya merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi perusahaan. Rumusnya sebagai berikut: Total liabilities Total assets
Debt ratio =
b.
x 100 %
Rasio Total Hutang terhadap Total Ekuitas/ Debt to Equity Ratio Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar jumlah
rupiah modal sendiri yang dijaminkan atas hutang. Semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan perusahaan, sedangkan bagi pihak bank akan mengakibatkan semakin besar risiko yang ditanggungnya. Rumusnya sebagai berikut: Total liabilities Debt to equity ratio =
x 100 % Common equity
c.
Total Debt to Total Capital Assets Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk
menjamin keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut : TD Capital Assets = (Aktiva Lancar + Hutang Jangka Panjang) / Jml Aktiva d.
Long Term Debt to Equity Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut: LTD Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri 3.
Rasio Aktivitas/ Activities Ratios Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari baik dalam penjualan, penagihan piutang, dan pemanfaatan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Yang termasuk dalam rasio aktivitas antara lain:
a.
Perputaran Piutang Usaha/ Accounts Receivable Turnover Rasio ini menunjukkan besarnya modal kerja yang tertanam dalam piutang
dan berapa kali piutang rata-rata ditagih dalam periode tersebut. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin rendah modal kerja yang ditanamkan dalam piutang. Rumusnya sebagai berikut: Account receivable turnover = Sales / Average account receivable b.
Periode Penagihan Rata-Rata/ Days Sales Outstanding Rasio ini menunjukkan berapa lamanya dana perusahaan yang ditanamkan
dalam piutang dan rata-rata waktu untuk menagih atau mencairkan piutang. Semakin kecil rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena semakin cepat piutang dapat dicairkan. Rumusnya sebagai berikut: Days sales outstanding = 360 / Average account receivable turnover c.
Rasio Perputaran Persediaan/ Inventory Turnover Ratio Rasio ini menunjukkan posisi persediaan dan berapa kali dana yang
ditanamkan dalam persediaan berputar pada suatu periode. Semakin besar turnover berarti semakin baik bagi perusahaan karena dianggap penjualan berjalan dengan cepat. Rumusnya sebagai berikut: Inventory turnover ratio = COGS / Average inventories d.
Rasio Perputaran Aktiva Tetap/ Fixed Assets Turnover Rasio ini menunjukkan berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva
tetap berputar pada suatu periode dan seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena
kemampuan aktiva tetap dalam melakukan penjualan tinggi. Rumusnya sebagai berikut: Fixed assets turnover ratio = Sales / Net fixed assets e.
Rasio Perputaran Total Aktiva/ Total Assets Turnover Ratio Rasio ini mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas dari perputaran
maupun pemanfaatan total aktiva dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah yang telah ditanamkan pada aktiva perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik bagi perusahaan. Rumusnya sebagai berikut: Total assets turnover ratio = Sales / Total assets 4.
Rasio Rentabilitas/ Rentability Ratios Rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan kesuksesannya dalam menggunakan aktiva secara produktif, maka rentabilitas itu dapat diketahui dengan membandingkan antara laba dengan modal perusahaan tersebut. Yang termasuk dalam rasio rentabilitas antara lain: a.
Rasio Laba Kotor atas Penjualan (Gross Profit Ratio) Rasio ini menunjukkan berapa besar laba kotor yang dapat diperoleh
perusahaan untuk setiap rupiah penjualan pada periode yang sama. Rumusnya sebagai berikut: Gross profit Gross profit ratio =
x 100 % Sales
b.
Rasio Laba Bersih atas Penjualan/ Net Margin on Sales Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih yang diperoleh pada
tingkat penjualan yang telah dilakukan dan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya. Semakin besar rasio ini semakin baik karena kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba cukup tinggi. Rumusnya sebagai berikut: Net income Net margin on sales =
x 100 % Sales
c.
Pengembalian atas Total Aktiva/ Return on Total Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang telah ditanamkan pada aktiva untuk operasi perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Rasio ini juga menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rumusnya sebagai berikut: Net income Return On total Assets (ROA) =
x100% Total assets
d.
Pengembalian atas Ekuitas/ Return on Equity (ROE) Rasio ini mengukur tingkat efisiensi modal sendiri dan menunjukkan laba
bersih yang dapat diperoleh dari modal pemilik. Semakin tinggi rasio ini semakin memperkuat posisi modal pemilik perusahaan. Rumusnya sebagai berikut:
Return on Equity (ROE) =
Laba bersih Modal
e.
Net Earning Power Ratio atau Rate Of Return On Investment (ROI) ROI digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rumusnya sebagai berikut: ROI = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Aktiva 2.5
Kinerja Penilaian tentang kinerja perusahaan semakin penting ketika perusahaan
ingin mencapai tujuan perusahannya. Artinya bagaimana perusahaan harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan perusahaan secara optimum. Pada gilirannya kinerja perusahaan akan mencerminkan derajat persaingan suatu perusahaan. 2.5.1
Pengertian Kinerja Kinerja perusahaan menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai
tujuannya dan tujuan pemilik perusahaan serta penyetor modal. Notoadmodjo (2009) mendefinisikan kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dari batasan-batasan yang ada dapat dirumuskan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat ditampilkan atau penampilan kerja seorang karyawan. Dengan demikian kinerja seorang karyawan dapat diukur dari hasil kerja, hasil tugas, atau hasil kegiatan dalam kurun waktu tertentu. Menurut Mangkunegara (2009) Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya yang dicapai oleh seseorang) dan kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan hasil pengertian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. 2.5.2
Hubungan antara Kinerja Perusahaan dengan Analisis Laporan Keuangan Ketika para pemilik kepentingan (stakeholders) ingin mengetahui kinerja
suatu perusahaan, mereka akan menggunakan laporan keuangan sebagai alat untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui keadaan keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu, yaitu dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan ini dapat menunjukkan kondisi keuangan dari hasil-hasil operasi perusahaan dengan melihat hubungan dari berbagai pos pada laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui prestasi dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa : a) Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yaitu dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan.
b) Kinerja perusahaan merupakan informasi yang dibutuhkan oleh pihakpihak yang berkepentingan dengan perusahaan, untuk membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan. 2.5.3
Hubungan antara Analisis Rasio Keuangan dengan Kinerja Menurut Warsidi dan Bambang (2000) : “Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditunjukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend, kemudian menunjukkan risiko atau peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan”. Dari pemaparan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa analisis rasio
keuangan memiliki hubungan yang erat dengan kinerja. 2.6
Kerangka Pemikiran Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan merupakan salah satu
informasi yang dapat digunakan dalam menilai kinerja perusahaan. Penilaian perubahan
kinerja
perusahaan dapat dilihat dari elemen-elemen laporan
keuangan perusahaan bersangkutan. Munawir (2007) mengatakan bahwa laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada periode untuk suatu perusahaan. Ketika para pemilik kepentingan (stakeholders) ingin mengetahui kinerja suatu perusahaan, mereka akan menggunakan laporan keuangan sebagai alat untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Laba merupakan salah satu indikator kinerja suatu perusahaan.
Laporan keuangan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Munawir (2007) mengatakan bahwa analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis rasio keuangan dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai perubahan kinerja perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditunjukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan dimasa lalu Haryono (2006) menyatakan bahwa analisis rasio berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan. Mangkunegara (2005) berpendapat bahwa penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Soekarno
(2009)
mengatakan
bahwa
rasio
keuangan
dapat
mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu. Rasio keuangan sebagai pengukuran kinerja keuangan dalam laporan keuangan perusahaan dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk memprediksi laba bersih. Cara
yang
digunakan untuk mendukung prediksi
tersebut adalah dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis
tersebut mengkombinasikan hubungan antara komponen keuangan yang satu dengan komponen keuangan yang lain. Dari
uraian diatas
tergambar bahwa untuk menentukan perubahan
kinerja perusahaan perlu diadakan proses penganalisisan dan penginterpretasian terhadap laporan perusahaan yang bersangkutan. Dari uraian diatas kerangka pemikiran penulis gambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Neraca
Laporan Laba Rugi
Laporan Arus Kas Laporan Perubahan Modal Catatan atas Laporan Keuangan Analisis Laporan Keuangan
Analisis Rasio Keuangan
Current Ratio
Total Debt to Total Capital Assets
Total Asset Turnover
Inventory Turnover
Perubahan Kinerja Perusahaan
Gross Profit Margin
Return on Investment