8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ERP (Enterprise Resource Planning) 2.1.1 Konsep Dasar ERP Sistem ERP merupakan sistem informasi berorientasi akuntansi (accountingoriented information system) untuk mengidentifikasi dan merencanakan sumbersumber daya lingkup perusahaan yang dibutuhkan guna memenuhi pesananpesanan pelanggan (customer orders). Sistem ERP merupakan sistem manajemen manufaktur berorientasi pelanggan (customer oriented manufacturing management system) (APICS, 1998; Dykstra and Cornelison, 1998). ERP merupakan suatu proses perencanaan bisnis terintegrasi beserta eksekusinya guna mencapai fungsifungsi dari proses bisnis itu. ERP mengelola operasi dan fungsi-fungsi pendukung dari industri manufaktur dengan harus memperhatikan sumber-sumber daya kritis dari perusahaan. Fungsi-fungsi perusahaan yang harus dilibatkan dalam suatu proses ERP adalah: perencanaan bisnis (visi, misi, dan perencanaan strategik), peramalan, proses MRP II (master planning, perencanaan produksi, pembelian, manajemen persediaan,
pengendalian aktivitas, dan pengukuran kinerja
manufakturing), finansial (payroll, penetapan biaya produksi, hutang, piutang, harta tetap, general ledger), sumber daya manusia, sistem informasi, rekayasa, pabrik dan peralatan, dan lain-lain.
8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
2.1.2 Pengertian ERP ERP (Enterprise Resource Planning) atau sering juga disebut Perencanaan Sumber Daya Perusahaan, merupakan, sebuah sistem informasi, perangkat lunak, sekaligus framework yang ditujukan untuk proses manajemen inventarisasi dan kontrol pada perusahaan, perencanaan distribusi barang, proses produksi barang, keuangan, pemesanan barang, dan sejumlah aktifitas lainnya terkait dengan barang di dalam sebuah industri/perusahaan, yang dilakukan secara digital. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai ERP, berikut adalah beberapa pengertian ERP menurut para ahli. 1. Menurut O’ Leary dalam bukunya, ERP adalah paket software powerful yang memungkinkan perusahaan mengintegrasikan berbagai fungsi yang terpisah. 2. Menurut Hall dalam bukunya ERP adalah model sistem informasi yang memungkinkan perusahaan mengotomatiskan dan mengintegrasikan berbagai proses bisnis utamanya. 3. Menurut Monk dan
Wagner dalam bukunya, program ERP adalah core
software yang digunakan perusahaan untuk mengkoordinasi informasi pada setiap area bisnis. Program ERP membantu untuk mengelola proses bisnis perusahaan secara luas menggunakan satu database dan satu sistem pelaporan manajemen. 4. Menurut CENTERIS 2013 dalam International Conference on Project MANagement / HCIST 2013 - International Conference on Health and Social Care Information Systems and Technologies Enterprise Resource Planning (ERP) System Implementation: A case for User participation ERP adalah sebuah
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
software IT yang terjadi karena fenomena sosial yang kompleks dan berdampak besar 5.
Menurut Jayawickrama dan Yapa” ERP adalah dalah solusi perangkat lunak yang terintegrasi, biasanya ditawarkan oleh vendor sebagai paket yang mendukung integrasi semua informasi mengalir melalui perusahaan, seperti keuangan, akuntansi, sumber daya manusia, rantai pasokan dan informasi pelanggan.
6.
Menurut Masbahi dan Semma dalam IJCSI. ERP is a software solution that provides the ability to manage all the resources of the company (human, material and financial) by focusing on two aspects: communication between different business actors and consistency of information. Similarly [39] Rosemann defines ERP as standard software solutions with integrated management for all processes within an organization namely production planning, warehoUse management, finance, human resources management Kebutuhan akan ERP dalam perusahaan muncul dikarenakan kekurangan dari model sistem informasi tradisional yang bersifat terpisah, yaitu: 1. Banyaknya duplikasi atau redudansi data karena sistem yang dimiliki masingmasing fungsional berbeda dan tidak terintegrasi. 2. Pihak manajemen dan strategis kesulitan mendapatkan informasi yang melibatkan data dari berbagai fungsional bisnis karena diperlukan proses untuk mengintegrasikan data-data yang ada. 3. Data yang bersifat terpisah memiliki resiko tidak valid yang tinggi. 4. Pengguna yang harus mengakses sistem dari beberapa fungsional bisnis direpotkan oleh banyaknya akun yang perlu diingat untuk mengakses masing-
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
masing sistem serta model User interface yang terkadang berbeda pada masingmasing sistem sehingga perlu dipelajari secara khusus. Pemanfaatan ERP secara tepat akan memberikan keuntungan dan nilai lebih bagi perusahaan, antara lain: 1. Sistem yang terintegrasi akan memberikan tingkat data valid yang lebih tinggi serta menghilangkan duplikasi atau redudansi data. 2. Informasi yang diperlukan perusahaan dapat diperoleh dengan lebih cepat, bahkan secara real time. 3. Hanya ada satu portal akses sistem bagi seluruh pengguna dan menyajikan User interface yang
cenderung
sama
sehingga
pengguna
lebih
mudah
menggunakannya. 4. Pemanfaatan sistem yang terintegrasi akan menjadikan proses bisnis lebih cepat dan bersifat paperless karena dihilangkannya beberapa proses manual yang tidak diperlukan lagi. 5. Kontrol terhadap keamanan, ketersediaan dan kehandalan sistem menjadi lebih mudah karena semua sistem yang digunakan masing-masing fungsional telah terintegrasi. Berikut block diagram dari system ERP secara umum :
11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Gambar 1.1 Contoh Block Diagram dari system ERP 2.1.3 Fungsi dan Tujuan ERP Berikut ini adalah sebagian kecil manfaat dengan diaplikasikannya ERP bagi perusahaan: 1. Integrasi data keuangan : Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik. 2. Standarisasi Proses Operasi : Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk 3. Standarisasi Data dan Informasi : Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yang berbeda-beda. Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-sistem yaitu sistem financial, sistem distribusi, sistem manufaktur, dan sistem human resource. Contoh sistem ERP komersial antara lain: SAP, Baan, Oracle, IFS, Peoplesoft dan JD.Edwards. Selain itu salah satu sistem ERP open source yang populer sekarang ini adalah Compiere. Modul ERP terbagi atas Modul Operasi, Finansial dan Akuntasi serta Sumber Daya Manusia yang masing-masing modul terdiri dari: 1. Operation Module :
General Logistics Sales and Distribution, Materials Management,
Logistics,
Management,
Plant
Execution,
Maintenance,
Quality Customer
Service, Production Planning and Control, Project, System Environment Management 2. Accountant and Financial Module : General Accounting, Financial, Accounting, Controlling, Investment Management, Treasury, Enterprise Controlling: 3. Human Resources Module : Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event Management, Organizational Management, Travel Management
Berikut adalah software ERP yang saat ini beredar, baik yang berlisensi bayar maupun open source: Acumatica, Dynamics AX, Compiere, ORACLE, JDE,
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
BAAN, MFGPro, Protean, Magic, aLTiUs, SAP, Onesoft, IFS, AGRESSO, INTACS, BOSERP, EuClid System, Mincom Ellipse
2.2 DeLone and McLean Model 2.2.1 Konsep DeLone and McLean Model Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kesuksesan sistem teknologi informasi. Salah satu penelitian yang terkenal di area ini adalah teknologi informasi. Pada tahun 1992, DeLone dan McLean menyajikan model sebagai kerangka untuk mengukur variabel dependen yang kompleks pada penelitian sistem informasi. Model yang baik adalah model yang lengkap tetapi sederhana. Model semacam ini disebut dengan model yang parsimoni. Berdasarkan teori – teori dan hasil penelitian sebelumnya yang telah dikaji, Delone & Mclean pada tahun 1992 kemudian mengembangkan suatu model parsimoni yang mereka sebut dengan nama model kesuksesan sistem informasi Delone & Mclean (D&M Information System Success Model) sebagai berikut
Gambar 2.1. Model Delone & McLean (1992) Sumber : Journal of International Technology and Information Management, A. Manchandra & S. Mukherjee, “An Empirical Application of Delone & Mclean Model in Evaluating Decision Support System In the Banking Sector of Oman” 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2.2.2 Hipotesa Model DeLone & MacLean 1992 Hipotesis Berdasarkan gambar di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Kualitas informasi (Information Quality) berpengaruh positif terhadap kepuasan penggunanya(User Satisfaction) H2 : Kualitas sistem informasi (system quality) berpengaruh positif terhadap User Satisfaction. H3 : Kualitas informasi (Information Quality) berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaannya H4 : Kualitas sistem (system quality) berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaannya H5 : Kepuasan pengguna sistem infomasi (User Satisfaction) berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan sistem informasi
yang
bersangkutan H6 : Intensitas penggunaan sistem informasi berpengaruh positif terhadap individual impact H7 : Kepuasan pengguna sistem informasi (User Satisfaction) berpengaruh positif terhadap individual impact H8 : Individual Impact berpengaruh positif terhadap organizational impact atas pengembangan sistem informasi. Model kesuksesan Delone and McLean (1992) terdiri dari tiga dimensi kualitas yaitu kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas pelayanan. Masrek (2007) menguji Delone and McLean dengan menggunakan tiap dimensi kualitas tesebut secara terpisah, karena dimensi tersebut akan mempengaruhi selanjutnya pada
15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
aspek penggunaanya dan aspek kepuasan pengguna baik di tiap dimensi maupun gabungan ketiganya. Kemudian sepuluh tahun setelah kelahiran metode tsb, maka ada penambahan berdasarkan kontribusi peneliti yang menggunakan metode ini. Tiga perubahan dalam model yang telah diperbarui adalah: a. Pengikutsertaan dimensi service quality Dimasukkannya variabel service quality banyak diilhami oleh studi yang dilakukan oleh Pitt et al (1995) yang menyatakan bahwa ukuran-ukuran efektifitas sistem informasi lebih fokus pada produk daripada layanan yang diberikan oleh fungsi sistem informasi, sehingga akan membahayakan bagi para peneliti karena dapat mengukur efektifitas sistem secara salah sebagai akibat tidak dimasukkannya ukuran service quality kedalam paket penilaian mereka. Instrumen pengukuran pengukuran yang digunakan adalah SERVQUAL yang dikemukakan oleh Parasuraman, yang disusun untuk mengakses harapan konsumen dan persepsi mengenai kualitas pelayanan dalam organisasi retail dan jasa (Pitt et al., 1995) b. Penggabungan dimensi individual impact dan organizational impact Variabel lain yang dimasukkan ke dalam model adalah net benefit, menggantikan variabel individual impact dan organizational impact. Menurut Delone and McLean, ada suatu rangkaian kesatuan dari entitas individual sampai keseluruhan yang dapat memberikan dampak (impact) bagi aktivitas sistem informasi. Pemilihan mengenai dimana dampak ini harus diukur tergantung kepada sistem yang akan dievaluasi dan tujuannya. Untuk menghindari kerumitan dan permodelan, mereka mengelompokkan
16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
semua pengukuran mengenai impact menjadi satu variabel, yaitu net benefit (Widowati dan Achjari,2004). c. Adopsi dimensi intention to Use sebagai alternatif pengukuran dimensi Use Delone and McLean juga memberikan alternatif variabel intention to Use bagi variabel Use, dimana intention to Use merupakan suatu sikap (attitude) sedangkan Use menunjukkan perilaku (behavior). Hal ini merupakan jawaban atas kritikan Seddon mengenai model proses dan model kausal (Seddon, 1997). Namun karena sikap merupakan hal yang sulit diukur, variabel Use tetap dapat digunakan atau pun tidak dalam model ini (Widowati dan Achjari, 2004). Hal yang mendasari adalah adanya kesulitan menginterpretasikan aspek multi dimensi dari “penggunaan”, yaitu apakah penggunaan tersebut dilakukan karena keterpaksaan ataukah karena sukarela, karena diinformasikan ataukah tidak, apakah penggunaan tersebut efektif ataukah tidak efektif, dan sebagainya.
Gambar 2.2. Model Delone & McLean (2003) Sumber : Journal of Emerging Trends in Computing and Information Scieces, Abdel Nasser H. Zaired (2012) “An Integrated Success Model for Evaluating Information System in Public Sector” 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Dari setiap elemen yang ada dalam D&M IS Success Model masih perlu diuraikan lebih lanjut agar dapat lebih mudah digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat kesuksesan dari sebuah sistem informasi. Setiap item–item tersebut telah dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kualitas Sistem (System quality) Kualitas sistem berarti kualitas dari
kombinasi hardware dan software dalam sistem informasi. Fokus dari hal kualitas sistem adalah performa dari sistem, yang merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan, prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan pengguna (Dody dan Zulaika, 2007). Indikator pengukuran kualitas sistem dari DeLone dan McLean (Jogiyanto, 2007) yaitu : a. Kenyamanan Akses Tingkat kesuksesan sistem informasi dapat dilihat dari tingkat kenyaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi. Dengan tingginya tingkat kenyaman suatu sistem informasi maka pengguna akan sering menggunakan sistem informasi untuk mencari informasi yang dibutuhkan. b. Keluwesan Sistem(Flexibility) sistem informasi sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan sistem. Pengguna akan lebih memilih sistem yang lebih flexibel dibandingkan dengan sistem yang kaku. Dengan tingkat flexibelitas yang tinggi maka pengguna dapat sistem dengan lebih mudah.
18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
c. Realisasi dari ekspektasi-ekspektasi pemakai Jika sebuah sistem dapat merealisasikan ekspektasi (harapan) dari pemakai
dalam
mencari
sebuah
informasi
maupun
penggunaan sistem makan sistem akan lebih diminati. d. Kegunaan dari fungsi-fungsi spesifik Setiap sistem informasi dapat dibedakan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Banyak sistem informasi lebih diminati karena memiliki fungsi-fungsi yang lebih sepesifik dari sistem informasi lain. 2. Kualitas Informasi (Information Quality) Information Quality merupakan
output dari penggunan sistem informasi oleh pengguna (User). Variabel ini menggambarkan kualitas informasi yang dipersepsikan oleh pengguna yang diukur dengan keakuratan informasi (accuracy), relevan (relevance), kelengkapan informasi (completeness), ketepatan waktu (timeliness), dan penyajian informasi (format). Indikator pengukuran kualitas sistem dari DeLone dan McLean (Jogiyanto, 2007) yaitu : a. Kelengkapan (Completeness) Suatu informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika informasi yang dihasilkan lengkap. Informasi yang lengkap ini sangat dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan. Informasi yang lengkap ini mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Jika informasi yang tersedia dalam sistem informasi lengkap maka akan memuaskan pengguna. Pengguna mungkin akan menggunakan
19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
sistem informasi tersebut secara berkala setelah merasa puas terhadap sistem informasi tersebut. b. Relevan(Relevance) Kualitas informasi suatu sistem informasi dikatakan baik jika relevan terhadap kebutuhan pengguna atau dengan kata lain informasi tersebut mempunyai manfaat untuk penggunanya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap pengguna satu dengan yang lainnya berbeda sesuai dengan kebutuhan. c. Akurat (Accurate) Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi harus akurat karena sangat berperan bagi pengambilan keputusan penggunanya. Informasi yang akurat berarti harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksud informasi yang disediakan oleh sistem informasi. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. d. Ketepatan waktu (Timeliness) Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Jika pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi sebagai pengguna suatu sistem informasi tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kualitas informasi yang dihasilkan sistem informasi baik jika informasi yang dihasilkan tepat waktu.
20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
e. Format sistem informasi perpustakaan yang memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang disediakan oleh sistem informasi mencerminkan kualitas informasi yang baik. Jika penyajian informasi disajikan dalam bentuk yang tepat maka informasi yang dihasilkan dianggap berkualitas sehingga memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi. Format informasi mengacu kepada bagaimana informasi dipresentasikan kepada pengguna. Dua komponen dari format informasi adalah bentuk dasar dan konteks dari interpretasinya dimana kadang-kadang dipandang sebagai frame. Bentuk dasar format merupakan bentuk penyajian website sebagai suatu bentuk sistem informasi, sedangkan konteks interpretasi sistem informasi mempengaruhi
pandangan
pengguna
dan
hal
ini
sering
menyebabkan kesalahpahaman. 3. Kualitas layanan (Service quality) Kualitas layanan sistem informasi
merupakan pelayanan yang di dapatkan pengguna dari pengembang sistem informasi, layanan dapat berupa update sistem informasi dan respon dari pengembang jika sistem informasi mengalami masalah. Beberapa indikator pada kualitas layanan adalah kecepatan respon, kemampuan teknik dan pelayanan setelanya dari pengembang (Jogiyanto, 2007). Pengertian/Definisi Kualitas Pelayanan - Berikut beberapa pengertian dan definisi tentang Kualitas Pelayanan. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2001).
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
dan keinginan
konsumen
serta
ketepatan
penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2007). Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Menurut Kotler (2002) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan mengartikannya
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen sebagai berikut: 1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan. 2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan 3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah. Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atributatribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan antara prodUsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus hidup. 4. Penggunaan (Use) Penggunaan mengacu pada seberapa sering pengguna
memakai sistem informasi. Dalam kaitannya dengan hal ini penting untuk
23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
membedakan apakah pemakaiannya termasuk keharusan yang tidak bisa dihindari atau sukarela. Variabel ini diukur dengan indikator yang digunakan hanya terdiri dari satu item yaitu seberapa sering pengguna (User) mengunakan sistem informasi tersebut (Frequency of Use) (Jogiyanto, 2007). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penggunaan diartikan sebagai proses, cara perbuatan memakai sesuatu, pemakaian. (KBBI, 2002). Penggunaan sebagai aktifitas memakai sesuatu atau membeli sesuatu berupa barang dan jasa. Pembeli dan pemakai yang dapat disebut pula sebagai komsumen barang dan jasa. 5. Kepusasan Pengguna (User Satisfaction) Kepusasan pengguna merupakan
respon dan umpan balik yang dimunculkan pengguna setelah memakai sistem informasi. Sikap pengguna terhadap sistem informasi merupakan kriteria subjektif mengenai seberapa suka pengguna terhadap sistem yang digunakan. Variabel ini diukur dengan indikator yang terdiri atas efisiensi (efficiency)¸ keefektifan (effectiveness), dan kepuasan (Satisfaction). a. Efesiensi (Efficiency) Kepuasan pengguna dapat tercapai jika sistem informasi
membantu
pekerjaan
pengguna
secara
efisien.
Keefisienan ini dapat dilihat dari sistem informasi yang dapat memberikan solusi terhadap pekerjaan pengguna kaitannya dengan aktivitas pelaporan data secara efisien. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efisien jika suatu tujuan yang dimiliki pengguna dapat tercapai dengan melakukan hal yang tepat. b. Keefektivan (Effectiveness) Keefektivan sistem informasi dalam memenuhi kebutuhan pengguna dapat meningkatkan kepuasan
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
pengguna terhadap sistem informasi tersebut. Keefektivan sistem informasi ini dapat dilihat dari kebutuhan atau tujuan yang dimiliki pengguna dapat tercapai sesuai harapan atau target yang diinginkan. c. Kepuasan (Satisfaction) Kepuasan pengguna dapat diukur melalui rasa puas yang dirasakan pengguna dalam menggunakan sistem informasi perpustakaan. Rasa puas pengguna dapat ditimbulkan dari fitur-fitur yang disediakan sistem informasi perpustakaan seperti kualitas sistem dari sistem informasi perpustakaan dan kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi perpustakaan. Rasa puas yang dirasakan pengguna mengindikasikan bahwa sistem informasi berhasil memenuhi aspirasi atau kebutuhan pengguna. 6. Manfaaat-manfaat bersih (net benefit) Manfaaat-manfaat bersih merupakan
dampak(impact) keberadaan dan pemakaian sistem informasi terhadap kualitas kinerja pengguna baik secara individual maupun organisasi termasuk di dalamnya produktivitas, meningkatkan pengetahuan dan mengurangi lama waktu pencarian informasi (Jogiyanto, 2007).
2.3.
Penelitian Sebelumnya 1. Heri Wijayanto (2009) Tesis Universitas Sebelas Maret Surakarta. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan system yang mampu mengintregrasikan seluruh aktivitas perusahaan kedalam satu system dengan basis data tunggal, implementasi ERP akan sukses ketika visi dan misi perusahaan dalam hal penerapan ERP bisa dipahami oleh semua pihak, dari top management, key user, sampai end User. Untuk
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
mengawal system ERP dalam implementasinya, kehadiran pemimpin dengan gaya kepemimpinan transfromasional sangat dibutuhkan. Tujuan penelitian ini adalah meneliti tentang gaya kepemimpinan transformasional key user terhadap kesuksesan implementasi ERP. Kesuksesan implementasi ERP dalam penelitian ini menggunakan updated DeLone & McLean Information System Success model (updated D M IS Success Model), yang merupakan salah satu model yang banyak dikembangkan dalam penelitian sehingga dalam penelitian ini digunakan model tersebut. Penelitian ini memfokuskan pada faktor gaya kepemimpinan transformasional sebagai faktor dominan yang mempengaruhi kesuksesan implementasi ERP, dan pengujian model yang dikembangkan oleh DeLone and McLean (2003) pada implementasi ERP. Alat analisis dengan menggunakan Struktural Equation Model (SEM) pada program Amos versi 18. dengan lokasi penelitian di PT. PLN (persero) Distribusi Jawa Timur. Hasil analisis menyimpulkan, bahwa kepemimpinan transformasional key user mempengaruhi kesuksesan implementasi ERP dengan p value = 0.000, dan hasil pengujian model (updated D & M IS Success Model), diperoleh hasil pengujian yang mempunyai nilai p value lebih besar dari : service quality tidak berpengaruh secara signifikan terhadap User Satisfaction, dan yang berpengaruh secara signifikan adalah; system quality, dan Information Quality berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap User Satisfaction.
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
2. Brigida Arie Minartiningtyas (2011) Tesis STMIK Amikon Jogjakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi
Enterprise Resource
Planning PT PLN (Persero) Distribusi Bali dengan model keberhasilan implementasi ERP yang sesuai. penelitian ini adalah dilakukan dengan mengambil sampel karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Bali yang menjadi pengguna ERP (dalam hal ini SAP). Instrumen utama dari data Koleksi adalah dalam bentuk kuesioner dan diukur dengan skala Likert. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 70 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM) dengan pendekatan model yang sukses dari DeLone dan sistem informasi McLean. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model implementasi ERP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dipengaruhi oleh tiga variabel: kualitas sistem, informasi kualitas dan keuntungan bersih dengan nilai derajat kebebasan 24 dan chi-square 30,295 menghitung. Kualitas sistem SAP memiliki efek positif yang signifikan pada keuntungan bersih PT PLN (Persero) Distribusi Bali dengan koefisien jalur 0,53. informasi SAP kualitas memiliki pengaruh yang signifikan positif pada keuntungan bersih dari PT PLN (Persero) Distribusi Bali dengan koefisien jalur 0,52. Kualitas sistem SAP dan SAP kualitas informasi berpengaruh positif satu sama lain secara signifikan dengan jalan koefisien 0,66. Dan kualitas agregat dari sistem SAP dan kualitas informasi SAP bersama-sama mempengaruhi
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
keuntungan bersih dari PT PLN (Persero) Distribusi Bali positif dan secara signifikan dengan koefisien jalur 0,92. Dibandingkan dengan kualitas informasi, kualitas sistem SAP menyediakan efek yang sedikit lebih besar dari keuntungan bersih (manfaat) yang dapat diperoleh pada aplikasi ERP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali. Dalam rangka untuk mendapatkan manfaat lebih dari pelaksanaan SAP, kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali perlu ditingkatkan. Google Terjemahan untuk Bisnis:Perangkat PenerjemahPenerjemah Situs WebPeluang Pasar Global.
3. Kursehi Falgenti dan Said Mirza Pahlev (2013) Fakultas Teknik dan MIPA, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI 2 Pasca Sarjana, Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya literatur tentang implementasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) pada Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan meneliti bagaimana pengimplementasian, pengalaman pemakaian sistem ERP di PT. CP, dan dampaknya terhadap pengguna dan perusahaan. Evaluasi kesuksesan sistem ERP dilakukan berdasarkan pendekatan kualitatif dengan mewawancarai pemeran utama dalam pengimplementasian sistem ERP di PT. CP. Wawancara disusun berdasarkan Model Update Kesuksesan Sistem Informasi DeLone and McLean yang memiliki enam dimensi untuk mengukur kesuksesan dari suatu sistem informasi. Dari hasil evaluasi diketahui bahwa PT. CP telah mengimplementasikan sistem ERP dengan sukses
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
karena semua pengguna memiliki persepsi positif pada semua faktor dalam enam dimensi tersebut, kecuali pada faktor kelengkapan. Faktorfaktor kesuksesan dalam pengimplementasian ERP yang ditemukan diantaranya adalah Business Process Reengineering (BPR) yang berjalan dengan lancar, kostumisasi yang sedikit, dan komitmen manajemen tingkat atas yang tinggi.
4. Siti Rahmi (2014) Tesis UGM Jogjakarta. Penelitian ini memiliki tujuan untuk pengujian kesuksesan Implementasi ERP(Enterprise Resource Planning ) menggunakan model DeLone dan McLean pada PT Sari Husada Generasi Mahadhika. Model DeLone dan McLean merupakan model pengujian kesuksesan sistem informasi teknologi informasi yang didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari dimensi-dimensi dimodel. Dimensi-dimensi pada model ini adalah kualitas sistem, kualitas informasi, penggunaan sistem, kepuasan pengguna dan mafaat-manfaat bersih. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif yaitu metode survey kepada para pegawai perusahaan yang kesehariannya menggunakan ERP. Penelitian ini menggunakan program SmartPLS versi 2.0 sebagai alat uji terhadap hipotesis-hipotesis yang ada dalam penelitian. Berdasarkan hasil analisi diatas, di dapatkan bahwa semua konstruk dalam penelitian ini sudah memenuhi syarat terhadap uji validitas dan realibilitas. Dimana untuk syarat validitas, nilai faktor loadingnya harus melebihi 0,7 dan syarat realibilitasnya dengan melihat tingkat Cronbach’s Alpha diatas 0,7.
29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan ada beberapa hipotesis yang terdukung yakni HI,HI2,H3,H5,H6,H8 serta hipotesis yang tidak terdukung yakni H4,H7,H9.
5. Rian Rahman Yuntoharjo (2014) Skripsi UGM Jogjakarta. Ukuran perusahaan yang bertumbuh karena kegiatan ekspansi membuat perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal ini karena kebutuhan perusahaan akan sistem informasi yang mampu mengakomodasi kompleksitas bisnis dari perusahaan tersebut yang semakin unik. Namun ukuran suksesnya penerapan sistem informasi dalam perusahaan seringkali tidak dianalisis dengan dimensi yang tepat. Dimensi pengukuran yang ditawarkan oleh penelitian ini adalah; System quality, Information Quality, Service quality, Usage, User Satisfaction & Net Benefits (Delone & McLean 2002). Sedangkan PT. Surveyor Indonesia akan menjadi perusahaan untuk studi kasus penelitian ini. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa model yang ditawarkan oleh Delone & McLean tersebut dapat menjadi acuan untuk menganalisis kesuksesan penerapan sistem informasi pada perusahaan.
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
2.4 Kerangka Penelitian Manajemen Belum Memandang ERP Sebagai Kebutuhan
Admin Sibuk Dengan Pekerjaannya
Harga investasi yang cukup mahal
Banyak karyawan yang belum mengerti penggunaan komputer
Pencatatan masih menggunakan manual
Belum ada pemahaman tentang keamanan data
Tingkat pengetahuan yang kurang tentang ERP
Banyak selisih quantity di bagian produksi
Record data produksi hanya dilakukan PIC bagian
Pengumpulan report ke manager terlalu lama
Diperlukan alat/ system untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi proses kerja bagian produksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kerja bagian produksi
System Quality
Information Quality
Kualitas sistem yang baik mendukung proses kerja produksi
Kualitas Informasi yang baik menjadi tolak ukur laporan
Service quality
Kualitas Layanan meliputi kebutuhan laporan yangsesuai dengan proses kerja
31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
User Satisfaction
Net Benefit
pengguna tidak merasa bosan selama menggunakan ERP
Perusahaan dapat mengambil keputusan dalam pengembangan ERP