BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi
merupakan
suatu
sistem
informasi
yang
memberikan
keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa saja yang membutuhkannya. Dalam akuntansi, informasi yang dimaksudkan itu disusun dalam ikhtisar dalam laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 1.2) menyatakan “Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari lima, yakni: laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan”. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil repleksi dari sekian banyak transaksi uang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi – transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara yang tepat dalam satuan uang dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain merupakan seni pencatatan, penggolongan, peringkasan transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dalam cara yang tepat dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan hasilnya. Menurut Harahap (2007:105), “laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas)
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dalam periode tertentu”. Menurut Tunggal (2000:79), “laporan keuangan adalah pertanggungjawaban pimpinan suatu perusahaan kepada pemegang saham atau kepada masyarakat umum tentang pengelolaan yang dilaksanakan olehnya dalam suatu masa tertentu, biasanya satu tahun.” Menurut Sundjaja
(2002:68),
“laporan
keuangan
adalah
suatu
laporan
yang
menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut”. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan perbuatan ringkasan data perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Ada beberapa pengertian laporan menurut pendapat para ahli ekonomi yang dapat penulis gunakan sebagai bahan pertimbangan. Menurut Munawir S (2002:2) “Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat memberikan informasi tentang suatu keadaan perusahaan sekaligus merupakan alat komunikasi antara data keuangan dengan pihak yang berkepentingan dengan data perusahaan tersebut”. Berdasarkan definisi ini, laporan keuangan sebagai hasil proses dari akuntansi merupakan penghubung antara perusahaan dengan pihak yang berkepentingan yaitu dengan memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak tersebut untuk mengetahui keadaan dan perkembangan perusahaan bersangkutan. Sedangkan menurut Djarwanto(2001:5) “Laporan keuangan merupakan hasil tindakan perbuatan ringkasan data keuangan perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan modal sendiri dan laporan sumber penggunaan dana”. 2. Tujuan Laporan Keuangan Dapat diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Disamping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhada perusahaan. Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Laporan keuangan juga dapat dijadikan dsebagai alat pertanggungjawaban oleh pihak yang bersangkutan. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu : a. memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat ini, b. memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan saat ini,
Universitas Sumatera Utara
c. memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu, d. memberikan informasi tentang jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu, e. memberikan informasi tentang perubahaan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan, f. memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam satu periode, g. memberikan informasi tentang catatan – catatan atas laporan keuangan. 3. Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan berbagai tujuan. Tujuan utamanya adalah untuk kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan dan memberikan informasi kepada berbagai pihak yang sangat berkepentingan terhadap perusahaan. Hal ini berarti pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern maupun ekstern perusahaan. Berikut ini penjelasan masing – masing pihak yang bekepentingan terhadap laporan keuangan. a. Pemilik perusahaan Dengan menggunakan laporan keuangan, pemilik perusahan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. Dengan kata lain, laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk
Universitas Sumatera Utara
menilai hasil-hasil yang telah dicapai dan menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai di masa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya. b. Manager atau pimpinan perusahaan Laporan keuangan digunakan sebagai alat untuk mempertanggungjawabkan kepercayaan yang telah diberikan oleh pemilik perusahaan. Selain itu, laporan keuangan juga digunakan oleh manajemen untuk : 1) mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan, 2) mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses, atau produksi, 3) mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab, 4) menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. c. Investor Laporan keuangan digunakan oleh para investor untuk mengetahui jaminan investasinya dan mengetahui kondisi kerja / kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Selain itu, investor juga menggunakan laporan keuangan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya. d. Kreditur / banker Kreditur jangka panjang ini menggunakan laporan keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang dan beban-beban bunganya
Universitas Sumatera Utara
dan untuk mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari perusahaan.
e. Pemerintah Laporan keuangan digunakan oleh pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahan serta digunakan sebagai dasar perencanaan pemerintah. f. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai hal. Perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan pada penanam modal domestik.
Laporan
menyediakan
keuangan
informasi
dapat
kecenderungan
membantu dan
masyarakat
dengan
perkembangan
terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
B. Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur dan penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah berapa jumlah harta, kewajiban, serta modal dalam neraca yang dimilki. Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat bagaimana
Universitas Sumatera Utara
hasil usaha yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan. Laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh bernbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian, kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan modal selanjutnya ke depan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimilki, akan tergambar kinerja manajemen selama ini. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar – benar tepat. Kesalahan dalam angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai. Kemudian, hasil perhitungan tersebut, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan secara teliti, mendalam, dan jujur.
Universitas Sumatera Utara
2. Tujuan dan Manfaat Analisis Kegiatan dalam analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara menentukan dan mengukur antara pos – pos yang ada dalam satu laporan keuangan. Kemudian, analisis laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yangn dimiliki dalam satu periode. Disamping itu, analisis laporan keuangan dapat dilakukan pula antara beberapa periode (misalnya tiga tahun). Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa periode adalah menganalisis antara pos – pos yang ada dalam satu laporan. Dapat pula dilakukan antara satu laporan dengan laporan lainnya. Hal ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai kemajuan dan kinerja manajemen dari periode ke periode selanjutnya. Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah : a. untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode tertentu, b. untuk mengetahui kelemahan – kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan, c. untuk mengetahui kekuatan – kekuatan yang dimiliki,
Universitas Sumatera Utara
d. untuk mengetahui langkah – langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini, e.untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal, f. dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. C. Analisis Rasio Keuangan 1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Syahyunan (2004:81) menyatakan bahwa : “Analisis Rasio Keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasian kondisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan”. Rasio keuangan merupakan suatu cara membuat perbandingan data keuangan perusahaan, sehingga menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting keadaan keuangan suatu perusahaan. Mempelajari hubungan antara berbagai pos – pos laporan keuangan itu. Hubungan antara pos yang satu dengan yang lain dinyatakan dengan angka yang dinamakan rasio. Djarwanto (2001:123), yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah : “Suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur – unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”. Bambang (2001:253) “Rasio hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmetical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubunngan antara dua macam data financial”.
Universitas Sumatera Utara
Analisis ini merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal dan juga dalam mengelola perusahaan semaksimal mungkin. Hasil analisis nantinya akan diketahui tingkat kemampuan perusahaan yang ditujukan dalam bentuk angka atau persentase. Berdasarkan pengertian analisis rasio diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan mengadakan analisis rasio terhadap laporan keuangan dalam suatu perusahaan adalah sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan walaupun kepentingan mereka masing – masing berbeda. Menurut Syahyunan ( 2004:82)
untuk
mengidentifikasikan
kondisi
keuangan dapat dibandingkan dengan dua cara yaitu perbandingan antar waktu dan perbandingan antar perusahaan. a.
Perbandingan Antar Waktu (Trend Analysis) Perbandingan antar waktu adalah rasio keuangan yang sekarang dibandingkan dengan perkiraan rasio keuangan tahun yang akan datang dalam perusahaan yang sama suatu perusahaan. Perbandingan itu dapat dilihat arah perubahan apakah naik atau sebaliknya turun.
b.
Perbandingan Antar Perusahaan Perbandingan antara perusahaan ini dapat dilihat apakah rasio keuangan perusahaan relative sama atau berbeda dengan perusahaan lainnya atau rata – rata industri.
2. Jenis – Jenis Analisis Rasio Keuangan
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa analisis rasio keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan sehubungan dengan usaha untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam suatu perekonomian. Bambang (2001:245) menggolongkan rasio tersebut terdiri dari Rasio neraca, Rasio laporan laba rugi, dan Rasio antar laporan. a. Rasio Neraca (Balance Sheet Ratio) Rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca misalnya: rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang dan sebagainya. b. Rasio Laporan Laba Rugi (Income Statment Ratio) Rasio laporan laba rugi yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan netto, rasio laba usaha dengan penjualan laba netto, operating ratio, dan lain sebagainya. c. Rasio Antar Laporan (Inter Statment Ratio) Rasio antar laporan yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya: rasio penjualan netto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata – rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata – rata dan sebagainya. Adapun penjabaran dari rasio – rasio keuangan (financial) yang utama dalam laporan keuangan. 1). Rasio Likuiditas
Universitas Sumatera Utara
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Rasio ini digunakan pada posisi jangka pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan menyediakan alat – alat yang paling likuid guna menjamin pengembalian hutang jangka pendek yang telah jatuh tempo dengan mengetahui angka perbandingan dari rasio ini, maka akan diketahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Berikut ini adalah yang termasuk kedalam rasio likuiditas. a). Current Ratio Current Ratio yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Current Ratio biasa disebut dengan modal kerja (Working Capital Ratio). Rasio ini mencoba memperlihatkan kemampuan klaim pemberi hutang jika ada kegagalan. Rumus: Current Ratio =
Aktiva Lancar x 100% Hu tan g Lancar
b). Quick Ratio Quick Ratio merupakan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid. Rasio ini adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan,
Karena
persediaan
memerlukan
waktu
yang
relatif
untuk
direalisasikan menjadi uang kas. Rumus:
Universitas Sumatera Utara
Aktiva Lancar − Persediaan x 100% Hu tan g Lancar
Quick Ratio =
c). Cash Ratio Cash Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek yang akan segera atau harus dilunasi dengan uang kas yang tersedia dengan uang kas yang tersedia dalam perusahaan. Rumus: Cash Ratio =
Kas + Bank x 100% Hu tan g Lancar
d). Cash Turn Over Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya – biaya yang berkaitan dengan penjualan. Rumus: Cash turn over =
Penjualan Bersih x 100% Modal Kerja Bersih
e). Inventory to Net Working Capital Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Rumus: Inventory to Net Working Capital =
Persediaan Aktiva Lancar − Hu tan g Lancar
2). Rasio Solvabilitas
Universitas Sumatera Utara
Harahap (2006:303) menyatakan bahwa “Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang – hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya jika perusahaan tersebut dilikuidasi”. Rasio ini mengukur perbandingan dan yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga menunjukkan indikasi keamanan dari pemberi pinjaman atau bank. Adapun rasio yang tergabung dalam rasio solvabilitas di bawah ini sebagai berikut. a). Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh hutang. Rasio ini juga dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan. Rumus: Debt to Equity Ratio =
Jumlah Hu tan g x 100% Jumlah Modal
b). Debt to Asset Ratio Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva, dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Rumus: Debt to Asset Ratio =
Total Hu tan g x 100% Total Aktiva
c). Long Term Debt to Equity Ratio ( LTDtER)
Universitas Sumatera Utara
LTDtER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus: LTDtER =
Total Hu tan g jangka Panjang x 100% Total Modal
d). Times Interest Earned Merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga, artinya sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga. Rumus: Times Interest Earned =
EBIT Biaya Bunga
3). Rasio Aktivitas Rasio aktivitas disebut juga dengan rasio efektivitas yang memperlihatkan pemakaian dana perusahaan. Rasio ini berkaitan dengan kegiatan perusahaan yang di ukur dengan kegiatan penjualan dan pendapatan perusahaan dalam operasinya. Rasio aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar keefektifan perusahaan dalam menggunakan sumber – sumber dananya. a) Total Assets Turn Over Total Assets Turn Over digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan dari modal yang diinvestasikan utuk menghasilkan penjualan. Rumus:
Universitas Sumatera Utara
Total Assets Turn Over =
Penjualan Bersih x 100% Total Aktiva
b). Receivable Turn Over Receivable Turn Over digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam berputar dalam satu periode tertentu. Rumus: Receivable Turn Over =
Penjualan Bersih x 1kali Piu tan g Dagang
c). Working Capital Turn Over Working Capital Turn over merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap – tiap modal kerja. Rumus: Penjualan Bersih Total Aktiva Lancar
Working Capital Turn Over = d). Average Collection Period
Average Collection Period yaitu rasio yang digunakan untuk menghitung periode rata – rata yang diperlukan untuk mengumpul piutang. Rumus: Average Collection Period =
Piu tan g Dagang x 365hari Penjualan Bersih
e). Inventory Turn Over
Universitas Sumatera Utara
Inventory Turn Over digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam satu periode tertentu atau mengkur likuiditas dari inventori dan tendensi untuk adanya overstock.
Rumus: Inventory Turn Over =
H arg a Pokok Penjualan x 1kali Persediaan
f). Average Days Inventory Average days Inventory digunakan untuk menghitung periode menahan persediaan rata – rata persediaan barang berada didalam gudang. Rumus: Average Days Inventory =
Persediaan x 360hari H arg a Pokok Penjualan
4). Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan anatara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Profitabilitas sangat penting untuk menguatkan kondisi perusahaan. a). Net Profit Margin Net Profit Margin merupakan perbandingan antara keuntungan sesudah pajak(EAT) dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan hasil penjualan setiap
Universitas Sumatera Utara
rup[iah yang tertinggal pada perusahaan setelah dikeluarkan semua biaya dan pajak pendapatan. Rumus: Net Profit Margin =
EAIT x 100% Penjualan Bersih
b). Return on Invesment (ROI) ROI digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rumus: ROI =
EAIT x 100% Jumlah Aktiva
c). Return on Equity (ROE) ROE digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini adalah perbandingan keuntungan bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan. Rumus: ROE =
EAIT x 100% Jumlah Modal
3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Menurut kasmhir (2009:117) menyebut kelemahan rasio keuangan adalah sebagai berikut : a. kesulitan dalam memilih analisis rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya,
Universitas Sumatera Utara
b. prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan berbeda pula (dapat naik atau turun) tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut, a. adanya manipulasi data, hal ini berarti dalam menyusun data, pihak penyusun tidak jujur dalam memasukkan angka – angka ke laporan keuangan yang mereka buat, b.
perlakuan pengeluaran untuk biaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya,
c.
penggunaan tahun fiskal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan.
D. Penilaian Kinerja Perusahaan Kinerja perlu diukur dan dievaluasi untuk menentukan sejauh mana keberhasilan dalam mencapai tujuan tertentu. Dua aspek yang seing digunakan dalam menilai kinerja adalah efektivitas dan efisiensi. Efektivitas mencerminkan hubungan output suatu tujuan tertentu, sedangkan efisisensi menggambarkan hubungan antara input dan output. Menurut Umar (2002:36), “pengertian penilaian adalah membandingkan kegiatan yang sudah dicapai dengan standar yang ada. Evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh”.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran kinerja merupakan kunci penting dalam infrastruktur organisasi. Istilah tersebut mencakup suatu set kebijakan organisasional, sistem dan praktek yang mengkoordinasi tindakan serta transfer informasi untuk mendukung seluruh siklus manajemen. Manajemen menggunakan sistem pengukuran sebagai mekanisme untuk mengimplementasikan strategi. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bergantung pada sudut pandang yang diambil dan tujuan analisis. Tujuan umum penilaian kinerja perusahaan adalah untuk mengevaluasi perubahan – perubahan atas sumber daya yang dimiliki perusahaan. Berarti
penilaian tersebut dijadikan sarana pengambilan
keputusan bagi perusahaan. E. Tinjauan Penelitian Terdahulu Adapun beberapa penelitian yang telah dilakukan terdahulu mengenai analisa laporan keuangan dibawah ini. NO Peneliti
Judul
Hasil Penelitian
1.
Inanda (2007)
Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan pada PT. Pertamina Ep.Area Rantau Aceh Tamiang.
Kinerja keuangan perusahaan cukup bagus dengan kondisi sehat dalam dua tahun tersebut.
2.
Gunardi
Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN dengan menggunakan Teknik Analisis Rasio Keuangan (Studi Kasus pada PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan).
Hasil kinerja beberapa tahun terakhir menunjukkan kondisi perusahaan yang tidak sehat berdasarkan penilaian skor yang ada.
(2005)
Universitas Sumatera Utara
Silvani Inanda (2007) Judul penelitiannya adalah “Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan pada PT. Pertamina Ep.Area Rantau Aceh Tamiang.” Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana penilaian kinerja keuangan PT. Pertamina Ep.Area Rantau-Aceh Tamiang. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti. Penilaian kinerja keuangan perusahaan ini menggunakan delapan rasio keuangan yang telah ditentukan dalam Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002. Rasio tersebut antara lain Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Cash ratio, Quick ratio, Inventory turnover dan Total equity to total asset. Hasil pembahasan masalah dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian kinerja keuangan secara keseluruhan untuk tahun 2003 memperoleh skor 50,35 atau 72 % dari total skor seharusnya yakni 70 dan memperoleh kategori sehat dengan predikat A. Skor yang diperoleh pada tahun 2004 naik menjadi 59,50 atau 85% dari total skor seharusnya dan termasuk dalam kategori sehat dengan predikat AA. Nardi Gunawan (2005) Judul penelitiannya adalah “Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN dengan menggunakan Teknik Analisis Rasio Keuangan (Studi Kasus pada PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan).” Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana perkembangan kinerja keuangan PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan selama lima tahun terakhir mulai tahun 1999 sampai tahun 2003 dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif-studi
Universitas Sumatera Utara
kasus yaitu dengan memecahkan kasus menggunakan rasio keuangan dalam menilai kinerja perusahaan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I dari tahun 1999 sampai tahun 2003. Penelitian ini membahas bahwa dalam menilai kinerja keuangan, perusahaan menggunakan rasio yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Menteri BUMN dan Surat Keputusan Menteri BUMN No. 215/MBUMN/1999 dan Surat Keputusan Menteri BUMN No. 100/MBU/2002. Rasio yang digunakan adalah Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Cash ratio, Quick ratio, Inventory turnover dan Total equity to total asset. Hasil penelitiannya adalah total skor kinerja keuangan untuk tahun 1999 adalah 47 atau 94% dari total skor seharusnya 50. Tahun 2000 turun menjadi 44,25 atau 88,5% dari total skor. Tahun 2001 mengalami kenaikan menjadi 48 atau 96% dari total skor, kemudian untuk tahun 2002 mengalami penurunan menjadi 45,50 atau 91% dari total skor. Tahun 2002 masih mengalami penurunan menjadi 44,75 atau 89,50% dari total skor.
F. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PT. Excelcomindo Pratama,Tbk.
Laporan keuangan tahun 2007 dan 2008
Analisis Laporan Keuangan
Penilaian kinerja memakai acuan Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Penulis, 2010 PT. Excelcomindo Pratama, Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi yang sangat terkenal dikalangan publik . Didalam operasional perusahaan tentu banyak aktivitas yang terjadi setiap harinya, dan didalam aktivitas tersebut akan banyak proses transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Semua transaksi tersebut akan dicatat masing – masing sesuai kejadian sebenarnya dan digabungkan dalam satu bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan yang ada perlu di analisis untuk mengetahui sejauh mana kinerja keuangan perusahaan pada tahun yang diinginkan yaitu tahun 2007 dan 2008. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis rasio keuangan. Analisis rasio hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos laporan keuangan yang satu dengan pos laporan keuangan lainnya sehinnga kita dapat menilai secara cepat hubungan tersebut dan dapat membandingkannya dengan standar yang ada. Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002, rasio yang digunakan terdiri dari Current ratio, Cash ratio, Total asset turnover, Total equity to total asset, Return on Equity, Return on Investment,Collection periods,dan Inventory turnover. Kedelapan rasio tersebut dianggap paling dominan dan dapat mewakili rasio-rasio keuangan lainnya. Hasil dari analisis rasio tersebut nantinya akan dijadikan sebagai dasar dalam penilaian tingkat kesehatan kinerja keuangan yang mengacu kepada Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002.
Universitas Sumatera Utara