BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Peranan
2.1.1
Pengertian Peranan Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila
seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan sesuatu peran. Peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena fungsi peran itu sendiri adalah sebagai berikut: 1.
Memberi arah pada proses sosialisasi;
2.
Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan;
3.
Dapat mempersatuan kelompok atau masyarakat; dan
4.
Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat. Peranan sosial yang ada dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut
bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandang. Berbagai macam peranan dapat disebutkan sebagai berikut (Hendropuspio, dalam Narwoko, 2007: 160). Berdasarkan pelaksanaannya peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1.
Peranan yang diharapkan (expected roles): cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan yang diharapkan dilaksanakan secermat-secermatnya dan peranan ini tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan. Peranan jenis ini antara lain peranan hakim, peranan protokoler diplomatik.
2.
Peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu cara bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tersebut. Peranan yang sisesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi kekurangan yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat. Sementara itu, berdasarkan cara memperolehnya, peranan bisa dibedakan menjadi:
1.
Peranan bawaan (ascribed roles), yaitu peranan yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha, misalanya peranan sebagai nenek, anak, bupati, dan sebagainya; dan
2.
Peranan pilihan (achives role), yaitu peranan yang diperoleh atas dasar keputusannya sendiri, misalanya seseorang yang memutuskan untuk memilih kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga dan menjadi mahasiswsa program studi sosiologi. Dari jenis-jenis peranan yang ada dalam masyarakat, kita dapat mengetahui
bahwa setiap orang memegang lebih dari satu peranan, tidak hanya peranan bawaan saja, tetapi juga peranan yang diperoleh melalui usaha sendiri maupun peranan yang ditunjuk oleh pihak lain.
2.2
Kelompok Kelompok adalah kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih individu, dan
kehadiran masing–masing individu mempunyai arti serta nilai bagi orang lain, dan ada dalam situasi saling mempengaruhi. Yang penting dalam kelompok adalah bukan persamaan dan perbedaan satu sama lainnya, akan tetapi ketergantungan atau interdepensinya. Sebab kelompok tidak terdiri dari atom–atom bebas yang lepas satu
sama lain. Juga bukan kesatuan yang statis, akan tetapi merupakan saatu totalitas (dari individu–individu). kelompok sebagai kumpulan individu yang bereksistensi sebagai kumpulan yana mendorong dan memberi ganjaran pada masing–masing individu. Kemudian Huraerah Abu mengemukakan kelompok adalah sekumpulan individu yang melakukan hubungan dengan orang lain (sesama anggota) yang menunjukkan saling ketergantungan pada tingkatan yang berarti (Huraerah, 2006: 4). “Kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan sesamanya secara tatap muka atau serangkaian pertemuan, di mana masing–masing anggota tersebut saling menerima impresi atau persepsi anggota lain dalam suatu waktu tertentu dan menimbulkan pertanyaan–pertanyaan kemudian yang membuat masing– masing anggota bereaksi sebagai reaksi individual”. (Yusuf, dalam Bales, 1988: 18 – 19). “ Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka (face to face interaction), yang masing–masing menyadari keanggotaanya dalam kelompok, dan masing–masing menyadari menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok dan masing–masing menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama” (Sarlito, 2001: 4 – 5). Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah sekumpulan orang yang terdiri dari dua atau lebih individu yang melakukan interaksi satu dengan yang lainnya dalam satu aturan yang saling mempengaruhi
pada
setiap
anggotanya
dengan
menyadari
masing–masing
keberadaanya dalam kelompok dan saling ketergantungan dalam mencapai tujuan bersama.
2.2.1
Kelompok Tani Departemen Pertanian menyebutkan bahwa kelompok tani adalah kumpulan
petani yang terikat secara nonformal atas dasar keserasian, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya), keakraban, kepentingan bersama dan saling mempercayai, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama (Marzuki, 1989: 191). Berdasarkan pengertian di atas dapat disebutkan beberapa ciri kelompok tani yaitu: a) Saling mengenal dengan baik antara sesama anggotanya akrab dan saling percaya; b) Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani; c) Memiliki kesamaan tradisi/ kebiasaan pemukiman, hamparan usaha tani, jenis usaha tani, serta mempunyai pembagian dan tanggung jawab atas dasar kesepakatan bersama baik tertulis maupun tidak. Atas dasar kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan serta kondisi sumber daya dalam usahatani maka kumpulan petani yang terikat secara non formal tersebut berada pada suatu wilayah hamparan usahatani (dalam suatu wilayah). Dalam memperlancar dan mengefektifkan upaya mempercepat pemberdayaan ekonomi masyarakat, diharapkan anggota dapat membentuk kelompok. Pembentukan kelompok sebagai wadah kegiatan usaha produktif dimaksudkan agar penanganan usaha
dapat
terarah,
interaksi
diantara
anggota
dapat
ditingkatkan
dan
kesetiakawanan serta kegotongroyongan dapat dibangun dan dikembangkan. Kesatuan dan persatuan di dalam kelompok bermanfaat untuk mengenali permasalahan bersama serta merumuskan langkah penanganan masalah diantara anggota. Keahlian kelompok memungkinkan terjadinya pengawasan manajemen produksi oleh masyarakat sendiri.
Ketepatan dalam penentuan kelompok sasaran program akan sangat menentukan keberhasilan program tersebut. Oleh karena itu, pembentukan harus melibatkan pihak yang paling mengetahui profil penduduk dilingkungan setempat. Pembentukan kelompok yang menjadi sasaran program diprakarsai oleh pemuka masyarakat setempat, pembentukan kelompok dilakukan melalui musyawarah desa dan disarankan pada daftar penduduk yang dibuat dan disepakati bersama. Menurut Torres beberapa keuntungan pembentukan kelompok tani adalah sebagai berikut: a)
Semakin
eratnya
interaksi
dalam kelompok
dan
semakin
terbinanya
kepemimpinan kelompok; b) Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani; c) Semakin cepatnya proses proses perembesan penerapan inovasi (teknologi baru); d) Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang (pinjaman petani); e) Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan maupun produk yang dihasilkannya. (Mardikanto, 1994).
Kondisi ataupun kemajuan kelompok tani dapat dilihat dari dinamika kelompok tani yang terdiri dari 8 faktor yaitu: 1) Tujuan Kelompok Tani Tujuan kelompok merupakan suatu keadaan di masa mendatang yang diinginkan oleh anggota–anggota kelompok dan oleh karena itu mereka melakukan berbagai tugas kelompok dalam rangka mencapai keadaan tersebut. Suatu tujuan kelompok yang efektif harus memiliki aspek sebagai berikut : a) Adanya kejelasan tujuan kelompok, b) ketetapan (relevan) dengan tujuan anggota.
Adapun tujuan kelompok tani Maju Jaya yaitu: menyediakan sarana produksi pertanian, meningkatkan kualitas hasil produksi, meningkatkan manajemen usaha, meningkatkan kesejahteraan anggota. 2) Struktur Kelompok Struktur kelompok adalah pola–pola hubungan di antara berbagai posisi dalam susunan kelompok. Dalam menganalisis struktur kelompok maka empat unsur penting yang terkait dalam struktur kelompok, yaitu posisi, status dan peranan kelompok, serta komunikasi dalam kelompok. Hubungan di antara individu–individu dalam kelompok tani Melati 1 saling terjalin erat, hal ini dilihat dari setiap pertemuan-pertemuan yang dilakukan para anggota berhak memberikan ide, gagasan, pendapat yang kemudian dipertimbangkan oleh kelompok. 3) Tugas Kelompok Di dalam tugas kelompok dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu Tugas–tugas produksi adalah tugas–tugas yang bersangkut paut dengan upaya menghasilkan dan menyajikan berbagai gagasan dan penyusunan berbagai rencana. Selanjutnya tugas–tugas diskusi adalah tugas–tugas yang berkaitan dengan pembahasan atau pengkajian berbagai isu yang memerlukan kesepakatan dan keputusan bersama. Sementara itu tugas–tugas pemecahan masalah adalah tugas– tugas yang berkaitan dengan penentuan tindakan pemecahan masalah–masalah tertentu yang dihadapi oleh kelompok. Mengenai hal ini anggota Kelompok Tani Melati 1 mempunyai inisiatif melaksanakan kegiatan dalam kelompok tani yaitu dengan mengikuti kegiatan yang telah dibuat oleh kelompok karena setiap anggota memiliki keinginan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dalam meningkatkan pertaniannya.
Informasi-informasi baru dapat diperoleh dalam kelompok tani ini karena Kelompok Tani Melati 1 mempunyai hubungan kerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, Penyuluh Pertanian, hingga pada hasil akhirnya para anggota merasa puas dengan adanya kelompok tani tersebut. 4) Kekompakan Kelompok Kekompakan antar anggota dalam kelompok sangat berfungsi dalam kelanjutan dan berlangsungnya kelompok agar sebuah kelompok dapat mewujudkan keinginan bersama secara efektif. Kekompakan kelompok merupakan homogenitas yang ditunjukkan oleh kesamaan karakteristik individu yang ada dalam kelompok dan kerjasama. Dalam kelompok tani Melati 1, homogenitas yang ditunjukkan yaitu kesamaan jenjang pendidikan. Kerjasama antar anggota ditunjukkan dengan pelaksanaan kegiatan kelompok dilakukan secara berkelompok, setiap anggota berhak memberikan aspirasi dan keputusan akhir yang akan dilaksanakan adalah keputusan ketua kelompok yang diambil dari hasil keputusan bersama. 5) Suasana Kelompok Suasana kelompok adalah suasana yang terdapat dalam kelompok sebagai hasil dari berlangsungnya hubungan–hubungan interpersonal atau hubungan antar anggota kelompok. Dengan demikian, suasana
atau iklim kelompok mengacu
kepada ciri–ciri khas interaksi anggota dalam kelompok. 6) Tekanan Kelompok Tekanan kelompok yaitu desakan yang berasal dari kelompok. Tekanan kelompok berbeda dengan kelompok tekanan, kelompok tekanan mengacu pada desakan yang berasal dari luar kelompok. Kelompok Tani Melati 1 memiliki suatu aturan atau kepatuhan terhadap kelompok yang harus ditaati oleh setiap anggota, dan memberikan sanksi kepada
anggota yang melanggar aturan tersebut. Hal ini dibuat agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. 7) Keefektifan Kelompok Kelompok yang efektif mempunyai tiga aktivitas dasar, yaitu: a) Aktivitas pencapaian tujuan, b) Aktivitas memelihara kelompok secara internal, c) Aktivitas mengubah dan mengembangkan cara meningkatkan keefektifan kelompok. Interaksi anggota kelompok yang memperlihatkan aktivitas dengan mengintegrasikan ketiga macam aktivitas dasar tersebut adalah mencerminkan bahwa kelompok dapat dikategorikan sebagai kelompok yang berhasil atau efektif. Anggota kelompok yang efektif memiliki keterampilan untuk mengatasi atau menghilangkan hambatan– hambaatan pencapaian tujuan kelompok, untuk memecahkan masalah di dalam memelihara dan meningkatkan kualitas interaksi diantara anggota kelompok, dan keterampilan untuk mengatasi hambatan peningkatan agar kelompok lebih efektif lagi. Dalam pencapaian tujuan, dalam Kelompok Tani Melati 1 diajarkan bagaimana mengelola usahatani dengan baik sesuai Standart Operasional Perawatan (SOP) jenis tanaman. 8) Fungsi Kelompok Tani kelompok tani terbentuk atas dasar kesadaran, jadi tidak secara terpaksa. Kelompok tani ini menghendaki terwujudnya pertanian yang baik, usahatani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam perkembangan kehidupannya. Para anggota terbina agar berpandangan sama, beminat yang sama dan atas dasar kekeluargaan (Kartasapoetra, 1994). Dari uraian diatas, dapatlah dikatakan bahwa kelompok tani berfungsi sebagai wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengertian, pengetahuan dan keterampilan
serta gotong-royong dan berusahatani para anggotanya. Fungsi tersebut dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Pengadaan sarana produksi murah dengan cara melakukan pembelian dengan secara bersama. 2. Pengadaan bibit yang resisten untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. 3. Mengusahakan kegiatan pemberantasan atau pengendalian hama dan penyakit secara terpadu. 4. Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang menunjang usahataninya. 5. Guna memantapkan cara bertani dengan menyelenggarakan demonstasi bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi hama yang dilakukan bersama penyuluh. 6. Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujudnya kualitas yang baik, beragam dan mengusahakan pemasaran secara bersama agar terwujudnya harga yang seragam. 2.3
Peranan Kelompok Tani Peranan merupakan seperangkat harapan yang ditujukan pada diri seseorang
dan hal-hal yang seharusnya dilaksanakan (Slamet, 2011). Kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan status dalam masyarakat/lingkungannya disebut sebagai peranan individu/kelompok yang bersangkutan. Jadi hal-hal yang menjadi harapan terhadap diri seseorang/kelompok dan seharusnya dilaksanakan oleh orang/kelompok tersebut merupakan peran seseorang/kelompok yang bersangkutan. Sesuai Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/. “ Kelompok Tani berperan dan berfungsi sebagai kelas belajar, unit produksi usaha tani, dan wahana kerjasama antara anggota kelompok”.
2.3.1. Sebagai Kelas Belajar Kelompok tani sebagai kelas belajar bagi petani merupakan wadah bagi setiap anggotanya untuk berinteraksi guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dalam usahatani yang lebih baik dan menguntungkan serta berperilaku lebih mandiri untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. Dalam kelas belajar mengajar ini diarahkan agar anggota–anggota kelompok memiliki kemampuan dalam hal: a.
Menggali dan merumuskan keperluan belajar, yaitu mencari, mengetahui, dan menentukan keperluan dalam proses belajar mengajar.
b.
Berhubungan dan bekerjasama dengan sumber informasi dan teknologi yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang berasal dari sesama petani, instansi pembina maupun pihak–pihak lain. Hal ini merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memenuhi keperluan belajar dengan mencari sumber–sumber informasi dan tekhnologi.
c.
Menciptakan iklim lingkungan belajar yang sesuai.
d.
Mempersiapkan sarana belajar yang dibutuhkan, yaitu telah tersedianya fasilitas–fasilitas yang dibutuhkan dalam proses belajar–mengajar.
e.
Berperan serta aktif dalam proses belajar mengajar.
f.
Mengemukakan keinginan, pendapat maupun masalah yang dihadapi sesama dalam kelompok.
g.
Memahami keinginan, pandapat maupun masalah yang dihadapi orang lain dalam kelompok, yaitu adanya solidaritas dan toleransi sesama pihak yang terkait dengan menghargai keinginan dan pendapat orang lain dengan mengerti maksud dan tujuannya.
h.
Merumuskan kesepakatan bersama baik dalam memecahkan masalah maupun untuk melaksanakan berbagai kegiatan kelompok.
i.
Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama, yaitu adanya kedisiplinan dalam menegakkan kesepakatan–kesepakatan yang telah diputuskan sebelumnya.
j.
Merencanakan dan melaksanakan pertemuan–pertemuan berkala antar sub kelompok.
2.3.2
Sebagai Unit Produksi Usaha Tani Kelompok tani merupakan satu kesatuan unit usahatani untuk mewujudkan
kerjasama dalam mencapai skala ekonomi yang lebih menguntungkan. Upaya peningkatan peranan kelompok tani sebagai unit produksi berorientasi kepada agribisnis dan agro industri dan hal ini dilakukan dengan peningkatan berbagai kemampuan yang merupakan tugas dan tanggung jawab kelompok, kemampuan itu antara lain sebagai berikut: a. Mengambil keputusan dalam menentukan pola usaha tani yang menguntungkan berdasarkan teknologi terapan dan berorientasi pasar tanpa melupakan kepentingan nasional. b. Menyusun rencana usahatani/Rencana Defenitif Kelompok (RDK) serta rencana permodalan, yaitu adanya kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan kegiatan kelompok tani untuk 1 tahun yang disusun berdasarkan kesepakatan kerjasama sebagai hasil musyawarah kelompok. c. Menerapkan teknologi maju dalam usahatani sesuai rekomendasi.
d. Berhubungan dan bekerjasama dengan pihak–pihak penyedia saran produksi dan pemasaran hasil, yaitu adanya usaha–usaha dalam kerjasama dalam penyedia sarana produksi di dalam kecepatan atau kelancaran usahatani. e. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok. f. Menganalisa dan menilai hasil usahatani yang dilaksanakan. g. Mengatasi keadaan darurat, yaitu adanya usaha–usaha dalam menghadapi masalah dalam usahatani dengan keadaan–keadaan di luar dugaan atau di luar rencana. h. Mengelola administrasi kelompok, yaitu adanya suatu kemampuan kelompok dalam mengelola atau mengurus suatu proses kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. 2.3.3
Sebagai Wahana Kerjasama Antara Anggota Kelompok Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama antara
sesama petani dalam kelompok untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan hambatan dan gangguan. Untuk dapat mengatasi ataupun untuk menekan resiko tersebut maka kelompok tani dapat menanggulangi/mengatasinya dengan cara memperkuat dan menjalin kerjasma diantara sesama petani dalam kelompok. Untuk dapat memperkuat dan menjalin kerjasama tersebut, maka kelompok tani sebagai wahana kerjasama antara anggota kelompok harus meningkatkan berbagai kemampuan. Kemampuan-kemampuan yang dimaksud yaitu: a.
Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya, dan selalu berkeinginan untuk bekerjasama.
b.
Menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandanganpandangan diantara anggota untuk mencapai tujuan bersama, yaitu segala
sesuatu yang menyangkut kelompok, diketahui oleh semua pihak yang terkait dalam kelompok, tidak hanya sebatas pada orang–orang tertentu saja. c.
Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesama anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.
d.
Mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab diantara sesama anggota kelompok, yaitu menaati apa yang menjadi norma–norma kelompok, melaksanakan ketentuan–ketentuan ataupun keputusan–keputusan yang telah ditetapkan oleh kelompok.
e.
Merencanakan dan melaksanakan musyawarah dan pertemuan–pertemuan lainnya agar tercapai kesepakatan bersama.
f.
Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama kelompok.
g.
Melaksanakan tukar pikiran.
h.
Bekerjasama dengan pihak–pihak penyedia kemudahan sarana produksi, pengolahan dan pemasaran hasil.
i.
Mengembangkan kader kepemimpinan di kalangan para anggota kelompok dengan
jalan
memberikan
kesempatan
kepada
setiap
anggota
untuk
mengembangkan keterampilannya di bidang tertentu sehingga berperan sebagai agen teknologi. j.
Mengadakan pemupukan modal untuk keperluan pengembangan usaha para anggota kelompok. Fungsi penyuluhan pertanian dengan kontak tani dalam kelompok tani adalah sebagai berikut:
1. Penyuluhan pertanian berfungsi sebagai pengarah, pembimbing dan penasehat serta memberi materi guna kegiatan kelompok.
2. Kelompok tani berfungsi sebagai motor penggerak kelompok tersebut dengan mengembangkan pengaruhnya. Ada tiga peranan penting dalam kelompok tani, yaitu sebagai berikut: 1. Media sosial atau media penyuluh yang hidup, wajar dan dinamis. 2. Alat untuk mencapai perubahan sesuai denga tujuan penyuluhan pertanian. 3. Tempat atau wadah pernyataan aspirasi yang murni dan sehat sesuai dengan keinginan petani itu sendiri. Selanjunya
dijelaskan
bahwa
perlunya
penyuluhan
sehingga
dapat
memperbesar kemampuan dan peranan kelompok tani dalam berbagai hal, yaitu menyangkut perbaikan usahatani serta tingkat kesejahteraan. Kemampuan setiap petani pada kelompok biasanya ada perbedaan abik keterampilan, penetahuan maupun permodalan. Oleh karena itu atas perbedaan karakteristik petani, maka perlu adanya kerjasama dalam kelompok tani. 2.4
Kemampuan dan Ciri-ciri Kelompok Tani Berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani, dikenal empat belas
kemampuan kelompok tani dengan ciri-ciri untuk setiap kelompok adalah sebagai berikut: 1.
Kelompok Pemula: a. Kelompok tani masih belum aktif. b. Tahap pembentukan kelompok masih awal. c. Pimpinan formal. d. Kegiatan kelompok bersifat informatif.
2.
Kelompok Lanjut: a. Kelompok ini menyelenggarakan kegitan-kegitan terbatas. b. Kegiatan kelompok dalam perencanaan.
c. Pimpinan formal aktif. d. Kontak tani mampu memimpin gerakan kerjasama kelompok tani. 3. Kelompok Madya a. Kelompok tani menyelenggarakan kegiatan kerjasama usaha. b. Pimpinan formal kurang menonjol. c. Kontak tani dan kelompok tani bertindak sebagai pimpinan kerjasama usahatani. d. Berlatih mengembangkan program sendiri. 4. Kelompok Utami a. Hubungan melembaga dengan koperasi. b. Perencanaan program tahunan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan. c. Program usaha tani terpadu. d. Program diusahakan dengan usaha koperasi. e. Pemupukan modal dan pemilikan atau penggunaan benda modal (DPTP, 2002). 2.5
Pengertian Petani Petani adalah orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian
sebagai mata pencaharian utamanya. Secara garis besar terdapat tiga jenis petani, yaitu petani pemilik lahan, petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan, dan buruh tani. Secara umum, petani bertempat tinggal di pedesaan dan sebagian besar di antaranya, terutama yang tinggal di daerah-daerah yang padat penduduk di Asia Tenggara, hidup di bawah garis kemiskinan.
Ciri-ciri Petani : 1. Petani berbeda satu dengan yang lain. 2. Hidup dibawah kesanggupan mereka. 3. Enggan mencoba metode baru yang dianjurkan. 4. Menghargai persetujuan keluarga dan masyarakat sekitarnya. 5. Petani progressif, percaya pada diri sendiri. 6. Tidak senang didesak dan diberi instruksi tentang apa yang mereka harus lakukan .
2.6
Tingkat Sosial Ekonomi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tingkat adalah tinggi rendah
martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan, peradaban), pangkat, derajat, taraf, kelas ataupun susunan yang berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek. Social artinya sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, sedangkan arti kata ekonomi adalah
ilmu
mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti halnya keuangan, perindustrian dan perdagangan. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi berhubungan dengan proses pemenuhan kebutuhan hidup manusia seharihari (KBBI, 2007: 287). Dalam konsep sosiologis, manusia sering disebut mahluk social yang artinya bahwa manusia tidak dapat hidup dengan wajar tanpa orang lain disekitarnya. Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status (Soekanto, 2007: 76). Sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain dalam sandang, pangan, pemenuhan,
pendidikan, kesehatan dan lainya. Pemenuhan yang dimaksud berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem sosial yaitu suatu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam suatu kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan yang hidup dalam suatu pergaulan. Oleh karena itu, kehidupan sosial pada dasarnya ditandai dengan: 1. Adanya kehidupan bersama yang pada ukuran minimalnya berjumlah dua atau lebih. 2.
Manusia tersebut bergaul (berhubungan) dan hidup bersama dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, berhubungan dan bergaul cukup lama bersama, maka akan terjadi adaptasi dan pengorganisasian perilaku serta munculnya satu perasaan sebagai kesatuan.
3. Adanya kesadaran bahwa mereka merupakn satu kesatuan. 4. Suatu kehidupan sistem bersama (Soleman, 1986: 9).
Dalam kehidupan manusia mempunyai banyak kebutuhan dan sudah menjadi keharusan baginya untuk memenuhi kebutuhan tersebut baik moral maupun materil. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia tidak terlepas dari manusia lain. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut manusia juga salig berinteraksi satu sama lain, disamping sebagai mahluk pribadi. Tingkat sosial ekonomi adalah adanya suatu jenjang yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyrakat. Kebutuhan pokok atau human needs dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Kehidupan sosial ekonomi adalah perilaku sosial dari masyarakat yang menyangkut interaksinya dan perilaku ekonomi dari masyarakat yang berhubungan dengan pendapatan dan pemanfaatan hasil ekonomi yang diperoleh. Jadi, kehidupan sosial ekonomi yang dimaksud adalah
cara-cara atau strategi yang diterapkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan seharihari, serta pemanfaatan penghasilan atau hasil ekonomi yang diperoleh dan juga berbicara mengenai keadaan hidup sehari-hari. Manusia dikatakan hidup layak jika mampu memenuhi kebutuhan hidup minimalnya. Kebutuhan hidup tersebut meliputi, sandang, pangan, pendidikan dan kesehatan. Abraham Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia terdiri atas lima tingkatan yaitu: 1. Kebutuhan fisik atau biologik dengan dengan indikator lapar, haus, seks, rasa enak, tidur dan istirahat. 2. Kebutuhan rasa aman dengan indikator psikologi terhindar dari bahaya dan bebas dari rasa takut atau ancaman. 3. Kebutuhan disertakan, rasa cinta dan aktifitas sosial dengan indikator psikologik berupa rasa bahagia, berkumpul dan berserikat, perasaan diterima dalam kelompok, rasa bersahabat atau afeksi. 4. Kebutuhan rasa hormat dengan indikator psikologik: menerima keberhasilan diri, kompetensi, keyakinan, rasa diterima orang lain, apresiasi dengan martabat. 5. Kebutuhan aktualisasi dan realisasi diri dengan indikator psikologik berupa keinginan mengembangkan diri secara optimal melalui usaha sendiri, kreativitas dan ekspresi (Maslow, dalam Damin. 1995: 34-35).
2.7
Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan jika diartikan mengandung makna yang luas dan mencakup
berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermulah dari kata sejahtera yang berarti aman dan sentosa, makmur atau selamat dan artinya terlepas dari segala
macam gangguan dan kesukaran. Istilah social berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan atau teman. Di dalam kamus ilmu kesejahteraan sosial disebut bahwa kesejahteraan sosial adalah merupakan keadaan yang sejahtera yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial tertentu saja. Kesejahteraan sosial adalah kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat yang memungkinkan dan mempermudah manusia dalam mengembangkan kepribadiannya secara sempurna. Kesejahteraan sosial dalam arti yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, ini tidak diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual. Menurut Pre-Conference Working Committee for the 15 Internasional Conference of Social Walfare “social walfer is all organized social arrangements which have as their direct and primary objective the well being off people in social context. It includes the broad range of policies and service which are concerned with various aspects of people live their income, security, health, housing, education, recreation, cultural traditions, etc” (kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang bekaitan dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya dan sebagainya) (Rukminto,2003: 46-47).
Kesejahteraan sosial dewasa ini lebih ditujukan guna mencapai produktivitas yang maksimum, setiap masyarakat perlu mengembangkan cara-cara meningkatkan kemampuannya, melindungi masyarakat dari gangguan-gangguan dan masalahmasalah yang dapat mengurangi dan merusak kemampuan yang telah dimiliki. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kesejahteraan sosial adalah sebagai suatu kondisi atau keadaan sejahtera baik fisik, mental, maupun sosial dan tidak hanya perbaikan-perbaikan penyakit sosial tertentu saja (Nurdin, 1990: 28). Sementara itu menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial, mendefenisikan bahwa kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spitual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya
(http://kamushukum.com/en/undang-undang-no-11-tahun-2009-tentang-
kesejahteraan-sosial/). Dengan demikian kesejahteraan sosial memiliki beberapa makna yang relatif berbeda, meskipun substansinya tetap sama. Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi yaitu: 1.
Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera yakni terpenuhinya kebutuhankebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial.
2.
Institusi, arena atau kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan
berbagai
profesi
kemanusiaan
yang
menyelenggarakan
usaha
kesejateraan sosial dan pelayanan sosial. 3.
Aktivitas yakni kegiatan-kegiatan atau usaha terorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera (Suharto , 2009: 2). Berdasarkan defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kesejahteraan
sosial mencakup bebagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup
manusia, baik di bidang fisik, mental, emosional, sosial ekonomi ataupun kehidupan spiritual.
2.8
Kerangka Pemikiran Pembangunan pertanian tidak terlepas dari peran serta masyarakat tani.
Dengan peran yang sangat penting sebagai pemutar roda perekonomian negara, maka perlu pemberdayaan masyarakat tani, sehingga petani mempunyai power yang mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Salah satu usaha pemerintah bersama petani dalam rangka membangun upaya kemandiriannya telah dibentuk kelompok-kelompok tani di pedesaan. Kelompok tani dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang kelas kemampuan kelompok yang terdiri dari kelas pemula, kelas lanjut, kelas madya dan kelas utama. Tujuan pembangunan pertanian adalah meningkatkan produksi tanaman pangan baik secara kuantitatif maupun kualitatif sebagai upaya mencapai swasembada pangan. Selain itu diharapkan dengan peningkatan produksi dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan petani dan perluasan kesempatan kerja sesuai dengan tujuan pembangunan pertanian yang tangguh, maju dan efisien yang dicirikan oleh kemampuan dalam mensejahterakan keluarganya. Peranan kelompok tani dapat dimainkan setiap waktu oleh pemimpin kelompok maupun oleh anggota lainnya. Pemimpin kelompok tani dengan kata lain pengurus dalam kelompok memiliki peran sebagai koordinator dimana mereka yang menjelaskan atau menunjukan hubungan antara berbagai pendapat dan saran, yang mencoba mempersatukan pendapat dan saran-saran atau mencoba mengkoordinir kegiatan anggota atau sub kelompok.
Desa Nagori Dolok Hataran merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun, yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Di Desa Nagori Dolok Hataran terdapat 120 orang petani yang mengusahakan padi sawah, yang tergabung dalam 4 kelompok tani. Fungsi kelompok tani sebagai kelas belajar sebagai, unit produksi usaha tani dan sebagai wahana kerjasama antar anggota kelompok. Melalui peranan kelompok tani yang ada di Desa Nagori Dolok Hataran diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani khususnya persawahan. Peranan kelompok tani terhadap peningkatan kesejahteraan usahatani dapat diukur dengan indikator yaitu, pendidikan, kesehatan, pendapatan, perumahan, kebutuhan pokok dan interaksi sosial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan kerangka pemikiran sebagai berikut berikut:
BAGAN I KERANGKA PEMIKIRAN
Peranan Kelompok Tani Melati I
1. Sebagai kelas belajar. 2. Sebagai unit produksi usaha tani. 3. Sebagai wahana kerjasama antar anggota kelompok
Kesejahteraan petani
1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Pendapatan 4. Perumahan 5. Kebutuhan pokok 6. Interaksi sosial
2.9
Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional
2.9.1
Defenisi Konsep Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan
berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi dan hal lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai
ciri-ciri
yang
sama.
Defenisi
konsep
adalah
defenisi
yang
menggambarkan konsep dengan penggunaan konsep-konsep lain (silalahi, 2009: 118). Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang
digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian. Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah: 1.
Yang dimaksud dengan peranan dalam penelitian ini adalah tindakan yang dilakukan dan member arah pada proses sosialisasi.
2.
Yang dimaksud dengan kelompok tani dalam penelitian ini adalah kumpulan petani yang bergabung dalam suatu organisasi kecil dalam masyarakat yang mempunyai tujuan mengembangkan kesejahteraan sesama anggota kelompok dalam bidang pertanian.
3.
Yang dimaksud dengan Kesejahteraan petani dalam penelitian ini adalah keadaan sejahterah yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial petani, berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan antara lain sandang, pangan dan pendidikan.
4.
Peranan Kelompok tani adalah kerbefungsian kelompok tani dalam mengembangkan hasil tani.
2.9.2
Defenisi Operasional Defenisi operasional menyatakan bagaimana operasi atau kegiatan yang harus
dilakukan untuk memperoleh data atau indikator yang menunjukkan konsep yang dimaksud. Defenisi ini sangat diperlukan dalam penelitian karena defenisi ini menghubungkan konsep yang diteliti dengan gejala empirik (soehartono, 2004:29). Yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1.
Tingkat peranan Kelompok Tani Mealati 1 adalah tingkat kemampuan petani yang tergabung dalam kelompok tani:
a. Sebagai kelas belajar yaitu kelas mendapat ilmu tentang pertanian dan cara-cara membuat tanaman yang lebih baik. b. Sebagai unit produksi usahatani yaitu unit penyalur hasil produksi serta pembuatan bibit dan kompos. c. Sebagai wahana kerjasama antar anggota kelompok yaitu kerjasama menggarap lahan. 2. kesejahteraan meliputi: a. pendidikan yaitu tingkat pendidikan yang dimiliki anggota kelompok tani dan kemampuan anggota kelompok tani dalam mengolah lahan. b. Kesehatan yaitu pelayanan kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Indikatornya adalah kemampuan untuk memebeli obat-obatan dan kemampuan berobat ke Rumah Sakit, Puskesmas dan pengobatan tradisional. c. Pendapatan yaitu hasil yang didapat dari pekerjaan yang dilakukan anggota kelompok tani dapat membuat pendapatan meningkat atau tidak. d. Perumahan yaitu kondisi perumahan anggota kelompok tani yang ditempati. e. Kebutuhan pokok yaitu kebutuhan pangan, sandang dan papan anggota kelompok tani. f. interaksi sosial yaitu bagaimana interaksi anggota kelompok tani dengan anggota kelompok tani yang lain dan dengan lingkungan sekitarnya.