BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tanaman Semangka Semangka
(Citrullus
vulgaris
L.)
atau
dalam
bahasa
Inggris
disebut watermelon kerabat dekat dengan buah melon (Cucumis meloL.) termasuk dalam keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae). Seperti halnya keluarga labu-labuan, tanaman ini berasal dari Afrika Tropik (Wihardjo, 1993). Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat.Semangka berasal dari daerahkering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang pesat ke berbagainegara-negara seperti Afrika Selatan, Cina, Jepang dan Indonesia (Damayanti,2009). Lamanya umur tanaman semangka tumbuh sampai buah masak, pada kondisi lahan dan cuaca normal adalah 70 – 100 hari, sejak bibit ditanam (Wihardjo, 1993). Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus tanaman semangka merambat namun ia tidak dapat membentuk akar adventif dan tidak dapat memanjat. Jangkauan rambatan dapat mencapai belasan meter.Daunnya berlekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil (diameter 3 cm). Semangka adalah andromonoecious monoklin, yaitu memiliki dua jenis bunga pada satu tumbuhan: bunga jantan, yang hanya memiliki benang sari (stamen), dan bunga banci/hermafrodit, yang memiliki benang sari dan putik (pistillum). Bunga banci dapat dikenali dari adanya bakal buah (ovarium) di bagian pangkal bunga berupa pembesaran berbentuk oval (Anonimous, 2012).
Universitas Sumatera Utara
Semangka lebih cocok ditanam di daerah beriklim panas dan kering. Akan tetapi, untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal tanaman ini memerlukan persyaratan tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor iklim dan tanah. Faktor iklim meliputi temperatur, kelembaban udara dan curah hujan. Adapun unsur tanah meliputi tingkat kesuburan dan sifat kemasaman (Samadi, 1996). Faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan semangka adalah curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran waktu panen. Tanaman semangka dapat tumbuh dan berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu kurang lebih 25°C pada siang hari. Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal penanaman. Kondisi demikian cocok untuk penanaman semangka. Jika kelembaban udara tinggi akan menyebabkan tumbuhnya jamur yang akan merusak tanaman semangka. Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 100-300 m dpl, namun dapat juga ditanam pada ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas 300 m dpl (Duljapar dan Setyowati, 2000). Secara garis besar, dari sekian banyak varietas yang beredar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu semangka tidak berbiji dan semangka berbiji. Semangka tidak berbiji termasuk golongan hibrida, sedangkan semangka berbiji dapat digolongkan ke dalam semangka hibrida dan bukan hibrida (lokal) (Duljapar & Setyowati, 2000).
Universitas Sumatera Utara
Buah semangka banyak digemari orang terutama karena rasanya manis, daging buah berwarna merah atau kuning menarik, serta banyak mengandung air (93%). Tujuh persen lainnya berupa vitamin, mineral dan karbohidrat dalam bentuk gula (Kalie, 1991). Menurut Wirakusumah (1994), kandungan gizi didalam 100gr semangka antara lain: kalori 28,0 kal; protein 0,1gr; lemak 0,2 gr; karbohidrat 7,2 gr; kalsium 6,0 mg; fosfor 7,0 mg; besi 0,2 mg; vitamin A 50,0 s.1; vitamin B1 0,02 mg; vitaminB2 0,03 mg; vitamin C 7,0 mg; niacin 0,2 gr; serat 0,5 gr dan air 9,21 gr. Buah semangka memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh kita. Adapun manfaat buah semangka untuk kesehatan antara lain: 1. Mencegah tekanan darah tinggi dan stroke Dalam buah semangka mengandung kalium yang berperan dalam menurunkan tekanan darah. Selain itu kandungan karetenoid pada buah semangka dapat mencegah pengerasan dinding arteri maupun pembuluh vena, sehingga dapat mengurangi tekanan darah. 2. Menjaga kesehatan ginjal Manfaat buah semangka dalam menjaga kesehatan ginjal yaitu karena adanya kandungan kalium yang tinggi. Kalium ini membantu membersihkan sisa-sisa racun yang terdapat pada ginjal. Selain itu, buah semangka mampu menurunkan kadar asam urat dalam darah sehingga mengurangi resiko kerusakan ginjal dan pembentukan batu ginjal. 3. Antioksidan Sebagai antioksidan yaitu melihat dalam buah ini mengandung likopen yang cukup tinggi. Likopen merupakan senyawa antioksidan yang berpotensi untuk
Universitas Sumatera Utara
mencegah radikal bebas. Radikal bebas bisa disebabkankarena polusi, pola makan dan daya tubuh yang menurun. Hal ini berakibat, tubuh anda mudah terserang penyakit dan radikal bebas ini merupakan awal dari munculnya penyakit kanker. 4. Mencegah sariawan Buah semangka mengandung banyak vitamin dan air, kedua senyawa inilah yang berperan dalam mencegah munculnya sariawan. Karena pada dasarnya, sariawan ditimbulkan karena adanya bakteri yang berkembang di mulut dan bakteri akan berkembang baik jika mulut anda kering sehingga kandungan air dari buah semangka dapat mengurangi adanya bakteri. 5. Alternatif makanan rendah gula bagi penderita diabetes Meskipun buah semangka manis, namun ternyata mengandung gula yang relatif rendah. Selain itu, manfaat buah semangka bagi penderita diabetes yaitu kandungan yang terdapat dalam buah semangka mampu merangsang produksi insulin sehingga menurunkan kadar gula dalam darah (Anonimous, 2012).
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Biaya Biaya adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang diperlukan untuk menghasilkan sesuatu produk dalam suatu periode produksi. Nilai biaya dinyatakan dengan uang, yang termasuk dalam biaya adalah: 1. Sarana produksi yang habis terpakai, seperti bibit, pupuk, pestisida, bahan bakar, bunga modal dalam penanaman lain. 2. Lahan seperti sewa lahan, pajak, iuran pengairan.
Universitas Sumatera Utara
3. Biaya dari alat-alat produksi tahan lama, yaitu seperti bangunan, alat dan perkakas yang berupa penyusutan. 4. Tenaga kerja dari petani itu sendiri dan anggota keluarganya, tenaga kerja tetap atau tenaga bergaji tetap. 5. Biaya-biaya lain (Prawirokusumo, 1990). Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : (a) biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap umumnya didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit, contohnya pajak. Biaya untuk pajak akan tetap dibayar walaupun usahatani itu besar atau gagal sekalipun. Biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya sarana produksi. Kalau menginginkan produksi yang tinggi, maka tenaga kerja perlu ditambah dan sebagainya. Sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan produksi (Soekartawi, 1996). Menurut Hernanto (1989) faktor biaya sangat menentukan kelangsungan proses produksi. Ada 4 (empat) pengelompokan biaya, sebagai berikut. 1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi, misalnya: pajak tanah, pajak air dan penyusutan alat bangunan pertanian. 2. Biaya Variabel (variabel cost) adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada skala produksi. Yang tergolong biaya variabel antara lain, biaya untuk pupuk, bibit, obat pembasmi hama dan penyakit, tenaga kerja dan biaya panen.
Universitas Sumatera Utara
3. Biaya Tunai dari biaya meliputi pajak air, kredit ataupun pajak tanah. Biaya tenaga kerja diluar keluarga dan pemakaian sarana produksi termasuk dalam biaya tunai dari biaya variabel. 4. Biaya Tidak Tunai adalah biaya yang diperhitungkan untuk membayar tenaga kerja dalam keluarga, seperti biaya panen, serta biaya pengolahan tanah yang dilakukan oleh keluarga petani.
2.2.2. Tingkat Produksi Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungannya yang tinggi pada waktu tertentu. Efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran ”output” yang melebihi masukan ”input” (Soekartawi, 2002). Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Produksi atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya minimum (Joesron dan Fathorrozi, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Produksi usahatani mempergunakan masukan untuk menghasilkan keluaran. Masukan selalu mencakup tanah dan tenaga, untuk pertanian maju, masukan ini mencakupsarana produksi dan peralatan yang dibeli(Mosher, 1987).
2.2.3. Pendapatan Usahatani Penerimaan adalah hasil perkalian antara jumlah produk yang terjual dengan harga jual produk. Setelah diperoleh penerimaan, dapat diketahui pendapatan yang diperoleh perusahaan yaitu dari selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total. Pengeluaran total diperoleh dari hasil penjumlahan antara total biaya tetap dan biaya variabel (Soekartawi, 1995). Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pendapatan kotor atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali (Rp). Besarnya biaya dan pendapatan usahatani dipengaruhi oleh dua faktoryaitu : 1. Faktor internal dan eksternal Faktor internal maupun eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani. Faktor yang dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan antara lain umur petani, pendidikan, luas lahan, dan modal. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan adalah ketersediaan input, permintaan output dan harga input dan output. 2. Faktor manajemen Petani harus dapat mengatasi faktor eksternal yang selalu berubah. Petani sebagai juru tani harus dapat melaksanakan usahataninya dengan sebaik-
Universitas Sumatera Utara
baiknya dengan menggunakan faktor produksi dan tenaga kerja secara efisien sehingga akan memperoleh manfaat setinggi-tingginya. Selain sebagai juru tani, petani juga bertindak sebagai manajer yang harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis, sehingga didapatkan hasil yang akan memberikan pendapatan yang maksimal. Agar dapat mengantisipasi perubahan supaya tidak salah pilih dan merugi, petani memerlukan berbagai informasi tentang kombinasi faktor produksi dan informasi mengenai harga, baik harga input maupun output (Suratiyah, 2006). Analisis
pendapatan
pada
umumnya
digunakan
untuk
mengevaluasikegiatan usaha pertanian dalam satu tahun, dengan tujuan untuk membantuperbaikan pengelolaan usahatani. Aspek yang digunakan adalah harga yangberlaku, dan penyusutan akan diperhitungkan pada tahun tersebut untukmemperoleh keuntungan maksimum. (Hernanto, 1989).
2.2.4. Kelayakan Usahatani Menurut Sunarjono (2000) usahatani menguntungkan atau layak diusahakan bila analisis ekonomi menunjukkan hasil layak. Adapun analisis kelayakan yang digunakan untuk menilai kelayakan usaha adalah R/C ratio, produktivitas tenaga kerja dan BEP (Break Even Point). Analisis rasio penerimaan dan biaya (R/C Ratio) merupakan ratio antara penerimaan yang diperoleh sebagai pendapatan kotor dan biaya yangdikeluarkan. Efisien tidaknya suatu usaha yang dijalankan berkaitan denganpenggunaan modal, maka digunakan rasio biaya penerimaan (Revenue Cost Ratio)yang merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biayaproduksi yang
Universitas Sumatera Utara
dikeluarkan. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui apakah suatu usaha dianggap menguntungkanatau tidak. Hal tersebut berkaitan dengan pertimbangan atas keberlanjutan suatu usaha. Suatu usaha dianggap menguntungkan dan perlu dikembangkan apabilanilai R/C ratio lebih dari satu. Suatu usaha hanya mampu menghasilkanpenerimaan yang cukup untuk menutup biaya dikeluarkan berada pada posisitidak untung dan tidak rugi Break Even Point(BEP), R/C ratio sama dengan satu. Suatuusaha dianggap tidak menguntungkan apabila nilai R/C ratio kurang dari satu(Soekartawi, 1995). Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas dibagi menjadi dua bagian yaitu produktivitas lahan dan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas lahan adalah hasil yang didapat dalam setiap satu hektar lahan usahatani dengan satuan Kg/Ha. Sedangkan produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara penerimaan dengan total tenaga kerja yang dicurahkan per usahatani dengan satuan Rp/HKO (Suratiyah, 2006). Produktivitas tenaga kerja yang tinggi akan menunjukkan penekanan input produksi yang efisien bagi usahatani karena tingkat produksi yang tinggi akan dicapai tenaga kerja. Efisiensi kerja dipengaruhi oleh luas areal, cara budidaya, pendidikan, keterampilan, dan pola konsumsi. Makin luas usahatani, maka pengelolaan kerja dapat diusahakan seoptimal mungkin (Daniel, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Analisis Break EvenPoint merupakan cara untuk mengetahui batas penjualan minimal agar suatuperusahaan tidak menderita kerugian tetapi belum memperoleh laba atau labasama dengan nol.Analisis titik impas atau Break Even Point (BEP) merupakan suatu metodeyang bermanfaat untuk mengetahui apakah suatu usaha tani berada pada kondisihasil usaha diperoleh sama dengan yang dikeluarkan atau dengan kata lain usahadijalankan tidak untung dan tidak rugi. Penghitungan yang dilakukan terdiri dariBreak Even Point (BEP) berdasarkan unit dan rupiah (Sutrisno, 2009).
2.3. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang usahatani semangka telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dengan daerah dan kondisi yang berbeda-beda. Penelitian tersebut dapat dipakai sebagai rujukan yang relevan bagi penelitian ini. Untuk pemaparan selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 2.1 berikut ini.
Peneliti Wedastra/ 2010
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Identifikasi VariabelPenga Judul matan Masalah Analisis 1. Apakah 1. Pendapatan Ekonomis usahatani 2. Biaya Agribisnis semangka di 3. Efisiensi Semangka di daerah usahatani Kabupaten penelitian Lombok menguntungkan Barat 2. Apakah usahatani semangka di daerah penelitian sudah efisien?
Metode Analisis Data dianalisis dengan perhitungan biaya, pendapatan dan Benefit Cost Ratio
Hasil Penelitian 1) Pendapatan bersih yang diperoleh petani semangka rata-rata sebesar Rp 3.560.614,88/ha. 2) Usahatani semangka di daerah penelitian sudah efisien dan layak untuk dikembangkan dengan nilai BCR (Benefit Cost Ratio) yang diperoleh sebesar 61%.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu Zuraida/ 2013
Ariani/ 2008
Usahatani Bagaimanakah Tomat dan kelayakan finansial Semangka usahatani tomat dan Pada Lahan semangka serta Lebak di seberapa besar Kalimantan kontribusinya Selatan terhadap (Kasus di pendapatan petani? Desa Muning Baru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan) Analisis 1. Bagaimanakah Efisiensi pengaruh Ekonomis penggunaan input Usahatani terhadap produksi Semangka semangka? (Citrullus 2. Bagaimanakah vulgaris, keuntungan Schard) di maksimum Kecamatan usahatani Bayang semangka? Kabupaten 3. Bagaimanakah Pesisir tingkat efisiensi Selatan) ekonomis usahatani semangka? 4. Bagaimanakah permasalahan yang dihadapi petani dalam menjalankan usahatani semangka?
1. 2. 3. 4.
Produktivita Biaya Penerimaan R/C ratio
Data di analisis secara deskriptif dan analisis kelayakan finansial (analisis biaya dan pendapatan)
1. Faktor produksi 2. Keuntungan 3. Efisiensi usahatani
Metode yang digunakan untuk tujuan pertama, kedua, dan ketiga yaitu deskriptif kuantitatif menggunaka n fungsi produksi CobbDouglas dan pengujian ekonomi, dan untuk tujuan keempat secara deskriptif kualitatif
Produktivitas tomat mencapai4 ton/ha dengan biaya produksi sebesar Rp 8.000.000,- dengan penerimaan sebesar Rp 20.000.000,- (R/C ratio = 2,5), untuk usahatani semangka yang berbiji mencapai 15 ton/ha dengan tingkat penerimaan sebesar Rp 37.500.000,- total biaya Rp 22.300.000 (R/C ratio = 2,4) serta menunjukkan bahwa usahatani layak diusahakan karena nilai R/C ratio > 1 dan sangat menunjang pendapatan petani di lahan lebak. 1) Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi semangka yaitu benih, NPK, TSP, dan tenaga kerja. 2) Keuntungan maksimum yang diperoleh sebesar Rp 12.739.226,904/ha 3) Dilihat dari pengujian ekonomi maka usahatani semangka belum efisien secara ekonomis. 4) permasalahan yang dihadapi oleh petani semangka yaitu masalah teknik budidaya yang masih tradisional, keterbatasan modal, mahalnya harga faktor produksi dan harga jual yang tidak selalu berpihak pada petani.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu Astutining sih/2009
Analisis pendapatan usahatani semangka (Citrullus vulgaris) di Kabupaten Sragen
1. Berapakah besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan dari usahatanisemang ka di Kabupaten Sragen? 2. Apakah usahatani semangka di Kabupaten Sragen telah efisien? 3. Berapakah besarnya kontribusi pendapatan dari usahatani semangkaterhada p pendapatan total rumah tangga petani semangka di KabupatenSrage n?
1. 2. 3. 4.
Biaya Penerimaan Pendapatan Efisiensi usahatani
Metode analisis yang digunakan untuk masalah pertama yaitu analisis pendapatan usahatani semangka, untuk masalah kedua yaitu Revenue Cost Ratio(R /C Ratio), dan untuk masalah ketiga yaitu dengan menghitung kontribusi pendapatan usahatani semangka
1) Biaya usahatani semangka rata-rata sebesar Rp 7.820.931,01/ha/mt,penerim aansebesar Rp 15.517.543,5/ha/mt, pendapatannya sebesar Rp 7.696.612,49/ha/mt. 2) Efisiensi usahatani semangka sebesar 2,07, iniberarti bahwa usahatani semangka telah efisien. 3) Rata-rata kontribusi pendapatan usahatani semangka terhadap pendapatantotal rumah tangga petani sebesar 78,27 persen, maka usahatani semangkadapat meningkatkan pendapatan rumah tangga petani.
2.4.Kerangka Pemikiran Tanaman semangka yang diusahakan oleh petani di daerah penelitian, masih belum diusahakan secara optimal. Sebagian petani masih menanam semangka sebagai tanaman sela setelah menanan padi. Padahal tanaman semangka merupakan salah satu jenis buah-buahan yang mempunyai daya tarik khusus dan nilai komersial yang cukup tinggi. Dengan pengelolaan yang baik, maka keuntungan yang diperoleh pun akan tinggi. Untuk mendapatkan produksi yang baik maka petani harus memenuhi
Universitas Sumatera Utara
syarat-syarat yang diperlukan dalam faktor produksi. Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tumbuh dan menghasilkan produksi yang maksimal. Untuk melihat apakah usahatani semangka yang dilakukan oleh petani merupakan suatu usaha yang layak atau tidak maka dapat dilihat dari jumlah pendapatan dan produktivitas tenaga kerja yang digunakan oleh petani. Secara singkat kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Usahatani Semangka Produksi Biaya Penerimaan
Pendapatan Kelayakan Usahatani
Layak
Tidak Layak
Keterangan: = Ada Hubungan
Gambar 2.1. KerangkaPemikiranAnalisis Usahatani Semangka
2.5.Hipotesis Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian penelitian terdahulu dan landasan teori diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: 1. Terdapat tingkat produksi semangka di daerah penelitian adalah rendah. 2. Terdapat pendapatan petani semangka di daerah penelitian adalah besar. 3. Usahatani semangka di daerah penelitian layak untuk diusahakan.
Universitas Sumatera Utara