BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengantar Pengguna sistem (system users) merupakan mayoritas terbesar dari information workers dalam suatu sistem informasi manapun mereka adalah orang yang menggunakan dan mengoperasikan sistem informasi. SIA bertindak sebagai pemasok informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh semua level dalam organisasi. Data diproses menjadi informasi yang bermanfaat dan dikomunikasikan kepada para pengguna. SIA juga melakukan kegiatan identifikasi berbagai kelompok pengguna dari informasi yang mereka butuhkan (Caillouet and Lapeyre, 1992). Ada tiga kategori pengguna informasi akuntansi, yaitu: (a) internal users, (b) external users withdirect financial interest dan (c) external users with indirect financial interest.Pengguna kategori internal users meliputi pemilik, manajemen, dan semua level dalam organisasi. Pengguna kategori internal users akan memanfaatkan informasi akuntansi untuk pertanggungjawaban dan membuat keputusan. Pengguna kategori external users with directfinancial interest, meliputi investor dan kreditor atau investor dan kreditor potensial, akan menggunakan informasi akuntansi untuk menilai prestasi keuangan perusahaan dan pembuatan keputusan investasi dan kredit. Pengguna
Universitas Sumatera Utara
kategori external users with indirectfinancial interest meliputi agen pemerintah, organisasi buruh, perencana ekonomi, konsultan, pelanggan, dan masyarakat. Informasi akuntansi digunakan untuk menilai pertanggungjawaban entitas bisnis terhadap lingkungannya Calliueot and Lapayre (1992) menyatakan bahwa penciptaan suatu informasi efektif membutuhkan suatu pengorganisasian untuk mengembangkan sejumlah sistem-sistem pendukung. Penarikan staf yang kompeten dan layak adalah suatu tindakan yang sangat penting. Investasi yang besar dalam perangkat keras, perangkat lunak dan pendukung sistemyang lain adalah sesuatu yang penting, namun tanpa manusia bersumber daya yang kompeten untuk mengkoordinasikan sistem akan menghasilkan informasi yang tidak layak, tidak tepat waktu atau tidak akurat.
2.1.2. Sistem Informasi Akuntansi Istilah sistem informasi akuntansi terdiri atas tiga elemen, yaitu: sistem, informasi dan akuntansi. Ketiga elemen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut A. Definisi Sistem Ada beberapa definisi tentang system yang dikemukakan oleh banyak pakar. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut, Mascove dan Simkin (1994) mendefinisikan sistem yaitu seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan dan bersama-sama mencapai sistem yang spesifik dan objektif,sebuah sistem harus memiliki keterkaitan,integrasi dan sentral objektif dalam organisasi. Wilkinson (2000) mendefiniskan
Universitas Sumatera Utara
sebuah sistem adalah entitas kompleks atau kerangka yang tunduk pada satu atau lebih tujuan, kendala, dan kontrol; yang dikelilingi oleh lingkungan, yang terdiri subsistem ofinterdependeent;. Dan yang mengalami proses dengan input dan output. Chusing dalam Susanto (2004) mendefinisikan sistem adalah suatu entitas yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga menurut ketiga definisi di atas, pengertian sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan erat satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan secara bersama-sama. B. Definisi Informasi Ada perbedaan antara data dan informasi. Data adalah fakta statistik dalam bentuk kumpulan simbol yang tidak mengartikan sesuatu. Informasi adalah data yang telah tersaring,terorganisir, terealisasi, dan saling berhubungan sehingga berguna untuk mencapai tujuan organisasi. Nash dalam Jogiyanto (2005) memberikan pengertian data dan informasi sebagai berikut yaitu data memiliki nilai informasi baik langsung maupun tidak langsung.Data dapat diidentifikasi dan memiliki beberapa tujuan informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan.
Davis dalam Khadir (2003) mendefinisikan data dan informasi sebagai berikut:data merupakan fakta mentah,seperti rincian transaksi dari faktur penjualan,pengetahuan informasi komunikasi yang dikembangkan disesuaikan
Universitas Sumatera Utara
dan ditransformasi sehingga outputnya menjadi sesuatu yang berguna bagi penerima. Menurut definisi-definisi di atas, informasi adalah hasil pengolahan dari data yang digunakan untuk membantu pengambil keputusan. Agar informasi berguna dalam pengambilan keputusan, harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Relevan, suatu informasi mempunyai manfaat sebagai dasar pengambilan keputusan. 2. Akurat, ketepatan dan dapat diandalkannya suatu informasi. 3. Tepat waktu, informasi yang diperoleh terbaru dan mudah diperoleh saat dibutuhkan. 4. Ringkas, informasi telah dikelompokkan sehingga tidak perlu diterangkan. 5. Jelas, tingkat informasi dapat di mengerti oleh penerima. 6. Dapat dikuantifikasi, tingkat informasi dapat dinyatakan dalam bentuk angka. 7. Konsisten, tingkat informasi dapat diperbandingkan. C. Definisi Sistem Informasi Cusing dalam Susanto (2004) mendefiniskan sistem informasi sebagai data
yang
terorganisisr
yaitu
mengumpulkan,memasukkan,menyimpan,
mengelola, mengendalikan serta pelaporan informasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Gelinas, Oram dan Wiggins (2004) mendefinisikan sistem informasi sebagai:
Universitas Sumatera Utara
Sebuah sistem buatan manusia yang umumnya terdiri dari serangkaian komponen
terpadu
berbasis
komputer
dan
manual
menetapkan
untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data, informasi sehingga menjadi output yang berguna. kepada pengguna. Sistem informasi, dari dua definisi di atas dapat ditarik garis besar sebagai integrasi suatu cara terorganisir (mengumpulkan, memasukkan, dan memproses data, mengendalikan,dan menghasilkan informasi dengan berbasis proses manual atau komputer untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Sistem informasi mempunyai sebelas komponen yaitu: (1) komponen sasaran dan tujuan, merefleksikan kekuatan pendorong sistem dan alasan keberadaan suatu sistem, (2) komponen input (data), (3) komponen output, informasi untuk pengambilan keputusan, (4) penyimpanan data, (5) pemroses, (6) instruksi dan prosedur, memproses data menjadi informasi, (7) batas sistem, (8) kendala sistem, yaitu keterbatasan intern dan ekstern, (9) komponen pengaman yang berguna dan menjamin informasi yang dihasilkan akurat, (10) komponen interface informasi, berfungsi sebagai penghubung antar pengguna, antara mesin dengan pengguna, antar subsistem dalam sistem informasi, (11) subsistem, merupakan bagian sistem informasi. Komponen sistem informasi terlihat pada gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan
Ineterfase informasi
Pengguna
Instruktur dan prosedur
Input
Pemroses
Output
Sasaran dan tujuan
Pengendalian
Penyimpanan
dan Sekuriti
data
Kendala Bisnis sistem
Sumber :”Report of the Commitee on Accounting and Information System
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi.
D. Definisi Akuntansi AICPA
(American
Institute
of
Certified
Public
Accountants),
mendefinisikan akuntansi adalah sebagai aktivitas jasa yang berfungsi untuk memberikan informasi kuantitatif terutama keuangan, kegiatan ekonomi yang dimaksudkan agar menjadi berguna untuk membuat keputusan dalam menentukan pilihan. Dari definisi di atas disimpulkan bahwa akuntansi bertujuan menghasilkan informasi yang digunakan oleh pihak-pihak di dalam perusahaan (manajemen) dan berbagai pihak diluar perusahaan (pemegang saham, pemeriksa pajak, investor, kreditor) yang mempunyai kepentingan terhadap kegiatan usaha tersebut.
Universitas Sumatera Utara
E. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Sistem
informasi
akuntansi
(SIA)
merupakan
suatu
kerangka
pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas
dan
menyediakan
informasi
akuntansi
bagi
pihak-pihak
yang
berkepentingan (Wilkinson, 2004). Gelinas, Oram dan Wiggins (2004) mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai berikut:A specialized subsystem of the management information system whose purpose its to collect, process and report information related to financial transaction. Instruktur dan prosedur input pemroses output penyimpanan data pengguna sasaran dan tujuan pengendalian dan sekuriti lingkungan interface informasi kendala bisnis sistem. Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Sistem informasi akuntansi merupakan proses mengumpulkan, menggolongkan, 2. mengolah data transaksi, lalu menganalisis, dan dikomunikasikan hasilnya dalambentuk laporan keuangan perusahaan. 3. Pengguna informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi adalah pihak dalam perusahaan, terutama manajemen dan pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung mempengaruhi
pemrosesan transaksi
keuangan.Dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Transaksi Sistem
Informasi
Keputusan Pengguna
Informasi
Transaksi Nonkeuangan Sumber: Report of the Committee on Accounting and Information System
Gambar 2.1Transaksi Yang Diproses oleh Sistem Informasi
Sebuah sistem informasi akuntansi menambah nilai dengan cara : 1. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien. 2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan 3. Meningkatkan efisiensi 4. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan 5. Meningkatkan sharing knowledge 6. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.1. Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Wilkinson (2000) mengemukakan berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi maka tujuan dan manfaat sistem informasi akuntansi tersebut adalah sebagai pengolah transaksi (transaction processing) dan pengolah informasi (information processing). Romney (2005). mengatakan bahwa tujuan dan manfaat sistem informasi akuntansi adalah : 1. Mengumpulkan dan menyimpan data atas aktivitas dan transaksi yang dibuat oleh perusahaan,sehingga organisasi,manajemen,karyawan,pihak lain dapat melihat kembali aktivitas yang telah terjadi pada masa lalu. 2. Pemrosesan
data
keputusan,sehingga
menjadi
informasi
berguna
memungkinkan
dalam
pembuatan
manajemen
untuk
merencanakan,melaksanakan dan mengontrol aktivitas. 3. Menyediakan keamanan atas action organisasi termasuk data. Kontrol ini memastikan bahwa data yang diperlukan akurat,valid,dan dapat dipercaya.
2.1.2.2. Perkembangan Sistem Informasi Akuntansi Dewasa ini perkembangan teknologi dibidang komputer sudah semakin berkembang dengan semakin banyak inovasi yang terjadi baik dalam hasil pengembangan perangkat keras maupun lunak Oleh karena itu perkembangan teknologi dibidang komputer ini akan membawa dampak yang cukup berarti dalam perkembangan sistem informasi akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan SIA adalah proses memodifikasi atau mengubah bagianbagian atau keseluruhan sistem informasi. Proses ini membutuhkan komitmen substansial mengenai waktu dan sumberdaya dan merupakan aktivitas yang berkesinambungan.Menurut diperhatikan dalam
Burch,dkk
(2001),
hal
penting
yang
harus
penggunaan sistem informasi akuntansi adalah manusia.
Pernyataan ini diperkuat oleh Baronas,dkk (2007), bahwa apabila suatu sistem mengalami kegagalan, salah satu penyebabnya adalah ketidakmampuan sistem informasi itu memenuhi harapan stakeholder yang meliputi :
analis sistem,
pengguna akhir, sponsor dan pelanggan. Dengan demikian untuk mengurangi resiko kegagalan sistem informasi, dibutuhkan kemampuan memprediksi outcome dari upaya yang telah dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Setiap proyek pengembangan sistem akan melalui siklus hidup pengembangan sistem SDLC (Sistem Development Life Cycle). Pendekatan dengan SDLC ini biasanya digunakan oleh divisi sistem informasi untuk memberikan pengertian yang jelas tentang apa yang seharusnya disertakan dalam pengembangan suatu sistem. Keuntungan dengan merencanakan pengembangan sistem ini adalah dapat menghasilkan suatu lingkup proyek yang jelas, mengenali berbagai area permasalahan potensial, dapat mengatur urutan tugas yang jelas, serta memberikan dasar untuk pengendalian. Salah satu tujuan dari pengembangan SIA adalah menambah nilai bagi perusahaan. Sistem informasi akuntansi dapat memberi nilai tambah dengan : 1. Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu
Universitas Sumatera Utara
2. Penerapan SIA meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya dalam mengumpulkan informasi 3. Membantu serta meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen. 4. Meningkatkan pembagian pengetahuan (knowledge sharing)
2.1.2.3. Tujuan Perusahaan Menggunakan Sistem Informasi Akuntansi Penyusunan
sistem
informasi
akuntansi
untuk
suatu
perusahaan
mempunyai beberapa tujuan yang harus dipertimbangkan baik-baik. Tujuan utama sistem informasi akuntansi menurut Susanto (2004). Pendekatan manual praktik dan penyusunan metode dan prosedur adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas informasi, yaitu informasi yang tepat guna (relevance) lengkap dan terpercaya (akurat). Dengan kata lain sistem akuntansi harus dengan cepat, tepat dan mampu memberikan informasi yang diperlukan. 2. Untuk meningkatkan kualitas internal cek atau sistem pengendalian intern, yaitu sistem pengendalian yang diperlukan untuk mengamankan kekayaan perusahaan.Ini berarti bahwa sistem alat yang disusun harus juga mengandung kegiatan pengendalian intern. 3. Untuk dapat menekankan biaya-biaya tata usaha, ini berarti bahwa biaya tata usaha untuk sistem akuntansi harus lebih efisien dan harus jauh lebih murah dari manfaat yang akan diperoleh dari penyusunan sistem akuntansi
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pernyataan di atas, nampak bahwa tujuan utama sistem informasi akuntansi tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas informasi, untuk meningkatkan pengendalian, internal dan untuk meminimalkan biaya yang sesuai. Dalam melakukan pengelolaan perusahaan pemimpin perusahaan akan banyak memperoleh pengalaman dari berbagai pihak baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan dan akan bertambah seiring dengan masa jabatannya. Pengelolaan perusahaan oleh manajer dipengaruhi oleh gaya manajemen yang berbeda-beda, juga dipengaruhi oleh tingkat persaingan usaha dalam industri itu maupun keadaan ekonomi dimana perusahaan berada, serta kompleksitas usaha perusahaan. Manajemen mempunyai keinginan untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat. Untuk pemecahan masalah yang dihadapinya. Kebutuhan informasi akuntansi yang digunakan manajemen akan terasa apabila manajer membutuhkan informasi lebih banyak. Informasi yang diperoleh dari dalam maupun dari luar perusahaan. Peran penting lainnya termasuk membuat tujuan serta sasaran sistem, meninjau kinerja serta kepemimpinan departemen sistem informasi, membuat pemilihan proyek serta kebijakan struktur organisasi. (Romney, 2005)
2.1.2.4. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Bagi Organisasi Sistem Informasi akuntansi dapat memberikan manfaat bagi organisasi dengan cara memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu agar aktivits dalam rantai nilai dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien (Romney,2005).
Universitas Sumatera Utara
Sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat melakukan hal ini dengan cara 1. Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk menghasilkan produk atau jasa Sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat memberikan informasi apabila terdapat proses produksi yang kurang baik atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapakan, sehingga dapat segera diperbaiki. Hal ini tentu akan mengurangi biaya untuk perbaikan dalam jumlah yang lebih besar. 2. Memperbaiki efisiensi Sistem informsi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat membantu memperbaiki efisiensi jalannya suatu proses dengan memberikan informasi yang lebih tepat waktu. 3. Memperbaiki pengambilan keputusan Sistem informasi akuntansi dapat memperbaiki pengambilan keputusan dengan memberikan informasi dengan tepat waktu. 4. Berbagai pengetahuan Sistem informasi akuntasi yang dirancang dengan baik bisa mempermudah proses berbagai pengetahuan dan keahlian, yang selanjutnya dapat memperbaiki proses operasi perusahaan dan bahkan memberikan keunggulan kompetitif Dari uraian di atas dapat dijelaskan secara ringkas bahwa informasi sangat bermanfaat bagi kelancaran pelaksanaan aktifitas perusahaan, karena informasi
Universitas Sumatera Utara
mengurangi ketidakpastian terhadap tindakan yang telah dilakukan, informasi dapat berfungi menyadarkan, artinya bahwa informasi merupakan alat yang mampu memberikan gambaran mengenai kemungkinan atau peluang yang dimiliki perusahaan, informasi berperan sebagai fungsi evaluasi (fungsi pengendalian) yaitu mengevaluasi sampai sejauh mana tindakan yang dilakukan dan hasil yang dicapai sesuai dengan yang direncanakan. Adalah sesuatu yang wajar bilamana suatu perusahaan menjalani perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman yang ada. Seiring dengan perkembangan
perusahaan,
maka
permasalahan
yang
timbul
semakin
kompleks.Semakin besar perusahaan, maka semakin kompleks pula kendala yang dihadapi oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya.Sistem informasi akuntansi yang baik akan membantu manajemen menghadapi permasalahan-permasalahan yang timbul.
2.1.2.5. Alasan Perusahaan Beralih ke Sistem Informasi Akuntansi Beberapa situasi yang pada umumnya memerlukan perubahan sistem untuk menghindari resiko ketinggalan zaman akibat persaingan yang semakin ketat,antara lain : Akibat peningkatan persaingan, sistem informasi akuntansi juga harus berubah seiring dengan perubahan kebutuhan pengguna, agar tetap selaras dan mampu
menjawab setiap tantangan
perusahaan. Perubahan teknologi
penyempurnaan dalam proses bisnis, keunggulan kompetitif, meningkatnya
Universitas Sumatera Utara
kualitas, kuantitas dan kecepatan informasi akan dapat meningkatkan nilai produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan dan bias menurunkan daya saing. Keuntungan
produktivitas
pertumbuhan
usaha,
perusahaan
yang
mengalami perkembangan pesat akan mengalami peningkatan kesibukan sehingga perlu perubahan sistem. Penciutan usaha, untuk meningkatkan efisiensi, kadangkala perusahaan perlu menciutkan usahanya sehingga skala ekonominya cukup efisien. Apabila terjadi perubahan dalam organisasi perusahaan, para manajer di semua lini akan menghadapi bentuk-bentuk persoalan baru dan pola baru dalam pengambilan keputusan sesuai dengan perubahan
tadi. Sistem
organisasi akuntansi juga harus mengikuti perubahan-perubahan tersebut. Pola perkembangan sistem akuntansi pada umumnya memiliki suatu pola yang lazim disebut daur pengembangan sistem. Daur pengembangan sistem adalah daur dari suatu perkembangan sistem informasi mulai dari konsepsi yang berwujud gagasan, proses pengembangannya, hingga implementasi dan pengoperasiannya. Upaya peningkatan kemampuan sistem dapat dilakukan oleh tim atau pihak manajemen manapun dalam perusahaan. SIA dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Pada bidang akuntansi perkembangan teknologi informasi telah banyak membantu meningkatkan SIA. Peningkatan penggunaan teknologi komputer sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah mengubah pemrosesan data akuntansi dari secara manual menjadi secara
Universitas Sumatera Utara
otomatis. Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat sehingga operator yang melakukan pencatatan transaksi dapat melaksanakannya dengan mudah. Pertimbangan utama penggunaan komputer adalah pertimbangan cost and benefit. Penggunaan komputer merupakan sebuah investasi besar bagi sebuah organisasi. Bukan hanya dalam hal biaya investasi tetapi waktu, tenaga dan sumber daya yang dialokasikan untuk hal ini membutuhkan alokasi yang tidak sedikit. Cost bukan hanya berarti biaya yang dikeluarkan. Waktu, tenaga, sumber daya yang lain haruslah diperhitungkan dalam penggunaan komputer. Permasalahan timbul ketika cost yang berbentuk selain biaya tersebut sukar untuk diukur dalam ukuran kuantitatif. Tentu hal ini membutuhkan alat untuk mengalokasikan
dan
menentukan
ukuran
yang
tepat
untuk
mengkuantifikasikannya. Kalau dibandingkan dengan sistem manual, sistem komputerisasian memang jelas mempunyai keunggulan (benefit) khususnya dalam hal kecepatan (speed), ketelitian(accuracy) dan kapasitas (capacity) pemrosesan. Kecepatan komputer dapat diandalkan karena komputer mengerjakan suatu perintah dalam hitungan mikrodetik (microsecond). Perkembangan chip terakhir telah memungkinkan kecepatan dalam seperbilliun detik (nanosecond) atau bahkan dalam sepertrilliun detik (picosecond). Dengan kecepatan ini suatu transaksi dapat diproses dalam seketika.Ketelitian jelas dapat diandalkan karena setelah data disiapkan dengan benar, komputer akan memroses tanpa campur tangan manusia lagi dan kalau komputer sudah diprogram dengan benar kemungkinan kesalahan perhitungan dan klasifikasi menjadi kecil.Itulah sebabnya
Universitas Sumatera Utara
sebelum suatu komputer dan programnya digunakan, suatu percobaan (trialrun) dengan data percobaan perlu dilakukan untuk memverifikasi program. Dalam sistem manual, karena tiap langkah dikerjakan oleh manusia, kemungkinan kesalahan menjadi lebih besar. Akan tetapi penerapan dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari permasalahan. Menurut Delone dan Raymond dalam Komara (2000) penerapan suatu sistem dalam perusahaan dihadapkan kepada dua hal, apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau kegagalan sistem. Untuk menghindari kegagalan sistem, maka perlu diketahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu sitem informasi.
2.1.2.6. Teori di Dalam Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan berbagai teori, antara lain teori kontijensi, behavior dan difusi inovasi dimana teori tersebut relevan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi.
1. Teori Behavior Teori behaviorisme, (behavioural concept) pada awalnya merupakan kajian bidang utama dalam psikologi dan sosial psikologi, tetapi faktor-faktor psikologi dan sosial psikologi seperti motivasi, persepsi, sikap dan personalitas sangat relevan dengan bidang akuntansi (Siegel dan Marconi, 1986). Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah sistem informasi
Universitas Sumatera Utara
teknologi teknologi
pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap tersebut,
misalnya
keinginanan
menambah
peripheral
pendukung,motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. Akuntansi Keperilakuan dan Perkembangannya Ikhsan (2005) menyatakan bahwa tujuan ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku manusia. Perilaku manusia yang didukung oleh empiris yang dikumpulkan secara impersonal melalui prosedur yang terbuka, baik untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat diverifikasi oleh ilmuwan lainnya yang tertarik. Selanjutnya Ikhsan (2005) menjelaskan bahwa akuntansi keperilakuan bertujuan (1) untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis dan (2) untuk mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan. 2.Teori Kontijensi Teori kontijensi berkembang tahun 1962 dalam (Outley, 2000), menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang optimum,sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya,pada sistem ini mempunyai beberapa ciri : 1. Substansinya adalah manusia bukan tugas. 2. Kurang menekankan hirarki 3. Struktur saling berhubungan,fleksibel,dalam bentuk kelompok 4. Kebersamaan dalam nilai,kepercayaan dan norma 5. Pengendalian diri sendiri,penyesuaian bersama
Universitas Sumatera Utara
Teori kontijensi, disebut juga teori kepentingan, teori lingkungan atau teori situasi. Kekuatan pendekatan kontijensi adalah bahwa ia mendorong analisis situasi sebelum diambil tindakan dan pada saat yang sama berusaha menghilangkan praktik kebiasaan yang didasarkan atas asumsi universal tentang orang. Pendekatan kontijensi juga lebih bersifat antar disiplin, lebih berorientasi penelitian dibandingkan pendekatan tradisional. Dengan demikian, pendekatan ini membantu untuk menggunakan semua pengetahuan mutakhir tentang organisasi dengan cara yang paling tepat, Teori kontijensi muncul sebagai jawaban atas pendekatan “universalistik” bahwa desain pengendalian yang optimal dapat diterapkan dalam perusahaan secara keseluruhan.
Pendekatan pengendalian yang universalistik adalah
perluasan teori manajemen ilmiah yang alami. Prinsip manajemen ilmiah menyiratkan satu cara terbaik untuk mendesain proses operasional dalam rangka memaksimalkan efisiensi. Secara
nyata
Copley dalam Josept
(1998),
menyatakan
bahwa
pengendalian adalah yang pusat gagasan dari manajemen ilmiah. Perkembangan prinsip operasional ini ke sistem pengendalian manajemen menyiratkan bahwa harus ada satu sistem pengendalian terbaik yang memaksimalkan efektivitas manajemen dan hanya satu setting kontijensi.Mengembangkan model kontijensi memerlukan suatu basis yang membagi setting kompetitif ke dalam kelas terpisah dan ada pekerjaan kecil untuk mengindetifikasi variabel kontijensi yang relevan
Universitas Sumatera Utara
3.Teori Difusi Inovasi
Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan. Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers dalam Hamid dkk (2006) melalui bukunya yang berjudul Diffusio Innovations. Ia mendefinisikan difusi sebagai proses dimana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui berbagai saluran dan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu: (1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali. (2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima
Universitas Sumatera Utara
secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal. (3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial. (4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama Lebih lanjut teori yang dikemukakan Rogers (1995) memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi. Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup (1) atribut inovasi (perceived atrribute of innovasion), (2) jenis keputusan inovasi (type of innovation decisions), (3) saluran komunikasi (communication channels), (4) kondisi sistem sosial (nature of social system), dan (5) peran agen perubah (change agents)
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Khalil (1997) dalam Jen (2002) mengukur efektifitas sistem informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto (2001) mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi ke dalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi sebagai pengganti variabel kinerja SIA. Penelitian ini mengacu pada penelitian Choe (2000) dan Soegiharto (2001) dalam Jen (2002). Pada penelitian ini peneliti mengukur kinerja SIA dari penggunaan SIA itu sendiri oleh para karyawan pada Departemen Akuntansi Keuangan dalam membantu menyelesaikan pekerjaan mereka untuk mengolah data-data keuangan menjadi informasi Akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson (1984) dalam Jen (2002) menunjukkan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang dilakukan Jahangir et al (2000) dalam Jen (2002) menunjukkan perbedaan penentuan keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi.
2.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001) mengemukakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Keterlibatan
pengguna
dalam
pengembangan
sistem
informasi
informasi
akuntansi
akuntansi (user involvement in AIS development) 2. Kemampuan
teknik
dari
personal
sistem
(technical capability of AIS personal) 3. Ukuran organisasi (organization size) 4. Dukungan manajemen puncak (management support) 5. Formalisasi
pengembangan
sistem
informasi
(formalization
of
information system development) 6. Program
pelatihan
dan
pendidikan
pemakai
(user
trainning
and
education program) 7. Keberadaan
dewan
pengarah
sistem
informasi
(information
system
steering committee) 8. Lokasi departemen sistem informasi (location of information sustem departement) Dalam penelitian ini peneliti tidak mengikutsertakan variabel independen Keberadaan
dewan
pengarah
sistem
informasi
(information
system
steering committee) dan Lokasi departemen sistem informasi (location of information system departement) karena perusahaan farmasi yang ada di Medan merupakan perusahaan cabang yang tidak mempunyai kedua variabel diatas.
.
Peneliti menambahkan satu variabel lagi yaitu kepuasan pengguna akhir. Maka faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA adalah 1. Keterlibatan Pengguna dalam Proses Pengembangan Sistem.
Universitas Sumatera Utara
Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem diperkirakan untuk memperbaiki kualitas sistem dengan cara (l) menyediakan penilaian yang lebih akurat dan lengkap persyaratan system informasi MeFarlan dan MeKenney 1983; Robey 1979 dalam Soegiharto (2001) (2) menyediakan keahlian tentang sistem organisasi ini adalah untuk mendukung penggunaan pemakai sistem, karena keahlian biasanya tidak tersedia dalam sistem informasi kelompok Lucas l978; Robey 1979 dalam Soegiharto(2001), (3) pengembangan fitur untuk menghindari fitur yang tidak dapat diterima atau tidak penting Robey 1979 dalam Soegiharto (2001), (4) meningkatkan pemahaman pengguna sistem Lucas 1978 dalam Soegiharto (2001). Keterlibatan dapat meningkatkan penerimaan pengguna dengan mengembangkan harapan yang realistis tentang kemampuan sistem Gibson dan Nolan 1974 dalam Soegiharto (2001) yaitu menyediakan sebuah arena untuk tawar-menawar dan resolusi konflik tentang masalah-masalah desain Maish 1979 dalam Soegiharto (2001), mengarahkan ke sistem kepemilikan oleh pengguna Robey 1979 dalam Soegiharto (2001), menurunkan resistensi pengguna untuk mengubah data Lucas 1978 dalam Soegiharto (2001), dan melatih pengguna untuk menggunakan sistem Lucas1978 dalam Soegiharto (2001). Keterlibatan pengguna merupakan keterlibatan dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok pengguna target (Olson & Ives, 1981 dalam Choe, 1996). Jen (2002) berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja SIA.
Universitas Sumatera Utara
2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi. Anderson dalam Soegiharto (2001) mengusulkan
potensi kontribusi
pengguna haruslah lebih tinggi selama tahap perencanaan dan implementasi pengembangan sistem. Para pengguna lebih memahami teknologi, tugas dan keputusan yang terlibat, dan lingkungan sosial-politik di mana sistem akan digunakan, semakin besar kemungkinan mereka dapat berkontribusi untuk pengembangan sistem. Pendidikan rata-rata atau tingkat pengalaman kelompok pengguna sistem informasi dapat digunakan untuk mengukur kemampuan personil sistem informasi Ives et al. Dalam Sularso (2003). Kemampuan teknis personel SI memiliki pengaruh besar pada analisis informasi persyaratan dan desain sistem informasi. Sebagai contoh, analis sistem yang kompeten memiliki efek positif pada penilaian kebutuhan informasi Huff dan Munro, 1985; McFarlan dan McKenncy 1983, dalam Soegiharto (2001). Bruwer 1984 dalam Soegiharto juga menyarankan bahwa kinerja SI terkait dengan kualitas teknis atau kualitas desain dari sistem, yang merupakan tanggung jawab personil sistem. Kemampuan teknik personal SI dibedakan kedalam kemampuan spesialis dan kemampuan generalis. Jen
(2002) berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal SIA akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal SIA dengan kinerja SIA. 3. Ukuran Organisasi. Jumlah karyawan adalah kriteria ukuran organisasi yang paling umum digunakan oleh peneliti DeLone, dalam Soegiharto, 2001. Dalam penelitian ini, ukuran organisasi diukur dengan jumlah karyawan Soegiharto, 2001. Jen (2002)
Universitas Sumatera Utara
berpendapat bahwa semakin besar ukuran organisasi akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara ukuran organisasi dengan kinerja SIA. Meskipun Raymond dalam Soegiharto (2001) tidak menemukan hubungan signifikan antara ukuran organisasi (yaitu, jumlah karyawan) dan pengguna akhir kepuasan atau pemanfaatan sistem, tampaknya ada beberapa asosiasi antara variabel konteks organisasi dan lingkungan. Franz dan Robey dalam Soegiharto (2001) menemukan keterkaitan hubungan antara ukuran organisasi dan usia dan kegunaan dari sistem berbasis komputer. Berbeda dengan Lehman dalam Soegiharto (2001) telah menemukan hubungan antara ukuran organisasi dan penggunaan sistem canggih berbasis komputer. 4. Dukungan Manajemen Puncak. Menurut Handoko (2000) Manajemen puncak adalah manajemen tertinggi yang terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Sering disebut dengan sebutan Presiden Direktur, Wakil Direktur, Wakil Presiden Senior, Kepala Divisi dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Doll
(1985) yang dikutip dalam
penelitian Komara (2005) dukungan manajemen puncak meliputi jaminan pendanaan dan menentukan prioritas pengembangan. Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak memegang penggunaan penting dalam keberhasilan implementasi sistem informasi. Dukungan manajemen puncak tidak hanya penting untuk alokasi sumberdaya yang diperlukan, melainkan memberikan sinyal yang kuat bagi karyawan bahwa perubahan yang dilakukan merupakan suatu yang penting. Manajemen puncak juga memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan pengembangan sistem
Universitas Sumatera Utara
informasi yang memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam pengembangan sistem dan akan berpengaruh pula pada kepuasan pengguna. Dukungan yang diberikan manajemen puncak kepada sistem informasi akuntansi merupakan faktor yang penting dalam mencapai kesuksesan sistem informasi yang berkaitan dengan aktivitas. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan. Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh pengguna informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pengguna informasi tersebut. Jen (2002) berpendapat bahwa semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA dengan kinerja SIA. 5. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi. Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesuksesan harapan antara sistem analis, pengguna, sponsor dan customer. Perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional. Kegagalan pengembangan sistem informasi baru diakibatkan tidak
memperhatikan
aspek
organisasional.
Perubahan
perilaku
dan
organisasional ini dapat berupa pengembangan sistem Davis (1998).Oleh karena itu pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya penolakan
Universitas Sumatera Utara
terhadap sistem yang dikembangkan. Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja SIA. 6. Program Pelatihan dan Pendidikan Pengguna. Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja SIA akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan. Sedangkan Brady dalam Soegiharto (2001) menyarankan bahwa kurangnya pendidikan merupakan alasan utama kurangnya pemanfaatan sistem informasi. Sebuah penelitian tentang keutamaan dari sistem informasi yang dikemukakan oleh Forthe dalam Soegiharto (2001) yaitu "pendidikan pengguna" sangat mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. 7. Kepuasan Pengguna Akhir Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Conrath dan Mignen (1990) dalam Jen (2002) mengatakan kepuasan pengguna sistem informasi dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean (1992) seperti yang dikutip oleh Soegiharto (2001) mengemukakan ketika sebuah sistem informasi diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pengguna akhir.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5. Perusahaan Farmasi Kata farmasi berasal dari kata pharmachon yang berarti obat atau racun. Jadi pengertian farmasi suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatankegiatan di bidang penemuan,pengembangan,produksi,pengolahan,peracikan dan distribusi obat. Farmasi identik dengan obat karena awal lahirnya ilmu ini adalah untuk membuat obat dalam rangka penyembuhan penyakit. Farmasi sangat penting karena kita (manusia) sangat membutuhkan produk farmasi (baik obat ataupun lainnya) dalam kehidupan sehari-hari,baik itu yang berhubungan dengan masalah kesehatan ataupun dengan masalah kelangsungan hidup. Contoh-contoh produk ilmu farmasi yaitu diantaranya ada obat-obatan,kosmetik, sabun, shampoo, pasta gigi,produk makanan,dan vaksin. Sadar atau tidak sadar kita tiap hari menggunakan
produk
farmasi.
Ilmu
farmasi
digunakan
oleh
banyak
orang,terutama untuk menjaga kesehatan.karena farmasi membutuhkan ilmu keterampilan,inisiatif,dan
tanggungjawab
khusus
yang
berbeda
dengan
kedokteran. Ilmu farmasi dan kedokteran behubungan sebagai partner. Contohnya, ketika seseorang sakit.maka ilmu kedokteran mendiagnosis penyakit kita, sedangkan ilmu farmasi memberikan solusi (obat) untuk penyembuhan penyakit tersebut. 2.2. Review Peneliti Terdahulu Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001) yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
kinerja SIA. Soegiharto (2001) melakukan penelitian dengan objek perusahaanperusahaan yang terdaftar pada ASX Data Disk atau Australia Busiess Who’s Who Disk di Australia dengan responden yang dipilih untuk menyampaikan persepsinya terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan. Hasil penelitian Soegiharto (2001) menunjukkan hanya faktor keterlibatan pengguna yang secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap pemakaian sistem, sedangkan faktor ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem dengan pemakaian sistem dan faktor ukuran organisasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi juga berhubungan secara signifikan tetapi hubungan tersebut berkorelasi negatif, sedangkan faktor lainnya tidak terbukti memiliki hubungan dengan kinerja SIA. Keberadaan dewan pengarah juga memberikan perbedaan atas kinerja SIA pada perusahaan yang memilikinya atau tidak. Penelitian ini juga mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Jen (2002) yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan kinerja SIA. Jen (2002) melakukan penelitian yang menguji kembali penelitian Soegiharto (2001). Hasil penelitian Jen (2002) menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi yang diterapkan perusahaan dalam proses pengembangan sistem informasinya, kepuasan pengguna akan semakin tinggi, tetapi pemakaian sistem akan menurun. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan pengguna pada perusahaan yang departemen sistem informasinya berada di departemen lainnya, akan lebih tinggi daripada perusahaan yang departemen sistem informasinya terpisah dan berdiri sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Disamping kedua penelitian diatas, penelitian sekarang ini juga mengacu pada penelitian Almilia dan briliantien (2007) yang bertujuan untuk mencari bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA. Hasil penelitian Almilia dan briliantien (2007) menunjukkan bahwa dari ke delapan faktor yang mempengaruhi kinerja SIA, terdapat 2 faktor yang mempengaruhi kinerja SIA, yaitu pelatihan dan pendidikan, keberadaan dewan pengarah sistem informasi. Hasil
penelitian yang dilakukan Komara (2005) menyatakan variabel
keterlibatan, ukuran organisasi, manajemen puncak dukungan, dan formalisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna. Tabel 2.1. Peneliti Terdahulu No
Peneliti
Judul
Variabel Penelitian
Hasil
Soegiharto (2001)
Influence Factors Affecting The Performance
Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, Kemampuan teknik personal SI, Ukuran organisasi, Dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SI, Program pelatihan dan pendidikan pengguna, Keberadaan dewan pengarah SI dan Lokasi departemen SI
Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem berpengaruh ssignifikan dan positif terhadap kinerja SIA, sedangkan variabel lain tidak berpengaruh
Asep Komara
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja SIA
Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, Kemampuan teknik personal SI, Ukuran organisasi, Dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SI, Program pelatihan dan pendidikan pengguna, Keberadaan dewan pengarah SI dan Lokasi departemen SI
keterlibatan, ukuran organisasi, manajemen puncak dukungan, dan formalisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna.
1.
(2005)
2.
Universitas Sumatera Utara
Tjhai Fung Jen. (2002) 3.
Luciana Spica Almilia dan Irmaya briliantien (2003) 4.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, Kemampuan teknik personal SI, Ukuran organisasi, Dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SI, Program pelatihan dan pendidikan pengguna, Keberadaan dewan pengarah SI dan Lokasi departemen SI
Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem berpengaruh positif terhadap kinerja SIA, sedangkan variabel lain tidak berpengaruh
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank-Bank Umum Di Wilayah Surabaya Dan Siduarjo
Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, Kemampuan teknik personal SI, Ukuran organisasi, Dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SI, Program pelatihan dan pendidikan pengguna, Keberadaan dewan pengarah SI dan Lokasi departemen SI
Hanya 2 (dua) faktor yang mempengaruhi kinerja SIA, yaitu pelatihan dan pendidikan, keberadaan dewan pengarah sistem informasi.
Universitas Sumatera Utara