BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fajrinur (2007) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU) “ penelitian ini memakai analisis statistik regresi berganda, diperoleh kesimpulan bahwa secara simultan variabel modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap memulai usaha kecil pada Pajak USU, Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung sebesar (3,272) dengan tingkat signifikan 0,024 < 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti ternyata variabel emosional yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap memulai usaha kecil pada Pajak USU, hal ini di ketahui dari nilai Standardizer Coefficients tertinggi sebesar 0,275 dan nilai signifikan terkecil sebesar 0,04 diantara variabel bebas lainnnya. Penelitian yang dilakukan Martondang (2006) dengan judul penelitian “ Analisis Faktor-Faktor Yang mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Gerai Penjualan Pulsa Handphone Di Sepanjang Jalan Letda Sujono Medan)” diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang paling dominan dijumpai dari para wirausahawan untuk memulai usaha kecil adalah faktor yang di sengaja,
26
Universitas Sumatera Utara
dimana seseorang yang memang dengan sengaja mempersiapkan dirinya untuk berwirausaha. Penelitian di lakukan dengan menggunakan metode deskriptif. B. Kewirausahawan Defenisi kewirausahawan Kewirausahawan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak ( Kasmir, 2006:18 ). Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No.4 Tahun 1995, Tanggal 30 Juni 1995 mengemukakan bahwa: “ kewirausahawan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan daya kerja, tekhnologi, dan produk baru dengan meningkatkan efesiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.” Defenisi kewirausahawan dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu Ahli Ekonomi, Ahli Manajemen, Pelaku Bisnis, Psikolog dan Pemodal. 1. Pandangan Ahli Ekonomi Menurut Ahli Ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktorfaktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau
27
Universitas Sumatera Utara
sekelompok orang yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber d.aya alam, tenaga, modal, dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa (Suryana, 2006:15) 2. Pandangan Ahli Manajemen Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan organisasi usaha baru (Marzuki Usman, 1997:3). 3. Pandangan Pelaku Bisnis Menurut Scorborough dan Zimmerer (1993:5), wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertambahan dengan cara mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang di perlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut. 4. Pandangan Psikolog Wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang lain (Suryana, 2006:16). Adapun faktor-faktor penyebab keberhasilan dalam berwirausaha adalah : 1. Kemampuan dan Kemauan 2. Tekad yang kuat dan kerja keras 3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.
28
Universitas Sumatera Utara
C. Modal Kewirausahaan Dalam kewirausahaan, modal tidak selalu identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral, dan modal mental yang dilandasi agama. Secara garis besar, modal kewirausahaan dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu modal intelektual, modal sosial dan moral, modal mental, serta modal material. Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen, dan tanggung jawab sebagai modal tambahan. Ide merupakan modal utama yang akan membentuk modal lainnya.
Skill
x
Knowledge
= Capability
x
Authority
= Competency
x
Commitment
Intellectual capital Gambar : 2.1 Modal Intelektual Sumber : Kashmir, 2006
29
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 1.2 tampak bahwa Intellectual Capital =Competency x Commitment. Artinya, meskipun seorang wirausaha memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, apabila tidak di sertai komitmen yang tinggi, maka ia tidak akan dapat menggunakan modal intelektualnya. Competence =Capability x Authority, artinya wirausaha yang kompeten adalah wirausaha yang memiliki kemampuan dan wewenang sendiri dalam mengelola usahanya (mandiri). Capability =Skill x Knowledge, artinya kapabilitas wirausaha sangat ditentukan oleh keterampilan dan pengetahuan. Keterampilan dan pengetahuan yang di lengkapi dengan sikap dan motivasi untuk selalu berprestasi membentuk kepribadian wirausaha. Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan, sehingga dapat terbentuk citra. Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan. Modal material adalah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal ini terbentuk apabila seseorang memiliki jenis-jenis modal di atas.
D. Persyaratan Menjadi Wirausahawan Wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang atau kesempatan bisnis yang ada serta menghimpun sumber-sumber daya (karyawan, modal, tekhnik, dan lain-lain) yang di butuhkan guna mendapatkan laba atau hasil dari padanya serta mengambil tindakan yang tepat guna memastikan tercapainya sukses. Dari berbagai sumber penelitian, untuk menjadi wirausahawan seseorang harus memiliki ciri-ciri dan sifat khas sebagai berikut :
30
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Ciri dan Sifat khas wirausahawan Ciri-ciri Watak Percaya diri yang kuat 1. kepercayaan (Keteguhan) 2. Ketidaktergantungan, kepribadian mantap 3. Optimisme Berorientasikan tugas dan hasil 1. Kebutuhan atau haus akan prestasi 2. Berorientasi laba atau hasil 3. Tekun dan tabah 4. Tekad, kerja keras, motivasi 5. Energik 6. Penuh inisiatif Pengambil risiko 1. Mampu mengambil risiko 2. Suka pada tantangan Kepemimpinan 1. Mampu memimpin 2. Dapat bergaul dengan orang lain 3. Menanggapi saran dan kritik Keorisinalan 1. Inovatif (pembaharu) 2. Kreatif 3. Fleksibel 4. Banyak sumber 5. Serba bisa 6. Mengetahui banyak Berorientasi ke masa depan
1. 2.
Pandangan ke depan Perseptif
Sumber : B.N. Marbun S.H (1986) Selanjutnya, ada beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha. Yaitu : (1) pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada, (2) pengetahuan tentang peran dan tangggung jawab, dan (3) pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis. Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya : (1) keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan risiko, (2) keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah, (3) keterampilan dalam memimpin dan mengelola, (4) keterampilan
31
Universitas Sumatera Utara
berkomunikasi dan berinteraksi, dan (5) keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
E. Ciri-Ciri wirausahawan Menurut Sulipan, (2005) memberikan kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang wirausahawan yang baik adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai semangat dan kemampuan untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan. 2. Mempunyai kemampuan dalam menilai kesempatan-kesempatan didalam berwirausaha. 3.
Mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam menjalankan usahanya dalam mengejar suatu keuntungan.
4.
Mempunyai daya, kreasi, imajinasi, dalam mengembangkan bidang usaha yang digeluti.
5.
Mempunyai cara menganalisa yang tepat, sistematis, dan metodologi dalam mengembangkan usahanya.
6.
Memiliki kemampuan, kemajuan, dan tekad bulat dalam mengembangkan bidangusahanya guna mencapai kemajuan dan tujuan.
7.
Membawa teknik baru dalam mengorganisasikan usahanya secara tepat guna, efektif, dan efisien.
8.
Berusaha tidak konsumtif dan selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh di dalam kegiatan bidang usahanya.
32
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan ciri-ciri wirausahawan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai kemauan yang kuat untuk berwirausaha. 2. Mempunyai perjuangan yang tidak mengenal lelah dalam berusaha. 3. Percaya pada keyakinan terhadap diri sendiri untuk maju. 4. Bertanggung jawab atas kemampuan, dan kemajuan dalam bidang usahanya. 5. Pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang usahanya. 6. Berfikir positif untuk maju dalam bidang usahanya. 7. Berinisiatif, kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya. Menurut Undang-Undang Usaha Kecil Nomor 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah usaha yang memenuhi kriteria: 1. Memiliki kekayaan (asset) bersih paling banyak Rp200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan, tempat usaha. 2. Memiliki hasil penjualan tahunan ( omset ) paling banyak Rp1milyar. 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasi, atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung oleh usaha besar atau usaha menengah, berbentuk badan usaha perseorangan, badan usaha tidak berbadan hukum, atau usaha berbadan hukum, termasuk koperasi. ( Iwantono, 2002:4)
33
Universitas Sumatera Utara
F. Keunggulan Berwirausaha 1. Harga Diri Dengan berwirausaha
harga diri seseorang tidak turun, tetapi sebaliknya
meningkat. Si pengusaha menjadi kelas tersendiri di masyarakat dan dianggap memiliki wibawa tertentu, seperti disegani dan dihormati. Banyak pegusaha yang sukses dalam menjalankan usahanya menjadi contoh bagi masyarakat, apalagi mampu memberikan peluang kerja yang sangat di butuhkan. 2. Penghasilan Dari sisi penghasilan, memiliki usaha sendiri jelas dapat memberikan penghasilan yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan menjadi pegawai. Besar kecilnya penghasilan karyawan lebih banyak ditentukan oleh si pengusaha. Sementara itu, meningkatnya penghasilan pengusaha tidak mengenal batas waktu, terkadang ada istilah kalau lagi booming, maka keuntungan akan mengalir seperti air yang tak putus-putusnya, apa saja yang dilakukan selalu memperoleh keuntungan. 3. Ide dan Motivasi Biasanya para wirausaha selalu memiliki ide yang begitu banyak untuk menjalankan kegiatan usahanya. Telinga, mulut, dan mata selalu memberikan inspirasi untuk menangkap setiap peluang yang ada. Pengusaha juga memiliki motivasi yang tinggi untuk maju dibandingkan dengan menjadi pegawai. Terpikir, melihat, atau mendengar sesuatu selalu menjadi ide untuk dijual. Motivasi untuk maju dan semakin besar akan selalu melekat dalam hati
34
Universitas Sumatera Utara
seorang pengusaha. Setiap waktu selalu timbul ide untuk menjadikan sesuatu menjadi uang. 4. Masa depan Masa depan pengusaha yang sukses relatif jauh lebih baik dibanding pegawai. Seorang wirausahawan tidak pernah pensiun dan usaha yang dijalankan dapat diteruskan generasi selanjutnya. Oleh karena itu, kita sering mendengar suatu usaha yang bisa dikelola sampai tujuh turunan.
G. Perencanaan Strategis dan Implementasi Seorang wirausaha yang melangkah masuk ke dalam seluk-beluk kewirausahaan harus bersiap untuk berkiprah dalam suatu kompetisi yang mungkin tidak sehat. Tidak tertutup kemungkinan bahwa lingkungan yang dimasuki tersebut akan penuh dengan batu sandungan yang menghambat kemajuan diri maupun usahanya. Berbeda dengan kondisi perusahaan besar, dimana personil untuk perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasannya terdiri atas beberapa orang. Bagi usaha kecil, wirausaha adalah seorang yang merencanakan namun terlibat dalam pengawasannya. Bahkan ada usaha kecil dimana wirausahanya berperan pula sebagai pelaksana. Dalam hal ini, unsur perencanaan perlu mendapat perhatian yang khusus dan cermat. Untuk itu, sebelum memulai berusaha atau didalam melanjutkan setiap periode berusaha, perlu dipikirkan perencanaan strategis yang akurat dan menyeluruh meliputi seluruh aspek-aspek manajerial dan tekhnis implementasinya (Drs.harimurti Subanar, 1993 : 17 )
35
Universitas Sumatera Utara
H. Manfaat Membuka Usaha Sendiri. Kebanyakan wirausahawan membuka usahanya sendiri untuk kepuasan diri. Rutinitas yang membosankan, kreativitas yang dihambat-hambat, birokrasi yang panjang dan kaku, atau suasana kerja yang tidak menyenangkan, budaya perusahaan yang tidak cocok merupakan hal-hal yang bisa menciptakan motif dan mendorong orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai orang gajian, maka semua yang mereka lakukan hanya untuk bos atau pimpinan perusahaan. Sedangkan dengan berwirausaha, semua pekerjaan yang dilakukan untuk diri sendiri, di perusahaan milik sendiri. Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa di dapatkan dari membuka usaha sendiri ( Sarosa, 2003:5 ). 1. Potensi Penghasilan Tak Terbatas. Bila membuka usaha sendiri, maka penghasilan yang di dapatkan bisa dalam jumlah yang besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari kinerja dan pengelolaan usaha. Wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatkannya. Potensi menerima penghasilan yang tak terbatas ini merupakan daya tarik yang menggiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha. 2. Memaksimalkan Kemampuan Dengan memiliki usaha sendiri maka wirausahawan memiliki kebebasan seluasluasnya untuk berkreasi dengan ide-ide tersebut, untuk bekerja tanpa adanya batasan-batasan yang mungkin akan segera ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara maksimal maka semangat kerja pun akan menjadi
36
Universitas Sumatera Utara
berlipat ganda. Dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi. Maju tidaknya usaha tersebut, tergantung bagaimana mengelolanya. 3. Bebas Mengatur Ritme Kerja Jika bekerja sebagai karyawan, maka ada keterbatasan untuk bisa mengatur waktu. Sebagian besar waktu yang ada di habiskan diluar rumah. Akan tetapi, seseorang dapat mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha. Bahkan jika usaha mengambil tempat di rumah, maka seseorang tidak perlu meninggalkan rumah. Wirausahawan seperti orang bebas yang mempunyai tanggung jawab. Semakin sukses seorang wirusaha maka semakin banyak waktu luangnya. Seorang wirausaha bukannya seseorang yang semakin sibuk jika usahanya mulai berkembang. 4. Sikap Mental Yang Mandiri Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus di lakukan. Sikap mental yang kuat dan mandiri sangat di butuhkan pada saat sedang menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat. Kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Manajemen diri sendiri merupakan hal yang sangat penting yang harus di lakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau karyawannya.
37
Universitas Sumatera Utara
I. faktor-faktor yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan untuk berwirausaha antara lain: 1. Faktor Modal Untuk memulai usaha terlebih dahulu di perlukan sejumlah uang. Modal dapat di artikan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahlian tertentu seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang untuk menjalankan usaha. 2. Faktor Pengalaman Pengalaman maksudnya adalah pengalaman pribadi pengusaha tersebut atau pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam melakukan usaha. Pengalaman ini merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan usahanya nanti. 3. Faktor Pendidikan Latar belakang pendidikan seseorang terutama yang terkait dengan bidang usaha, seperti bisnis dan manajemen atau ekonomi di percaya akan mempengaruhi kesuksesan seseorang dalam mengembangkan usahanya. Dengan adanya pendidikan, seseorang dapat membuat perencanaan bisnis yang meliputi perencanaan keuangan dan pengelolaan usaha. Tanpa adanya pendidikan seorang wirausaha tidak mempunyai pengetahuan tentang bagaimana menyusun laporan keuangan. Pengetahuan tersebut dapat di peroleh melalui pendidikan formal, seperti : dari SMU atau Perguruan Tinggi, dan pendidikan non formal, seperti : pelatihan tentang UKM atau kursus.
38
Universitas Sumatera Utara
4. Faktor Minat dan Bakat Minat atau bakat sudah ada dan dapat timbul dari dalam diri seseorang. Artinya ketertarikan pada suatu bidang usaha tertanam dalam dirinya. Namun, seseorang yang memiliki minat dari dalam atau bakat dari keturunan akan lebih mudah dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan usahanya. 5. Faktor Keluarga Karena terlahir dan di besarkan dari keluarga yang memiliki tradisi kuat dalam berwirausaha, sehingga secara sengaja atau tidak sengaja cukup menjiwai pekerjaan semacam itu. Biasanya usaha tersebut akan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Berkiprah dalam dunia usaha bukan suatu hal yang baru di rasakan karena semuanya telah terbiasa sedari kecil. Hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri yang kuat dalam mengelola usaha.
39
Universitas Sumatera Utara