9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Pustaka 2.1.1
Penelitian Terdahulu Yang Sejenis
a. Pengaruh Rebranding Terhadap Citra Bank Jambi Pada Nasabah (Studi Pengaruh Perubahan Nama, Logo, Slogan dan Frontliner Terhadap Citra Bank Jambi pada Nasabah Kantor Cabang Utama)1 Perubahan lingkungan perusahaan dan semakin tingginya tuntutan dari nasabah memaksa Bank Jambi harus melakukan beberapa pembenahan. Bank Jambi yang merupakan bank milik pemerintah Provinsi Jambi telah melakukan beberapa perubahan pada akhir tahun 2007, mulai dari perubahan beberapa atribut bank seperti nama, logo, slogan, pelayanan frontliner yang ditingkatkan dan peningkatan fasilitas pendukung guna mencapai program service excellence. Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh perubahan nama, logo, slogan dan frontliner Bank Jambi terhadap citra perusahaan pada nasabah Bank Jambi Kantor Cabang Utama Kota Jambi. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode explanatory survey. Beberapa teori yang menjadi pegangan adalah 1 M.Ichsan Pratama. Jurnal Kajian Komunikasi Vol.3 No. 2. Jambi : Universitas Muara Bungo. Desember 2015 hal 140-147
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
teori psikologi kognitif, teori stimulus organism respons, dan teori manajemen citra organisasi. Populasi yang digunakan adalah nasabah Bank Jambi Cabang Utama yang berjumlah 3669 nasabah. Melalui teknik sampling secara acak sistematis, diperoleh sampel sebanyak 98 nasabah yang mewakili populasi tersebut. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, studi kepustakaan, dan media internet. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa Frontliner dan Logo Bank Jambi mempengaruhi citra Bank Jambi pada nasabah secara siignifikan, dan Nama dan Slogan Bank Jambi mempengaruhi Citra Bank Jambi pada nasabah secara tidak signifikan. Secara keseluruhan, rebranding yang dilakukan Bank Jambi telah memberikan respons yang positif terhadap Citra Bank Jambi pada nasabah. b. Pengaruh Design Logo Baru BUMD yang Berbasiskan Kearifan Lokal Terhadap Citra Perusahaan (Studi Kuantitatif Mengenai Perubahan Logo Baru pada PDAM Kota Bandung)2 Salah satu identitas perusahaan yang sangat mendasar adalah logo. Logo atau simbol sangat beragam dari waktu ke waktu, dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Pada Desember 2007 PDAM Kota Bandung merubah identitas perusahaan dengan mengganti logo serta visi dan misinya.
2
Aat Ruchiat Nugraha, S.Sos., M.Si. Jurnal Makna Vol. 5 No.1. Bandung : Universitas Padjajaran hal 1-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Perubahan logo baru ini, PDAM Kota Bandung ingin menunjukkan transformasi dari perusahaan yang dulu begitu identik dengan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan publik menjadi perusahaan yang berekspansi secara lebih luas dalam penanganan jasa pelayanan air lainnya. Tak hanya itu, logo baru ini juga diharapkan dapat memepertegas positioning PDAM Kota Bandung sebagai perusahaan yang unggul di bidang inovasi jasa layanan air bersih, air kotor dan lainnya yang membedakan dengan perusahaan-perusahaan daerah air minum (PDAM) lainnya. Dengan logo baru tersebut, PDAM Kota Bandung mencoba menonjolkan citra perusahaan yang lebih maju, bersahabat, pelayanan yang lebih mudah dan lebih dekat kepada pelanggan dan stakeholders. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tampilan identitas logo baru PDAM Kota Bandung memberikan pengaruh terhadap citra perusahaan PDAM Kota Bandung di mata pelanggan yang ada di Kotamadya Bandung, dengan menggunakan variabel bebas penelitian syarat pembentukan logo yang efektif, yaitu: sifat unik logo, sifat fungsional logo, bentuk logo dan kemampuan logo dalam mempresentasikan perusahaan terhadap citra perusahaan PDAM Kota Bandung sebagai variabel terikatnya yaitu persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sifat unik logo, faktor sifat fungsional
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
logo, faktor bentuk logo dan kemampuan logo mempresentasikan perusahaan, secara simultan berpengaruh terhadap citra perusahaan PDAM Kota Bandung yaitu sebesar 66.7%. Sedangkan dalam uji pengaruh secara parsial, ternyata semua subvariabel yaitu sifat unik yaitu sebesar 8.1%, sifat fungsional logo yaitu sebesar 27.6%, bentuk
logo
yaitu
sebesar
19.4%
dan
kemampuan
mempresentasikan perusahaan yaitu sebesar 11.7% dari tampilan identitas logo baru PDAM Kota Bandung yang berarti berpengaruh langsung secara signifikan dengan arah yang positif terhadap citra perusahaan. c. Pengaruh Re-branding PT Kereta Api (Persero) Terhadap Brand Image PT Kereta Api Indonesia (Persero) (Studi Pada Penumpang Kereta Kelas Ekonomi Daerah Operasional II Bandung)3 Dalam jurnal berjudul Pengaruh Re-branding PT Kereta Api (Persero) Terhadap Brand Image PT Kereta Api Indonesia (Persero) (Studi Pada Penumpang Kereta Kelas Ekonomi Daerah Operasional II Bandung) yang ditulis oleh Maretha Pafrika Hutajulu pada tahun 2013 menunjukkan bahwa Rebranding memiliki efek positif terhadap brand image PT Kereta Api Indonesia.
3
Maretha Pafrika Hutajulu. TEBS Library & Knowledge Center, Ilmu Komunikasi. Bandung : Universitas Telkom, 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Hasil penelitian menunjukkan re-branding berada pada kategori sangat baik yaitu 83,72% sedangkan brand image berada pada kategori baik yaitu 78,32%. Dengan hasil tersebut menunjukan bahwa re-branding berpengaruh secara signifikan terhadap brand image. Berdasarkan hasil penelitian, jurnal ini menjadi acuan sebagai dasar melakukan penelitian karena obyek penelitian dalam jurnal ini dan obyek penelitian yang akan dilakukan memiliki kesamaan dalam industri jasa dan juga karena indikator re-branding yang digunakan sama. d. Pengaruh Perubahan Logo PT. Dua Kelinci Terhadap Persepsi Target Audience Di Surabaya4 Logo merupakan lambang yang mewakili citra sebuah perusahaan, memasuki era globalisasi saat ini cukup banyak perusahaan yang melakukan perubahan logo, salah satunya adalah PT. Dua Kelinci yang merupakan perusahaan industri makanan dan minuman serta dikenal sebagai produsen kacang terkemuka di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan logo PT. Dua Kelinci terhadap persepsi target audience di Surabaya mengenai profesionalisme perusahaan dan estetika logo perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan logo telah tepat dilakukan oleh perusahaan, dimana logo lama dimodifikasi menjadi logo baru, dapat diterima dan dipersepsikan 4
Yessica Widyatama Oei, Wibowo dan Hendro Aryanto. Jurnal E-Komunikasi Vol.2 No.3. Surabaya : Universitas Kristen Petra, 2014 hal 1-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
secara positif oleh target audience. Logo baru memenuhi semua kriteria logo yang baik berdasarkan teori David E. Carter dan profesionalisme perusahaan yang semakin meningkat tercermin dalam usaha perusahaan mempertahankan konsistensi logo barunya pada berbagai media. e. Pengaruh Perubahan Logo (Rebranding) Terhadap Citra Merek Pada PT Telkom tbk Di Bandar Lampung5 Salah satu perusahaan yang mengganti logonya adalah PT Telkom tbk. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah perubahan logo bukan hanya menyangkut identitas perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan citra merek. Tidak sedikit perusahaan yang mengubah logo, namun mendapatkan respon yang kurang baik dari konsumen. Perusahaan memerlukan umpan balik dari konsumen untuk melihat seberapa baik perubahan logo yang dilakukan, serta apa yang dipikirkan konsumen ketika mereka melihat logo tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan logo (rebranding) terhadap citra merek yang dilakukan oleh PT Telkom Tbk di Bandar Lampung. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Perubahan logo PT Telkom tbk berpengaruh terhadap citra merek. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner
5
Febriansyah. JMA Vol. 18 No. 2. Jakarta : Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe. Oktober – November 2013 hal 1-24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
dengan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling.
2.2.
Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication yang
berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama makna. Menurut Onong Uchana Effendy komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua orang yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lainlain. 6 Yusuf Zainal Abidin menjelaskan bahwa Komunikasi atau berkomunikasi berarti suatu upaya bersama orang lain dengan membentuk perhubungan. 7 Komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai sesuatu yang diperbincangkan. Komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Diakatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yaitu agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima paham atau keyakinan, melakukan perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Komunikasi meliputi proses encoding pesan yang akan dikirimkan, dan proses decoding
6
Onong Uchana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011 hal 9 7 Yusuf Zainal Abidin. Manajemen komunikasi filosofi,konsep,dan aplikasi. Bandung: CV Pustaka Setia. 2015 hal 32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
terhadap pesan yang diterima, serta melakukan sintesis terhadap informasi dan makna. Komunikasi dalam konteks apapun merupakan bentuk dasar adaptasi terhadap
lingkungan.
Komunikasi
bertujuan
mengaharapkan
pengertian,
dukungan, gagasan, dan tindakan. Komunikasi dapat terjadi secara verbal maupun non verbal dan secara tatap muka maupun melalui perantara atau media. Komunikasi secara verbal adalah komunikasi menggunakan kata kata yang diucapkan langsung secara tatap muka maupun secara tidak langung. Sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol, tandatanda, icon, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan gambar. Menurut Deddy Mulyana isyarat non verbal dapat di lihat, didengar, dirasakan, dan beberapa isyarat boleh jadi berlangsung secara stimultan. Komunikasi non verbal mengandung lebih banyak muatan semosional daripada komunikasi verbal. Setiap manusia pasti memerlukan adanya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi pun memiliki beberapa fungsi. Menurut (Onong Uchana Effendy, 1996) seperti dikutip oleh Suryanto8 Komunikasi tidak hanya berkutat pada persoalan pertukaran berita dan pesan, tetapi juga melingkupi kegiatan individu dan kelompok berkaitan dengan tukar-menukar data, fakta, dan ide. Berdasarkan hal tersebut, ada beberapa fungsi yang melekat dalam proses komunikasi yaitu:
8
Suryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi.Bandung: CV Pustaka Setia. 2015 hal 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
a. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti orang lain sehingga tepat dalam mengambil keputusan. b. Sosialisasi, penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif. c. Motivasi, mendorong orang untuk menentukan pilihan dan keinginan, mendorong kegatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. d. Pendidikan,
Ilmu
pengetahuan
dapat
mendorong
perkembangan
intelektual, pembentukan watak, serta pembentukan keterampilan dan kemahiran yang diperlukan dalam semu bidang kehidupan. e. Hiburan, penyebarluasan simbol, suara, dan imaji dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, kesenangan, kelompok, dan individu. Berdasarkan penjelasan mengenai arti dari komunikasi diatas serta fungsi dari komunikasi, komunikasi juga memiliki karakteristik. Pengertian komunikasi memiliki karakteristik berikut menurut Sasa Djuarsa Senjaya seperti dikutip oleh Suryanto adalah: 1. Komunikasi adalah suatu proses. Artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. 2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. Tujuan komunikasi mencangkup banyak hal bergantung pada keinginan atau harapan dari setiap pelakunya. 3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari pelaku yang terlibat. Komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi terlibat secara aktif dan mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan. 4. Komunikasi bersifat simbolis. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antarmanusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, angka, atau tanda lainnya. Selain itu juga ada lambanglambang yang bersifat non-verbal. 5. Komunikasi
bersifat
transaksional.
Komunikasi
pada
dasarnya
menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima yang dilakukan secara seimbang atau proporsional oleh tiap-tiap pelaku yang terlibat dalam komunikasi. 6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu. Pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. 9
2.2.1.
Public Relations Public relations atau lebih dikenal dengan Humas di Indonesia
banyak di praktekkan di Instansi pemerintahan dalam rangka menunjang
9
Suryanto. Op Cit. 2015 hal 62
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
manajemen untuk mencapai tujuannya secara lebih efisien dan efektif. Pelaksanaan humas sendiri lebih terfokus pada keterampilan membina hubungan manusiawi didalam dan diluar perusahaan untuk mencegah timbulnya berbagai hambatan untuk mencapai tujuan perusahaan. Pada tahun 1976, Rex Harlow menyatakan terdapat sekitar 472 definisi yang berbeda tentang public relatios. Hal tersebut menyatakan bahwa public relations dapat diartikan dalam berbagai pengertian dan definisi tersebut dipengaruhi oleh situasi dan kondisi tertentu. Dan definisi tersebut saling mendukung satu sama lain.”10 Untuk memahami pengertian humas ada beberapa definisi menurut beberapa pakar. Salah satunya menurut J.C.Seidel, Humas Director, division of housing, state of New york berbunyi . Public relations is the continuing process by which management endeavors to obtain good will and understanding of its customers, its employees and the public at large, in wordly through self analysis and correction, out wardly through all means of expression. Humas adalah “proses yang kontinu dari usaha manejemen untuk memperoleh goodwill dan dari para langganannya, pegawainya dan publik umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri keluar dengan pernyataanpernyataan.”11
10 11
Widya Parimita, Humas, Jakarta: UNJ press 2008 hal 2 Wahidin Saputra&Rulli Nasrullah, Humas 2.0, Jakarta: Gramata, 2012 hal 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Menurut pengertian di atas tugas humas adalah membangun hubungan baik dengan menanamkan pengertian, mempengaruhi dan membina kepercayaan baik secara eksternal dan internal. Beberapa Definisi menurut para ahli public relations antara lain : 1.
Bertrand Russel Canfield Public relations merupakan falsafah dan fungsi manajemen yang
diekspresikan melalui kerjasama dan kegiatan untuk melayani kepentingan publik melalui kegiatan komuniksi bagi publiknya untuk menciptakan pengertian dan Goodwill dari publiknya. 2.
W.Emerson Reck Public relations
adalah kelanjutan dari proses penetapan
kebijaksanaan penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan Goodwill dari mereka, untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.12 Dilihat dari definisi-definisi tersebut dapat dilihat bahwa Tujuan Humas adalah untuk membentuk goodwill, toleransi, saling kerjasama (mutual symbiosis), saling mempercayai (mutual confidence), saling pengertian (mutual understanding), dan saling menghargai (mutual appreciation), serta untuk memperoleh opini public yang favorable, dan image yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis,
12
Ibid, hal 2-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
baik hubungan ke dalam (internal relations) maupun keluar (external relations).”13 Sesuai dengan tujuan utama, humas akan dituntut untuk mengembangkan atau membangun hubungan yang baik, tidak hanya dengan pihak pers, tapi juga dengan berbagai pihak luar atau kalangan yang terkait (external relations). Pengertian humas adalah ”fungsi manajemen, maka humas adalah fungsi yang melekat dan tidak bisa lepas dari manajemen suatu organisasi atau perusahaan.”14
2.3.
Corporate Identity dan Corporate Image Pada bagian mana logo akan ditempatkan, seperti pada kop surat atau
amplop, kemasan, papan nama, ataupun media promosi lainnya disebut corporate indentity. Corporate indentity adalah suatu bentuk visual dan ekspresi grafis dari image dan identitas suatu perusahaan. Sebagai bentuk visual, corporate indentity menampilkan simbol yang mencerminkan image yang hendak disampaikan, dan sebagai ekspresi grafis, sebuah identitas perusahaan dapat diciptakan dan mempengaruhi nasib dari perusahaan. Sedangkan “Corporate image adalah bagaimana suatu perusahaan dipersepsikan dan dilihat oleh masyarakat atau publik, dalam hal ini konsumen, pesaing, supplier, pemerintah, dan masyarakat umum”15. Melalui sebuah logo (yang merupakan bagian dari corporate image), audience dapat memberikan penilaian dan kesan-kesannya terhadap suatu perusahaan. Penggunaan logo yang 13
Widya Parimita, Op. Cit. hal 2 Ibid, hal 1 15 Christine Suharto Cenadi, Corporate Identity, Sejarah dan Aplikasinya, 1991 hal.74 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
tidak konsisten dapat menimbulkan image perusahaan yang negatif dimata audience.
2.3.1. Brand Menurut Adams, brand adalah persepsi yang dibentuk oleh audience tentang suatu perusahaan, orang, atau ide. Menurut Alina Wheeler, makna brand dapat berubah sesuai konteksnya, kadang brand sebagai kata benda, kadang sebagai kata kerja, kadang menjadi sama dengan nama perusahaan, pengalaman perusahaan dan harapan konsumen.16 Seorang desainer tidak dapat menciptakan brand, hanya audience yang dapat menciptakannya, seorang desainer membentuk pesan dengan logo dan sistem identitas. Logo merupakan bagian dari brand. Jika brand yang merupakan jiwa suatu perusahaan maka logo adalah wajah perusahaan. Brand dan logo adalah dua hal yang tidak terpisahkan dan saling melengkapi satu sama lain, sebuah logo harus berubah menjadi brand yang hadir, hidup, dan menemani keseharian konsumennya.
2.3.2. Rebranding Rebranding adalah sebuah praktek dari pembentukan nama baru yang merepresentasikan perubahan posisi dalam mind frame para stakeholder dan pembedaan identitas dari kompetitornya.
16 17
17
Menurut Daly dan Moloney,
Surianto Rustan, Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009 hal.7 Surianto Rustan, Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009 hal.10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
rebranding secara definisi berarti perubahan identitas, yang harus dilihat sebagai sebuah keputusan strategis dengan rencana yang matang. Rebranding dapat terjadi pada 3 level yang berbeda dalam sebuah organisasi yaitu: corporate, business unit, dan product levels yang diilustrasikan pada gambar 2.1. Corporate Rebranding berarti penamaan kembali corporate identity secara keseluruhan, yang sering kali mengindikasikan perubahan besar dalam level strategis atau repositioning. Sedangkan dalam level bisnis unit berarti, sebuah situasi dimana subsidiary atau divisi dalam satu perusahaan besar diberikan nama yang berbeda sebagai identitas yang berbeda dari perusahaan induknya. Untuk level individual produk, rebranding relatif jarang terjadi dan lebih kepada pergantian nama produk. 18
Gambar 2.1 Hierarchial View of Rebranding
18
Surianto Rustan, Op.Cit, hal.12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2.3.3. Mark & Trademark Mark memiliki pengertian yang sangat luas dan umum yang digunakan semua orang, mark berarti tanda, lambang atau simbol. Mark merupakan elemen gambar pada logo.19 Trademark atau merek dagang adalah nama atau simbol yang digunakan untuk menunjukkan sebuah produk yang dibuat oleh perusahaan tertentu dan telah terdaftar secara resmi. Trademark berhubungan dengan perlindungan terhadap logo.
2.4.
Logo Menurut P.R. Smith, logo merupakan bahasa dari reaksi emosional.
Simbol, bentuk, dan warna memiliki arti yang sengaja maupun tidak disengaja, atau arti yang disadari atau tidak disadari.
20
Simbol visual dapat memiliki
kekuatan dapat meningkatkan awareness dengan memberikan pengenalan yang mudah. Logo sebaiknya memiliki fungsi sebagai pembeda, logo juga sebaiknya mudah dikenali, di ingat dan dapat digunakan dalam ukuran kecil serta dapat dicetak pada bahan warna maupun hitam putih. Logo memiliki peranan penting dalam menciptakan pernyataan secara visual yang akan memberitahukan atau menandakan kedudukan perusahaan, logo berfungsi sebagai alat dalam memberikan arah yang jelas bagi para manajer dan karyawan suatu perusahaan, dan logo dapat mengkomunikasikan pesan yang konsisten kepada pelanggan, pengamat keuangan serta pengecer. 19
Ibid, hal 14 Batra, Myers, Aaker, Advertising Management Fifth Edition, New Jersey : Prentice Hall, Inc, 1996 hal.318-319
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Karena logo memiliki peranan penting, amak menurut Sutojo dalam mengefektifkan logo, perusahaan perlu memperhatikan hal-hal berikut : a) Identitas singkat tetapi jelas Dalam waktu beberapa detik, khayalan harus dapat menangkap arti yang dimaksudkan perusahaan dengan logo tersebut. Oleh karena itu desain logo harus diusahakan singkat dan sederhana tetapi menarik perhatian. b) Membahas arti tertentu Arti logo yang ingin disampaikan perusahaan disiapkan melalui proses desain yang disesuaikan dengan persepsi atau pendapat khalayak sasaran. Hal ini bertujuan agar khalayak dapat dengan mudah mengerti dan mengingat logo tersebut. c) Logo dapat dipergunakan secara fleksibel Logo harus dapat dipergunakan diatas semua jenis bahan dan permukaan. Logo harus dapat dicetak dengan baik dipermukaan bahan alumunium, besi, kayu, kaca, kertas, plastik dan lain-lain. Logo juga harus dapat di cetak dalam berbagai macam ukuran. d) Tidak cepat membosankan Logo dipergunakan perusahaan selama mungkin. Untuk itu, desainnya harus dibuat menarik, tidak membosankan, mudah dibaca dan sedap dipandang. Logo merupakan penjelmaan citra organisasi atau perusahaan dalam bentuk yang dipadatkan. Logo bisa digunakan untuk membawa citra positif ke
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
seluruh perusahaan dan ke pasar dengan cara yang murah dan efektif. Tujuan logo adalah memberikan pengenalan seketika bahwa sesuatu merupakan milik organisasi.21 Oleh karena identitas yang baik dan kuat merupakan pra-syarat untuk membangun citra yang baik dimasyarakat, tidak sedikit perusahaan berusaha keras untuk menciptakan atau memperbaharui identitas mereka secara professional. Untuk mengerjakan hal itu kalau perlu mereka meminta bantuan perusahaan konsultan internasional terkemuka dan bersedia menginvestasikan dana dalam jumlah cukup banyak.22 Proses yang menerjemahkan identitas perusahaan menjadi citra perusahaan adalah bagian yang sangat penting karena jika identitas perusahaan memiliki suatu nilai, maka identitas tersebut harus dikomunikasikan kepada karyawan, pemegang saham dan pelanggan atau publik eksternal yang hampir sama dengan pelanggan seperti konsumen, pemasok dan distributor. Tanpa kegiatan komunikasi, nilainilai serta strategi-strategi perusahaan tidak akan dimengerti atau diakui dan perusahaan tidak akan memiliki arti yang jelas akan identitas dimata publiknya.
2.4.1. Tujuan dan Fungsi Logo Sebuah logo bertujuan untuk membangun citra perusahaan, selain itu logo juga bertujuan memberikan semacam spirit bagi seluruh komponen yang ada di perusahaan tersebut. Logo yang baik akan menimbulkan kepercayaan diri yang
21
Claire Austin, Public Relations yang sukses Dalam Sepekan, Jakarta : PT Kesaint Blanc Indah Corp, 2002 hal.26 22 Sutojo, Op. Cit., hal.18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
kuat, rasa bangga, rasa saling memiliki, dan dapat menjalin kesatuan dan solidaritas seluruh komponen perusahaan. Fungsi logo adalah sebagai identitas diri dan tanda kepemilikan suatu produk atau perusahaan yang membedakannya dengan produk atau perusahaan lainnya, sebagai tanda jaminan kualitas dan juga untuk mencegah terjadinya peniruan atau pembajakan. Fungsi logo menurut John Murphy dan Michael Rowe adalah : 1. Mengidentifikasikan suatu produk atau pelayanan atau perusahaan. 2. Membedakannya dari produk atau perusahaan lainnya. 3. Informasi yang tertuju pada keaslian, nilai, dan kualitas. 4. Memberi sebuah nilai. 5. Merepresentasikan aset-aset nilai yang berharga. 6. Sebagai properti legal suatu produk atau perusahaan.23
2.4.2. Perubahan Logo Logo merupakan lambang yang mewakili citra sebuah perusahaan, sesuatu yang menunjukkan eksistensi sebuah perusahaan. Logo diibaratkan sebagai wajah suatu perusahaan, melalui logo, perusahaan berusaha menyampaikan visi, misi, serta citra perusahaan kepada konsumennya sehingga melalui logo akan muncul kepercayaan terhadap perusahaan dan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
23
Batra, Myers, Aaker, Advertising Management Fifth Edition, New Jersey : Prentice Hall, Inc, 1996 hal.320
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Perubahan logo dalam suatu perusahaan dapat terjadi karena berbagai hal seperti makna dan filosofi logo kurang jelas, dilihat dari segi estetika logo tidak bagus, dari segi fungsional sulit untuk diaplikasikan pada berbagai media, kurang menimbulkan rasa bangga dan rasa memiliki dari seluruh komponen perusahaan, atau untuk memperkenalkan citra baru perusahaan, terjadi suatu perubahan dalam perusahaan seperti pergantian visi dan misi perusahaan, menyesuaikan dengan perkembangan jaman, kemiripan dengan logo perusahaan lain, dan masih banyak lagi. Perubahan logo dalam suatu perusahaan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap citra dan indentitas suatu perusahaan. Melakukan perubahan logo tidaklah mudah terdapat berbagai kendala seperti perusahaan harus mengeluarkan biaya yang sangat besar sehubungan dengan aplikasi logo baru pada semua media promosinya, harus mensosialisasikan adanya logo baru tesebut pada mitra kerja dan masyarakat luas.24 Perubahan logo perusahaan dapat memberikan suatu dampak baik bersifat positif maupun negatif. Apabila perubahan logo perusahaan dapat diterima oleh masyarakat maka akan memberikan berbagai dampak positif kepada perusahaan, seperti
kepercayaan
audience
terhadap
perusahaan
semakin
meningkat,
meningkatnya kebanggaan serta rasa memiliki seluruh komponen perusahaan dan meningkatnya penjualan produk perusahaan, dan apabila perubahan logo perusahaan tersebut tidak dapat diterima oleh masyarakat maka akan membawa dampak negatif bagi perusahaan dan produk yang dihasilkan, seperti dan
24
Wibowo, Corporate Identity Rokok Jokteng Dan Aplikasinya, 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
berkurangnya kredibilitas atau rasa kepercayaan terhadap perusahaan yang nantinya akan berpengaruh pada kualitas perusahaan, juga penurunan citra atau image perusahaan dimata audience.
2.4.3. Visualisasi Logo yang Baik Menurut David E Carter parameter logo yang baik adalah: 1. Original and distinctive, sebuah logo perlu memiliki nilai kekhasan, keunikan, dan daya beda yang jelas. 2. Legible, logo yang baik mempunyai tingkat keterbacaan yang cukup tinggi meskipun diaplikasikan dalam berbagai media dan ukuran. 3. Simple, atau sederhana dalam pengertian sebuah logo mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu yang relatif singkat. 4. Memorable, logo yang baik cukup mudah diingat, karena keunikannya bahkan dalam waktu yang relatif cukup lama. 5. Easily associated with the company, logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha atau citra suatu perusahaan. 6. Easy adaptable for all graphic media, faktor kemudahan aplikasi logo baik menyangkut bentuk, warna, maupun konfigurasi
logo
pada
berbagai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
media
grafis
perlu
30
diperhitungkan pada saat proses perancangannya agar tidak menimbulkan kesulitan dalam penerapannya.25
2.5.
Citra Citra merupakan seperangkat keyakinan, ide dan kesan seseorang terhadap
suatu obyek tertentu. Sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu obyek akan ditentukan oleh citra obyek tersebut yang menampilkan kondisi terbaiknya.26 Bill Canton dalam Sukadentel mengatakan Image adalah : the impression, the feeling, the conception which the public has of a company, a conssioussly created of an object, person or organization. Jadi Citra adalah kesan, perasaan gambaran diri public terhadap perusahaan : kesan yang sengaja di ciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi, ungkap Sukadentel, image itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi diciptakan oleh S. Nimpoeno, dalam laporan penelitian tentang Tingkah Laku Konsumen, sebagai berikut :
25
Batra, Myers, Aaker, Advertising Management Fifth Edition, New Jersey : Prentice Hall, Inc, 1996 hal.323 26 Rosady Rueslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 1998 hal. 59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Pengalaman Mengenai Stimulus
Kognisi
Stimulus
Persepsi
Sikap
Rangsang
Respon Perilaku
Motivasi
Gambar 2.2 Model Pembentukan Citra Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Jika di rangsang ditolak proses selanjutnya tidak akan berjalan, hal ini menunjukkan bahwa rangsang tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian dalam individu tersebut. Sebaliknya, jika rangsang diterima oleh individu, berarti terdapat komunikasi dan terdapat perhatian dari organisme, dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan. Empat komponen persepsi-kognitif-motivsi-sikap diartikan sebagai “picture in our head” oleh Walter Lipman.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
2.5.1. Citra Perusahaan Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai pribadi perusahaan, organisasi atau produk. Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari masyarakat luas.27 Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra pada produk dan pelayanannya28. Sedangkan hal-hal positif yang meningkatkan citra perusahaan lebih dikenal dan diterima publiknya adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, kualitas pelayanannya, keberhasilan dalam bidang marketing dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial29. Secara logika, jika perusahaan sudah mengalami krisis kepercayaan dari publik atau masyarakat umum maka akan membawa dampak negatif terhadap citranya, bahkan akan terjadi penurunan citra sampai pada titik yang paling rendah. Menciptakan citra yang positif terhadap perusahaan merupakan tujuan utama bagi seorang Public Relations. Citra merupakan suatu penilaian yang sifatnya abstrak yang hanya bisa dirasakan oleh perusahaan dan pihak-pihak yang terikat. Citra yang
ideal merupakan impresi yang benar, yang sepenuhnya
27
Rosady Rueslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 1998 hal. 62 28 Frank Jefkins dan Daniel Yadin, Public Relations. Jakarta: Erlangga, 2004 hal.19 29 Rosady Rueslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 1998 hal. 66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon, Menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.30 Untuk mengukur citra perusahaan, baik citra positif maupun negatif diperlukan alat ukur untuk mengetahui citra perusahaan tersebut. Ada empat hal yang digunakan sebagai alat pengukur pembentukan citra perusahaan, yaitu : 1. Kepercayaan: Merupakan kesan, dan pendapat atau penilaian positif khalayak terhadap suatu perusahaan. 2. Realitas: Menggambarkan suatu yang realitas, jelas terwujud, dapat diukur, dan hasilnya dapat dirasakan di pertanggung jawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden. 3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan.: Menggambarkan keadaan yang saling menguntungkan antara perusahaan dan publiknya.
30
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004 hal. 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
4. Kesadaran: Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan.31
2.6. Kerangka Teori Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, pada penelitian tentang Pengaruh Perubahan Logo Baru Indosat Ooredoo Terhadap Citra Perusahaan PT Indosat Tbk kerangka pemikiran penelitian ini disajikan dalam gambar berikut. Gambar 2.3 Kerangka Teori Perubahan Logo (X) Original & Distinctive Legible Simple Memorable Easily associated with the company Easy adaptable for all graphic media
2.7.
Citra Perusahaan (Y) Kepercayaan Realitas Terjadinya kerjasama yang saling menguntungkan Kesadaran
Hipotesis Hipotesis menurut Sugiyono32, merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian yang didasarkan atas teori yang relevan. Sedangkan
31
Rosady Rueslan, Op.Cit hal. 66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Kerlinger (2002) dalam Lijan Poltak Sinambela33 menyebutkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang dirumuskan yang akan diuji kebenarannya melalui data empiric yang diperoleh. Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas arah pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data. Berikut penjabaran rumusan hipotesis yang dikemukakan oleh Sinambela34: a.
Hipotesis deskriptif: merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri.
b.
Hipotesis komparatif: merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif dimana variabel sama namun populasi atau sampelnya berbeda.
c.
Hipotesis asosiatif: merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan pembagian rumusan hipotesis di atas, hipotesis penelitian kali
ini menggunakan hipotesis asosiatif yang menanyakan Pengaruh Perubahan Logo Baru Indosat Ooredoo (variabel X) terhadap Citra Perusahaan PT Indosat Tbk (variabel Y).
32
Sugiyono. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi (STD). Bandung: Alfabeta. 2014 hal. 59 33 Lijan Poltak Sinambela. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2014 hal. 55 34 Ibid. 56-58
http://digilib.mercubuana.ac.id/