BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Telaah Penelitian Sebelumnya Peneliti pertama dilakukan oleh Putra (2013) “dengan judul Analisis Penerapan Akuntansi Aset Tetap pada Cv. Combos Manado”. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi yaitu dengan mengambil struktur organisasi dan neraca perusahaan, wawancara yaitu dengan pihak-pihak yang bersangkutan dan studi kepustakaan dengan mengambil dari buku-buku dan literatur-literatur. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriftif kualitatif dengan metode saldo menurun dengan hasil sebagai berikut : 1. CV. Kombos Manado dalam hal melaksanakan kegiatan akuntansinya berpedoman pada Kebijakan Akuntansi yang pada prinsipnya sudah mendekati Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16. 2. Penilaian/Pengukuran aset tetap pada Aset Tetap tetap Perusahaan dilakukan sesuai kebijakan perusahaan dan ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan PSAK No. 16. Pengakuan aset tetap telah sesuai dengan PSAK No. 16. Pengeluaran-pengeluaran atas aset tetap dibagi menjadi dua jenis, yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan, prinsip ini tidak menyimpang dari PSAK No. 16.
3. Penyusutan aset tetap sesuai dengan ketentuan perpajakan. Perusahaan memilih metode saldo menurun, kecuali tanah. 4. CV. Kombos Manado melakukan penghentian dan pelepasan aset tetap dengan cara dijual secara lelang, dihibahkan, maupun dimusnahkan. Dalam hal ini sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16. 5. Dalam hal penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap dalam Laporan Keuangan, secara umum tidak menyimpang dari pola yang terdapat pada Standar Akuntansi Keuangan. Namun, pada pengungkapan, ada beberapa informasi yang tidak dengan jelas diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Perusahaan tidak mengungkapkan dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto. Serta informasi mengenai jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tidak diungkapkan. 6. Dalam daftar aset tetap , pengidentifikasian aset tetap kurang informatif. Karena, aset tetap yang diperoleh ditahun berbeda digabung dalam satu daftar, selain itu masa manfaat, serta maksimum pemakaian tidak dicantumkan. Peneliti kedua dilakukan oleh Virginia, Dkk (2014) dengan judul “Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan dampaknya terhadap laba perusahaan pada PT. Artha Kindo Perkasa Palembang”. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, data tersebut diperoleh dari dokumen yang terdapat pada perusahaan.
Teknik Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dan historis dengan menggunakan metode saldo menurun berganda dan membandingkan metode garis lurus. Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.Metode penyusutan garis lurus yang diterapkan perusahaan pada jenis aktiva bangunan, mesin, inventaris kantor, dan inventaris proyek yang diterapkan dengan menggunakan garis lurus adalah sangat tepat. Sedangkan metode penyusutan garis lurus yang diterapkan perusahaan pada jenis aktiva alat berat, kendaraan kantor dan kendaraan proyek yang diterapkan adalah tidak tepat. 2. Besarnya metode penyusutan aktiva tetap pada perusahaan berdampak terhadap besarnya laba bersih perusahaan. Hal ini ditunjukkan bahwa penggunaan metode penyusutan garis lurus lebih tinggi sebesar 32.5% dibandingkan dengan metode saldo menurun berganda dan dengan kenaikan sebesar 29% dibandingkan dengan metode jumlah angka tahun. Sehingga dapat diketahui bahwa laba yang dilaporkan oleh PT. Artha Kindo Perkasa Palembang dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus dibandingkan dengan metode saldo menurun berganda yang seharusnya diterapkan sesuai PSAK No. 16 adalah lebih tinggi. Peneliti Ketiga dilakukan oleh Mariuhu, Dkk (2014) dengan judul “ Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Implikasinya Terhadap Laba Perusahaan Pada Perum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu survei, dokumentasi dan wawancara.
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif dengan metode saldo menurun berganda dan metode jumlah angka tahunan. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Perum BULOG Divre Sulut dan Gorontalo dalam penyusutan aktiva tetapnya dengan menggunakan metode Garis Lurus sangat baik digunakan karena, implikasinya terhadap laba lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan menggunakan metode perhitungan Saldo Menurun Ganda dan metode Jumlah Angka Tahun. Hal ini dikarenakan metode garis lurus mempunyai beban penyusutan yang relatif konstan dari tahun ke tahun. Sedangkan metode saldo menurun ganda dan jumlah angka tahun mempunyai beban penyusutan yang relatif menurun setiap tahunya tetapi di awal tahun beban penyusutan dari kedua metode ini cukup besar bila dibandingkan dengan metode garis lurus. Setelah melihat dari ketiga penelitian sebelumnya dapat disimpulkan persamaan pada penelitian ini adalah semua penelitian membahas aktiva tetap, dan menggunakan metode saldo menurun berganda, teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara dan studi kepustakaan. Selain ada persamaan pada penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu lokasi atau tempat penelitian berbeda, dan aktiva tetap yang dibahas dipenelitian sebelumnya juga berbeda adapun penelitian sekarang, adapun penelitian sekarang membahas tentang large equipment pada kitchen.
Tabel 2.1. Telaah Peneliti Pertama No 1
Uraian Persamaan Perbedaan Putra (2013) Analisis Membahas Objek yang diteliti berbeda, Penerapan Akuntansi penyusutan aset penelitian sebelumnya Aset Tetap pada Cv. tetap membahas semua aset tetap Combos Manado sedangkan penelitian ini hanya membahas penyusutan large equipment 2 Teknik Analisis Penelitian sebelumnya menggunakan Analisis deskriftif komparatif , sedangkan penelitian ini menggunakan Metode saldo menurun berganda Sumber : Hasil Modifikasi , 2016. Tabel 2.2. Telaah Peneliti Kedua No 1
2
Uraian Persamaan Virginia, Dkk (2014) Menghitung Analisis Penerapan aktiva tetap Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan dampaknya terhadap Laba Perusahaan pada PT. Artha Kindo Perkasa Palembang Teknik Analisis
Sumber : Hasil Modifikasi , 2016.
Perbedaan Objek dalam aktiva tetap berbeda dan penelitian sebelumnya membahas penyusutan berdampak terhadap laba perusahaan
Teknik analisis yang digunakan penelitian sebelumnya adalah penelitian kualitatif dan historis dengan mengambil laporan kas perusahaan sedangkan penelitian ini hanya menghitung penyusutan menggunakan metode saldo menurun berganda.
Tabel 2.3. Telah Peneliti Ketiga No 1
2
Uraian Persamaan Mariuhu, Dkk (2014) Meneliti aktiva dengan judul “ Analisis tetap Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Implikasinya Terhadap Laba Perusahaan Pada Perum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo. Teknik Analisis Menggunakan analisis metode saldo menurun berganda
Perbedaan Penelitan ini membahas implikasi terhadap laba perusahaan
Selain menggunaan metode saldo menurun berganda juga menggunakan metode jumlah angka tahunan dan membandingkan dengan metode garis lurus.
Sumber : Hasil Modifikasi , 2016.
1.2 Tinjauan Konsep 1.2.1 Tinjauan Equipment Menurut Agustin (2014) peralatan di bagi menjadi dua yaitu kitchen equipment dan Utensil yaitu : 1. Kitchen Equipment adalah perlengkapan dapur atau peralatan besar yang membuat ruangan tersebut berfungsi sebagai dapur untuk mengolah makanan. Adapun contoh perlengkapan (equipment) yaitu : a) Meja
e) Refrigerator
b) Kompor
f)
c) Oven
a) Deep prayer Dll
d) Grill
Sink (bak cuci)
2. Utensil Adalah peralatan kecil yang dipergunakan untuk mengolah makanan. Adapun contoh peralatan (utensil) yaitu : a) Cutting board
e) Frying pan
b) Knife
f) Tray
c) Stock pot
g) Bowl, Dll
d) Sauce pan Menurut Tuzy (2010) dalam operasional di kitchen, kelengkapan peralatan memegang peranan penting yang digunakan pada saat operasional. Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang digunakan pada saat operasional di kitchen : 1. Kitchen Equipment adalah peralatan besar (peralatan berat) yang fungsinya untuk mengolah (memasak) dan menyimpan bahan-bahan makanan yang masih mentah ataupun sudah matang. 2. Kitchen utensil adalah peralatan kecil yang fungsinya untuk mengolah bahan menjadi bahan mentah atau hidangan. Peralatan ini tidak dapat digolongkan sebagai peralatan mesin, serta peralatan ini mudah untuk dipindah-pindahkan. Menurut Sudana, Dkk (2011) Peralatan merupakan alat utama yang digunakan dalam membantu melakukan suatu pekerjaan di dapur sedangkan perlengkapan merupakan alat penunjangnya. Seperti contohnya : pisau merupakan
peralatan
yang
digunakan
untuk
memotong
sedangkan
sharpeningstell dan cutting board merupakan perlengkapan memotong.
Untuk menunjang operasional dapur, diperlukan adanya peralatan dan perlengkapan yang mendukung dan memadai yang mana jenis dari peralatan tersebut
umumnya
dikelompokkan
berdasarkan
ukurannya.
Sehingga
diklasifikasikan menjadi dua : a. Small kitchen equipment Adalah berbagai jenis peralatan dapur, yang mana peralatan tersebut umumnya lebih kecil dan mudah untuk dipindahkan. b. Large kitchen equipment Adalah berbagai jenis peralatan dapur, yang mana peralatan tersebut umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dan susah untuk dipindahkan. Yang selanjutnya akan lebih banyak dibahas dalam bab selanjutnya baik tentang jenis maupun kegunaannya. Pada large kitchen equipment terdapat pengelompokan berdasarkan sistem operasionalnya, sumber tenaga / power yang digunakan serta pengelompokkan yang didasarkan pada fungsinya. Sudana, Dkk (2011) mengelompokan kitchen equipment berdasarkan sistem operasional, sumber tenaga, dan fungsinya, ini dapat diihat pada Tabel 2.2. sebagai berikut :
Tabel 2.4. Large Equipment No
1
Jenis Large Equipment
Nama Equipment
Food Processor Food Chopper Food Slicer Potatoes peeler Meat and food grinder Commercial cheese grater Heavy duty juice extractor / with pulp ejection Preparing and Combi immersion processing blender/ bermixers / equipment stick blenders Mandolin food cutter / vegetable slicer Dought rounder Somerset commercial dough sheeter Hamburger patty press
Fungsi
Adalah berbagai jenis peralatan dapur yang digunakan dalam mempersiapkan bahan makanan seperti mengupas, mengiris, mencincang, mengaduk, menghancurkan dll.
Vegetable dryer Commercial Restaurant Stoves
2
Cooking Equipment
Commercial char broilers Deep fryer Star gas commercial Grills Wide lava rock & radiant commercial char broilers by star
Yang masuk dalam kategori cooking equipment disini adalah berbagai jenis peralatan dapur dalam ukuran besar yang digunakan dalam proses memasak
Infra red radiant salamanders Vulcan connectionless counter-top steamer Commercial pop up Toasters Commercial conveyor toasters Commercial convection ovens Commercial microwave ovens Cleveland range Lemari kabinet 3
4
Storage Equipment
Food Temperature Holding Equipment
Meja kerja (table top) Rak Penyimpanan Tas / Koper khusus Bain Marie Reach in Refrigerator Walk-in Refrigerator Food Counter Food Warmer
Merupakan peralatan dapur yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan baik bahan makanan maupun dapur lainnya.
Merupakan peralatan dapur yang digunakan untuk menjaga suhu badan makanan maupun yang sudah dimasak, diantaranya bain marie, refgerator, food counter, freezer, plate warmer, food warmer
Freezer Sumber : Sudana, Dkk, 2011. Kesimpulan yang diambil adalah peralatan kitchen dibagi menjadi dua yaitu kithen equipment dan kitchen utensil yang kedua alat ini berbeda dari segi bentuk dan fungsi, kitchen equipment adalah peralatan besar yang digunakan untuk membuat makanan dan tidak dapat dipindah-pindahkan sedangkan kitchen utensil adalah peralatan kecil yang digunakan untuk membuat makanan dan dapat dipindah-pindahkan.
Adapun kitchen equipment dibagi berdasarkan sistem operasionalnya, sumber tenaga/ power yang digunakan serta pengelompokan yang didasarkan pada fungsinya yaitu Preparing and Processing Equipment yang digunakan untuk mengupas, mengiris, mencincang, mengaduk dan menghancurkan bahan makanan, Cooking equipment adalah peralatan besar yang digunakan dalam proses memasak, Storage Equipment merupakan peralatan dapur yang digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan dan Food Temperature Holding Equipment merupakan peralata yang digunakan untuk menjaga suhu bahan makanan yang telah dimasak. 1.2.2 Tinjauan Tentang Manajemen Keuangan Menurut
Harmono
(2016)
tujuan
manajemen
keuangan
adalah
memaksimalkan nilai kekayaan para pemegang saham sedangkan fungsi manajemen keuangan dapat dirinci ke dalam tiga bentuk kebijakan perusahaan, yaitu (1) keputusan investasi, (2) keputusan pendanaan, dan (3) kebijakan dividen. Menurut Wiagustin dalam Suad Husnan (2014) adalah dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Menurut Van Horne dalam buku Harmono (2016) manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan berbagai tujuan menyeluruh. Wiagustin (2014) ada tiga (3) keputusan manajemen keuangan meliputi fungsi pendanaan, investasi dan kebijakan deviden berikut adalah fungsi manajemen keuangan :
1. Keputusan investasi Adalah keputusan keuangan yang berkaitan dengan aktivitas investasi dalam berbagai bentuk. Secara garis besar keputusan investasi dapat dikelompokkan kedalam investasi jangka pendek seperti kas, persediaan, piutang dan surat berharga maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca perusahaan dengan demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Manajer keuangan bertanggung jawab menentukan perimbangan yang optimal setiap jenis aset perusahaan. 2.
Keputusan Pendanaan Adalah keputusan keuangan yang berkaitan dengan aktivitas
pembelanjaan atau pembiayaan investasi. Keputusan pendanaan meliputi berbagai pertanyaan penting seperti bagaimana mendanai kegiatan perusahaan ?, bagaimana memperoleh kebutuhan dana untuk investasi yang efisien?, bagaimana komposisi sumber optimal yang harus dipertahankan ? apakah perusahaan sebaiknya menggunakan modal asing ataukah modal sendiri? Adakah pengaruh keputusan pendanaan perusahaan terhadap nilai perusahan ? keputusan pendanaan tercermin pada sisi pasiva dalam neraca perusahaan dan keputusan ini akan mencerminkan struktur finansial maupun struktur modal perusahaan. Struktur finansial menunjukkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri, sedangkan struktur modal menunjukkan perbandingan antara
hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Manajer keuangan bertanggung jawab menentukan perimbangan yang optimal setiap hutang yang digunakan perusahaan. Peran manajer keuangan dalam pemenuhan kebutuhan dana aan semakin kompleks dalam kondisi globalisasi pasar modal. Pengumpulan dana tidak lagi terbatas dalam satu negara melainkan terbuka kesempatan untuk menarik dana dari investor asing. 3.
Kebijakan Deviden Aktivitas keuangan yang berkaitan dengan distribusi laba yang
diperoleh perusahaan. Hingga saat ini masih timbul pendapat bahwa kebijakan deviden ini merupakan bagian dari keputusan pendanaan. Memang pada prinsipnya kebijakan deviden ini menyangkut tentang keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan seharusnya dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk kas deviden dan pembelian kembali saham atau laba tersebut sebaiknya ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembelanjaan investasi dimasa datang. Apabila manajer keuangan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh dalam bentuk deviden, maka ketergantungan terhadap sumber dana eksternal menjadi semakin besar. Sebaliknya apabila manajer keuangan memandang bahwa perusahaan telah memiliki financial leverage yang tidak menguntungkan, maka sebaiknya laba yang diperoleh ditahan untuk memperbaiki struktur modal perusahaan. Investasi berarti pengeluaran dana saat ini dengan harapan memperoleh hasil atau keuntungan di masa datan dilihat dari dimensi waktu, investasi dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu :
1. Investasi jangka pendek (satu tahun atau kurang ), yaitu investasi pada aktiva lancar (modal kerja), seperti : kas, piutang, inventori, surat-surat berharga. 2. Investasi jangka panjang (lebih dari satu tahun) yaitu investasi pada asset rill, seperti : tanah, bangunan, peralatan kantor, kendaraan, asset rill lainnya dan investasi pada asset finansial seperti : investasi pada saham dan obligasi. 1.2.3 Tinjauan Tentang Aktiva Tetap Menurut Vergenia (2014) dalam (Hennie 2005, h.170 ) Aktiva tetap merupakan komponen aset yang paling besar nilainya di dalam neraca sebagian besar perusahaan. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, seperti penyewaan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrasi dan diperkirakan akan digunakan selama lebih dari satu periode. Menurut Setiawan (2001) Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional perusahaan, dapat pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif. Banyak aktiva, misalnya aktiva tetap memiliki bentuk fisik.
Namun demikian, bentuk fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan eksistensi aktiva, karena itu paten dan hak cipta, misalnya merupakan aktiva kalau manfaaat ekonomi yang diperoleh perusahaan di masa depan dan kalau masing-masing aktiva tersebut dikuasai perusahaan. Aktiva perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu. Perusahaan biasanya memperoleh aktiva melalui pembelian atau produksi sendiri, tetapi transaksi atau peristiwa lain juga dapat menghasilkan aktiva; misalnya properti yang diterima perusahaan dari pemerintah sebagai bagian dari program untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah. Klasifikasi Aset Tetap Menurut Putra (2013) dalam Suharli (2006 ; 265 ) adalah : 1. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya, maka pencatatan antara bangunan dan lahan harus dipisahkan. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan atau konstruksi yang dapat meningkatkan nilai lahan itu sendiri, maka pencatatannya dapat digabungkan dengannilai lahan. 2. Gedung, adalah bangunan yang berdiri di atas lahan baik yang berdiri di atas tanah maupun di atas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan, maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang tiap periodenya. 3. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatannya baik untuk dagang maupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan menambahkan nilai dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu.
4. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya, truk, mobil dinas, kendaraan roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi. 5. Inventaris, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya. Termasuk perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan. Contoh: inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, serta inventaris gudang. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui pada umumnya, aset tetap digolongkan kedalam beberapa kelompok besar aset yaitu, Tanah, gedung, mesin, kendaraan dan inventaris. Pada setiap aset tetap semua akan menyusut kecuali pada tanah. Setiap aktiva tetap tentu memiliki umur ekonomis, untuk itu hal ini perlu diperhatikan karena akan mengakibatkan kerugian apabila salah satu aktiva mendapat masalah karena penyusutan. Salah Satu contoh pada mesin menurut Tarigan (2009) apabila mesin dan peralatan tidak diganti sesuai dengan waktunya akan mengakibatkan terganggunya proses produksi dan meningginya biaya produksi. Secara teknis mungkin peralatan yang ada masih dapat dioperasikan dan masih mempunyai kemampuan untuk berproduksi, tetapi secara ekonomis tidak menguntungkan lagi. Artinya peralatan itu memang masih dapat digunakan dalam proses produksi, tapi kita harus mengeluarkan biaya perawatan ekstra akibat kerusakan peralatan. Biaya peralatan tersebut berupa penggantian suku cadang. Kalau dibandingkan dengan penggantian peralatan baru pihak perusahaan belum tentu mengalami kenaikan biaya produksi. Tetapi
hal ini harus dianalisis lagi dengan perhitungan matematis agar perusahaan bisa menekan biaya produksi ditinjau dari penggantian peralatannya. 2.2.4 Tinjuan Tentang Hotel Damanik (2015) memaparkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian hotel. Adapun pengertian hotel tersebut adalah : 1. Menurut Menteri Perhubungan, definisi atau pengertian hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum (SK.MenHub. No. PM10/PW.391/PHB-77). 2. Menurut AHMA (American Hotel & Motel Assocation), definisi atau pengertian hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan, dan minuman, serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara 3. Dengan mengacu pada pengertian diatas, dan untuk menertibkan perhotelan diindonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menparpostel No KM 37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan usaha dan penggolongan hotel. Bab 1,pasal 1, Ayat (b) dalam SK tersebut menyatakan
bahwa:
"Hotel
adalah
suatu
jenis
akomodasi
yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Menurut Darmo (2006) Hotel adalah suatu penginapan yang diwajibkan memenuhi aturan berlaku dalam menawarkan penginapan, makanan dan minuman serta perlindungan atas barang bawaan para tamunya. Secara umum
hotel dapat diartikan sebagai suatu akomodasi yang dikelola secara komersial yang menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan dan minum yang disediakan bagi para tamu. Dapat disimpulkan dari seluruh pendapat ahli tersebut tentang pengertian hotel adalah suatu akomodasi yang dijual secara komersial pada tamu untuk sementara waktu yang menawarkan penginapan, makan dan minum dan perlindungan terhadap tamu serta barang bawaan tamu. Bentuk akomodasi lainnya dengan karakter yang dapat membedakan satu dengan yang lainnya namun dikelola secara komersial atas dasar ekonomi, jasa dan fasilitas yang disediakan oleh masing-masing hotel dapat dibuat lima segmentasi hotel menurut Darminto, Dkk (2005) yaitu : 1. Hotel Ekonomis (Limited Service Hotels) Hotel ekonomis adalah hotel yang menyediakan kebutuhan dasar pengunjung, kamar dan ruangan yang bersih dan nyaman dan dekorasi yang secara umum dapat diterima oleh tamu. Anggaran yang terbatas seorang tamu dapat menikmati fasilitas yang disediakan hotel ini. Jasa dan fasilitas yang disediakan adalah dalam bentuk standar. Guna mengoptimalkan operasi, hotel ekonomis mempekerjakan karyawan yang relatif sedikit dengan gaji yang relatif rendah pula. Hotel ekonomis biasanya berada ditempat yang tidak strategis, hanya untuk sekedar singah secara insedentil. Secara fisik hotel ekonomis hanya memiliki jumlah kamar dibawah 50 buah. 2. Hotel Melati (Mid Market Hotels)
Hotel melati adalah hotel dengan nuansa modern dan mendasarkan diri pada unsur komersial. Disamping dekorasi yang nyaman, sebuah hotel melati yang tradisional biasanya juga menyediakan jenis makanan yang khas dengan pelayanan yang tradisional pula. Pengunjung yang datang sudah memiliki tingkatan (kelas) tertentu, sehingga nuansa kemewahan yang khas sudah tampak dalam hotel jenis ini. Pengelolaan yang profesional sudah ada dalam hotel melati dan berada dalam lokasi yang cukup strategis. Secara fisik hotel melati merupakan sebuah bangunan yang besar dengan jumlah kamar hunian yang cukup banyak (50-100 kamar). 3. Hotel Bintang (All Suite Hotels) Hotel bintang adalah hotel dengan nuansa modern dan berusaha bersaing dengan hotel eksekutif. Hotel bintang biasa menawarkan jasa dan fasilitas dengan tarif yang bersaing. Hotel tipe ini menawarkan nuansa kamar hunian yang luas dengan berbagai fasilitas dan dekorasi yang sangat nyaman. Profesionalisme pengelolaan sudah dibutuhkan dalam hotel ini, disamping karyawan yang cukup terlatih dan cakap. Beberapa jenis hotel bintang ini sering dioperasikan sebagai condominium atau condotel atau sebuah gedung dengan beberapa ruangan yang disewakan dengan kenikmatan seperti milik sendiri. Pemilik “ condo” menyediakan jasa dan fasilitas seperti layaknya yang disediakan oleh sebuah hotel. Jangka waktu tinggal para tamu biasanya lebih lama dibading tamu hotel. 4. Hotel Eksekutif
Ciri hotel ekskutif adalahadanya nuansa kemewahan atau mendekati kemewahan dengan dekorasi nyaman yang menjanjikan. Hotel jenis ini memerlukan pengelolaan yang profesional dan karyawan yang terlatih. Hotel eksekutif sering juga disebut dengan hotel kelas satu atau hotel superior. Beberapa akomodasinya memiliki sudut pandang sempurna dengan fasilitas yang cukup mewah. Tarif hotel eksekutif ini mengimbangi tingkat eksekutif disuatu negara, disamping juga tergantung pada pasar lokasi dan tipe akomodasi yang disajikan. 5. Hotel mewah Hotel mewah sudah menunjukan unsur standar kemewahan tertentu, baik dari segi kemewahan maupun kenyaman. Tingkat kebersihan dan efisiensi yang tinggi, staf terlatih khusus, kompeten dan sopan dengan makanan dan minuman yang berkualitas sangat khusus pula. Tarif hotel mewah ini adalah tarif khusus tergantung pasar, lokasi dan tipe akomodasi yang disediakan sangat khusus sehingga para tamu merasa bahwa dirinya adalah raja dengan reputasi pribadi (privasi) yang sangat diperhatikan. Berdasarkan ciri-ciri hotel tersebut maka dapat disimpulkan Holiday Inn Resort Baruna Bali masuk dalam segmentasi hotel Bintang (All Suite Hotels) karena Holiday Inn Resort Baruna Bali menawarkan jasa dan fasilitas dengan tarif bersaing. Hotel ini menawarkan nuansa kamar hunian yang luas dan nyaman. 2.2.4
Tinjauan Food and Beverage Product Menurut Darmadjati (2006), Food and beverage department yaitu
department yang menangani makanan dan minuman, contohya seperti :
restoran, bar, banquet, dapur dan sebagainya. Berdasarkan pengertian Food and Beverage Department dapat disimpulkan secara sederhana, yaitu suatu bidang yang bertugas menangani kebutuhan makan dan minum, di mana makan dan minum adalah kebutuhan pokok manusia, termasuk tamu-tamu. ini merupakan sarana mutlak yang harus disediakan oleh hotel. Istilah Food and Beverage Department berasal dari bahasa inggris yang berarti departemen makan dan minum, oleh sebab itu departemen ini adalah bagian yang menangani makanan dan minuman. Aspek makan dan minum lebih mengedepankan cita rasa dan mutu pelayanan adalah hal yang sangat relative dalam penilaian dan penerimaan setiap orang, dengan demikian di dalam penangannya diperlukan keahlian dan keterampilan yang bersifat khusus. Menurut Nurmahani (2009) kegiatan penyelenggaraan jasa pelayanan makanan dan minuman pada Food and Beverage Department dapat ditinjau memulai ruang lingkup yang sempit dan ruang lingkup yan luas. Dalam ruang lingkup yang sempit penyelenggaraan kegiatan penanganan makan dan minum tersebut melalui : Food and Beverage Service, Food and Beverage Product , dan Bar Service Operation.