BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kriteria perancangan adalah suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang. Perancang diharapkan mampu menggunakan kriteria secara tepat dengan membandingkan kondisi sebenarnya dengan parameter yang tertulis dalam kriteria di bawah ini. Nilai-nilai yang digunakan dalam kriteria diambil dari hasil penelitian terdahulu yang kemudian dikelompokkan dalam parameter yang umum. -
Koefisien pengaliran (run off coefisient) Makin kedap permukaan tanah, maka makin tinggi koefisien pengaliran, (lantai beton lebih kedap air dari pada permukaan tanah).
-
Kofisien Kekasaran Manning. Makin halus permukaan, makin kecil nilai keofisien Manning (Beton lebih halus dari tanah).
-
Kemiringan Tebing Saluran. Makin kaku (stiff) tanah, tebing saluran bias lebih tegak. (cadas lebih kaku dari pada tanah berpasir).
Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk mengalirkan genangan air sesaat yang terjadi pada saat musim hujan serta dapat mengalirkan air kotor hasil buangan dari rumah tangga.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kelebihan air atau genangan air sesaat terjadi karena keseimbangan air pada daerah tsb terganggu. Yang disebabkan oleh air yang masuk dalam daerah tersebut lebih besar dari air keluar. Pada daerah perkotaan, kelebihan air ini terjadi biasanya dikarenakan oleh kelebihan air hujan. Kapasitas
infiltrasi
pada
daerah
perkotaan
sangat
kecil
sehinnga
menyebabkan terjadinya limpasan air sesaat setelah hujan turun. Sehingga dimensi diperlukan untuk membuang kelebihan air hujan yang terjadi, dimana air hujan dapat menimbulkan bahaya pada daerah perkotaan tersebut. Dalam perancangan saluran drainase, akan digunakan dasar-dasar peranangan saluran tahan erosi. Yaitu saluran yang mampu menahan erosi dengan memuaskan, yang mana dengan mengatur kecepatannya maupun dengan menggunakan dinding dan dasarnya diberi lapisan yang berguna baik untuk menahan erosi maupun mengontrol kehilangan rembesan. 1.1. Aspek Aliran/Teknis Faktor-faktor yang diperlukan dipertimbangkan untuk perancangan saluran tahan erosi adalah : -
Macam material yang membentuk tubuh saluran untuk menentukan keofisien kekasarannya.
-
Kecepatan aliran minimum yang dijinkan agar tidak terjadi pengendapan apabila air mengandung lumpur dan sisa-sisa kotaran
-
Kemiringan dasar dan dinding saluran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
Tampang yang paling efisien, baik hidrolis maupun empiris.
Dimensi saluran dihitung dengan menggunakan rumus-rumus untuk perhitungan aliran seragam (beraturan) dengan memperhitungkan : -
Efisien hidrologis
-
Kepraktisan
-
Ekonomi
1.1.1. Analisa Hidrologi 1.1.1.1. Data curah hujan
Merupakan data curah hujan maksimum dalam setahum dinyatakan dalam mm/hari. Data curah hujan
ini
diperoleh
dari
Badan
Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yaitu stasiun curah
hujan yang terletak pada daerah layanan saluran samping jalan.
Jika daerah layanan tidak memiliki data curah hujan, maka dapat digunakan data dari stasiun di luar daerah yang dianggap masih dapat mewakili. Jumlah data curah hujan yang diperlukan minimal 10 tahun terakhir.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.1.1.2. Periode ulang Karakteristik hujan menunjukkan bahwa hujan yang besar tertentu mempunyai periode ulang tertentu. Periode ulang untuk pembangunan saluran drainase ditentukan 5 tahun, disesuaikan dengan peruntukannya. 1.1.1.3. Intensitas curah hujan Adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu dimana air tersebut berkontrasi. Intensitas curah hujan (I) mempunyai satuan mm/jam, berarti tinggi air persatuan waktu, misalnya mm dalam kurun waktu menit, jam atau hari Beberapa kriteria perancangan dapat diuraikan berikut ini : a. Koefisien Larian (run off) Ketepatan dan menetapkan besarnya debit air yang harus dialirkan melalui saluran drainase pada daerah tertentu, sangatlah penting dalam penentuan dimensi saluran. Dimensi saluran yang terlalu besar berarti tidak ekonomis, namun bila terlalu kecil akan mempunyai tingkat ketidakberhasilan yang tinggi. Menghitung besarnya debit rancangan drainase perkotaan umumnya dilakukan dengan memakai metode Rasional. Hal ini karena relative luasan daerah aliran tidak terlalu luas, kehilangan air sedikit dan waktu konsentrasi relative pendek.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Tinggi jagaan penampang
Tinggi jagaan (W) untuk saluran drainase jalan bentuk terapesium dan segi empat ditentukan berdasarkan rumus : W=√
....................................................................(1)
Dengan pengertian : W tinggi jagaan (m) H kedalaman air yang tergenang dalam saluran (m)
Gambar II.1 Tinggi jagaan saluran
Tinggi jagaan gorong-gorong : W = 0,2 x d .................................................................... (2) sehingga h = 0,8 x d
2. Kemiringan memanjang saluran Untuk menghitung kemiringan saluran : Is =
............................................................................. (3)
dengan pengertian : V kecepatan aliran (m/detik) n koefisien kekasaran Manning (lihat Tabel II.7)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
R F/P = jari-jari hidrologis (m) F luas penampang basah(m 2) P keliling basah (m) Is kemiringan memanjang seluran 3. Cara Pengerjaan 3.1. Perhitungan debit aliran rencana (Q) Langkah perhitungan debit aliran rencana (Q) diuraikan di bawah ini. 3.1.1. Plot rute jalan di peta topografi. 3.1.2. Tentukan panjang segmen, daerah pengaliran, luas (A), kemiringan lahan (i p) dari peta topografi. 3.1.3. Identifikasi jenis bahan permukaan daerah pengaliran. 3.1.4. Tentukan koefisien aliran (C) berdasarkan kondsi permukaan kemudian kalikan dengan harga factor limpasan, sesuai Tabel II.1. 3.1.5. Hitung koefisien aliran rata-rata dengan rumus, yaitu : C=
................................................ (4)
3.1.6. Tentukan
kondisi
permukaan
berikut
koefisien
hambatan, nd (lihat Tabel II.2.) 3.1.7. Hitung waktu konsentrasi (T c) dengan rumus, yaitu : Tc
= t1 + t2 ........................................................ (5)
t1
= ( x 3,28 x lo x
√
)0,157 ............................ (6)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
t2
=
.......................................................... (7)
3.1.8. Siapkan data curah hujan dari Badan Metereologi dan Geofisika. Tentukan periode ulang rencana untuk saluran drainase, yaitu 5, 10 dan 15 tahun. 3.1.9. Hitung intensitas curah hujan sesuai dengan Metode Mononobe. I = ((R(rencana)/24)x((24/t)2/3)) ................................ (8) 3.1.10. Hitung debit air (Q) dengan menggunakan rumus, yaitu : Q=
.................................................. (9)
3.2. Perhitungan dimensi dan kemiringan saluran serta goronggorong 3.2.1. Perhitungan
dimensi
saluran
dapat
disesuaikan
dengan kondisi yang ada yaitu berdasarkan : 3.2.1.1. Penentuan bahan yang digunakan, sehingga terdapat
batasan
kecepatan
(V)
dan
kemiringan saluran (i s) yang diijinkan; 3.2.1.2. Ketersediaan ruang di tepi jalan, sehingga perhitungan
dimulai
dimensi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan
penentuan
3.2.2. Langkah awal bahan saluran : 3.2.2.1. Penentuan awal bahan saluran
Penentuan
bahan
saluran,
koefisien
Manning (n) Tabel II.7., dan kecepatan (V) pada saluran yang diijinkan (Tabel II.6.), bentuk saluran (Tabel II.3.) dan penentuan kemiringan saluran I s yang diijinkan (Tabel II.5.);
Tentukan kecepatan saluran < kecepatan saluran yang diijinkan;
Hitung tinggi jagaan (W) saluran dengan rumus, yaitu : W=√
........................... (1)
3.2.2.2. Penentuan awal dimensi saluran
Tentukan
perkiraan
dimensi
salruan
sesuai ruang yang tersedia, koefisian Manning (n) dari Tabel II.7.
Tentukan kemiringan saluran berdasarkan bahan perkerasan
atau jalan
mengikutikemiringan untuk
kecepatan air dalam saluran
Tentukan kecepatan saluran,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menentukan
⁄
V=
⁄
........................ (10)
3.2.3. Cek debit saluran harus lebih kecil dari debit aliran. Jika tidak sesuai, maka perhitungan dimensi harus diulang. 3.2.4. Hitung kemiringan saluran, is = (
⁄
2
..................................................... (11)
3.2.5. Periksa kemiringan tanah di lokasi yang akan dibangun saluran : is =
x 100 % ..................................(12)
3.2.6. Bandingkan kemiringan saluran hasil perhitungan (i s perhitungan) dengan kemiringan tanah yang diukur di lapangan (i lapangan); -
is lapangan ≤ i s perhitungan, artinya bahwa kemiringan saluran yang direncanakan sesuai dengan I perhitungan;
-
is lapangan ≥ i s perhitungan, berarti saluran harus dibuatkan pematah arus, sesuai Tabel II.5.
3.2.7. Untuk
perencanaan
gorong-gorong,
bandingkan
kemiringan gorong-gorong dengan kemiringan yang diijinkan. Apabila luas daerah lebih kecil dari 0.80 km2, kapasitas pengaliran dihitung dengan metode Rasional, yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Q = f . C . I . A.............................................................................. (9) dimana : Q
=
kapasitas pengaliran ( m 3/dt )
f
=
faktor konversi sebesar 0,278
C
=
koefisien pengaliran
I
=
intensitas hujan pada periode ulang tertentu ( mm/jam )
A
=
luas daerah pengaliran ( km2 )
Besarnya koefisien pengaliran dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel II.1 Harga koefisian pengaliran (C) dan harga factor limpasan (fk)
N
Kondisi permukaan tanah
o. 1
BAHAN Jalan beton & jalan aspal
2
Jalan kerikil & jalan tanah
3
Bahu jalan : - Tanah berbutir halus -
Tanah berbutir kasar
-
Batuan masif keras
-
Batuan masif lunak
1
TATA GUNA LAHAN Daerah perkotaan
2
Daerah pinggir kota
3
Daerah industry
4
Pemukiman padat
5
Pemukiman tidak padat
6
Taman dan kebun
Koefisie n pengaliran (C) ,70 ,40 ,40 ,10 ,70 ,60 ,70 ,60 ,60 ,40 ,40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
,95 ,70 ,65 ,20 ,85 ,75 ,95 ,70 ,90 ,60 ,60
Factor limpasan (fk)
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
-
-
0
2,0
-
0
1,5
-
0
1,2
-
0
2,0
-
0
1,5
-
0
0,2
7
Persawahan
8
Perbukitan
9
Pegunungan
,20
0
,45
0
,70
0
,75
,40 ,60 ,80 ,90
-
0
0,5
-
0
0,4
-
0
0,3
Sumber : Perencanaan Sistem Drainase Jalan, Departemen Pekerjaan Umum Tabel II.2 Kofisien hambatan (nd) berdasarkan kondisi permukaan o.
N
Kondisi lapis permukaan
d
1
Lapisan semen dan aspal beton
2
Permukaan licin dan kedap air
3
Permukaan licin dan kokoh
4
Tanah dgn rumput tipis dan gundul dengan permukaan sedikit kasar
5
Padang rumput dan rerumputan
6
Hutan gundul
,013 ,020 ,100 ,200 ,400
7 Hutan rimbun dan hutan gundul rapat dengan hamparan rumput jarang sampai rapat
Sumber : Perencanaan Sistem Drainase Jalan, Departemen Pekerjaan Umum
,600 ,800
b. Bentuk-bentuk Saluran Bentuk-bentuk saluran untuk drainase tidak terlampau jauh berbeda dengan saluran air irigasi pada umumnya. Dalam
perancangan
dimensi
saluran
harus
diusahakan
dapat
memperoleh dimensi tampang yang ekonomis. Dimensi saluran yang terlalu besar berarti tidak ekonomis, sebaliknya dimensi saluran yang terlalu kecil, tingkat kerugian akan besar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
n 0 0 0 0 0 0 0
Bentuk saluran drainase terdiri dari: 1. Bentuk trapezium 2. Bentuk empat persegi panjang 3. Bentuk lingkaran, parabol dan bulat telor 4. Bentuk tersusun Untuk lebih jelasnya bentuk-bentuk saluran drainase dapat dilihat pada gambar berikut : Efektifitas penggunaan dari berbagai bentuk tampang saluran drainase yang dikaitkan dengan fungsi saluran adalah sbb : 1. Bentuk Trapesium Saluran drainase bentuk trapezium pada umumnya saluran dari tanah. Tapi dimungkinkan juga bentuk ini dari pasangan. Saluran ini membutuhkan ruang yang cukup dan berfungsi untuk pengaliran air hujan, air rumah tangga maupun air irigasi.
2. Bentuk Empat Persegi Panjang Saluran drainase berbentuk empat persegi panjang tidak banyak membutuhkan ruang. Sebagai konsekuensinya dari saluran bentuk ini saluran harus dari pasangan ataupun beton. Bentuk saluran demikian berfungsi sebagai saluran air hujan, air rumah tangga, maupun air irigasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(1)
(3)
(2)
(3)
(3)
Gambar II.2. Bentuk saluran
(4)
(4)
Gambar II.2. (lanjutan)
3. Bentuk Lingkaran, Parabola dan Bulat Telor Saluran drainase bentuk ini berupa saluran dari pasangan atau kombinasi pasangan dan pipa beton. Dengan bentuk dasar saluran yang bulat memudahkan pengangkutan bahan endapan/limbah Bentuk saluran demikian berfungsi sebagai saluran air hujan, air rumah tangga, maupun tangga, maupun air irigasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Bentuk Tersusun Saluran bentuk tersusun dapat berupa saluran dari tanah maupun dari pasangan. Tampang saluran yang bawah berfungsi mengalirkan air rumah tangga pada kondisi tidak ada hujan, apabila terjadi hujan maka kelebihan air dapat ditampung pada saluran bagian atas, Tampang saluran ini membutuhkan ruang yang cukup dan dapat digunakan untuk saluran air hujan, saluran air rumah tangga ataupun saluran irigasi. Tabel II.3 Komponen penampang saluran
si
Komp onen Dimen
Lebar atas (b) Tinggi muka air (h) Faktor kemiringan (z)
(F) ng (P) jari (R)
Trapesium b + 2xz H
= 1,5h
Kelili
B H
1:1,5 → z
B+2xh √
Kecep atan (V)
(
1:1 → z =
h
1:2 → z = 2h Penampang basah Luas (b+z)xh
Jarihidrolis
12)
Jenis Penampang Segiempat
√ V=
-
13) 15) 17) 10)
(
bxh
(14)
(
b+2xh
(16)
( (
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(18) (10)
⁄
⁄
Debit FxV ( (19) (Qs) 19) Keterangan : Gambar masing-masing penampang ditunjukkan di atas Tabel II.3. (lanjutan)
si
Komp onen Dimen
Lebar atas (b) Tinggi muka air (h) Faktor kemiringan (z)
(F) ng (P) jari (R)
2xz H
= 1,5h
Kelili
20)
( 2x(h0,5D)tanθ H
(21)
1:1 → z =
h
1:1,5 → z
1
1:2 → z =
2h Penampang basah Luas xzh
2xh √
Jarihidrolis
Jenis Penampang Lingkaran/Gorong-gorong
Segitiga
√
23) 25) 27)
Θ=cos )
(
( ( ( [
)
(
)
(
)
(
(22
(24
)
(26
)
) ] [
(
)] )
(28
Kecep (10) (10) atan (V) Debit (19) 0,8x(19) *) (Qs) *) Kapasitas gorong-gorong disarankan 80% dari debit hasil perhitungan untuk mengantisipasi benda-benda yang terbawa aliran. Gambar masingmasing penampang ditunjukkan di atas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan pengertian : b
lebar saluran (m)
h
kedalaman saluran yang tergenang air (m)
r
jari-jari lingkaran (m)
R
jari-jari hidrolis = luas penampang basah dibagi keliling penampang basah
D
diameter saluran bentuk lingkaran (m)
n
angka kekasaran Manning
z
perbandingan kemiringan talud
θ
besar sudut dalam radial
c. Macam Material Lapisan dasar dan dinding saluran drainase tanah erosi bisa dibuat dari : beton, pasangan batu kali, pasangan batu merah, aspal, kayu, Besi cor, baja, plastic dll. Pilihan materialnya tergantung pada tersedianya serta harga bahan, cara konstruksi saluran. Penampung melintang saluran drainase perkotaan, pada umumnya dipakai bentuk segi empat, karena dipandang lebih efisien di dalam pembebasan tanahnya jika dibandingkan dengan bentuk trapesium. Untuk keadaan tertentu bila dipakai bentuk trapesium maka besarnya kemiringan dinding saluran yang dianjurkan sesuai dengan jenis bahan yang membentuk bahan saluran, mengikuti table berikut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kemiringan dinding saluran sesuai bahan. Tabel II.4. Kemiringan dinding saluran sesuai bahan.
Bahan saluran
Kemiringan dinding (m)
-
Batuan / cadas
~0
-
Tanah lumpur
0,25
-
Lempung keras/tanah
-
Tanah
dengan
0,5 – 1
pasangan
1
batuan -
Lempung
1,5
-
Tanah berpasir lepas
2
-
Lumpur berpasir
3
Sumber : Perencanaan Sistem Drainase Jalan, Departemen Pekerjaan Umum
d. Kemiringan Saluran Yang dimaksud kemiringan saluran adalah kemiringan dasar saluran dan kemiringan dan dinding saluran. Kemiringan dasar saluran disini adalah kemiringan dasar saluran arah memanjang dimana umumnya dipengaruhi oleh kondisi topografi, serta tinggi tekanan yang diperlukan untuk adanya pengaliran sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Kemiringan dasar saluran maksimum yang diperbolehkan adalah 0,005 – 0,008 tergantung pada bahan saluran yang digunakan. Kemiringan yang lebih curam dari 0,002 bagi tanah lepas sampai dengan
0,005
untuk
tanah
padat
akan
(Penggerusan).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menyebabkan
erosi
Tabel II.5. Kemiringan saluran memanjang (l s) berdasarkan jenis material N
Jenis Material
1
Tanah asli
2
Kerikil
3
Pasangan
Kemiringan saluran (l s %)
o. 0–5
. 5 – 7,5
. 7,5
. Sumber : Perencanaan Sistem Drainase Jalan, Departemen Pekerjaan Umum e. Kecepatan minimum yang diijinkan Kecapatan minimum yang dijinkan, adalah kecepatan terkecil yang tidak menimbulkan pengendapan dan tidak merangsang tumbuhnya tanaman aquatic serta lumut. Pada umumnya dalam praktek, kecepatan sebesar 0,60 – 0,90 m/det. Dapat digunakan dengan aman apabila prosentase lumpur yang ada di air cukup kecil. Kecepatan 0,75 m/det. Bisa mencegah tumbuhnya tumbuh-tumbuhan yang dapat memperkecil daya angkut saluran. Tabel II.6. Kecepatan aliran air yang diijinkan berdasarkan jenis material o. . .
N
Jenis bahan
1
Pasir halus
Kecepatan aliran air yang diijinkan (m/detik) 0,45
2 Lempung kepasiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
0,50
. . . . . . . 0. 1.
3
Lanau aluval
0,60
4
Kerikil halus
0,75
5 Lempung kokoh 6 Lempung padat 7 Kerikil kasar
0,75
8 Batu-batu besar 9 Pasangan batu 1 Beton
1,50
1,10 1,20
1,50 1,50
1 Beton 1,50 bertulang Sumber : Perencanaan Sistem Drainase Jalan, Dep PU
f. Jagaan (Freeboard) Yang dimaksud dengan jagaan atau freeboard dari suatu saluran adalah jarak vertical dari puncak tanggul sampai permukaan air pada kondisi perencanaan. Jagaan direncanakan untuk dapat mencegah peluapan air akibat gelombang serta fluktuasi permukaan air, misalnya berupa gerakangerakan angin serta pasang surut. Jagaan tersebut direncanakan antara kurang dari 5% sampai dengan 30% lebih dari dalamnya aliran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
g. Koefisien Kekasaran Manning Dari macam-macam jenis saluran, baik berupa saluran tanah maupun dengan pasangan, besarnya koefisien Manning dapat mengacu pada table berikut. Tabel II.7. Angka kekasaran Manning (n) N
B
Tipe saluran
o
aik sekali
B aik
S edang
J elek
Saluran Buatan 1
Saluran tanah, lurus teratur
. .
2 Saluran excavator 3
tanah
yang
dibuat
dengan
Saluran pada dinding batuan, lurus, teratur
. . . . .
4 Saluran pada dinding batuan, tidak lurus, tidak teratur 5 Saluran batuan tumbuh-tumbuhan
yang
diledakkan,
ada
6 Dasar saluran dari tanah, sisi saluran berbatu 7 Saluran lengkung, dengan kecepatan aliran rendah
,017 ,023 ,020 ,035 .,025 ,028 ,020
0 0 0 0 0 0 0
,020 ,028 ,030 ,040 ,030 ,030 ,025
0 0 0 0 0 0 0
,023 ,030 ,033 ,045 ,035 ,033 ,028
0 0 0 0 0 0 0
,025 ,040 ,035 ,045 ,040 ,035 ,030
0 0 0 0 0 0 0
Saluran Alam .
8 Bersih, lurus, tidak berpasir dan tidak berlubang 9
Seperti no. 8 tapi ada timbunan atau kerikil
. 0.
1 Melengkung, berdinding pasir 1
bersih,
berlubang
dan
Seperti no. 10, dangkal tidak teratur
1. 2.
1 Seperti no. 10, berbatu dan ada tumbuh tumbuhan
,025 ,030 ,030 ,040 ,035
http://digilib.mercubuana.ac.id/
0 0 0 0 0
,028 ,033 ,035 ,045 ,040
0 0 0 0 0
,030 ,035 ,040 ,050 ,045
0 0 0 0 0
,033 ,040 ,045 ,055 ,050
0 0 0 0 0
1
Seperti no. 11, sebagian berbatu
3. 4.
1 Aliran pelan, banyak tumbuh-tumbuhan dan berlubang 1
Banyak tumbuhan-tumbuhan
5.
,045 ,050 ,075
0 0 0
,050 ,060 ,100
0 0 0
,055 ,070 ,125
0 0 0
,060 ,080 ,150
0 0 0
Saluran Buatan, Beton, atau Kali 1
Saluran pasangan batu, tanpa penyalesaian
6. 1
Seperti no. 16, tapi dengan penyelasaian
7. 1
Saluran beton
8. 1
Saluran beton halus dan rata
9. 2
Saluran beton pracetak dengan acuan baja
0. 2
Saluran beton pracetak dengan acuan kayu
1.
,025 ,017 ,014 ,010 ,013 ,015
0 0 0 0 0 0
,030 ,020 ,016 ,011 ,014 ,016
0 0 0 0 0 0
,033 ,025 ,019 ,012 ,014 ,016
Sumber : Perencanaan Sistem Drainase Jalan, Departemen Pekerjaan Umum
0 0 0 0 0 0
,035 ,030 ,021 ,013 ,015 ,018
1.2. Perancangan Saluran Sebelum merencanakan dimensi saluran, langkah pertama yang harus diketahui adalah berapa debit rencananya. Untuk menghitung debit rencana, perlu diketahui berapa luas daerah yang harus dikeringkan oleh saluran tersebut. Berapa besar air yang dibuang berdasarkan tata guna lahan. Jadi langkah pertama adalah merencanakan tata letak. Tata letak direncanakan berdasarkan peta kota dan peta topografi. Tentukan letak saluran-saluran,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
0 0 0 0 0 0
kemudian hitung beban saluran-saluran tersebut, dari yang terkecil sampai ke saluran induk. Setelah besar debit untuk masing-masing saluran diketahui, barulah dilakukan perhitungan dimensi saluran. Untuk
merencanakan
dimensi
penampang
pada
saluran
drainase
digunakan pendekatan rumus-rumus aliran seragam. Aliran seragam ini mempunyai sifat-sifat sbb : a. Dalamnya aliran, luas penampang lintang aliran, kecepatan aliran serta debit selalu tetap pada setiap penampang lintang. b. Garis energy dan dasar saluran selalu sejajar. Bentuk penampang saluran drainase dapat merupakan saluran terbuka maupun saluran tertutup tergantung dari kondisi daerahnya. Rumus kecepatan rata-rata pada perhitungan dimensi penampang saluran menggunakan rumus Manning, karena rumus ini mempunyai bentuk yang sangat sederhana tetapi memberikan hasil yang memuaskan, oleh karena itu rumus ini dapat luas penggunaannya sebagai rumus aliran seragam dalam perhitungan saluran. V = 1/n . R 2/3. S1/2 ................................................ (10) Q = A . V = A . 1/n . R 2/3. S1/2 ............................. (29) Dimana : V = kecepatan aliran ( m/det ) n = angka kekasaran saluran R = jari-jari hidrolis saluran ( m )
http://digilib.mercubuana.ac.id/
S = kemiringan dasar saluran Q = Debit saluran ( m3 / det ) A = Luas penampang basah saluran ( m2 ) a. Penampang saluran segiempat. 1) Penampang saluran segiempat terbuka. V = 1/n . R 2/3. S1/2 ........................................................... (10) Q = A / V = A / (1/n . R 2/3. S1/2) ...................................... (29) -
Angka kekasaran (n) dapat ditentukan berdasarkan jenis bahan yang dipergunakan (lihat table di bagian 5.2)
-
Kemiringan tanah asli = kemiringan dasar saluran (S) dapat diketahui berdasarkan topografi.
-
Penampang segiempat berarti talud t=1 : 1. M = 1, perbandingan lebar saluran (9b) dan tinggi air (h) = b/h = 1, sehingga b = h
-
Luas penampang (A) = b x h = h 2
-
Keliling basah ( P ) = b + 2 h = h + 2h = 3h
-
Jari-jari hidroulis ( R ) = A/P = h 2/3h = 0,333 h
-
Kecepatan aliran V = 1/n. R2/3. S1/2 dapat dicari.
-
Q = A. V ---- tinggi saluran didapat
-
Tinggi jagaan = 25 % h
-
Jadi tinggi saluran ( H ) = h = tinggi jagaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar II.3. Penampang saluran segi empat b. Penampang saluran Trapesium. V = 1/n . R 2/3. S1/2 ........................................................... (10) Q = A . V, dimana Q = Q rencana. -
Angka kekasaran ditentukan berdasarkan jenis bahan yang dipergunakan (table pada bag. 5.2)
-
Kemiringan dasar seluruh (S) ditentukan berdasarkan data topografi (atau disebut S = 0,0006).
-
Kemiringan dinding saluran = 1 : 1,5 (berdasarkan criteria).
-
Perbandingan lebar saluran (b) dan tinggi air (h) = b : h = 1 sehingga b=h
-
Luas penampang (A) = (b + m h) h = (h + 1,5 h) h + 2,5 h 2
-
Keliling basah (P)
= b + 2 h V 1 + m2 = h + 2h V (1+1.5 2) = 4,606 h.
-
Kecepatan aliran
= 1/n . R 2/3. S1/2 dapat ditentu
-
Q = A. V, dimana Q
= Q rencana telah didapat dalam perhitungan hidologi
-
Tinggi air (H)
= dapat dicari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
Lebar dasar saluran
= 1,5 x h
-
Tinggi jagaan
= 25 % h
-
Jadi tinggi saluran (H)
= h + tinggi jagaan
Gambar II.4. Penampang saluran trapezium 1.3. Perancangan Bangunan Dalam perencanaan Drainase Perkotaan, diperlukan pula bermacammacam Bangunan yang berfungsi sebagai sarana untuk : -
Memperlancar surutnya genangan yang mungkin timbul diatas permukaan jalan, karena Q hujan Q rencana
-
Memperlancar arus saluran
-
Mengamankan terhadap bahaya degradasi pada dasar saluran
-
Mengatur saluran terhadap pasang surut, khusus didaerah pantai:
Adapun bangunan-bangunan sebagaimana tersebut di atas adalah : a. Inlet-tegak Bangunan Inlet-tegak ditempatkan pada jarak-jarak tertentu di sepanjang tepi jalan (KERB) atau pada pertemuan Kerb di perempatan-jalan. Perlu diperhatikan bahwa tinggi Jagaan (F) minimal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
harus dipertahankan sehingga air dalam saluran tidak keluar lagi ke permukaan tepi jalan melewati Inlet-tegak tersebut.
Gambar II.5. Inlet Tegak b. Inlet-datar Bangunan Inlet-datar ditempatkan pada pertigaan jalan, dimana pada arah melintang jalan terdapat saluran. Perlu diperhatikan bahwa tinggi jagaan (F) minimal harus dipertahankan sehingga air dalam saluran tidak sampai meluap melalui Inlet-datar tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar II.6. Inlet datar c. Grill Bangunan Grill ditempatkan pada perempatan melintang jalan, dimana di bawahnya terdapat saluran, yang berfungsi menerima air yang lewat Grill tersebut. Perlu diketahui penempatan Grill tersebut harus berada pada tempat yang terendah dari jalan yang menurun (BE). Persyaratan tinggi Jagaan minimum (F) juga harus dipertahankan. Kecuali itu permukaan atas dari Grill harus sama dengan permukaan jalan, sehingga nyaman bagi pengendara yang lewat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar II.7. Grill saluran d. Manhole
Gambar II.8. Manhole saluran Bangunan Manhole diletakkan pada jarak-jarak tertentu di sepanjang Trotoar. Perlu diperhatikan bahwa ukuran Manhole harus cukup untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keluar masuk orang ke saluran, sehingga mudah dalam pemeliharaan saluran. Kecuali itu berat tutup Manhole juga harus dengan mudah diangkat maksimum oleh dua orang. e. Gorong-gorong
Gambar II.9. Gorong-gorong Bangunan Gorong-gorong biasanya dibuat untuk menghubungkan saluran di kaki bukit melintang jalan dibawahnya dan berakhir di sisi bawah dari Bangunan Penahan Tanah yang mendukung struktur jalan tersebut. Perlu diperhatikan bahwa tinggi air (h) dari Gorong-gorong tinggi air (h) saluran sehingga aliran tidak penuh.
http://digilib.mercubuana.ac.id/