BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
Pengertian dan konsep penjualan kredit Secara umum tujuan perusahaan adalah atas pendapatan lebih besar dari
pada moral biaya, jika sebaliknya yaitu moral biaya atau beban lebih besar dari pada hasil atau penjualan maka akan terjadi ketinggian. Jika total biaya secara dengan total pendapatan semua dengan titik impor atau break event point. Untuk lebih jelas biaya arti dari penjualan tersebut adalah penyerahan barang atau jasa kepada pihak lain, sudah barang tentu dalam penyerahan barang atau jasa tersebut diharapkan ada imbalan yaitu sumber daya atau uang sesuai yang dapat dipengaruhi untuk berbagai kebutuhan. Menurut Ralph Estes (124-2000) definisi penjualan adalah “Transfer kekuatan barang untuk mendapatkan sumber daya lainnya seperti kas atau janji untuk membayar kas (suatu piutang)”. Dari definisi diatas diambil pengertian penjualan adalah perpindahan jasa atau barang dari satu pihak ke pihak lain dengan pihak yang menyerahkan jasa atau barang tersebut mendapatkan kas atau sumber daya, selanjutnya penulis menjelaskan penjualan yang lebih lagi yaitu ada penjualan tunai ada penjualan kredit ada penjualan angsuran ada penjualan titipan, ada potongan penjualan ada potongan return dan lain-lain untuk lebih singkatnya penulis hanya menjelaskan penjualan kredit. Dengan adanya penjualan secara kredit maka pembeli atau konsumen akan mendapatkan barang atau jasa lebih mudah karena dengan menyediakan uang tunai sedikit saja konsumen mendapatkan jasa. meskipun barang yang diinginkannya sudah cukup besar
Universitas Sumatera Utara
maupun banyak dan pembayaran urusan nomor belakang. Sedangkan dari pihak penjual akan melakukan penjualan berlipat-lipat baik dari segi unit yang terjual, dari segi jumlah uang yang diperdagangkan maupun dari segi harga. Dari segi unit yang terjual jika secara tunai menyangkut saja terjual 10 unit akibat kemampuan uang tunai konsumen tetapi jika secara kredit/maka penjualan dari 200 kali lipat demikian juga uangnya ada harganya berlipat kali. Jika kita lihat konsep penjualan kredit maka lihat dahulu apa itu kredit “ menurut pasal, butir (1) UU NO. 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara baik dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peninjauan untuk melewati hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga “. Jadi kredit yang artinya pembayaran dibelakang yaitu, setelah jasa atau barang dinikmati pembayarannya beberapa hari,minggu,bulan yang akan datang atau bisa juga setahun.pendapatan lain mengenai kredit adalah hasibuan (2001 : 87) “kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayarkan kembali bersama bunganya oleh peminjaman sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati. Dari penulis hasilkan penekanan pembayaran harus dilaksanakan antara hutang diambil berupa, dengan kata lain ada penekanan harus, jika langsung jika tidak maupun maka konsumen akan dikenakan sangsi, misalnya barang dikembalikan, denda dan lainlain. Menurut Rivai (2004:4) “ Kredit adalah penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak ( kredit atau pemberian pinjaman atas dasar kepercayaan kepada
Universitas Sumatera Utara
pihak lain (nasabah atau piutang) dengan pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak”. Penulis diatas menekankan kepercayaan dan pembayaran untuk waktu yang ditentukan bersama. Jadi kredit akan terjadi atas saling percaya dan pembayaran disepakati tanggal maupun waktunya. Dari pengertian diatas tidak diragukan pembayaran karena saling percaya dan pembayaran untuk jangka waktu yang telah ditetapkan, ditambah lagi jaminan dan jika tidak dibayar tentu diberikan sangsi atau jaminan tersebut ditarik. Penulis akan memberikan contoh jurnal penjualan seperti di bawah ini ; 1.
Debit kas
Rp 00
Kredit penjualan 2.
Debit piutang
Rp 00 (tunai) Rp 00
Kredit penjualan Kas Debit
Rp 000 (kredit) Rp 000
Kredit piutang 3.
Rp 000 (penagih)
Debit kas
Rp 00
Debit Piutang
Rp 000
Kredit Penjualan 4.
Rp 00.000
Metode Perpetual Debit Kas
Rp 000.000
Kredit sales Debit harga pokok penjualan Kredit persediaan
Rp 000.000 Rp 000 Rp 000
Universitas Sumatera Utara
5.
Debit Sales Return
Rp 000
Kredit Kas/piutang 6.
Rp 000
Debit Kas
Rp 000
Sales discount
Rp 00
Kredit Sales 7.
Rp 00.000
debit kas
Rp 12
Debit kontrak piutang
Rp 60
Gedung
Rp 72
Pada saat diangsur dengan bunga untuk belanja Debit Kas
8.
Rp 17
Kredit piutang kontrak
RP 16
Kredit pendapatan bunga
Rp 1
Konsinyasi keluar
Rp 12
Pengiriman barang konsinyasi Kas
Rp 12 Konsinyasi keluar
B.
Rp 12
Rp 12
Pengertian dan penggolongan piutang Penjualan merupakan sumber pendapatan utama suatu perusahaan dari
keberhasilan atau kegagalan perusahaan tergantung pada permintaan atas produknya, sebagai patokan bahwa makin tinggi penjualan, maka semakin sehat dan menguntungkan suatu perusahaan. Untuk meningkatkan volume penjualan, umumnya perusahaan menawarkan berbagai kemudahan untuk menarik minat pembeli. Salah satu bentuk kemudahan yang ditawarkan adalah dengan cara
Universitas Sumatera Utara
penawaran penjualan secara kredit, pemberian diskon dan peluang untuk mengembalikan barang yang sudah dibeli dengan pemberian batas waktu tertentu, jika kurang sesuai penjualan kredit yang hasilnya adalah menjadi pengertian piutang menurut para ahli adalah : Menurut Smith Skousen (2000:286) memberikan definisi piutang adalah : “Istilah piutang dapat dipergunakan bagi semua hak terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. Namun demikian untuk tujuan akuntansi istilah ini lebih sempit, yaitu menjelaskan hak-hak yang diharapkan dapat dipenuhi dengan penerimaan kas”. Adapun menurut Niswonger dan fees (2003:324) yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : “Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”. Sedangkan Mulyadi (2002:471) mendefinisikan piutang sebagai berikut : “Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan”. Kieso, et.al (2002:386) “Piutang adalah klaim uang, barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya”. Soemarsono (2002:338) “piutang adalah klaim terhadap seseorang atau perusahaan, namun untuk tujuan akuntansi”. Dari definisi diatas dapat dikemukakan bahwa piutang adalah tagihan kepada pihak lain yang penyelesaiannya dilakukan dengan penerimaan kas dalam jangka waktu kurang dari satu tahun atau satu tahun periode akuntansi piuatang menjadi
Universitas Sumatera Utara
aktiva lancer jika pelunasannya kurang dari satu tahun periode akuntansi. Tetapi jika lebih maka akan masuk ke dalam daftar piutang ragu-ragu atau piutang macet. Piutang yang tidak diterima pembayarannya atau pelunasannya akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Untuk menghindari kerugian bagi perusahaan. Untuk menghindari kerugian yang diakibatkan karena tidak tertagihnya piutang, perlu kiranya pimpinan perusahaan menempuh kebijakan dalam pemberian dana kepada nasabah/debitur maupun calon langganan. Adapun konsep melakukan penjualan kredit adalah sebagai berikut : 1.
Standart kredit atau resiko maksimum dari perkiraan kredit yang dapat diterima
2.
Periode kredit atau jangka waktu kredit yang diperkenankan
3.
Potongan yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal
4.
Kebijaksanaan penagihan perusahaan Perusahaan
dalam
mengumpulkan
piutang
dapat
menjalankan
kebijaksanaan pengumpulan piutang secara aktif dan pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif dalam pengumpulan piutang akan mempunyai pengeluaran yang lebih besar untuk membiayai aktifitas pengumpulan piutang tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjalankan kebijaksanaan
secara
pasif.
Tetapi
biasanya
perusahaan
hanya
akan
menggandakan usaha tambahan agar tetap dapat melampaui besarnya penerimaan yang diperoleh dari usaha. Penggolongan piutang adalah piutang untuk jangka waktu dibawah satu tahun atau maksimal satu tahun pelunasannya, piutang jangka panjang adalah
Universitas Sumatera Utara
piutang diatas satu tahun dan bisa mencapai 10 s/d 15 tahun, sedangkan piutang yang tidak lunas masuk dalam kelompok diatas contohnya piutang bunga dan lain-lain. Piutang dapat dibiarkan dan dapat juga dihapuskan jika tidak dapat ditagih akan tetapi tidak dapat langsung dihapuskan atau dibiarkan melainkan ditagih lebih dahulu berbagai cara lain dan jika tidak dapat ditagih maka dapat dibiayakan, sedangkan penghapusan piutang dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : a.
Metode langsung Debit Beban penyisihan piutang
Rp 00
Kredit Alokasi penyisihan piutang b.
Rp 00
Metode tidak langsung Debit Alokasi penyisihan piutang
Rp 00
Kredit Piutang
Rp 00
Kalau masih dibiayakan maka posisi jumlah piutang pada laporan keuangan belum berubah, hanya saja piutang tersebut dikurangi alokasi piutang. Sedangkan jika sudah dihapuskan maka pada laporan keuangan atau neraca hanya kelihatan piutang saja. Debit Beban penyisihan piutang Piutang
Rp 00 Rp 00
Sebelum melakukan pembiayaan maupun penghapusan piutang maka sebaiknya piutang tersebut harus dianalisa terlebih dahulu maka piutang yang sudah laba tidak tertagih maka itulah yang dibiayakan. Demikian juga maka, yang paling lama tidak tertagih itulah yang harus dihapuskan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk hal demikian dibuatlah table analisa umur piutang baik itu berdasarkan hari, minggu, bulan dan lain-lain.
Tabel 2.1 : Analisa Umur Piutang PT XYZ Analisa Umur Piutang 31 Desember 2007
Keterangan Piutang A Piutang B Piutang C Piutang D Piutang E
1-3 4-7 minggu minggu 100.000 400.000 50.000 40.000
8-11 minggu 600.000
2.000
1.600
1.000
12-15 minggu 50.000 10.000
16-19 minggu 25.000 5.000 20.000
2.000
1.000
Diatas 20 minggu 10.000
60.000 5.000
Total : dianalisa piutang tersebut hanya yang belum tertagih saja karena dibiayakan maupun dihapuskan untuk tidak tertagih saja itu pun sudah diusahakan penagihan berbentuk XX, sehingga untuk membiayakan maupun menghapuskan memiliki data penagihan yang lengkap. Setelah dibiayakan atau dihapuskan baik secara langsung maupun tidak langsung jika yang berhutang datang kembali berniat untuk membayar hutangnya, maka perusahaan yang menerima pelunasan tersebut membuat jurnal sebagai berikut :
a.
Metode Langsung Piutang
Rp 000
Alokasi penyisihan piutang Kas
Rp 000 Rp 000
Piutang
Rp 000
Universitas Sumatera Utara
b.
Metode Tidak Langsung Piutang
Rp 000
Beban penyisihan piutang Kas
Rp 000 Rp 000
Piutang
C.
Rp 000
Prosedur Penjualan Kredit Prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal yang biasanya melibatkan
beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi perusahaan yang terjadi. Dalam penjualan kredit terdapat beberapa prosedur yang dilakukan seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (2002:219) antara lain : 1.
Prosedur order penjualan
2.
Prosedur penjualan kredit
3.
Prosedur pengiriman
4.
Prosedur penagihan
5.
Prosedur pencatatan piutang
6.
Prosedur distribusi penjualan
7.
Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Berikut ini penjelasan dari beberapa prosedur penjualan kredit di atas yaitu : 1.
Prosedur order penjualan Dalam prosedur ini, bagian penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli.
Universitas Sumatera Utara
Bagian penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan mengirimkan kepada berbagai bagian untuk kemungkinan diberikannya kontribusi dalam melayani order dari pembeli. 2.
Prosedur penjualan kredit Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit. Di bagian penjualan mempunyai kecenderungan untuk menjual barang sebanyak-banyaknya, sehingga sering kali mengabaikan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang timbul dari transaksi tersebut. Maka diperlukan pengecekan internal terhadap status kredit pembeli sebelumnya transaksi penjualan kredit dilaksanakan. Persetujuan atas penjualan kredit ini lazimnya diberikan oleh kepala bagian kredit dengan sepengetahuan pimpinan perusahaan.
3.
Prosedur pengiriman Dalam prosedur ini, apabila permohonan kredit telah disetujui maka bagian pengiriman, mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari bagian pengiriman.
4.
Prosedur penagihan Bagian penagih membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli.
5.
Prosedur pencatatan piutang Setelah faktur penjualan diterbitkan, bagian akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang.
Universitas Sumatera Utara
6.
Prosedur distribusi Dalam prosedur ini, bagian akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.
7.
Prosedur pencatatan harga pokok penjualan Bagian akuntansi mencatat secara periodic total harga pokok produksi yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
Prosedur penjualan kredit juga melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik. Menurut Mulyadi (2002:211) suatu prosedur penjualan kredit yang baik melibatkan bagian-bagian sebagai berikut : 1.
Bagian penjualan
2.
Bagian kredit
3.
Bagian gudang
4.
Bagian pengiriman barang
5.
Bagian penagihan
6.
Bagian akuntansi
Berikut ini penjelasan prosedur panjualan kredit yang baik, yang melibatkan bagian-bagian di atas yaitu : 1.
Bagian Penjualan -
Menerima pesanan atau surat order dari langganan/pembeli. Untuk penjualan kredit.
pesanan harus mendapat persetujuan dari bagian
kredit.
Universitas Sumatera Utara
-
Melengkapi pesanan seperti ukuran, spesifikasi teknik, mencantumkan pihak yang menanggung biaya pengangkutan, membuat surat perintah pengiriman barang.
-
Menghitung harga, mencantumkan nomor perintah pengiriman di surat pesanan, mengarsip surat pesanan berdasarkan abjad, mengirim lembaran pertama surat perintah pengiriman barang ke bagian pengiriman, lembar kedua gudang, dan mengarsip lembar ketiga berdasarkan nomor urut.
-
Membandingkan faktur dengan surat perintah pengiriman, menulisakan nomor dan tanggal surat perintah pengiriman.
2.
Bagian Kredit -
Meneliti status kredit dan memberikan otorisasi diterima atau ditolaknya permohonan
kredit
yang
diajukan
pelanggan.
Bagian
kredit
menggunakan catatan yang dibuat oleh bagian piutang kepada setiap bagian piutang kepada setiap pelanggan mengenai sejarah kreditnya, jumlah maksimal dan ketepatan waktu pembayarannya. -
Membuat formulir surat perintah pengiriman yang diterima bagian pesanan penjualan yang berisi persetujuan kredit.
-
Membuat bukti memorial atas dasar keputusan direktur keuangan untuk penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih.
3.
Bagian Gudang -
Menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
4.
Menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. Bagian Pengiriman
-
Mengirmkan barang kepada pembeli sesuai dengan surat perintah pengiriman yang diterimanya dari bagian penjualan.
-
Mengirimkan kembali barang-barang kepada penjual yang keadaannya tidak sesuai dengan yang dipesan. Pengembalian ini dilakukan apabila ada debit memo untuk retur pembelian.
5.
Bagian Pembelian -
Membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan
-
Menyediakan copy faktur bagi kepentingan transaksi penjualan oleh bagian akuntansi.
6.
Bagian Akuntansi -
Mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit.
-
Membuat dan mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur serta membuat laporan penjualan.
D.
Pengawasan Penjualan a. Internal Control Internal Control penjualan kredit yaitu penagihan atas piutang akan dilakukan apabila piutang telah jatuh tempo. Perusahaan tentunya mengharapkan semua piutang yang ada dapat ditagih dengan baik. Tetapi dalam kenyataannya, perusahaan diharapkan pada kondisi yang mana
Universitas Sumatera Utara
pelanggan tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka diperlukan suatu kebijakan dalam penjualan kredit. Menurut Weston dan Brigham (2000:474) bahwa yang menjadi kebijakan penjualan kredit yaitu : 1. Periode, yaitu jangka waktu antara terjadinya penjualan hingga tanggal jatuh tempo pembayaran. Periode kredit adalah jangka waktu “tenggang” waktu yang diberikan perusahaan kepada para pelanggan untuk membayar, misalnya jangka waktu kredit biasa 30,60, atau 90 hari. Biasanya periode kredit tersebut dikaitkan dengan jangka waktu yang diperlukan oleh pelanggan untuk menjual persediaan/barang barang yang dibelinya dari perusahaan. 2. Diskon, yaitu potongan tunai yang diberikan untuk mendorong pembayaran yang lebih cepat. Potongan tunai yang diberikan dimaksudkan untuk mendorong para pelanggan agar membayar lebih cepat. Misalnya suatu perusahaan menawarkan syarat kredit “2/10” , bersih 30, diberikan kepada para pelanggan ditawarkan diskon 2 persen apabila membayar dalam 10 hari sedangkan jumlah penuh harus dibayar selambat-lambatnya dalam 30 hari. Besarnya potongan atau diskon tersebut ditentukan dengan menganalisis perimbangan biaya dan manfaat dari berbagai persyaratan diskon yang ada. Potongan ini biaya menguntungkan perusahaan bila pelanggan benarbenar mematuhi syarat kredit.
Universitas Sumatera Utara
3. Standar kredit, yaitu persyaratan minimum atas kemampuan keuangan dari para pelanggan agar bisa membeli secara kredit. Standar kredit mengacu pada layak tidaknya seorang pelanggan untuk mendapat kredit (credit worthiness). Standar kredit yang diterapkan perusahaan dimaksudkan untuk menentukan pelanggan yang memiliki kemampuan memenuhi syarat umum kredit dan juga jumlah kredit maksimum untuk setiap pelanggan. Penetapan standar kredit secara implicit memerlukan pengukuran atas kualitas kredit (credit quality), yaitu probalitas terjadinya penunggakan oleh pelanggan. Syahyunan (2004:62) mengemukakan lima criteria (The five C’s of credit) yang
utama
yang
sering
digunakan untuk
menilai kemampuan
permohonan kredit yaitu : 1)
Karakter (character)
Penilaian
karakter
(kepribadian)
mencoba
untuk
memperkirakan
pelanggan untuk memenuhi kewajiban. Hal ini mengacu sampai sejauh mana pelanggan berusaha memenuhi jadinya untuk membayar. Kewajiban ini berupa pembayran kembali atas kredit yang diterima oleh pelanggan sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui sebelumnya. 2)
Kapasitas (capacity)
Penilaian subjektif mengenai kemampuan pelanggan untuk membayar. Kemampuan ini dapat diketahui dari catatan-catatan perusahaan di masa
Universitas Sumatera Utara
yang lalu ataupun dengan pengamatan langsung terhadap kegiatan usahanya. 3)
Modal (capital)
Modal dapat dilihat dari analisis keuangan pelanggan secara umum. Hali ini perlu diketahui, karena apabila jumlah modal suatu perusahaan lebih kecil dibandingkan jumlah hutang berarti perusahaan tersebut tidak likuid. Dengan demikian modalnya tidak mampu untuk mendukung kelancaran pembayaran kredit di kemudian hari, sehingga perusahaan tersebut tidak layak diberikan fasilitas kredit. 4)
Jaminan (collateral)
Mengukur besarnya harta milik pelanggan dalam bentuk aktiva yang diberikan kepada perusahaan sebagai jaminan memperoleh kredit. Hal ini perlu untuk menjaga agar tidak terjadi kerugian akibat tidak tertagihnya piutang dari pelanggan. 5)
Kondisi (condition)
Memperhatikan pengaruh langsung dari ekadaan ekonomi pada umumnya serta perkembangan yang terjadi di daearah tertentu atau pada sector ekonomi tertentu yang bisa mempengaruhi kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya. Dalam kondisi resesi ekonomi, jumlah penjualan akan menurunkan dan hal ini member petunjuk untuk lebih berhati-hati dalam memberi kredit. Dengan menyertai berbagai kebijaksanaan penjualan kredit yang ditetapkan oleh perusahaan. Maka sudah tentu dilihat hal-hal mana yang
Universitas Sumatera Utara
menerapkan dilakukan oleh pengeluaran yang terlibat dalam penjualan tersebut. Hal inilah yang perlu diawasi agar tujuan dapat tercapai, jadi agar internal control dapat dijalankan agar sebelum terjadi penyalahgunaan saham yang lebih dalam sudah dapat ditegur.
Jadi mulai saat ini
pemberian kredit tentu diberikan konfirmasi positif maupun negative. Demikian juga pada hal ini penagihan harus dilihat apakah benar-benar ditagih , demikian juga jaminan pemberian kredit tersebut, wajar atau tidak. 4. Kebijakan mengenai penagihan, yaitu sampai sejauh mana tindakan atau kelonggaran yang diberikan perusahaan atas piutang yang tidak dibayar pada waktunya.
b.
System Akuntansi Piutang Secara umum piutang dari transaksi penjualan barang secara kredit atau
pemberian pinjaman kepada debitur. Bagi perusahaan jasa seperti perbankan piutang timbul dari pemberian pinjaman kepada nasabah atau debitur. Dalam memberikan pinjaman, perjanjian ini menjadi sarana agar terjadi persetujuan pemberian pinjaman antara pihak debitur dan pihak kreditur. Prosedur pemberian piutang ini dimulai dengan diterimanya tembusan faktur peminjam dan pemberian piutang ini dimulai dengan diterimanya tebusan faktur peminjaman dan diakhiri dengan dibuatnya surat pernyataan piutang dan daftar analisa umur piutang. Prosedur piutang ini merupakan sistem akuntansi piutang yang akan mencatat terjadinya piutang penagihan penggolongan analisa piutang tidak
Universitas Sumatera Utara
tertagih, pembiayaan, penghapusan piutang dan seterusnya, sehingga bagian piutang tersebut dapat digolongkan agar tercapai internal check menurut Baridwan (2002:145) yaitu : A. Membuat catatan piutang yang dapat menunjukkan jumlah-jumlah piutang kepada tiap-tiap langganan B. Menyiapkan dan mengirimkan surat pernyataan piutang C. Membuat daftar analisa umur piutang setiap periode Dengan prosedur yang jelas, sehingga Sudah tentu ketiga bagian itu harus lebih check dan ricek agar mudah didata pimpinan perusahaan. kreditur harus mencatatnya dengan jelas dan benar. Untuk keteraturan piutang biasanya perusahaan melakukan administrasi piutang. Dari sinilah bagian akuntansi dapat membuktikan bahwa keabsahan piutang dapat dijamin kebenaran dan keberadaan nya. Dan dari dokumen-dokumen yang disimpan dalam administrasi piutang ini sangat berguna sebagai alat verifikasi piutang. Mulyadi mengemukakan (2002:263) ada empat metode pencatatan piutang yang dapat digunakan: 1. Metode konvensional 2. Metode posting langsung kedalam kartu piutang atau pernyataan piutang 3. Metode pencatatan pada buku pembantu 4. Metode pencatatan dengan menggunakan computer Adapun uraian dari masing-masing metode pencatatan piutang diatas adalah sebagai berikut: 1. Metode konvensional
Universitas Sumatera Utara
Dalam metode ini, posting ke dalam kartu piutang dulakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal. 2. Metode posting langsung kedalam kartu piutang atau pernyataan piutang Metode posting langsung kedalam kartu piutang dibagi menjadi dua golongan yaitu: a. Metode posting harian 1. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan, jurnal hanya menunjukan jumlah total harian saja (tidak rinci) 2. Posting langsung kedalam kartu piutang b. Metode posting periodik 1. Posting ditunda 2. Penagihan bersiklus 3. Metode pencatatan tanpa buku penbantu Dalam metode ini tidak digunakan buku pembantu piutang.
Faktur
pemberian piutang beserta dokumen pendukungnya diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsipkan menurut nama langganan dalam arsip faktur yang belum dibayar.
Arsip faktur pemberian pinjaman
berfungsi sebagai catatan piutang. 4. Metode pencatatan dengan menggunakan computer Metode pencatatan dengan computer menggunakan bacth system. Dalam bacth system ini dokumen yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus diposting setiap hari untuk memutahirkan catatan piutang. Dalam sistem computer dibentuk dua macam arsip yaitu arsip transaksi
Universitas Sumatera Utara
dan arsip induk. Secara periodik, misalnya setiap bulan arsip induk piutang digunakan untuk menghasilkan berbagai laporan bagi manajemen. Dalam proses pencatatan piutang usaha pencatatan piutang usaha pencatatan pada buku pembantu piutang, dulakukan pada saat transaksi berlangsung. Buku pembantu piutang biasanya menyajikan informasi jumlah piutang dari masing-masing pelanggan setiap saat.
Sedangkan
untuk mengetahui jumlah keseluruhan piutang dari langganan
dapat
dilakukan dengan membuka file buku besar piutang. Keduanya berguna bagi penyusunan laporan keuangan, oleh karena itu kerapian dan ketelitian pencatatan harus tetap diperhatikan, dihubungkan kepada keadaan bahwa jumlah piutang antara buku penbantu piutang dan buku besar piutang bila dilakukan perbandingan maka keduanya harus menunjukkan jumlah yang sama.
E.
Penilaian Penjualan Kredit Seluruh piutang yang telah disetujui dilakukan pencatatan dan disajikan
dalam laporan keuangan.
Dalam memberikan persetujuan penjualan kredit
dibutuhkan suatu penilaian terhadap kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah piutang yang menjadi kewajibannya, hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya piutang macet. Menurut Anthony (2000:323) ada beberapa petunjuk yang dinyatakan bahwa sebagian atau seluruh piutang pelanggan tidak dapat melunasi hutangnya karena: 1. Debitur atau pelanggan bangkrut 2. Perusahaan debitur atau pelanggan ditutup
Universitas Sumatera Utara
3. Debitur atau pelnggan kabur 4. Penagihan yang berkali-kali terus gagal dan telah relatif lama 5. Pembatasan penagihan oleh ketentuan undang-undang 6. Debitur atau pelanggan telah meninggal dunia Dalam arsip penilaian piutang maka dilaporkan piutang dalam neraca adalah sebesar jumlah yang akan direalisasikan yaitu jumlah yang diharapkan akan ditagih. Penilaian piutang dapat dilihat pada umur piutang, yang disebut dengan metode analisa umur piutang. Piutang masing-masing langganan dibagi dalam dua kelompok, yaitu: kelompok yang belum menunggak dan kelompok yang menunggak. Yang dimaksud dengan menunggak adalah sudah melebihi jangka waktu kredit. Piutang yang menunggak dipisah-pisahkan dalam kelompok berdasarkan lamanya waktu menunggaknya. Selanjutnya dari masing-masing jumlah tunggakan yang didasarkan pada lamanya waktu tunggakan ditetapkan persentase kerugian piutangnya. Jumlah kerugian piutang dihitung dengan cara ini sesudah mempertimbangkan saldo rekening cadangan kerugian piutang merupakan jumlah kerugian piutang. Penggunaan metode analisa piutang dapat dilihat dari contoh berikut ini: misalnya pada tanggal 31 Desember 2001 saldo rekening piutang PT Perkasa menunjukkan jumlah sebesar Rp 7.500.000 yang dapat dirinci berdasarkan umurnya nampak sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 PT PERKASA Analisa Umur Piutang 31 Desember 2001
Nama
Jumlah
Belum Menunggak 1-30 Hari
Alex
270.000
250.000
Ari
500.000
500.000
Indah
320.000
250.000
CV Jaya
1.410.000
1.300.000
PT Muda
1.200.000
1.200.000
Darwin
180.000
Asri
600.000
400.000
Hanan
400.000
400.000
Ud Sari
1.000.000
800.000
T. Melati
350.000
100.000
Ud Pls
250.000
Risma
320.000
Ud Rido
50.000
Rusdi
650.000
600.000
50.000
Jumlah
7.500.000
6.000.000
350.000
Menunggak 31-60 Hari
61-90 Hari
91-180 Hari
181-365 Hari
Lebih dari 1 tahun
20.000
300.000
40.000 110.000
180.000 200.000
100.000
100.000
250.000 250.000
200.000
120.000 50.000
250.000
150.000
320.000
250.000
180.0000
Pemisahan masing-masing piutang kedalam kelompok-kelompok umur dilakukan dari data yang ada dalam buku pembantu piutang. Setelah piutang masing-masing pelanggan dalam dikelompokkan berdasarkan umurnya seperti diatas, langkah berikutnya adalah menentukan besarnya persentase kerugian piutang untuk masing-masing kelompok umur. Penentuan persentase adalah:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 PT PERKASA Taksiran Kerugian Piutang 31 Desember 2001 Persentase
Taksiran
Kerugian Piutang
Kerugian Piutang
6.000.000
0,50
30.000
Menunggak 1-30 hari
350.000
1,00
3.500
Menunggak 31-60 hari
250.000
2,00
5.000
Menunggak 61-90 hari
150.000
5,00
7.500
Menunggak 91-180 hari
320.000
10,00
32.000
Menunggak 180-365 hari
250.000
30,00
75.000
Menunggak lebih dari 1 tahun
180.000
50,00
90.000
Kelompok umur
Belum menunggak
Jumlah
7.500.000
243.000
Dari perhitungan diatas maka jurnal untuk mencatat kerugian piutang tanggal 31 Desember 2001 dan rekening cadangan kerugian piutang adalah: Kerugian piutang
Rp 243.000
Cadangan Kerugian Piutang
F.
Rp 243.000
Perencanaan Kerugian Piutang
Perencanaan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode yaitu sebagai berikut: A. Metode Cadangan (penyisihan)
Universitas Sumatera Utara
Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang bisa terjadi cukup besar jumlahnya. Maka dilakukan suatu estimasi untuk piutang yang tak tertagih dari total piutang yang beredar. Dalam penerapan metode ini ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran piutang yang ada pada periode akuntansi 2. Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit cadangan kerugian piutang 3. Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang pada saat piutang dihapus dari pembukuan. Dalam laporan laba-rugi kerugian piutang dilaporkan sebagai beban umum, karena tugas-tugas pemberian kredit dan penagihan dibawah tanggung jawab departemen akuntansi dalam rangka administrasi umum. Dalam neraca piutang dagang dilaporkan dalam nilai netto dengan jelas yang nenunjukkan besarnya penyisihan atau dicantumkan secara teperinci. Apabila segala sesuatu telah dilakukan untuk menagih piutang yang sudah lewat waktu tidak mendatangkan hasil and perusahaan berkeyakinan bahwa piutang tersebut tidak dapat diterima pelunasannya, maka piutang demikian harus dihapuskan dari pembukuan.
Untuk mencegah penghapusan dini, maka
penghapusan piutang harus mendapatkan persetujuan dari manajemen yang ditentukan perusahaan. Jurnal untuk menghapus piutang yang tidak dapat ditagih:
Universitas Sumatera Utara
Cadangan Kerugian Piutang
Rp XXX
Piutang Usaha
Rp XXX
Kadang-kadang piutang yang telah dihapuskan sebelumnya mungkin saja dikemudian hari dapat ditagih kembali. Dalam hal ini piutang tersebut harus ditimbulkan lagi, dalam ayat jurnal: Piutang usaha
Rp XXX
Penyisihan Piutang ragu-ragu
Rp XXX
Uang kas yang diterima dari pembayaran tersebut dicatat dalam buku harian (jurnal) penerimaan kas sebagai penerimaan piutang. Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapuskan yaitu : Kas
Rp XXX Piuang tak tertagih
Rp XXX
Seperti halnya penghapusan piutang, penerimaan kembali piutang akan berpengaruh terhadap rekening-rekening neraca (ril). Mengestimasikan piutang tak tertagih pada akhir periode fiscal didasarkan pada pengalaman bagian perusahaan dimasa lalu dan perediksi kegiatan perusahaan dimasa depan. Jika perekonomian secara umum berjalan secara baik, jumlah beban piutang tak tertagih biasanya lebih rendah dibandingkan jika prekonomian sedang resesi. Menurut Niswonger (2003:329) estimasi piutang tak tertagih biasanya didasarkan pada : 1. Jumlah penjualan, seperti diperlihatkan dalam laporan laba-rugi periode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2. Jumlah piutang, seperti diperlihatkan dalam neraca akhir periode dan umur piutang usaha Piutang yang tidak dapat ditagih oleh manajemen biasanya terlebih dahulu dilakukan penaksiran yang didasarkan pada : 1. Taksiran berdasarkan jumlah penjualan Pada metode ini lebih ditekankan penandingan pendapatan biaya, jika ada hubungan yang cukup stabil antara penjualan tahun sebelumnya dengan piutang tak tertagih maka persentase tersebut digunakan sebagai dasar untuk menentukan beban piutang yang tidak tertagih tahun ini. Dengan jurnal sebagai berikut: Beban Piutang tak tertagih
Rp XXX
Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Rp XXX
2. Taksiran berdasarkan alalisis piutang Semakin lama peredaran piutang usaha semakin kecil kemungkinan piutang tersebut akan tertagih.
Jadi kita bisa mendaftarkan estimasi
piutang tak tertagih pada seberapa lama piutang tersebut telah beredar. Metode yang paling lazim digunakan untuk mendapatkan penyisahan piutang usaha hanya beredar adalah melalui penetapan umur piutang (aging
the
receivables),
masing-masing
piutang
dianalisis
untuk
menetapkan piutang mana yang belum dan mana yang sudah jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
B. Metode penghapusan piutang Penghapusan piutang ini merupakan suatu kerugian bagi perusahaan, piutang yang tidak tertagih terjadi karena debitur lari, meninggal dunia, bangkrut, atau sebab-sebab lain yang mengakibatkan dihapuskannya rekening piutang. Pencatatan penghapusan piutang tidak dibebankan kerekening cadangan kerugian piutang, karena kerugian piutangnya sudah diakui pada akhir periode sebelumnya. Jurnal penghapusan piutang dapat dicatat sebagai berikut: Cadangan Kerugian Piutang
Rp XXX
Piutang
Rp XXX
Kadang-kadang piutang yang sudah dihapuskan dilunasi kembali oleh debitur sehingga terjadi penerimaan piutang yang sudah dihapuskan. Jurnalnya sebagai berikut: Kas
Rp XXX Cadangan kerugian Piutang
Rp XXX
Bila pelunasan piutang yang sudah dihapuskan tidak langsung diterima, maka pada saat diketahui bahwa piutang akan dilunasi dibuat jurnal: Piutang
Rp XXX
Cadangan Piutang tak Tertagih
RpXXX
Metode penyisihan menekankan pada pelaporan beban piutang (akibat piutang tak tertagih) tak tertagih dalam periode dimana penjualan terkait terjadi. Penekanan pada perbandingan antara beban dengan pendapatan ini merupakan metode akuntansi yang lebih disukai untuk piutang ragu-ragu. Namun ada situasi
Universitas Sumatera Utara
dimana tidak mungkin untuk mengestimasikan secara akurat, piutang tak tertagih pada akhir periode. Di samping itu, jika perusahaan menjual sebagian barang dan jasanya secara tunai, maka jumlah beban dari piutang tak tertagih biasanya kecil. Dalam hal ini, jumlah piutang juga merupakan bagian yang relative kecil dari total aktiva lancar. Ayat jurnal untuk menghapus piutang yang telah diputuskan tidak akan tertagih adalah : Beban Piutang Tak Tertagih
Rp XXX
Piutang Usaha –D.L Ross
Rp XXX
Sedangkan untuk menimbulkan kembali piutang yang telah dihapuskan adalah sebagai berikut Piutang Usaha –D.L Ross
Rp XXX
Beban piutang tak tertagih
G.
Rp XXX
Prosedur Penagihan Penjualan Kredit (Piutang) Prosedur penagihan piutang merupakan lanjutan dari prosedur penjualan
kredit yang timbul dari penjualan kredit, maka kedua prosedur ini mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebagaimana dijelaskan bahwa piutang yang sudah jatuh tempo akan dilakukan penagihannya.
Penagihan piutang dalam jumlah
sedikit akan lebih mudah dan sederhana. Jika jumlah debitur banyak, diperlukan suatu penanganan yang khusus agar tercipta sistem akuntansi atas penagihan piutang. Prosedur penagihan piutang secara rinci adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a.
Apabila barang dagangan hendak dikirim bagian faktur menyiapkan faktur penjualan, faktur ini dalam beberapa rangkap yaitu untuk pelanggan, bagian piutang, bagian pembukuan dan juga bagian faktur sebagai pertinggal.
b.
Faktur yang diterima bagian piutang selanjutnya dikirim kebagian piutang untuk dicatatkan kedalam buku pembantu, buku pembantu dijumlahkan, dibukukan kedalam buku besar piutang.
c.
Pada saat jatuh tempo kasir akan menerima pembayaran piutang dan menyiapkan bukti pembayaran yang dapat dibuat dalam rangkap tiga: 1. Untuk kasir sebagai pertinggal 2. Untuk bagian pembukuan sebagai dasar pengkreditan piutang 3. Untuk bagian piutang sebagai dasar bahwa faktur telah lunas dibayar
Dalam bukti pembayaran dicantumkan: 1. Jumlah piutang atau tagihan sejumlah nominal faktur 2. Jumlah potongan jika ada Bukti tertulis dibuat untuk menunjukkan bahwa penghapusan piutang telah disetujui secara sah, nota dikirim ke internal auditor agar internal auditor mengetahui dan dapat melakukan pengawasan terhadap penghapusan piutang, selanjutnya nota dikirim ke bagian pembukuan sebagai dasar untuk pengkreditan dan juga ke bagian faktur sebagai dasar pemberitahuan bahwa piutang dihapuskan.
Universitas Sumatera Utara
H.
Hubungan penjualan kredit dengan laporan keuangan Sebenarnya hubungan penjualan kredit dengan laporan keuangan harus
jelas dan sinkron. Misalnya penjualan kredit walaupun belum tertagih sudah ditangguhkan sebagai hasil di dalam perhitungan laba-rugi padahal bisa saja penjualan tersebut membalikkan sebagian dipotong sebagian dari piutang tersebut dibiayakan dan yang lebih lagi dapat dihapuskan, jadi yang ditagih dari penjualan tersebut murni hanya 70% tetapi penjualan tetap 100%. Contoh income statement : Sales
100%
Sales return
(2%)
Sales discount
(3%)
Net Sales
95%
Cost of good sold
30%
Gross Profit
65%
Operating Espenses Salah satu beban penyisihan piutang sangsi
2% 63%
Di Neraca Aktiva Piutang
10%
Universitas Sumatera Utara
Alokasi penyisihan piutang
2%
Piutang NET
8%
Karena hasil akhir dari akuntansi adalah laporan keuangan maka semua perkiraan atau buku besar yang real masuk ke balance sheets + mix account dan semua perkiraan yang nominal + mix masuk income statement. Maka wajarlah laporan keuangan itu sumber informasi yang cukup penting bagi para penbacanya yang ingin mengetahui dan memerlukannya.
Universitas Sumatera Utara