BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Profitabilitas (Return On Asset) Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan tiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang menganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Disini perhatian ditekankan pada profitabilitas, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan. Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.1 Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset. ROA merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan.2
1
Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hlm.59. 2 Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hlm.63.
10
11
Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya Return On Asset dan tidak memasukkan unsur Return On Equity. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat.3 Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan asset.4 Standar Return On Asset menurut Bank Indonesia sebesar 1,5%.5 ROA dapat dihitung dengan rumus : 𝑅𝑂𝐴 =
Laba Bersih Sesudah Pajak Total Aktiva6
X100%
2. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar. Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan masalah bank yang paling utama. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali.7
3
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005),
4
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005),
5
Malayu SP Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2009),
hlm.119. hlm.118. hlm.101. 6
Lukas Setia Atmaja, Manajemen Keuangan : Teori dan Praktik, (Yogyakarta : ANDI, 2010), hlm.417. 7 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta : Pustaka Alvabet, 2005), hlm.46.
12
Berdasarkan data empiris selama ini, dana yang berasal dari para pemilik bank itu sendiri, ditambah cadangan modal yang berasal dari akumulasi keuntungan yang ditanam kembali pada bank, hanya sebesar 7%8% dari total aktiva bank. Bahkan di Indonesia rata-rata jumlah modal dan cadangan yang dimiliki oleh bank-bank belum pernah melebihi 4% dari total aktiva. Ini berarti bahwa sebagian besar modal kerja bank berasal dari masyarakat, lembaga keuangan lain dan pinjaman likuiditas dari bank sentral.8 Dana pihak ketiga merupakan dana bank yang perolehannya dari kumpulan dana masyarakat. Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi : giro berdasarkan prinsip wadi’ah, tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah dan mudharabah, deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah dan bentuk lain berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah.9 Dasar hukum al – wadi’ah (Q.S an–Nisa’, 4 : 58)10 “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
8
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Edisi Pertama, (Yogyakarta : Ekonosia, 2004), hlm.48. 9 H.Malayu S.P.Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, Cetakan ke-8, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), hlm.40. 10 Nasron Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), hlm.245.
13
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. Dasar hukum Mudharabah (Q.S al–Baqarah, 2 : 198)11 “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ´Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy´arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat”. Ayat yang dijelaskan diatas digunakan sebagai dasar hukum untuk melandasi perkembangan produk-produk yang dikeluarkan bank syariah dalam menghimpun dana dari masyarakat atau dana pihak ketiga. Dibawah ini dijelaskan produk yang dikeluarkan bank syariah dalam menghimpun dana pihak ketiga, diantaranya sebagai berikut : a. Deposito Mudharabah Deposito Mudharabah dibagi menjadi 2, yaitu Prinsip Mudharabah Mutlaqah dan Prinsip Mudharabah Muqayyadah. 1) Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam 11
Nasron Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), hlm.176.
14
bentuk
investasi
berdasarkan
prinsip
mudharabah
mutlaqah
(unrestricted investment account). Simpanan diperjanjikan untuk jangka waktu tertentu. Bank dapat menerima simpanan tersebut untuk jangka waktu 1,3,6,12,24 bulan dan seterusnya. Dalam hal ini bank bertindak sebagai Mudharib dan nasabah bertindak sebagai Shahib Al Maal, sedang keduanya menyepakati pembagian laba (bila ada) yang dihasilkan dari penanaman dana tersebut dengan nisbah tertentu. Dalam hal terjadi kerugian, nasabah menanggung kerugian tersebut dan bank kehilangan keuntungan. 2) Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer investasi bagi nasabah institusi atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha atau proyekproyek tertentu yang mereka setujui atau mereka kehendaki. Rekening ini dioperasikan berdasarkan prinsip mudharabah muqayyadah (restricted investment account). Bentuk investasi dan nisbah pembagian keuntungannya biasanya dinegosiasikan secara kasus per kasus.12 b. Tabungan Mudharabah Rekening Tabungan Mudharabah, prinsip mudharabah juga digunakan untuk jasa pengelolaan rekening tabungan. Salah satu syarat mudharabah adalah bahwa dana harus dalam bentuk uang (monetary form), dalam jumlah tertentu dan diserahkan kepada mudharib. Oleh 12
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Edisi Pertama, (Yogyakarta : Ekonosia, 2004), hlm.51.
15
karena itu tabungan mudharabah tidak dapat ditarik sewaktu-waktu sebagaimana tabungan wadi’ah. Dengan demikian tabungan mudharabah biasanya tidak diberikan fasilitas ATM, karena penabung tidak dapat menarik dananya dengan leluasa. Dalam aplikasinya bank syariah melayani tabungan mudharabah dalam bentuk targeted saving. Seperti tabungan korban, tabungan haji atau tabungan lainnya yang dimaksudkan untuk suatu pencapaian target kebutuhan dalam jumlah dan atau jangka waktu tertentu.13 c. Rekening Giro Wadi’ah Bank islam dapat memberikan jasa simpanan giro dalam bentuk rekening wadi’ah. Dalam hal ini bank islam menggunakan prinsip wadi’ah yad dhamanah. Dalam prinsip ini bank sebagai custodian harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi’ah. Dana tersebut dapat digunakan oleh bank untuk kegiatan komersial dan bank berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut dalam kegiatan komersial. Pemilik simpanan dapat menarik kembali simpanannya sewaktu-waktu, baik sebagian atau seluruhnya. Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atau keuntungan apapun kepada pemegang rekening wadi’ah, dan sebaliknya pemegang rekening juga tidak boleh mengharapkan atau meminta imbalan atau keuntungan atas rekening wadi’ah. Setiap imbalan atau keuntungan yang dijanjikan dapat dianggap riba. Namun demikian bank, 13
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Edisi Pertama, (Yogyakarta : Ekonosia, 2004), hlm.51.
16
atas kehendaknya sendiri dapat memberikan imbalan berupa bonus (hibah) kepada pemilik dana (pemegang rekening wadi’ah).14 Ciri-ciri giro wadi’ah adalah sebagai berikut : 1) Bagi pemegang rekening disediakan cek untuk mengoperasikan rekeningnya. 2) Untuk membuka rekening diperlukan surat referensi nasabah lain atau pejabat bank, dan menyetor sejumlah dana minimum (yang ditentukan kebijaksanaan masing-masing bank) sebagai setoran awal. 3) Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam daftar hitam Bank Indonesia. 4) Penarikan dapat dilakukan setiap waktu dengan cara menyerahkan cek atau instruksi tertulis lainnya. d. Rekening Tabungan Wadi’ah Prinsip wadi’ah yad dhamanah ini juga dipergunakan oleh bank dalam mengelola jasa tabungan, yaitu simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat keleluasaan tertentu untuk menariknya kembali. Bank memperoleh izin dari nasabah untuk menggunakan dana tersebut selama mengendap di bank. Nasabah dapat menarik sebagian atau seluruh saldo simpanannya sewaktu-waktu atau sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Bank menjamin pembayaran kembali simpanan mereka. Semua keuntungan atas pemanfaatan dana tersebut adalah milik bank, tetapi atas kehendak sendiri, bank dapat 14
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Edisi Pertama, (Yogyakarta : Ekonosia, 2004), hlm.52.
17
memberikan imbalan keuntungan yang berasal dari sebagian keuntungan bank. Bank menyediakan buku tabungan dan jasa-jasa yang berkaitan dengan rekening tersebut.15 Ciri-ciri rekening tabungan wadi’ah adalah sebgai berikut : 1) Menggunakan buku (passbook) atau kartu ATM. 2) Besarnya setoran pertama dan saldo minimum yang harus mengendap, tergantung pada kebijakan masing-masing bank. 3) Penarikan tidak dibatasi, berapa saja dan kapan saja. 4) Pembayaran bonus (hibah) dilakukan dengan cara mengkredit rekening tabungan. Dana yang berasal dari masyarakat (dana pihak ketiga), merupakan suatu tulang punggung (basic) dari dana yang harus diolah atau dikelola oleh bank untuk memperoleh keuntungan.16 Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini.17 DPK dapat dihitung dengan rumus : 𝐷𝑃𝐾 =
15
Dana Pihak Ketiga Total Kewajiban18
X100%
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Edisi Pertama, (Yogyakarta : Ekonosia, 2004), hlm.53. 16 Thomas Suyatno dkk, Kelembagaan Perbankan, (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama,1999), hlm.33. 17 Soetanto Hadinoto, Bank Strategy On Funding and Liability Management, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2008), hlm.57. 18 Yoli Lara Sukma, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas (Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI), (Padang : UNP, 2013), hlm.6.
18
3. Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing) Pembiayaan bermasalah sering kali dikaitkan dengan risiko gagal bayar. Risiko ini mengacu pada potensi kerugian yang dihadapi bank ketika pembiayaan yang diberikannya macet. Debitur mengalami kondisi dimana dia tidak mampu memenuhi kewajiban mengembalikan modal yang diberikan oleh bank. Selain pengembalian modal, risiko ini juga mencakup ketidakmampuan debitur menyerahkan porsi keuntungan yang seharusnya diperoleh oleh bank yang diperjanjikan dari awal.19 Tabel 2.1 Produk Pembiayaan Bank Syariah20 No 1 2 3
8
Produk Pembiayaan modal kerja Pembiayaan proyek Pengadaan barang investasi (jual beli barang) Produksi agribisnis / sejenis Manufaktur, kontruksi Penyertaan Later of Credit – Ekspor (pembiayaan ekspor) LC – Impor
9
Surat berharga (Obligasi)
4 5 6 7
Prinsip Syariah Mudharabah, Musyarakah Mudharabah, Musyarakah Murabahah Salam, Salam parallel Istishna’,Istishna’ parallel Musyarakah Mudharabah, Musyarakah, Murabahah (Al-Ba’i) Murabahah, Salam / Istishna’, Mudharabah Mudharabah, Ijarah
a. Risiko dalam Model Pembiayaan Syariah Dalam bagian ini, akan dibahas beberapa risiko yang melekat pada model pembiayaan syariah.
19
Imam Wahyuni dkk, Manajemen Risiko Bank Islam, (Jakarta : Salemba Empat, 2013),
20
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012),
hlm.90. hlm.83.
19
1) Pembiayaan Murabahah Pada akad jual beli seperti murabahah, masalah yang akan timbul adalah terlambatnya pembayaran oleh pihak ketiga, sedangkan pihak bank tidak dapat menuntut kompensasi apapun (yang melebihi harga yang telah disepakati) atas keterlambatan tersebut. Gagalnya pembayaran sesuai dengan waktu yang telah disepakati ini, tentu akan merugikan pihak bank.21 2) Pembiayaan Salam dan Istishna’ Dalam pembiayaan salam dan istishna’, bank menghadapi risiko kegagalan menyediakan pasokan tepat waktu, gagal menyediakan pasokan sama sekali, atau gagal memasok barang dengan kualitas yang ditentukan dalam perjanjian. Kegagalan tersebut dapat mengakibatkan
keterlambatan
pembayaran
atau
tidak
adanya
pembayaran, atau dalam pengiriman produk dapat mengekspos bank syariah terhadap kerugian keuangan dan juga kerugian modal.22 3) Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Risiko kredit diperkirakan lebih besar dalam model pembiayaan mudharabah dan musyarakah karena tidak adanya ketentuan jaminan (collateral),
21
adanya
risiko
moral
hazard,
adverse
selection
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm.55. 22 Hennie Van Greunimg dan Zamir Iqbal, Analisis Risiko Perbankan Syariah, (Jakarta : Salemba Empat, 2011), hlm.121.
20
(penyalahgunaan fasilitas kredit oleh nasabah) dan terbatasnya teknik dan kompetensi bank untuk menilai proyek.23 b. Penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah Penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah adalah karena kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapi nasabah. Penyebab kesulitan keuangan perusahaan nasabah dapat kita bagi dalam faktor internal dan faktor eksternal.24 1) Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang ada didalam perusahaan sendiri, dan faktor utama yang paling dominan adalah faktor manajerial. Timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh faktor manajerial dapat dilihat dari beberapa hal, seperti kelemahan dalam kebijakan pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan pengeluaran, kebijakan piutang yang kurang tepat, penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap, permodalan yang tidak cukup. 2) Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar kekuasaan manajemen perusahaan, seperti bencana alam, peperangan, perubahan dalam kondisi perekonomian dan perdagangan, perubahanperubahan teknologi, dan lain-lain.
23
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm.57. 24 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta : Pustaka Alvabet, 2005), hlm.206.
21
c. Penanganan Pembiayaan Bermasalah 1) Analisa sebab kemacetan a) Aspek internal, diantaranya : peminjam kurang dalam usaha tersebut, manajemen tidak baik atau kurang rapi, laporan keuangan tidak lengkap, penggunaan dana yang tidak sesuai dengan perencanaan, perencanaan yang kurang matang, dana yang diberikan tidak cukup untuk menjalankan usaha tersebut. b) Aspek eksternal, diantaranya : aspek pasar kurang mendukung, kemampuan daya beli masyarakat kurang, kebijakan pemerintah, pengaruh lain diluar usaha, kenakalan peminjam. 2) Menggali potensi peminjam 3) Melakukan perbaikan akad (remidial) 4) Memberikan pinjaman ulang, mungkin dalam bentuk : pembiayaan alQardul Hasan, Murabahah atau Mudharabah 5) Penundaan pembayaran 6) Memperkecil angsuran dengan memperpanjang waktu atau akad dan margin baru (Rescheduling) 7) Memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil.25 d. Dampak Pembiayaan Bermasalah Implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah tersebut dapat berupa berikut ini :26
25
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Edisi Revisi, (Yogyakarta : AMPYKPN, 2005),
hlm.311. 26
hlm.82.
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor : Ghalia Indonesia,2005),
22
1) Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas/profitabilitas bank. 2) Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR (bad debt ratio) menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk. 3) Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat berpengaruh terhadap CAR (capital adequacy ratio). 4) Return on assets (ROA) mengalami penurunan. 5) Menurunnya nilai tingkat kesehatan bank berdasarkan perhitungan menurut metode CAMEL (Capital, Assets, Manajemen, Earnings, Liquiditas). e. Kualitas Pembiayaan Pembiayaan bank menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas risiko kemungkinan menurut bank terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah pembiayaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban untuk membayar bagi hasil, mengangsur, serta melunasi pembiayaannya kepada
bank.
Kualitas
pembiayaan
digolongkan
menjadi
lima,
diantaranya :27
27
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking : Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), hlm.742.
23
1) Pembiayaan Lancar (Pass) Pembiayaan yang digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu, memiliki mutasi rekening yang aktif, bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral). 2) Perhatian Khusus (Special Mention) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui 90 hari, kadang-kadang terjadi cerukan, mutasi rekening relatif aktif, jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan. 3) Kurang Lancar (Substandard) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari, sering terjadi cerukan, frekuensi mutasi rekening relatif rendah, terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari, terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur, dokumentasi pinjaman yang lemah. 4) Diragukan (Doubtful) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari, terjadi cerukan yang bersifat permanen, terjadi wanprestasi
lebih
dari
180 hari, terjadi
kapitalisasi
bunga,
dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan maupun pengikatan jaminan.
24
5) Macet (Loss) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari, kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru, dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar. Non Performing Financing merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur pembiayaan bermasalah baik berupa pembiayaan kurang lancar, diragukan maupun macet terhadap total pembiayaan yang disalurkan secara keseluruhan. Bertujuan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Menurut Peraturan Bank Indonesia No.6/9/PBI/2004 pasal 2 besarnya Non Performing Financing/pembiayaan bermasalah yang di perbolehkan saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. NPF dapat dihitung dengan rumus : 𝑁𝑃𝐹 =
Pembiayaan Bermasalah (KL, D, M) Total Pembiayaan28
X100%
4. Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio) Sebagai salah satu aspek yang paling mendasar dalam pelaksanaan prinsip kehati-hatian, bank harus memenuhi kecukupan permodalan. Hal ini menjadi fokus utama dari seluruh otoritas pengawasan bank di seluruh
28
Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah Di Indonesia, (Jakarta : Salemba Empat, 2013), hlm.62.
25
dunia. Modal yang dimiliki oleh suatu bank pada dasarnya harus cukup untuk menutupi seluruh risiko usaha yang dihadapi bank.29 Modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkembangan dan kemajuan
bank
sekaligus
berfungsi
sebagai
penjaga
kepercayaan
masyarakat. Setiap penciptaan aktiva, disamping berpotensi menghasilkan keuntungan juga berpotensi menimbulkan risiko. Oleh karena itu modal juga harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas investasi pada aktiva, terutama yang berasal dari dana-dana pihak ketiga atau masyarakat. Peningkatan peran aktiva sebagai penghasil keuntungan harus serentak dibarengi dengan pertimbangan risiko yang mungkin timbul guna melindungi kepentingan para pemilik dana.30 Modal merupakan salah satu penentu dan indikator kunci keamanan dan kesehatan sebuah bank, karena basis modal yang cukup berfungsi sebagai jaring pengaman bagi berbagai risiko. Modal memainkan peran penting dalam setiap bisnis dan semakin penting kedudukannya dalam kasus institusi finansial seperti bank. Peran modal menjadi vital bagi institusi perbankan karena alasan sebagai berikut :31 a. Modal memberikan jaring pengaman terhadap kerugian dan menyerap kemungkinan kerugian. Sebuah bank dengan modal yang baik dapat meningkatkan kepercayaan depositor dan kreditor.
29
Ferry N. idroes, Manajemen Risiko Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm.68. Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta : Pustaka Alvabet, 2005), hlm.135. 31 Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam :Teori dan Praktik, (Jakarta : Kencana, 2008), hlm.323. 30
26
b. Modal juga merupakan penentu utama dalam kemampuan bank memberikan pinjaman dan investasi. Kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) atau CAR atau BIS (Bank Of International Settlements) besarnya 8%. CAR atau KPMM yang didasarkan pada standar BIS (8%) adalah salah satu cara untuk menghitung apakah modal yang ada pada suatu bank telah memadai atau belum. Ketetapan CAR sebesar 8% bertujuan untuk :32 a. Menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan b. Melindungi DPK pada bank bersangkutan c. Untuk memenuhi ketetapan standar BIS perbankan internasional dengan formula sebagai berikut : 1) 4% modal inti yang terdiri dari shareholder equity, prefered stock dan free reserves, serta 2) 4% modal sekunder yang terdiri dari subordinate debt, loan loss provision, hybrid securities, dan revoluation reserves. Aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) bank syariah, dalam menelaah ATMR pada bank syariah, terlebih dahulu harus dipertimbangkan, bahwa aktiva bank syariah dapat dibagi atas : a. Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan/atau kewajiban atau hutang (wadi’ah atau qardh dan sejenisnya). b. Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (profit and loss sharing investment account) yaitu mudharabah (baik general investment account/ 32
hlm.58.
Malayu SP Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2009),
27
mudharabah mutlaqah yang tercatat pada neraca/ on balance sheet maupun Restricted Investment Account/mudharabah muqayyadah yang dicatat pada rekening administratif/ off balance sheet).33 Berdasarkan pembagian jenis aktiva tersebut diatas, maka pada prinsipnya bobot risiko bank syariah terdiri atas : a. Aktiva yang dibiayai oleh modal bank sendiri dan/atau dana pinjaman (wadi’ah, card, dan sejenisnya) adalah 100%, sedangkan b. Aktiva yang dibiayai oleh pemegang rekening bagi hasil (baik general ataupun restricted investment account) adalah 50%. Penilaian permodalan merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur kewajiban penyediaan modal minimum bank maupun dalam memenuhi kewajiban jangka panjang atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi. Capital Adequacy Ratio merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal, rasio ini digunakan untuk menilai keamanan dan kesehatan bank dari sisi modal pemiliknya.34 CAR dapat dihitung dengan rumus :
𝐶𝐴𝑅 =
33
Modal Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR )35
x100%
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Edisi Revisi, (Yogyakarta : AMPYKPN, 2005), hlm.255. 34 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking : Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), hlm.850. 35 Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung : Pustaka Setia, 2013), hlm.251.
28
5. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat atau Quick Ratio adalah salah satu indikator dari rasio likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek atau yang segera harus dibayar. Alat pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat likuid, yakni aktiva lancar dengan perputaran < satu tahun, karena lebih mudah dicairkan dari pada aktiva tetap yang perputarannya > satu tahun.36 Sedangkan menurut Syahyunan, istilah likuiditas berasal dari kata likuid yang berarti cair. Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan itu sanggup membayar hutang jangka pendek tepat pada waktunya. Dengan kata lain rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi.37 Quick Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, atau kewajiban lancarnya dengan asset perusahaan yang siap digunakan untuk membayar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban, yaitu pembayaran kepada pihak ketiga secara tepat waktu. Semakin tinggi ketersediaan asset jangka pendek perusahaan dibandingkan kewajiban jangka pendeknya, semakin
36
Moeljadi, Manajemen Keuangan, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Malang : Bayumedia Publishing, 2006), hlm.48. 37 Syahyunan, Analisis Modal Kerja, (Sumatera : Universitas Sumatera Utara, 2003).
29
baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.38 Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus : Quick Ratio =
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penelitian ini antara lain : Tanti Luciana, 2013.39 Melakukan penelitian tentang “Pengaruh Risiko Pembiayaan, Kecukupan Modal, dan Dana Pihak Ketiga terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah di Indonesia (Periode 2008-2011)”. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan perbankan dari direktori perbankan Indonesia, yang diterbitkan oleh bank Indonesia serta diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji t dan uji F. Berdasarkan hasil penelitian pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia periode 2008-2011 : (1) Risiko pembiayaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada bank umum syariah (BUS) di Indonesia; (2) Kecukupan Modal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada bank umum syariah (BUS) di Indonesia; (3) Dana pihak ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada bank umum syariah (BUS) di Indonesia. 38
Bramantyo Djohanputro, Manajemen Keuangan Korporat, Cetakan ke-1(Jakarta : PPM, 2008), hlm.28-29. 39 Tanti Luciana, Pengaruh Risiko Pembiayaan, Kecukupan Modal, dan Dana Pihak Ketiga terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah di Indonesia (Periode 2008-2011), (Jember : Universitas Jember, 2013).
30
Yoli Lara Sukma, 2013.40 Melakukan penelitian tentang “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas, pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (Periode 2009-2011)”. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang di akses dari www.idx.co.id. Metode analisis data menggunakan statistic deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji t dan uji F, dan uji determinasi. Berdasarkan hasil penelitian pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (Periode 2009-2011) : (1) Dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dengan tingkat signifikansi 0,003<0,05; (2) Kecukupan modal tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dengan tingkat signifikansi 0,070>0,05; (3) Risiko kredit berpengaruh terhadap profitabilitas dengan tingkat signifikansi 0.017<0,05; (4) Secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara dana pihak ketiga, kecukupan modal, risiko kredit terhadap profitabilitas. Fifit Saiful Putri, 2013.41 Melakukan penelitian tentang “Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 20062010)”. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan yang diakses dari web www.idx.co.id. Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda,
40
Yoli Lara Sukma, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal Dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI (Periode 20092011), (Padang : Universitas Negeri Padang, 2013). 41 Fifit Saiful Putri, Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2006-2010), (Padang : Universitas Negeri Padang, 2013).
31
uji t dan uji F, dan uji determinasi. Berdasarkan hasil penelitian pada Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 20062010) : (1) Non performing loan mempunyai pengaruh negative dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan koefisien β= -0,476 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05; (2) Capital adequacy ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan koefisin β=0,245 dan nilai signifikansi 0,024<0,05; (3) Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara risiko kredit dan tingkat kecukupan modal terhadap tingkat profitabilitas, Fhitung = 17,893 dan Ftabel = 3,092 dengan signifikansi 0,000<0,05. Gabriela M.I Eman, 2013.42 Melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk (Periode 2010-2012)”. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan yang bersifat time series selama 3 tahun 2010-2012 pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji determinasi, uji t dan uji F. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk (Periode 2010-2012) : (1) Secara bersama-sama variabel KAP dan NPL memiliki hubungan kausalitas yang signifikan terhadap ROA, dimana 90,5% ROA dipengaruhi oleh KAP dan NPL dan sisanya 9,5% dipengaruhi oleh 42
Gabriela M.I Eman, Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas Pada PT.Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk (Periode 2010-2012), (Manado : Universitas Sam Ratulangi, 2013).
32
variabel lain yang tidak diteliti; (2) KAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA dimana setiap meningkatnya 1% rasio KAP akan menurunkan profitabilitas sebesar 1,235%; (3) NPL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA dimana setiap meningkatnya 1% rasio NPL akan menurunkan profitabilitas sebesar 0,62%. I Putu Eka Suputra, Wayan Cipta, Ni Nyoman Yulianthini, 2014.43 Melakukan penelitian tentang “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Penyaluran Kredit, dan Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kecamatan Karangasem (Periode 20092012)”. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan LPD kecamatan karangasem periode 20092012. Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji t dan uji F. Berdasarkan hasil penelitian pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kecamatan Karangasem (Periode 2009-2012) : (1) Ada pengaruh dana pihak ketiga, penyaluran kredit, dan kredit bermasalah secara simultan terhadap profitabilitas; (2) Ada pengaruh positif dan signifikan dari dana pihak ketiga secara parsial terhadap profitabilitas; (3) Ada pengaruh positif dan signifikan dari penyaluran kredit secara parsial terhadap profitabilitas; (4) Ada pengaruh negatif dan signifikan dari kredit bermasalah secara parsial terhadap profitabilitas.
43
I Putu Eka Suputra dkk, Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Penyaluran Kredit, dan Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kecamatan Karangasem (Periode 2009-2012), (Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha, 2014).
33
Made Ria Anggreni, I Made Sadha Suardhika, 2014.44 Melakukan penelitian tentang “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Risiko Kredit dan Suku Bunga Kredit Terhadap Profitabilitas Pada Bank BUMN di Indonesia (Periode 2010-2012)”. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data diperoleh dari data bulanan dari laporan keuangan publikasi bank-bank pemerintah selama tiga tahun, yaitu tahun 2010-2012. Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji t dan uji F dan uji determinasi. Berdasarkan hasil penelitian pada Bank BUMN di Indonesia (Periode 2010-2012) : (1) DPK berpengaruh positif terhadap profitabilitas, apabila DPK meningkat maka profitabilitas akan meningkat dengan asumsi penyaluran kredit bank lancar; (2) CAR berpengaruh positif terhadap profitabilitas, apabila CAR meningkat maka profitabilitas akan meningkat karena bank mampu membiayai aktiva yang mengandung risiko; (3) NPL berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, NPL meningkat maka profitabilitas akan menurun, disebabkan karena semakin tinggi NPL semakin tinggi risiko kredit yang ditanggung bank yang mengakibatkan penurunan profitabilitas; (4) Suku bunga kredit berpengaruh negative terhadap profitabilitas, semakin meningkatnya suku bunga kredit
mengakibatkan
penurunan profitabilitas karena masyarakat menunda untuk meminjam uang di bank.
44
Made Ria Anggreni, I Made Sadha Suardhika, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Risiko Kredit dan Suku Bunga Kredit Pada Profitabilitas Pada Bank BUMN di Indonesia (periode 2010-2012), (Denpasar : Universitas Udayana, 2014).
34
Irma Julita, 2012.45 Melakukan penelitian tentang “Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel likuiditas yang diukur dengan menggunakan loan deposit ratio (LDR), loan to asset ratio (LAR), dan quick ratio (QR) terhadap profitabilitas perbankan yang diukur dengan Return On Asset (ROA) pada sektor perbankan ynag terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 sampai 2010. Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh 19 sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia selama periode analisis. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan (1) Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI; (2) Loan to Asset Ratio (LAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI; (3) Quick Ratio (QR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI.
45
Irma Julita, Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), (Padang : Universitas Negeri Padang, 2012).
35
Eka Putra Nicky Adare dkk, 2015.46 Melakukan penelitian tentang “Pengaruh Likuiditas Bank Terhadap Return On Asset Pada Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013”. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel yaitu purpossive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan pembuktiannya menggunakan uji t dan uji F. Hasil penelitian diperoleh Quick Ratio, Cash Ratio dan Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Return On Asset baik secara parsial maupun secara simultan. Ni Wayan Yuliati, 2013.47 Melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Hotel dan Restoran di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebijakan modal kerja yang terdiri dari variabel struktur aktiva, perputaran modal kerja, likuiditas dan pendanaan modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan hotel dan restoran di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan hotel dan restoran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 16 perusahaan periode tahun 20082011. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yaitu menguji pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas; (2) Perputaran modal kerja 46
Eka Putra Nicky Adare dkk, Pengaruh Likuiditas Bank Terhadap Return On Asset Pada Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013, (Manado : Universitas Sam Ratulangi, 2015). 47 Ni Wayan Yuliati, Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Hotel dan Restoran di Bursa Efek Indonesia, (Denpasar : Universitas Udayana, 2013).
36
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas; (3) Likuiditas (Quick Ratio) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas; (4) Pendanaan modal kerja berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas; (5) Modal kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
37
Tabel 2.2 : Hasil Penelitian yang Relevan No
Peneliti/Tahun
1
Tanti Luciana, Pengaruh Risiko 2013 Pembiayaan, Kecukupan Modal, dan Dana Pihak Ketiga terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah di Indonesia (Periode 2008-2011).
2
Penelitian
Variabel
Metode Penelitian -Jenis Penelitian: Kuantitatif
Hasil
-Independen(X): Risiko pembiayaan, kecukupan modal, dana pihak ketiga -Uji Analisis: Analisis regresi -Dependen (Y): linier berganda Profitabilitas
37
-Risiko pembiayaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada bank umum syariah (BUS) di Indonesia. -Kecukupan modal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada bank umum syariah (BUS) di Indonesia. -Dana pihak ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada bank umum syariah (BUS) di Indonesia. Yoli Lara Pengaruh Dana -Independen (X): -Jenis -Dana pihak ketiga tidak Sukma, 2013 Pihak Ketiga, Dana pihak Penelitian: berpengaruh terhadap profitabilitas Kecukupan Modal ketiga, kecukupan Kuantitatif dengan tingkat signifikansi dan Risiko Kredit modal, risiko 0,003<0,05. Terhadap kredit -Uji Analisis: -Kecakupan modal tidak Profitabilitas, pada Analisis regresi berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan -Dependen (Y): linier berganda. dengan tingkat signifikansi perbankan yang Profitabilitas 0,070>0,05. terdaftar di BEI -Risiko kredit berpengaruh terhadap (Periode 2009profitabilitas dengan tingkat
38
2011).
3
4
Fifit Saiful Pengaruh Risiko Putri, 2013 Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 20062010).
-Independen (X): Risiko kredit, tingkat kecukupan modal -Dependen (Y): Profitabilitas
38
Gabriela M.I Pengaruh Kualitas -Independen (X): Eman, 2013 Aktiva Produktif Kualitas aktiva dan Kredit produktif, kredit
signifikansi 0.017<0,05. -Secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara dana pihak ketiga, kecukupan modal, risiko kredit terhadap profitabilitas. -Jenis -Non performing loan mempunyai Penelitian: pengaruh negative dan signifikan Kuantitatif terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar -Uji Analisis: di Bursa Efek Indonesia dengan Analisis regresi koefisien β= -0,476 dan nilai linier berganda signifikansi 0,000 < 0,05. -Capital adequacy ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan koefisin β=0,245 dan nilai signifikansi 0,024<0,05. -Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara risiko kredit dan tingkat kecukupan modal terhadap tingkat profitabilitas -Jenis -Secara bersama-sama variabel KAP penelitian: dan NPL memiliki hubungan Kuantitatif kausalitas yang signifikan terhadap
39
Bermasalah bermasalah Terhadap Profitabilitas Pada -Dependen (Y): PT.Bank Tabungan Profitabilitas Pensiunan Nasional, Tbk (Periode 20102012).
5
39
ROA, dimana 90,5% ROA -Uji Analisis: dipengaruhi oleh KAP dan NPL dan Analisis regresi sisanya 9,5% dipengaruhi oleh linier berganda variabel lain yang tidak diteliti. -KAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA dimana setiap meningkatnya 1% rasio KAP akan menurunkan profitabilitas sebesar 1,235%. -NPL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA dimana setiap meningkatnya 1% rasio NPL akan menurunkan profitabilitas sebesar 0,62%. I Putu Eka Pengaruh Dana -Independen (X): -Jenis -Ada pengaruh dana pihak ketiga, Suputra, Pihak Ketiga (DPK), Dana pihak ketiga Penelitian: penyaluran kredit, dan kredit Wayan Cipta, Penyaluran Kredit, (DPK), Kuantitatif bermasalah secara simultan terhadap Ni Nyoman dan Kredit penyaluran kredit, profitabilitas. Yulianthini, Bermasalah kredit bermasalah -Uji Analisis: -Ada pengaruh positif dan signifikan 2014 Terhadap Analisis regresi dari dana pihak ketiga secara parsial Profitabilitas Pada -Dependen (Y): linier berganda terhadap profitabilitas. Lembaga Profitabilitas -Ada pengaruh positif dan signifikan Perkreditan Desa dari penyaluran kredit secara parsial (LPD) Kecamatan terhadap profitabilitas. Karangasem -Ada pengaruh negative dan (Periode 2009signifikan dari kredit bermasalah
40
6
7
8
2012). Made Ria Pengaruh Dana Anggreni, I Pihak Ketiga, Made Sadha Kecukupan Modal, Suardhika, Risiko Kredit dan 2014 Suku Bunga Kredit Pada Profitabilitas Pada Bank BUMN di Indonesia (periode 20102012). Irma 2012
-Dependen (Y): Profitabilitas
-Independen (X): Likuiditas -Dependen (Y): Profitabilitas
Putra Pengaruh Likuiditas -Independen (X): Adare Bank Terhadap Likuiditas
40
Eka Nicky
Julita, Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
-Independen (X): Dana pihak ketiga, kecukupan modal, risiko kredit, suku bunga kredit
secara parsial terhadap profitabilitas. -Jenis -DPK berpengaruh positif terhadap Penelitian: profitabilitas, apabila DPK Kuantitatif meningkat maka profitabilitas akan meningkat dengan asumsi -Uji Analisis: penyaluran kredit bank lancar. Analisis regresi -CAR berpengaruh positif terhadap linier berganda profitabilitas. -NPL berpengaruh negative terhadap profitabilitas. -Suku bunga kredit berpengaruh negative terhadap profitabilitas. -Jenis -Loan Deposit Ratio (LDR) Penelitian : berpengaruh negatif dan tidak Kuantitatif signifikan terhadap ROA pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI; -Uji Analisis : -Loan to Asset Ratio (LAR) Analisis regresi berpengaruh negatif dan signifikan sederhana terhadap ROA pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI; -Quick Ratio (QR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI. -Jenis -Quick Ratio, Cash Ratio dan Loan Penelitian : to Deposit Ratio berpengaruh positif
41
dkk, 2015
9
Return On Asset Pada Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013 Ni Wayan Pengaruh Kebijakan Yuliati, 2013 Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Hotel dan Restoran di Bursa Efek Indonesia
Kuantitatif -Dependen (Y): Return On Asset
-Uji Analisis : Analisis regresi linier berganda
dan signifikan terhadap variabel Return On Asset baik secara parsial maupun secara simultan.
-Independen (X): -Jenis Kebijakan modal Penelitian : kerja Kuantitatif -Dependen (Y): Profitabilitas
-Struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas; -Perputaran modal kerja berpengaruh positif signifikan -Uji Analisis : terhadap profitabilitas; Analisis regresi -Likuiditas (Quick Ratio) linier berganda berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas; -Pendanaan modal kerja berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas; -Modal kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
41
42
C. Kerangka Berpikir Terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi profitabilitas (Return On Asset). Faktor-faktor tersebut menjadi variabel independen yang akan diteliti hubungannya dengan profitabilitas yang menjadi variabel dependen. Variabel independen tersebut adalah penghimpunan dana pihak ketiga, pembiayaan bermasalah, kecukupan modal dan rasio cepat. Adapun kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
Dana Pihak Ketiga (X1) Pembiayaan Bermasalah (X2)
H1 H2 Profitabilitas (Y)
H3 Kecukupan Modal (X3)
H4
Rasio Cepat (X4) H5 Sumber : data diolah
43
1. Hubungan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga dengan Profitabilitas (Return On Asset) Sumber dana utama yang membiayai kegiatan penyaluran kredit atau dalam bank syariah berupa pembiayaan adalah berasal dari dana pihak ketiga, maka volume dana yang berhasil dihimpun atau disimpan tentunya akan menentukan pula volume dana yang akan dikembangkan oleh bank tersebut dalam penanaman dana yang dapat menghasilkan. Semakin besar dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank, maka akan semakin besar pula pengalokasian dana bank untuk penyaluran kredit/pembiayaan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba yang optimum.48 Uraian diatas sependapat dengan hasil penelitian dari I Putu Eka Suputra dkk (2014), Made Ria Anggreni dan I Made Sadha Suardhika (2014) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari dana pihak ketiga secara parsial terhadap profitabilitas, apabila DPK meningkat maka profitabilitas akan meningkat dengan asumsi penyaluran kredit bank lancar. 2. Hubungan Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing) dengan Profitabilitas (Return On Asset) Tingkat kelangsungan usaha bank berkaitan erat dengan aktiva produktif yang dimilikinya, oleh karena itu manajemen bank dituntut untuk senantiasa dapat memantau dan menganalisis kualitas aktiva yang dimiliki. Kualitas aktiva
48
Thomas Suyatno, Dasar-Dasar Perkreditan, Edisi Ketiga, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm.32.
44
produktif menunjukkan kualitas asset sehubungan dengan risiko pembiayaan yang dihadapi bank akibat pembiayaan dan investasi dana. Adanya pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) yang semakin besar dibandingkan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan berpengaruh buruk terhadap profitabilitas.49 Uraian diatas sependapat dengan hasil penelitian dari Yoli Lara Sukma (2013), Fifit Saiful Putri (2013), Gabriela M.I Eman (2013), I Putu Eka Suputra dkk (2014), dan Made Ria Anggreni dkk (2014) yang menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Semakin tinggi NPL maka semakin tinggi risiko kredit yang ditanggung bank yang mengakibatkan penurunan profitabilitas. 3. Hubungan Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio) dengan Profitabilitas (Return On Asset) Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan indikator permodalan dijadikan variabel yang mempengaruhi Return On Asset (ROA) didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank. Modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank serta upaya untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat. Sebagaimana layaknya sebuah badan usaha, maka modal bank harus dapat juga digunakan untuk menjaga kemungkinan 49
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), hlm.82.
45
timbulnya risiko kerugian sebagai akibat dari pergerakan aktiva bank yang pada dasarnya berasal sebagian besar dari dana pihak ketiga atau masyarakat.50 Sebagai “financial intermediary” maka pergerakan dan pergeseran pasiva (liabilities) ke arah aktiva (assets) akan menimbulkan berbagai risiko, sejalan dengan
semakin
kompleksnya
struktur
dan
aktivitas
keuangan
dan
perekonomian masyarakat. Pembentukan dan peningkatan peranan aktiva bank sebagai penghasil atau pencipta keuntungan (profit creator) justru harus memperhatikan dengan seksama kepentingan pihak-pihak yang menjadi asalnya, yaitu pihak ketiga yang menyimpan uangnya di bank, para pemberi pinjaman dan para pemegang saham yang memasok modal bank. karena itu bank harus menyediakan modal minimum dan cukup menjamin kepentingankepentingan pihak-pihak tersebut.51 Uraian diatas sependapat dengan hasil penelitian dari Tanti Luciana (2013), Fifit Saiful Putri (2013), Made Ria Anggreni dkk (2014) yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Apabila CAR meningkat maka profitabilitas akan meningkat karena bank mampu membiayai aktiva yang mengandung risiko.
50
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Edisi Kedua, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), hlm.161. 51 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Edisi Kedua, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), hlm.162.
46
4. Hubungan Rasio Cepat (Quick Ratio) dengan Profitabilitas (Return On Asset) Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo. Tingkat likuiditas yang semakin tinggi maka kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya semakin besar. Menurut Irma Julita dan Eka Putra Nicky Adare dkk, menyatakan bahwa Quick Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar rasio cepat yang dimiliki oleh suatu bank, maka semakin besar pula profitabilitas bank yang bersangkutan. Quick Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA disebabkan karena semakin banyak dana yang tertanam di aktiva lancar yang likuid maka kebijakan bank menginvestasikan dana dalam jangka pendek yaitu dalam sekuritas yang dapat menghasilkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas.52 Perusahaan yang likuid adalah perusahaan yang memiliki kekuatan besar untuk membayar, sehingga mampu memenuhi kewajiban finansialnya yang segera jatuh tempo. Meskipun perusahaan memiliki kekuatan membayar yang besar, namun jika pada saat harus memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo ternyata tidak mampu memenuhinya, maka perusahaan tersebut
52
Irma Julita, Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), (Padang : Universitas Negeri Padang, 2012), hlm.8.
47
dinyatakan tidak likuid. Likuiditas ditekankan pada kemampuan membayar, bukan pada kekuatan membayar.53
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Penghimpunan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. H2 : Pembiayaan bermasalah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. H3 : Kecukupan
modal
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
profitabilitas. H4 : Rasio cepat berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. H5 : Penghimpunan dana pihak ketiga, pembiayaan bermasalah, kecukupan modal
dan
rasio
cepat
berpengaruh
secara
simultan
terhadap
profitabilitas.
53
Moeljadi, Manajemen Keuangan, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Malang : Bayumedia Publishing, 2006), hlm.68.