9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Komunikasi Manusia diciptakan untuk hidup berkelompok dan menyatu satu dengan
yang lainnya, karena manusia adalah mahluk hidup yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain atau sering kita sebut sebagai mahluk hidup. Dalam kehidupannya sehari-hari manusia membutuhkan orang lain dalam bertukar pikiran dan saling berbagi rasa dalam bertukar pikiran untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dengan berkomunikasi satu sama lainnya. Atau komunikasi adalah penyampaian suatu pesan oleh seorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung atau melalui media. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima, dalam komunikasi yang efektif maka setidaknya harus diketahui bentuk-bentuk komunikasi. Adapun bentuk-bentuk komunikasi tersebut adalah komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi publik, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Untuk penelitian ini, penulis menitikberatkan pada masalah komunikasi massa. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik dan benar untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paragdima Laswell ini menunjukan
9
10
bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan yaitu :5 1. Komunikator
(
Comunicator,
source,
sender
)
:
Orang
yang
menyampaikan pesan. 2. Pesan ( Message ) : Pertanyaan yang didukung oleh lambing. 3. Media ( Chanel, media ) : Sarana yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya dan banyak jumlahnya. 4. Komunikan ( Cominicant, Comunicates, Receiver, Recipent ) : Orang yang menerma pesan . 5. Effek ( Effect, Impact, Influence ) : Dampak sebagai pengaruh pesan.
2.1.1
Komunikasi Massa Dalam kehidupan sehari-hari sering didengar kata komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah suatu proses komunikasi dengan atau melalui media massa, yaitu berupa surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Maka dari itu, sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan suatu organisasi formal. Pesan yang dikirimkan tidak unik dan beraneka ragam, serta dapat diperkirakan. Selain itu, pesan tersebut diproses, distandarisasi dan diperbanyak. Salah satu bentuk komunikasi yaitu komunikasi massa. Menurut Astrid S. Susanto dalam bukunya “Komunikasi Sosial Di Indonesia”, komunikasi massa adalah suatu kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak dan dikenal (anonym) selain itu sifat dari massa yang heterogen dalam latar belakang 5
Onong Uchjana E, Ilmu komunikasi teori dan praktek, PT.Remaja Rosdakarya Bandung 2005, hal : 10
11
ekonomi, budaya, dan pendidikan6. Merujuk pada pendapat Tan dan Whigh, dalam Biliweri, 1991, komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang mengunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara missal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu7. Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa yakni surat kabar, majalah radio dan televisi. Oleh karena itu jadi media massa modern sebagai produk tehnologi modern yang selalu berkembang menuju kesempurnaan.8 Selain itu, banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah Bittner dan Gerbner. Menurut Bittner, definisi komunikasi massa adalah “Mass Communication Is Messages Communicated Through A Mass Medium To A Large Number Of People”, artinya komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang9. Dari definisi tesebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa dan juga harus memberikan batasan pada komponen-komponen media massa tersebut. Sedangkan definisi komunikasi massa menurut Gerbner adalah “Mass Communication Is The Tehnologically And Institutionally Based Production And Distribution Of The Most Broadly Shared Continuous Flow Of Messages In Industrial Societies”. Artinya, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi
6
Astrid S. Susanto, komunikasi Sosial di Indonesia, (Bandung : Bina Cipta), 1984, hal 39 Drs. Elviano Ardianto. M.Si dan Dra. Lukianti Komala Erdiyanaya, M.Si, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media), 2005, Hal 3 8 Onong Uchjana E, opcit hal : 20 9 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta 2001, hal 158 7
12
yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berlanjut serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri10. Dari definisi gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan dan didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap. Proses memproduksi pesan tidak dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri11. Proses komunikasi massa selalu terkait dengan teknologi, dalam hal ini adalah teknologi komunikasi, khususnya film. Secara langsung, perkembangan media massa yang berhubungan dengan perangkat-perangkat teknologi tinggi akan membudaya dan terisolasi dalam kehidupan masyarakat yang lambat laun berkembang menuju tingkat kemajuan ilmu dan pengetahuan. Peran media massa sebagai suatu institusi penting di dalam masyarakat semakin meningkat. Secara sosiologis menurut Charles R Wright, media dapat menjalankan dua fungsi yang kontroversial. Satu sisi media berpotensi membesarkan orang atau kelompok (status comveral), di sisi lain media juga dapat merusak reputasi, harga diri dan martabat seseorang. Bahkan dapat membunuh karakter seseorang (Assisination Character).
10 11
Elvinaro Ardianto, Suatu Pengantar Komunikasi Massa, Edisi Revisi, Bandung 2007 hal 3 ibid hal 4
13
Dari berbagai macam fungsi komunikasi massa yang ada, maka dapat disederhanakan menjadi empat fungsi saja, yaitu : a.
Menyampaikan informasi Kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini,
dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional, atau internasional b.
Mendidik Membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik
untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan. c.
Mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk
atau editorial, features, iklan, berita atau tayangan lainnya yang dapat mempengaruhi khalayak televisi.12 d.
Menghibur Fungsi hiburan menunjuk pada upaya-upaya komunikatif yang bertujuan
memberikan hiburan pada khalayak luas dan untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat atau membaca suatu hiburan dapat membuat pikiran khalayak segar kembali13. Maka sumber penghubung antar komunikator dengan komunikan dari beberpa penjabaran soal komunikasi massa adalah media massa. media massa adalah saran untuk menyampaikan pesan / pernyataan / informasi yang bersifat 12
Onong Uchjana Effendy. Ilmu komunikasi teori dan praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal 31 13 Elvinaro Ardianto, Suatu Pengantar Komunikasi Massa, Edisi Revisi, Bandung 2007 hal 17
14
umum, kepada sejumlah orang yang realtif besar. Dan perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung. 14 Media massa adalah salah satu alat atau saran untuk menyampaikan isi pesan kepada suatu khalayak melalui suatu media yakni surat kabar, majalah, radio televisi dan lain-lain. Media massa dapat dibedakan manjasi dua yaitu : A. Media cetak : majalah surat kabar, tabloid, buletin dan lain-lain. B. Media Elektronik : Radio televisi dan internet. Media massa – pers, televisi, radio dan lain-lain serta proses komunikasi massa (peran yang dimainkannya) semakin bnyak dijadikan sebgai objek studi. Gekala ini sering karena dengan meningkatnya peran media itu sendiri sebagai institusi penting dalam masyarakat. Peran media massa sebagai bagi suatu institusi sangatlah pening untuk masyarakat yang semakin meningkat. Menurut Denis McQuail media massa memiliki fungsi penting : 15 1. Media massa merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja dan jasa, serta menghidupkan industri lainn yang terkait, media juga merupakan yang memiliki peraturan dan normanorma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya.
14
JB. Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktis Kewartawanan surat kabar majalah, radio dan televise, Alumni, Bandung 1991, hal : 90 15 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga,1997, Hal 3
15
2. Media merupakan lokasi ( atau forum ) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa atau kehidupan masyarakat baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 3. Media massa merupakan sumber kekuatan – alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 4. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai penilaian normatif yang siarkan dengan berita dan hiburan. 5. Media sering berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian perkembangan tata cara, mode, gaya hidup dan normanorma. Radio surat kabar, televisi, majalah merupakan media komunikasi yang dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari peran media massa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern, perolehan informasi dan hiburan didapatkan oleh media massa. Proses komunikasi melalui tahapan-tahapan psikologis tertentu dalam diri pelakunya. Mengenai hal Wilbur Schramm mengemukakan rumus yang disebut AIDDA atau sering disebut A-A Prosedur yaitu : A-
Attention ( Perhatian)
I-
Interest ( Minat )
16
D-
Desire ( Hasyat )
D-
Decision ( Keputusan )
A-
Action ( Tindakan ) Dalam proses tahapan AIDDA televisi sebagai komunikator harus
memberikan perhatian yang lebih agar komunikan menunjukan hasratnya dalam menentukan keputusan maupun tindakan dalam minatnya.
2.2
Televisi Sebagai media Komunikasi Massa Televisi adalah alat komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi
dengan cirri-ciri berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesan bersifat umum, siarannya menimbulkan keserempakan dengan komunikan yang hetrogen.16 Menurut J.B Wahyudi televisi berasal dari dua kata yang berbeda aslnya, yaitu tele (bahasa yunani) yang berarti jauh, dan Visi yang berarti penglihatan, dengan demikian berarti televisi diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi disuatu tempat (studio) dapat dilihat dari tempat yang lain melalui sebuah perangkat penerima.17 Dengan demikian kita pahami bahwa televisi adalah salah satu bentuk media massa yang melancarkan suara dan gambar reproduksi dari kenyataan yang disiarkan lewat gelombang elektromagnetik sehingga dapat diterima oleh pesawat penerima (televisi).
16 17
Onong U Effendi, TV Siaran Teory dan praktek. Bandung, 1984, hal 17 JB. wahyudi, Media Komunikasi massa, Bina cipta, Jakarta.1996. hal 46
17
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama didepan televisi dibandingkan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga dan kerabat, bagi banyak orang televisi merupakan teman, karena televisi dapat memberikan kita tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup ini. Ringkasnya televisi mampu memasuki relung-relung kehidupan kita lebih dari yang lain. Dunia televisi memiliki banyak istilah yang harus dimengerti oleh setiap orang agar komunikasi antar orang-orang dari berbagai jenis keahlian itu dapat berjalan lancar, tanpa istilah ini maka komunikasi itu akan terputus. Perkembangan pesat belakang ini telah memberikan informasi pada masyarakat. Televisi merupakan saran komunikasi massa diamana terjadi komunikasi antara komunikator dengan komunikan, sebagai media komunikasi massa televisi memiliki ciri sebagai berikut : 18 1. Informasi disampaikan kepada komunikan melalui proses pemancaran atau transmisi. 2. Isi pesan audiovisual. Artinya dapat didengar dan dilihat secara bersamaan pada waktu siaran. 3. Bersifat periodik tidak dapat diulang 4. Sifatnya transitory ( hanya mengharuskan ), Pesan-pesan yang diterima hanya bisa dilihat dan didengar secara sekilas. 5. Serentak dan global.
18
JB. Wahyudi : Dasar-dasar jurnalistik radio dan televise, Pt. Rineka cipt Jakarta, 1996, hal :8-9
18
6. Meniadakan jarak dan waktu. 7. Dapat menyajikan peristiwa atau pendapat yang sedang terjadi, secara langsung atau orisinil. 8. Bahasa yang digunakan formal dan nonformal. 9. Kalimat singkat, padat, jelas dan sederhana. 10. Penyampaian pesan untuk menghibur, mendidik, memberikan informasi. Dilihat dari segi televisi itu sendiri yaitu merumuskan pesan-pesan kepada komunikan tanpa mengenal jarak dan waktu televisi yang mempunyai tujuan menghibur mendidik dan kontrol sosial, sebagai alat untuk informasi dengan menggunakan kalimat singkat, jelas dan padat. Sama seperti media lainnya televisi juga mempunyai kekurangan serta kelebihan sendiri, keunggulan televisi biasanya dilihat dari sisi pragmatis dan teknologis.19 Keunggulan televisi dari sisi progmatis : 1. Menyangkut isi bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realistis, dan tidak terbatas. 2. Memiliki khalyak yang tetap memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan intim. 3. Memiliki tokoh berwatak ( Riil Mampu Direkayasa ), sementara media lain ( film ) hanya memiliki bintang yang direkayasa. Sedangkan keunggulan televisi dari sisi teknologis adalah kemampuan televisi dalam menjakau wilayah yang sangat luas dalam waktu bersamaan.
19
A.Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta,1997 hal 30-32
19
Dibalik keunggulan televisi juga memiliki kelemahan atau kekurangan ini berkaitan langsung dengan kelebihannya, kelemaham itu adalah : 1. Kecenderungan Televisi untuk menempatkan khalyak sebagai objek yang pasif, sebagai penerima pesan. 2. Mendorong proses alih nilai yang cepat. hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan budaya dan perbedaan yang ada di wilayah jangkauannya. 3. Sifatnya sangat terbuka dan menjadikan sulit untuk dikontrol efek negatifnya. 4. Penggerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya hal ini pada gilirannya melahirkan pro dan kontra tentang impilikasi cultural dan televisi. Stasiun televisi dituntut untuk dapat mengemas dan menyajikan program acaranya semenarik mungkin. Sehingga penonton bisa menerima acara tersebut, adapun isi pesan media tersebut lebih dihasilkan oleh selera pribadinya sendiri. Dari kelebihan dan kekurangan televisi yang sangat jelas televisi mempunyai karakteristik yang berbeda dari radio siaran, surat kabar dan majalah. Adapun karateristik televisi itu sendiri adalah 20 Audiovisual. Televisi mempunyai kelebihan alat indera yaitu : didengar sekaligus dapat dilihat ( audiovisual) jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar katakata musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang
20
Ardiato Elvinaro : Komunikasi massa, Sembiosa rektama media 2004 hal : 128
20
bergerak. Namun tidak berarti gambar lebih penting dari pada kata-kata maka keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Dalam acara musik kita sering melihat ketidak harmonisan antara gerakan bibir dan mulut penyanyi dengan bunyi kata-kata dalam lagu acara ( rekaman ). Contoh lain dalam acara wawancara udara ( interview on the air ), kadang-kadang sumber atau orang interviewer sedang menjawab pertanyaaan, namun gambar yang
terlihat
adalah
pihak
sedang
berbicara.
Ini
merupakan
bentuk
ketidakharmonisan antara kata-kata dan gambar televisi siaran. Karena sifatnya audiovisual maka siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, gambar diam yang baik seperti foto, gambar peta ( stil picture ), maupun film berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. Apabila siaran berita siaran. Jadi pernyataan fil berita dalam siaran berita, selain untuk memanfaatkan karakteristik televisi, juga agar penonton memperoleh gambaran penonton yang jelas lengkap serta mempunyai keyakinan akan kebenaran berita. Terlebih lagi bila kualitas rekaman baik, serta moment pengambilanya tetap seolah-olah pemirsa melihat langsung peristiwa tersebut.
2.2.1. Program Televisi Televisi paling berpengaruh pada kehidupan manusia di bandingkan dengan semua media komunikasi yang ada. Sebanyak 99% orang Amerika memiliki televisi di rumahnya. Tayangan televisi mereka di jejali hiburan, berita, dan iklan.
21
Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari (Agee et. Al. 2001 : 279)21. Saat ini televisi sangat banyak pengertian program televisi itu sendiri yaitu suatu program acara yang ditayangkan ditelevisi itu sendiri yaitu suatu program acara yang ditayangkan di televisi demi untuk menarik banyak audience dan bertujuan untuk menghibur dan memberikan informasi yang baik kepada audiance. Setiap bagian program di televisi yang bagus terdiri dari orang-orang yang belajar untuk mengukur selara atau citra rasa publik melalui penelitian untuk mengetahui kebiasaan orang menonton televisi. Seorang perencana acara yang lebih baik akan selalu mempertimbangkan bagaimana acara itu digemari, bagian program siaran harus mempertimbangkan empat hal ketika etika merencanakan program TV yang terkait dengan suatu program acara : 22 1. Product, artinya materi program yang pilih haruslah yang bagus dan diharapkan akan disukai audien yang dituju. 2. Price, artinya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli program sekaligus menentukan tarif bagi pemasang iklan yang minat memasang iklan pada program yang bersangkutan. 3. Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat bagi program itu. 4. Promotion, artinya bagaimana memperkenalkan dan kemudian menjual acara itu sehingga dapat mendatangkan iklan dan sponsor. 21 22
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, op.cit, 125 Morissan : Manajemen Media Penyiaran, strategi mengelola radio dan televisi, Kencana Prenada Media Group 2008 hal : 201-202
22
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jumlah yang sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja dijadikan program untuk ditayangakan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Adapun beberapa karakteristik dari suatu program yang di tayangan di televisi antara lain: 1.
Fidelity or Realism Merupakan karakteristik utama dari program televisi. Fidelity artinya
program televisi menggambarkan perwujudan asli dari suatu peristiwa, seseorang, kejadian, dan proses, sehingga pemirsa memiliki kepercayaan terhadap objek yang ditontonnya. 3.
Immediacy Artinya pemirsa dapat melihat siaran langsung tentang suatu peristiwa
pada saat yang hampir bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut, bertemu dengan seseorang, atau berkunjung kesuatu tempat dalam waktu yang sangat cepat. 3. Dynamic spacing Dimana program televisi memiliki fitur yang memungkinkan pemirsa untuk menonton informasi yang ditayangkan secara lambat, cepat atau diulangulang, terutama untuk tayangan gerak atau psikomotor; olahraga, tari, memasak. Brings people, places, events that’s could not be seen otherwise including.
23
4. magnification Artinya informasi yang disampaikan melalui televisi seringkali merupakan informasi tentang orang, tempat atau peristiwa yang berada diluar jangkauan pemirsa. Dengan adanya televisi, pemirsa tidak harus pergi ketempat atau peristiwa tersebut secara langsung, cukup menontonnya di televisi (Heinich, Molenda, Russel, 1991; Gerlach & Ely, 1980). Sejauh ini, pembahasan tentang program televisi lebih banyak dilakukan dari sisi teknik produksi dan produser program dari pada pemirsa program. Berbagai teknik produksi dilakukan untuk memproduksi program televisi yang menarik perhatian pemirsa, meliputi jenis gambar (kind of shots), sudut dan jarak pengambilan gambar, animasi, efek khusus, pencahayaan, warna dan kombinasinya, kecepatan (pacing) dan waktu pengambilan gambar, single and multiple scenes, serta manipulasi suara. Sementara itu, berbagai gaya program juga dicobakan untuk memproduksi program televisi, termasuk talking heads (kepala yang berbicara), dramatisasi, dokumentasi, tematik, transisi dan sebab-akibat, diskusi, clipping, dan siaran langsung. Kesemua teknik produksi dan gaya program tersebut dipercaya memberikan pengaruh terhadap pembentukan persepsi pemirsa ketika menonton program (Flemming & Levie, 1993). Banyaknya stasiun televisi menyebabkan terjadinya persaingan dalam menampilkan suatu program siaran yang lebih menarik dari stasiun televisi yang lain, karenanya muncul kompetisi diantara stasiun televisi tersebut. Oleh karenanya, selain teknik produksi, substansi program televisi pun menjadi lahan perebutan. Keanekaragaman jenis program
24
yang disediakan dimaksudkan untuk menarik minat perhatian (attention), membelajarkan (educative, incidental and accidental learning), dan menghibur pemirsa (entertainment)23.
2.2.2
Jenis – jenis Program Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dari jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dari disukai audience, dari selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dari peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu : 1) program informasi (berita) dan; 2) program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagai lagi kedalam dua jenis yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dari berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip dari opini. Sementara program hiburan terbagi kedalam tiga kelompok besar yaitu musik, drama, permainan (game show) dari pertunjukan. 24 Menurut
Vane-Gross
(1994)
menentukan
jenis
program
berarti
menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Acara yang dimaksud dengan daya tarik disini adalah bagaimana suatu program mampu 23 24
Gumgum Gumilar. Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom. Morissan, M.A, Media Manajemen Media Penyiaran,Ramadina Perkasa.2008 hal 67
25
menarik audiencenya. Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat factual atau fiktif (functional). Program factual antara lain meliputi : program berita, dokumenter atau reality show. Sementara jenis program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi. Televisi adalah salah satu media massa yang memiliki kelebihan dan segi audio dan visual. Untuk itu dieprlukan program acara menarik dalam penyajian.
2.2.3 Reality Show Jika melihat karakteristik di atas, kita dapat memasukan reality show ke dalam kelompok fidelity or realism. Reality Show bukanlah program baru dalam pertelevisian kita, akan tetapi konsepnya telah bergeser dari konsep dasar program tersebut. Pada awalnya reality show mempunyai kosenp yang sederhana, yaitu memotret kehidupan orang awam (bukan selebritis), kemudian disiarkan dan ditonton oleh orang banyak. Mereka yang kehidupannya disorot merasa senang dan yang menonton terhibur. Saat ini reality show tidaknya memotret kehidupan orang, reality show pun menjadi ajang kompetisi. Kompetisi pertama dalam bentuk reality show yang mendapat sambutan luar biasa adalah Survivor25. Dalam program ini sejumlah orang dikumpulkan untuk tinggal bersama dalam sebuah pulau. Pemenangnya adalah dia yang Bisa bertahan hidup dengan cara apapun, termasuk boleh mencurangi teman sendiri. Pada perkembangannya kompetisi yang berlangsung sedikit bergeser menjadi kontes pencarian bakat.
25
Ibid.
26
Sebuah tayangan reality show kebanyakan bersifat menghibur, sebagain bermakna dan memberi manfaat, sedangkan sebagian lagi hanyalah memberi kesenangan semata. Kita bisa melihat tayangan reality show yang bersifat menggugah emosi penonton, membuat orang jadi terharu, sedih bahkan menangis, kemudian ada reality show yang membuat orang tersenyum, bahkan tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan perilaku atau para pemainnya.
2.2.4
Jenis – jenis Reality Show Terdapat beberapa penggolongan dari Reality Show, antara lain26 :
1. Program yang berisi rekaman kehidupan seseorang atau sekelompok orang dengan sepengetahuan objek yang direkam. Contohnya : Tantangan, dunia lain, The Orsborne, atau Ekspedisi Alam Gaib, dsb. 2. Berisi rekaman tersembunyi atas perilaku orang yang mengejutkan, atau dalam kondisi yang direkayasa, seprti tayangan Spontan, Paranoid, Emosi, Harapharap cemas, Playboy Kabel, atau Mbikin Orang Panik (MOP). 3. Program pencarian bakat melalui kompetisi tertentu. Contoh: AFI, Indonesian Idol, Popstars, Kontes Dangdut TPI (KDI), atau Indonesian Model. 4. Program Amal (Charity), konsep yang disampaikan adalah menolong orang lain27.
26 27
Gumgum Gumilar. Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom.
[email protected] Ibid
27
2.2.4 Dampak Positif Reality Show Seperti tujuan semua dari Reality Show yaitu untuk hiburan, maka tayangan reality show dapat memberikan aspek hiburan untuk melepaskan diri dari permasalahan yang berkembang . Reality show dapat menumbuhkan rasa sosial dikalangan pemirsa terhadap orang lain yang menderita yang ditampilkan dalam tayangan tersebut. Seperti yang diharapkan dalam Charity Reality Show. Reality show memberikan pengajaran kepada pemirsa untuk tidak cepat menyerah apabila mendapatkan kesulitan, dan tidak mementingkan diri sendiri. Menjadi salah satu jalan untuk mencapai cita-cita sebagian masyarakat menjadi seorang bintang melalui Reality Show yang bertajuk kontes bakat atau pencarian bintang. Berikut ini beberapa pelajaran profesional berdasarkan reality show The Apprentice28. - Punya Strategi Ketika waktu singkat, dan pekerjaan banyak, sangat menggoda kita untuk cepat mengerjakannya, tetapi sebelumnya, pikirkan dulu objektif/targetnya untuk memastikan kamu melakukan hal yang benar sesuai dengan prinsip yang mendasar, misalnya penentuan lokasi, bila terburu-buru menentukannya, bisa jadi bisnis yang tadinya ramai jadi sepi karena salah lokasi. - Temukan Apa yang Bos/Klien Inginkan dan berikan pada mereka. Perbanyak pertemuan dengan klien dan temukan apa yang sebenarnya dia inginkan dan berikan solusinya, jangan sok pamer sendiri bekerja tanpa mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan pimpinan.
28
Ibid
28
- Hadap langsung pada pimpinan tertinggi atau bos Bila ada ide, selalu langsung memberikan pada pimpinan, bukan pada bawahan dari pimpinan, karena bawahan pimpinanlah yang akan menjual ide kamu ke bos dengan namanya sendiri. - Bertindaklah secara positif Bertindak positif antara lain berarti selalu bersemangat dan bermotivasi untuk kerja, tidak membiarkan kecewaan-kekecewaan di masa lampau menghambat pekerjaan di masa depan, juga tindak laku yang baik terhadap rekan kerja atau perusahaan. - Keberanian untuk bertindak sesuai kata hati Meskipun terasa tidak menyenangkan, tapi merupakan fakta, jangan raguragu untuk mengatakan apa yang kamu rasa/pikirkan, usahakan jujur pada diri sendiri. - Belalah dirimu Dalam lingkungan kerja, bila kamu dituduh/dicap jelek oleh rekan-rekan yang lain, belalah diri anda, bila tidak berarti semua tuduhan/cap itu benar. - Fleksibel Fleksibel diperlukan dalam lingkungan pekerjaan yang selalu berubah, meski seseorang mempunyai kecerdasan yang tinggi, bila gaya kerjanya yang kaku tidak bisa disesuaikan oleh rekan kerja yang lain, proyek tersebut bisa terancam gagal.
29
- Ada kehidupan baru setelah dipecat Hampir semua orang pernah dipecat atau ditolak, bila itu terjadi, tetaplah percaya diri, jadikan pengalaman tu untuk mencapai sesuai yang lebih baik di masa dengan. Billy Procida, yang dipecat Donald Trump tahun 1990, 4 tahun kemudian dinibatkan menjadi New York Developer of the Year, dan sekarang Billy dan Trump bekerjasama mendirikan hotel kelas dunia. Dampak positif luar biasa dirasakan oleh media yang menayangkan reality show adalah peningkatan rating dan share. Rating adalah persentase penonton acara itu dari keseluruhan pemirsa yang menonton televisi. Share adalah persentase penonton acara itu dari keseluruhan pemirsa yang menonton televisi saat itu. Peningkatan Rating dan Share menyebabkan meningkatkan pemasang iklan dalam tayangan tersebut, sehingga pendapatan satasiun televisi bertambah.
2.2.6
Dampak Negatif Reality Show Reality menjadi satu fenomena dalam tayangan televisi di Indonesia, saat
ini hampir semua televisi menanyangkan tayangan reality ini. Diantara begitu banyaknya orang yang menyukai tayangan ini, muncul pula kecaman terhadap reality show. Kecaman bertubi-tubi ini berkenaan dengan dampak buruk dari tayangan telvisi tersebut. Berikut beberapa dampak buruk dan contoh kasus berkenaan dengan tayangan reality show di Indonesia29.
29
Ibid
30
1. Tayangan Reality show berbentuk tekanan emosi dan psikologis. Tayangan Reality show berbentuk tekanan emosi dan psikologis ternyata memberikan efek yang cukup besar terutama untuk objek penderitanya. Mereka yang “dijahili” atau ditakut-takuti banyak yang berasalah secara psikologis, tidak jarang efeknya berupa trauma yang terus dirasakan oleh objek penderita tadi.
2.3 Pengertian Khalayak Khalayak atau publik adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Khalayak merupakan sekumpulan orang yang terbentuk sebagai akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan dalam jumlah besar, tersebar secara luas dan juga heterogen dalam hal sosio-ekonomi dan demografisnya30. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi pada komunikasi massa, dalam hal ini film, khalayak dipandang sebagai “pasar” dimana derajat dalam kompetisi merebut khalayak pasarannya semakin ketat dan meningkat. Khalayak merupakan faktor penentu keberhasilan suatu komunikasi. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila pesan yang disampaikan melalui suatu medium dapat diterima, dipahami dan mendapat tanggapan positif. Apabila suatu kegiatan komunikasi diboikot oleh khalayak, maka sudah pasti komunikasi itu akan gagal dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, dalam merancang suatu kegiatan komunikasi kita harus berorientasi kepada khalayak (Audience Oriented)31.
30
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta 2001, hal 9 31 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal 157
31
Konsep khalayak menunjuk pada sekumpulan orang-orang yang menonton atau melihat suatu pertunjukan. Dengan demikian pengertian khalayak adalah sekumpulan orang yang terorganisir dalam tempat dan waktu tertentu, dimana masing-masing memiliki perhatian yang sama dan tujuan yang sama pula, yaitu memperoleh hiburan. Khalayak bukanlah merupakan sekumpulan individu-individu yang bersikap dan bertindak pasif. Khalayak, aktif dan juga selektif. Terhadap isi pesan yang sama, boleh jadi akan terdapat perbedaan-perbedaan di kalangan khalayak mengenai perhatian, pemahaman anggapan serta tindakan yang timbul. Untuk itu, ada beberapa karakteristik khalayak yang ditampilkan media massa, yaitu : a. Khalayak sebagai penerima informasi Pada dasarnya proses pengolahan informasi yang terjadi pada khalayak bersifat selektif. Khalayak pada saat berhadapan dengan suatu informasi tertentu akan melakukan decoding atau penginterpretasian kode. Oleh karena itu tidak semua isi informasi akan dapat diserap khalayak secara utuh. Satu dari beberapa bagian pesan tersebut mungkin tidak akan dicerna karena tidak masuk dalam kerangka pengetahuan, pengalaman hidupnya atau di pandang tidak sesuai dengan keperluan, minat dan orientasinya. b. Khalayak sebagai problem solver Khalayak tidak akan terlepas dari permasalahan kehidupan yang dihadapi dan mereka akan selalu berupaya mencari cara-cara pemecahannya. Tujuannya adalah meringangkan beban yang ditimbulkan oleh permasalahan yang ada. Dari pihak khalayak salah satu fungsi yang diharapkan dari penyebaran informasi
32
melalui media massa adalah bahwa informasi tersebut mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi c. Khalayak sebagai mediator Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran langsung sebagai barisan pertama. Arus penyebaran informasi bisa melalui berbagai tahap dan barisan. Seorang khalayak setelah menerima informasi dari suatu medium akan kembali meneruskan informasi tersebut ke yang lainnya. Dan orang-orang yang menerima informasi tesebut akan menyampaikan kembali ke yang lainnya. Demikianlah proses ini terus berlanjut. d. Khalayak selalu mencari pembela Pada suatu waktu seorang khalayak dapat mengalami krisis keyakinan dan diliputi rasa ketidakpastian. Hal tersebut dapat terjadi karena ada sesuatu yang baru yang mempengaruhi keyakinannya, atau karena faktor lainnya. Dalam keadaan demikian khalayak tersebut akan berupaya mencari data dan informasi yang dipandang bisa membela keyakinannya. e. Khalayak sebagai anggota kelompok Sebagai makhluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai kelompok yang diikutinya baik secara formal ataupun informal. Dengan demikian, pesan yang diperoleh seorang khalayak melalui suatu medium akan diproses melalui dua dimensi. Dimensi pertama berkaitan dengan nilai-nilai yang dipegang
33
secara individual, dan dimensi kedua berhubungan dengan kedudukannya sebagai anggota kelompok32. f. Khalayak sebagai kelompok Secara sosiologis, masyarakat terdiri atas kelompok-kelompok orang yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri ini bisa menyangkut demografis dan nondemografis. Ini berarti bahwa dalam konteksnya dengan proses penyebaran informasi melalui media massa diperlukan adanya segmentasi khalayak. Melalui segmentasi ini khalayak dipandang sebagai suatu kelompok yang secara relatif mempunyai ciri-ciri yang tidak terlalu beragam. Dengan demikian penyajian informasi dengan sendirinya akan disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik dari kelompok khalayak sasaran. g. Khalayak mempunyai selera Adalah manusiawi apabila seseorang mempunyai selera yang berbeda satu sama lainnya. Dalam kaitannya dengan media massa, selera khalayak bisa menyangkut aspek-aspek informasi., teknik penyajian, ataupun formatnya. Untuk itu, agar penyampaian informasi mencapai sasarannya, perlu diketahui dulu apa dan bagaimana selera khalayak yang menjadi target.. h. Khalayak sebagai khalayaknya suatu medium. Bisa jadi sejumlah orang dalam masyarakat telah menjadi khalayak yang setia dari satu atau beberapa media massa tertentu. Jika terjadi demikian, maka khalayak tersebut sulit untuk pindah atau beralih ke media lainnya.33
32
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta 2001, hal 224 33 ibid hal 225
34
2.4 Efek Media Massa Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial kearah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Untuk mengetahui secara tepat dan terperinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapai dalam menggerakan proses sosial tidaklah mudah. Karena fokusnya pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa34 Efek adalah akibat yang ditimbulkan oleh khalayak setelah melakukan atau melihat suatu hal. Efek mempunyai dampak yang sangat kuat pada diri khalayak, karena khalayak beranggapan bahwa lingkungan sekitarnya sama dengan apa yang ditampilkan oleh media massa. Terkadang khalayak mengikuti arus media, mengunyah apa pun yang ditampilkan media, dan mengkonsumsi segala konflik dan peristiwa yang disuapkan media.
2.4.1
Efek Kognitif Menurut Melvin De Fleur dan Sandra Ball Rokeach, bahwa apa yang
disebut efek kognitif adalah dampak terhadap mental. Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, dan yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. Efek ini berbeda dengan kelakuan, meskipun keduanya ada keterkaitan. Efek kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui,
34
Elvinaro Ardianto, Suatu Pengantar Komunikasi Massa, Edisi Revisi, Bandung 2007 hal 49
35
dipahami, atau dipersepsi khalayak karena efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi35 Efek Kognitif, dampak ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak. Dengan perkataan lain, dampak ini berkaitan dengan penyampaian informasi, pengetahuan, dan kepercayaan yang diberikan oleh media massa. Pengetahuan adalah suatu informasi yang dapat dimengerti atau dipahami secara jelas mengenai suatu objek. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai. Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasiakan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terusmenerus. Dalam proses tersebut keaktifan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya.36 Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman – pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap Pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud.
35 36
Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal 219 Dani Vardiansyah, Ibid, hal. 2
36
Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbungan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu – individu ke dalam bentuk kelompok – kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan – gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.
2.4.2
Efek Afektif Efek afektif adalah proses yang mengarah pada berbagai perasaan orang
dan emosi tertentu. Efek afektif timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disengangi atau dibenci oleh khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap, atau nilai. Maka dari itu, efek afektif kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Karena, tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan yang berasal dari terpaan media massa.
37
Efek Afektif, dampak pesan media massa sampai tahap afektif bila pesan yang disebarkan media massa mengubah apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci oleh khalayak. Dampak ini berkaitan dengan perasaan, rangsangan emosional, sikap, atau nilai.