BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Obat Obat ialah bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia (Anief, 1997). Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai pilihan obat saat ini telah tersedia, sehingga diperlukan pertimbanganpertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Obat selalu harus digunakan selalu benar agar memberikan manfaat klinik yang optimal (IONI, 2002). Dalam penggunaannya, obat akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Dan obat akan bersifat racun apabila digunakan salah dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebih. Akan tetapi bila dosisnya kurang juga tidak memperoleh penyembuhan (Anief, 2004). 2.2 Pengertian Resep Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk membuat atau menyerahkan obat kepada pasien. Resep harus ditulis secara jelas dan lengkap, apabila resep tidak bisa dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, apoteker atau asisten harus menanyakan kepada kepada dokter penulis obat (Anief, 2004).
5 Universitas Sumatera Utara
Resep harus ditulis secara jelas dan mudah dimengerti, agar tidak menimbulkan ketidakjelasan, keraguan, atau salah pengertian mengenai nama obat serta takaran yang harus diberikan. Adalah kebiasaan yang tidak benar untuk menulis resep secara tidak jelas seperti yang sering terjadi saat ini (IONI, 2002). 2.3 Uraian Diare Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan atau mencret dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau gangguan lainnya (Tan dan Rhardja, 2007).
Menurut Navaneethan dan Ralph (2011), diare secara umum didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi dari buang air besar dan bentuk tinja yang tidak normal atau cair. Pada keadaan normal makanan yang terdapat didalam lambung dicerna menjadi bubur kimus kemudian diteruskan ke usus halus untuk diuraikan lebih lanjut oleh enzim-enzim pencernaan. Setelah zat gizi diresorpsi oleh villi kedalam darah, sisa kimus yang terdiri dari 90% air dan sisa makanan yang sukar dicernakan, diteruskan ke usus besar (colon). Bakteri-bakteri yang biasa selalu berada disini (flora) mencerna lagi sisa-sisa (serat-serat) tersebut, sehingga sebagian daripadanya dapat diserap pula selama perjalanan melalui usus besar. Airnya juga diresorpsi kembali, sehingga lambat laun isi usus menjadi lebih padat dan dikeluarkan dari tubuh sebagai tinja (Tan dan Rahardja, 2007). Namun pada diare terjadinya peningkatan peristaltik usus sehingga pelintasan kimus sangat dipercepat dan masih mengandung banyak air pada saat meninggalkan tubuh sebagai tinja. Selain itu terjadinya penumpukan cairan di usus akibat terjadinya resorpsi air atau dan terjadinya hipersekresi. Pada keadaan normal proses resopsi dan sekresi dari air dan elektrolit-elektrolit berlangsung pada waktu yang sama di sel-sel epitel mukosa (Tan dan Rahardja, 2007).
6 Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Gejala dan Tanda Diare Beberapa gejala dan tanda diare antara lain : Gejala umumnya yaitu berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare. Muntah , biasanya disertai pada diare pada gastroenteritis akut. Demam dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare. Gejala dehidrasi yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun, apatis, bahkan gelisah. Sedangkan gejala spesifiknya yaitu Vibrio Cholera yaitu diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan berbau amis. Disenteriform yaitu tinja berlendir dan berdarah (Widoyono, 2005). 2.3.2 Klasifikasi Diare Berdasarkan lamanya diare menurut Anwar (2000) dibagi atas: 1.Diare akut Diare yang disebabkan oleh infeksi usus yang bersifat mendadak. Diare karena infeksi usus dapat terjadi pada setiap umur. Pada diare ini ditandai dengan tinja berbentuk cair, sering diiringin dengan demam, sakit perut, muntah dan badan lemas. Bahaya utama dari diare akut adalah dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit tubuh, terutama pada anak dan bayi. 2.Diare Kronik Diare kronik berlangsung lebih dari 2 minggu, dan umumnya bersifat menahun. Diare kronik banyak penyebabnya, seperti keadaan sekunder dari penyakit lain (iritasi kolon, hipertirodisme, karsinoma lambung), setelah operasi saluran pencernaan. Sebab-sebab kejiwaanpun dapat menimbulkan diare kronik.
7 Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Penyebab Diare Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare disebabkan adanya bakteri, virus, infeksi cacing, melasorbsi (karbohidrat, lemak, protein, penyebab lain adalah faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan dan faktor psikologis yaitu rasa takut dan cemas, tetapi jarang terjadi (Ngastiyah, 1997). Pada diare terdapat gangguan dari resoprsi, sedangkan sekresi getah lambung-usus dan motilitas usus meningkat. Menurut teori klasik diare disebabkan oleh meningkatnya peristaltic usus tersebut, sehingga pelintasan chimus sangat dipercepat dan masih mengandung banyak air pada saat meninggalkan tubuh sebagai tinja. Pene;itian dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah bertumpuknya cairan di usus akibat terjadinya resorpsi air atau terjadinya hipersekresi. 2.3.4 Pengobatan Tindakan yang pertama sekali diambil guna mencegah atau mengatasi keadaan dehidrasi dan kehilangan garam dengan memberikan ORS (oral rehydration solution). a. Garam rehidrasi oral Oral Rehidrasi Solution adalah suatu larutan dari campuran Nacl 3,5 g, kcl 1,5 g, Na trisitrat 2,5g dan glukosa 20 g dalam 1 liter air matang (oralit) glukosa menstimulasi secara aktif transfor Na dan air melalui dinding usus. Dengan demikian resorpsi air dalam usus halus meningkat 25 kali. Begitu pula bahan gizi lainnya (asam amino, peptida) memperlancar penyerapan air. b. Oral Rehidration Solution (ORS) beras
8 Universitas Sumatera Utara
Beberapa tahun telah ditemukan bahwa tepung beras atau tepung jagung, sorghum dan kentang sebagai pengganti glukosa dalam campuran ORS memberikan beberapa keuntungan penting. Dalam usus, tepung beras yang berisi pati dicernakan dan dihasilkan dua kali lebih banyak glukosa daripada dalam ORS biasa (Tan dan Rahardja, 2007). 2.3.5 Obat Anti Diare Pada Anak Beberapa jenis obat anti diare pada anak yaitu a. Zincid b. Lacto-B c. Oralit d. Probiotik 2.3.5.1 Zinkid Zinkid yaitu mikronutrien yang dapat mempercepat regenerasi sel-sel yang rusak sehingga dapat mempercepat penyakit diare. Mekanisme kerja zink pada diare akut yaitu zink mempunyai efek terhadap eritrosit dan sel-sel imun yang berinteraksi dengan agen infeksius pada diare. Zink terutama bekerja pada kecepatan turnover yang tinggi seperti saluran cerna dan sistem imun dimana zink dibutuhkan untuk sintesa DNA dan protein. Zink bekerja pada tight junction level untuk mencegah meningkatnya permeabilitas usus, mencegah pelepasan histamine oleh sel mast dan respon kontraksi serta sekretori terhadap histamine dan serotonin pada usus dan mencegah meningkatnya permeabilitas endotel yang diprakarsai TNFα yang juga merangsang kerusakan permeabilitas epitel usus (M hatta, 2011).
9 Universitas Sumatera Utara
2.3.5.2 Lacto-B Komposisi per sachet mengandung energy 3,4 kalori, karbohidat 0,6 gram, protein 0,02 gram, lemak total 0,1 gram, vitamin c 10 Indikasi : - Lactic acid bacterial menghasilkan as. organic yang menghambat bakteri
merugikan
sehingga
dapat
membantu
memperbaiki
ketidakseimbangan flora usus pada diare. - Lactobacilli
menghasilkan
enzim
beta-galaktose
untuk
menghidrolisa laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. - Lacto-B dapat mengurangi lactose intolerance (diare akibat mengkonsumsi susu formula mengandung laktosa) . - Vitamin B dapat membantu keseimbangan flora usus. 2.3.5.3 Oralit Kalium klorida 0,3 g (1,5g), natrium klorida 0,7 g(3,5g), natrium bikarbonat 0,5g (2,5g), glukosa anhidrat 4g(20g). Tiap kantong serbuk 200 ml (1000 ml). Indikasi : mencegah dan mengobati dehidrasi pada waktu muntaber, diare dan kolera Kontra indikasi : Obstruksi atau perforasi usus Perhatian : pakailah seperlunya sampai dehidrasi teratasi Dosis : sesuai keadaan untuk anak dibawah 1 tahun 2 jam pertama 2 gelas larutan selanjutnya setengah gelas setiap buang air besar. Anak 1-5 tahun 2 jam pertama 4 gelas larutan selanjutnya 1 gelas setiap buang air besar. Anak diatas 5 tahun dan dewasa: 2 jam pertama 6 gelas selanjutnya 2 gelas setiap buang air besar ( ISO, 2008).
10 Universitas Sumatera Utara
2.3.5.4 Probiotik Pangan probiotik merupakan makanan atau minuman yang mengandung sejumlah bakteri hidup yang menguntungkan kesehatan. Pangan probiotik antara lain produk susu fermentasi oleh bakteri asam laktat (Lactobacilli dan bifidobacterium). Contoh pangan probiotik yaitu yogurt, yakult, kafir dan dadih ( Endrikawidyastuti, 2011). Mekanisme probitotik hingga dapat meningkatkan kesehatan a.
Produksi senyawa mikroba (khususnya pathogen) seperti asam laktat, asam asetat, karbondioksida, H202, bakteriosin, reuterin dan senyawa penghambat bakteri pathogen lainnya.
b.
Unggul dalam kompetisi penyerapan nutrient dan sisi penempelan pada sel epitel usus.
c.
Menstimulasi
sistem
imunitas
dan
mampu
mengubah
aktivitas
metabolisme dalam saluran pencernaan, maka bakteri asam laktat sering digunakan sebagai probiotik komersial (Endrikawidyastuti, 2011). 2.4 Antibiotik 2.4.1 Definisi Antibiotik Antibiotik adalah zat–zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat petumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Tan dan Rahardja, 2010). Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya, obat
11 Universitas Sumatera Utara
tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes (Setiabudy, 2007). 2.4.2 Amoksisilin Bekerja agak lambat setelah 5-6 hari demam hilang dibandingkan rata-rata 3 hari dengan kloramfenikol juga menghasilkan pembawa basil. Amoksisilin merupakan antibiotika dari penisilin semisintetik yang stabil dalam suasana asam, kerja bakterisida, atau pembunuh bakterinya seperti ampisilin. Amoksisilin diabsorbsi dengan cepat dan baik di saluran pencernaan, tidak tergantung adanya makanan dalam lambung dan setelah 1 jam konsentrasinya dalam darah sangat tinggi sehingga efektivitasnya tinggi. Amoksisilin diekskresikan atau dibuang terutama melalui ginjal, dalam air kemih terdapat dalm bentuk aktif. Amoksisilin sangat efektif terhadap organisme gram positif dan gram negatif. Penggunaan amoksisilin seringkali dikombinasikan dengan asam klavulanat untuk meningkatkan potensi dalam membunuh bakteri (Fitriani S, 2010). 2.4.3 Kotrimoxazol Kotrimoxazol
merupakan
antibiotik
yang
mengandung
kombinasi
sulfametoksazol dan trimetoprim. Kotrimoksazol mempunyai spectrum luas dan efektif terhadap gram positif dan negatif serta salah satu utama penyebab diare akut ( Rosen dan Quinn,2000). Mampu menghilangkan demam dalam 4 hari, setelah terapi tinja tidak mengandung basil tifus, sehingga efektif juga untuk mengobati pembawa basil. Berhubung bahaya gangguan darah sebaiknya jangan dugunakan lebih dari 2 minggu (Tjan dan Rahardja, 2007).
12 Universitas Sumatera Utara
Mekanisme
kerjanya
yaitu
Aktivitas
antibakteri
kombinasi
antara
sulfametoksazol dan trimetoprim ( kotrimoksazol) berdasarkan kerjanya pada dua tahap yang berurutan pada reaksi enzimatik untuk pembentukan asam tetrahidrofolat. Sulfonamida manghambat masuknya para-aminobenzoic acid (PABA) ke dalam molekul asam folat dan trimetoprim menghambat terjadinya reaksi
reduksi
dari
dihidrofolat
menjadi
tetrahidrofolat.
Tetrahidrofolat
pentinguntuk reaksi-reaksi pemindahan satu atom C, seperti pembentukan basa purin (adenine, guanine dan timidin) dan beberapa asam amino (metinin, glisin). Sel-sel mamalia menggunakan folat jadi yang terdapat dalam makanan dan tidak mensintesis senyawa tersebut. Trimetoprim menghambat enzim dihidrofolat reduktase mikroba secara sangat selektif. Hal ini penting, karena enzim tersebut juga terdapat pada sel mamalia. Efek sinergis dapat dicapai dengan perbandingan kadar yang optimal dari kedua obat. Untuk kebanyakan kuman, rasio kadar Sulfametoksazol : Trimetoprim yang optimal ialah 20:1, sifat farmakokinetik sulfonamid untuk kombinasi dengan Trimetoprim sangat penting untuk kadar yang relatif tetap dari kedua obat tersebut dalam tubuh. Trimetoprim pada umumnya 20 – 100 kali lebih poten daripada sulfametoksazol, sehingga sediaan kombinasi diformulasikan untuk mendapatkan kadar Sulfametoksazol 20 kali lebih besar daripada Trimetoprim (Putra, 2011). 2.5 Penggunaan Antibiotik Pada Anak–Anak Penggunaan antibiotik yang tidak tepat baik dalam hal indikasi, maupun cara pemberian akan merugikan penderita serta akan memudahkan terjadinya resistensi terhadap antibiotik dan dapat menimbulkan efek samping. Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah dosis obat yang tepat bagi anak – anak, cara pemberian,
13 Universitas Sumatera Utara
indikasi, kepatuhan, jangka waktu yang tepat dan dengan memperhatikan keadaan patofisiologi pasien secara tepat, diharapkan dapat memperkecil efek samping yang akan terjadi (Prest, 2003). 2.5.1 Pasien anak Masa kanak-kanak menggambarkan suatu periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Penggunaan obat pada anak- anak tidaklah sama dengan orang dewasa, sehingga hanya terdapat sejumlah kecil obat yang telah diberi ijin untuk digunakan pada anak- anak, yang memiliki bentuk sediaan yang sesuai (Prest, 2003). Agar dapat menentukan dosis obat disarankan beberapa penggolongan untuk membagi masa anak – anak. The British Paediatric Association (BPA) mengusulkan rentang waktu berikut yang didasarkan pada saat terjadinya perubahan-perubahan biologis (Prest, 2003): -
Neonatus
: Awal kelahiran sampai usia 1 bulan
-
Bayi
: 1 bulan sampai 2 tahun
-
Anak
: 2 sampai 12 tahun
-
Remaja
: 12 sampai 18 tahun.
2.5.2 Jenis Obat Menurut Permenkes No. 02.02/Menkes/068/I/2010, obat generik adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya dan obat paten adalah obat yang masih memiliki hak paten (PerMenKes RI, 2010).
14 Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Bentuk Sediaan Obat Bentuk sediaan obat adalah bentuk sediaan farmasi yang mengandung zat/bahan berkhasiat, bahan tambahan, dengan dosis serta volume dan bentuk sediaan tertentu, langsung dapat digunakan untuk terapi (Joenoes, 2001). 2.5.4 Obat bentuk sediaan cair Obat bentuk sediaan cair dapat diberikan untuk obat luar, obat suntik, obat minum dan obat tetes seperti larutan, suspensi, emulsi, sirup dan injeksi (Joenoes, 2001). 2.5.5 Obat bentuk sediaan setengah padat Obat bentuk sediaan setengah padat pada umumnya hanya digunakan sebagai obat luar, dioleskan pada kulit untuk keperluan terapi atau berfungsi sebagai pelindung kulit seperti salep, krim dan pasta (Joenoes, 2001). 2.5.6 Obat bentuk sediaan padat Obat bentuk sediaan padat merupakan sediaan dengan system unit/dose mengandung dosis tertentu dari satu atau beberapa komponen obat seperti tablet, kapsul, pulvis pulveres atau puyer dan pil (Joenoes, 2001). 2.6 Rumah Sakit Haji Medan Sejak awal tahun 1960-an sudah mulai terdengar suara-suara dari kalangan Umat di Sumatera utara, khusunya di Kotamadya Medan yang mendambakan sebuah rumah sakit yang benar-benar bernafaskan islam (Chotimah,2008). Pada tanggal 28 februari 1991 di Jakarta, President Republik Indonesia menandatangani prasasti untuk keempat Rumah Sakit Haji, yakni Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Medan. Melalui Surat Keputusan Gubernur Propinsi Sumatera Utara No. 445.05/712.k, tanggal 7 maret 1991 dibentuk Panitia
15 Universitas Sumatera Utara
Pembangunan Rumah Sakit Haji Medan dan akhirnya diletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Haji Medan oleh Bapak Menteri Agama Republik Indonesia (Bapak H. Munawir Sjadzali) dan Bapak Gubernur Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 11 Maret 1991 (Chotimah, 2008). Kemudian pada tanggal 4 juli 1992 Rumah Sakit Haji Medan diresmikan oleh Bapak Presisent Soeharto dan pada tanggal 15 Juli
1992 telah melaksanakan pelayanan kesehatan pada
masyarakat umum dan jemaah Haji Embarkasi Polonia Medan (Chotimah,2008). Fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk pasien yang imgin rawat jalan, antara lain: poliklinik syaraf, poliklinik jiwa, poliklinik paru, poliklinik gigi, poliklinik THT, poloklinik jantung, poliklinik fisioteraphi, poliklinik orthopedic, klinik VCT (Voluntary Conseling and Testing), Instalasi Gawat Darurat (IGD) (Chotimah, 2008). Fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk pasien yang ingin rawat inap, antara lain : kelas umum utama A, kelas utama B, kelas I-A, kelas I-B, kelas II, kelas III, ruang ICU, ranjang bayi (Chotimah, 2008). Pelayanan penunjang yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk para pasien, antara lain: rehabilitasi nedis, farmasi, ambulance, laundry, dapur atau kitchen, incinerator, kerohanian (Chotimah, 2008).
16 Universitas Sumatera Utara