7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Konsep Kehamilan a. Pengertian Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Prawirohardjo, 2002). Menurut
Federasi
Obstetri
Ginekologi
Internasional,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua dalam 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga dalam 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2009 p 213). Menurut Dr. Wiku Andonotopo mengatakan, secara medis kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria. Sel telur yang dibuahi akan berkembang jadi bakal embrio yang kemudian akan menjalani pembelahan sampai
7
8
menjadi embrio. Bakal janin ini lalu akan menempel di selaput lender rahim, yang terletak di rongga rahim ( Solihah, 2011, p 185). b. Tanda dan Gejala Kehamilan 1) Tanda yang tidak pasti (probable sign)/ tanda mungkin kehamilan: a) Amenorhea Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan bahwa ia hamil, meskipun keadaan stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid b) Mual dan muntah Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering dikenal morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari. Mual muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu diberi makanmakanan yang ringan, mudah dicerna dan jangan lupa menerangkan bahwa keadaan ini dalam batas normal orang hamil. Bila berlebihan dapat pula diberikan obat-obat anti muntah. c) Mastodinia Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara
disebabkan
payudara
membesar.
Vaskularisasi
9
bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh estrogen dan progesteron. d) Quickening Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu. e) Keluhan kencing Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus ke kranial. f) Konstipasi Ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat juga karena perubahan pola makan. g) Perubahan berat badan Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm. h) Perubahan temperatur basal Kenaikan temperatur basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan tanda lelah terjadinya kehamilan. i) Perubahan warna kulit
10
Pigmentasi ini disebabkan oleh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra). j) Perubahan payudara Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu. k) Tanda Piskacek’s Terjadi pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan implantasi plasenta. l) Perubahan-perubahan pada serviks (1) Tanda hegar Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mulai difleksikan. (2) Tanda Goodell’s Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih lunak. (3) Tanda Chadwick Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru-biruan. (4) Tanda Mc Donald
11
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah direfleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus. m) Terjadi pembesaran abdomen Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut. n) Kontraksi uterus Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit. o) Pemeriksaan tes biologis kehamilan Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana kemungkinan positif palsu. 2) Tanda pasti kehamilan (tanda positif) a) Denyut Jantung Janin (DJJ) Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengar lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti: bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.
12
b) Palpasi Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24. 2. Tanda Bahaya Kehamilan a. Pengertian Tanda bahaya kehamilan adalah tanda atau gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya. Ibu yang dalam kondisi bahaya perlu mendapatkan pertolongan segera di rumah sakit (Ayurai, 2009). b. Macam-Macam Tanda Bahaya Kehamilan: 1) Perdarahan pervaginam Perdarahan pervaginam dalam kehamilan jarang yang normal atau fisiologis. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan sedikit atau spotting disekitar waktu
pertama
terlambat
haidnya.
Perdarahan
ini
adalah
perdarahan implantasi dan hal tersebut normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan perdarahan ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini mungkin normal
atau
mungkin
suatu
tanda
infeksi
yang
tidak
membahayakan nyawa ibu hamil dan janinnya. Perdarahan pada masa kehamilan yang patologis dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
13
a) Perdarahan pada awal masa kehamilan Yaitu perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Perdarahan pervaginam dikatakan tidak normal bila ada tanda-tanda berikut : (1) Keluar darah merah (2) Perdarahan yang banyak (3) Perdarahan dengan nyeri Perdarahan
semacam
ini
perlu
dicurigai
terjadinya abortus, kehamilan ektopik, atau kehamilan mola (hamil anggur). b) Perdarahan pada masa kehamilan lanjut Yaitu perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum persalinan. Perdarahan tidak normal bila terdapat tanda-tanda berikut ini: (1) Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan (2) Perdarahan banyak kadang-kadang atau tidak terus menerus (3) Perdarahan disertai rasa nyeri Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio plasenta, dan ruptur uteri. Selain itu, perlu dicurigai adanya gangguan pembekuan darah. 2) Sakit kepala yang berat dan menetap yang tidak hilang.
14
Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang bersifat normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sebagai berikut : a)
Sakit kepala hebat
b) Sakit kepala menetap c)
Tidak hilang dengan istirahat Terkadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan tanda dan gejala dari preeklamsia. 3) Pandangan mata kabur Penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau terbayang, melihat bintik-bintik (spot), dan berkunang-kunang. Selain itu adanya kelainan mata merupakan tanda-tanda yang menunjukkan adanya preeklamsia berat yang mengarah pada eklamsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau di dalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah). Perubahan penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat.
15
Diagnosis nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang atau koma, dan hipertensi. 4) Bengkak pada muka dan tangan Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jaringan tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa sehingga tidak seberapa penting untuk penentuan diagnosis preeklamsia. Selain itu, kenaikan berat badan ½ kilogram setiap minggunya dalam kehamilan masih dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kilogram seminggu beberapa kali, maka perlu kewasapadaan terhadap timbulnya preeklamsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atu meninggikan kaki. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius apabila ditandai dengan tanda-tanda berikut ini : a) Jika muncul pada muka dan tangan b) Bengkak tidak hilang setelah beristirahat c) Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti : sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur, dan lain-lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau preeklamsia.
16
5) Nyeri perut hebat Nyeri
abdomen
yang
tidak
berhubungan
dengan
persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain. 6) Gerakan bayi yang berkurang Gerakan janin adalah suatu hal yang biasa terjadi pada kehamilan yaitu pada usia kehamilan 20-24 minggu. Ibu mulai merasakan gerak bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal (Vivian, 2011 p 138-139). Gerakan janin tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu umur kehamilan, transport glukosa, stimulus pada suara, kebiasaan janin, ibu yang merokok, dan penggunaan obat-obatan oleh ibu hamil. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat, serta jika ibu makan dan minum dengan baik.
17
7) Mual muntah berlebihan Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60% multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit (Prawirohardjo, 2005 p 275). Cara meringankan atau mencegah mual muntah yaitu dengan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera
18
turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak lemak sebaiknya dihindarkan (Prawirohardjo, 2002 p 278). 8) Selaput kelopak mata pucat Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan. Hal ini disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Menurut penyelidikan Hoo Swie Tjiong frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%, pseudoanemia 57,9% dan wanita hamil dengan Hb 12 g/100 ml atau lebih sebanyak 23,6%; Hb rata-rata 12,3g/ml dalam trimester I, 11,3 g/100 ml dalam trimester II, dan 10,8 g/100 ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula (Prawirohardjo, 2002 p 448-450). Cara pencegahannya adalah dengan minum tablet zat besi. Selain itu mengkonsumsi lebih banyak protein dan sayursayuran
yang
mengandung
(Prawirohardjo, 2002 p 453).
banyak
mineral
serta
vitamin
19
9) Demam Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk menurunkan suhu (Saiffudin, 2002 p 84) 10) Kejang Pada
umumnya
kejang
didahului
oleh
makin
memburuknya keadaan dan terjadinya gejala–gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia. Penanganan kejang (Saifuddin, 2002 p 34): a)
Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
b) Bebaskan jalan nafas c)
Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
d) Lakukan pengawasan ketat 11) Keluar air ketuban sebelum waktunya Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Hal ini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra
20
uterin atau kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang berasal dari vagina dan serviks. 3. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan
penginderaan
terhadap
suatu
objek
tertentu
(Notoatmodjo, 2003 p 121). Proses penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung turut memperkaya hidup kita b. Pentingnya Pengetahuan Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior ). Dari pengalaman penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo ,2007) Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
21
1) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). 2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subyek mulai timbul. 3) Evaluation(menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. 5) Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun
demikian,
dari
penelitian
selanjutnya
Rogers
menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahaptahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Sama halnya dengan perilaku ibu tentang tanda bahaya kehamilan, dimana perilaku terhadap tanda bahaya kehamilan akan lebih langgeng jika ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang tanda bahaya kehamilan tersebut. Sehingga proses kehamilan dapat berjalan normal.
22
c. Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo 2003, membagi 6 tingkat pengetahuan. Ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tabu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
23
sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysys) Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya.
Analisis
merupakan
kemampuan
untuk
mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya. 5) Sintesa (Syntesis) Adalah
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun informasi baru misalnya dapat menyusun, menggunakan, meringkaskan dan menyesuaikan suatu teori dan rumusan yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi
ini
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan krteria yang telah ada.
24
Untuk tahu tanda bahaya kehamilan maka ibu hamil harus mengenali
tanda
dan
gejalanya,
mampu
mendefinisikan,
menyebutkan contoh, membedakan/mengelompokkan, serta tahu tentang cara untuk mencegahnya. d. Cara Memperoleh Pengetahuan Cara memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1) Cara Tradisional Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain : a) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lama. b) Cara kekuasaan (otoritas) Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada kekuasaan, baik otoritas tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin, maupun otoritas ilmu pengetahuan. c) Berdasarkan pengalaman Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. d) Melalui jalan pikiran Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.
25
2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah, cara ini disebut dengan metode penelitian ilmiah atau lebih popular lagi metodologi penelitian (Notoatmodjo, 2002). e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut
Sukmadinata
(2003)
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah sebagai berikut : 1) Faktor Internal a) Jasmani Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang. b) Rohani Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi efektif serta kognitif individu. 2) Faktor Eksternal a) Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terdapat sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang akan datang dan akan berfikir
26
sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh gagasan tersebut. b) Paparan media masa(akses informasi) Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. c) Ekonomi(pendapatan) Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan yang termasuk kebutuhan sekunder. Hubungan sosial manusia adalah makluk sosial dimana didalam kehidupan beriteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. d) Hubungan sosial Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar
27
terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media. e) Pengalaman Pengalaman individu tentang berbagai hal biasa yang diperoleh
dari
tingkat
kehidupan
dalam
proses
perkembangannya,misalnya sering mengikuti kegiatan yang menddik seperti seminar. 4. Pendidikan a. Pengertian Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa. Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri: belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar bahwa perubahan tersebut di dapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Ciri yang ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha, dan didasari bukan karena kebetulan (Notoadmodjo, 2007, p. 108).
28
Pendidikan sangat berpengaruh pada pengetahuan seseorang, dalam hal ini berpengaruh terhadap pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan, dimana seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya dan mampu mengenali secara lebih dini mengenai tanda bahaya kehamilan. b. Manfaat/ fungsi Pendidikan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa, kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serat bertanggung jawab (UU No.23 tahun 2003). c. Tujuan Pendidikan Menurut Notoadmodjo (2007, p 127) tujuan pendidikan diantaranya : 1) Mengubah pengetahuan/ pengertian, pendapat, dan konsep-konsep 2) Mengubah sikap dan persepsi 3) Menanamkan tingkah laku/ kebiasaan yang baru. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pendidikan Menurut Notoadmodjo (2007, p.109) faktor-faktor yang mempengaruhi proses pendidikan, diantara lain :
29
1) Masukan (Input) Menyangkut sasaran belajar (sasaran didik). Yaitu individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya. 2) Proses (Process) Mekanisme
dan
interaksi
terjadinya
perubahan
kemampuan (perilaku) pada subjek belajar tersebut. Dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator), metode, dan teknik belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari. 3) Keluaran (OutPut) Hasil belajar itu sendiri, yaitu beberapa kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar. e. Jenjang Pendidikan Jenjang
pendidikan
adalah
tahapan
pendidikan
yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan formal menurut UU RI tentang Pendidikan No. 20 tahun 2003 diantara lain : 1) Pendidikan dasar Jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Contohnya: Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah
30
(MI),
Sekolah
Menengah
Pertama
(SMP),
dan
Madrasah
Tsanawiyah (MTs) 2) Pendidikan menengah Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar yang terdiri dari pendidikan menengah kejuruan. Contohnya: Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentu lain yang sederajat. 3) Pendidikan tinggi Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, dokter, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, Institut, Universitas Pendidikan juga dapat dikategorikan menjadi pendidikan rendah : tamat SLTP ke bawah dan pendidikan tinggi yaitu : tamat SLTA ke atas (Riskesdas, 2007).
31
B. KERANGKA TEORI
Bagan 2.1 Kerangka Teori Faktor internal :
Jasmani Rohani
Pengetahuan tanda bahaya kehamilan
Kehamilan
Faktor eksternal
Pendidikan Paparan media masa Ekonomi Hubungan social Pengalaman
Sumber : Sukmadinata (2003).
C. KERANGKA KONSEP Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Bagan 2.2 Kerangka konsep Variabel Independent
Tingkat pendidikan ibu hamil
Variabel Dependen
Tingkat pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan
32
D. HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2005). Hipotesa Alternatif (Ha) : Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan.