BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar, sedangkan hamil yaitu mengandung janin dalam rahim (Bobak, 2005). Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin, 2006). Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Sulistyawati, 2012). Menurut WHO (World Health Organisation) tahun 2010 sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang. Angka Kematian Ibu di Indonesia (AKI) masih tergolong tinggi di antara Negara-negara ASEAN (Association of South East Nations) lainnya yaitu 228/100.000 kelahiran hidup, Malaysia 160/100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160/100.000 kelahiran hidup, Filipina 112/100.000 kelahiran hidup, Brunei 33/100.000 kelahiran hidup, Singapura 6/100.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan, 2010). Pada tahun 2012 jumlah kelahiran di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) sebesar 46.104 dengan kasus lahir mati sebanyak 360 bayi. Secara nasional AKI di DIY tetap menempati salah satu yang terbaik. Tahun 2012 jumlah kematian ibu
1
2
menurun sebanyak 40 kasus sesuai dengan pelaporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga apabila dihitung menjadi AKI dilaporkan sebesar 87,3 per 100.000 kelahiran hidup. Target MDG’s (Millenium Development Goals) di tahun 2015 untuk AKI nasional adalah 102/100.000 kelahiran hidup, dan untuk DIY relatif sudah mendekati target, namun masih memerlukan upaya yang keras dan konsisten dari semua pihak yang terlibat. Hasil Survai Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) di DIY mempunyai angka yang relatif lebih tinggi, yaitu sebesar 25/1.000 kelahiran hidup. Target MDG’s sebesar 23/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013). Angka kematian ibu di Kabupaten Bantul pada tahun 2013 mengalami kenaikan dibanding pada tahun 2012. Pada Tahun 2013 sebesar 96,83/100.000 kelahiran hidup yaitu sejumlah 13 kasus, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 52,2/100.000. Target AKI tahun 2013 adalah 100/100.000 kelahiran hidup. Akan tetapi, cakupan pemeriksaan ibu hamil K1 pada tahun 2013 dilaporkan mencapai 100% sehingga mencapai target K1 95% dan cakupan pemeriksaan ibu hamil K4 tahun 2013 juga melebihi target yaitu 95,01%
(Profil Kesehatan Kabupaten
Bantul, 2014). Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah seluruhnya mencapai 506,9 Km2 dan merupakan 15,91% dari seluruh luas wilayah Propinsi DIY. Kabupaten Bantul terletak di bagian Selatan Wilayah Propinsi DIY, yaitu antara 070 44’04”–080 00’ 27” LS dan 1100 12’ 34”–1100 31’ 08” BT. Kabupaten Bantul
3
beriklim tropis, yang mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan, dengan temperatur rata-rata 220C–60C (Profil Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014). Selama masa kehamilan ibu hamil mengalami perubahan fisik dan psikologis
yang
dapat
menimbulkan
ketidaknyamanan
sehingga
perlu
penyesuaian. Proses penyesuaian diri terhadap keadaan baru ini seringkali menimbulkan
kecemasan
(Aprianawati
&
Sulistyorini,
2007).
Menurut
Mayangsari (2011), perubahan secara fisik pada ibu hamil seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang semakin membesar. Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil antara lain rasa cemas mengenai kelahiran, konsentrasi mengenai perubahan hubungan dengan pasangan dan teman, serta rasa cemas mengenai masalah keuangan. Pada saat yang sama, akan merasakan kegelisahan mengenai kelahiran bayi dan permulaan dari fase baru dalam hidup calon ibu. Beberapa keluhan atau ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil trimester I adalah ketidaknyamanan payudara, rasa lemah dan mudah lelah, mual dan muntah, pengeluaran air ludah berlebihan (Ptyalism); pada trimester II adalah hidung tersumbat, mimisan (Epitaksis), uluh ati terasa panas, perubahan kulit, insomnia; dan pada trimester III adalah sakit bagian tubuh belakang (nyeri punggung), sesak nafas, varices, nyeri perut, kram pada kaki, bengkak, keringat meningkat, sakit kepala, konstipasi atau sembelit, sering kencing, keputihan, pusing (ulfa,2009; Muliawati, 2012).
Apabila keluhan-keluhan tersebut tidak
segera ditangani maka akan terjadi perdarahan hebat, kurang gizi, kehilangan
4
berat badan, depresi, anemia, terganggu aktivitas sehari-hari, pengeluaran cairan yang berlebih (Hidayati, 2009). Berdasarkan literatur review yang peneliti lakukan di Kabupaten Bantul belum ada data mengenai kasus ketidaknyamanan fisik dan psikologis yang dirasakan oleh ibu hamil khususnya pada trimester I. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui ketidaknyamanan fisik dan psikologis yang dirasakan oleh ibu hamil trimester I di Puskesmas Imogiri I. Peneliti melakukan wawancara kepada 10 orang ibu hamil trimester I yang sedang melakukan kunjungan antenatal care dan didapatkan hasil 10 orang mengalami mual dan muntah, 6 orang mengalami pusing, dan 10 orang mengalami kurang nafsu makan dan biasanya diatasi dengan cara periksa ke bidan ataupun puskesmas sehingga mendapatkan obat, seperti obat anti mual dan obat pusing. Setelah itu, ketidaknyamanan psikologis yang dialami dari 10 orang ibu hamil trimester I yaitu gangguan tidur, 5 orang mengalami cemas, bahkan sampai ke depresi. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara berkonsultasi ke poli jiwa. Ketidaknyamanan fisik dan psikologis tersebut dapat mengganggu aktivitas ibu hamil sehari-hari. Hingga saat ini penelitian mengenai ketidaknyamanan fisik dan psikologis yang dialami oleh ibu hamil trimester I juga masih sangat terbatas. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait ketidaknyamanan fisik dan psikologis yang dialami oleh ibu hamil trimester I.
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana gambaran ketidaknyamanan fisik dan psikologis pada ibu hamil trimester I?”
C. Tujuan 1.
Tujuan Umum Mengetahui macam-macam ketidaknyamanan fisik dan psikologis pada ibu
hamil trimester I di Puskesmas Kabupaten Bantul. 2.
Tujuan Khusus Mengetahui prevalensi ketidaknyamanan fisik dan psikologis pada ibu hamil
trimester I di Puskesmas Kabupaten Bantul dan mengetahui pengalaman ibu hamil dalam mengatasi ketidaknyamanan tersebut.
D. Manfaat 1.
Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan terutama untuk masalah
ketidaknyamanan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil trimester I. 2.
Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masalah masalah
ketidaknyamanan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil trimester I.
6
3.
Bagi Institusi a.
Puskesmas Hasil penelitian ini dapat membantu tenaga medis dalam mendeteksi dini
masalah-masalah yang sering dialami oleh ibu hamil dan dapat memberikan pelayanan yang optimal. b.
PSIK FK UGM Yogyakarta Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan untuk dosen dan
mahasiswa, sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik.
E. Keaslian Penelitian 1.
Kurniawati, D, Masruroh (2012) yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Ketidaknyamanan Kehamilan dengan Sikap dalam Mengatasi Ketidaknyamanan Kehamilan di Puskesmas Tulis 1 Kec. Tulis Kab. Batang. Penelitian ini menggunakan metode korelasi, sedangkan pendekatan yang dilakukan dengan rancangan cross sectional. Responden yang digunakan adalah ibu hamil di Puskesmas Tulis 1 Kec, Tulis. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p value 0,014 yang berarti Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan secara signifikan (bermakna) antara tingkat pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang ketidaknyamanan kehamilan di Puskesmas Tulis I. Penelitian yang dilakukan sama-sama menggunakan pendekatan cross sectional, yang diteliti gambaran ketidaknyamanan fisiologis dan psikologis ibu hamil trimester 1 dan
7
prevalensi ketidaknyamanan kehamilan pada trimester I tetapi tidak di hubungkan dengan tingkat pengetahuann. 2.
Izzah, N, Rusmariana, A, Retnawati, T (2005) yang berjudul Pengaruh Kecemasan Ibu Hamil Trimester 1 Terhadap Munculnya Gangguan Morning Sickness di Wilayah Kerja Puskesmas Kusuma Bangsa Kota Pekalongan. Desain yang digunakan dalam penenlitian ini menggunakan metode deskripstif analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan tidak ada pengaruh yang bermakna antara kecemasan dengan gangguan Morning Sickness dengan P>a (0,5-0,1). Namun ada kecenderungan ibu hamil trimester I yang cemas berpeluang 3,2 kali mempengaruhi ibu hamil untuk mengalami Morning Sickness dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak cemas. Penelitian yang dilakukan sama-sama menggunakan pendekatan cross sectional, yang berjudul gambaran ketidaknyamanan fisiologis dan psikologis ibu hamil trimester 1 dan prevalensi ketidaknyamanan kehamilan trimester I.
3.
Zaerotun, S (2012) yang berjudul Hubungan Karakteristik, Paritas dan Pengetahuan dengan Upaya Mengatasi Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I dengan Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan pengetahuan dengan upaya mengatasi mual muntah ibu hamil trimester I di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Grobogan.
Penelitian yang
8
dilakukan sama-sama menggunakan pendekatan cross sectional, tetapi tidak meneliti tentang hubungan. Peneliti melakukan penelititian mengenai gambaran ketidaknyamanan fisik dan psikologis pada ibu hamil trimester I.