BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kohesivitas Kelompok Kita mungkin pernah mendengar kelompok yang bersatu atau memiliki espirit de corps yang tinggi. Kekompakan definisikan sebagai tingkat sejauh mana anggota kelompok bersedia bekerja sama. Kelompok mempunyai rasa kebersamaan. Kohesi kelompok timbul dari sikap, nilai, dan pola perilaku; para anggota yang sangat tertarik kepada anggota lain. Sikap, nilai, dan perilaku lebih cenderung disebut kohesif. Kohesi adalah perekat yang membuat sebuah kelompok utuh. Kita mungkin telah mengerti tentang perilaku anggota yang kohesif, walaupun mungkin sulit untuk mengukur tingkat kepaduannya.1 Suatu kelompok yang kohesif, dimana anggotanya saling memiliki “team spirit” dan telah berkomitmen untuk tetap berada dan membuat suatu kegiatan apapun demi kebaikan dan keeksisan kelompok. Kohesivitas tidak akan terbentuk jika tidak ada komunikasi-komunikasi antar anggota yang berlangsung di dalam kelompok. Sehingga, seiring berjalannya waktu, kelompok akan membentuk suatu kekompakan dan loyalitas.
Richard West and Lynn Turner, 2014, Introducing Communication Theory, Fifth Edition, McGraw-Hill Education, Singapore. Hal 255 1
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Kohesivitas termasuk dalam kategori faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok. Dimana anggota-anggota kelompok saling bekerja sama untuk mencapai dua tujuan, yaitu:2 1. Melaksanakan tugas kelompok 2. Memelihara moral anggota-anggotanya Kohesivitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok. Pengertian dari kohesivitas kelompok adalah upaya anggota kelompok untuk tetap saling berinteraksi antar anggota dan menjaga keutuhan anggota kelompok. Hal tersebut bisa berupa topik percakapan yang dibahas di dalam kelompok atau membuat suatu acara untuk kegiatan bersama di dalam kelompok. Sehingga akan menimbulkan rasa untuk saling berbagi kepada anggota kelompok, dan saling peduli serta rasa solidaritas. Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan interpersonal yang akrab, kesetiakawanan, dan perasaan “kita” yang mendalam. Kohesi kelompok merupakan kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok.3 Kohesi kelompok berhubungan dengan kepuasan. Semakin kohesif sebuah kelompok, maka anggota-anggota di dalamnya akan semakin tertarik untuk tetap berada di dalam kelompok tersebut. Kohesi diukur dari (1) ketertarikan anggota
2 3
Jalaludin Rakhmat, 2009, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal 71 Riswandi, 2009, Ilmu Komunikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, Hal. 126
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
secara interpersonal pada satu sama lain, (2) ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok, (3) sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya.4 Menurut Bestinghaus, ada beberapa implikasi komunikasi dalam kelompok kohesif, sebagai berikut:5 1. Komunikator dengan mudah berhasil memperoleh dukungan ke kelompok jika gagasannya sesuai dengan mayoritas anggota kelompok. 2. Pada umumnya kelompok yang lebih kohesif lebih mungkin dipengaruhi persuasi. Ada tekanan ke arah uniformitas dalam pendapat, keyakinan, dan tindakan. 3. Komunikasi dengan kelompok yang kohesif harus memperhitungkan distribusi komunikasi di antara anggota-anggota kelompok. 4. Dalam situasi pesan tampak sebagai ancaman kepada kelompok, kelompok yang lebih kohesif akan cenderung menolak pesan. 5. Sebagai konsekuensi dari 4 poin di atas, maka komunikator dapat meningkatkan kohesi kelompok agar kelompok mampu menolak pesan yang bertetangan.
4 5
Jalaludin Rakhmat, op.cit., Hal 164 Riswandi, op.cit., Hal 127
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2.2. Komunikasi Kelompok Pada dasarnya, hidup di dunia pasti berkomunikasi di dalam suatu kelompok. Tak lain, maksud dan tujuan kita berkomunikasi di dalam kelompok pasti karena membutuhakan informasi dan bersosialisasi. Di dalam kelas dalam proses perkuliahan pun dalam berkomunikasi dengan sesama teman sekelas yang lain juga pasti ada komunikasi kelompok. Begitu juga di dalam pekerjaan, saat bekerja sebagai tim, dan juga dalam bersosialisasi dengan tetangga atau lingkungan membutuhkan komunikasi kelompok untuk saling berinteraksi. Disebut kelompok, apabila di dalam anggota tersebut memiliki ikatan yang sama yang mempersatukan mereka, bukan hanya sekeremunan orang-orang yang berkumpul menjadi satu. Dan di dalam kelompok tersebut memiliki tujuan dan organisasi baik formal maupun nonformal. Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok biasanya terdiri dari 3 orang atau lebih secara tatap muka ataupun online, dimana anggotanya saling berinteraksi satu sama lain sesuai maksud dan tujuan dari terbentuknya kelompok tersebut. Sifat dalam komunikasi kelompok umumnya bebas dan cenderung spontan,
masing-masing
anggota
dapat
menyampaikan
informasi
dan
pendapatnya, dan memegang peranan apa saja. A. Berikut klarifikasi kelompok yang telah dikembangkan oleh para ahli psikolog dan dikaitkan dengan penelitian di dalam Komunikasi Kelompok Komunitas Jalur Serpong:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
1. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder6 Kelompok primer memiliki arti terikat secara emosional dan lebih akrab pada anggota kelompok, seperti hubungan dengan keluarga, kawan-kawan sepermainan, dan tetangga di sekitar lingkungan kita. Dalam hal ini, Charles Horton Cooley menyebutnya sebagai kelompok primer. Kualitas dalam kelompok ini bersifat dalam dan meluas. Dalam artinya, menembus kepribadian kita yang tersembunyi, dan meluas artinya cara ini bisa dilakukan dengan komunikasi verbal maupun non verbal. Kelompok sekunder kebalikan dari kelompok primer. Hubungan dengan para anggota kelompok tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Seperti, organisasi massa, fakultas, serikat buruh dan sebagainya. Kualitas dalam kelompok ini bersifat dangkal, yaitu hanya menembus bagian luar dari kepribadian kita. Komunikasi ini biasanya lebih umum menggunakan komunikasi verbal, dan jarang secara non verbal. Di dalam komunitas Jalur Serpong, karakteristik dalam kelompok ini termasuk dalam kelompok sekunder. Karena di dalam komunitas ini terdiri dari pengguna KRL yang hubungan antara anggotanya bersifat tidak akrab karena belum mengenal secara pribadi dan tidak ada keterikatan secara mendalam seperti halnya kelompok primer. Namun, seiring berjalannya waktu. Dengan dasar kebersamaan antar anggota, perlahan-lahan keterikatan antar anggota sama halnya dengan kelompok primer.
6
Jalaludin Rakhmat, op.cit., Hal. 141
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2. Kelompok ingroup dan outgroup.7 Ingroup adalah kelompok kita, dan outgrup adalah kelompok mereka. Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder. Keluarga kita adalah ingroup yang kelompok primer. Fakultas kita adalah ingroup yang kelompok sekunder.
Perasaan
ingroup
diungkapkan
dengan
kesetiaan,
solidaritas,
kesenangan, dan kerja sama. Untuk membedakan ingroup dan outgroup, kita harus membuat batas (boundaries), yang menentukan siapa masuk orang dalam, dan siapa orang luar. Terbentuknya komunitas Jalur Serpong, merupakan ingroup yang sekunder. Karena di dalam komunikasinya, terdapat solidaritas, kesenangan, kerja sama dengan para anggota kelompok. 3. Kelompok keanggotaan- kelompok rujukan.8 Bila Cooley membedakan kelompok primer dan sekunder, dan Summer membagi kelompok menjadi ingroup dan outgroup, maka Theodore Newcomb, melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan merupakan kelompok yang pada dasarnya sudah terdaftar dan telah menjadi anggota di dalam kelompok tersebut. Definisi kelompok rujukan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat ukur standard untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Jika Anda menggunakan kelompok itu sebagai teladan bagaimana seharusnya bersikap, kelompok itu menjadi kelompok rujukan positif. Dan jika Anda
7 8
Ibid, Hal. 144 Ibid, Hal. 145
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
menggunakannya sebagai teladan bagaimana seharusnya tidak bersikap, kelompok itu menjadi kelompok rujukan negatif. Dan di dalam kelompok rujukan ini, berfungsi sebagai Fungsi Komparatif, Fungsi Normatif, dan Fungsi Perspektif. Sebagai contoh, kita masuk kedalam suatu kelompok yang sifatnya umum seperti komunitas Jalur Serpong ini. Di dalamnya terdapat Fungsi Komparatif, karena di dalam komunitas ini terdapat orang-orang yang lebih paham dan berpengalaman tentang KRL. Dan apabila ada debat yang sedang berlangsung, saya harus bersikap untuk lebih rendah hati dalam menerima informasi-informasi tersebut. Lalu, Fungsi Normatif, di dalam kelompok ini mengajarkan cara bersikap dengan orang-orang yang lebih tua maupun yang lebih muda. Dan cara menghargai orang-orang yang berpendapat dan memberikan saran. Serta, Fungsi Perspektif, dimana kelompok komunitas Jalur Serpong, bukanlah satu-satunya kelompok untuk saling berbagi info KRL. 4. Kelompok deskriptif dan Kelompok Preskiptif9 John F. Cragan dan David W. Wright membagi kelompok pada dua kategori: desktiptif dan preskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Kategori preskriptif mengklasifikan kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya. Kelompok Komunitas Jalur Serpong termasuk ke dalam kelompok deskriptif karena proses pembentukannya yang terjadi secara alamiah.
9
Ibid, Hal 147
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
B. Pengaruh Kelompok Pada Perilaku Komunikasi Perubahan perilaku individu terjadi karena – apa yang lazim disebut dalam psikologi sosial sebagai pengaruh sosial (social influence). Tiga macam pengaruh kelompok adalah : Konformitas, Fasilitasi Sosial, dan Polarisasi.10 1. Konformitas Menurut Kiesler dan Kiesler, konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok – yang real atau yang dibayangkan. Penelitan tentang konformitas dalam contoh di dalam komunikasi kelompok Komunitas Jalur Serpong. Ketika, mereka dimintai pendapat tentang permasalahan KRL yang paling kompleks di Jalur Serpong, ketika mayoritas anggota kelompok mengatakan permasalahan yang paling banyak terjadi adalah adanya “Kereta Jarak Jauh yang mengganggu jadwal”, maka, hampir rata-rata pendapat yang lainnya pun serupa. Hal ini bisa dikatakan, bahwa pendapat mayoritas dapat membuat orang lain menjadi terpengaruh untuk berfikir demikian. Sehingga ketika yang lain akan berpendapat hal yang berbeda, akan menekankan perasaan mereka apakah pendapat tersebut benar atau tidak. Konformitas tidak selalu jelek, juga tidak selalu baik. Untuk nilai-nilai sosial yang dipegang teguh oleh sistem sosial, konformitas diperlukan. Untuk kebersihan moral, kita memerlukan konformitas. Tetapi untuk
10
Marhaeni Fajar, 2009, Ilmu Komunikasi : Teori & Praktik, Graha Ilmu Yogyakarta, Hal 70
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
perkembangan pemikiran, untuk menghasilkna hal-hal yang baru dan kreatif, konformitas merugikan (Hollander, 1975). 2. Fasilitasi Sosial Fasilitasi (dari kata rancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Jika kita berpendapat di dalam suatu kelompok, apalagi kelompok yang sifatnya kelompok maya, maka komunikasi yang terjadi adalah komunikasi verbal. Fasilitasi sosial ini dapat menjadi contoh ketika kita akan menyampaikan pendapat, harus berfikir dan menulis hal – hal yang sekiranya dapat memberikan energi yang positif kepada anggota yang lain, karena apa yang kita tulis dilihat banyak orang dan dapat menunjukkan siapa diri kita dari cara berbicara, walaupun melalui komunikasi verbal. 3. Polarisasi Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Diskusi yang terjadi di dalam komunitas Jalur Serpong biasanya tidak selalu hal yang berkaitan dengan kereta. Ada beberapa hal lain yang menjadi topik untuk didiskusikan. Beberapa orang yang ahli di bidangnya, biasanya akan menyampaikan suatu pendapat yang mendukung tindakan tersebut, sehingga anggota yang lain akan menyetujui hal yang sama dengan orang yang ahli tadi. Jika terjadi di antara beberapa anggota lainnya yang menentang, maka akan terjadi debat untuk saling membela atau menyangkal pendapat yang lain. 2.3. Komunitas Komunitas merujuk pada istilah ‘community’ yang berarti semua orang yang hidup di suatu tempat, atau sekelompok orang dengan kepentingan atau ketertarikan yang sama. Definisi tersebut menghasilkan tiga rumusan komunitas. Pertama, komunitas yang terbentuk berdasarkan batasan wilayah geografis, kedua rumusan bahwa komunitas terbentuk berdasarkan kesamaan identitas, dan ketiga komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan minat, kepedulian, dan kepentingan.11 Gagasan tentang komunitas telah lama memiliki posisi yang penting dalam teori sosial, khususnya sebagai alat untuk menilai dampak perubahan sosial dan sebagai penetral gagasan mengenai massa. Pada pemikiran yang lebih awal, komunitas merujuk pada sekelompok orang yang berbagi tempat (atau ruang yang terbatas), sebuah identitas serta norma-norma, nlai-nilai, praktik budaya tertentu,
11
Eni Maryani, 2011, Media dan Perubahan Sosial, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal 24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
dan biasanya cukup kecil untuk saling mengenal atau berinteraksi. Komunitas jenis ini biasanya menunjukkan beberapa sifat pembedaan berdasarkan status dan para anggotanya, dan dengan hal tersebut menunjukkan hierarki dan bentuk organisasi yang formal. 12 Carol Anne Ogdin menunjukkan beberapa alasan yang menyebabkan komunitas berbeda dari kumpulan manusia lain seperti kerumunan atau kelompok manusia. Ada 5 faktor yang disebut Ogdin yang bisa membedakan komunitas dari kelompok-kelompok individu lain yaitu:13 1. Pembatasan dan ekslusivitas yang berdasarkan hal ini bisa dirumuskan siapa yang menjadi anggota dan bukan anggota komunitas tersebut. 2. Tujuan yang merupakan landasan keberadaan komunitas. 3. Aturan yang memberi pembatasan terhadap perilaku anggota komunitas, termasuk ancaman disingkirkan untuk yang berperilaku melanggar aturan itu. 4. Komitmen terhadap kesejahteraan orang lain, sehingga ada kepedulian terhadap orang lain yang berada dalam komunitas yang sama, atau setidaknya ada tanggung jawab bagi individu terhadap komunitas secara keseluruhan. 5. Kemandirian yakni memiliki kebebasan sendiri untuk menentukan apa yang dilakukan dan cara memasuki komunitas.
Denis McQuail, 2011, Teori Komunikasi Massa Mc Quail, Salemba Humanika, Jakarta. Hal 162 Yosal Iriantara, 2010, Community Relations; Konsep dan Aplikasinya, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Hal. 24 12 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2.3.1. Kelompok Sosial Maya Pada tingkat komunitas, cyberspace diamsusikan dapat menciptakan satu model komunitas demokratik terbuka yang disebut oleh Reingold sebagai komunitas imajiner (imaginary community) dalam komunitas konvensional, anggota masyarakat memiliki kebersamaan sosial (social sharing) dan solidaritas sosial (social solidarity) menyangkut sebuah tempat (kampung, desa, atau kota) yang di dalamnya berlangsung interaksi sosial secara tatap muka (face to face). Dalam komunitas virtual dipelukan imajinasi kolektif tentang tempat (place) tersebut, yang tidak ada dalam sebuah ruang nyata (real space), melainkan sebuah tempat imajiner (imaginary place) yang berada dalam ruang bit-bit komputer. Komunitas virtual yang tebentuk dalam cyberspace, bentuk, struktur, dan sistemnya tidak sama dengan komunitas konvensional dunia maya.14 Proses interaksi sosial di dunia maya dibangun dalam kehidupan kelompok (jaringan) internet dengan sesama anggota masyarakat maya. Lahirnya kelompok sosial maya berawal dari adanya sosial media dan sejenisnya. Orangorang yang memiliki akun-akun di dunia maya, seperti email, website, google mail, facebook, twitter, blog, dan sebagainya, bergabung membentuk sebuah forum atau kelompok. Dimana isi perbincangan dan percakapan di dalam forum atau kelompok tersebut ada maksud dan tujuan tertentu. Mereka berinteraksi satu sama lain dengan orang-orang yang baru dikenal di dunia maya atau dengan teman-teman di dunia nyata yang bergabung dalam dunia maya.
Haris Sumadiria, 2014, Sosiologi Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Hal. 248 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Pada dasarnya, ada dua model keanggotaan kelompok sosial maya, yaitu kelompok intra dan kelompok inter. (1)Kelompok intra adalah keanggotaan seseorang dalam unit-unit kelompok intra yang berpusat pada server tertentu. Sifatnya menyerupai serumpun anggota dalam suatu institusi tertentu. Kelompok intra ini biasanya disebut dengan intranet. (2)Kelompok inter yang lazim disebut internet, berhubungan dan berkoneksi dengan sistem sosial yang sama di tempat lain. Sambungan server to server melalui sistem internet dengan menggunakan teknologi satelit itulah yang disebut dengan internet. 15 Kelompok inter ini, merupakan contoh dari adanya komunitas Jalur Serpong. Mereka berada di tempat yang berbeda, namun berkoneksi dengan sistem sosial yang sama, yaitu dengan bantuan internet dan aplikasi chatting untuk saling berkomunikasi. Dengan adanya internet, kita seolah-olah dapat melihat adanya masyarakat dalam dunia maya tanpa terbatas waktu, jarak dan tempat. Masyarakat maya adalah revolusi terhadap sebuah perubahan mayarakat nyata. Bahwa manusia tak pernah puas hidup dalam dunia yang terbatas dan dalam ruang yang sempit. Sifat membebaskan diri yang ada pada manusia terbukti dari gagasannya menciptakan bagian kehidupan baru untuk manusia, yaitu masyarakat maya. 16 Di zaman sekarang, membuat suatu kelompok sosial merupakan hal yang mudah. Bahkan sebuah kelompok-kelompok sosial pun telah banyak dibentuk
Haris Sumadiria, 2014, Sosiologi Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Hal. 240 16 Ibid, hal. 242 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
dengan bantuan internet dan platform-platform sosial media dan aplikasi chatting online, dan membuat percakapan pun bisa lebih intens dilakukan. Kelompok sosial maya sama halnya dengan kelompok sosial yang ada di dunia nyata. Membentuk sebuah organisasi, baik itu formal maupun non formal dengan maksud dan tujuan yang positif. Komunitas maya memiliki kehidupan kelompok yang rumit. Umumnya kelompok sosial ini dibangun berdasarkan hubungan sekunder, sehingga pengelompokan mereka didasarkan hubungan sekunder, sehingga pengelompokan mereka didasarkan pada kegemaran dan kebutuhan anggota masyarakat terhadap kelompok tersebut.17 Seperti halnya dalam penelitian ini, komunitas Jalur Serpong juga terbentuk dari kebutuhan sekunder, dimana kebutuhan informasi tentang KRL sebagai pilihan dalam ber-transportasi. Dan karena pengguna KRL tidaklah sedikit, sehingga pengelompokkan anggota dalam komunitas ini mudah untuk dibentuk dalam suatu komunitas. Walaupun komunitas ini dibentuk dan sering berinteraksi dalam bantuan internet, yang disebut dengan komunitas maya. Namun, dalam kegiatannya, komunitas ini pada dasarnya memiliki kegiatan yang sama dengan komunitas nyata, seperti Bakti Sosial, Gathering, dan sebagainya.
17
Ibid, Hal 240
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2.4. Media Baru Everett M. Rogers dalam Communication Technology : The New Media in Society (1986:25), mengatakan bahwa dalam hubungan dengan komunikasi dalam masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu era tulis, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir media komunikasi interaktif dikenal antara lain dengan media komputer, videotext, teletext, teleconfering, televisi kabel. Sayling Wen dalam Future of the Media (2002: 17-80), melihat media dalam konteks yang lebih luas, tidak saja melihat media dalam konsep komunikasi antarpribadi, tetapi juga melihat media sebagai medium penyimpanan sekaligus pula medium informasi. 18 Saat ini, era komunikasi telah masuk ke dalam era media komunikasi interaktif, tentu saja dengan lahirnya internet dan jaringan-jaringan yang menyediakan berbagai macam sosial media. Saat ini, hampir semua orang memiliki berbagai macam sosial media, tujuannya hanya satu; agar mudah berkomunikasi dengan teman-teman yang lain hanya tanpa terbatas waktu dan jarak. Serta, teknologi pendukung lainnya, seperti handphone, komputer, radio. Bayangkan, jika dalam satu hari kita tidak menggunakan teknologi tersebut. Dengan adanya handphone dan komputer, kita bisa mengakses sosial media hanya dengan mudah. Dan dengan hadirnya radio, kita bisa mendengar banyak informasi dari berbagai macam stasiun radio lainnya hanya dengan menggunakan bantuan teknologi handphone, dan bisa mendengarnya dengan mudah dimana saja.
18
Ibid, Hal. 236
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang teknologi informasi juga memicu perubahan besar dalam teknologi digitalisasi di mana semua konten media baik cetak dan elektronik dapat digabungkan dan didistribusikan. Fles mengemukakan bahwa media digital merupakan:
19
“Digital media are forms of
media content that combine and integrated data, text, sound, and images of all kinds; are stores in digital formats; and are increasingly distributed through networ`k such as based upon broad-band fibre-optic cables, sattelites, and microwaves transmision systems”. Media digital adalah bentuk dari konten media yang menggabungkan dan menginterasikan data, teks, suara, dan berbagai gambar yang tersimpan dalam format digital dan didistribusikan melalui suatu jaringan seperti kabel serat optik, satelit dan sistem transmisi gelombang rendah. Secara garis besar bahwa perubahan media lama ke media baru mempengaruhi cara kita dalam berinteraksi dan berkomunikasi menggunakan media. Dennis Mc. Quail memberikan lima konsep antara media baru dengan media lama, antara lain: 20
1) Derajat interaktivitas, di mana interaksi dalam new media lebih fleksibel dan lebih tinggi dibanding media konvensional. 2) Derajat social presence (keberadaan sosial) di mana media massa bersifat lebih personal, mengurangi ambiguitas. Media baru memungkinkan audience untuk bisa berhubungan secara personal dengan media melalui kontak langsung.
19 20
Apriadi Tamburaka,2013, Literasi Media. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal 72 Ibid. Hal 74
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
3) Derajat otonomi, di mana penggunaan media memiliki kemampuan untuk mengontrol isi dan penggunaan medianya sendiri dan menjadi sumber independen. Pengguna media bisa memiliki media sendiri dan diolah sendiri. 4) Derajat playfullness, kemampuan media menyediakan hiburan bagi para user. 5) Derajat privasi yang berhubungan dengan tepi isi yang dimiliki para pengguna media.
2.5. Teori 5C (Communication, Collaboration, Community, Creativity dan Convergence) Yang disebut teknologi media sosial atau sering disebut sebagai Web 2.0, meliputi berbagai teknologi komunikasi yang berhubungan dengan web seperti blog, wiki, jaringan sosial online, dunia maya dan bentuk media sosial lainnya. Banyak orang yang telah mengatakan bahwa karakter unik dari teknologi sosial media, menyebabkan fitur yang ada tampak berbeda, namun pada dasarnya menggunakan teknologi yang sama. Karakteristik media sosial ini dapat diringkas dengan 5C (Friedman dan Friedman 2008): Communication, Collaboration, Community, Creativity dan Convergence (komunikasi, kolaborasi, komunitas, kreativitas, dan konvergensi).21
Linda Weiser Friedman. 2014. Using Media Technologies to Enchance OnlineLearning. https://scholar.google.com/citations?user=LUgrnWMAAAAJ, diakses Senin, 20 Mei 2016, 10:23 WIB 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
a. Komunikasi (communication): Pada umumnya, teknologi media sosial berhubungan dengan komunikasi antara dan di antara manusia. Komunikasi ini mungkin luas atau multi-arah, kolaboratif, jaringan, atau viral. Blog dapat dilihat sebagai alternatif untuk penerbitan, tetapi blog juga dapat menjadi alternatif untuk halaman web pribadi bagi blogger. Blogger tidak hanya terlibat dalam postingan satu arah. Situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter memungkinkan komunikasi antar kelompok besar dan kecil. Kecepatan komunikasi di platform Web 2.0 dibuktikan melalui kecepatan video yang viral. b. Kolaborasi (Collaboration): Teknologi media baru memungkinkan berkolaborasi melalui Internet. Blog pada
umumnya
memiliki
keterikatan
yang
terbatas,
meskipun
blog
memungkinkan untuk dibagi di antara kumpulan blogger dan terkadang sebuah blog dapat digunakan untuk kerja kelompok. Wiki adalah alat kolaborasi saat ini. Secara luas, wiki untuk personal dapat dipakai untuk bekerjasama dengan kelompok atau perusahaan besar. Beberapa penulis telah meringkas bagaimana wiki digunakan (Tapscott dan Williams 2006; Sunstein 2006), baik di tempat kerja maupun di segi kehidupan lain. Media sosial juga mendorong kolaborasi melalui komunikasi virtual yang bisa di bilang seperti kehidupan kedua. c. Komunitas (Community) Sosial media seperti Facebook, Twitter, Secondlife, Webkinz, Del.icio.us, dan bentuk media sosial lainnya berfungsi untuk membuat dunia menjadi tempat yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
lebih kecil. Kelompok yang terdiri dari berbagai macam background mampu untuk berinteraksi setiap saat, tetap berinteraksi, dan memenuhi berbagai target, lewat teknologi-teknologi ini. Teknologi media sosial memacu masyarakat menjadi lebih demokratis dan inklusif. Johson (2007) mengatakan teknologi saat ini sungguh besar dampaknya dalam menciptakan suatu tempat komunikasi yang baru. Sekarang ini banyak dari basis teknologi web tidak mempunyai peangkat sosial media contohnya eBay, YouTube, dan HowStuffWorks. Teknologi yang ada bisa dipakai sebagai dasar dalam membangun atau membuat kelompok belajar (Andrus 20015) d. Kreativitas (Creativity) Apakah digitalisasi sederhana mengubah media lama ke media baru? Apakah media digital berbeda dengan media non-digital (analog)? Untuk satu hal, digitalisasi membuat pengeditan menjadi sangat mudah. Oleh karena itu, ini juga membantu mempromosikan kreativitas, semenjak kita tidak dibebani oleh keterbatasan atas apa yang kita kerjakan. Dengan digitalisasi dan perangkat lunak yang tepat, kemampuan editing hanya dibatasi oleh kapasitas kita dalam berpikir. Saat ini, konsumen dari media digital tidak hanya membaca, mendengar, melihat, dan memutarkannya. Mereka juga mengedit, dan memodifikasi. Teknologi sosial media memungkinkan pengguna menghasilkan konten, dan pengguna yang aktif adalah orang yang membuat, mengedit, memposting dan berkontribusi pada konten.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
e. Konvergensi (Convergence) Beberapa dekade yang lalu, telah menjadi saksi bahwa konvergensi teknologi lebih fantastik dibandingkan fiksi. Hal ini terutama disebabkan oleh digitalisasi yang luas dan juga internet, dimana hal tersebut dapat dilihat sebagai digitalisasi dan telepon. Beberapa hasil dalam trend ini adalah: perusahaan yang memproduksi printer sekarang berbisnis kamera; panggilan telepon jarak jauh kini menggunakan koneksi internet broadband; foto dapat dikirim melalui email dengan menggunakan telepon seluler; beberapa perusahaan bersaing dalam pembuatan video berbayar; produsen komputer sekarang berada di bisnis musik; dan masih banyak lagi. Adaptasi adalah kunci untuk kelangsungan hidup di era Internet. Ada berbagai bentuk konvergensi dalam fenomena media sosial. Konvergensi dari teknologi, baik perangkat keras dan perangkat lunak, contohnya, teknologi komputer dan hiburan memproduksi teknologi seperti Tivo dan Industri hiburan. Kita telah melihat sebuah konvegensi media disebabkan oleh teknologi, misalnya sebuah surat kabar harus memiliki kehadiran berita online dan mungkin sebuah blog berita. Konvergensi konsumsi, terlihat pada konsumen terutama mahasiswa yang mungkin menggunakan beberapa media secara bersamaan, misalnya komputer, internet, musik, koran, telepon, kamera, dan lain-lain, dan konsumen yang memproduksi digital mash-up menggunakan beberapa bentuk media. Hynes (2003) mengatakan: apakah konvergensi teknologi dapat mengendalikan customer atau sebaliknya? Akhirnya, salah satu keunggulan dari media sosial adalah konvergensi peran. Sekarang ini batas antara pengguna,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
pendistribusi, pembeli dan sebagainya hampir tidak ada, karena satu orang bisa menjalani berbagai macam peran. 2.6. Internet Internet saat ini telah menjadi kebutuhan bagi manusia, tentu saja perusahaan yang menggunakan media digital sebagai media perusahaan, membutuhkan akses internet sebagai jantung kehidupan. Internet bagai sekretaris yang tidak pernah tidur. Kemudahan ini lah yang dilihat banyak perusahaan bergantung
kepada internet
demi
kemudahan kepentingan
perusahaan. Karena internet tidak ada batasan waktu, selama jaringan dan biaya untuk mengakses internet cukup untuk melakukan keperluan yang dibutuhkan perusahaan. Internet merupakan suatu network (jaringan) yang menghubungkan setiap komputer yang ada di dunia dan membentuk suatu komunitas maya yang dikenal sebagai global village (desa global). 22 Cikal bakal internet adalah jaringan komputer militer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA. Nama resminya ketika itu adalah ARPANET (Advance Research Project Agency Network). Tujuannya pada saat itu adalah untuk keperluan militer, guna membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan
22
Ibid, Hal 75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan. 23 Kalau kita melihat fenomena keberadaan internet dewasa ini, bahwa sejak ditemukannya internet telah terjadi perubahan besar dalam komunikasi massa. Media massa lama (surat kabar, radio, dan televisi) bukan lagi satu-satunya sumber daya informasi. Kehadiran internet bagi para pengguna merupakan media baru yang menawarkan keberagaman dan kebebasan akan akses informasi bagi pengguna tanpa harus terikat pembatasan dan sensor. Banyaknya dan beragamnya informasi di internet menjadi sumber daya informasi baru menarik khalayak media massa untuk berpindah dari media massa lama (old media) ke media baru (new media).24 2.6.1. Whatsapp Whatsapp Inc. adalah perusahaan teknologi baru yang didirikan di jantung Silicon Valley. Anda mungkin bertanya, apakah arti dari nama ini? WhatsApp, jika Anda belum memahami artinya, adalah plesetan dari What’s Up (Apa Kabar!). Mengapa dibuat WhatApp? Karena kami ingin menciptakan alternatif yang lebih baik daripada SMS. Karena kami percaya bahwa kami bisa. Karena suatu hari, dalam waktu yang dekat, setiap orang akan memiliki Smatphone. Whatsapp didirikan oleh dua orang dengan pengalaman total selama 20tahun yang
Edy Winarno dan Ali Zaki, 2015,Panduan Lengkap Berinternet,PT. Elex Media Komputindo, Jakarta Hal 2 24 Apriadi Tamburaka. op.cit., Hal 77 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
telah melakukan berbagai hal teknis di Yahoo! Inc. sebelum memulai Whatsapp Inc.25 Beberapa fitur yang ada di dalam aplikasi whatsapp, adalah:26 1. Membuat Grup Whatsapp untuk Reuni. Anda dapat membuat grup Whatsapp untuk reuni. Tambahkan teman yang kontaknya masih Anda punya, kemudian minta teman Anda untuk menambahkan teman yang belum masuk ke grup reuni. Keuntungan membuat grup whatsapp untuk reuni adalah selain minimal bisa bertemu via online, Anda juga mendapatkan nomor handphone dari masing-masing teman Anda. Sehingga suatu saat ketika akan mengadakan aara seperti offline (kopdar) lebih mudah. 2. Memanfaatkan Grup Whatsapp untuk Kulwap/Diskusi Anda dapat membuat grup whatsapp khusus untuk mengadakan kulwap (kuliah Whatsapp) dengan mengundang para ahli di bidangnya, dan orang-orang yang tertarik dengan topik yang akan dibahas. Pada kulwap perlu diterapkan aturan tertentu yang harus dipenuhi oleh para anggota kulwap, dan perlu adanya moderator agar kulwap dapat berjalan dengan lancar. Setelah kulwap selesai, para anggotanya yang bukan pengelola grup, dikeluarkan dari grup. Selain kulwap, Anda juga bisa berdiskusi dengan teman-teman Anda di grup. Misalnya di grup reuni atau grup komunitas. Sifatnya sebagai sharing santai,
25
https://www.whatsapp.com/about/?l=id, diakses 4 Maret 2016, jam 13:20 WIB. Arif Rohmadi, 2016, Tips Produktif Ber-Social Media, PT. Elex Media Komputindo Jakarta, Hal 151-154 26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
tidak ada acara mengeluarkan anggota dari grup. Hasil diskusi dapat diarsipkan di notes atau di posting di blog agar suatu saat ketika Anda ingin membaca ulang, lebih mudah untuk menemukannya. 3. Menelpon teman Dengan Whatsapp, Anda bisa menelepon teman Anda yang sama-sama menggunakan Whatsapp. Tanpa perlu khawatir pulsa telepon Anda berkurang, karena untuk memanfaatkan fasilitas ini cukup terkoneksi internet saja. 4. Berbagi Lokasi Ketika Anda atau teman Anda mengadakan acara di suatu tempat, Anda bisa memberikan petunjuk lokasi dengan memanfaatkan fitur lokasi yang disediakan Whatsapp. 5. Memanfaatkan Whatsapp Web Whatsapp selain diakses via mobile, dapat juga diakses secara web di http://web.whatsapp.com/. Untuk dapat menggunakan fasilitas Whatsapp Web, Anda harus memindai QR Code yang ada pada aplikasi web menggunakan pemindai dan aplikasi Whatsapp mobile. Memanfaatkan Whatsapp web memudahkan kita dalam manajemen ketika mengadakan suatu diskusi di grup, terlebih kalau anggotanya banyak. Selain itu, ketika baru fokus di depan PC, dengan menggunakan whatsapp web juga cukup membantu kita agar tidak perlu pindah-pindah gadget hanya untuk mengirim pesan atau cek notifikasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Penggunaan whatsapp yang mudah digunakan di dalam smartphone android yaitu kemudahannya dalam mengirimkan pesan baik pesan antar personal atau di dalam whatsapp group. Whatsapp bisa digunakan untuk mengirim gambar dengan mudah, dimana gambar tersebut juga langsung masuk ke dalam tampilan chatting. Lalu mengirimkan lagu dan video dengan mudah dan cepat, tanpa harus memberatkan sistem operasi di handphone android. Serta kita bisa mengirimkan pesan di aplikasi whatsapp hanya dengan menyimpan nomor orang tersebut, dan akan muncul di dalam kontak kita jika dia telah terdaftar di whatsapp, hal ini cukup memudahkan karena kita tidak perlu meminta nama ID atau sejenisnya untuk berkomunikasi via whatsapp. Sehingga, ini memudahkan untuk admin group whatsapp untuk meng-invite anggota lain ke dalam whatsapp hanya dengan menyimpan nomor orang tersebut. Dan pada saat kita berada di dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengetik, terdapat fitur VoiceNotes untuk mengirimkan suara saat membalas pesan. Kini juga terdapat Whatsapp Calls untuk menelpon apabila kita tidak memiliki pulsa untuk menelpon. Namun, belum ada aplikasi Video Call di dalam aplikasi whatsapp ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/