BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pedagang Kaki Lima Pedagang Kaki Lima (Sektor Informal) adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok yang dalam menjalankan usahanya menggunakan tempat-tempat fasilitas umum, seperti terotoar, pingirpingir jalan umum, dan lain sebagainya.Pedagang yang menjalankan kegiatan usahanya
dalam
jangka
tertentu
dengan
menggunakan
sarana
atau
perlangkapanyang mudah dipindahkan, dibongkar pasang dan mempergunakan lahan fasilitas umum sebagai tempat usaha seperti kegiatan pedagang- pedagang kaki lima yang ada di JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan kecamatan Medan Baru Kota Medan . Kegiatan Perdagangan dapat menciptakan kesempatan kerja melalui dua cara .Pertama ,secara langsung , yaitu dengan kapasitas penyerapan tenaga kerja yang benar . Kedua , secara tidak langsung , yaitu dengan perluasan pasar yang di ciptakan oleh kegiatan perdagangan disatu pihak dan pihak lain dengan memperlancar penyaluran dan pengadaan bahan baku (Kurniadi dan Tangkilisan , 2002:21). Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas inisiatif dan tanggung jawab sendiri dengan konsumen untuk membeli dan menjualnya dalam partai kecil atau per satuan (Sugiharsono dkk,2000:45).
Universitas Sumatera Utara
Pedagang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dibagi atas dua yaitu : pedagang besar dan pedagang kecil .Pedagang kecil adalah pedagang yang menjual barang dagangan dengan modal yang kecil (KBBI,2002:230). Menurut UU Nomor 29 Tahun 1948 , Pedagang adalah orang atau badan membeli , menerima atau menyimpan barang penting dengan maksud untuk di jual diserahkan , atau dikirim kepada orang atau badan lain , baik yang masi berwujud barang penting asli , maupun yang sudah dijadikan barang lain (Widodo,2008:285-286).
2.2 Kesejahteraan Keluarga Dalam UU Nomor 10 Tahun 1992 memberikan batasan tentang keluarga sejahteraan yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara anggota antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan pengertian di atas, selanjutnya dikembangkan indikator yang mencerminkan tingkat kesejahteraan keluarga di Indonesia. Indikator tersebut sangat bermanfaat untuk memantau kondisi kesejahteraan keluarga di Indonesia dari waktu ke waktu. Dalam indikator tersebut, tingkat kesejahteraan keluarga dibagi dalam 5 tahapan yaitu tahap prasejahtera, tahap sejahtera I, tahap sejahtera II, tahap sejahtera III, dan tahap IV (Menteri Negara Kependudukan/Kepala BKKBN “Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional” 1996).
Universitas Sumatera Utara
Dengan mengacu pada pembangunan keluarga sejahtera, maka kemiskinan atau kurang sejahtera digambarkan dengan kondisi sebagai berikut: Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Mereka digolongkan keluarga miskin atau prasejahtera apabila tidak mampu memenuhi salah satu indikator berikut: 1.
Menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
2.
Makan minimal dua kali sehari.
3.
Pakaian lebih dari satu pasang.
4.
Sebagian lantai rumahnya tidak dari tanah; dan
5.
Jika sakit dibawa ke sarana kesehatan. Keluarga sejahtera I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan fisik minimum secara minimal namun belum dapat memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis seperti kebutuhan akan pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan yang menjamin kehidudpan yang layak. Termasuk dalam keluarga sejahtera I bila tidak mampu memenuhi salah satu indikator berikut: 1. Menjalankan ibadah secara teratur. 2. Minimal seminggu sekali makan daging/telur/ikan. 3. Minimal memiliki baju baru sekali dalam setahun. 4. Luas lantai rumah rata-rata 8M² per anggota keluarga. 5. Semua anak berusia 5-15 tahun sekolah. 6. Salah satu anggota keluarga memiliki penghasilan tetap.
Universitas Sumatera Utara
7. Dalam 3 bulan terakhir tidak sakit dan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Keluarga sejahtera II adalah keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar kebutuhan psikologis tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan (menabung dan memperoleh informasi). Bila keluarga sudah mampu melaksanakan indikator dari sejahtera I, Tetapi belum mampu melaksanakan indikator berikut: 1. Upaya keluarga meningkatkan/menambah pengetahuan agama. 2. Keluarga mempunyai tabungan. 3. Makan bersama paling kurang sekali sehari. 4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat. 5. Rekreasi bersama/penyegaran paling kurang sekali dalam sebulan. 6. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, televisi, majalah. 7. Anggota keluarga mampu menggunakan transportasi. Keluarga sejahtera III adalah keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan pada tahapan keluarga I dan II namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) maksimal terhadap masyarakat dan berperan secara aktif dalam masyarakat. Bila keluarga sudah mampu melaksanakan indikator dari tahapan keluarga sebelumnya, tetapi belum mampu melaksanakan indikator berikut: 1. Memberikan sumbangan secara teratur (dalam waktu tertentu) secara sukarela dalam bentuk materi kepada masyarakat. 2. Aktif sebagai pengurus yayasan/institusi dalam kegiatan kemasyarakatan.
Universitas Sumatera Utara
Keluarga sejahtera IV adalah keluarga-keluarga yang dapat memenuhi semua kebutuhan keluarga pada tahapan I sampai dengan III. Bila keluarga sudah mampu melaksanakan seluruh tahapan maka keluarga disebut keluarga sejahtera (Cornelis Rintuh, 2005: 86-87). Menurut Maslow kebutuhan tersusun secara bertingkat yang dibagi menjadi enam kelompok, mulai dari yang paling sederhana dan mendasar meliputi: 1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan untuk mempertahankan hidup (makan, tidur, istirahat, dan sebagainya). 2. Kebutuhan rasa aman: kebutuhan untuk secara terus-menerus merasa aman dan bebas dari ketakutan. 3. Kebutuhan akan cinta dan pengakuan: kebutuhan berkaitan dengan kasih sayang dan cinta dalam kelompok dan dilindungi oleh orang lain. 4. Kebutuhan harga diri: kebutuhan berkaitan dengan perolehan pengakuan oleh orang lain sebagai orang yang berkehendak baik. 5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri: kebutuhan untuk dapat melaksanakan sesuatu dan mengwujudkan potensi-potensi yang dimiliki (menyatakan pendapat, perasaan, dan sebagainya). 6. Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami: kebutuhan yang berkaitan dengan pengusaan iptek. Pemuasan kebutuhan harus dipenuhi berdasarkan tingkatanya, kalau salah satu dari kebutuhan itu tidak terpenuhi maka akan menimbulkan masalah dalam kehidupannya (Tirtarahardja dan Sulo, 2005: 106).
Universitas Sumatera Utara
2.3 Indikakor Penelitian 2.3.1 Pendapatan Pendapatan atau penghasilan secara umum dapat di artikan sebagai penerimaan atau jumlah yang didapat dari hasil utama. Menerut Sadono dan sukirno (1988) mengemukakan bahwa : Pendapatan adalah penghasilan yang diterima tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima oleh suatu negara. Sementara dalam istilah pajak pendapatan dapat didefinisikan sejumlah uang atau nilai uang yang diperoleh seseorang sebagai hasil usaha dan tenaga, barang bergerak, barang tak bergerak, harta bergerak, dan hak atas bayaran berskala. Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa dalam kategori sebagai berikut: 1. Pendapatan berupah uang yaitu: •
Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang.
•
Dari usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha itu sendiri, komisi dan penjualan kerajinan rumah tangga.
•
Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.
•
Dari keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial. 2. Pendapatan berupa barang, yaitu:
•
Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentukkan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi.
Universitas Sumatera Utara
•
Barang yang diproduksi dan dikomsumsi rumah tangga, antara lain pemakaian barang yang diproduksi di rumah, sewa yang harus dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati (Sumardi, 1987: 94). Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan
keluarga dipengharuhi oleh besarnya pendapatan suami dan istri yang berkerja dan memberi arah kepada pendapatan keluarga.
2.3.2 Perumahan Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat, tetapi kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah rumah: 1. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial . Maksudnya, membangun sebuah rumah harus diperhatikan tempat di mana rumah itu didirikan. Contohnya rumah didaerah gempah harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh dan bila rumah didekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap serangan binatang buas. 2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang rumah misalnya dari bambu, kayu atap rumbia, dan sebagainya, merupakan bahan-bahan pokok-pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendidrikan rumah adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan seterusnya. 3. Teknologi yang dimiliki oleh masyarakat. Dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan begitu modern. Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal dan bahkan kadang-kadang tidak mengerti masyarakat. Dalam penerangan teknologi tepat guna, maka teknologi yang sudah dipunyai oleh masyarakat tersebut dimonifikasi. 4. Kebijaksanaan (pengaturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah. Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat perdesaan belum merupakan problem, namun di kota sudah menjadi masalah yang besar. Syarat-syarat rumah yang sehat: 1. Bahan bagunan terdiri dari: a. Lantai b. Dinding c. Atap d. Lain-lain (tiang ,kaso,reng) 2. Ventilasi Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
Universitas Sumatera Utara
keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Disamping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan, dan ini akan menjadi bateri-bateri penyebab penyakit. 3.Cahaya Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak dan kurangnya cahaya menyebabkan berkembangnya bibit penyakit. 4. Luas bangunan rumah Luas lantai bagunan rumah sehat harus cukup untuk penghuninya di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuai dengan jumlah penghuninya. 5.Fasilitas-fasilitas rumah sehat Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-failitas sebagi berikut: A.Penyediaan air bersih yang cukup Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacammacam cucian), dan sebagainya. B. Pembuangan tinja
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat yang dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja, air seni, dan CO2. Tinja dalam penyebaran penyakit sangat besar, dan dapat langsung mengkontamisasi makanan, minuman, sayuran, dan sebagainya, juga air, tanah, serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya) dan bagian-bagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut. Benda-benda yang terkontaminasi oleh tinja dari seseorang yang sudah menderita suatu penyakit tertentu, sudah barang tentu akan penyebab penyakit bagi orang lain. Kurangnya perhatian terhadap pengelolahan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja, seperti penyakit tifus, distri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis dan sebagainya. C.Pembuangan air limbah (air bekas) Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. D.Pembuangan sampah Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
Universitas Sumatera Utara
disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dengan sampah an-organik, kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman dapat dijual atau dipakai sendiri, sedangkan sampah an-organik dibuang, dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian maka masalah sampah akan berkurang. E. Fasilitas dapur F. Ruang berkumpul keluarga (Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 167).
2.3.3 Pangan Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, di samping udara (oksigen). Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk: a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak. b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari. c. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain. d. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Universitas Sumatera Utara
Agar makanan dapat berfungsi seperti itu maka makanan yang kita makan sehari-hari tidak hanya sekedar makanan. Makanan harus mengandung zat-zat tertentu sehingga memenuhi fungsi tersebut, dan zat-zat ini disebut gizi. Makanan yang kita makan sehari-hari harus dapat memelihara dan dapat meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelompokan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Fungsi-fungsi zat makanan itu antara lain: a. Protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan makanan dari hewan. Fungsi protein bagi tubuh antara lain: - Membangun sel-sel yang rusak - Membentuk zat-zat pengatur, seperti enzim dan hormone - Membentuk zat inti energi b. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, magarin, dan sebagainya. Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah: - Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia - Sebagai pelarut vitamin: A, D, E, dan K - Sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dan perlindung bagian tubuh pada temperatur rendah. c. Karbohidrat, berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedahkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah salah
Universitas Sumatera Utara
satu pembentuk energi yang paling murah karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang merupakan makanan pokok. d. Vitamin-vitamin yang dibedahkan menjadi dua, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B), dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, dan K). Fungsi masing-masing vitamin ini antara lain: - Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata - Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus. - Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel - Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf - Vitamin C, berfungsi sebagai activator macam-macam fermen perombak protein dan lemak dalam oksidasi dan hidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit. - Vitamin D, berfungsi mengatur kadar kapur dan fostor dalam bersama-sama kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin - Vitamin E, berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada sel-sel sedang membelah
Universitas Sumatera Utara
- Vitamin K, berfungsi dalam pembentukan protombin yang berarti penting dalam proses pembekuan darah. e. Mineral, terdiri dari zat kapur, zat besi, zat fluor, natrium dan chlor, kalium, dan iodium. Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan (Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 221).
2.3.4 Sandang Pakaian adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia, dengan adanya pakaian kita bisa menghindari dari terik matahari atau dari kedinginan dan menjadikan indah bila dikenakan.
2.3.5 Pendidikan Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman.
Pengalaman
itu
terjadi
karena
interaksi
manusia
dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah disebut dengan pendidikan. Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendididkan, khususnya pada tingkat lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Makin bertambah usia seseorang, peranan lingkungan pendidikan lainnya (yakni sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh lingkungan keluarga masih tetap lanjut.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi pendidikan adalah membantu perserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat tercapai tujuan pendidikan optimal. Kedua mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi/mempersiapkan individu untuk peranan-peranan tertentu, sehubungan dengan keterampilan dan keahlian (Tirtarahadja dan Sulo, 2005: 163).
2.3.6 Kesehatan Istilah kesehatan itu sendiri, di dalam UU Nomor 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok, Bab I pasal 2 didefinisikan sebagai berikut: “yang dimaksud dengan kesehatan dalam undang-undang ini ialah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit , cacat dan kelemahan”. Sedangkan pada UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan Bab 1 Pasal 1 sebagai berikut: “kesehatan adalah keadaan kesejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis”. Kedua definisi tersebut di atas memberi arti yang luas pada kata kesehatan. Berdasarkan definisi tersebut, seseorang belum dianggap sehat sekali pun ia tidak berpenyakit jiwa dan/ataupun raga. Orang tersebut masih harus dinyatakan sehat secara sosial. Hal ini dianggap perlu karena penyakit yang diderita seseorang/kelompok
masyarkat
tersebut
umunya
ditentukan
sekali
oleh
perilakunya/keadaan sosial budayanya yang tidak sehat. Sebagai contoh, kebiasaan merokok, minuman keras, akan mengakibatkan penyakit yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut. Demikian pula halnya apabila masyarakat tidak mempunyai perilaku menunjang kesehatan. Misalnya, masyarakat yang tidak mempunyai kebiasaan mengatur menu yang seimbang, tidak biasa dengan kebersihan, tidak hidup di dalam rumah yang sehat, tidak biasa mengamankan buangannya yang berbahaya, dan lain-lainnya. Kebiasaankebiasaan tersebut didasari oleh ketidak-mampuan secara materiil, pengetahuan maupun sosial budaya. Di dalam UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 ditambahkan lagi klausul: “yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis” (Juli Soemirat Slamet, 2009: 4).
2.3.7 Rekreasi Rekreasi biasanya dilakukan saat seseorang memiliki waktu luang, ketika dia bebas dari pekerjaan atau tugas, setelah kebutuhannya sehari-hari telah terpenuhi. Dalam kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai "sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan" (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran. Definisi yang lebih tepat lagi dari rekreasi adalah "kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi". Meyer, Brightbill, dan Sessoms memberikan sembilan ciri-ciri dasar dari rekreasi, yaitu: - Rekreasi merupakan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
- Bentuknya bisa beraneka ragam - Rekreasi ditentukan oleh motivasi - Rekreasi dilakukan secara rutin - Rekreasi benar-benar sukarela - Rekreasi dilakukan secara universal dan diperlukan - Rekreasi adalah serius dan berguna - Rekreasi itu fleksibel - Rekreasi merupakan hasil sampingan. Faktor-faktor Rekreasi Rekreasi biasanya dilakukan karena: a. Ingin melepaskan lelah setelah bekerja. b. Bosan karena tak ada yang dapat dikerjakan. c. Melepaskan diri dari kesibukan sehari-hari yang melelahkan. d.Mengisiwaktusaatliburan(http://www.scribd.com/doc/15653450/Rekreasi)
2.3.8 Tabungan Tabungan adalah menyimpan sebagian pendapatan seseorang yang tidak dibelanjakan sebagai cadangan yang dapat digunakan sewaktu-waktu bila diperlukan. Karena pada dasarnya, kita semua memiliki tujuan dan impian yang lebih untuk masa depan. Itu semua dapat terwujud jika didukung dengan keuangan yang memadai untuk menjalankan semua aktifitas kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari, uang sudah menjadi bagian penting dalam mendukung berbagai aktivitas yang kita lakukan dan beragam tujuan di dalamnya. Di mana
Universitas Sumatera Utara
pun kita berada, langsung ataupun tidak langsung, setiap aktivitas yang kita lakukan selalu berhubungan dengan uang, dan semua itu bermuara ke arah pengeluaran
atau
pemasukan,
maka
itu
perlu
adanya
tabungan
(http://www.madania.info.htm).
2.4 Sistem Ekonomi Kerakyataan Ekonomi rakyat adalah segala kegiatan dan upaya rakyat untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya yaitu sandang, pangan , papan, pendidikan dan kesehatan. Dengan perkata lain, ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rakyat dengan secara swadaya mengelola sumber daya apa saja. yang dapat dikuasainya setempat, dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan yang dapat dikuasainya setempat, dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya berserta keluarganya. Dalam konteks permasalahan yang sederhana, ekonomi rakyat adalah strategi bertahan hidup (survival) dari rakyat miskin. 1. Dilakukan oleh rakyat tanpa modal besar 2. Dikelola dengan cara-cara swadaya 3. Bersifat mandiri sebagai ciri khasnya 4. Tidak ada buruh dan tidak ada majikan 5. Tidak mengejar keuntungan. Sebagian terbesar (lebih dari 60 persen) rakyat miskin di Indonesia hidup di daerah perdesaan dari kegiatan pertanian (dalam arti luas). Istilah ekonomi rakyat atau perekonomian rakyat timbul dan berasal dari istilah sektor ekonomi informal
Universitas Sumatera Utara
yang dibedakan dengan sektor ekonomi formal atau sektor ekonomi modern dikota-kota Dunia ketiga. Begitu
eratnya
keterkaitan
perekonomian
desa-desa
maka
upaya
pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilakukan baik di pedesaan maupun di perkotaan. Hal ini berarti tidak mungkin membangun ekonomi perdesaan tanpa membangun ekonomi perkotaan atau sebaliknya (Cornelis dan Mias, 2005: 4-5). Dalam teori ekonomi mikro terdapat suatu konsep yang semula dianggap sebagai konsep ekonomi normatif (Ferguson and Gould, 1975), yang sekarang berkembang menjadi teori ekonomi positif atau ekonomi terapan yang dikaitkan dengan teori kebijaksanaan ekonomi. (Hirshleifer, 1980). Konsep ekonomi yang dimaksud, adalah konsep ekonomi kesejahteraan (welfare economics). Bagaimana perkembangan konsep ekonomi kesejahteraan menjadi teori kebijaksanaan ekonomi merupakan suatu yang menarik untuk dipahami dalam usaha membanding-bandingkan kondisi perekonomian apakah menjurus ke keadaan yang lebih baik atau sebaliknya. Beberapa konsep tentang kriteria kesejahteraan masyarakat bermanfaat bagi para pengambil keputusan dan kebijaksanaan ekonomi teruta dalam pemberdayaan ekonomi rakyat (Cornelis dan Miar, 2005: 13-14).
2.5 Kerangka Pemikiran Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik jalan (DMJ) yang diperuntukkan untuk pejalan kaki.Ada pendapat yang menggunakan
Universitas Sumatera Utara
istilah PKL untuk pedagang yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan demikian karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda dan satu kaki).Menghubungkan jumlah kaki dan roda dengan istilah kaki lima adalah pendapat yang mengada-ada dan tidak sesuai dengan sejarah. Pedagang bergerobak yang 'mangkal' secara statis di DMJ adalah fenomena yang cukup baru (sekitar 1980-an), sebelumnya PKL didominasi oleh pedagang pikulan (penjual cendol, pedagang kerak telor) dan gelaran (seperti tukang obat jalanan).Salah kaprah terus berlangsung, hingga saat ini istilah PKL juga digunakan untuk semua pedagang yang bekerja di DMJ, termasuk para pemilik rumah makan yang menggunakan tenda dengan mengkooptasi jalur pejalan kaki maupun jalur kendaraan bermotor.Sebenarnya istilah kaki lima berasal dari masa penjajahan kolonial Belanda. Peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalanan kaki. Lebar ruas untuk pejalan adalah lima kaki atau sekitar satu setengah meter.Sekian puluh tahun setelah itu, saat Indonesia sudah merdeka, ruas jalan untuk pejalan kaki banyak dimanfaatkan oleh para pedagang untuk berjualan. Dahulu namanya adalah pedagang emperan jalan, sekarang menjadi pedagang kaki lima. Padahal jika merunut sejarahnya, seharusnya namanya adalah pedagang lima kaki.Di beberapa tempat, pedagang kaki lima dipermasalahkan karena mengganggu para pengendara kendaraan bermotor. Selain itu ada PKL yang menggunakan sungai dan saluran air terdekat untuk membuang sampah dan air cuci. Sampah dan air sabun dapat lebih merusak
Universitas Sumatera Utara
sungai yang ada dengan mematikan ikan dan menyebabkan eutrofikasi. Tetapi PKL kerap menyediakan makanan atau barang lain dengan harga yang lebih, bahkan sangat, murah daripada membeli di toko. Modal dan biaya yang dibutuhkan kecil, sehingga kerap mengundang pedagang yang hendak memulai bisnis dengan modal yang kecil atau orang kalangan ekonomi lemah yang biasanya mendirikan bisnisnya di sekitar rumah mereka. Lokasi pedagang kaki lima sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kelangsungan usaha para pedagang kaki lima, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pula volume penjualan dan tingkat keuntungan. Secara garis besar kesulitan yang dihadapi oleh para pedagang kaki lima berkisar antara peraturan pemerintah
mengenai
penataan
pedagang
kaki
lima
belum
bersifat
membangun/konstruktif, kekurangan modal, kekurangan fasilitas pemasaran, dan belum adanya bantuan kredit.Pedagang kaki lima (street trading/street hawker) adalah salah satu usaha dalam perdagangan dan salah satu wujud sektor informal. Bila diamati sebenarnya , keberadaan pedagang kaki lima tidak mungkin ditiadakan karena sebagian besar mahasiswa dam masyarakat umum
masih
membutuhkan adanya pedagang kaki lima tersebut , dikarenakan harganya yang relative standard di kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum. Disisi lain pedagang kaki lima berusaha kerja keras agar dagangannya laku , sebagian memanfaatkan keuangan dimana keuntungan yang diperoleh dapat digunkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan dapat menyisikan sebagian hasil dari keuntungan dalam kebutuhannya. Maka untuk memperjelas alur
Universitas Sumatera Utara
pemikiran diatas dapat digambarkan secara skematis dalam alur pikir sebagai berikut :
Gambar 2.1 Bagan Alur Pikir
Pedagang
Kaki Lima
Kesejahteraa
Sosial Ekonomi Keluarga - Pendapatan - Perumahan/Tempat Tinggal - Pangan - Sandang - Pendidikan - Kesehatan - Rekreasi - Tabungan/ Investasi
2.6 Definisi Konsep dan Operasional 2.6.1 Defenisi Konsep Suatu konsep merupakan sejumlah pengertian atau cirri-ciri yang berbagai peritiwa, objek , kondisi , situasi dan hal lain-lain yang sejenis . Konsep diciptakan dengan mengelompokan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang
Universitas Sumatera Utara
mempunyai cirri-ciri yang sama . Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan di teliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009: 112). Untuk lebih mengetahui pengertian konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian , maka peneliti membatasi konsep yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Pedagang kaki Lima adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok yang dalam menjalankan usahanya menggunakan pingirpingir
tempat-tempat jalan
umum,
fasilitas dan
lain
umum,
seperti
terotoar,
sebagainya.Pedagang
yang
menjalankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan sarana atau perlangkapanyang mudah dipindahkan, dibongkar pasang dan mempergunakan lahan fasilitas umum sebagai tempat usaha 2. Kesejahteraan Keluarga adalah terpenuhnya kebutuhan keluarga yaitu kebutuhan sandang , pangan ,tempat tinggal, kesehatan dan relasi-relasi sosial. 3. Kebutuhan
manusia
adalah
segala
yang
diperlukan
untuk
melangsungkan kehidupan keluarga , dalam hal ini kebutuhan keluarga pedagang kaki lima JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan .
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Definisi Operasional Definisi Operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris .Bertujuan untuk memudahkan penelitian dalam melaksanakan penelitian dilapangan .Maka perlu operasionalisasi dan konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati ( Silalahi, 2009:120). Dalam penelitian ini , Tinjauan Tentang Keberadaan Pedagang Kaki Lima JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan dapat dilihat dari indicator sebagai berikut : 1. Kesejahteraan adalah sesuatu yang dimiliki keluarga pedagang kaki lima dengan indicator-indikatornya . 2. Pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh pedagang kecil setiap hari dari hasil berjualan . 3. Perumahan adalah tempat tinggal pedagang kaki lima dengan
indikatornya:
- Tersedianya system pengadaan air - Tersedianya fasilitas untuk makan - Adanya system pembuangan air kotor (comberan /parit ) - Adanya system pembuangan tinja (pipa saluran /tempat pembuangan ) - Luas rumah dengan jumlah penghuni harus seimbang - Adanya ventilasi - Kekuatan Bangunan
Universitas Sumatera Utara
4. Pangan adalah jenis makanan yang dikonsumsi oleh pedagang kecil yang mengandung : - Unsur gizi pemberi tenaga yaitu hidrat arang ,protein, lemak - Unsur gizi pembangun sel-sel jaringan yaitu protein , mineral , vitamin, air - Unsur gizi pengatur pekerjaan jaringan tubuh kita yaitu vitaminvitamin danmineral 5. Sandang adalah terpenuhinya kebutuhan akan pakaian ,setidaknya satu tahun mmbeli pakaian. 6 Pendidikan
adalah
kemampuan
pedagang
dengan
usahanya
untuk
melanjutkan pendidikan anaknya . 7 Kesehatan adalah suatu keadaan bebas dari sakit atau penyakit 8. Rekreasi adalah kebutuhan untuk rileks 9. Tabungan adalah sebagian dari keuntungan yang bisa di simpan untuk di tabung .
BAB III METODE PENELITIAN
Universitas Sumatera Utara