BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Peranan Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan
hak
dan
kewajibannya
sesuai
dengan
kedudukannya maka ia menjalankan suatu peran. Peranan mencakup tiga hal yaitu : 1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat. 2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur social masyarakat. 2.1.2. Sistem Informasi Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan persediaan, baik perusahaan dagang maupun manufaktur. Persediaan merupakan salah satu hal terpenting dalam proses produksi atau aktivitas suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan, tanpa adanya persediaan yang memadai perusahaan suatu
7
8
waktu akan dihadapkan pada resiko tidak bisa memenuhi permintaan konsumen yang memerlukan barang atau jasa yang dihasilkan. Dalam melaksanakan kegiatan persediaan bahan baku tentunya memerlukan berbagai informasi yang menyangkut masalah persediaan agar manajer dapat melakukan aktivitas proses produksinya dengan lancar. Informasi yang diperlukan tersebut dapat disediakan oleh suatu system informasi akuntansi yang memadai. Berikut ini beberapa pengertian tentang system informasi dan system akuntansi : Menurut James A O’Brien yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Denny Arnos Kwary (2006:5), pengertian system informasi adalah sebagai berikut : “Sistem Informasi dapat merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.” Menurut George H.Bodnar dan William S.Hopwood (2000), pengertian system akuntansi adalah sebagai berikut : “Suatu organisasi terdiri dari metode dan catatan-catatan yang dibuat untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi organisasi dan menyelenggarakan pertanggung jawaban transaksi organisasi dan menyelenggarakan pertanggung jawaban bagi aktiva dan kewajiban yang berkaitan.” Menurut Howard F.Stettler yang disadur oleh Zaki Baridwan (1993) system akuntansi adalah : “Organisasi formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alatalat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen
9
untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.” Menurut Mulyadi (1989:6), pengertian system akuntansi adalah sebagai berikut : “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa system akuntansi merupakan kombinasi antara orang-orang dengan perangkat atau formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk memudahkan manajemen mengetahui kondisi perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan sesuai dengan keadaan di dalam perusahaan. Elemen suatu system akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Berikut ini penjelasan lebih lanjut : 1. Formulir Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam
10
catatan akuntansi. Contoh formulir adalah : faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek. 2. Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Contoh : jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum. 3. Buku Besar Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan elemen-elemen informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. 4. Buku Pembantu Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger). Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. 5. Laporan Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan,
11
laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, dan laporan harga pokok penjualan. Adapun fungsi dan tujuan sistem akuntansi sebagai berikut : Fungsi Sistem Akuntansi berarti fungsi dari formulir, buku catatan serta laporan akuntansi. Menurut Zaki Baridwan (1993) adalah sebagai berikut : a. Untuk menentukan hasil kegiatan perusahaan. Peranan ini dapat dilihat dari pekerjaan membuat distribusi dan pembuatan laporanlaporan untuk pimpinan. b. Untuk menjaga aktiva-aktiva dan hutang-hutang perusahaan. Peranan ini dapat dilihat dari penggunaan rekening-rekening sehingga dapat diketahui saldo masing-masing rekening. c. Untuk memerintahkan mengerjakan suatu pekerjaan. Peranan ini dapat dilihat dari penggunaan surat perintah pengiriman untuk mengirimkan barang-barang dan surat permintaan pembelian agar dibelikan barang-barang yang dibutuhkan. d. Untuk memudahkan penyusunan rencana kegiatan, penilaian hasilnya dan penyesuaian rencana-rencana. Dari fungsi-fungsi serta tujuan dari pada Sistem Akuntansi di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem Akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting untuk memudahkan penentuan dan pelaporan hasil kegiatan perusahaan, penilaian terhadap hasil-hasilnya secara lengkap, teliti dan tepat pada waktunya sengan suatu system
12
pengendalian intern yang tepat untuk mencegah pemborosan , kecurangan, pencurian, dan kesalahan-kesalahan. 2.1.3. Persediaan Bahan Baku Persediaan bahan baku adalah salah satu input atau factor produksi yang penting yang diperlukan oleh suatu perusahaan, terutama perusahaan manufaktur. Tanpa bahan baku, bahan penolong yang tersedia dengan baik, tidak mungkin proses produksi perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Pengertian persediaan menurut T.Hani Handoko (1984:333), adalah sebagai berikut : “Persediaan atau inventory adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan”. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004), pengertian persediaan adalah sebagai berikut : “Persediaan adalah aktiva : (a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; (b) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya, barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan property lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.
13
Jenis-jenis persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur sebagai berikut : a. Bahan baku dan penolong Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan penolong adalah baarang-barang yang juga menjadi bagian produk jadi tetapi jumlahnya relative kecil atau sulit diikuti biayanya. Misalnya dalam perusahaan mebel bahan baku adalah kayu, rotan, besi siku. Bahan penolong adalah paku, dempul. b. Supplies pabrik Adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi misalnya oli mesin, bahan pembersih mesin. c. Barang dalam proses Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tadi belum selesai dikerjakan. Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut. d. Produk selesai Yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya. Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi, oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah
14
dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca. Kegunaan Persediaan : Persediaan yang diadakan mulai dari yang berbentuk bahan mentah, barang setengah jadi, sampai dengan barang jadi, antara lain berguna untuk : 1. Mengurangi resiko keterlambatan datangnya bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menunjang proses produksi perusahaan. 2. Mengurangi resiko penerimaan bahan baku yang dipesan tetapi tidak sesuai dengan pesanan sehingga harus dikembalikan. 3. Meyimpan bahan/barang yang dihasilkan secara musiman (seasonal) sehingga dapat digunakan seandainya pun bahan/barang itu tidak tersedia di pasaran. 4. Mempertahankan stabilitas operasi produksi perusahaan, berarti menjamin kelancaran proses produksi. 5. Upaya penggunaan mesin yang optimal, karena terhindar dari terhentinya operasi produksi karena ketidakadaan persediaan (stock out). 6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan secara lebih baik. Barang cukup tersedia di pasaran, agar ada setiap waktu diperlukan. Khusus untuk barang yang dipesan (job order), barang dapat selesai pada waktunya sesuai dengan yang dijanjikan (delivery date).
15
2.1.3.1. Sistem Pengawasan Persediaan Perencanaan berkaitan erat dengan pengawasan. Tanpa adanya pengawasan maka perencanaan tidak ada gunanya. Dalam mengelola persediaan pengawasan perlu diperhatikan oleh perusahaan sehingga setiap perusahaan memiliki teknik tersendiri dalam melakukan pengawasan persediaan. Untuk membuat pengawasan yang efektif bagi perusahaan maka perlu dijabarkan dalam sistem pengawasan persediaan. Seperti yang kita ketahui setiap perusahaan perlu mengadakan persediaan untuk menjamin kelangsungan hidup usahanya. Oleh sebab itu perusahaan haruslah mempertahankan suatu jalan persediaan yang optimum yang dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran kegiatan perusahaan dalam jalan dan mutu yang tepat serta dengan biaya yang seminimal mungkin. Sering terjadinya kehabisan bahan baku maupun stock barang dagang yang mnyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan memperoleh laba. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan persediaan untuk mengantisipasi masalah tersebut. Rangkaian semua kegiatan distribusi mulai dari pembelian barang kemudian melalui semua kegiatan operasi dalam pabrik samapai ke gudang barang jadi, dan dari gudang barang jadi kemudian ke tempat-tempat distribusi sampai akhirnya pada konsumen yang terakhir.
16
Pengawasan persediaan adalah pengawasan untuk barang dagangan, barang jadi dan supplies yang dilakukan dengan metode akuntansi dan fisik. Metode akuntansi yang digunakan dipengaruhi
oleh
buku
gudang
atau
persediaan,
buku
penyimpanan atau buku perkiraan lainnya yang menurut jumlah persediaan yang diterima selama satu periode akuntansi. Metode fisik meliputi seluruh rencana yang ada kaitannya dengan pembelian, penyimpanan, pemasukan bahan, supervise dan perhitungan fisik persediaan. Pengawasan persediaan bertujuan untuk menjamin tersedianya persediaan pada tingkat yang optimal agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar dengan biaya-biaya persediaan yang minimal. Dalam menentukan suatu tingkat persediaan yang optimum untuk memenuhi kebutuhan dalam jumlah, kualitas, saat yang tepat dan biaya yang minimum maka diperlukan suatu cara pengawasan yang memadai. Salah satu pengawasan ini adalah pengawasan intern. Pengawasan adalah suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang memungkinkan tujuan, rencana, kebijakan, standar yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik dan semaksimal mungkin kegiatan ini mencakup : 1. Menetapkan tujuan dan standar
17
2. Membandingkan kinerja yang diukur dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan 3. Menekankan
pencapaian
sukses
dan
upaya
untuk
memperbaiki kesalahan. Dari pengertian pengawasan persediaan diatas, dapat dilihat bahwa pengawasan persediaan bahan baku tidak hanya meliputi pengawasan terhadap fisik bahan tersebut saja tetapi juga meliputi pengawasan akuntansi yaitu menyangkut semua prosedur, dokumen, dan catatan pengawasan bahan baku serta dapat dipercaya catatan keuangan yang mendukung kebenaran nilai transaksi tersebut. Untuk mengatur tersedianya suatu tingkat persediaan yang optimum, yang dapat memenuhi kebutuhan bahan-bahan dalam jumlah, mutu, dan pada waktu yang tepat serta jumlah biaya yang erndah seperti yang diharapkan maka diperlukan suatu sitem pengawasan persediaan yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Terdapatnya gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan tempat dan barang atau bahan yang tetap identifikasi bahan baku atau barang yang tertentu. 2. Sentralisasi dan tanggung jawab pada satu orang yang dapat dipercaya terutama penjaga gudang.
18
3. Suatu sistem pencatatan dan pemeriksaaan atas penerimaan bahan atau barang. 4. Pencatatan yang cukup teliti yang menunjukkan jumlah yang dipesan, yang dibagikan atau dikeluarkan dan yang tersedia di dalamgudang. 5. Pengawasan mutlak atas pengeluaran bahan atau barang. Dalam persediaan secara langsung. 6. Pemeriksaan fisik bahan atau barang yang ada. 7. Pencatatan
untuk
menggantikan
barang
yang
telah
dikeluarkan barang-barang yang terlalu lama dalam gudang dan barang-barang yang sudah usang dan ketinggalan zaman. Perencanaan dan pengawasan persediaan menjadi sangat penting, mengingat persediaan merupakan harta lancar terbesar pada neraca. Persediaan ini juga merupakan investasi penting yang membutuhkan perhatian yang besar dari perusahaan dalam pengembangan teknik pengawasan persediaan yang cukup dengan biaya yang sekecil-kecilnya. Persediaan merupakan harta yang sensitive terhadap penurunan harga pas, kadaluarsa, pencurian, pemborosan, kerusakan, dan kelebihan biaya akibat keputusan yang tepat. Untuk mencegah terjadinya tambahan biaya pada persediaan akibat hal-hal diatas, maka perusahaan harus
19
menetapkan perencanaan dan pengawasan atas persediaan dan sebagian dari aktivitas tersebut terwujud dalam bentuk anggaran. Sementara penyusunan anggaran mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Perencanaan terpadu Anggaran perusahaan digunakan sebagai alat merumuskan rencana perusahaan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh. Dengan
demikian,
anggaran
merupakan
suatu
alat
manajemen yang dapat digunakan baik untuk keperluan perencanaan maupun pengawasan. 2. Pedoman pelaksanaan perusahaan Anggaran dapat memberikan modal yang berguna baik bagi manajemen
puncak
maupun
manajemen
menengah.
Anggaran yang disusun dengan baik akan membuat bawahan
menyadari
bahwa
manajemen
memiliki
pemahaman yang baik tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas dalam melaksanakan
tugasnya.
Disamping
itu,
penyusunan
anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan
dalam
lingkungan
dan
melaksanakan
penyesuaian kinerja perusahaan sehingga dapat lebih baik.
20
3. Alat pengawasan kerja Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi yang bisa
dibandingkan
dengan
realisasinya,
sehingga
pelaksanaan setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar diperlukan pemahaman realistis dan analisis yang seksama terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah dari pada manfaat. Hal ini mengingatkan standar anggaran yang ditetapkan secara sembarangan tersebut mungkin merupakan target yang mustahil untuk dicapai karena terlalu tinggi atau terlalu rendah. Standar yang ditetapkan terlalu tinggi akan menimbulkan frustasi atau ketidakpuasan. Sebaliknya penetapan standar yang terlalu rendah akan menjadikan biaya tidak terkendalikan, menurunkan laba dan semangat kerja. 4. Alat evaluasi perusahaan Anggaran yang disusun baik adalah anggaran yang menerapkan standar yang relevan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang ditempuh agar pekerjaan diselesaikan dengan baik, artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan
yang
dianggap
paling
menguntungkan.
21
Penyimpangan yang mungkin terjadi dalam operasional perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadikan masukan berharga bagi penyusunan anggaran selanjutnya. 2.1.3.2. Sistem Akuntansi Persediaan 1. Perpetual (perpetual inventory system) Sistem pencatatan perpetual selalu membuat catatan setiap terjadinya mutasi persediaan (pembelian, penjualan, ataupun retur) 2. Periodik (periodic inventory system) Pada akhir periode akuntansi dengan menggunakan sistem pencatatan periodic harus
melakukan
pengecekan
fisik
terhadap persediaan (stock opname of inventories) dengan cara mengukur dan menghitung berapa jumlah barang yang ada di gudang. Sistem pencatatan ini pada akhir periode dibutuhkan ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut: Untuk persediaan awal : Ikhtisar Rugi Laba (income summary)
xxx
Persediaan (inventories)
xxx
Untuk persediaan akhir : Persediaan (inventories)
xxx
Ikhtisar Rugi Laba (income summary)
xxx
22
Gambar 2.1 Flow chart Sistem Penghitungan Fisik Persediaan Pemegang Kartu Penghitungan Fisik
Mulai
Penghitung (counter) 1
4
3 Kartu penghitungan fisik bagian ke 3
Kartu Fisik
Kartu penghitungan fisik bagian ke 2
Mendistrib usikan kart. Penghitung an fisik
kpd. Pr. penghitun g
Penghitungan
Melakukan penghitung an fisik pertama
Memba ndingka n Mengisi data hasil perhitungan pd.krt.penghitun gan fsik bagian 3
Tidak Cocok Kartu penghitungan fisik
Kartu Penghitungan Fisik bag. Ke 1
Ya Mencatat kartu penghitung fisik bagian 2
Kartu Penghitungan Fisik bag. Ke 2
Melakukan penghitunga n fisik kembali
Kartu penghitungan fisik bagian ke 1 dan ke 2digantungkan pd tempat penyimpanan persediaan
Kartu Penghitungan bag. Ke 1Fisik
Kartu Penghitungan Fisik
2 Disobek dan diserahkan ke pemegang kartu penghitungan fisik
Prosedur kompilasi 2 1 Daftar Hasil Penghitungan Fisik
1
5 Sumber : Mulyadi
3
23
Lanjutan Pengecek (Checker)
Bagian Akuntansi
2
Bagian Gudang
6
5
Kartu Penghitungan Fisik bag. Ke 1 Kartu Penghitungan Fisik bag. Ke 2
1
2 Daftar hasil penghitungan fisik
Daftar hasil penghit.fisik
1
Melakukan Penghitunga n Fisik pertama
Mengisi harga per unit & menghitung harga pokok total
Mengisi data hasil penghitunga n pd. Kartu penghitunga n fisik
Meminta otorisasi atas daftar hasil penghitungan fisik
T Membuat bukti memorial Kartu Penghitungan Fisik bag. Ke 1 Kartu Penghitungan Fisik bag. Ke2
2 Digantungkan pd tempat penyimpanan brg. Gudang sebagai tanda barang telah dihitung
1 Daftar hasil penghit.fisik
Disobek dan diserahkan ke pemegang kartu penghitungan fisik
4
6
Bukti memorial Prosedur adjustment
Jurnal Umum
Kartu Persedi aan
Sumber : Mulyadi
T
Kartu Gudan g
Selesai
24
3. Penilaian Persediaan 1. Penilaian dengan pendekatan arus harga pokok (cost basic flow approach) Dalam pendekatan ini terdapat dua sistem pencatatan persediaan yaitu sistem periodik dan sistem perpetual yang masing-masing ada tiga cara penilaian persediaan, yaitu: a. FIFO (First in First Out), masuk pertama keluar pertama Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal (pertama) masuk akan dijual (digunakan)
terlebih
dahulu, sehingga persediaan
akhir dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir
masuk
(dibeli).
Metode
ini
cenderung menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang dibeli. b. LIFO (Last In First Out), masuk terakhir keluar pertama Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai
perolehan terakhir
masuk
akan
dijual
(digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan berdasarkan nilai
25
perolehan persediaan yang awal (pertama) masuk atau dibeli. Metode ini cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang rendah. c. Metode Rata-rata (average method) Dengan menggunakan metode ini nilai persediaan akhir
akan menghasilkan
persediaan
metode
FIFO
nilai dan
antara
nilai
nilai persediaan
LIFO. Metode ini juga akan berdampak pada nilai harga pokok penjualan dan laba kotor. 2. Penilaian Persediaan Selain Arus Harga Pokok Dalam pendekatan ini ada tiga metode yang digunakan, yaitu: a. Lower Cost of Market Yaitu metode harga terendah antara harga pokok dan harga pasar. Metode ini dapat diterapkan dalam kondisi persediaan tidak normal, misalnya cacat, rusak dan kadaluarsa. Pokok dari metode ini adalah membandingkan nilai yang lebih rendah antara
nilai
pasar (replacement value) dan
nilai
perolehan (cost). Nilai pasar yang akan dipilih harus dibatasi, yaitu tidak boleh lebih rendah dari batas
26
bawah (floor limit) dan tidak boleh lebih tinggi dari batas atas (ceiling limit). b. Gross Profit Method Metode laba kotor ini bersifat estimasi dalam penilaian persediaannya. Biasanya diterapkan karena keterbatasan persediaan, kebakaran
dokumen misalnya dan
yang
terkait
dengan
karena
terjadi
bencana
banjir.
Dasar
penilaian
persediaannya adalah pada persentase laba kotor perusahaan tahun berjalan atau rata-rata selama beberapa tahun. Langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1. mengestimasi nilai penjualan tahun berjalan, 2. menghitung berdasarkan
nilai
harga
pokok
penjualan
pada persentase laba kotor yang
telah diketahui dan 3. menghitung estimasi nilai persediaan akhir dengan mengurangkan harga pokok penjualan terhadap penjualan c. Retail Method Metode eceran ini menilai persediaan akhir dengan cara menghitung terlebih dahulu nilai persediaan akhir berdasarkan eceran. Nilai persediaan akhir
27
dengan harga pokok akan diketahui dengan cara menghitung rasio antara nilai persediaan yang tersedia
untuk
dijual dengan pendekatan harga
pokok dibandingkan dengan pendekatan ritel. 2.1.4. Pengertian Kelancaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kelancaran adalah sebagai berikut : “Lancar adalah melaju dengan cepat atau bergerak maju dengan cepat” “Kelancaran adalah keadaan lancarnya (sesuatu), pembangunan sangat bergantung pada sarana, tenaga, dan biaya yang tersedia.” Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kelancaran merupakan suatu keadaan dimana sesuatu berjalan dengan lancar, bergerak maju dengan cepat dan sangat bergantung pada sarana, tenaga, dan biaya yang tersedia, sehingga pelaksanaan yang diharapkan dapat terjamin. 2.1.5. Proses Produksi Pengertian produksi menurut Elwood S. Buffa yang dialih bahasakan oleh Suyadi Prawirosentono (2000:65) adalah sebagai berikut: “ Produksi adalah merupakan serangkaian proses yang ditunjukkan untuk menciptakan barang-barang atau jasa-jasa”. Berdasarkan
jenis
proses
produksi
atas
berdasarkan
sifat
manufakturnya, perusahaan manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni :
28
1.
Perusahaan dengan proses produksi terus menerus (continuous process atau continuous manufacturing). Perusahaan manufaktur ini beroperasi secara terus-menerus (continuous) untuk memenuhi stok pasar (kebutuhan pasar). Selama stok barang hasil produksi yang terdapat di pasaran masih diperlukan konsumen, perusahaan akan terus memproduksi arang tersebut.
2.
Perusahaan dengan proses produksi yang terputus-putus (intermitten process atau intermitten manufacturing). Perusahaan manufaktur yang berproduksi
secara
terputus-putus
menggantungkan
proses
produksinya pada pesanan (job order). Artinya perusahaan ini akan berproduksi membuat suatu jenis barang jika barang tersebut ada yang memesannya. Dan barang yang dibuat harus sesuai dengan permintaan pemesan. Jika tidak ada pesanan (order) berarti tidak ada proses produksi (job). Oleh karena itu diberi istilah job order atau bekerja atas dasar pesanan. Dua jenis perusahaan diatas mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing,
dimana
proses
produksi
untuk
persediaan
akan
berproduksi lebih cepat pada harga lebih rendah, tetapi kurang fleksibel dalam pemilihan produk dibanding proses produksi untuk pesanan. Proses produksi atas pesanan pada dasarnya memproduksi barangbarang dan jasa-jasa atas dasar permintaan atau pesanan tertentu langganan akan suatu produk. Factor penting pelaksanaan operasi-operasi untuk proses produksi untuk pesanan adalah waktu penyelesaian.
29
Sedangkan untuk perusahaan yang berproduksi atas persediaan mempunyai masalah yang sama sekali berbeda. Salah satunya adalah operasi produksi untuk persediaan menghasilkan garis produk yang distandarisasikan. Berbagai tipe proses produksi dapat dibedakan baik atas dasar karakteristik aliran prosesnya maupun tipe pesanan langganan. Dimensi klasifikasi proses produksi pertama adalah aliran produk atau urutan operasi-operasi. Ada tiga tipe aliran : garis, intermiten, dan proyek. Dalam perusahaan-perusahaan manufacturing, aliran produk adalah sama dengan aliran bahan mentah. Dalam industri-industri jasa, proses produksi tidak ditunjukkan dengan aliran produk secara phisik, tetapi oleh urutan operasioperasi pelayanan ini dapat dianggap sebagai “aliran produk” untuk industri-industri jasa. Untuk aliran garis mepunyai ciri bahwa aliran proses dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir dan urutan operasi-operasi yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa selalu tetap. Suatu proses aliran intermiten mempunyai ciri produksi dalam kumpulan-kumpulan atau kelompok-kelompok barang yang sejenis pada interval-interval waktu yang terputus-putus. Dalam hal ini peralatan dan tenaga kerja diatur atau diorganisasi dalam pusat-pusat kerja menurut tipetipe ketrampilan atau peralatan yang serupa. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan seleksi proses secara ringkas dapat diperinci sebagai berikut :
30
1. Kebutuhan modal Berapa banyak modal yang dibutuhkan untuk persediaan, mesinmesin, peralatan, dan fasilitas-fasilitas lainnya? Proses aliran garis biasanya akan memerlukan modal lebih besar daripada aliran intermitten atau proyek. 2. Kondisi pasar Apa kebutuhan dan keinginan para langganan? Apakah perkiraan volume penjualan pada harga yang direncanakan dapat menghasilkan laba yang diinginkan? Apakah kondisi persaingan sekarang dan di waktu yang akan datang menguntungkan? 3. Tenaga kerja mencukupi sesuai dengan kebutuhan suatu jenis proses pada biaya wajar? Bagaimana prospek tersedianya tenaga kerja di waktu yang akan datang? Proses aliran garis biasanya memerlukan tenaga kerja berketrampilan relative rendah dan murah dibanding proses intermitten dan proyek. 4. Bahan mentah Apakah bahan mentah tersedia dalam jumlah yang memadai? Apakah akan ada perubahan-perubahan bahan mentah dalam proses produksi? Bentuk proses proyek adalah relative lebih fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan bahan-bahan yang berbeda bila diperlukan. 5. Teknologi Perusahaan harus mempertimbangkan kemajuan teknologi baik untuk proses maupun produk. Apakah teknologi produk dan proses cukup
31
stabil untuk mendukung proses selama periode waktu tertentu? Penilaian kondisi teknologi merupakan bagian penilaian resiko proses. Pada umumnya, urutan tingkat resiko dari yang tertinggi sampai terendah adalah garis, intermitten dan proyek. 6. Ketrampilan manajemen Dapatkah perusahaan menguasai dan memelihara tipe ketrampilanketrampilan manajemen yang dibutuhkan? Sebagai contoh, untuk proses
intermitten,
perusahaan
mungkin
akan
memerlukan
ketrampilan manajemen operasi dalam forecasting, scheduling dan pengendalian persediaan. Tetapi proses aliran garis juga memerlukan penguasaan-penguasaan lebih”sophisticated”.
ketrampilan Sedangkan
proses
tersebut. proyek
Bahkan memerlukan
penguasaan teknik-teknik perencanaan dan pengawasan proyek tertentu. 2.1.6. Peranan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Dalam Menunjang Kelancaran Proses Produksi Dalam perusahaan industry persediaan bahan baku merupakan bahan baku yang dibeli dan dipakai untuk diproses kembali dalam proses produksi yang berhubungan dengan kegiatan usaha normal. Persediaan bahan baku merupakan aktiva lancar yang sangat mempengaruhi kelancaran operasi perusahaan industry, sehingga harus dikendalikan secara baik, dalam hal ini system informasi akuntansi persediaan bahan baku yang merupakan subsistem dari system informasi akuntansi secara
32
keseluruhan merupakan alat bantu manajemen untuk melaksanakan kelancaran proses produksi. Suatu proses produksi dapat dikatakan lancar jika ditunjang oleh unsurunsur proses produksi. Pengoperasian Sistem Produksi dan Operasi tersebut mencakup : 1. Penyusunan rencana produksi dan operasi 2. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan 3. Pemeliharaan atau perawatan (Maintenance) mesin dan perlatan. 4. Pengendalian mutu 5. Manajemen tenaga kerja (sumber daya manusia) Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penekanan peran sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku dalam menunjang proses produksi ada pada perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan. Dengan adanya sistem informasi persediaan bahan baku akan membantu perusahaan dalam mengelola persediaannya, sehingga arus perpindahan persediaan bahan baku akan jelas melalui informasi yang memuat ketersediaan bahan baku untuk berjalannya proses produksi yang lancar. Sistem akuntansi yang berkaitan dengan pengelolaan persediaan adalah sistem akuntansi pembelian, sistem akuntansi persediaan dan sistem akuntansi hutang. Menurut George H.Bordnar&William S.Hopwood (2006:128), tujuan pengendalian dan siklus transaksi adalah sebagai berikut :
33
“Pengendalian berguna untuk mengurangi eksposur. Analisis eksposur dalam suatu organisasi sering berhubungan dengan konsep siklus transaksi. Sekalipun tidak ada dua organisasi yang benar-benar sama, pada umumnya organisasi menghadapi kejadian ekonomi yang serupa.” Dari kejadian tersebut menghasilkan transaksi yang dapat dikelompokkan sesuai dengan empat siklus aktivitas bisnis, yaitu : 1. Siklus pendapatan Berhubungan dengan kejadian yang terkait dengan distribusi barang dan jasa ke entitas lain dan penagihan atas pembayaran yang terkait dengan distribusi barang dan jasa tersebut. 2. Siklus pengeluaran Tentang kejadian yang terkait dengan akuisisi barang dan jasa dari entitas lain dan pelunasan kewajiban terkait dengan akuisisi tersebut. 3. Siklus produksi Kejadian yang terkait dengan transformasi bahan baku menjadi barang dan jasa. 4. Siklus keuangan Kejadian yang terkait dengan akuisisi dan pengelolaan dana dan modal, termasuk kas. Pengendalian produksi meliputi perencanaan produk yang akan diproduksi dan penjadwalan produksi untuk mengoptimalkan pemakaian sumber daya. Kebutuhan dasar produksi disediakan dengan daftar material (bill of materials) dan daftar operasi master.
34
Ketersediaan sumber daya untuk produksi dikomunikasikan ke fungsi pengendalian produksi dengan menggunakan laporan status persediaan dan laporan ketersediaan faktor. Laporan status bahan baku berisi sumber daya dalam persediaan yang tersedia untuk produksi. Laporan ketersediaan faktor berisi ketersediaan sumber daya tenaga kerja dan mesin. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya system informasi akuntansi persediaan bahan baku yang baik maka proses produksi akan berjalan dengan lancar. Karena aktivitas pengadaan bahan baku terkait dengan siklus produksi yang ada pada aktivitas bisnis perusahaan. Sehingga system informasi akuntansi persediaan bahan baku berperan dalam menunjang kelancaran proses produksi. 2.2. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No 1
Peneliti dan Judul Tahun Penelitian Ahmad Peranan Sistem Fitrian Rizki Informasi 2007 Akuntansi Persediaan Bahan Baku Dalam Menunjang Kelancaran Proses Produksi
Variabel
Alat Analisis dan Sampel 1. Peranan 1. Pengujian persediaan hipotesis bahan baku dilakukan 2. Kelancaran dengan proses produksi menghitung 3. Peranan system persentase informasi yang akuntansi dikemukakan persediaan oleh bahan baku Champion 2. Sampel yang digunakan non probabilita
Hasil Penelitian Hasil pembahasan menunjukkan bahwa penerapan system informasi akuntansi persediaan bahan baku telah memadai dapat dilihat dari unsure-unsur system informasi akuntansi persediaan bahan baku yaitu formulir-formulir
35
2
Ulfana 2008
Sistem Non hipotesis Pengendalian Intern Bahan Baku Pada Perusahaan Tenun Ikat ”Srikandi Ratu” Jepara
dan catatan-catatan, alat dan tenaga pelaksana, serta laporan-laporan yang telah memadai. Begitu pula dengan pelaksanaan proses produksi telah lancar, dilihat dari tercapainya unsureunsur kelancaran kelancaran proses produksi dan tercapainya pengendalian internal proses produksi. Analisis Sistem deskriptif dan pengendalian intern pendekatan bahan baku pada komparatif perusahaan tenun ikat ”Srikandi Ratu” Jepara beum mempunyai bagian pembelian tersendiri. Semua aktivitas pembelian bahan baku dilakukan oleh Kabag gudang. Dari segi pengendalian intern keadaan yang demikian tidak tepat bagi perusahaan, karena wewenang dan tanggung jawab hanya berada di tangan satu orang. Pada sistem dan prosedur pembelian dan permintaan bahan baku masih terdapat
36
kekurangan yaitu tidak adanya Surat Permintaan Pembelian, Surat Permintaan Penawaran Harga, Surat Order Pembelian, Laporan Penerimaan Barang yang merupakan bukti tertulis sebagai pendukung pengendalian intern yang baik. Sumber : Data primer yang diolah 2.3. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya setiap perusahaan, khususnya perusahaan industry selalu membutuhkan persediaan. Karena tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa yang dihasilkan. Istilah persediaan, umumnya ditujukan pada barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali dalam operasi normal perusahaan. Persediaan sangatlah penting bagi suatu perusahaan karena berfungsi menghubungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen secara tepat waktu. Hal ini dapat mempermudah dan memperlancar
jalannya operasi perusahaan,
sehingga keuntungan yang diharapkan itu lebih besar dari biaya-biaya yang ditimbulkannya.
37
Dalam melaksanakan kegiatan persediaan bahan baku tentunya memerlukan berbagai informasi yang menyangkut masalah persediaan agar manajer dapat melakukan aktivitas proses produksinya dengan lancar. Informasi yang diperlukan tersebut dapat disediakan oleh suatu system informasi akuntansi yang memadai. Adapun skema kerangka penelitian dari peranan system informasi akuntansi persediaan bahan baku dalam menunjang kelancaran proses produksi dapat dilihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Kerangka Penelitian
Persediaan Bahan Baku
Dikelola dengan
Unsur-unsur SIA Persediaan Baku : 1. Sumber daya manusia 2. Peralatan 3. Formulir 4. Catatan 5. Prosedur 6. Laporan
Sistem Informasi Akuntansi
Proses Produksi
Informasi Persediaan Bahan Baku
Pengambilan Keputusan