BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Penyampaian Informasi 1. Pengertian Suatu kegiatan atau suatu usaha menyampaikan informasi kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya informasi tersebut maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh pemahaman tentang kesehatan yang baik (Notoatmodjo, 2007). 2. Tujuan Tujuan penyampaian informasi menurut Notoatmodjo (2007) antara lain: a. Tujuan jangka panjang untuk mendapatkan status kesehatan yang optimal; b. Tujuan menengah adalah perilaku hidup sehat; c. Tujuan jangka pendek adalah terciptanya pengertian, sikap, norma, dan sebagainya. 3. Metode penyampaian informasi adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Majid, 2015). Berikut ini beberapa metode penyampaian informasi yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran:
7
8
a. Metode ceramah Ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan seacara lisan kepada kelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. b. Metode diskusi Diskusi adalah suatu metode pengetahuan yang menghadapkan mahasiswi pada suatau permasalahan. c. Metode demonstrasi Demonstrasi adalah suatu metode penyajian pengetahuan dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada mahasiswi tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. d. Metode tanya jawab Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, karena pada saat yang sama terjadi dialog antara dosen dan mahasiswi. e. Metode simulasi Metode simulasi ini adalah yang digunakan oleh peneliti. 1)
Pengertian Cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan panthom untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau ketrampilan tertentu (Majid, 2015).
9
2)
Tujuan a) Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari; b) Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip; c) Melatih memecahkan masalah; d) Meningkatkan keaktifan belajar; e) Memberikan motivasi belajar kepada mahasiswi; f) Melatih mahasiswi untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok; g) Menumbuhkan daya kreatif mahasiswi; h) Melatih mahasiswi untuk mengembangkan daya toleransi.
3) Langkah-langkah simulasi (Wahab, 2009) a) Persiapan (1) Menetapkan topik; (2) Pendidik memberikan gambaran cara melakukan SADARI dengan phantom; (3) Pendidik memberikan kesempatan kepada mahasiswi untuk bertanya apabila ada yang belum mengerti. b) Pelaksana (1) Simulasi mulai dimainkan oleh peneliti maupun mahasiswi; (2) Para mahasiswi lainnya mengikuti dengan penuh perhatian; (3) Pendidik memberikan bantuan kepada mahasiswi yang mendapat kesulitan.
10
c) Penutup (1) Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan. (2) Merumuskan kesimpulan. d) Kelebihan (1) Dapat sebagai bekal bagi mahasiswi dalam menghadapi situasi sebenarnya; (2) Dapat mengembangkan kreativitas mahasiswi serta di beri kesempatan memainkan peranan sesuai topik; (3) Memperkarya pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam menghadapi situasi sosial; (4) Meningkatkan gairah dalam proses pembelajaran. e) Kekurangan (1) Pengalaman yang diperoleh tidak sesuai kenyataan di lapangan; (2) Pengelolaan yang kurang baik sering menjadikan simulasi sebagai
alat
hiburan,
tujuan
pembelajaran
menjadi
terabaikan; (3) Faktor psikologi seperti rasa malu dan takut memengaruhi mahasiswi dalam melakukan.
11
B. Keterampilan tentang SADARI 1. Pengertian keterampilan Keterampilan merupakan tindakan nyata dari adanya suatu respon. Keterampilan dapat terwujud dalam tindakan nyata apabila tersedia fasilitas atau sarana dan prasarana. Tanpa adanya fasilitas, suatu keterampilan
tidak
dapat
terwujud
dalam
tindakan
nyata
(Notoatmodjo, 2012). 2. Tingkatan dalam keterampilan a. Persepsi Mengenal dan memilih berbagai objek yang berhubungan dengan tindakan yang akan diambil b. Respons terpimpin (guided responses) Merupakan suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan urutan yang benar. c. Mekanisme (mechanism) Melakukan sesuatu dengan benar sehingga secara otomatis menganggap hal tersebut sebagai suatu kebiasaan. Seseorang yang dapat melakukan tindakan secara benar urutannya. d. Adopsi (adoption) Suatu tindakan yang sudah berkembang atau termodifikasi dengan baik disebut adopsi.
12
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan menurut Notoatmojo (2007): a. Faktor prediposisi: tingkat pendidikan, status ekonomi, pendidikan kesehatan, dan hubungan sosial b. Faktor pendukung: fasilitas kesehatan masyarakat dan fasilitas kesehatan c. Faktor penguat: petugas kesehatan dan tokoh masyarakat C. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Mengajarkan wanita bagaimana melakukan pemeriksaan payudara mandiri adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan pemeriksaan payudara. Pentingnya pemeriksaan payudara tahunan oleh dokter atau tenaga kesehatan dan pemeriksaan bulanan secara mandiri harus ditanamkan pada wanita selama kehidupannya (Varney, 2004). Dalam mendeteksi kanker payudara secara dini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya dengan thermography (prosedur diagnosis dengan prinsip berdasarkan level kimia dan aktivitas pembuluh darah yang akan menghasilkan peningkatan suhu pada payudara), mammography (metode pendeskripsian dengan menggunakan sinar X berkadar rendah), ductography (bagian dari mammography yang berguna untuk mendiagnosis nipple discharge dan intraductal papiloma), biopsy dan USG payudara. Salah satu cara yang lebih mudah dan efisien untuk dapat mendeteksi kelainan payudara oleh diri sendiri adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau bisa disebut dengan Breast
13
Self Examination (BSE). SADARI ini penting untuk dilakukan karena 85% penderita kanker menemukan kanker payudaranya sendiri. Berikut merupakan pemeriksaan payudara sendiri: 1. Pengertian SADARI merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada payudara seorang wanita. SADARI dapat dilakukan mulai usia berapapun tetapi sangat dianjurkan bila usianya sudah lebih dari 20 tahun. SADARI ini sebaiknya dilakukan sekali setiap satu bulan secara teratur (Yuni, 2009). 2. Manfaat SADARI SADARI sangat penting dilakukan secara rutin sejak awal oleh setiap wanita, baik wanita usia reproduksi maupun wanita pasca menopause. Sebab dengan SADARI wanita dapat lebih mengenal payudara sendiri, sehingga diharapkan dapat mendeteksi setiap perubahan awal yang mungkin merupakan awal terjadinya kanker payudara. 3. Wanita yang dianjurkan untuk melakukan SADARI SADARI dianjurkan bagi wanita yang telah berusia 20 tahun dan bagi wanita yang berisiko terkena kanker payudara. Menurut Yayasan Kanker Inonesia (1993), faktor-faktor risiko kanker payudara pada wanita adalah: a. Wanita yang mendapat haid pertama pada umur di bawah 10 tahun; b. Wanita yang belum pernah melahirkan; c. Wanita yang melahirkan anak pertama pada umur di atas 35 tahun;
14
d. Wanita yang menopause setelah umur 50 tahun; e. Wanita yang pernah mengalami operasi karena kelainan payudara atau karena tumor; f. Wanita yang di keluarganya ada yang menderita kanker atau riwayat tumor payudara. 4. Waktu yang tepat melakukan SADARI Pilihan waktu yang tepat untuk melakuakan SADARI adalah wanita reproduksi, pemeriksaan dilakukan pada hari ke 7 sampai ke 10 dari awal mulai haid atau 2-3 hari setelah haid berhenti. Pada saat itulah payudara dalam keadaan lunak. Bagi wanita pasca menopouse, SADARI dilakukan secara rutin setiap awal bulan (Brunner dan Suddarth, 2002). 5. Langkah-langkah SADARI (Brunner dan Suddarth, 2002) a. Langkah 1 1) Berdiri di depan cermin 2) Memeriksa payudara terhadap sesuatu yang tidak lazim 3) Perhatikan adanya rabas dari putting payudara, keriput, dimpling atau kulit mengelupas. b. Langkah 2 1) Memperhatikan dengan baik di depan cermin ketika anda mengangkat tangan di belakang kepala anda dan tekan tangan anda kearah depan 2) Memperhatikan setiap perubahan pada kontur payudara.
15
c. Langkah 3 1) Selanjutnya menekan tangan dengan kuat pada pinggang dan agak membungkuk kearah cermin sambil menarik bahu dan siku kearah cermin 2) Memperhatikan
tanda-tanda
keluarnya
cairan
ataupun
perdarahan dari puting susu 3) Memperhatikan setiap perubahan pada payudara. d. Langkah 4 Beberapa wanita melakukan pemeriksaan ini saat mandi dengan shower. Ini akan memudahkan jari mudah melakukan pemeriksaan ketika kulit terkena sabun. 1) Mengangkat tangan kiri 2) Menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan untuk meraba payudara kiri dengan kuat hati-hati dan menyeluruh 3) Memulai pada tepi luar, menekan bagian datar dari tangan dalam lingkaran kecil, bergerak dengan lambat di sekitar payudara. 4) Secara bertahap melakukan kearah putting susu 5) Memastikan untuk melakukan pada seluruh payudara 6) Memberi perhatian khusus pada area di antara payudara dengan lengan dalam bagian ketiak 7) Merasakan bila ada benjolan yang tak lazim di bawah kulit.
16
e. Langkah 5 1) Dengan perlahan meremas putting susu dan memperhatikan adanya rebas atau kulit mengelupas 2) Jika menemui rabas pada putting selama sebulan yang terjadi di ketiak tidak sedang atau melakuakan SADARI, maka segera temui dokter 3) Mengulangi pemeriksaan pada payudara kanan anda. f. Langkah 6 1) Langkah 4 dan 5 harus di ulangi dalam posisi berbaring 2) Berbaring mendatar terlentang dengan tangan kiri dibawah kepala dan sebuah bantal atau handuk yang di lipat di bawah bahu kiri anda (posisi ini akan memudahkan anda untuk melakukan sadari) 3) Menggunakan gerakan sirkuler yang sama seperti yang di uraikan di atas 4) Mengulangi pada payudara kanan anda. D. Pengaruh pemberian informasi dengan metode simulasi terhadap keterampilan tentang SADARI Salah satu usaha untuk menurunkan angka kematian terhadap kanker payudara adalah dengan melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Kanker yang ditemukan pada stadium awal tentu memberikan harapan hidup lebih lama daripada apabila diketemukan pada stadium lanjut (Yanto, 2010).
17
Pada usia dewasa 20 tahun seorang wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pada payudaranya sendiri setiap bulan atau setiap tiga bulan sekali untuk dapat mendeteksi secara dini jika terdapat kelainan dan segera mendapatkan penanganan yang tepat (Setiati, 2009). Rentang usia mahasiswi yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah 20-23 tahun. Sesuai dengan Varney (2004) mengungkapkan bahwa insiden kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia maka dari itu kesadaran akan pentingnya upaya perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara perlu ditingkatkan pula, untuk menciptakan perilaku tersebut, perlu adanya pendidikan kesehatan khususnya tentang langkah SADARI dengan tujuan agar terbentuk pengetahuan tentang perlunya melakukan SADARI. Penyampaian informasi keterampilan dengan metode pembelajaran untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam rangkaian system pembelajaran memegang peran yang sangat penting (Sanjaya, 2009). Penyampaian informasi keterampilan dengan metode simulasi tentang SADARI adalah merupakan tindakan nyata dari adanya suatu respon. Keterampilan dapat terwujud dalam tindakan nyata apabila tersedia fasilitas atau sarana dan prasarana. Tanpa adanya fasilitas, suatu keterampilan tidak dapat terwujud dalam tindakan nyata (Notoatmojo, 2012).
18
Metode penyampaian informasi keterampilan yang baik yaitu pada usia dewasa karena masa kedewasaan merupakan masa dimana terjadi perkembangan intelegensia, sesuai teori Widiastuti (2009) yaitu masa merupakan dimana terjadi perkembangan intelegensia, kematangan mental, kepribadian, pola pikir dan prilaku sosial. Metode simulasi pada masa dewasa khususnya usia 20-23. Dengan menggunakan panthom untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan SADARI, informasi akan mudah ditangkap, oleh pancaindera dan pendengaran, diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari yang akan berpengaruh terhadap perilaku dan psikomotor untuk melakukan SADARI. Oleh karena itu, pemilihan metode penyampaian keterampilan simulasi sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu agar dapat merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan menggunakan metode simulasi akan berpengaruh pada keterampilan seseorang (Majid, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Agustiningsih (2011) yang berjudul “Pengaruh penyuluhan tentang SADARI remaja putri di SMAN Kebakkramat Karanganyar”. Mendapat penelitian bahwa diketahui pengaruh yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang SADARI terhadap pengetahuan remaja putri. E.
Kerangka pemikiran Penyampaian keterampilan dengan metode simulasi yaitu cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan panthom untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan dengan terjadinya penginderaan
19
terhadap informasi tentang SADARI yaitu melihat melalui stimulasi multi indera : penglihatan, pendengaran, dan perabaan, sehingga terjadi proses tahu dimana mengingat kembali proses melakukan SADARI, kemudian paham yaitu kemampuan menjelaskan tentang langkah SADARI, dan akan terjadi proses aplikasi yaitu dimana mahasiswi akan dapat mampu untuk mengaplikasikan serta menggunakan materi langkah SADARI yang menghasilkan keterampilan tentang SADARI. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Metode Simulasi
keterampilan: Lihat (stimulasi multi indera : penglihatan, pendengaran, dan perabaan) Tahu (mengingat kembali proses melakukan SADARI)
a. Faktor prediposisi: tingkat pendidikan, status ekonomi, pendidikan kesehatan, dan hubungan sosial b. Faktor pendukung: fasilitas
Paham (Kemampuan menjelaskan tentang langkah SADARI
kesehatan masyarakat dan fasilitas kesehatan c. Faktor penguat: petugas
Aplikasi (Kemampuan untuk mengaplikasikan serta menggunakan materi langkah SADARI Keterampilan SADARI Keterangan : : Variabel dependen : Variabel independen : Variabel luar
kesehatan dan tokoh masyarakat
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
20
F.
Hipotesis “Ada pengaruh pemberian informasi dengan metode simulasi terhadap keterampilan tentang SADARI”.