Bab II – Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Beton Beton adalah suatu material yang terdiri dari campuran semen, air, agregat
(kasar dan halus) dan bahan tambahan bila diperlukan. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah. Beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimia sejumlah material pembentuknya (Nawy 1985:8). DPU – LPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan pembentuk massa adat (SK.SNI T-15-1990-03:1). Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan dan lain sebagainya. Dalam konstruksi bangunan gedung beton digunakan dalam konstruksi pondasi, kolom, balok, plat lantai atau plat atap (dak). Beton pada plat lantai umumnya berupa plat lantai beton konvensional atau beton dengan tambahan tulangan besi dan plat lantai beton komposit baja (metal deck).
II-1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
2.2
PlatLantai
2.2.1 Plat Lantai Konvensional Plat lantai yang umum dilakukan pada saat ini menggunakan material utama yaitu besi dan beton.. Cara pengerjaan sistem plat lantai konvensional yaitu diawali dengan pembesian dan pemasangan cetakan plat lantai beton. Cetakan lantai beton disangga oleh scafolding atau perancah yang umumnya berupa bambu atau kayu dolken, tatakan atau cetakan biasanya dari triplek atau papan yang dipasang didasar cetakan yang kemudian disangga oleh scafolding atau perancah. Pembesiaan pada badan lantai dan kolom diikat oleh kawat beton yang kemudian dicor secara bersamaan dengan merata. Adukan beton bisa dibuat sendiri secara manual atau dengan molen, bisa juga dengan menggunakan Readymix yaitu adukan beton yang sudah jadi atu sering disebut dengan beton curah. 2.2.2 Plat Lantai Komposit Plat Baja (Metal Deck) Plat Lantai Komposit Plat Baja (Metal Deck) merupakan penyempurnaan dari plat lantai beton konvensional dan merupakan pengganti bahan triplek untuk pengecoran beton yang ada dipasaran. Metal deck memiliki kelebihan karena menggunakan material plat baja galvanized yg didesain bertulang sehingga berfungsi ganda baik sebagai pengganti triplek maupun tulangan negatif. Metal Deck adalah material pengganti bahan konvensional seperti triplek, yang biasanya digunakan sebagai alas dalam proses pengerjaan lantai dak beton atau atap dak beton. Terbuat dari bahan plat baja galvanized dengan tulangan, bentuknya bergelombang dan ketinggiannya 5 cm. Sedangkan II-2 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
panjang dan lebarnya bervariasi, dapat disesuaikan dengan ukuran area yang akan di dak. Dengan menggunakan metal deck pekerjaan dak jadi lebih mudah dan lebih gampang, baik dalam proses persiapan maupun pengerjannya.
Gambar 2.1 Plat Lantai Komposit Plat Baja (Metal Deck)
2.2.3 Jenis - Jenis Plat Baja (Metal Deck) a. Floordeck 600 Adalah dek baja structural bergabani dan bertegangan atau berkekuatan tarik tinggi yang berfungsi ganda yaitu sebagai bekisting tetap dan penulangan positif searah sehingga terbentuklah plat komposit. Plat panel berkualitas tahan tekuk dengan tebal keseluruhan 0.75mm. Panjang plat dapat di pesan sesuai kebutuhan. Panjang maksimum 12 meter dengan pertimbangan kemudahan pada saat pemasangan dan transportasi.
II-3 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
Spesifikasi BahanDasar
:
Baja High Tensile
TeganganLelehMinimum
:
5500 kg/cm2
Lapis Lindung
:
Hot Dip Galvanized
Coating
:
220 gr/m2 – 275 gr/m2
Tebal Baja Dasar
:
0.75 mm TCT 0.85 TCT mm 1.2 TCT
LebarEfektif
:
600 mm s/d 620
Tinggi
:
54 mm
Panjang
:
Maksimum 12 m
Gambar 2.2 Floordeck 600
Gambar 2.3 Floordeck 620 Sumber : www.strukturaldecking.blogspot.com
II-4 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
b. Combideck Adalah plat metal baja yang memiliki motif khusus yang bila dikombinasikan dengan campuran beton akan membentuk suatu system lantai komposit yang sempurna/kuat. Dengan karakteristik teknis yang unik, plat lantai komposit Combideck 870 relatif akan memiliki struktur yang lebih tipis dan ringan. Combideck 870 juga telah diuji secara ilmiah dengan hasil yang menunjukkan performa yang sangat memuaskan, melalui serangkaian pengujian terhadap pembebanan struktur secara statis maupun dinamis. Tabel 2.1 Spesifikasi Combideck
Sumber : www.strukturaldecking.blogspot.com
II-5 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
2.4 Combideck 870 Sumber : www.strukturaldecking.blogspot.com
c. Alkadeck 1000 Terbuat dari material High Tensile Steel, SGC 570, material standar JIS3302, proses coating Hot Dip Galvanized dengan anti corrotion, humidity dan cement resistance. Alkadeck 1000 dilengkapi dengan embosement bentuk panah di setiap sisi gelombang profil diatur dengan gaya dua arah bertolak belakang, menambah lekatan dan ke-monolitan antara Alkadeck 1000 dengan plat lantai komposit diatasnya.
II-6 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
Gambar 2.5 Alkadeck 1000 Sumber : www.strukturaldecking.blogspot.com
2.3 Bekisting dan Jenisnya 2.3.1 Bekisting Dalam sebuah pelaksanaan proyek, pasti kita sering mendengar istilah bekisting. Bekisting atau formwork adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara yang merupakan cetakan / mal ( beserta pelengkapnya pada bagian samping dan bawah dari suatu konstruksi beton II-7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
yang dikehendaki. Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan (Stephens, 1985). Acuan (bekisting) adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk pencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk,rupa ataupun posisi yang direncanakan. Karena bersifat sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Acuan sendiri memiliki arti bagian dari konstruksi bekisting yang berfungsi sebagai pembentuk beton yang diinginkan atau bagian yang kontak langsung dengan beton. Perancah memiliki arti sebagai bagian dari konstruksi bekisting yang berfungsi menahan beban–beban yang ada di atasnya yang bekerja pada saat pengecoran, baik beban vertikal maupun beban horizontal. Pada konstruksi bekisting, harus memungkinkan untuk dapat melakukan :
Pemasangan tulangan (menahan beban tulangan)
Pengecoran sekaligus pemadatan adukan
Pelepasan formwork (acuan) sehingga beton tidak rusak.
2.3.2 Jenis - Jenis Bekisting a. Bekisting Tradisional Bekisting ini dibuat dari kayu dan triplek (plywood) atau papan yang tahan akan kelembaban. Sangat mudah untuk diproduksi tetapi memakan waktu untuk struktur yang lebih besar, dan triplek yang digunakan memiliki umur yang relatif singkat. Hal ini masih digunakan secara luas di mana II-8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
biaya tenaga kerja lebih rendah daripada biaya untuk pengadaan bekisting yang dapat digunakan kembali (reusable). Ini juga merupakan jenis bekisting yang paling fleksibel, karena dapat diterapkan pada bentuk konstruksi yang rumit.
Gambar 2.6 Bekisting Tradisional
b. Sistem Bekisting Rekayasa (Engineering) Bekisting ini dibangun dari modul prefabrikasi dengan bingkai logam (biasanya baja atau aluminium) dan ditutup pada aplikasi (beton). Dua keuntungan utama dari sistem bekisting, dibandingkan dengan bekisting kayu tradisional, adalah kecepatan konstruksi ( pin dengan sistem modular, klip, atau sekrup ) dan menurunkan biaya penggunaan kembali (perkuatan, frame hampir tidak bisa dihancurkan, sementara jika terbuat dari kayu, mungkin harus diganti setelah beberapa - atau beberapa lusin penggunaan, tetapi jika penutup tersebut dibuat dengan baja atau aluminium, penggunaan dapat mencapai hingga dua ribu penggunaan tergantung pada perawatan dan aplikasi). II-9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
Gambar 2.7 Sistem Bekisting Rekayasa (Engineering) Sumber : www.tukangbata.blogspot.com/2013/03/bekisting-atau-formwork-danjenisnya.html
2.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plat Lantai 2.4.1 Pekerjaan Plat Lantai Konvensional Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting plat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.
Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan plat dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan plat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan plat.
II-10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
Pekerjaan Pembesian Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah
bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian plat lantai. Panjang penjangkaran dipasang 30xD tulangan utama. Leveling Pengecoran plat lantai Agar pengecoran plat lantai mencapai level yang benar dan tidak
terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain. Pekerjaan Kontrol Kualitas
Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.
Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete II-11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
mixer Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi. Pengecoran beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan plat seluruh lantai. Untuk mempercepat
proses
pengecoran
dipakai
Concrete
Pump.
Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai. Pekerjaan curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.
2.4.2 Pekerjaan Plat Lantai Komposit Plat Baja (Metal Deck) Pekerjaan Pengukuran, Pemasangan Bekisting dan Pemasangan Plat Baja (Metal Deck)
Pemasangan plat baja (metal deck) sebagai pengganti bekisting plat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.
II-12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan plat baja (metal deck) dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan plat dapat
dilakukan
dengan
mengatur
ketinggian
perancah
(scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan plat. Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian plat lantai. Panjang penjangkaran dipasang 30xD tulangan utama.
Leveling Pengecoran plat lantai
Agar pengecoran plat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.
Pekerjaan Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada pekerjaan plat lantai konvensional.
II-13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
Pengecoran beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan plat seluruh lantai. Untuk mempercepat
proses
pengecoran
dipakai
Concrete
Pump.
Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai. Pekerjaan curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.
2.5 Rencana Anggaran Biaya Secara umum pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB), adalah nilai estimasi biaya yang harus disediakan untuk pelaksanaan sebuah kegiatan proyek. Namun beberapa praktisi mendefinisikannya secara lebih detail, seperti :
Menurut Ir. A. Soedradjat Sastraatmadja, 1984, dalam bukunya ”Analisa Anggaran Pelaksanaan“, bahwa Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibagi menjadi dua, yaitu rencana anggaran terperinci dan rencana anggaran biaya kasar. a) Rencana Anggaran Biaya Kasar II-14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
Merupakan rencana anggaran biaya sementara dimana pekerjaan dihitung tiap ukuran luas. Pengalaman kerja sangat mempengaruhi penafsiran biaya secara kasar, hasil dari penafsiran ini apabila dibandingkan dengan rencana anggaran yang dihitung secara teliti didapat sedikit selisih. b) Rencana Anggaran Biaya Terperinci Dilaksanakan dengan menghitung volume dan harga dari seluruh pekerjaan yang dilaksanakan agar pekerjaan dapat diselesaikan secara memuaskan. Cara perhitungan pertama adalah dengan harga satuan, dimana semua harga satuan dan volume tiap jenis pekerjaan dihitung. Yang kedua adalah dengan harga seluruhnya, kemudian dikalikan dengan harga serta dijumlahkan seluruhnya.
J. A. Mukomoko, dalam bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, 1987 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek perkiraan
nilai
uang
dari
suatu
kegiatan
(proyek)
yang
adalah telah
memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya, serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.
John W. Niron dalam bukunya “Pedoman Praktis Anggaran dan Borongan Rencana Anggaran Biaya Bangunan”, 1992, Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek mempunyai pengertian sebagai berikut : a) Rencana : Himpunan planning termasuk detail dan tata cara pelaksanaan pembuatan sebuah bangunan.
II-15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
b) Angaran : Perhitungan biaya berdasarkan gambar bestek (gambar rencana) pada suatu bangunan. c) Biaya
: Besarnya pengeluaran yang ada hubungannya dengan
borongan yang tercantum dalam persyaratan yang ada.
Bachtiar Ibrahim dalam bukunya “Rencana dan Estimate Real of Cost”, 2003, yang dimaksud Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
2.6
Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan masing – masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada. Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar II-16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II – Tinjauan Pustaka
alokasi sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek. Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat – manfaat seperti berikut.
Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai batas– batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing – masing tugas.
Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
Memberikan saran untuk menilai kemajuan pekerjaan.
Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang di tetapkan.
Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
Merupakan sarana penting dalam pengendaliaan proyek.
II-17 http://digilib.mercubuana.ac.id/