BabII Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN BAHASAN UMUM 2.1 PengertianUmum Dalam Pekerjaan konstruksi, beton merupakan bahan yang sangat penting dan paling
dominan
digunakan,
beton
sangat diminati
karena bahan
ini
merupakan bahan konstruksi yang mempunyai banyak kelebihan antara lain, mudah dikerjakan dengan cara mencampur semen, agregat, (pasir,koral ) air, dan bahan tambahan lainnya seperti zat aditif dengan perbandingan tertentu atau dosis tertentu untuk mendapatkan mutu tertentu. Beton dapat didefinisikan sebagai bahan bangunan dan konstruksi yang sifat-sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan mix desain dan pengawasan yang teliti terhadap bahan- bahan yang dipilih. Bahan-bahan pilihan itu adalah semen, agregat, air dan bahan tambah seperti zat aditif. Agregat, semen, air, dan bahan tambah dalam perbandingan tertentu dicampur bersamasama diaduk dalam campuran menjadi homogeny dan bersifat plastis sehingga mudah untuk dikerjakan. Beton adalah sebuah material utama yang paling sering digunakan di abad ini, kenapa beton lebih sering digunakan? berikut ini kelebihan dan kekurangan beton sebagai bahan bangunan. Kelebihan beton adalah kuat tekannya tinggi, mudah dibentuk, tahan terhadap temperature tinggi, biaya pemeliharaan rendah,
lebih
II-1 Bab II Tinjau an Pusta ka
murah dibandingkan dengan
BabII Tinjauan Pustaka
material lainnya misalnya material baja, dan umurnya tahan lama. Sedangkan kekurangan beton adalah berat lebih kurang 2400 kg/m3, kuat tariknya kecil
9%-15% ) dari kuat tekan, dan menuntut ketelitian tinggi
dalam pelaksanaannya. Untuk itu bahan konstruksi ini dianggap sangat penting untuk terus dikembangkan.
2.2 Zat Aditif Ligno P100 Ligno P100 Merupakan cairan kimia garam polymer bebas klorin yang berfungsi sebagai zat aditif untuk beton, dan diinformasikan secara khusus dapat mengurangi Portland Cement dan mengurangi air dalam jumlah yang besar dan menghasilkan beton mutu tinggi sesuai dengan ASTM C 494-92 type,F
Keuntungan :
Menaikkan kelecakan (workability) beton hingga mengalir (flow). Memudahkan proses pengecoran dengan sedikit atau tanpa vibro atau getaran.
Efek superplasticizer sangat baik, kelecakan beton hingga mengalir ( flow) mampu mengisi celah sempit dalam cetakan berlekuk dan sudut sempit.
Dipakai untuk produksi beton SCC ( Self Compacting Concrete ) mutu tinggi.
Mengurangi pemakaian air sampai dengan 40 %, dan meningkatkan kuat tekan beton pada umur 28 hari dengan signifikan.
Mengurangi resiko segregasi di dalam adukan beton II-2 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
Cocok digunakan untuk industri pre-cast, pre-stressed dan pengecoran dengan tulangan rapat.
Dosis: a. Menaikkan kelecakan (workabilility) beton. Dosis : 0,15 % sampai dengaan 0,30 % bari berat Portland cement. Dosis : b. 0,30 % sampai dengan 0,70 % dari berat porlant cement, tergantung mutu beton yng dicapai dan pengurangan air yang ingin dicapai untuk menghasilkan beton mutu tinggi. Dosis :c. 0,70 % sampai dengan 1,50 % dari berat Portland cement, umumnya dipakai untuk produksi beton dengan mutu diatas K.600. Pembuatan campuran beton dengan menggunakan semen portland lebih sedikit, pada prinsipnya adalah mencoba dengan pengunaan bahan zat aditif dimaksud untuk dapat mengurangi portland cement pada campuran beton,dimana
dalam
konstruksi
bangunan
dibutuhkan beton yang mempunyai kuat tekan, nilai ekonomis, dan ringan.
2.3 Kriteria Beton Berdasarkan beratnya, beton diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu : Beton normal ( normal weight concrete),
B e t o n r i n g a n ( light weight concrete), dan
B e t o n m u t u t i n g g i ( heavy-weight concrete). Beton yang termasuk normal weight concrete umumnya adalah beton dengan berat sekitar 2400 kg/m3, untuk light weight concrete dengan berat kurang dari 1800 kg/m3, dan untuk heavy II-3 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
weight concrete dengan berat lebih dari 3200 kg/m3. Untuk light weight concrete biasanya digunakan untuk dinding rumah, atap dan dinding gedung, Jembatan, pilar pilar , tiang pancang dan lain lain ( sumber: Universitas Indonesia 2008 ). 2.3.1. Syarat bahan beton yang bermutu baik Beton merupakan salah satu bahan untuk struktur bangunan yang sangat baik dipakai dan luas penggunaannya. Umumnya kita menggunakan beton readymix.Tetapi jika kondisi lapangan maupun lingkup pekerjaannya tidak memungkinkan untuk menggunakan beton readymix (seperti : lokasi plant beton readymix sangat jauh,Volume pekerjaaannya sangat kecil dan lain sebagainya ) maka akan digunakan beton sitemix atau beton diaduk sendiri dilikasi proyek dengan alat bantu mesin molen. 2.3.1.a Mutu beton : Mutu beton menyatakan kekuatan tekan luas bidang permukaan. Mutu beton Fc’ 25 menyatakan kekuatan tekan minimum adalah 25 Mpa pada umur 28 hari, dengan menggunakan silinder beton diameter 15 cm, tinggi 30 cm. Mengacu pada standard SNI 03-2847-2002 yang merujuk pada ACI ( American Concrete Institute ). 1 Mpa = 10,14 kg/cm2 2.3.1.b Karakteristik mutu beton Ada kalanya mutu beton juga menggunakan satuan kg/m², Beton dengan mutu K-250 menyatakan kekuatan tekan karakteristik minimum kuat tekan adalah 250 kg/cm2 pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan kubus beton 15x15x15 cm. Mengacu pada PBI (Peraturan Beton Indonesia ) tahun 1971 yang menunjuk pada standard eropa lama. Kekuatan tekan karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil- hasil pemeriksaan II-4 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5 % saja.
Yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi 15 (±0,06 ) cm pada umur beton 28 hari. Sedangkan fc’ adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan ( dalam Mpa), didapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc’ boleh juga didasarkan pada hasil pengujian dan nilai ( fck ) yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus berisi 150 mm, Dalam hal ini fc’ dapat diperhitungkan konversi berikut ini, Fc’ = ( 0,76 + 0,2 log fck/15 ) fck, dimana fck adalah kuat tekan beton (dalam Mpa ), didapat dari benda uji kubus berisi 150 mm. Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil 0,83. 2.3.1.c Perbandingan fc’ dan k Dengan perbandingan buat benda tekan uji : Kubus 15x15x15 cm = 1,00 Kubus 20x20x20 cm = 0,95 Slinder 15x30 cm
= 0,83
Contoh/misal : Mutu beton fc’25 Mpa (benda uji slinder), mutu beton jadi K brapa?? Apabila benda uji kubus 15x15x15 cm, kuat tekan = 250 kg/cm2 : 0,83 = 301,20 kg/cm2 disimpulkan menjadi K-300. II-5 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
Adukan beton dan Mortar berdasarkan analisa BOW : 1 m3 adukan mortar 1 : 7 dibutuhkan bahan : Semen = 1* 0,760 = 0,760 m3 * 1250 = 950 kg = ± 19 sak @ 50 kg
Pasir = 7* 0,675 = 4,725 m3 ( sumber : Rindanu alan Gumilar Universitas Bangka belitung 2013 )
2.4 Bahan beton readymix maupun sitemix terdiri dari semen,pasir beton,kerikil, dan air bersih. Untuk mendapatkan beton dengan kuat tekan yang dinginkan akan digunakan perbandingan atau komposisi bahan beton dengan takaran tertentu. Tetapi untuk memastikan mutu beton yang baik, bahan- bahan beton tadi harus memenuhi persyaratan tertentu seperti : 2.4.1 Semen Portland Semen yang biasa digunakan adalah semen Portland Cement, semen
portland
yang digunakan harus memenuhi syarat syarat yaitu : 1. Semen tidak kadaluarsa, dapat diperiksa dengan cara dipegang oleh tangan, bila masih terasa hangat maka semen belum kadaluarsa. 2. Semen belum mulai bergumpal, atau mengeras, Semen masih bereaksi, yaitu apabila dipegang atau digenggam dengan tangan maka akan jatuh berhamburan.
2.4.2 Agregat kerikil dan pasir beton Sifat yang paling penting dari suatu agregat kekuatan hancur dan ketahanan II-6 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
terhadap benturan. Dua hal ini dapat mempengaruhi ikatan sengan pasta semen, porositas, serta keretakan beton.
Adapun sayarat syarat dari agregat yang digunakan adalah : 1. Keras dan tidak mudah hancur,bila depengan oleh gengaman tangan 2. Tidak mengandung garam, karena garam dapat menyebabkan pemekaran beton karena “ bunga bunga kristal “ (eflorescences )” dari garam serta mengakibatkan korosi pada tulangan didalamnya. 3. Tidak mengandung mineral logam,terutama zat besi ( Fe) 4. Tidak mengandung biji bijian atau kotoran Organik yang memudahkan tumbuh 5. Kadar dan kandungan lumpur, tanah liat dan partikel debu dalam agregat maksimal hanya boleh 2 %
2.4.3. Kadar Lumpur Kadar Lumpur ini dapat diuji dengan cara :
Mencampur air dengan agregat, kemudian didiamkan selama 30 menit, maka akan terbentuk lapisan pasir dan lumpur. Dengan perbandingan tinggi maka didapat kadar lumpur agregat.
Memasukkan agregat yang ada dalam genggaman tangan kedalam air, apabila banyak yang lengket, maka agregat mengandung lumpur.
Menjepit agregat, terutama pasir dengan jari, apabila ternyata lumpur, maka butiran tersebut akan pecah.
II-7 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
2.4.4 A i r bersih Kualitas dan kuantitas air yang digunakan akan mempengaruhi semua sifat beton, sedangkan kualitas air akan mempengaruhi pengerasan dan keawetan dari beton. Air yang digunakan dalam pembuatan beton harus memenuhi syarat syarat antara lain :
Tidak mengandung bahan organik, misalnya sisa tumbuhan
Tidak mengandung bahan bahan kimia, misalnya zat besi, sulfat, dan klorida, karena zat zat kimia ini dapat merusak mutu beton
Tidak mengandung minyak, karena akan menghambat hidrasi yang diperlukan oleh beton untuk ikatan awal.
Tidak berbau, tidak berwarna dan tidak mengandung garam.
2.5 Yang dimaksud Bahan Tambahan Zat Aditif Bahan tambahan ialah bahan yang selain untuk bahan pokok yaitu : ( Semen, Pasir, Koral dan air ) yang ditambahkan pada adukan beton sebelum atau selama pengadukan beton. Tujuannya untuk mengubah perilaku satu atau lebih dari sifat sifat beton. Bahan tambahan bisanya diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit dan harus dengan melalui dosis yang dianjurkan dan harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat dan teliti agar tidak berlebihan, karena dapat memperburuk sifat beton itu sendiri , apabila pemberian dosis takaran tidak melalui percobaan yang dilakukan secara benar.
II-8 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
2.5.1 Jenis-jenis bahan tambahan /Zat aditif beton menurut ASTM ditinjau dari fungsinya. Gambar 2.1 BAHAN ADITIF BETON
Seringkali kita harus menambahkan zat tambahan kepada beton untuk meningkatkan kinerjanya. Bahan tambahan ini seringkali disebut bahan aditif (admixture). Adapun jenis bahan aditif yang paling umum adalah: 1. Air-entraining admixture. Digunakan untuk meningkatkan tahanan beton terhadap efek beku dan cair serta memperbaiki ketahanan terhadap kerusakan (yang diakibatkan oleh garam) 2. Acceleratingadmixture. Bahan tambah ini berfungsi untuk mempercepat proses pengikatan dan pengerasan adukan beton. Yang termasuk jenis accelerator adalah kalsium klorida, bromide, karbonat dan silikat.
II-9 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
3. Retarding admixture. Digunakan untuk memperlambat pengerasan beton dan menghambat kenaikan temperatur. 4. .Superplasticizer. Digunakan untuk mengurangi kandungan air didalam beton dan meningkatkan nilai slump dari beton. 5. Waterprofing material. Digunakan untuk memperlambat penetrasi air ke dalam beton yang berpori. Sumber : Design of Reinforced Concrete-Jack C McCormac.
2.5.2. Data Ringkas mengenai Zat aditif admixture Ligno P-100 LIGNO® P 100 merupakan cairan kimia garam polymer bebas klorin yang berfungsi sebagai aditif untuk beton dan diformulasikan secara khusus untuk mengurangi air dalam jumlah besar dan menghasilkan beton mutu tinggi sesuai dengan ASTM C 494-92 type F. Keuntungan: 1. Menaikan
kelecakan
(workability)
beton hingga mengalir (flow)
2. Memudahkan proses pengecoran dengan sedikit atau tanpa getaran 3. Efek superplasticizer sangat baik
II-10 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
4. Kelecakan beton hingga mengalir (flow) mampu mengisi celah sempit dalam cetakan berlekuk Dipakai
untuk
produksi
beton
SCC
(Self Compacting
Concrete) mutu tinggi 5. Mengurangi
pemakaian
air sampai
40% Meningkatkan kuat tekan beton
umur 28 hari dengan signifikan 6. Mengurangi resiko segregasi diadukan beton 7. Cocok untuk industri pre-cast, pre-stressed, dan pengecoran tulangan rapat. Data Teknis : Tipe Fisik Konten Padat Ph (10% hancuran) Berat Jenis
Modifikasi Polycarboxilate-ether Cairan jernih hijau-kekuningan 49.0 ± 1.0 6.0 ± 1.0 1.10 ± 0.03 Kg/L
Insolubles (v/v) Dosis
NA Dosis yang di anjurkan 300mls – 1200 mls per 100 kg semen Catatan : data diatas merupakan nilai hasil uji dibawah kondisi laboratorium.
Dosis : Menaikan kelecakan (workability) beton dosis 0.15 % s/d 0.30 % dari berat semen. 0.30 % s/d 0.70 % dari berat semen tergantung mutu dan pengurangan air yang ingin dicapai untuk menghasilkan beton mutu tinggi. Dosis 0.70 % s/d 1.50
II-11 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
% dari berat semen, umumnya dipakai untuk produksi beton dengan mutu diatas K600. Pengurangan Air : Maksimal 40 % tergantung dari jenis bahan material dan komposisi mix design yang dipakai. Berdasarkan nilai grafik di bawah, menjadi acuan
untuk
menetapkan dosis sesuai kebutuhan user.
Gambar 2.2 Pengurangan Air
Pengurangan Air, % 50,0 45,0 40,0 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 Control
0,3
0,6
0,9
1,2
1,5
Dengan mengurangi pemakaian air sampai 40%, menaikan kuat tekan beton hingga lebih dari 2X (dua kali) beton normal di umur 28 hari.
II-12 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
Gambar 2.3 Grafik Kuat Tekan Kuat Tekan 900,0 800,0 700,0 600,0
control
500,0
0.30%
400,0
0.60%
300,0
0.90%
200,0
1.20%
100,0
1.50%
0,0 1 hr
7 hr
28 hr
Kombinasi : Tidak direkomendasikan untuk dikombinasikan dengan admixture dari bahan dasar yang berbeda, tapi cocok dipakai bersama fly ash, salica fume dan mineral admixture lainnya. Disarankan untuk melakukan percobaan terlebih dahulu untuk mendapatkan kombinasi yang tepat dan Optimum. Kemasan dan Produk Ligno P-100 : Gambar 2.4 Bentuk Kemasan
Kemasan : Drum Besi @ 200 Kg II-13 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
Penyimpanan : Masa simpan minimal 12 bulan dlam kondisi kemasan asli (belum dibuka) disimpan di tempat yang kering dan terlindung dar sinar matahari langsung. Gambar 2.5 Penyimpanan
Tindakan Pencegahan : Gunakan alat pelindung diri, sarung tangan dan masker. Jangan menghirup uap atau aerosol. Disarankan untuk selalu mencuci kulit / tubuh yang terapar produk. Aplikasi Produk yang dapat di Hasilkan : Gambar 2.6 Hasil Produksi
II-14 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
Tabel 2.1 Data Pengaruh Ligno terhadap Kuat tekan beton dengan menggunakan pasir Galunggung Dosis, % w/w
Campuran, (L)
Semen, (Kg)
WR, %
W/C
Flow
Kontrol 0,3 0,6 0,9 1,2 1,3
0 1,4 2,7 4,1 5,5 6,8
500 500 500 500 500 500
0,0 22,0 35,0 46,0 47,0 47,0
0,48 0,37 0,31 0,26 0,26 0,26
45 45 45 45 55 65
1d 154,0 226,4 289,8 389,5 416,7 425,7
% kontrol 147 % 188 % 253 % 271 % 276 %
Pengurangan Air, % 1000,0
40,0
800,0
30,0
600,0
20,0
400,0
10,0
200,0
0,0
0,0 0,3
0,6
0,9
28 d 371,4 461,9 588,8 706,5 760,9 792,6
% kontrol 124 % 159 % 190 % 205 % 213 %
Kuat Tekan
50,0
Control
Kuat Tekan 7d % kontrol 303,4 407,6 134 % 480,1 158 % 597,8 197 % 656,7 216 % 674,8 222 %
1,2
contr ol 0.30 % 0.60 % 0.90 %
1,5
1 hr
7 hr
28 hr
Tabel 2.2 Rasio Pengurangan Air dan Semen dengan menggunakan Ligno No
No.Trial
Nama Produk
107 108 109 110 111 112
T 732 T 734 T 735 T 736 T 737 T 738
Kontrol P 100 P 100 P 100 P 100 P 100
Dosis, % w/w 0 0,3 0,6 0,9 1,2 1,5
Admix, liter
Semen
0,0 1,4 2,7 4,1 5,5 6,8
500 500 500 500 500 500
awal 240 187 156 130 128 128
Air koreksi
akhir
WR, %
W/C Ratio
240 187 156 130 128 128
0 22,1 35,0 45,8 46,7 46,7
0,480 0,374 0,312 0,260 0,256 0,256
II-15 Bab II Tinjau an Pusta ka
Slump, cm aktual koreksi 45 45 45 45 55 65
1 154,0 226,4 289,8 389,5 416,7 425,7
Kekuatan 3 7 303,4 407,6 4801 597,8 656,7 674,8
28 371,4 461,9 588,8 706,5 760,9 792,6
BabII Tinjauan Pustaka
Dosis, % w/w Kontrol 0,3 0,6 0,9 1,2 1,5
WR, % 0,0 21,0 36,0 44,0 46,7 46,7
50,0
Pengurangan Air, %
40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 Control0,3 0,6 0,9 1,2 1,5
Dosis, % w/w
WR, %
Kontrol
0,0
0,6
10,0
0,9
17,0
1,2
22,5
1,5
27,5
Pengurangan Semen, % 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 Control 0,6
0,9
1,2
1,5
2.6 Perawatan (Curing) Beton Perawatan dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan tidak hanya dimaksud untuk mendapatkan kekuatan tekan beton yang tinggi tetapi juga dimaksud untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur. Perawatan beton ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara penguapan dan cara pembasahan atau disiram dengan air secukupnya. II-16 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
A. Perawatan dengan uap yaitu perawatan dengan tekanan rendah dan perawatan dengan tekanan tinggi (Sumber : Mulyono Tri, 2004)
B. Perawatan beton dengan cara pembasahan atau disiram yaitu :
Menaruh beton dalam ruangan lembab
Menaruh beton dalam genangan air
Menaruh beton dalam air
Menyelimuti permukaan beton dengan air
Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah
Menyirami permukaan beton secara continue selama 1 – 28 hari
2.7.Berbagai penelitian dilakukan terhadap pengaruh penambahan zat aditif Ligno P100 pada kuat tekan beton. Beton merupakan bahan gabungan yang terdiri dari agregat kasar dan halus yang dicampur dengan air dan semen sebagai bahan pengikat dan pengisi antara agregat kasar dan halus dan kadang-kadang ditambahkan bahan tambahan campuran (admixture) bila diperlukan. Beton dapat dikelompokkan berdasar kekuatan tekan karakteristik yang mana kekuatan beton sangat bergantung pada bahan pembuat beton sendiri. Faktor air semen, proporsi campuran, gradasi butiran agregat, serta pelaksanaan pekerjaan di lapangan juga sangat menentukan mutu dan kekuatan beton. (Aman Subakti, 1994). Beton terdiri dari 3 unsur utama, yaitu semen, agregat dan air. Semen jika bercampur dengan air akan membentuk pasta semen yang II-17 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
mempunyai fungsi mengikat agregat halus dan kasar. Rongga di antara bahan-bahan kasar akan diisi oleh batuan yang lebih halus. Pada saat campuran mengeras akan membentuk suatu bahan yang padat, keras dan tahan lama. (McGregor, 1997). Agregat didapat dari beberapa jenis bahan yang umumnya menggunakan bahan alami seperti batu. Agregat dibagi menjadi agregat kasar (batu pecah atau kerikil) dan agregat halus (pasir), demikian juga semen dibagi menjadi beberapa jenis yang dibedakan dari unsur-unsur kimia yang terkandung didalamnya. (Aman Subakti, 1994). 2.7.1 Superplasticizer Superplasticizers merupakan bahan tambahan baru yang dapat disebut sebagai bahan tambahan kimia pengurang air. Bahan ini menambah kelecakan dari campuran dan digunakan terutama untuk beton mutu tinggi, karena dapat mengurangi air sampai 30%. Ada tiga jenis Superplasticizers berdasarkan kandungan klorida, diantaranya : (Paulus Nugraha, 1989). 1. Kondensasi sulfonat melamin formaldehid dengan kandungan klorida sebesar 0.005% 2. Sulfonat naftalin formaldehid dengan kandungan klorida yang dapat diabaikan. 3. Modifikasi lignosulfonat tanpa kandungan klorida. Ketiga jenis bahan tambahan ini dibuat dari sulfonat organik dan disebut superplasticizers karena bahan ini dapat banyak mengurangi
II-18 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
air pada campuran beton. Dosis yang disarankan adalah 1- 2% dari berat semen. Dosis yang berlebihan bisa mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton.(Nawi, 1998).
2.7.2 Beton Dengan Tambahan Superplasticizer Beton dengan tambahan superplasticizer memberikan beberapa sifat khusus dibandingkan dengan beton tanpa tambahan admixture ini. Superplasticizer
sebagai
water
reducer
dalam
campuran
akan
menghasilkan beton yang mempunyai workabilitas serta kuat tekan yang lebih tinggi. Peningkatan workabilitas pada campuran beton diakibatkan oleh bentuk admixture ini adalah cair. Semakin besar penambahan superplasticizer maka workabilitas campuran beton akan semakin meningkat. Peningkatan workabilitas ini ditunjukkan dengan nilai slump yang semakin tinggi. Kuat tekan beton akan meningkat dengan penambahan superplasticizer pada dosis yang tepat/Optimum. Superplasticizer akan menyebabkan semen terdispersi lebih merata dan menghasilkan reaksi hidrasi yang lebih.
2.7.3 Pengaturan Perbandingan dari komposisi beton Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan dari perbandingan semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagai jenis campuran. Perbandingan dari air terhadap semen merupakan faktor utama didalam penentuan kekuatan beton, Semakin rendah perbandingan air-semen, semakin tinggi kekuatan tekan. Suatu jumlah tertentu air diperlukan II-19 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
untuk memberikan aksi kimiawi di dalam pengerasan beton; kelebihan air meningkatkan
kemampuan
pengerjaan,
akan
tetapi
menurunkan
kekuatan. (Wang & Salmon, 1994). Perhitungan kuat tekan beton dilakukan dengan rumus : (Anonimous, 1989).
f 'c = P kg / cm2 A f c = Kuat tekan Beton P = Beban Maksumum (kg)\ A = Luas Penampang Benda Uji (cm²)
II-20 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
Gambar 2.7 Penelitian yang dilakukan oleh PT.Ligno Specialty Chemicals.
II-21 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
Gambar 2.8 Alur penelitian PT.Ligno
II-22 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
2.9 Kesimpulan Beton merupakan material utama konstruksi, kekuatan tekan beton merupakan salah satu sifat utama yang menjadikannya sebagai material penting dalam konstruksi beton
sebagai material konstruksi banyak
digunakan karena sifatnya yang mudah dibentuk, kedap terhadap air, mudah diperoleh, dan biaya yang murah.pada masa sekarang, untuk memudahkan dan mendapatkan nilai ekonomis dan mendapatkan kuat tekan beton dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan mutu dan kwalitas beton sesuai dengan yang direncanakan
dengan
memanfaatkan dan menggunakan bahan tambah zat aditif.
Tuntutan material menjadi permasalahan mendasar untuk
menciptakan kuat tekan beton . adanya faktor pembatas dari jenis material yang digunakan dalam pembuatan beton, menuntut untuk digunakannya material material tambahan. Semisal aditif admixture Ligno P-100, merupakan solusi alternatif yang dapat digunakan untuk menciptakan beton dengan mutu yang baik. Berbagai penelitian memberikan dan kesimpulan yang positif terhadap kegunaan material tambah zat aditif Ligno P-100 Superplasticzier. Beberapa penelitian menunjukkan, kadar optimum Ligno P-100 yang dapat digunakan dalam pembuatan beton untuk mendapatkan kuat tekan berkisar antara dosis 0, 3%, 0,6%,
dan 0,9 %,
dari berat semen.
Meningkatkan kuat tekan beton ( ( compressive strength ) pada umur 28 hari
II-23 Bab II Tinjau an Pusta ka
BabII Tinjauan Pustaka
sebesar : 0,3 % = 461,9 Kg/cm2, atau 124 %, 0,6 % = 588,8 Kg/cm2, atau 159 % 0,9 % = 706,5 kg/cm2, atau 190 % Dengan catatan memakai pasir Ex pasir Galunggung
2.10 Saran
Penambahan material Zat aditif Ligno P100 dalam memproduksi beton kuat tekan sesuai yang diinginkan merupakan hal yang penting. Karena sifat fisik dan kimiawi yang dikandung dari bahan tersebut telah diuji cobakan melalui uji laboratorium.
Persentase penggunaan zat aditif Ligpo P-100 harus dalam kadar yang diijinkan, agar mendapatkan hasil yang optimum, agar beton yang dihasilkan tidak mengalami reduksi kekuatan.
II-24 Bab II Tinjau an Pusta ka