BAB II PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemeliharaan Bahan Pustaka Bahan pustaka pada umumnya terbuat dari kertas baik dalam bentuk buku, surat kabar, majalah dan bahan cetak lainnya. Semua koleksi tersebut pasti akan mengalami kerusakan. Hal ini di sebabkan bahan pembuatan kertas tersebut bersifat asam dan merupakan bahan organik yang selalu bereaksi dan akan mengurai. Oleh karena itu pemeliharaan bahan pustaka sangat diperlukan untuk menunjang fungsi perpustakaan dalam melaksanakan jasa perpustakaan agar terpelihara dengan sebaik mungkin. Menurut Soeatminah (1992: 126), pengertian pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka adalahkegiatan menjaga atau mengusahakan agar bahan pustaka awet dan terawat dengan baik.Sedangkan menurut pedoman perpustakaan perguruan tinggi (2004:46),” Pelestarian adalah upaya untuk menyimpan kandungan informasi sebuah pustaka dalam bentuk pustaka aslinya dengan cara alih media”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan bahan pustaka adalah semua kegiatan atau usaha yang dilakukah oleh seorang pustakawan dalam melindungi bahan pustaka dari faktor-faktor yang dapat merusak bahan pustaka tersebut baik faktor dari dalam maupun dari luar.
Universitas Sumatera Utara
Pemeliharaan bahan pustaka perlu dilakukan oleh setiap perpustakaan. sehubungan dengan hal itu pemeliharaan terhadap bahan pustaka agar koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut selalu siap digunakan oleh penggunanya. Apabila bahan pustaka tersebut rusak, membuat pengguna kurang tertarik untuk membacanya. Dan sebaliknya bahan pustaka yang rapi dan bersih dapat membuat pengguna merasa nyaman untuk membaca bahan pustaka tersebut. 2.2 Tujuan Pemeliharaan Adapun tujuan dari pemeliharaan bahan pustaka menurut Sulistyo-Basuki (1991:182), adalah “Melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dengan alih bentuk dengan menggunakan media lain atau melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin untuk dapat digunakan secara optimal”. Adapun menurut buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (2006:63) tujuan pemeliharaan bahan pustaka adalah: 1. 2. 3. 4.
Mencegah kerusakan bahan pustaka Melindungi bahan pustaka dari faktor penyebab kerusakan Memperbaiki bahan pustaka yang masih layak disimpan dan bermanfaat Melestarikan isi bahan pustaka yang masih bermanfaat
Dalam pelestarian bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara melestarikan bentuk fisik bahan pustaka,melestarikan kandungan informasi kedalam media lain seperti microfilm, microfish, dan fotocopy, maka bahan pustaka yang ada pada perpustakaan akan tahan lebih lama dan dapat digunakan kapan saja.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Fungsi pemeliharaan Fungsi pemeliharaan bahan pustaka adalah menjaga agar bahan pustaka tidak cepat rusak. Kerusakan tersebut terjadi karena tangan jahil pengguna, serangga atau jamur yang merajalela pada bahan pustaka yang ditempatkan diruangan. Ada beberapa fungsi pemeliharaan bahan pustaka yaitu: 1. Fungsi melindungi Bahan pustaka dilindungi dari serangga, manusia, jamur, cahaya matahari, api dan sebagainya. Dengan melakukan pemeliharaan yang baik maka dapat mencegah kerusakan bahan pustaka. 2. Fungsi pengawetan Bahan pustaka yang terpelihara dengan baik akan menjadi awet dan bisa lebih lama dipakai dan diharapkan lebih banyak pembaca yang dapat menggunakan bahan pustaka tersebut. 3. Fungsi ekonomi Bahan pustaka yang terpelihara dengan baik dapat menghemmat keuangan pada perpustakaan tersebut. 4. Fungsi keindahan Bahan pustaka yang ditata dengan rapi. Dapat membuat perpustakaan tampak lebih indah dan menarik sehingga dapat memikat pengguna.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka Salah satu cara pemeliharaan agar bahan pustaka tidak mudah rusak adalah dengan menyimpannya pada tempat yang bersih dan aman. Bahan pustaka kertas merupakan bahan pustaka yang mudah terbakar, mudah sobek, mudah rusak yang disebabkan oleh mahluk hidup, noda dari debu dan juga bisa disebabkan oleh jamur. Kekuatan kertas semakin lama semakin menurun karena adanya reaksi kimia atau reaksi antara selulosa dengan bahan lain yang ada pada kertas seperti bahan additive. Akibatnya kertas akan berubah warna menjadi kuning kecoklatan dan pada akhirnya dapat menjadi rapuh dan hancur. Jenis perusak bahan pustaka tersebut sangat tergantung pada keadaan iklim dan daerah setempat serta lingkungannya. Jenis perusak bahan pustaka didaerah yang beriklim sedang atau tropis berbeda dengan perusak bahan pustaka yang berada di daerah yang beriklim dingin. Pada daerah yang beriklim tropis memilik perusak bahan pustaka lebih banyak dan lebih ganas dari pada yang berada di iklim dingin. Secara garis besar kerusakan bahan pustaka dapat di sebabkan oleh beberpa faktor yaitu: 2.4.1 Kerusakan Oleh Faktor Alam a. Temperatur dan kelembaban udara Jumlah kandungan uap air dalam udara sangat penting diketahui karena dengan adanya uap air ini akan menambah kecepatan reaksi yang akan memacu kecepatan pelapukan bahan pustaka. Seperti hidrolisa asam dalam kertas akan bertambah cepat jika temperatur dan kelembapan uap meninggi. Kelembapan udara
Universitas Sumatera Utara
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menimbulkan beberapa masalah. Kombinasi antara temperatur yang tinggi dan kelembapan yang tinggi akan menyuburkan pertumbuhan jamur dan serangga. Dan pada kelembapan yang terlalu tinggi menyebabkan tinta akan larut dalam air dan menyebar sehingga kertas pada buku akan saling menempel serta akan sulit dilepas pada saat kering. Sebaliknya jika kelembapan udara terlalu rendah, dapat menyebabkan kertas menjadi kering dan getas serta sampul yang terbuat dari kulit akan menjadi keriput. b. Cahaya Cahaya atau energi radiasi juga mempunyai efek pada bahan pustaka. Cahaya akan mempercepat oksidasi molekul selulosa sehingga ikatan kimia pada molekul tersebut dapat terputus. Cahaya mempunyai pengaruh menggelantang yang menyebabkan kertas menjadi pucat dan tinta memudar. Karena pengaruh cahaya ini, lignin pada kertas akan bereaksi dengan komponen lain sehingga kertas berubah menjadi kecoklatan. Sinar tampak dalam cahaya dapat merusak bahan pustaka akan tetapi sinar ultraviolet yang tidak tampak akan lebih reaktif dan lebih merusak. Radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang antara 300-400 nanometer dapat menyebabkan reakksi fotokimia. Radiasi ultraviolet ini berasal dari cahaya matahari ( 25% ) dan lampu TL (3-7%). Kerusakan karena cahaya sangat sangat tergantung dari panjang gelombang dan waktu pencahayaan.makin kecil panjang gelombang dan makin lama waktu pencahayaan, semakin cepat kertas mengalami kerusakan.
Universitas Sumatera Utara
c. Pencemaran udara Debu, kotoran dan partikel padat yang berasal dari udara dapat menyebabkan kerusakan pada bahan pustaka. Kerusakan bahan pustaka karena debu, kotoran dan partikel padat ini antara lain: 1. Partikel debu yang dalam kondisi lingkungan yang lembab akan menimbulkan noda permanen yang sukar untuk dihilangkan. 2. Partikel debu akan masuk ke sela-sela buku yang akan membuat kertas akan menjadi rapuh 3. Kotoran dan partikel padat dapat menimbulkan rasa asam yang dapat merusak kertas 4. Kertas tergores karena gesekan yang datang melalui udara. 2.4.2 Kerusakan Oleh Faktor Hayati a. Jamur (fungi) Fungi merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil. Mereka mengambil makanan dari mahluk hidup lain sebagai parasit atau dari bahan 24 organik mati sebagai sapropit. Sapropit merupakan penyebab kerusakan yang hebat pada bahan pustaka yang terbuat dari kertas. Fungi terdiri dari cabang-cabang halus yang terdiri dari hypae yang berbentuk seperti kapas (mycelium). Mycelium ini tumbuh membentang seperti benang (rizhoid) dan menyebar di atas permukaan kertas tempat ia tumbuh, fungi mempunyai buah (sporangium) yang berisi spora. Spora ini tidak dapat dilihat karena berukuran sangat kecil dan berada dimana-mana, spora
Universitas Sumatera Utara
dapat bertahan untuk waktu yang lama dan dengan cepat tumbuh jika kondisi yang memungkinkan, yaitu dengan kelembaban udara yang lebih besar dari 70%. b. Serangga Berbagai jenis serangga seperti kecoa, rayap, kutu buku, silverfish dan lain sebagainya hidup dengan sumber makanan yang berasal dari buku. Biasanya serangga ini sangat senang dengan lingkungan tempat tinggal yang hangat, lembab, remang, gelap dan dengan sirkulasi udara yang tidak sempurna. c. Binatang pengerat Binatang pengerat (tikus) juga merupakan binatang perusak buku yang cukup sulit untuk diberantas. Mereka biasanya menyimpan buku-buku yang disimpan di dalam gudang dan kadang kertas tersebut disobek-sobek dan dikumpulkan untuk dijadikan sarang. Dan kadang-kadang tikus meninggalkan kotorannya yang bisa meenyebabkan bahan pustaka menjadi rusak. 2.4.3 Kerusakan oleh faktor manusia Manusia merupakan penyebab kerusakan bahan pustaka yang berasal dari luar, yaitu karena penanganan dan penggunaan bahan pustaka, tekhnik penjilidan, prosedur penyusunan di dalam rak, pengolahan, sirkulasi dan bagaimana staf dan pengguna jasa perpustakaan memegang bahan pustaka dengan cara yang tidak baik. Kerusakan yang terjadi dapat bersifat kimiawi, seperti memegang bahan pustaka saat tangan kita sedang kotor dan berminyak sehingga menimbulkan noda
Universitas Sumatera Utara
pada bahan pustaka. Dan juga tinta dan perekat yang mengandung zat asam akan merusak kertas, akan tetapi kerusakan yang paling terbesar adalah kerusakan fisik seperti sampul buku yang mengalami kerusakan dan juga kertas yang sobek yang di akibatkan oleh si pengguna itu sendiri karena kelalaiannya dalam menjaga bahan pustaka. Menurut Razak ( 1995: 13 ), Manusia merupakan faktor penyebab yang besar pengaruhnya bagi kerusakan bahan pustaka dan dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu: Kerusakan secara tidak lansung dan secara langsung. 1. Kerusakan secara tidak langsung terdiri dari a. Kualitas kertas yang mengandung senyawa asam dan lignin b.Tinta, mengandung asam dapat merubah warnanya menjadi coklat kekuningan c. Senyawa asam, dapat menyebabkan pelapukan pada kertas d.Lignin, dapat merubah warna kertas dari putih menjadi warna kuning kecoklatan. 2. kerusakan secara langsung a. Salah penanganan: cara penanganan yang salah dan kurang hati-hati baik yang dilakukan oleh staf maupun pengguna yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pustaka.
Universitas Sumatera Utara
Penanganan yang baik tidak dilakukan secarah alamiah tetapi diajarkan cara penanganannya. 2.4.4 Kerusakan Oleh Bencana Alam Bencana alam seperti kebanjiran, kebakaran, gempa bumi, kehujanan, kerusuhan dan kesalahan dalam penanganan seperti salah meletakkan buku selama dalam melaksanakan konservasi dan restorasi, hal itu merupakan sebab-sebab kerusakan bahan pustaka yang sangat merugikan. Kerusakan yang terjadi karena kehujanan dan kebanjiran akan menimbulkan noda yang akan menyebabkan timbulnya jamur dan kotoran yang terdapat dalam air. Noda yang ditimbulkan oleh jamur ini sangat sukar dihilangkan karena jamur memiliki akar yang tumbuh di selasela serat kertas. Dan juga kebakaran dapat memusnahkan kertas dalam waktu yang sangat singkat. Oleh sebab itu kita harus menjaga agar kebakaran jangan sampai terjadi. 2.5. Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka Agar bahan pustaka selalu terawat dengan baik dan tahan lama, maka harus diperhatikan kondisi lingkungan sekitar perpustakaan. Sehingga bahan pustaka tersebut setiap saat dapat digunakan oleh pengguna perpustakaan. Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang dilakukan sejak dini merupakan tindakan yang lebih baik dari pada melakukan perbaikan bahan pustaka yang sudah parah keadaanya. Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang di sebabkan oleh beberapa faktor dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Mencegah kerusakan karena pengaruh temperature dan kelembaban udara Temperatur dan kelembapan udara yang ideal bagi bahan pustaka adalah 20%-40% dan 45-50% RH. Satu-satunya untuk mendapatkan kondisi seperti ini adalah memasang AC 24 jam sehari selama 7 hari dalam seminggu, masalahnya timbul karena tidak semua perpustakaan mampu memasang AC seperti ini karena biaya operasionalnya sangat besar. Jika AC dipasang hanya setengah hari saja maka kelembapan akan berubah-ubah, kondisi ini malah akan mempercepat kerusakan kertas. Jika dalam suatu perpustakaan sudah memasang AC dan mengoperasikan hanya setengah hari saja karena pertimbangan biaya, maka sebaiknya AC diatur untuk mendapatkan temperatur udara 26-28 derjat celcius. Hal ini untuk mencegah terjadinya fluktuasi temperatur yang tinggi pada siang dan malam hari, dan temperatur tersebut cukup sejuk untuk manusia dan aman bagi bahan pustaka. b. Mencegah kerusakan karena pengaruh cahaya Ada dua macam cahaya yang digunakan untuk menerangi sebuah perpustakaan yaitu, cahaya matahari dan lampu listrik. Dalam cahaya terdapat bermacam-macam sinar akan tetapi yang merusak bahan pustaka kertas adalah sinar ultraviolet. Cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan, baik secara langsung maupun melalui pantulan cahayanya harus dihalangi dengan gorden atau disaring dengan filter agar mengurangi radiasi ultraviolet. Dan buku tidak boleh diletakkan dekat dengan jendela karena akan mempercepat proses pelapukan pada kertas. Sedangkan untuk mencegah kerusakan karena cahaya lampu listrik adalah dengan
Universitas Sumatera Utara
memperkecil intensitas cahaya, memperpendek arus pencahayaan dan menghilangkan radiasi ultraviolet dari lampu tersebut dengan memasang filter pada lampu tersebut. c. Mencegah kerusakan karena pencemaran udara Menurut Razak (1995: 30) pencemaran udara seperti gas-gas pencemar, partikel debu dan logam yang dapat merusak kertas dapat dicegah dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Ruangan menggunakan AC, karena di dalam AC terdapat filter untuk menyaring udara dan ruangan ber AC selalu tertutup sehingga mengurangi debu 2. Di dalam ruangan diberi alat pembersih udara (air cleaner). Pada alat ini terdapat karbon aktif yang dapat menyerap gas pencemar dan terdapat filter untuk membersihkan udara dari debu. d. Mencegah kerusakan karena faktor hayati Yang termasuk faktor biota adalah serangga, jamur dan binatang pengerat. Tindakan perventif untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya jamur dan serangga adalah dengan memeriksa bahan pustaka secara berkala, membersihkan tempat penyimpanan menurunkan kelembaban udara dan buku-buku tidak boleh disusun terlalu rapat pada rak karena mengurangi sirkulasi udara. Untuk mengurangi menularnya serangga dan jamur dari luar, sebaiknya buku-buku yang baru dibeli atau yang baru diterima hendaknya harus difumigasi terlebih dahulu sebelum diisimpan bersama-sama dengan buku yang lainnya. Pada rak sebaiknya diletakkan bahan-
Universitas Sumatera Utara
bahan yang berbau untuk mengusir serangga seperti kanfer, naftalen, paradichloro benzena atau PDB. e. Mencegah kerusakan karena faktor manusia Manusia merupakan perusak bahan pustaka yang cukup besar. Pengaruh ini dapat bersifat tak langsung seperti pencemar udara atau mutu kertas yang rendah yang dihasilkan oleh industri dan dapat bersifat langsung seperti kebakaran, kecurian dan penanganan. Kerusakan lain pada bahan pustaka adalah rendahnya standart mutu penjilidan. Teknologi tinggi seperti penggunaan AC yang tidak kontinyu malah akan mempercepat kerusakan bahan pustaka. Pelaksanaan fotokopi yang tidak benar juga akan merusak bahan pustaka. Dan juga teknik penanganan yang salah dapat menyebabkan kerusakan fisik. Sedangkan salah pengolahan seperti menyimpan bahan pustaka pada tempat yang mengandung resiko, tidak dibersihkan secara berkala akan menimbulkan kerusakan fisik karena kotor dan bahan pustaka yang kotor disukai oleh jamur dan serangga. Dan kerusakan yang paling fatal adalah karena lalai dalam persiapan menghadapi bencana alam. f. Mencegah kerusakan karena bencana kebakaran Menurrut buku pedoman perawatan dan pemeliharaan bahan pustaka (1992: 16) bencana kebakaran dapat dihindari dengan cara: 1. 2. 3. 4.
Memasang smoke detektor pada tiap ruangan dalam perpustakaan Instalasi lstrik harus diperiksa secara berkala Dilarang keras merokok didalam perpustakaan Alat pemadam api harus dipasang di tempat-tempat yang mudah dijangkau
2.6 Perbaikan (restoration)
Universitas Sumatera Utara
Perbaikan restoration menunjuk kepada pertimbangan dan cara yang digunakan untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusak. Sebelum melakukan perbaikan, terlebih dahulu harus di ketahui sejauh mana kerusakan yang di alami oleh bahan pustaka tersebut. Dengan demikian kita mengetahui cara yang tepat untuk melakukan perbaikan pada bahan perpustakaan yang telah rusak. Ada beberapa kegiatan perbaikan terhadap bahan pustaka yang telah rusak antara lain: 1. Reproduksi Reproduksi dilakukan untuk merawat bahan pustaka yang langka dan mudah rusak. Reproduksi dapat dilakukan dengan cara: -
Mereproduksi bahan pustaka dengan cara membuat fotocopynya
-
Mereproduksi bahan pustaka kedalam bentuk lain seperti microfilm, microfish, CD-ROM
-
Bahan pustaka yang berbentuk microfish ataupun microfilm sebaiknya dibuatkan duplikatnya.
2. Penjilidan Penjilidan merupakan kegiatan yang paling penting dalam pemeliharaan bahan pustaka. Adapun bahan pustaka yang perlu dijilid adalah: -
Bahan pustaka yang benang jahitan pengikat lembarannya teleh lepas
-
Bahan pustaka yang sampulnya telah rusak atau terlalu tipis
Universitas Sumatera Utara
-
Bahan pustaka yang halamannya tidak berurutan
Dalam kegiatan penjilidan, perpustakaan diharuskan untuk melengkapi catatan untuk penjilidan buku, majalah, atau dokumen lainya. Dalam melakukan hal ini pembiayaan perlu dipikirkan untuk memenuhi bahanbahanya. Apabila pembiayaan penjilidan sama dengan pembiayaan pembelian bahan pustaka dengan judul yang sama, maka disarankan untuk membeli bahan pustaka yang baru saja. 3. Laminasi Pelestarian bahan pustaka dengan cara laminasi yaitu melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus agar bahan pustaka menjadi awet, merupakan kegiatan yang digunakan untuk kertas-kertas yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi dengan cara lain seperti ditambal atau dijilid. Kertas atau bahan pustaka yang ingin dilaminasi adalah bahan pustaka yang sudah tua dan berwarna kuning kecoklatan. Laminasi dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan tangan dan laminasi dengan cara modern yaitu dengan cara menggunakan mesin dan juga bahan laminasi sudah disediakan dalam bentuk siap pakai. Dan adapun cara lain untuk penanganan bahan pustaka pada laminasi dapat dilakukan dengan pelepasan atau penyemprotan bahan pustaka dengan bahan kimia. 2.7 Penyiangan Penyiangan (weeding) adalah kegiatan pemilihan terhadap koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Kegiatan penyiangan dilakukan agar bahan
Universitas Sumatera Utara
pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru. Bahan pustaka yang perlu disiangi adalah bahan pustaka yang sudah tidak relevan lagi, sudah usang, isinya sudah tidak lengkap, bahan pustaka yang sudah ada edisi barunya dan bahan pustaka yang fisiknya sudah sangat rusak. Kegiatan penyiangan ini sebaiknya dilakukan oleh petugas perpustakaan berdasarkan pertimbangan kesesuaian kondisi fisik bahan pustaka. Tujuan kegiatan penyiangan ini antara lain: 1. Membina dan memperbaiki nilai pelayanan informasi oleh perpustakaan 2. Memperbaiki kinerja perpustakaan 3. Menigkatkan daya guna dan hasil guna ruang dan koleksi. Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan penyiangan antara lain sebagai berikut: a. Menentukan bahan pustaka yang perlu disiangi b. Membuat berita acara penghabisan barang inventaris c. Mencabut kartu catalog bahan pustaka yang akan disiangi d. Menyisihkan bahan pustaka yang masih bisa diperbaiki e. Menghapus data-data bahan pustaka dari inventaris dan pangkalan data computer.
Universitas Sumatera Utara