BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Hutang Dagang Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam
penelitian ini. Pada hakikatnya hutang dagang berperan signifikan dalam perputaran modal dan mempengaruhi likuiditas perusahaan. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional terkadang harus memerlukan dana masukan lain diluar kepemilikan modal yang dimilikinya, dalam hal ini hutang dagang berperan untuk mendukung likuiditas perusahaan. 1.
Pengertian Hutang Dagang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban yang dalam pengertian
sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain.
Hutang digunakan perusahaan untuk
membiayai berbagai macam kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan, misalnya untuk membeli aktiva, bahan baku, dan lain-lain. Barang dan jasa yang diperoleh perusahaan merupakan transaksi yang dapat menimbulkan kewajiban untuk membayar kepada pihak lain.
Untuk menentukan suatu
transaksi sebagai hutang atau bukan sangat tergantung
pada kemampuan
untuk menafsirkan transaksi atau kejadian yang menimbulkannya seperti
Universitas Sumatera Utara
yang dikemukakan oleh FASB berikut ini dalam Statement of Financial Accounting Concept No.6 (Chariri dan Ghozali 2005 ; 157), yaitu : “Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa yang mendatang yang mungkin timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan ke entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi di masa lalu”. Lebih lanjut Chariri dan Ghozali (2005;157) mengemukakan dari definisi yang dikemukakan FASB di atas, pengertian hutang memiliki dua komponen utama, seperti berikut ini. 1) Adanya kewajiban sekarang dalam bentuk pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang dari penyerahan barang atau jasa. 2) Berasal dari transaksi atau peristiwa masa yang lalu (telah terjadi). Dua karakteristik yang penting dari hutang adalah kewajiban tersebut sudah ada pada saat itu dan harus merupakan hasil transaksi masa lalu, serta timbulnya hutang tergantung pada terjadinya suatu transaksi atau kejadian yang bersifat eksternal. Transaksi tersebut dapat berupa transaksi keuangan atau kejadian non keuangan, seperti timbulnya kecelakaan yang menimbulkan kewajiban untuk mengganti suatu kerusakan. Munawir (2004 : 18) berpendapat bahwa “Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor”. Dalam hal ini Hongren et. al (2006 : 505) menyatakan bahwa : “Hutang merupakan suatu kewajiban untuk memindahkan harta atau memberikan jasa di masa yang akan datang”. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hutang adalah kewajiban keuangan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
kepada pihak lain yang harus dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada saat jatuh tempo. Chariri dan Ghozali (2005 : 160) menyatakan bahwa : Hutang adalah suatu jumlah yang harus dibayar dalam bentuk uang, barang, atau jasa khususnya hutang yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1) terjadi atau telah terjadi (current liability), 2) terjadi pada suatu saat tertentu di masa mendatang, misalnya hutang untuk pembiayaan (funded debt) dan hutang yang masih harus dibayar (accrued liability), 3) terjadi karena tidak dilaksanakannya suatu tindakan di masa yang akan datang, misalnya pendapatan yang ditangguhkan dan hutang bersyarat (contingent liability). Berdasarkan hal di atas, Chariri dan Ghozali (2005 : 160) merumuskan bahwa hutang dapat terjadi karena beberapa faktor berikut ini. 1) Kewajiban Legal/Kontrak (Contractual Liabilities) Kewajiban legal adalah hutang yang timbul karena adanya ketentuan formal berupa peraturan hukum untuk membayar kas atau menyerahkan barang atau jasa kepada entitas tertentu, misalnya hutang dagang dan hutang bank. 2) Kewajiban Konstrukif (Constructive Liabilities) Kewajiban konstruktif timbul karena kewajiban tersebut sengaja diciptakan untuk tujuan atau kondisi tertentu, meskipun secara formal tidak dilakukan melalui perjanjian tertulis untuk mebayar sejumlah tertentu di masa yang akan datang, contoh jenis kewajiban ini adalah bonus yang akan diberikan kepada karyawan. 3) Kewajiban Ekuitabel Kewajiban ekuitabel adalah kewajiban yang timbul karena adanya kebijakan yang diambil oleh perusahaan karena alasan moral atau etika dan perlakuannya diterima oleh praktik secara umum, contohnya hutang garansi yang muncul karena alasan moral dimana perusahaan diharapkan tidak merugikan konsumen, sehingga perlu memberikan garansi atas setiap produk yang terjual.
Hutang atau kewajiban yang dicatat dalam laporan keuangan tidak harus berasal dari hutang atau kewajiban yang sah menurut aturan hukum
Universitas Sumatera Utara
saja, tetapi hutang atau kewajiban yang timbul karena tujuan tertentu atau untuk alasan moral atau etika juga harus dicatat ke dalam laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan jangka waktu pelunasan atau penyelesaian hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu hutang jangka pendek (lancar) dan hutang jangka panjang (tidak lancar). Hutang dianggap selesai atau lunas apabila suatu perusahaan telah melakukan kewajiban untuk menyerahkan aktiva atau jasa kepada pihak lain. IAI (2004 : 62) menyebutkan bahwa penyelesaian kewajiban masa kini bisanya melibatkan perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa depan demi memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan: 1) pembayaran kas, 2) penyerahan aktiva, 3) pemberian jasa, 4) penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban yang lain atau, 5) konversi kewajiban ekuitas. 2.
Hutang Jangka Pendek Kadang kala perusahaan meminjam uang dalam jangka pendek untuk
kegiatan operasi perusahaan yang biasa disebut dengan hutang (kewajiban) jangka pendek atau lancar. Di dalam IAI (2004 : 44) dikatakan bahwa suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika :
Universitas Sumatera Utara
1)
diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau
2)
jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca.
Yusuf (2005 : 230) mendefinisikannya sebagai berikut : “Kewajiban lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau siklus akuntansi operasi normal perusahaan, dengan menggunakan aktiva lancar atau hasil pembentukan kewajiban lancar yang lain”. Lebih jelas lagi Niswongeret.al (2000 : 441) berpendapat bahwa kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus dibayar dengan aktiva lancar serta jatuh tempo dalam jangka pendek, biasanya satu tahun. Pada Umumnya besar kewajiban lancar berasal dari dua transaksi dasar berikut ini : 1) barang atau jasa yang telah diterima tetapi belum dibayarkan, 2) pembayaran yang telah diterima tetapi barang atau jasa tersebut belum dikirimkan. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar, serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi. Sementara itu Husnan (1998 : 499) mengelompokkan dana jangka pendek menjadi dua tipe, yaitu : 1) Pendanaan Spontan Sumber dana yang ikut berubah apabila aktivitas perusahaan berubah, contohnya adalah hutang dagang. 2) Pendanaan Tidak Spontan atau Pendanaan yang Memerlukan Negosiasi Pendanaan yang mengharuskan perusahaan untuk melakukan negosiasi agar dapat menambah atau mengurangi dana yang
Universitas Sumatera Utara
dipergunakan oleh perusahaan. Sumber pendanaan ini biasanya berasal dari bank dalam bentuk kredit jangka pendek. Hongren (2006 : 506) mengelompokkan hutang jangka pendek atau kewajiban lancar menjadi dua bagian, yaitu : 1) Kewajiban Lancar dengan Jumlah yang Diketahui a) Hutang Usaha Hutang usaha adalah jumlah yang dipinjam untuk pembelian produk atau pemakaian jasa atas akun (utang) yang terbuka. b) Wesel Bayar Jangka Pendek Wesel bayar jangka pendek merupakan bentuk umum dalam pembiayaan yang memiliki jatuh tempo satu tahun. c) Hutang Pajak Penjualan Hampir semua negara membebankan pajak untuk penjualan eceran. Para pengecer mengumpulkan pajak penjualan sebagai tambahan pada harga beli barang yang dijual, maka pengecer akan berutang pada negara atas pajak penjualan tersebut. d) Bagian Lancar dari Hutang Jangka Panjang Beberapa wesel bayar jangka panjang dan utang obligasi dibayar secara angsuran. Bagian lancar dari utang jangka panjang merupakan jumlah pokok utang dengan jangka waktu kurang dari satu tahun kewajiban lancar. Bagian sisi dari pinjaman jangka panjang itu adalah kewajiban jangka panjang. e) Beban yang Terutang (Kewajiban Terutang) Semua beban yang harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun. f) Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan diterima dimuka disebut juga pendapatan tangguhan, dimana perusahaan sudah menerima kas dari pelanggan sebelum mengakui pendapatannya, karenanya perusahaan memiliki kewajiban untuk menyediakan produk atau jasa kepada pelanggan. 2) Kewajiban Lancar yang Harus Diestimasi Perusahaan sering mengetahui bahwa mereka mempunyai kewajiban, tetapi mereka tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah kewajiban tersebut. Kewajiban ini tidak bisa diabaikan begitu saja, karena itu kewajiban ini harus diperkirakan jumlahnya dan dilaporkan dalam neraca. Hutang Garansi adalah salah satu contoh dari kewajiban lancar yang harus diestimasikan. Banyak perusahaan yang mengeluarkan garansi
Universitas Sumatera Utara
3)
B.
terhadap barang yang dijualnya. Periode garansi biasanya bermacam-macam, tetapi biasanya berkisar antara 90 hari sampai 1 tahun.. Kewajiban Kontijensi (contingent liabilities): Merupakan kewajiban potentiaal yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidaknya satu peristiwa atau lebih pada masa akan datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan
Piutang Piutang merupakan variabel bebas yang berasal dari kegiatan operasional dan
juga dari kegiatan non operasional perusahaan. Piutang perusahaan berpengaruh dalam likuiditas perusahaan, dalam hal ini perusahaan harus memperkirakan apakah piutang perusahaan dapat diterima perusahaan dalam waktu yang tepat sehingga pada akhirnya tidak akan mengganngu kinerja dan kebutuhan dana perusahaan. Selanjutnya dibutuhkan manajemen yang baik oleh perusahaan untuk dapat mengelola piutang perusahaan. 1.
Pengertian Piutang Dagang Piutang menurut kamus ekonomi yang ditulis oleh Sumadji dan Rosita
(2006:547) adalah :“Tagihan-tagihan yang ditahan pelanggan dan pihak-pihak lain untuk uang, barang-barang atau jasa-jasa “. Suhardi (2006:201) menambahkan bahwa :“Piutang mencakup semua tagihan dalam bentuk uang kepada perseorangan, badan usaha, atau pihak tertagih lainnya”. Sedangkan pengertian Piutang menurut IAI (2007:64) adalah :“Hak atau klaim terhadap pelanggan atau pihak lain atas uang, barang dan jasa”. Pengertian piutang
Universitas Sumatera Utara
menurut Stice,et.al (2004:479) adalah : “Semua klaim atas uang, barang, dan jasa. Akan tetapi, untuk tujuan akuntansi, istilah tersebut secara umum digunakan dalam lingkup yang lebih sempit untuk menggambarkan klaim yang diharapkan akan selesai dengan diterimanya uang tunai (cash)”. Pengakuan piutang pada umumnya berhubungan dengan pengakuan piutang usaha. Oleh karena itu pendapatan umumnya dicatat ketika proses menghasilkan selesai dan janji pembayaran yang valid (atau pembayaran itu sendiri) diterima, maka selanjutnya piutang usaha yang timbul dari penjualan barang secara umum diakui ketika kepemilikan barang dialihkan ke pembeli yang terpercaya. Saat perpindahan kepemilikan berbeda – beda, tergantung pada saat penjualannya, oleh sebab itu, merupakan hal yang normal untuk mengakui piutang usaha ketika barang dikirim ke pelanggan. Pada titik inilah kriteria pengakuan pendapatan umumnya dipenuhi. 2.
Klasifikasi Piutang Diperlukan adanya pengklasifikasikan piutang untuk membedakan antara hasil perdagangan dan yang bukan dari perdagangan. Menurut Stice et.al (2004:479) piutang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, seperti berikut ini. 1. Piutang dagang (trade receivable); umumnya adalah kategori yang paling signifikan dari piutang, dan merupakan hasil dari aktivits normal bisnis, yaitu penjualan barang atau jasa secara kredit kepada pelanggan. 2. Piutang Wesel (notes receivable); piutang yang diperkuat dengan janji pembayaran tertulis secara formal.
Universitas Sumatera Utara
3. Piutang Lainnya (other receivable); meliputi piutang yang bukan dari pelanggan , contohnya piutang bunga, piutang karyawan, piutang deviden, dan lain-lain. Menurut IAI (2007:65-67) piutang dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara, diantaranya. a) Piutang Dagang dan Non Dagang (Trade and Non Trade Receivable) Piutang dagang adalah “piutang terbuka“ tanpa jaminan, dan sering disebut piutang usaha (accounts receivable). Piutang usaha mewakili pembelian kredit jangka pendek ke pelanggan. Pembayaran umumnya jatuh tempo dalam 30 hingga 90 hari. Persyaratan kredit biasanya merupakan perjanjian informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen bisnis seperti faktur penjualan, order penjualan, dan kontrak pengiriman. Biasanya, piutang dagang tidak melibatkan bunga, walaupun biaya bunga atau pelayanan mungkin saja ditambahkan apabila pembayaran tidak dilakukan dalam periode tertentu. Piutang dagang adalah jenis piutang yang paling umum dan biasanya merupakan yang paling signifikan dari segi total nilai uangnya. Piutang non dagang (nontrade receivable) meliputi semua jenis piutang lainnya .Mereka muncul dari berbagai transaksi seperti: 1 penjualan surat beharga atau properti lainnya selain persediaan 2. deposit atau simpanan untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau pembayaran atas beban kepada krditor, perusahaan umum (perum), dan instalasi-instalasi lainnya 3. klaim untuk pengurangan harga atau pengembalian pajak 4. piutang deviden dan bunga 5. pembayaran dimuka atas pembelian 6. panjar untuk menjamin pelaksanaan kontrak 7. harga Saham yang masih harus ditagih Piutang non dagang harus diiktisarkan dalam akun-akun dengan nama yang sesuai dan dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan . b) Piutang Lancar (Jangka Pendek) dengan Piutang Tidak Lancar (Jangka Panjang) Piutang lancar mencakup semua piutang yang diidentifikasikan dapat tertagih dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan piutang tak lancar (jangka panjang) merupakan piutang yang diidentifikasikan dapat tertagih dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. C.
Likuiditas Likuiditas yang baik
menggambarkan kinerja perusahaan dalam
mengelola kemampuan keuangan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki
kondisi keuangan yang baik harus mampu memenuhi segala kewajiban yang dimilikinya dengan tepat waktu, sehingga tidak akan mengganggu jalannya kegiatan operasionalnya.
Begitu pula dengan kondisi keuangan yang
berlebihan juga tidak baik bagi perusahaan. 1.
Pengertian Likuiditas Definisi likuiditas menurut Riyanto (2002:25) adalah : “Masalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang segera harus dipenuhi”. Menurut Rangkuti (2006:108) : “Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya (solvency)”. Dari beberapa pengertian diatas, jelas bahwa pengertian likuiditas adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban yang segera harus dipenuhi atau yang telah jatuh tempo. Suatu perusahaan dikatakan “likuid” apabila perusahaan tersebut mampu memenuhi segala kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi, dan
Universitas Sumatera Utara
sebaliknya suatu perusahaan dikatakan “ilikuid” apabila perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi kewajiban financial yang segera harus dipenuhi. 2.
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban yang sudah jatuh tempo. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka pendek seperti aktiva lancar dan hutang lancar. Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan adalah pemilik perusahaan guna menilai kemampuan mereka sendiri. Kemudian, pihak luar perusahaan juga memiliki kepentingan, seperti pihak kreditor atau penyedia dana bagi perusahaan, misalnya perbankan. Atau juga pihak distributor atau suplier yang menyalurkan atau menjual barang yang pembayaran secara angsuran kepada perusahaan. Lebih lanjut menurut Kasmir (2008:132), ada beberapa tujuan dan manfaat dari rasio likuiditas, yaitu : 1. mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan(tanggal dan bulan tertentu), 2. mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar, 3. mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
Universitas Sumatera Utara
4. 5. 6. 7. 8. 9.
sediaan. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi persediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah, mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan, mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang, alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang, melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode, melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masingmasing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar, melihat alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor, distributor dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini tergambar dari rasio yang dimilikinya. Kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk memberikan pinjaman selanjutnya. Kemudian, bagi pihak distirbutor adanya kemampuan membayar mempermudah dalam memberikan keputusan untuk menyetujui penjualan barang dagangan secara angsuran. Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang diberikan akan mampu dibayar secara tepat waktu. Namun, rasio likuiditas bukanlah satu-satunya cara atau syarat untuk menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara kredit. Rasio-rasio likuiditas memiliki banyak jenis, karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Menurut Kasmir (2008;35), rasio-rasio likuiditas yang sering digunakan antara lain rasio lancar (current ratio), rasio cepat (acid test ratio), rasio kas
Universitas Sumatera Utara
(cash ratio) dan working capital to total assets ratio yang akan dijelaskan berikut ini. 1.
2.
Rasio Lancar (Current ratio) Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Dalam praktiknya sering kali dipakai rasio lancar dengan standar 200 % (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa berada di titik aman dalam jangka pendek. Namun, sekali lagi untuk mengukur kinerja manajemen, ukuran yang terpenting adalah ratarata industri untuk perusahaan sejenis. Berikut rumus yang digunakan untuk mencari current ratio.
Quick Ratio (Acid Test Ratio) Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory). Artinya nilai persediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan
Universitas Sumatera Utara
dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Demikian pula sebaliknya, jika rasio perusahaan dibawah rata-rata industri, keadaan perusahan lebih buruk dari perusahaan lain. Hal ini menyebabkan perusahaan harus menjual persediaannya untuk melunasi pembayaran utang lancar. Padahal menjual dibawah yang normal relative lebih sulit, kecuali perusahaan menjual dibawah harga pasar, yang tentunya bagi perusahaan jelas menambah kerugian. Berikut rumus yang sering digunakan dalam mencari quick ratio .
3.
Cash Ratio Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk menbayar utangutang jangka pendeknya. Bila rasio kas dibawah ratarata industri, kondisi kurang baik ditinjau dari rasio kas karena untuk membayar kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya. Berikut rumus yang digunakan dalam mencari cash ratio.
Universitas Sumatera Utara
4.
D.
Working Capital to total assets ratio Ratio ini mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Berikut rumus yang digunakan dalam mencari working capital to total asset ratio.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul
Variabel
Hasil
Ida Agustina,2008
Hubungan Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek Pada Neraca Dengan Tingkat Lilkuiditas Perusahaan Pada PT Agronesia Divisi Industri Teknik Karet Bandung.
Variabel Dependen :
Terdapat hubungan yang signifikan antara aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek terhadap tingkat likuiditas.
Melda D.Simamora,2007
Sumarni,2008
Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan pada PT.Pertani (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Pengaruh Simpanan Deposito dan Kredit Jangka Pendek Terhadap Likuiditas pada BPR ARTA DAYA Cabang Palur Karanganyer
Tingkat Likuiditas Variabel Independen : X1 :Aktiva Lancar X2: Kewajiban Jangka Pendek
Variabel Dependen : Rasio Lancar Likuiditas Variabel Independen :
Perputaran piutang berpengaruh positip dan kuat terhadap likuiditas perusahaan.
Perputaran Piutang
Variabel Dependen: Likuiditas Variabel Independen: X1: Simpanan Deposito
Membuktikan bahwa deposito dan kredit jangka pendek secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap tingkat likuiditas.
X2 : Kredit Jangka Pendek
Universitas Sumatera Utara
E.
Kerangka Konseptual dan Hipotesis Kerangka konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antar variabel- variabel dalam suatu penelitian.
Dimana hubungan yang coba
dijelaskan yakni hubungan antara variabel independen dan
varaiabel
dependen, dalam hal ini variabel independen yaitu hutang jangka pendek dan piutang dengan variabel dependen yaitu tingkat likuiditas suatu perusahaan. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini sebagai berikut. 1.
Kerangka Konseptual H1 Hutang Jangka Pendek
Tingkat Likuiditas
X1
H2 Piutang
Y
X2
H3
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Peneliti, 2009
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.
Likuiditas perusahaan
Universitas Sumatera Utara
ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat beharga, piutang, persediaan. Piutang termasuk aktiva lancar yang paling likuid setelah kas
karena
memerlukan waktu yang lebih pendek untuk mengubah menjadi kas. Piutang merupakan pos yang penting karena merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang besar bagi sebagian besar perusahaan.
Biasanya
jumlah piutang mencapai 50 % samapai 70 % dari total aktiva lancar. Likuiditas
merupakan
memperhitungkan
ketersediaan
hutang
jangka
kas pendek
dimasa yang
depan ada.
setelah
Rasio
ini
mengidentifikasikan apakah perusahaan memiliki sumber daya untuk melunasi kewajiban lancarnya atau kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka pendek seperti aktiva lancar dan utang lancar. Semakin tinggi ratio ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Jadi rasio likuiditas ini dapat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya jumlah piutang dan kewajiban
jangka
pendek
(hutang
lancar)
perusahaan.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa informasi likuiditas berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam pemenuhan komitmen keuangan pada saat jatuh tempo. Berdasarkan uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa piutang sebagai aktiva lancar yang paling likuid setelah kas dan kewajiban jangka
Universitas Sumatera Utara
pendek mempunyai hubungan dalam penentuan likuid atau tidaknya suatu perusahaan.
Jadi semakin besar aktiva lancar yang bisa dikonversikan
menjadi kas dan semakin rendah jumlah kewajiban jangka pendek (hutang lancar) perusahaan, maka semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan dan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, begitu juga sebaliknya. 2.
Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya
atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis dalam penelitian ini, antara lain . H1 :
Hutang Jangka Pendek berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Likuiditas.
H2 :
Piutang berpengaruh signifikan terhadap Tingkat likuiditas.
H3 :
Hutang Jangka Pendek dan Piutang secara bersama berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Likuiditas
Universitas Sumatera Utara