BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian saham
Sekuritas yang umumnya lebih dikenal masyarakat dan cukup populer untuk diperjualbelikan di pasar modal adalah saham. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:6), “saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”. Dengan memiliki saham suatu perusahaan maka investor mempunyai hak kepemilikan atas kekayaan perusahaan tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar peyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Jadi, saham adalah tanda penyertaan modal atau tanda bukti pengambilan bagian dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. b. Manfaat Kepemilikan saham Manfaat dari kepemilikan saham yaitu (Anoraga dan Pakarti 2001 : 59) 1. Dividen yaitu bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saham. 2. Capital Gain adalah keuntungan yang diperolah dari selisih harga jual dengan harga belinya. 3. Manfaat non – financial yaitu timbulnya kebanggan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.
c. Analisis Saham
Investor perlu melakukan analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya agar dapat diprediksi apakah saham tersebut akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang
Universitas Sumatera Utara
diharapkan. Menurut Fakhrudin dan Sopian (2001:55), “dalam melakukan analisis saham, ada dua analisis atau pendekatan yang sering digunakan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal”. 1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Menurut (Darmadji dan Fakhrudin,2006:189) “analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan”. Dengan demikian, analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham. 2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan cara menganalisis saham berdasarkan observasi pergerakan harga saham di masa lalu. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:202), “analisis teknikal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menilai saham, dimana dengan metode ini para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi.”.
d. Penilaian Saham
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Tandelilin (2001:183) mengemukakan
Universitas Sumatera Utara
definisi nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham yaitu sebagai berikut: ”Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emitten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang seharusnya terjadi”. Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dari ketiga nilai tersebut, investor dapat mengetahui apakah saham tersebut tergolong overvalued ataupun undervalued, sehingga hal ini menjadi pertimbangan bagi investor untuk membeli, menahan ataupun menjual saham. Ada dua metode yang digunakan dalam menilai harga saham, yaitu : metode pendekatan dividen dan metode pendekatan pendapatan.
2. Pengertian Price earning ratio
PER (Price Earning Ratio) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Bagi investor, semakin kecil PER suatu saham, semakin bagus karena saham tersebut termasuk dalam kategori murah (Darmadji dan Fakhrudin, 2006: 198). Pendekatan PER ini disebut juga pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan
Universitas Sumatera Utara
antara harga saham terhadap earning perusahaan. Jika misalnya PER suatu saham sebanyak 3 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali nilai earning perusahaan tersebut. Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk meghitung PER adalah sebagai berikut:
Rumus lainnya untuk menghitung PER suatu saham bisa juga diturunkan dari rumus yang dipakai dalam model diskonto dividen, yaitu:
Jika kita membagi sisi kiri dan sisi kanan persamaan tersebut dengan earning yang diperoleh perusahaan (E1), maka kita akan memperoleh rumus PER sebagai berikut:
Dengan demikian variable-variabel yang mempengaruhi PER atau disebut juga sebagai faktor-faktor multiplier earning adalah: 1) Rasio pembayaran dividen (Devidend Payout Ratio_DPR), yaitu D1/E1. 2) Tingkat return yang disyaratkan investor dari saham bersangkutan (k). 3) Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham tersebut (g).
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan persamaan tersebut, apabila faktor lain konstan, maka: 1) Semakin tinggi dividend payout ratio , semakin tinggi pula PER 2) Semakin tinggi tingkat keuntungan yang diisyaratkan (k), maka akan semakin rendah pula PER. 3) Semakin tinggi pertumbuhan dividen (g), semakin tinggi pula PER.
PER merupakan variabel yang digunakan dalam estimasi nilai intrinsik saham yaitu dengan mengalikannya dengan EPS yang diharapkan. Dengan kata lain, nilai intrinsik suatu saham merupakan fungsi EPS yang diharapkan dan besarnya PER saham tersebut. Secara matematis, kita bisa mengestimasi nilai intrinsik saham perusahaan dengan menggunakan rumus: Po
= Estimasi EPS x PER = E1 x PER
Jika nilai intrinsik saham sudah berhasil diestimasi, langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai intrinsik saham dengan pasarnya. Jika nilai intrinsik suatu saham lebih tinggi dibanding dengan harga pasarnya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang undervalued, dan sebaiknya dibeli. Sebaliknya, jika nilai intrinsik suatu saham lebih rendah dibanding harga pasarnya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang overvalued, dan sebaiknya tidak dibeli, atau sebaiknya dijual.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi PER
Didalam penelitian ini Price Earning Ratio merupakan variabel dependen, sedangkan faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap PER merupakan variabel independen, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Dividend Payout Ratio (DPR) Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:179), “dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS”. Dividen dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau dividen saham (stock dividend). Dividen tunai (cash dividend) merupakan bagian dari laba bersih yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Sedangkan dividen saham (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk lembar saham tambahan, bukan dalam bentuk tunai (Brigham & Houston, 2006: 101). Dividen dalam bentuk saham ini dimaksudkan untuk mempertahankan harga saham pada suatu tingkat yang optimal. Rasio pembayaran dividen (DPR) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran deviden. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembagian deviden merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen. Besarnya atau kecilnya payout ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan. Kebijakan deviden ini melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda yaitu para pemegang saham dan pihak perusahaan itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
b. Earning Growth Menurut Keown et al. (2001:136), “rasio pertumbuhan (Growth ratio) yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum”. Pertumbuhan laba adalah peningkatan atau penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan. Menurut Stice (2004:225-226) “Riset mendukung pernyataan FASB bahwa indikator terbaik atas kinerja adalah laba”. Pada umumnya kinerja manajer perusahaan diukur dan dievaluasi berdasarkan laba yang diperoleh. Oleh karena itu, banyak manajer yang melakukan manajemen laba agar kinerja mereka terlihat baik. Tindakan manajemen tersebut dapat merugikan pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan kinerja perusahaan mengalami peningkatan yang ditandai dengan peningkatan laba karena peningkatan laba akan meningkatkan pengembalian kepada pemegang saham.
c. Return On Investment (ROI) ROI merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan, sesuai dengan investasi mana yang digunakan atau rasio tingkat hasil yang diharapkan dari modal
Universitas Sumatera Utara
yang ditanamkan. Dengan adanya pertumbuhan ROI, diharapkan terjadi kenaikan harga saham yang lebih besar daripada kenaikan Earning, karena adanya
prospek
perusahaan
yang
semakin
baik,
sehingga
akan
meningkatkan PER.
4. Pasar Modal Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal secara umum diartikan sebagai pasar yang bersifat abstrak dalam hal transaksi jual beli produknya. Dalam bentuk konkritnya, produk yang diperjualbelikan di pasar modal berupa suratsurat berharga di bursa efek. Menurut Tandelilin (2001:25), “Bursa efek dalam arti sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas secara langsung atau melalui wakil-wakilnya”. Sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal adalah saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif. Tandelilin (2001:18) mendefinisikan saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif adalah sebagai berikut: a. Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. b. Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
c. Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang. d. Instumen Derivatif (Opsi dan Futures) merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrument derivative sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan. Ada beberapa jenis instrumen derivative, di antaranya waran, bukti right (right issue), opsi dan futures.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai nilai intrinsik saham khususnya dengan metode penilaian PER (Price Earning Ratio) telah banyak dilakukan bahkan sejak pertengahan tahun 1900-an. Adapun penelitian – penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No
Penulis
Judul
Variabel
Hasil
1.
Rossje V. Suryapu tri dan Christin a Dwi Astuti (2003)
• Judul : Pengaruh Faktor Leverage, Devidend Payout, Size, Earning Growth dan Country Risk Terhadap Price Earning Ratio
• faktor leverage mempengaruhi PER secara siginifikan negatip • faktor dividend payout mempengaruhi PER secara siginfikan positip • faktor size mempengaruhi PER
Marthin ova Tahun : (2007)
AnalisisFaktorFaktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Manufaktur Tbk
Price earning Ratio (PER), Leverage,D ividend Payout Ratio (DPR), Size, Growth, Country Risk Price earning Ratio (PER), Leverage,D ividen Payout
2.
secara siginifikan negatip pada industri metal dan siginifikan positip • faktor country risk mempengaruhi PER secara siginifikan positip • earning growth sama sekali tidak mempengaruhi PER di seluruh
• • • •
kelompok industry. leverage mempunyai pengaruh negatip terhadap PER DPR mempunyai pegaruh positip terhadap PER Size mempunyai pengaruh positip terhadap PER Growth mempunyai pengaruh
Universitas Sumatera Utara
Pada Bursa Efek Jakarta
3.
Delvi Agustin a (2003)
Pengaruh DPR (Divident Payout Ratio) Dan Growth Terhadap PER (Price Earning
Ratio (DPR), Size, Growth, Country Risk, liquidity PriceEearn ing Ratio (PER),Divi dent Payout Ratio (DPR), Growth
positip terhadap PER • Country Risk mempunyai pengaruh positip terhadap PER • Liquidity mempunyai pengaruh positip terhadap PER • DPR berpengaruh terhadap PER • Growth berpengaruh terhadap PER • Risk berpengaruh terhadap PER
positip negatip negatip
Ratio) padaPerusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Rossje dan Christina (2003) menguji pengaruh faktor leverage, devidend payout, size, earning growth dan country risk terhadap price earning ratio (PER). Pengujian dalam penelitian berdasarkan sub kelompok manufaktur ini menggunakan uji ANOVA.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah faktor
leverage mempengaruhi PER secara signifikan negatip pada industri food and beverage ; dividend payout mempengaruhi PER secara signifikan positip pada industri metal
dan cable ; faktor size mempengaruhi PER secara signifikan
negatip pada industri metal dan signifikan positip pada industri food and beverage
Universitas Sumatera Utara
dan paper ; faktor country risk mempengaruhi PER secara signifikan positip pada industri cable dan pharmacy ; earning growth sama sekali tidak mempengaruhi PER di seluruh kelompok industri. Penelitian lain yang serupa juga dilakukan oleh Marthinova (2007), penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur tahun 2002-2005 di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya adalah DPR (Dividend Payout Ratio), size, country risk, growth, liquidity berpengaruh positip terhadap PER. Sedangkan faktor leverage mempunyai pengaruh yang negatip terhadap PER. Penelitian yang dilakukan oleh Delvi agustina (2008),dengan judul pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio) dan growth, terhadap PER (Price Earning Ratio ) memperoleh hasil bahwa variabel DPR (dividend payout ratio) tidak berpengaruh terhadap PER jika diuji secara parsial, tetapi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PER jika diuji secara simultan. Variabel Growth (tingkat pertumbuhan perusahaan) berpengaruh terhadap PER.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Berdasarkan latar belakang
masalah, tujuan penelitian dan tinjauan
pustaka yang telah dikemukakan, maka peneliti membuat kerangka konseptual yang disusun dengan model sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
H4
Dividend Payout Ratio
(χ1)
H1
Earning Growth
H2
Return On Investment
H3
(χ2)
Price Earning Ratio (Y)
(χ3)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis identifikasikan sebagai masalah penting. Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah Dividend Payout Ratio (DPR), Earning Growth, Return On Investment (ROI). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio (PER). Jika DPR tinggi maka PER akan tinggi. Jika Earning Growth tinggi maka PER juga akan tinggi. Hal ini dapat dijelaskan secara logika, jika suatu perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka perusahaan ini dianggap tidak mengalami kesulitan untuk membayar dividen kepada investor, sehingga DPR nya tinggi. Investor yang mengamati tingkat pertumbuhan dan DPR yang tinggi membuat investor mau membayar beberapa kali lipat dari setiap earning perusahaan sehingga PER sahamnya tinggi pula. Tingkat earning growth
Universitas Sumatera Utara
yang terus menerus (sustainable rate of growth atau G ) menggambarkan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan jika ingin mempertahankan rasio keuangan yang ada dan tak ingin secara terpaksa menjual bagian ekuitas yang baru (Keown et.al 2001: 136). ROI merupakan salah satu dari rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas menjadi salah satu ukuran yang penting juga karena memberikan informasi kepada investor tentang pendapatan yang mampu dihasilkan oleh perusaaan dalam suatu periode tertentu. Jika tingkat pengembalian atas modal tinggi maka, harga sahamnya juga akan tinggi,dan berpengaruh juga pada meningkatnya rasio harga saham tersebut. Dengan demikian, secara simultan Dividend Payout Ratio, Earning Growth, Return On Investment berpengaruh terhadap Price Earning Ratio , dan secara parsial Dividend Payout Ratio, Earning Growth, Return On Investment berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER).
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H1: Terdapat pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio ) terhadap PER (Price Earning Ratio). H2: Terdapat pengaruh Earning Growth terhadap PER (Price Earning Ratio). H3: Terdapat pengaruh Return On Investment (ROI) terhadap PER (Price Earning Ratio).
Universitas Sumatera Utara
H4: Terdapat pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio), Earning Growth, Return On Investment (ROI ) secara simultan terhadap PER (Price Earning Ratio).
Universitas Sumatera Utara