BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Dividen a. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai (Warsono, 2003: 271). Menurut Hanafi (2004:361) menyatakan bahwa “Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”. b. Jenis-Jenis Dividen Menurut Skousen (2004: 907) dividen dilihat dari alat pembayarannya dibagi menjadi lima jenis yaitu: 1) Dividen tunai (Cash Dividend) Dividen jenis ini dibagikan dalam bentuk kas atau uang tunai. Dividen tunai paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham.besar kecilnya pembagian dividen tergantung pada pembatasan-
Universitas Sumatera Utara
pembatasan, undang-undang, kontrak-kontrak dan jumlah uang yang dimiliki atau tersedia dalam perusahaan. 2) Dividen saham (Stock Dividend) Pembayaran dividen dalam bentuk saham yaitu berupa pemberian tambahan saham kepada para pemegang saham tanpa diminta pembayaran dan dalam jumlah saham yang sebanding dengan saham yang dimiliki. 3) Sertifikat dividen (Script Dividend) Dividen dalam bentuk skrip maksudnya perusahaan tidak membayar pada saat itu tetapi memilih membayar pada masa yang akan datang karena saldo kas yang ada di tangan tidak mencukupi. Dividen ini dibagikan dengan tujuan agar perusahaan tetap dapat mempertahankan citra dan nama baik perusahaan. 4) Dividen harta Aktiva yang dibagi dapat berupa surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan lain,barang-barang persedian lain atau aktiva lain. 5) Dividen likuiditas Dividen likuiditas merupakan pembayaran kembali modal yang disetor atau ditanam. Pembagian dividen dalam bentuk ini biasanya berasal dari selain laba ditahan. c. Prosedur Pembayaran Dividen Prosedur pembayaran dividen yang sebenarnya adalah sebagai berikut (Brigham & Houston, 2001: 84): 1) Tanggal pengumuman(declaration date),
Universitas Sumatera Utara
2) Tanggal pencatatan pemegang saham(holder of record date), 3) Tangal pemisahan dividen (ex-dividen date), 4) Tanggal pembayaran(payment date). 2. Pengertian dan Teori Kebijakan Dividen a. Pengertian Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan.akan tetapi dengan menahan laba saat ini dalam jumlah yang lebih besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen pada saat ini.jadi aspek utama dalam kebijakan dividen perusahaan adalah menetukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan (james, 2005: 270). Menurut Sartono (1990: 281) “kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan guna pembiayan investasi dimasa datang”. Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pendapatan (earning) antara pengunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan didalam perusahaan yang berarti laba tersebut harus ditahan didalam perusahaan (Riyanto , 2001: 265).
Universitas Sumatera Utara
b. Teori Kebijakan Dividen Bringham (2001: 66) menyebutkan terdapat tiga teori dari preferensi investor mengenai kebijakan dividen dan dua isu teoritis lainnya yang dapat mempengaruhi pandangan kita terhadap kebijakan dividen yaitu:
1) Dividend irrelevance theory Dividend Irrelevance Theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller (M-M) yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio, tetapi ditentukan laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis. Dengan demikian kebijakan tidak relevan untuk dipersoalkan. 2) Bird in the hand-theory Bird In The Hand-Theory di ungkapkan oleh Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika dividend payout ratio rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividen daripada capital gain. 3) Teori preferensi pajak Teori ini diajukan oleh lifzenberger dan ramaswamy. Mereka menyarankan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dari capital gain,para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak.
Universitas Sumatera Utara
4) Hipotesis kandungan informasi atau pengisaratan Hipotesis kandungan informasi atau pengisyaratan (information content orsignaling hipothesis) adalah teori yang menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai isyarat dari prakiraan manajemen atas laba. 5) Pengaruh Klien(clientele effect) Pengaruh Klien (clientele effect) adalah kecenderungan suatu perusahaan untuk menarik kelompok investor yang menyukai kebijkan dividennya. 3. Konsep Laba Akuntansi Menurut Sofyan (2008: 304),”Laba akuntansi adalah perbedaan revenue antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada priode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada priode tersebut”. Menurut Sofyan (2008: 304), “dalam konsep perhitungan laba juga dikenal perbedaan pandangan dalam menghitung laba (Income). Disini diperkenalkan empat pendapat yaitu: a. Pemikiran klasik yang berpedoman pada postulat unit of measure dan prinsip Historical Cost yang sering disebut Historical Cost Accounting atau Conventional Accounting sebagaimana yang kita anut pada saat ini, yang dinamakan Accounting Income, b. Permikiran neo klasik yang mengubah postulat unit of measure dengan menerapkan perubahan tingkat harga umum ( General Price Level) dan tetap mempertahankan prinsip historical cost yang ini dikenal dengan istilah
Universitas Sumatera Utara
General Price level Adjusted Historical Cost Acounting (GPLA Historical Accounting) dan perhitungan labanya disebut GPLA Accounting Income, c. Pemikiran radikal, yang memilih harga sekarang (current value) sebagai dasar penilaian bukan Historical Cost lagi dimana konsep ini dikenal dengan Current Value Accounting sedangkan perhitungan labanya disebut Current Income, d. Pemikiran neo radikal yng menggunakan Current Value tetapi disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum yang disebut GPLA Current Value Accounting sedangkan perhitungan labanya disebut Adjusted Current Income.” Menurut Belkaouli (2000: 332), “defenisi tentang laba itu mengandung lima sifat sebagai berikut. a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi ,yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu,artinya merupakan prestasi perusahan itu pada perode tersebut. c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil. d. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu. e. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinga hasil dikurangi dengan biaya yang diterima /dikeluarkan pada periode yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Most menambahkan ciri-ciri laba akuntansi sebagai berikut (Sofyan, 2008:305). a. Laba akuntansi menggunakan konsep periodik. b. Laba akuntansi diperluas bukan hanya transaksi dan termasuk seluruh nilai fenomena dan periodik yang dapat diukur. c. Laba akuntansi mengizinkan agregasi ke dalam kategori berupa input dan output. d. Oleh karena itu, perbandingan input dengan output akan menghasilkan sisa. e. Dengan demikian, mayoritas mereka yang berkepentingan terhadap angka itu dapat menggunakannya untuk berbagai tujuan. Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntansi ini adalah sebagai berikut (Sofyan, 2008: 305). a. Dapat terus-menerus ditelusuri dan diuji. b. Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta) dan dilaporkan secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa (verifiability) c. Memenuhi konsep conservatisme, karena yang diakui hanya laba yang direalisasi dan tidak memperhatikan perubahan nilai. d. Dapat dijadikan sebagai alat kontrol oleh manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Para pendukung ini antara lain Ijiri,Kohler,Littleton dan Mautz. Namun, disamping adanya keistimewaannya ini,kelemahan yang terkandung didalamnya adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
a. Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai. Kenaikan ini ada namun belum direalisai. b. Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan Hal ini timbul karena perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dengan biaya. c. Penerapan prinsip realisasi, Historical Cost dan Conservatisme dapat menimbulkan salah pengertian terhadap data yang disajikan. Hendriksen (1992) dan Most (1982) memberikan kelemahan laba akuntansi sebagai berikut ( Sofyan, 2008: 306). a. Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas dalam teori akuntansi.Akuntansi dinilai: 1) Belum mampu memberikan ukuran yang terbaik untuk menentukan nilai arus jasa dan perubahan nilainya, 2) Belum sepakat mana yang masuk dan tidak masuk dalam perhitungan laba, 3) Ketidaksepakatan antara berbagai pihak siapa yang menjadi pemakai informasi net income ini. b. Standar akuntansi yang diterima umum masih mengandung berbagai cara yang
berbeda-beda dan
mengandung
ketidakkonsistenan
baik antar
perusahaan maupun dalam suatu periode tertentu. c. Perubahan tingkat hargatelah mengubah arti laba yang diukur berdasarkan nilai historis sehingga perubahan nilai uang atau tingkat inflasi belum diperhitungkan dalam laporan keuangan . d. Kurang bermanfaat untuk keputusan jangka pendek.
Universitas Sumatera Utara
e. Informasi lainnya di luar data historis dinilai lebih bermanfaat bagi investor dalam pengambilan keputusan. f. Kurang informasi fisik dan perilaku yang membuat informasi laba semakin bermanfaat. g. Beberapa konsep laba, perhitungan laba serta mereka yang membutuhkannya disusun Hendriksen (1992:155) dalam tabel sebagai berikut. Tabel.2.1 Konsep laba, perhitungan dan penerimaan Konsep laba Perhitungan laba Penerimaan informasi Harga jual produksi dan Pegawai, pemilik,kreditor Value Added (Tambahan nilai) jasa perusahaan dikurangi dan pemerintah. harga pokok barang dan jasa yang dijual Laba bersih perusahaan Kelebihan hasil (revenue) Pemegang (enterprise net income) dari biaya, seluruh saham,pemegang obligasi pendapatan (gain) dan dan pemerintah rugi.biaya tidak termasuk bunga, pajak dan bagi hasil Laba bersih bagi Sama seperti enterprise Pemegang saham, investor income tetapi setelah pemegang obligasi dan dikurangi pajak penghasilan kreditor jangka panjang. Laba bersih bagi Laba bersi bagi pemegang Pemegang saham biasa pemegang saham saham dikurangi deviden (sekarang dan yang residual (residual bagi pemegang saham potensial ) terkecuali equity holders) preferen proritas pembayaran tidak terpenuhi Sumber : hendriksen, Elson S (1992) Accounting Theory ,Georgetown :Richard D Irwin,inc.hlm.155 4. Konsep Penyusutan Dalam Laba Tunai. Fasilitas fisis atau biasa disebut dengan aktiva operasional menghasilkan pendapatan lebih banyak melalui penggunaannya daripada melalui penjualan kembali aktiva tersebut. Aktiva ini dapat dipandang sebagai kuantitas jasa ekonomi potensial yang dikonsumsi selama menghasilkan pendapatan (Dyckman
Universitas Sumatera Utara
dkk, 1996: 590). Fasilitas fisis memberi kontribusi jasa ke operasi berupa kapasitas atau daya. Sehingga kos daya atau kapsitas fasilitas fisis tersebut harus diserap menjadi bagian kos produksi dan akhirnya menjadi beban pendapatan (Suwardjono, 2005: 437). Prinsip-prinsip akuntansi menghendaki adanya penandingan biaya dari semua jenis aktiva operasional dengan pendapatan selama umur manfaatnya. Terminologi akuntansi untuk proses ini berbeda-beda tergantung pada kategori aktiva tersebut : a. Penyusutan adalah alokasi periodik biaya aktiva tetap terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan. b. Deplesi adalah alokasi periodik dari biaya sumber daya alam, seperti cadangan mineral dan kayu, terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan. c. Amortisasi adalah alokasi periodik dari aktiva tak berwujud terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan. Istilah amortisasi juga digunakan pada aktiva keuangan dan kewajiban Depresiasi merupakan suatu proses alokasi kos secara sistematik dan rasional dan jumlah rupiahnya diukur atas dasar bagian kos potensi jasa yang dianggap telah dimanfaatkan dalam menciptakan pendapatan. Depresiasi sebagai biaya tidak berbeda dengan jenis biaya operasi lainnya. Depresiasi merupakan biaya yang benar-benar terjadi dan dikeluarkan seperti biaya lainnya. Memang benar biaya depresiasi untuk periode tertentu tidak menunjukan pengeluaran pada periode tersebut. Biaya depresiasi mengukur bagian pengeluaran masa lalu yang dipandang layak dibebankan terhadap kegiatan atau pendapatan periode berjalan. Jadi dapat dikatakan bahwa kos fasilitas fisis merupakan suatu bentuk ekstrem
Universitas Sumatera Utara
biaya dibayar di muka. Akuntansi depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar di muka tersebut ke produksi atau periode berjalan (Suwardjono, 2005: 437-438). Pengertian depresiasi dan amortisasi sebagai proses akumulasi dana didasari bahwa untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup, perusahaan harus dapat mengganti fasilitas fisik yang habis umurnya. Akibatnya perusahaan harus menyisihkan dana dari pendapatan yang diperoleh. Dengan mengurangi pendapatan, laba akan berkurang sebesar depresiasi dan amortisasi yang dibebankan. Depresiasi dan amortisasi adalah biaya tidak tunai karena depresiasi dan amortisasi tidak memerlukan pengeluaran kas. dianggap sebagai sumber dana untuk menghitung sumber dana atau aliran kas masuk (proceeds) dengan cara menambahkan kembali nilai depresiasi dan amortisasi ke laba akuntansi. (Suwardjono, 1989: 439). Cara menghitung semacam ini hanyalah salah satu teknik penghitungan sumber dana dimana depresiasi dan amortisasi sebagai beban non kas yang artinya biaya tersebut tidak lagi memerlukan pengeluaran kas sekarang ataupun di masa depan.
Sehingga
pembebanan
depresiasi
ke
dalam
pendapatan
serta
menambahkan kembali nilai depresiasi dan amortisasi ke laba akuntansi dapat dikatakan sebagai teknik dalam menghitung sumber dana.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dapat mendukug penelitian ini adalah Elizabeth (2000) dengan judul penelitian “Analisis Hubungan Laba Akuntansi Dan Laba
Universitas Sumatera Utara
Tunai Dengan Dividen Kas. Pada Perusahaan Yang Go Publik Di BEJ 19992001”, Murtanto dan Febby (2004) dengan judul penelitian “Analisis Hubungan Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas. Pada Perusahaan Yang Go Publik Di BEJ 1999-2001” dan Fitri Ariyanti (2007) dengan judul penelitian “Analisis Hubungan antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta Periode 20022004”.Tinjauan penelitian terdahulu dapat dilhat pada tabel 2.2 sebagai berikut.
Nama peneliti (Tahun penelitian) Elizabeth(2000)
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Variabel penelitian Variabel Independen : Laba Akuntansi,Laba Tunai Variabel Dependen : Deviden kas
Murtanto dan Febby Variabel Independen : (2004) Laba Akuntansi,Laba Tunai Variabel Dependen : Deviden kas
Fitri Ariyanti, (2007)
Variabel Indevenden: Laba akuntansi, Laba tunai Variabel Devenden: Deviden kas.
Hasil penelitian baik secara simultan ataupun secara parsial variabel laba akuntansi dan laba tunai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deviden kas. baik secara simultan ataupun secara parsial variabel laba akuntansi dan laba tunai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deviden kas. terdapat hubungan antara variabel indevenden dengan deviden kas. Variabel yang mempunyai hubungan yang kuat dengan deviden kas adalah variabel laba akuntansi
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu diatas maka kerangka konseptual penelitian adalah sebagai berikut:
Independen (X)
Dependen (Y
Laba Akuntansi (X1)
Dividen kas
Laba Tunai
Gambar. 2.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004: 13). Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu laba akuntansi dan laba tunai, serta satu variabel dependen deviden kas. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh positif terhadap pemberian dividen tunai. Semakin tinggi laba akuntansi dan laba tunai, semakin tinggi kesempatan buat para emiten untuk memberikan dividen kepada investor/ pemegang saham
Universitas Sumatera Utara
2. Hipotesis Penelitian Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41), menyatakan “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenaranya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan kerangka koseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008. H2: Laba akuntansi
berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008. H3: Laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008.
Universitas Sumatera Utara