BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Diabetes Mellitus 2.1.1. Pengertian Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan koleh kelenjar pankreas sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orang normal (non diabetes) waktu puasa antara 60-120 mg/dL dan dua jam sesudah makan dibawah 140 mg/dL. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik. Gejala bagi penderita Diabetes Mellitus adalah dengan keluhan banyak minum (polidipsi), banyak makan (poliphagia), banyak buang air kecil (poliuri), badan lemas serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa ≥ 126 mg/dL dan kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (Badawi, 2009). 2.1.2. Penyebab Diabetes Mellitus Orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya Diabetes Mellitus adalah : 1. Usia diatas 45 tahun Pada orang-orang yang berumur fungsi organ tubuh semakin menurun, hal ini diakibatkan aktivitas sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin menjadi berkurang dan sensitifitas sel-sel jaringan menurun sehingga tidak menerima insulin.
Universitas Sumatera Utara
2. Obesitas atau kegemukan Pada orang gemuk aktivitas jaringan lemak dan otot menurun sehingga dapat memicu munculnya Diabetes Mellitus. 3. Pola makan Pola yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat perkotaan. Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat menjadi penyebab Diabetes Mellitus, misalnya makanan gorengan yang mengandung nilai gizi yang minim. 4. Riwayat Diabetes Mellitus pada keluarga Sekitar 15-20 % penderita NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus) mempunyai riwayat keluarga Diabetes Mellitus, sedangkan IDDM (Insulin Dependen Diabetes Mellitus) sebanyak 57 % berasal dari keluarga Diabetes Mellitus. 5. Kurangnya berolahraga atau beraktivitas Olahraga dapat dilakukan 3-5 kali seminggu, kurang berolahraga dapat menurunkan sensitifitas sel terhadap insulin dapat menurun sehingga dapat mengakibatkan penumpukan lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus (Waspadji, 2002). 2.1.3. Tipe Diabetes Mellitus 1. Diabetes Mellitus Tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Penyebab utama Diabetes Mellitus Tipe I adalah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan makanan. Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar glukosa secara alami dengan cara :
Universitas Sumatera Utara
a. Meningkatkan jumlah gula yang disipan didalam hati. b. Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula. c. Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula. Jika insulin berkurang, kadar gula didalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormone insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormone insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormone insulin pada sel-sel darah maka potensi terjadinya Diabetes Mellitus sangat besar sekali. 2. Diabetes Mellitus Tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) Jika pada Diabetes Mellitus Tipe I penyebab utamanya adalah dari malfungsi kelenjar pankreas, maka pada Diabetes Mellitus Tipe II, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktivitas hormone insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin. Dibawah ini terdapat beberapa fakor-faktor yang memiliki peranan penting terjadinya hal tersebut : a. Obesitas. b. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat. c. Kurang gerak badan (olahraga). d. Faktor keturunan.
Universitas Sumatera Utara
Diabetes Mellitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejala yang timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan kedalam komplikasi yang lebih fatal. Jika berlangsung menahun kondisi penderita Diabetes Mellitus berpeluang besar menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia (Soegondo, 2004). 2.1.4. Patofisiologi Diabetes Mellitus Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan selanjutnya ke usus. Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu kedalam sel supaya dapat diolah yang akhirnya adalah timbulnya energi yang disebut dengan proses metabolisme. Dalam proses metabolism itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta dipankreas. Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, kemudian didalam sel glukosa itu dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak aktif glukosa tidak dapat masuk kedalam dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah yang artinya kadarnya didalam meneingkat. Dalam keadaan seperti itu badan
Universitas Sumatera Utara
akan menjadi lemah tidak ada sumber energi didalam sel. Pada keadaan tadi jumlah kuncinya yang kurang, meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga akan kekurangn bahan bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah meningkat (Waspadji, 2002). 2.1.5. Komplikasi dari Diabetes Mellitus 1. Impoten atau disfungsi ereksi dan kesemutan dikaki penderita, mampu merusak jaringan saraf dan pembuluh darah baik pada kemaluan maupun kaki, sehingga dapat menyebabkan impoten dan kesemutan. 2. Kerusakan ginjal. 3. Ganggren (infeksi berat pada kaki hingga membusuk). 4. Kebutaan. 5. Serangan stroke. 6. Serangan jantung koroner. 7. Kematian mendadak. 2.1.6. Pengobatan 1. Obat Hipoglikemik Oral Obat hipoglikemik peroral biasanya diberikan kepada penderita Diabetes Mellitus tipe II jika diet dan olahraga gagal menurunkan kadar glukosa. Obat ini kadang biasa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar glukosa dengan baik maka penderita akan memerlukan suntikan insulin.
Universitas Sumatera Utara
2. Terapi Insulin Pada penderita Diabetes Mellitus tipe I, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus disuntikkan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan. Insulin disuntikkan dibawah kulit kedalam lapisan lemak, biasanya dilengan atau dipaha. (Ramadhan, 2008). 2.2. Penatalaksanaan Pola Makan Penderita Diabetes Mellitus Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan (Ramadhan, 2008). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian pola makan dapat diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Depdiknas, 2001). Pengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus, namun penderita Diabetes Mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita tersebut seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka, sebenarnya anjuran makan pada penderita Diabetes Mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu
Universitas Sumatera Utara
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita Diabetes Mellitus (Badawi, 2009). Pengaturan diet pada penderita Diabetes Melitus merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan Diabetes Mellitus yaitu mencakup pengaturan dalam : 2.2.1. Jumlah Makanan Syarat kebutuhan kalori untuk penderita Diabetes Mellitus harus sesuai untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energy adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 20-25 % dari lemak. Makanlah aneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta zat pengatur. a. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti : roti, mie, kentang, dan lainlain. b. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral. Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju, dan lain-lain. c. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat pengatur antara lain : sayuran dan buah-buahan. Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita Diabetes Mellitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak Jenis Diet Energi (Kkal) Karbohidrat (gr) Protein (g) Lemak (g) I 1100 172 43 30 II 1300 192 45 35 III 1500 235 51,5 36,5 IV 1700 275 55,5 36,5 V 1900 299 60 48 VI 2100 319 62 53 VII 2300 369 73 59 VIII 2500 396 80 62 Sumber : Almatsier, 2006 Keterangan : -
Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.
-
Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi.
-
Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja (juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi.
2.2.2. Jenis Bahan Makanan Banyak yang beranggapan bahwa penderita Diabetes Mellitus harus makan makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah menjaga kadar glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kita terutama penderita Diabetes Mellitus untuk mengetahui efek dari makanan pada glukosa darah. Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah makanan yang kaya serat seperti sayur-mayur dan buah-buahan segar. Yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah makanan karena akan mengakibatkan kadar gula darah yang sangat rendah (hypoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan makanan yang memperparah penyakit Diabetes Mellitus.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi bagi penderita Diabetes Mellitus yaitu : a.
Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah : 1) Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu. 2) Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tampa kulitnya, susu skim, tempe, tehu dan kacang-kacangan. 3) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, dierbus dan dibakar.
b. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita Diabetes Mellitus adalah : 1) Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol, cake dan tarcis. 2) Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food), goreng-gorengan. 3) Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin, dan makanan yang diawetkan (Almatsier, 2007). 2.2.3. Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan
Universitas Sumatera Utara
komplikasi Diabetes Mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur yaitu makan pagi, makan siang, makan malam dan snack diantara makan besar dan dilaksanakan dengan interval 3 jam (Waspadji, 2002). Tabel 2.2. Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus Waktu Jadwal Total Kalori Pukul 07.00 Makan Pagi 20% Pukul 10.00 Selingan 10% Pukul 13.00 Makan Siang 30% Pukul 16.00 Selingan 10% Pukul 19.00 Makan Malam 20% Pukul 21.00 Selingan 10% Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet DM 1900 Kal Waktu Bahan Urt Menu Makanan Nasi 1 gls Nasi Pagi (07.00) telur ayam 1 btr telur dadar tempe 2 ptg sdg oseng-oseng tempe sop oyong sayuran A + tomat minyak 1 sdm Buah 1 ptg sdg Papaya Pukul 10.00 ½ Nasi Nasi 1 gls Siang (13.00) 1 ptg sdg ikan pepes ikan 2 ptg sdg tempe tempe goreng 1 gls sayuran B lalapan kc.panjang+ kol ¼ bh sdg buah nenas 1 sdm minyak Buah 1 bh Pisang Pukul 16.00 Nasi 1 ½ gls Malam (19.00) Nasi ayam tanpa 1 ptg sdg ayam bakar bb kecap kulit tahu bacem stup buncis + 1 bh bs tahu wortel 1 gls sayuran B pepaya 1 pt sdgs buah 1 sdm minyak Sumber : Almatsier, 2006
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : -
gls
: gelas
-
sdm
: sendok makan
-
btr
: butir
-
ptg
: potong
-
sdg
: sedang
Nilai Gizi : -
Energi
: 1912 kkal
-
Protein
: 60 g (12,5,% energi total)
-
Lemak
: 48 g (22,5 % enegi total)
-
Karbohidrat
: 299 g (62,5 % energi total)
-
Kolesterol
: 303 mg
-
Serat
: 37 g
2.3. Daftar Bahan Makanan Penukar Untuk mempermudah membuat kombinasi menu, dibawah ini diberi gambaran mengenai beberapa bahan yang dapat mengganti satu bahan, yakni : 1.
Golongan I : Sumber Karbohidrat 1 Satuan Penukar =
175 kalori 4 gr protein 40 gr karbohidrat
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat Bahan Makanan URT Bihun ½ gls Kentang 2 biji sdg Nasi Tim 1 gls Nasi ¾ gls Mie kering 1 gls Mie basah 1 gls Singkong 1 ptg sdg Talas ½ biji sdg Ubi 1 biji sdg
2.
Berat (gr) 50 210 200 100 50 100 100 200 150
Golongan II : Sumber Protein Hewani a. Rendah Lemak 1 Satuan Penukar = 50 kalori 7 gr protein 2 gr lemak
Tabel 2.5. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Rendah Lemak Bahan Makanan URT Berat (gr) Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40 Daging kerbau 1 ptg sdg 35 Ikan segar 1 ptg sdg 40 Ikan asin 1 ptg sdg 15 Udang segar 5 ekor sdg 25 b. Lemak sedang 1 Satuan Penukar =
75 kalori 7 gr protein 5 gr lemak
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Lemak Sedang Bahan Makanan URT Berat (gr) Daging kambing 1 ptg sdg 40 Daging sapi 1 ptg sdg 35 Bakso 10 bj sdg 170 Hati ayam 1 bh sdg 30 Otak 1 ptg besar 60 Telur ayam 1 btr 55 c. Tinggi Lemak 1 Satuan Penukar =
150 kalori 7 gr protein 13 gr lemak
Tabel 2.7. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Tinggi Lemak Bahan Makanan URT Berat (gr) Bebek 1 ptg sdg 45 Ayam dengan kulit 1 ptg sdg 55 Daging babi 1 ptg sdg 50 Sosis ½ ptg sdg 50 Kuning telur ayam 4 btr 45
3. Golongan III : Sumber Protein Nabati 1 Satuan Penukar = 75 kalori 5 gr protein 3 gr lemak 7 gr karbohidrat Tabel 2.8. Makanan Penukar dari Sumber Protein Nabati Bahan Makanan URT Kacang hijau 2 sdm Kacang merah segar 2 sdm Kacang tanah 2 sdm Selai kacang tanah 1 sdm Tahu 1 bj bsr
Berat (gr) 20 20 15 15 110
Universitas Sumatera Utara
4. Golongan IV : Sayuran a. Sayuran A Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari gambas (oyong), jamur kuping sedang, ketimun, jamur segar, lobak, selada dan tomat. b. Sayuran B 1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr)
=
25 kalori 1 gr protein 5 gr karbohidrat
Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang, pare, rebung, pepaya muda. c. Sayuran C 1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr)
=
50 kalori 3 gr protein 10 gr karbohidrat
Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam merah, daun katuk, daun melinjo, daun pepaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun talas, melinjo, nangka muda.
Universitas Sumatera Utara
5.
Golongan V : Buah dan Gula 1 Satuan Penukar =
50 kalori 12 gr karbohidrat
Tabel 2.9. Makanan Penukar dari Sumber Buah dan Gula Bahan Makanan URT Anggur 20 bh sdg Apel 1 bh Belimbing 1 bh bsr Duku 9 bh Durian 2 bj bsr Jeruk manis 2 bh Jambu air 2 bj bsr Jambu biji 1 bh bsr Jambu bol 1 bh bsr Kolang-kaling 5 bh sdg Kedondong 2 bh sdg Pisang 1 bh Pepaya 1 ptg bsr Kurma 3 bh Melon 1 ptg bsr Nangka masak 3 bj sdg Gula 1 sdm Madu 1 sdm 6.
Berat (gr) 165 85 140 80 35 110 110 100 90 25 120 50 110 15 190 45 13 15
Golongan VI : Susu a. Susu Tanpa Lemak 1 Satuan Penukar = 75 kalori 7 gr protein 10 gr karbohidrat
Tabel 2.10. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tanpa Lemak Bahan Makanan URT Berat (gr) Susu skim cair 1 gls 200 Tepung susu skim 4 sdm 20 Yogurt non fat 2/3 gls 120
Universitas Sumatera Utara
b. Susu Rendah Lemak 1 Satuan Penukar = 125 kalori 7 gr protein 6 gr lemak 10 gr karbohidrat Tabel 2.11. Makanan Penukar dari Sumber Susu Rendah Lemak Bahan Makanan URT Berat (gr) Keju 1 ptg kecil 35 Susu kambing ¾ gelas 165 Susu sapi 1 gls 200 Susu kental manis ½ gls 100
c. Susu Tinggi Lemak 1 Satuan Penukar = 150 kalori 7 gr protein 10 gr lemak 10 gr karbohidrat Tabel 2.12. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tinggi Lemak Bahan Makanan URT Berat (gr) Susu kerbau ½ gelas 100 Tepung susu 6 sdm 30
7.
Golongan VII : Minyak 1 Satuan Penukar =
50 kalori 5 gr lemak
Universitas Sumatera Utara
a. Lemak Tidak Jenuh Tabel 2.13. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Tidak Jenuh Bahan Makanan URT Berat (gr) Alpukat ½ bh bsr 60 Margarin jagung 1 sdt 5 Minyak bunga matahari 1 sdt 5 Minyak jagung 1 sdt 5 Minyak kedele 1 sdt 5 Minyak kacang tanah 1 sdt 5 Minyak zaitun 1 sdt 5
b. Lemak Jenuh Tabel 2.14. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Jenuh Bahan Makanan URT Berat (gr) Lemak babi 1 ptg kcl 5 Mentega 1 sdm 5 Santan 1/3 gls 40 Kelapa 1 ptg kcl 15 Minyak kelapa 1 sdt 5 Minyak inti kelapa sawit 1 sdt 5 8.
Golongan VIII : Makanan Tanpa Kalori Sumber bahan makanan tanpa kalori yaitu dari agar-agar, air kaldu, air mineral,
cuka, kecap, kopi, teh, gula alternatif seperti aspartame, sakarin. Keterangan : bh = buah
gr = gram
bj = biji
kcl = kecil
btg = batang
ptg = potong
btr = butir
sdg = sedang
bsr = besar
sdm = sendok makan
gls = gelas (240 ml)
sdt = sendok teh
Universitas Sumatera Utara
2.4. Standar Jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan Standar jenis diet pada penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan ada 2 (dua) jenis yaitu : -
Jenis diet Diabetes Mellitus IV (1700 Kalori) Kandungan energi dari jenis diet Diabetes Mellitus IV adalah 1700 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 275 gram, protein 55,5 gram dan lemak 36,5 gram.
-
Jenis diet Diabetes Mellitus V (1900 Kalori) Kandungan energi dari jenis diet Diabetes Mellitus V adalah 1900 Kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 299 gram, protein 60 gram dan lemak 48 gram. Kedua standar jenis diet ini disesuaikan dengan batas toleransi ± 10 %. Kedua
jenis diet Diabetes Mellitus ini ditentukan berdasarkan umur, status gizi dan aktifitas penderita
Diabetes
Mellitus
(Standar
jenis
diet
Diabetes
Mellitus
di
R.S.U.Dr.Pirngadi Medan).
Universitas Sumatera Utara
2.5. Kerangka Konsep Penelitian Bedasarkan hasil studi kepustakaan dapat disusun kerangka konsep penelitian sebagai berikut : Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus : - Umur - Jenis kelamin - Suku - Berat badan - Pekerjaan - Pendidikan - Riwayat keluarga - Lama menderita DM
Pola Makan : - Jumlah - Jenis - Jadwal
Kecukupan Zat Gizi : - Energi - Karbohidrat - Protein - Lemak
Standar jenis diet DM rawat jalan : - Jenis Diet DM IV (1700 Kalori) - Jenis Diet DM V (1900 Kalori)
Dalam kerangka konsep diatas dapat dilihat bahwa dari karakteristik penderita Diabetes Mellitus (umur, jenis kelamin, suku, berat badan, pekerjaan, pendidikan, riwayat keluarga, dan lama menderita Diabetes Mellitus) dapat diketahui bagaimana pola makan (jumlah, jenis, jadwal makan) dan dapat diperoleh kecukupan energi, karbohidrat, protein dan lemak sehingga dari kecukupan zat gizi dapat diketahui apakah sesuai dengan standar jenis diet yang telah ditentukan di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan pada penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan yaitu jenis diet DM IV (1700 Kalori) dan jenis diet DM V (1900 Kalori).
Universitas Sumatera Utara