BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stroke Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul secara mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah di otak. Menurut WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascular (Ruri, 2010). Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir daya ingat, dan bentukbentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Januar, 2009). 2.2. Penyebab Stroke Adapun penyebab terjadinya stroke antara lain : 1. Trombosis Serebral Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis sering kali memburuk pada 48 jam setelah trombosis. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan trombosis otak yaitu aterosklerosis, hiperkoagulasi pada polisitemia, arteritis (radang pada arteri), dan emboli (Leila, 2002).
Universitas Sumatera Utara
2. Hemoragi Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subaraknoid atau ke dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran, dan pemisahan jaringan otak, yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, edema dan mungkin herniasi otak (Sunardi, 2008). 3. Hipoksia Umum Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah hipertensi yang parah, henti jantung paru, curah jantung turun akibat aritmia (Leila, 2002). 4. Hipoksia Setempat Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subaraknoid dan terjadinya vasokontriksi arteri otak yang disertai sakit kepala migren (Muttaqin, 2008). 2.3. Klasifikasi Stroke 2.3.1. Stroke Hemoragi Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subaraknoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area otak tertentu. Biasannya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istrahat. Kesadaran klien umumnya menurun. Serangan sering terjadi pada usia 20-60 tahun (Batticaca, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Leila (2002), perdarahan otak dibagi dua, yaitu : 1. Perdarahan Intraserebral Pecahnya pembuluh darah terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak, dan menimbulkan edema otak. 2. Perdarahan Subaraknoid Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisme berry. Perdarahan subaraknoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (sakit kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparase, ganggguan hemisensorik, afasia). 2.3.2. Stroke Nonhemoragi Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristrahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder dan kesadaran umumnya baik (Muttaqin, 2008). 2.4. Gejala Stroke Gejala klinis stroke sangat tergantung kepada daerah otak yang terganggu aliran darahnya dan fungsi daerah otak yang mengalami gangguan aliran darah tersebut. Manifestasi klinik pada umumnya adalah kelumpuhan sebelah badan, gangguan perasaan sebelah badan, bicara terganggu bisa tidak dapat berbicara atau tidak mengerti pembicaraan, gangguan menelan, mulut mencong, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan sampai kesadaran menurun, kemudian pasca-
Universitas Sumatera Utara
stroke bisa terjadi antara lain epilepsi, demensia atau pelupa dan depresi (Nasution, 2007). Adapun gejala klinis stroke menurut Batticaca (2008), dibedakan menurut jenis stroke, antara lain : 1. Gejala klinis pada stroke hemoragi : a. Defisit neurologis mendadak, didahului gejala prodromal yang terjadi pada saat istrahat atau bangun pagi. b. Kadang tidak terjadi penurunan kesadaran. c. Terjadi terutama pada usia > 50 tahun. d. Gejala neurologis yang timbul bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. 2. Gejala klinis pada stroke nonhemoragi : a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparase) yang timbul mendadak. b. Gangguan sensibilitas pada satu anggota badan (gangguan hemisensorik). c. Perubahan mendadak pada status mental. d. Tidak lancar berbicara atau tidak dapat berbicara. e. Bicara cadel. f. Tungkai atau anggota badan tidak tepat pada sasaran. g. Mual dan muntah. h. Nyeri kepala.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Faktor Resiko Penyebab Timbulnya Penyakit Stroke Penelitian prospektif stroke telah mengidentifikasi berbagai faktor-faktor yang dipertimbangkan sebagai risiko yang kuat terhadap timbulnya stroke. Banyak faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, tetapi banyak juga faktor-faktor risiko lainnya secara potensial dapat dimodifikasi dan memerlukan identifikasi dan penatalaksanaan segera. Pemahaman yang baik terhadap efek modifikasi faktor risiko dapat bermanfaat dalam mengurangi angka morbiditas dan mortalitas stroke di masyarakat (Nasution, 2007). Kedua faktor tersebut antara lain : 1. Faktor resiko timbulnya penyakit stroke yang tidak dapat dimodifikasi : a. Umur. b. Jenis Kelamin. c. Ras dan Suku Bangsa. d. Faktor Keturunan. e. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Dalam teori Barker disebutkan seseorang yang lahir dengan kedaaan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) beresiko tinggi mengalami berbagai penyakit, karena saat lahir organ tubuh ada yang mengalami gangguan, seperti syaraf reflek menghisap dan menelan buruk serta meningkatnya infeksi pada saat pemeriksaan diagnostik. Hal inilah yang menjadi alasan seseorang yang lahir dengan kedaan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) beresiko tinggi mengalami penyakit stroke.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor resiko timbulnya penyakit stroke yang dapat dimodifikasi : a. Perilaku : 1) Merokok (aktif dan pasif). 2) Diet tidak sehat (junk food, fast food, lemak, garam berlebihan, asam urat, koleterol, kurang mengkonsumsi buah). 3) Alkoholik. 4) Kurang olahraga. 5) Mendengkur. 6) Kontrasepsi oral. 7) Narkoba khususnya kokain (Muttaqin, 2008). 8) Obesitas. b. Fisiologis 1) Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi. 2) Hipotensi atau penyakit tekanan darah rendah. 3) Kolesterol darah tinggi. 4) Gangguan jantung dan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). 5) Riwayat penyakit diabetes. 6) Riwayat stroke dalam keluarga. 7) Migrain.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Diet Stroke Ketika stroke terjadi, seringkali sel-sel otak tidak langsung mati. Pengobatan stroke ditujukan untuk mencegah matinya sel-sel otak yang sedang sekarat ini (Mathari, 2007). Caranya untuk mengatasi hal tersebut antara lain : 1. Diberikan obat-obatan guna memulihkan aliran darah ke otak (misalnya obat pemecah bekuan darah). 2. Dilakukan operasi guna menyingkirkan bekuan darah yang terbentuk akibat pecahnya pembuluh darah. Stroke meninggalkan kerusakan yang parah. Sel-sel otak yang terserang kadang-kadang sulit pulih kembali dan harus dibantu lewat program rehabilitasi. Contoh program rehabilitasi yaitu seperti rehabilitasi bahasa, bicara, dan rehabilitasi fungsi menelan. Akibat dari stroke ini salah satunya dapat mempengaruhi kemampuan penderita dalam menelan makanan yang pada akhirnya berakibat penurunan status gizi, oleh karena itu dibutuhkan diet khusus bagi penderita stroke. Diet stroke adalah diet yang diberikan khusus untuk pasien yang menderita penyakit stroke (Kusumadiani, 2010). 2.6.1. Tujuan Diet Stroke Menurut Almatsier (2006), diet stroke bertujuan : 1. Memberikan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit. 2. Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia (sulit menelan) , pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus (kerusakan jaringan). 3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian lain menurut Gunarti (2008), tujuan diet stroke antara lain : 1. Memperbaiki keadaan pasien stroke yang dirawat inap, baik pasien tersebut dalam keadaan kritis atau dalam keadaan fase pemulihan. 2. Dapat memenuhi asupan nutrisi yang adekuat. 3. Mempertahankan keseimbangan cairan. 4. Memperbaiki keadaan malnutrisi yang terjadi. 5. Memberikan zat gizi yang dibutuhkan oleh pasien, selain dari makanan parenteral infus. 2.6.2. Syarat Pemberian Diet Stroke Syarat-syarat diet stroke (Almatsier, 2006) : 1. Energi cukup, yaitu 25 – 45 kkal/kgBB. Pada fase akut diberikan 1100 – 1500 kkal/hari. 2. Protein cukup, yaitu 0,8 – 1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2 – 1,5 g/kgBB. Apabila penyakit disertai komplikasi Gagal Ginjal Kronik (GGK), protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kgBB. 3. Lemak cukup, yaitu 20 – 25% dari kebutuhan energi total. Utamakan sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu < 10% dari kebutuhn energi total. Kolesterol dibatasi < 300mg. 4. Karbohidrat cukup, yaitu 60 – 70% dari kebutuhan energi total. Untuk pasien dengan Diabetes Melitus diutamakan karbohidrat kompleks. 5. Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C, dan E.
Universitas Sumatera Utara
6. Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1½ sendok teh/hari (setara dengan ± 5 g garam dapur atau 2 g natrium). 7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah konstipasi. 8. Cairan cukup, yaitu 6 – 8 gelas/hari, kecuali pada keadaan oedema atau acites, cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan diberikan secara hati-hati. 9. Bentuk makanan dapat disesuaikan dengan keadaan pasien. 10. Makanan diberikan dalam porsi kecil atau sering. Bagi penderita stroke sebaiknya menghindari makanan yang berlemak dan berkadar natrium tinggi. Beberapa makanan yang tidak disarankan untuk dikonsumsi menurut Almatsier (2006), adalah : 1. Semua makanan yang digoreng, semua daging yang berlemak (kambing, babi, ham, sosis, kullit ayam, lemak hewan). 2. Jerohan, kepiting, cumi-cumi, udang dan kerang, ikan laut, ikan asin, ikan pindang, teri, udang kering, telur asin. 3. Roti, kue yang mengandung soda kue atau garam. 4. Margarine, mentega. 5. Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, tauco, saus tomat. 6. Bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, sawi, lobak.
Universitas Sumatera Utara
7. Buah-buahan yang masam atau bergas seperti nanas, kedondong, nangka dan durian. 8. Minuman yang mengandung alkohol, soda, kopi dan teh kental. 2.6.3. Tahapan Pemberian Diet Stroke Perlu kita ketahui pada diet stroke ini ada tahapan pemberian makan yang dibagi menjadi 2 fase (Kusumadiani, 2010) : 1. Fase akut (24 – 48 jam) Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun. Pada fase ini diberikan makanan parenteral (Nothing Per Oral/NPO) dan dilanjutkan dengan makanan enteral (Naso Gastric Tube/NGT). Pemberian makanan parenteral total perlu dimonitor dengan baik. 2. Fase Pemulihan Fase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah sadar dan tidak mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan per oral secara bertahap dalam bentuk makanan cair, makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa. 2.6.4. Jenis Diet Stroke 2.6.4.1. Diet Stroke I Diet stroke I diberikan kepada pasien dalam fase akut atau bila ada ganggguan fungsi menelan, makanan diberikan dalam bentuk cair kental atau kombinasi cair jernih dan cair kental yang diberikan peroral atau NGT (Naso Gastic Tube) sesuai dengan keadaan penyakit. Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 2 – 3 jam. Lama pemberian makanan disesuaikan dengan keadaan pasien (Almatsier, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Pembagian bahan makanan untuk makanan biasa dalam sehari tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1. Bahan Makanan untuk Makanan Biasa dalam Sehari Diet Stroke I Bahan Makanan Berat (g) URT Maizena 25 5 sdm Telur ayam 50 1 btr Susu penuh bubuk 25 5 sdm Susu skim bubuk 120 24 sdm Buah 120 2 potong sdg pepaya Minyak jagung 20 2 sdm Gula pasir 100 10 sdm Cairan 1500 ml 6 gls Sumber : Almatsier (2006) Nilai gizi bahan makanan diet stroke I yang diberikan kepada pasien stroke dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.2. Nilai Gizi Bahan Makanan untuk Diet Stroke I Kandungan Zat Gizi Diet Stroke I Energi (kkal) 1361 Protein (g) 56 Lemak (g) 34 Lemak Jenuh (g) 8,4 Karbohidrat (g) 211 Kalsium (mg) 1869 Besi (mg) 6,1 Vitamin A (RE) 1573 Tiamin (mg) 0,6 Vitamin C (mg) 166 Kolesterol (mg) 213 Sumber : Almatsier (2006)
Universitas Sumatera Utara
Contoh pembagian makanan dan menu sehari dengan jenis diet stroke I, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Stroke I Waktu Bahan Makanan Volume (ml) Pukul 07.00 Susu formula 250
URT 1 gls
Pukul 10.00
Susu Sari buah
200 100
¾ gls ½ gls
Pukul 13.00
Susu formula
250
1 gls
Pukul 15.00
Susu Sari buah
200 100
¾ gls ½ gls
Pukul 18.00
Susu formula
250
1 gls
Pukul 21.00 Susu formula Sumber : Almatsier (2006)
250
1 gls
2.6.4.2. Diet Stroke II Diet stroke II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet stroke I atau kepada pasien pada fase pemulihan. Bentuk makanan merupakan kombinasi cair jernih, cair kental, saring, lunak, dan biasa. Pemberian diet pada pasien stroke disesuaikan dengan penyakit penyertanya. Diet stroke II dibagi dalam tiga tahap, yaitu : (1) Diet Stroke II A
: Makanan cair + bubur saring
1700 kkal
(2) Diet Stroke II B
: Makanan Lunak
1900 kkal
(3) Diet Stroke II C
: Makanan Biasa
2100 kkal
Universitas Sumatera Utara
Pembagian bahan makanan untuk makanan biasa dalam sehari untuk diet stroke II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.4. Bahan Makanan untuk Makanan Biasa dalam Sehari Diet Stroke II A Diet Stroke II B Diet Stroke II C Bahan Berat Berat Berat Makanan URT URT URT (g) (g) (g) Beras 200 4 gls tim 250 3½ gls nasi Tepung Beras 125 20 sdm - Maizena 20 4 sdm 20 4 sdm 20 4 sdm Telur Ayam 50 1 btr 50 1 btr 50 1 btr Ikan 75 1 ptg bsr 100 2 ptg sdg 100 2 ptg sdg Tempe 50 2 ptg bsr 100 4 ptg sdg 100 4 ptg sdg Sayuran 100 1 gls 150 1½ gls 200 2 gls Pepaya 300 3 ptg sdg 200 2 ptg sdg 200 2 ptg Minyak Jagung 25 2½ sdm 30 3 sdm 35 3½ sdm Gula pasir 40 4 sdm 50 5 sdm 30 3 sdm Gula merah 25 2½ sdm - Susu skim bubuk 80 16 40 8 sdm 40 8 sdm Sumber : Almatsier (2006) Nilai gizi bahan makanan diet stroke II yang diberikan kepada pasien stroke dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.5. Nilai Gizi Bahan Makanan untuk Diet Stroke II berdasarkan Jenis Dietnya Diet Stroke II A Diet Stroke II B Diet Stroke II C Kandungan Gizi Energi (kkal) 1718 1917 2102 Protein (g) 69 73 78 Lemak (g) 41 52 59 Lemak Jenuh (g) 5,8 7,3 8 Karbohidrat (g) 272 293 318 Kalsium (mg) 1296 835 862 Besi (mg) 15,9 19,6 20,6 Vitamin A (RE) 6705 8940 11458 Tiamin (mg) 0,8 0,8 0,9 Vitamin C (mg) 272 213 232 Kolesterol (mg) 258 273 273 Sumber : Almatsier (2006)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Stroke II Waktu Bahan Makanan
DS II A Berat URT (g)
DS II B Berat (g)
URT
DS II C Berat URT (g)
Pagi beras tepung Beras telur Ayam tempe sayuran minyak Jagung gula pasir gula merah susu skim bubuk
25 50 10 25 20
4 sdm 1 btr 1 sdm 2½ sdm 4 sdm
50 50 50 10 10 20
1 gls tim 1 btr ½ gls 1 sdm 1 sdm 4 sdm
75 50 25 50 10 10 20
1 gls nasi 1 btr 1 ptg sdg ½ gls 1sdm 1sdm 4 sdm
Pukul 10.00 maizena pepaya gula pasir susu skim bubuk
100 10 20
1 ptg sdg 1 sdm 4 sdm
20 20 -
4 sdm 2 sdm -
20 10 -
4 sdm 1 sdm -
Siang beras tepung beras ikan tempe sayuran pepaya minyak jagung
50 50 25 50 100 15
8 sdm 1 ptg sdg 1 ptg sdg ½ gls 1 ptg sdg 1½ gls
75 50 50 50 100 10
Pukul 16.00 maizena gula pasir susu skim bubuk Malam beras tepung beras ikan tempe sayuran pepaya minyak jagung Pukul 21.00 susu skim bubuk gula pasir
20 4 sdm 10 1 sdm 20 4 sdm
50 25 25 50 100 10
8 sdm 1 ptg kecil 1 ptg sdg ½ gls 1 ptg sdg 1 sdm
20 4 sdm 10 1 sdm
1½ gls 1 ptg sdg 2 ptg sdg ½ gls 1 ptg sdg 1 sdm
- 10 1 sdm 20 4 sdm
75 50 50 50 100 10
1 ½ gls tim 1 ptg sdg 2 ptg sdg ½ gls 1 ptg sdg 1 sdm
- 10 1 sdm
100 50 50 100 100 10
1½ gls 1 ptg sdg 2 ptg sdg 1 gls 1 ptg sdg 1 sdm
- 10 1 sdm 20 4 sdm
75 50 25 50 100 15
1 gls nasi 1 ptg sdg 1 ptg sdg ½ gls 1 ptg sdg 1½ sdm
- - -
Sumber : Almatsier (2006)
Universitas Sumatera Utara
Contoh menu sehari dengan jenis diet stroke II, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.7. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Stroke II Waktu Diet Stroke II A Diet Stroke II B Pagi bubur sumsum + susu skim nasi tim/bubur saus gula merah telur ½ masak telur rebus cah labu siam teh susu skim
Diet Stroke II C nasi telu dadar loaf tahu cah wortel susu skim
Pukul 10.00
susu skim pepaya
puding maizena
puding maizena
Siang
bubur saring sup ikan saring semur tempe saring sup wortel saring jeruk
nasi tim/bubur ayam panggang bb kuning tumis tempe sup sayuran pepaya
nasi pepes ikan kering tempe sayur asem jeruk
Pukul 16.00
puding maizena
susu skim
susu skim
Malam
bubur saring
nasi tim/bubur ikan panggang bb tomat sup ikan tahu tumis kacang panjang jeruk
nasi ayam goreng tahu bacem capcay cah apel
teh
-
susu skim Pukul 21.00 Sumber : Almatsier (2006)
Universitas Sumatera Utara
Adapun bahan makanan yang dianjurkan dan bahan makanan yang tidak dianjurkan dalam diet stroke terdapat dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.8. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan dalam Diet Stroke Golongan Bahan Dianjurkan Tidak Dianjurkan Makanan Sumber Karbohidrat Beras, kentang, ubi, Produk olahan yang singkong, terigu, hunkwe, dibuat dengan garam tapioka, sagu, gula, madu, dapur, soda/baking serta produk olahan yang powder, kue-kue yang dibuat tanpa garam dapur, terlalu manis soda/baking powder, seperti makaroni, mie, bihun, roti, biskuat, dan kue kering Sumber Protein Hewani
Daging sapi dan ayam tidak berlemak, ikan, telur, susu skim, dan susu penuh dalam jumlah terbatas
Daging sapi dan ayam berlemak, jerohan, otak, hati, ikan banyak duri, susu penuh, keju, es krim, dan produk olahan protein hewani yang diawet seperti daging asap dan dendeng
Sumber Protein Nabati
Semua kacang-kacangan dan produk olahan yang dibuat dengan garam dapur, dalam jumlah terbatas
Semua produk olahan kacang-kacangan yang diawet dengan garam natrium atau digoreng
Sayuran
Sayuran berserat sedang dimasak, seperti bayam, kangkung, kacang panjang, labu siam, tomat, taoge, dan wortel
Sayuran menimbulkan gas (sawi, kol, kembang kol, lobak), sayuran berserat tinggi (daun singkong, katuk, melinjo, dan sayuran mentah
Buah-buahan
Buah segar, dibuat jus atau disetup seperti pisang, pepaya, jeruk, mangga, nenas, dan jambu biji (tanpa bahan pengawet)
Buah yang menimbulkan gas seperti nangka dan durian, buah yang diawet dengan natrium seperti buah kaleng dan asin
Universitas Sumatera Utara
Golongan Bahan Makanan Sumber Lemak
Dianjurkan
Tidak Dianjurkan
Minyak jagung dan minyak kedelai, margarin dan mentega tanpa garam yang digunakan untuk menumis atau setup, santan encer
Minyak kelapa sawit, margarin dan mentega biasa, santan kental, krim, dan produk gorengan
Minuman
Teh, kopi, cokelat dalam Teh, kopi, cokelat dalam jumlah terbatas, encer susu jumlah terbatas, dan skim dan sirup kental minuman bersoda dan alkohol
Bumbu-bumbu
Bumbu yang tidak tajam seperti garam (terbatas), gula, bawang merah, bawang putih, laos, asam, kayu manis, dan pala
Bumbu yang tajam seperti cabe, merica, dan cuka, yang mengandung bahan pengawet garam natrium seperti kecap, terasi, vetsin, soda, dan baking powder
Sumber : Almatsier (2006) 2.8. Manfaat Pemberian Diet Stroke Diet stroke adalah diet khusus yang diberikan kepada pasien stroke. Diet yang diberikan ada empat macam yaitu diet stroke I, IIA, IIB dan IIC. Adapun manfaat diet stroke menurut Tianingsih (2010), antara lain : 1. Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia, dekubitus, dan kelainan penyakit lainnya. 2. Memberikan makanan secukupnyauntuk memenuhi kebutuhan gizi si pasien. 3. Mencegah komplikasi. 4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. 5. Mempercepat tingkat kesembuhan pasien. 6. Memperbaiki keadaan malnutrisi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
2.8. Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam análisis pemberian diet stroke pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul yaitu :
Pemberian diet stroke pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul : - Jenis Diet Stroke - Kandungan zat gizi (Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat)
Standar jenis diet stroke pada pasien rawat inap : 1. Diet Stroke I 2. Diet Stroke II : a. Diet Stroke II A b. Diet Stroke II B c. Diet Stroke II C
Lama waktu pemulihan pasien stroke rawat inap Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Keterangan : : variabel yang diteliti : variabel yang tidak diteliti Kerangka konsep penelitian menggambarkan bahwasanya yang akan diteliti mencakup variabel diet stroke pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul meliputi diet stroke I dan diet stroke II. Diet stroke II dibagi lagi dalam 3 tahap yaitu : diet stroke II A, diet stroke II B, dan diet stroke II C. Masing-masing variabel penelitian dilihat secara deskriptif.
Universitas Sumatera Utara
Analisis zat gizi yaitu untuk mengetahui apakah kandungan zat gizi dalam diet stroke pada pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul sesuai dengan standar yang seharusnya. Hal ini dapat diketahui dengan mengetahui kandungan zat gizi makanan untuk pasien rawat inap stroke yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Diet stroke I dan diet stroke IIA, diet stroke IIB, dan diet stroke IIC dianalisis dan dibandingkan dengan standar yang seharusnya berdasarkan nilai gizi dalam bahan makanan sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara