BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian dan Fungsi Laporan Keuangan
1.
Pengertian Laporan Keuangan Ada beberapa pendapat tentang pengertian laporan keuangan, antara lain :
a. Menurut Harahap (2000:105), “Laporan Keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.” Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. b. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2006:02,par.07), Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. c. Sedangkan menurut Financial Accounting Standard Board Statement No. 5 mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut : Financial Statement are a central feature of financial reporting a principal means of communicating accounting information to those outside an entity. In external general purpose financial reporting, a financial statement is a formal tabulation of names and amounts of money derived
Universitas Sumatera Utara
from accounting records that display either financial position of an entity at a moment in time or one or more kinds of changes in financial position of an entity duting a period of time. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu sektor penting dalam pengkomunikasian sistem informasi kepada pihak-pihak eksternal perusahaan, yang bertujuan menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat ataupun dalam segala perubahan-perubahan posisi keuangan perusahaan selama suatu periode. Ada tiga laporan keuangan dasar yang biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan menurut Djakman dalam Keown, at.all (2001:107) yaitu : 1. Laporan laba Rugi Laporan laba rugi menggamberkan hasil operasi kegiatan usaha selam satu periode waktu, misalnya setahun. Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari empat jenis kegiatan, yaitu : a. Menjual produk atau jasa. b. Beban produksi atau untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual. c. Beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa pada konsumen, serta yang berkaitan dengan beban administratif opersional. d. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contohnya, bunga yang dibayarkan pada kreditur dan pembayaran deviden pada pemegang saham preferen. 2. Neraca Neraca memberikan gambaran sesaat posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, menyajikan kepemilikan aktiva, kewajiban, serta ekuitas pemegang saham dari para pemilik. Aktiva mewakili seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, sementara kewajiban dan ekuitas pemegang saham menujukkan bagaimana seluruh sumber daya perusaahan itu didanai. 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menujukkan arus kas sebenarnya yang dihasilkanoleh perusahaan sepanjang tahun itu. Laporan arus kas menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk jangka waktu tertentu
Universitas Sumatera Utara
(biasanya setahun), yang terbagi ke dalam tiga kelompok utama: (1) arus kas operasional, (2) investasi yang dilakukan perusahaan, serta (3) transaksi pendanaan, seperti pengeluaran saham, peminjaman serta pembayaran kembali kewajiban. Arus kas perusahaan dari dari kegiatan operasi terdiri dari pengumpulan kas yang berasal dari konsumen, pembayaran kepada pemasok untuk pembelian bahan baku, arus kas keluar dari kegiatan operasi, seperti beban pemasaran dan administrasi, serta pembayaran bunga, dan pembayaran tunai untuk pajak. Arus kas dari kegiatan investasi, berkaitan dengan jumlah kas yang digunakan untuk kegiatan investasi, sedangkan arus kas dari kegiatan pendanaan berkaitan dengan semua arus kas baik yang masuk maupun yang keluar kepada ataupun daripada investor perusahaan, baik pemberi pinjaman maupun kepemilikan.
2.
Fungsi Laporan Keuangan Laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan merupakan alat
komunikasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Laporan keuangan itu berfungsi sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan para stockholder, yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Harahap (2000:8), fungsi laporan keuangan bagi pemberi pinjaman (kreditur) adalah : a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. b. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan. c. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan. d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit. e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.
Sedangkan tujuan laporan keuangan ini jika ditinjau menurut Standar Akuntansi keuangan (2006:4,par.12) yaitu, “Tujuan laporan keuangan adalah
Universitas Sumatera Utara
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.”
B.
Analisis Laporan Keuangan
1.
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Dalam setiap pemberian kredit yang akan dilakukan oleh kreditur
sebaiknya didasarkan pada analisis laporan keuangan para calon debitur. Analisis Laporan Keuangan disusun berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit. Sastradipoera (2004:173) menjelaskan bahwa, Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah metode yang digunakan oleh manajemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi di waktu yang akan datang dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit. Sedangkan
definisi
analisis
laporan
keuangan
menurut
Harahap
(2000:189) adalah : Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Dari penjelasan tersebut menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung suatu laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan serta kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
periode yang lalu dan untuk proyeksi keuangan dimasa yang akan datang sehingga lebih bermanfaat bagi para pengambil keputusan.
2.
Tujuan Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan biasanya didasarkan pada laporan keuangan
terbitan perusahaan dan informasi ekonomi lainnya yang berkaitan tentang perusahaan dan industrinya. Tujuan pokok analisis laporan keuangan adalah memprediksi kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Walaupun laporan keuangan pokok berdifat historis, namun laporan ini biasanya memberikan indikator bagaimana sebuah perusahaan kemungkinan berkiprah dalam periode-periode berikutnya. Menurut Harahap (2000:195), kegunaan analisis lapoan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang ter dapat dari laporan keuangan biasanya. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik lapoan keuangan (implisit). 3. Dapat mengetrahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating). 6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain : a. Dapat menilai prestasi perusahaan b. Dapat memproyeksi keuangan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
c.
Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu : 1. Posisi keuangan (Asst, Neraca, dan Modal) 2. Hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya) 3. Likuiditas 4. Solvabilitas 5. Aktivitas 6. Rentabilitas atau Profitabilitas 7. Indikator Pasar Modal 7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. 9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya. 10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang vakan datang.
3.
Teknik Analisis Laporan Keuangan Ada banyak cara ataupun teknik yang dapat dilakukan untuk menganalisis
laporan keuangan, antara lain analisis kompaatif, analisis trend, analisis common size, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis rasio keuangan, analisis break even, dan sebagainya. Hingga saat ini, metode analisis laporan keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasikan dan menjelaskan posisi keuangan maupun kinerja keuangan dari suatu perusahaan. Menurut Brigham dan Ehrhardt (2005:444), financial ratios are designed to evaluate financial statement. Sedangkan menurut Sastradipoera (2004:173), Analisis rasio adalah pengkajian yang dipergunakan oleh penyelia dan pengguna laporan keuangan (dalam hal ini bisnis perbankan) untuk menilai kekuatan dan kelemahan keuangan dan kecendrungan operasi sebuah perusahaan. Analisis rasio akan menyediakan pengukuran rel;atif terhadap kondisi dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit pada sebuah bisnis perbankan.
Universitas Sumatera Utara
Jika ditinjau berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh analisis laporan keuangan debitur (melalui analisis rasio keuangan) terhadap pemberian kredit (melalui kebutuhan modal kerjanya) telah dilakukan oleh Rahmat Hidayat Lubis (2004). Rahmat Hidayat Lubis (2004) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel dependen yaitu jumlah kredit. Sedangkan variabel independennya adalah working capital turn over, current ratio, gross profit margin, total debt to equity ratio, pertumbuhan penjualan, dan total equity/totql assets. Dari hasil penelitian yang dilakukannya pada PT. Bank rakyat Indonesia (persero) cabang Binjai, Ia menemukan bahwa rasio keuangan debitur bersumber dari laporan keuangannya berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit. Pada tahun 2006 Yuniar Salehaty Br Sebayang juga melakukan penelitian berkaitan dengan pengaruh analisis laporan keuangan debitur (melalui analisis rasio keuangan) terhadap pemberian kredit (melalui kebutuhan modal kerjanya) pada PT.Bank Lippo,Tbk Cabang Pemuda Medan. Yuniar Salehaty Br Sebayang (2006) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel dependen yaitu jumlah kredit yang diberikan. Sedangkan variabel independennya adalah Current ratio,Inventory Turn Over, debt to equity ratio, Profit Margin Ratio, dan Return On Investment. Dari hasil penelitian yang dilakukannya pada PT. Bank Lippo,Tbk cabang Pemuda, Ia menemukan bahwa rasio keuangan debitur (Current ratio,Inventory Turn Over, debt to equity ratio, Profit Margin Ratio, dan Return On Investment) yang bersumber dari laporan keuangannya berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit, sementara
Universitas Sumatera Utara
pengujian secara parsial menunjukkan hasil bahwa hanya Inventory Turn Over dan Profit Margin Ratio yang berpengaruh terhadap pemberian kredit. White, Sondhi, and Fried (2003:111) juga menjelaskan bahwa, financial ratios are used to compare the risk and return of different firms in order to help equity investors and creditors make intelligent investment and credit decisions. Dapat diartikan dari uraian white, Sondhi, and fried bahwa rasio keuangan digunakan untuk membandingkan antara resiko dan imbalan dari perusahaan yang berbeda-beda dalam rangkan membantu investor dan kreditor untuk melakukan investasi dan keputusan-keputusan kredit yang tepat. Sedangkan Robinson, Munter, dan Grant (2004:231), mengklasifikasikan rasio keuangan menjadi enam kategori, yaitu : Ratio Categories Category Activity Liquidity Sovency Cash flows
Price Multiples
Issues Examined Indicates efficiency and effectiveness of operations and assets managements indicates ability of firm to meet short-term obligations indicates the ability to retain earnings (create growth) after covering cost Cash-flow ratios composed of many of the ratios from the above categories. However, they consider cash flow rather than earnings. These ratios are particularly important if there is some doubt about the quality of a compamy’s earnings. Focus on stock price, instead of book value. Allows an assessment of how the market currently values a company’s stock relative to peers, the industry and the market.
Universitas Sumatera Utara
Secara Umum, kita dapat membagi rasio menjadi lima golongan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Rasio-rasio tersebut menurut Jusuf (2005:50), sebagai berikut : 1.
Rasio Likuiditas Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Rasiorasio yang digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah : a.
Current Ratio
Current Ratio =
Current Assets Current Liabilities
Current ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang current rationya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur dalam perusahaan sehingga pada akhirnya dapat mengurangi kemampu-labaan perusahaan. b.
Cash Ratio
Cash Ratio =
Cash + Marketable Securities Current Liabilities
Universitas Sumatera Utara
rasio ini mengukur jaminan yang diberikan oleh pos “tunai” dan “surat-surat berharga” terhadap kewajiban lancar. Semakin besar komposisi pos tersebut ini berarti semakin likuid suatu perusahaan. c.
Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick Ratio = Persediaan
Current Assets − Inventory Current Liabilities
merupakan
unsur
aktiva
lancar
yang
tingkat
likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga, dan juga sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi.oleh karena itu
rasio
cepat
tidak
menyertakan
persediaan
dalam
perhitungannya. Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva cepatnya. Aktiva cepat dalam hal ini adalah aktiva yang dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas.
2.
Rasio Leverage Yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang (dana dari pihak luar). Rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (kreditor), dalam hal ini adalah perusahaan yang kita wakili. Dengan kata lain, rasio leverage ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua utang jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio yang paling banyak digunakan untuk menghitung leverage perusahaan adalah Debt to Equity Ratio.
Universitas Sumatera Utara
Debt to Equity =
Total Debt Total Equity
Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi rasio ini maka resiko kreditor (termasuk bank) semakin besar karena debt to equity ratio yang tinggi berarti semakin rendah tingkat keamanan dana yang ditempatkan oleh kreditor dalam bisnis tersebut. Namun untuk memperoleh analisis yang lebih tajam, dalam menginterpretasikan rasio ini perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu : a.
Sifat (Karakteristik) dari industri yang bersangkutan
b.
Sifat dari utang perusahaan
c.
Komposisi utang jangka panjang (Long Term Debt) dengan utang jangka pendek (Short Term Debt). Untuk mengetahui perbandingan Leverage antara utang jangka panjang dengan utang jangka pendek dapat dipergunakan rasio Long Term Leverage, yaitu :
Long Term Leverage =
Long Term debt Total Equity
Short Term Leverage = DER − Long Term Leverage Bila Long Term Leverage lebih kecil daripada Short Term Leverage, sebagian besar kewajiban (utang) adalah kewajiban jangka pendek. Bila sebaliknya makasebagian besar utang adalah utang jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
3.
Rasio Coverage Yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban kreditnya dengan sumber dana yang diperoleh dari bisnis. Dalam memberi kredit, bank sangat memperhatikan kelancaran pembayaran kewajiban dalam kondisi normal, yaitu dalam kondisi perusahaan yang dibiayai berjalan terus (going concern). Rasio ini mencoba memberi indikasi mengenai haltersebut. Rasio yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat keamanan bank dalam pemberian kredit adalah : a.
Times Interest Earned Ratio / EBIT Coverage ratio
Times Interest Earned =
Earning Before Interest and Taxes x 100% Interest Expense
Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman. Kemampuan membayar beban bunga pada saat jatuh tempo dihitung dari laba bersih sebelum pajak (Net Income/Profit Before Tax) karena beban bunga merupakan salah satu komponen pengurang pajak penghasilan.
b.
Dividend Pay Out Ratio
Dividend Pay − Out =
Dividen Tunai yang Dibayar x 100% Laba Bersih Setelah pajak
Rasio ini menunjukkan berapa besar bagian dari laba bersih yang dibagi dalam bentuk dividen tunai. Semakin besar rasio ini, semakin kecil pula laba yang masuk ke retained earning sampai
Universitas Sumatera Utara
tingkat tertentu. Rasio ini menunjukkan komitmen pemegang saham
akan
bisnisnya.
Apakah
mereka
mementingkan
pertumbuhan bisnis dengan modal sendiri atau mengandalkan pinjaman bank.
4.
Rasio Aktivitas Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Pada prinsipnya, semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan sumber dayanya. Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan adalah : a.
Assets Turnover
Assets Turnover = Perputaran
Net Sales Total Sales
aktiva
menunjukkan
kemampuan
mengelola seluruh investasi (aktiva)
manajemen
guna menghasilkan
penjualan. Semakin besar rasio ini semakin bagus karena merupakan pertanda bahwa manajemen dapat memanfaatkan setiap rupiah aktiva untuk menghasilkan penjualan. b.
Fixed Assets Turnover
Fixed Assets Turnover =
Net Sales Fixed Assets
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan aktiva tetap untuk industri manufaktur yang merupakan aktiva produktif. c.
Account Receivable turnover
Accounts Re ceivable Turnover =
Credit Sales Accounts Re ceivables
Perputaran piutang dagang menunjukkan berapa kali piuteng dagang perusahaan berputar dalam satu tahun. Bila dalam analisis tidak
diperoleh
rincian
penjualan
kredit
yang
dilakukan,
pendekatan atas rumus tersebut dapat dipergunakan total penjualan sebagai penggantinya. Ekspresi perputaran piutang dagang dalam bentuk jumlah hari dikenal dengan istilah Account Receivable Collection Period (Periode Pengumpulan Piutang dagang)
Collection Period =
360 Accounts Re ceivables Turnover
Perputaran piutang dagang menunjukkan beberapa indikasi : -
Jumlah dana yang tertanam dalam bentuk piutang dagang sebelum
akhirnya
berubah
menjadi
bentuk
tunai.
Ini
berhubungan dengan penyediaan dana yang diperlukan untuk membiayai piutang tersebut karena setiap aktiva harus dibiayai. Semakin cepat perputaran piutang dagang, akan semakin sedikit pula dana yang “terikat” di dalamnya. -
Sampai tingkat tertentu, rasio ini merupakan indikator kualitas kolektor (penagih piutang) dari perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
-
Rasio ini juga merupakan indikator kualitas piutang dagang yang dimiliki perusahaan, dimana perlu diingat setiap piutang yang velum tertagih memiliki resiko tidak tertagih dan ini harus dipikul oleh perusahaan.
d.
Inventory Turnover
Inventory Turnover =
Cost of Good Sold Inventory
Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan barang perusahaan berputar dalam setahun. Perputaran persediaan
merupakan
indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola persediaan barang. Perputaran persediaan juga dapat ditulis dalam bentuk hari:
Days Inventory =
360 Inventory Turnover
Perputaran persediaan menunjukkan beberapa hal sebagai berikut : -
Sifat persediaan barang dagangan, pakh merupakan slow moving item (seperti mesin-mesin berat) atau fast moving item (seperti consumer goods)
-
Bila perputaran persediaan berjalan lambat sedangkan barang yang dijual merupakan golongan fast moving item, mungkin terdapat item yang tidak laku, misalnya out of date, penumpukan barang, dan lain-lain.
e.
Accounts Payable Turnover
Accounts Payable Turnover =
Net Purchase Accounts Payable
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini dipergunakan untuk mengukur berapa kali utang dagang diputar per tahun dan menunjukkan berapa kali perusahaan membayar utangnya kepada pemasok dalam setahun. Rasio ini juga dapat dinyatakan dalam jumlah hari, yaitu : Days Payables Outstanding =
5.
360 Accounts payable Turnover
Rasio Profitabilitas/Rentabilitas Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba untuk para pemegang saham (pemilik perusahaan), rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan dalam investasi. Rasio-rasio rentabilitas antara lain : a.
Gross Profit Margin Gross Pr ofit M arg in =
Gross Pr ofit x 100% Sales
Rasio ini menunjukkan berapa persen keuntungan yang dicapai dengan menjual produk. Rasio ini mengindikasikan tiga hal yaitu : efisiensi, harga jual, dan pengendalian persediaan. Dalam kondisi normal,
gross
profit
margin
seharusnya
positip
karena
menunjukkan apakah perusahaan dapat menjual barangnya di atas harga pokoknya. Bila gross profit margin negatif, ada pertanda bahwa perusahaan tersebut rugi dari bisnis utamanya. b.
Profit Margin Ratio Profit Margin Ratio =
Net Income x 100% Sales
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis (setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya). Profit Margin ratio menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya, dan mengindikasikan dua hal, yaitu pengendalian biaya dan volume bisnis. c.
Return on Investments Return on Investments =
Net Income x 100% Total Assets
Biasa dikenal dengan istilah Return on Assets (ROA). Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan, atau menunjukkan berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp. 1,- investasi yang dilakukan. d.
Return on Equity Return to Equity =
Net Income x 100% Total Equity
Rasio ini mengukur besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tersebut. Return on Equity merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang sahamnya.
Universitas Sumatera Utara
C.
Pengertian, Jenis, dan Fungsi Kredit
1.
Pengertian Kredit Menurut asal mulanya, kredit berasal dari bahasa Yunani, credere yang
artinya kepercayaan (truth or faith). Dari arti tersebut tampak bahwa dasar dari pemberian suatu kredit adalah kepercayaan dari pemilik dana terhadap penerima kredit. Menurut Pasal 1 ayat 11 Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang no. 7 tahun 1992 tentang perbankan, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Sedangkan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (2006:31.4), pengertian kredit didefinisikan sebagai berikut : Kredit adalah pinjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasilkeuntungan. Hal ini yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga debitur yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA).
2.
Jenis-Jenis Kredit Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank/lembaga
keuangan dapat dilihat dari berbagai segi antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a.
Dilihat dari segi kegunaan 1. Kredit Investasi Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesinmesin. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan dibutuhkan modal yang relatif besar pula. 2. Kredit Modal kerja Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
b.
Dilihat dari segi jangka waktu 1. Kredit Jangka Pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanama padi atau palawija. 2. Kredit Jangka Menengah
Universitas Sumatera Utara
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk atau peternakan kambing 3. Kredit Jangka Panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur dan untuk juga kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
c.
Dilihat dari segi jaminan 1. Kredit dengan jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang yang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur. 2. Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
d.
Dilihat dari segi penggunaan dana 1. Kredit yang hanya dapat digunakan satu kali, atau disebut juga sebagai non-revolving loan (kredit tidak berputar). Begitu pokok pinjaman dilunasi, kredit tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi. Artinya pokook pinjaman yang telah dilunasi tidak dapat ditarik lagi. 2. Kredit yang pemakaian pokok pinjamannya dapat berubah-ubah. Pada saat yang dibutuhkan kredit dapat ditarik, dan setelah tidak dibutuhkan dapat dilunasi. Pinjaman jenis ini disebut juga revolving loan (kredit berputar).
3.
Fungsi dan Tujuan Pemberian Kredit Menurut Hasibuan (2001:88), fungsi kredit bagi masyarakat antara lain : 1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian. 2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat 3. Memperlancar arus barang dan arus uang 4. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain-lain) 5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada 6. Meningkatkan daya guna (utility) barang 7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat 8. Memperbesar modal kerja perusahaan 9. Meningkatkan Income per Capita (IPC) masyarakat 10. Mengubah cara berpikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis Sedangkan tujuan penyaluran kredit, antara lain adalah untuk : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada Melaksanakan kegiatan operasional bank Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat memperlancar arus lalu lintas pembayaran Menambah modal kerja perusahaan Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan fungsi kredit dalam perekonomian yang modern menurut Sastradipoetra (2004:169) antara lain : 1. Kredit ternyata dapat meningkatkan efisiensi penggunaan uang atau modal dengan meningkatkan produktivitas perusahaan. 2. Kredit dapat meningkatkan efisiensi penggunaan barang, karena kredit dapat membantu proses produksi dari bahan mentah menjadi bahan jadi dan sekaligus membantu proses pemindahan barang dari produsen kepada konsumen dalam proses marketing; kredit ikut melancarkan arus barang. 3. Kredit dapat meningkatkan arus peredaran arus lalu lintas uang, misalnya, melalui cek, giro, wesel, promes, dan kartu kredit yang diterbitkan oleh bank. 4. Kredit dapat menjadi alat stabilitas moneter yang dilakukan melalui kebijaksanaan ekspansi dan kontraksi kredit, misalnya dengan politik diskonto oleh bank sentral. Walaupun bersifat tidak langsung, bank sentral, dengan cara menaikkan suku bunga pada saat inflasdi dan menurunkannya saat deflasi, maka uang beredar diharapkan menjadi stabil. 5. kredit dapat berfungsi sebagai “jembatan” untuk meningkatkan pendapatan nasional suatu negara. 6. Kredit dapat menciptakan daya beli baru bagi para debitur meskipun debitur-debitur itu tidak memiliki uang tunai dalam saldo neracanya. Tentu saja “kebijaksanaan uang murah” (easy money policy) yang waktunya tidak tepat (time lag), bukan situasi moneter yang stabil yang dapat diraih, namun meningkatnya harga-harga umum dalam kadar yang kian berbahayalah yang akan terjadi.
D.
Pembiayaan Modal Ventura
1.
Pengertian Pembiayaan Modal Ventura PT. Sarana Sumut Ventura sendiri bergerak dalam bidang pemberian
kredit yang berlandaskan pembiayaan modal ventura. Istilah modal ventura pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris “venture capital”. Venture sendiri berarti usaha mengandung resiko, sehingga modal ventura banyak yang mengartikan sebagai penanaman modal yang mengandung resiko pada suatu usaha/perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 : “Modal Ventura adalah usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.” Menurut Handowo Dipo seperti yang dikutip oleh Hasanuddin Rahman (2003:16) “Modal Ventura adalah suatu usaha dana dalam bentuk saham atau pinjaman yang bisa dialihkan menjadi saham. Sumber dana tersebut adalah perusahaan modal ventura yang mengharapkan keuntungan dari investasinya tersebut.” Tony Lorenz dalam bukunya Venture Capital To Day yang dikutip oleh Hasanuddin Rahman (2003:16), “ Dalam arti luas, modal ventura tidak lain dari bentuk investasi jangka panjang, dimana tujuan utama dan sebagai kompensasi atas resiko yang tinggi dari investasinya adalah perolehan keuntungan, bukan pendapatan dividen ataupun bunga.” Dari berbagai pengertian/definisi modal ventura tersebut di atas, lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa : a. Pembiayaan Modal Ventura terutama diberikan kepada perusahaan yang baru mulai tumbuh dan biasanya belum mendapat kepercayaan dan biasanya belum mendapat kepercayaan oleh lembaga perbankan untuk memperoleh kredit bank. b. Pembiayaan modal ventura merupakan pembiayaan yang berisiko tinggi (hight risk), tetapi juga merupakan pembiayaan yang memiliki potensi keuntungan
Universitas Sumatera Utara
yang tinggi pula (high return) yang biasanya didapatkan melalui capital gains yang bersifat medium term atau long term. c. Pembiayaan modal ventura merupakan investasi/penanaman dana jangka panjang. d. Pembiayaan modal ventura biasanya dilakukan dalam bentuk pertisipasi equity (penyertaan modal) dan atau pinjaman yang bisa dialihkan menjadi saham kepada perusahaan-perusahaan yang berpotensi untuk berkembang. e. Pembiayaan modal ventura biasanya diberikan dalam bentuk “paket pembiayaan”
yaitu
suntikan
dana/modal
yang
disertai
dengan
penempatan/pembinaan manajemen pada perusahaan pasangan usaha. f. Pembiayaan modal ventura juga untuk mendukung bakat-bakat entrepreneur dengan skill finansial untuk memanfaatkan pasar, dengan jalan alih manfaat yang diberikan dalam dampingan manajemen oleh perusahaan pemodal ventura.
2.
Jenis-jenis Pembiayaan Modal Ventura Menurut Hasanuddin Rahman (2003:23), jenis pembiayaan modal ventura
terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Penyertaan modal (dibukukan dalam pos Modal oleh perusahaan penerima dana) ; dan 2. Pemberian pinjaman dengan pola bagi hasil (dibukukan dalam pos Pinjaman oleh perusahaan penerima dana) seperti halnya pinjaman/kredit dari bank. Menurut Abdul Kadir Muhammad dan Rilda Murniati yang dikutip oleh Hasanuddin Rahman (2003:22) pembiayaan modal ventura terbagi tiga yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Penyertaan modal langsung ke dalam perusahaan pasangan usaha yang dibiayai (Investee company). 2. Pembelian saham perusahaan pasangan usaha yang dibiayai. 3. Obligasi konversi (Confetible bond) yang memiliki hak opsi untuk ditukarkan dengan saham biasa perusahaan pasangan usaha yang dibiayai.
Universitas Sumatera Utara