BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Laporan Keuangan 2.1.1
Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari
suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap
perkembangan
suatu
perusahaan
dapat
mengetahui keadaan keuangan dan posisi keuangan perusahaan dari laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan. Berdasarkan hal tersebut manajer dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan juga sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan keuangan
adalah laporan yang dirancang untuk para
pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. 2.1.2
Tujuan Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, 6
kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan
keuangan
juga
menunjukkan
hasil
pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. 2.1.3 Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Paragraf 49 (Revisi 2009), “laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini: a. neraca, b. laporan laba rugi, c. laporan perubahan ekuitas, d. laporan arus kas, e. catatan atas laporan keuangan.”
7
a. Neraca Neraca
perusahaan
disajikan
sedemikian
rupa
yang
menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 49, Revisi 2009): 1) aktiva berwujud, 2) aktiva tidak berwujud, 3) aktiva keuangan, 4) investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, 5) persediaan, 6) piutang usaha dan piutang lainnya, 7) kas dan setara kas, 8) hutang usaha dan hutang lainnya, 9) kewajiban yang diestimasi, 10) kewajiban berbunga jangka panjang, 11) hak minoritas, 12) modal saham dan pos ekuitas lainnya. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang disusun secara sistimatis berdasarkan prinsip akuntansi hasil operasi perubahan selama satu tahun atau satu periode akuntansi. Laporan ini akan menunjukan sumber dari mana pendapatan diperoleh serta beban yang dikeluarkan sebagai beban perusahaan (Kusnadi,Maria, dan Ririn I, 2000:19 ). Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan
8
keuntungan. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 56, Revisi 2009) : 1) Pendapatan, 2) Laba rugi usaha 3) Beban pinjaman 4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, 5) Beban pajak, 6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, 7) Pos luar biasa, 8) Hak minoritas, 9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukan (PSAK No.1 Paragraf 66, Revisi 2009) : 1) Laba rugi bersih periode yang bersangkutan, 2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas, 3) pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait, 4) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik, 9
5) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahan, 6) frekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal
dan
pembayaran
dividen,
menggambarkan
jumlah
keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan. d. Laporan Arus Kas Laporan
arus
kas
dapat
memberikan
informasi
yang
memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.
10
e. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan nformasi yang terdapat catatan atas
laporan
keuangan.
Catatan
atas
laporan
keuangan
mengungkapkan (PSAK No.1 Paragraf 68, Revisi 2009) : 1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting, 2) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, 3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secar wajar.
2.2
Analisis Laporan Keuangan Informasi dalam laporan keuangan merupakan salah satu sumber
informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi. Namun di lain sisi ditemukan bahwa ternyata laporan keuangan masih memiliki keterbatasan dalam
informasi yang
disajikan
di dalamnya. Dengan melakukan analisis lebih lanjut terhadap laporan keuangan 11
melalui proses perbandingan, evaluasi dan analisis tren akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Disinilah salah satu arti penting dari analisis laporan keuangan. 2.2.1
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan
keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan keuangan menyajikan informasi mengenai suatu perusahaan. Informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data - data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2005:3). Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. Laporan laba rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya setahun. Wild, et al. (2005:16) mengatakan bahwa analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.
12
Pengertian Analisis Laporan Keuangan menurut Dunia (2008:303) adalah sebagai berikut : ”Analisis Laporan Keuangan adalah meneliti hubungan yamg ada diantara unsur-unsur dalam laporan keuangan dan membandingkan unsur-unsur pada laporan keuangan tahun berjalan dengan unsurunsur sama tahun yang lalu atau angka pembanding lain serta menjelaskan sebab perubahannya. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) dilakukan agar informasi yang ada dalam laporan keuangan tersebut menjadi lebih bermakna bagi keperluan dari pemakai laporan untuk membuat keputusankeputusan ekonomi”.
Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa hasil analisis laporan keuangan dipergunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, serta memprediksi dan menggambarkan kemungkinan kondisi kinerja perusahaan bagi para pengguna laporan keuangan. 2.2.2
Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009) dijelaskan tujuan
penulisan laporan keuangan sebagai berikut : ”Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut proses keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Tujuan Laporan Keuangan dikelompokkan menjadi tujuan khusus,tujuan umum, serta tujuan kualitatif dan menempatkan dibawahnya sejumlah batasan-batasan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
13
1. Tujuan khusus Laporan Keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum, posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi keuangan. 2. Tujuan umum Laporan Keuangan adalah : a. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perusahaan agar dapat menilai kekuatan dan kelemahannya, dapat menunjukkan pembelanjaan dan investasinya, serta dapat meniali kemampuan memenuhi kewajiban. b. Memberikan informasi yang dapt dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) perusahaan yang diarahkan pada pencapaian laba. 3. Tujuan kualitatif Laporan Keuangan adalah : a. Dapat dimengerti (understandability) Kualitas informasi yang menyebabkan para pemakai memahami artinya, sehingga dapat mengambil keputusan yang relevan dari informasi yang diperolehnya. Bermanfaat atau tidaknya suatu informasi akuntansi tergantung pada penilaian pemakainya. b. Dapat dipercaya (reliable) Suatu kualitas informasi yang mempengaruhi keputusan yang akan diambil membantu pemakai untuk membuat 14
prediksi mengenai hasil kejadian di masa yang lalu, kini, dan yang akan datang, atau yang mengkonfirmasikan atau mengkoreksi pengharapan yang sebelumnya. c. Dapat diperbandingkan (comparability) Informasi akkuntansi akan lebih bermanfaat bila dapat dibandingkan dengan informasi sejenis dari perusahaaan lain, dan dapat juga lebih bermanfaat bila dapat dibandingkan dengan informasi yang serupa dalam perusahaan yang sama tetapi pada periode yang berbeda. d. Dapat diuji kebenarannya (veriviability) Kemampuan untuk menjamin bahwa suatu informasi yang dihasilkan mengandung kebenaran. e.
Netral (neutrality) Tidak adanya unsur bias dalam penyajian informasi keuangan yang sengaja dihasilkan untuk mendapatkan suatu hasil yang telah diperhitungkan sebelumnya dan harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi 15
keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus kas perusahaan dalam periode tertentu. 2.2.3
Teknik Analisis Laporan Keuangan Terdapat tiga metode analisis pada pelaksanaan laporan keuangan,
sebagai berikut : a. Analisis Horizontal Merupakan analisis persentase kenaikan atau penurunan dari pos-pos yang sama dalam laporan keuangan komparatif . Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan suatu pos laporan keuangan dengan pos yang sama dari laporan keuangan tahun sebelumnya. b. Analisis Vertikal Analisis vertikal ini, pos-pos dalam laporan keuangan dibandingkan dengan pos lainnya dari laporan keuangan tersebut. Untuk pos neraca digunakan total aktiva atau total kewajiban, dan ekuitas sebagai angka perbandingannya. Sedangkan untuk pos-pos laporan laba rugi digunakan sebagai angka dasar yaitu penjualan bersih. c. Analisis Rasio Analisis laporan keuangan dengan menggunakan metode analisis rasio, dibagi atas empat kategori, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas atau leverage, rasio profitabilitas. 16
Pada umumnya analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui tingkat profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan aktivitas perusahaan. Penggolongan rasio keuangan berdasarkan tujuannya adalah : 1. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Adalah ukuran kinerja perusahaan dengan mengukur tingkat efektivitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebiajksanaan dan keputusan-keputusan yang diambil manajemen perusahaan, seperti profit margin, return on investment (ROI), return on total assets, return on equity (ROE). 2. Rasio Aktivitas / perputaran (Activity Ratio) Adalah ukuran kinerja perusahaan dengan mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumberdaya perusahaan. Rasio ini membandingkan tingkat penjualan dengan investasi dalam berbagai rekening aktiva seperti perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran aktiva tetap, serta perputaran total aktiva. 3. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) Adalah ukuran penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang. Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas rendah mempunyai
risiko
kerugian
yang
lebih
kecil
pada
saat 17
perekonomian sedang menurun, tetapi memiliki tingkat return yang rendah pada saat perekonomian tinggi. Sebaliknya, perusahaan dengan rasio solvabilitas tinggi menghadapi risiko kerugian yang besar tetapi kesempatan mendapat keuntungan juga tinggi. Oleh karena itu, kesimpulannya adalah bagaimana menyeimbangkan pengembalian yang diharapkan tinggi dengan meningkatnya risiko. 4. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Adalah ukuran penilaian kinerja keuangan perusahaan yang menggambarkan
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, seperti membayar gaji, membayar biaya operasional, membayar hutang jangka pendek, membayar bahan baku dan lain sebagainya yang membutuhkan pembayaran segera atau telah jatuh tempo. Rasio likuiditas ini terbagi dalam dua bentuk rasio yang sangat umum digunakan, yaitu rasio lancar (current ratio) yang menghitung
berapa
besar
kemampuan
perusahaan
dalam
membayar hutnang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki, dan rasio sangat lancar (quick ratio /acid test ratio) yang menghitung berapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
18
2.3
Kinerja Keuangan 2.3.1
Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja Keuangan merupakan suatu hasil atas prestasi yang telah
dicapai oleh perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola dana perusahaan secara efektif dan efisien selama periode tertentu. Menurut Rudianto (2006:311), definisi Penilaian Kinerja adalah : ”Pengukuran kinerja adalah penentuan atau penilaian secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian karyawan dan organisasi berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”. Pengukuran kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang penting dan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui serta mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan berbagai macam ukuran dan didasarkan pada data laporan keuangan perusahaan. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu. Jenis evaluasi bervariasi sesuai dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan analisa. Di dalam proses penilaian kinerja manajemen perusahaan, salah satu kriteria penting yang digunakan ukuran kinerja perusahaan. Untuk dapat melakukan penilaian hasil kerja manajemen suatu perusahaan di bidang keuangan, informasi yang digunakan adalah berbagai informasi keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang dilakukan 19
perusahaan. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan, maka dapat segera diketahui penyebab permasalahan yang terjadi dalam perusahaan. 2.3.2
Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai
berikut: a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. b. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. e. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
20
2.3.3
Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000:31)
adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih. b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. c. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. d. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. 21
2.3.4
Alat Ukur Kinerja Dalam
menganalisis
suatu
laporan
keuangan
diperlukan
penelaahan hubungan-hubungan dan trend dalam menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Untuk mengevaluasi seberapa baik kinerja keuangan perusahaan terdapat beberapa alat ukur atau teknik yang biasa digunakan oleh perusahaan, berikut ini akan dibahas alat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, yaitu : a. Analisis perbandingan laporan keuangan Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan suatu metode dan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan data absolute, kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah, kenaikan atau penurunan dalam persentase, perbandingan yang dinyatakan dalam rasio dan persentase total. Dengan analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan atau hubungan-hubungan yang terjadi terhadap yang terjadi terhadap pos-pos transaksi pada laporan keuangan. b. Analisis Trend Merupakan
suatu
teknik
analisis
yang
melihat
kecenderungan perkembangan perusahaan selama periode tertentu yang sudah berlangsung maupun yang akan datang. Analisa trend 22
ini bermanfaat untuk menilai situasi perusahaan yang telah lalu serta dapat memprediksi trend perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan garis trend yang sudah terjadi. Dengan menunjukkan suatu pos dari laporan keuangan mempunyai kecenderungan atau arah yang menurun, meningkat atau tetap. Jadi, trend yang dimaksud adalah menunjukkan hubungan antara masing-masing pos dalam suatu tahun dengan tahun dasarnya. c. Analisis Du Pont Analisi Du Pont pertama kali dikembangkan oleh Donaldson Brown kepala keuangan Du Pont Corporation. Perusahaan Du Pont memperkenlakan suatu metode analisis keuangan yang kemudian diakui kegunaannya oleh sebagian besar di Amerika dan kemudian analisis tersebut dikenal dengan nama analisis Du Pont. Analisis metode Du Pont merupakan pendekatan terpadu analisis rasio keuangan. Termasuk salah satu alat untuk mengevaluasi laporan keuangan berdasarkan komposisi laporan keuangan di mana pos-pos laporan keuangan diurai secara mendetail. Menurut Sawir (2005:26), memberikan definisi mengenai Analisis Du Pont sebagai berikut : 23
“Analisis Du Pont adalah analisis yang menggabungkan rasio-rasio aktifitas dan margin keuntungan atas penjualan untuk menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan”. Sedangkan menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2005:88) memberikan definisi sebagai berikut : ”Analisis Du Pont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas” Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan margin laba penjualan, hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva / return on assets (ROA) atau sering disebut juga ingkat pengembalian investasi / return on investment (ROI). Return on assets (ROA) merupakan
pengukuran
kemampuan
perusahaan
secara
keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan. Metode
analisis
Du
Pont
sering
digunakan
untuk
pengendalian divisi, prosesnya disebut dengan pengendalian terhadap tingkat pengembalian investasi (ROI). Jika Return on investment untuk divisi tertentu berada di bawah angka yang ditargetkan, melalui Metode Du Pont dapat ditelusuri sebab-sebab terjadinya penurunan return on investment (ROI).
24
Dengan menggunakan Metode Du Pont akan dapat dilihat return on investment (ROI) yang dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan dari komponen-komponen penjualan serta efisiensi penggunaan total aktiva di dalam menghasilkan keuntungan tersebut. Cara penghitungan tingkat pengembalian investasi atau ROI adalah: ROI = Persentasi Laba Bersih (Net Profit Margin) x Perputaran Aktiva (Total Assets Turnover) Dalam mengukur kinerja keuangan dengan Analisis Du Pont terdapat beberapa komponen yang digunakan, antara lain : 1. Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin (NPM) Adalah merupakan ukuran persentase antara laba bersih (Net Profit) yaitu penjualan setelah dikurangi dengan seluruh beban (expense) termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi NPM, maka semakin baik operasi suatu perusahaan. Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan melihat besarnya laba bersih setelah pajak dalam hubungan dengan penjualan. NPM (Net Profit Margin)
=
Laba Bersih (Net Income) Penjualan (Sales)
2. Perputaran Total Asset atau Total Assets Turnover (TATO) Adalah kecepatan berputarnya total aktiva dalam suatu periode tertentu. Total Assets Turnover menunjukkan tingkat efisiensi 25
penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Total Assets Turnover penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan tetapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan seluruh aktiva di dalam perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio Total Assets Turnover berarti semakkin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Total Assets Turnover dapat dihitung dengan rumus : TATO (Total Assets Turnover)
=
Penjualan (Sales) Total Aktiva
3. Pengembalian terhadap Total Aktiva atau ROA (Return on Assets) Rasio ini menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan ke dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Semakin tinggi Return On Assets perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola aktivanya dan mempunyai Assets Management yang baik. Return on Assets dapat dihitung dengan rumus :
26
ROA (Return on Assets)
= Net Profit Margin x Total Assets Turnover Laba Bersih
=
x
Penjualan
Penjualan Total Aktiva
Atau
Return On Assets
Laba Bersih Total Aktiva
=
Rumus Dasar ROA (Return on Assets) tersebut, Pada dasarnya merupakan ringkasan dari rumusan yang lebih panjang, yaitu laba usaha dibagi dengan penjualan, yang menghasilkan marjin laba, kemudian dikalikan dengan penjualan yang dibagi terlebih dahulu dengan total aktiva yang menghasilkan perputaran total aktiva atau Total Assets Turnover. Itu berarti, ROA (Return on Assets) merupakan perkalian antara marjin laba yang diperoleh sebuah perusahaan
dengan
perputaran
total
aktiva
yang
dimiliki
perusahaan tersebut. Dengan menggunakan sistem Du Pont dapat diketahui kelemahan-kelemahan
yang
dimiliki
perusahaan
dalam
meningkatkan pengembalian ekuitasnya. Hal-hal yang dapat ditempuh antara lain : a. Meningkatkan penjualan tanpa menaikkan beban dan biaya secara operasional.
27
b. Mengurangi beban pokok penjualan atau beban operasi perusahaan. c. Meningkatkan penjualan secara relatif dengan memaksimalkan penggunaan aktiva, dengan cara meningkatkan penjualan atau mengurangi jumlah investasi pada aktiva perusahaan d. Meningkatkan penggunaan hutang relative terhadap ekuitas, sampai titik yang tidak membahayakan keuangan perusahaan.
2.4
Manfaat dan Kerugian ROA (Return on Assets) Dalam penilaian kinerja sebuah perusahaan dengan menggunakan ukuran
tingkat pengembalian investasi, dengan menggunakan ROA (Return on Assets) memiliki manfaat sekaligus kelemahan. Manfaat melakukan penilaian kinerja dengan menggunakan ROA (Return on Assets), antara lain sebagai berikut : a. Mendorong setiap manajer menaruh perhatian serius terhadap hubungan antara pendapatan, biaya, dan investasi. b. Mendorong setiap manajer melakukan setiap efisiensi biaya. c. Mencegah setiap manajer melakukan investasi yang berlebihan di dalam organisasi yang dipimpinnya. Kelemahan melakukan penilaian kinerja dengan mempergunakan ROA (Return on Assets) antara lain sebagai berikut:
28
a. Tidak mendorong setiap manajer untuk melakukan investasi yang dapat mengakibatkan turunnya ROA (Return on Assets) daripusat laba yang dipimpinnya. b. Setiap manajer pusat laba hanya akan memusatkan perhatian hanya pada sasaran jangka pendek. c. Kinerja setiap pusat laba akan sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap yang dipergunakan.
29
30
2.5
Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2007) dalam skripsinya yang
berjudul “ Analisis Laporan Keuangan melalui Metode Rasio Keuangan Sistem Du Pont pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan”. Dari hasil penelitian tersebut, PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan mengalami fluktuasi pada ROI selama periode 2002-2006 berdasarkan analisis sistem Du Pont yaitu: a. Penyebab utama terjadinya penurunan ROI PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan pada tahun 2003 disebabkan terjadinya penurunan pada NPM meskipun TATO meningkat. Penurunan pada NPM terjadi karena penurunan perolehan laba bersih, sedangkan peningkatan pada TATO diakibatkan adanya peningkatan penjualan . b. Penyebab utama terjadinya kenaikan pada ROI PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan pada tahun 2004 disebabkan karena terjadinya kenaikan pada NPM
dan
TATO. Peningkatan NPM dan TATO disebabkan karena
terjadi
peningkatan perolehan laba bersih dan penjualan . c. Penyebab menurunnya ROI pada tahun 2005 dikarenakan adanya penurunan pada NPM dan TATO dan .Penurunan pada NPM disebabkan adanya penurunan pada laba bersih, sedangkan penurunan pada TATO disebabkan menurunnya penjualan . d. Penyebab menurunnya ROI PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan tahun 2006 disebabkan adanya penurunan pada NPM dan TATO. NPM menurun 31
disebabkan menurunnya laba bersih sedangkan TATO menurun karena menurunnya nilai penjualan Adapun kesamaan dari penelitian yang terdahulu dan sekarang adalah sama-sama menggunakan alat analisis yaitu dengan metode Du Pont System dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan perbedaan antara peneliti terdahulu dengan peneliti yang sekarang adalah obyek penelitian, sumber data yang digunakan dan periode data. Peneliti terdahulu obyek penelitiannya perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan peneliti sekarang pada perusahaan makanan dan minuman. Sumber data pada peneliti terdahulu adalah langsung pada perusahaan sedangkan sumber data peneliti yang sekarang adalah melalui Bursa Efek Indonesia.
2.6
Kerangka Konseptual Kegiatan
mengetahui
menganalisis
laporan
keuangan
perlu
dilakukan
untuk
kondisi keuangan dan perkembangan suatu perusahaan. Analisis
laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan perhitungan laba rugi. Dengan adanya analisis pada pospos neraca akan dapat dilihat gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan, sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi
akan memberikan gambaran
tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
32
Analisis Laporan Keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis keuangan sistem Du Pont. Menurut Sawir (2005:26) Analisis Sistem Du Pont merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan. Total asset turnover digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki guna menghasilkan penjualan
tertentu.
Semakin besar total asset turnover akan menunjukkan
perusahaan semakin
efisien dalam menggunakan aktiva guna menghasilkan
sejumlah penjualan. Perputaran total aktiva dicari dengan membagi penjualan dengan total aktiva. Net profit margin menunjukkan ukuran besarnya laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu. Semakin besar net profit margin akan semakin menunjukkan efisiensi perusahaan. Analisis Du Pont menunjukkan gabungan antara rasio efisiensi dan aktivitas dan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika marjin laba bersih (net profit margin) dikalikan dengan perputaran total aktiva (total asset turnover)
maka akan didapatkan tingkat pengembalian investasi
(Return On Investment). Kerangka pemikiran yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
33
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Laporan Keuangan PT. Aqua Golden Mississipi Tbk
Laporan Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Analisis Kinerja Metode Du Pont
Kinerja Keuangan PT. Aqua Golden Mississipi Tbk
Kinerja Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Perbandingan Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Kesimpulan
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
34
2.7
Hipotesis Hipotesis dari perumusan masalah yang dikemukakan di atas adalah :
Ho
:
Rata-rata Tingkat Pengembalian Investasi (Return On
Investment)
antara kedua perusahaan tidak berbeda atau memiliki kesamaan. H1
:
Rata-rata Tingkat Pengembalian Investasi (Return On
Investment)
antara kedua perusahaan berbeda.
35